Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

Laporan Bina Keluarga Tn. Po di KELURAHAN MIJI, KECAMATAN


KRANGGAN, KOTA MOJOKERTO

Disusun untuk memenuhi tugas praktik pendidikan profesi bidan

Oleh:
Safira Naafi Umamah
190070500111012

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Sempurna yang senantiasa


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan Laporan Pendahuluan yang berjudul “Laporan Bina Keluarga Tn. Po,
di KELURAHAN MIJI, KECAMATAN KRANGGAN, KOTA MOJOKERTO”.
Laporan Pendahuluan ini merupakan tugas dalam rangkaian Pendidikan Profesi
Bidan, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.

Dalam penyusunan laporan pendahuluan ini, penulis didukung oleh

banyak pendukung. Penyusunan laporan pendahuluan ini tidak lepas dari

kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun demi kesempurnaan penyelesaian laporan pendahuluan

ini.

Malang, Maret 2020


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Profil Kesehatan Indonesia (2013) Keluarga merupakan unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri dari sekelompok orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dan biasanya
memiliki hubungan darah atau perkawinan, dalam keadaan saling
ketergantungan. Keluarga memiliki fungsi yang sangat strategis dalam
mempengaruhi status kesehatan diantara anggotanya.
Dalam pelayanan kebidanan kesehatan masyarakat keluarga sebagai
unit utama yang menjadi sasaran pelayanan, karena keluarga merupakan
unit terkecil dar masyarakat. Apabila salah satu diantara anggota keluarga
mempunyai masalah keperawatan atau kesehatan akan mempengaruhi
anggota keluarga yang lain, demikian pula terhadap kelompok dan
masyarakat di sekitarnya. Masalah kesehatan keluarga saling berkaitan
terhadap anggota keluarga, kelompok maupun masyarakat secara
keseluruhan yang akhirnya memberikan gambaran terhadap masalah
kesehatan masyarakat secara menyeluruh (Wahyuni, 2018).
AKI di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2015 sejumlah 291 jiwa,
sedangkan pada tahun 2014 AKI mencapai 642 jiwa. Dari data tahun 2014
sampai 2015 didapati AKI menurun. Penyebab langsung AKI di Propinsi
Jawa Timur yaitu eklamsia / preeklamsia 36,29%, infeksi 22,90%,
perdarahan 21,81%, jantung 12,93%, dan penyebab lain 6,07%. AKB di
Propinsi Jawa Timur tahun 2015 sebesar 154 jiwa (Dinkes Propinsi Jawa
Timur, 2015).
Pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan kepada masyarakat
dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan
kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan dilibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan biasa disebut Kebidanan
Komunitas. Kebidanan komunitas memberi perhatian terhadap pengaruh
faktor lingkungan meliputi fisik, biologi, psikologis, sosial, kultural, dan
spiritual terhadap kesehatan masyarakat dan memberikan prioritas dalam
strategi pencegahan, peningkatan, dan pemeliharaan masalah kesehatan.
Masalah kesehatan adalah merupakan masalah yang sangat kompleks.
Oleh karena itu, perlu diupayakan secara menyeluruh dan bersama-sama
dengan masyarakat untuk mengatasinya. Dalam pelaksanaanya,
pelayanan kesehatan diupayakan dekat dengan masyarakat, sehingga
strategi pelayanan kesehatan yang utama merupakan pendekatan yang
juga menjadi acuan pelayanan kesehatan yang akan diberikan. Artinya,
upaya pelayanan atau asuhan yang diberikan tersebut merupakan upaya
essensial atau sangat dibutuhkan oleh masyarakat/ komunitas dan secara
universal upaya tersebut mudah dijangkau. Berdasarkan uraian tersebut,
maka penulis melakukan pendekatan dengan binaan pada keluarga karena
masalah yang terjadi pada keluarga dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya dukungan keluarga sendiri.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan kegiatan ini diharapkan mahasiswa
mampu menerapkan Asuhan Kebidanan pada keluarga secara
komprehensif dengan memperhatikan tingkat pendidikan, ekonomi dan
sosial budaya setempat dalam tatanan komunitas melalui pendekatan
menejemen kebidanan dan didasari oleh konsep keterampilan dan sikap
profesional bidan dalam kebidanan komunitas.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi masalah-masalah kebidanan pada keluarga.
2. Merumuskan masalah kebidanan pada keluarga.
3. Menyusun strategi pelayanan yang berkaitan dengan kebidanan pada
keluarga secara berkesinambungan untuk pemecahan masalah.
4. Menggerakan dan meningkatkan peran serta anggota keluarga.
5. Melakukan pelayanan kebidanan pada keluarga, meliputi: memberikan
penyuluhan kesehatan kepada ibu, remaja dan lansia, melakukan
pemantauan kesehatan ibu dan anak dengan PWS-KIA, melakukan
pemantauan kesehatan ibu hamil melalui pemeriksaan Ante Natal Care
(ANC) dan pelayanan Keluarga Berencana di tempat pelayanan kesehatan,
melakukan pengawasan tumbuh kembang bayi dan anak balita termasuk
imunisasi di posyandu, melakukan informasi dan edukasi mengenai
menopause, melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan
kebidanan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa kebidanan dapat berpartisipasi secara aktif dalam
menyukseskan peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas
melalui bina keluarga
2. Mahasiswa kebidanan mampu mengaplikasikan pengetahuan medis
praktisnya pada keluarga sebagai bukti darma bakti sosial dalam bidang
kesehatan.
3. Mahasiswa kebidanan dapat melatih kemampuan sosialisasinya secara
aktif dalam hubungannya dengan masyarakat secara langsung.
4. Mahasiswa kebidanan mampu menimba pengalaman dalam praktek
mengatasi berbagai masalah kesehatan dalam masyarakat.
1.3.2 Bagi Masyarakat
Masyarakat desa setempat mendapatkan pelayanan kesehatan
secara aplikatif dan bersifat sosial yang dari semuanya ini diharapkan
dapat meningkatkan kualitas kesehatan diri dan lingkungan secara
optimal.

1.3.3 Bagi Institusi Kesehatan


Diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa
Kebidanan dan sebagai acuan mata kuliah kebidanan komunitas.
1.3.4 Bagi Profesi Kesehatan Khususnya Kebidanan
Peningkatan keterampilan tenaga kesehatan dalam Asuhan
Kebidanan Komunitas dalam Bina Keluarga secara komprehensif melalui
pendekatan manejemen kebidanan dan didasari oleh konsep ketrampilan
dan sikap professional bidan dalam kebidanan komunitas untuk keluarga.
BAB II

PROFIL KELUARGA BINAAN

2.1 Profil Keluarga Tn. Po


2.1.1 Data dan Identifikasi
Tanggal Pengkajian : 17 Maret 2020
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama KK : Tn. Po
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pengerajin Sepatu
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Kelurahan Miji, Kecamatan Kranggan Kota Mojokerto
2. Nama Anggota Keluarga
Umu Pendidi Aga
No Nama L/P Status Pekerjaan Ket
r kan ma
Isla
1. St 36 th P Istri SD PRT PUS
m
Belum
Ir Isla
2. 9 th L Anak Tamat - -
m
SD
Belum
Isla
3. Mu 8 th L Anak Tamat - -
m
SD

3. Kebiasaan sehari – hari


1) Kebiasaan tidur

Tn. Po Tidur siang 1 jam, malam hari 6-7 jam, tidur nyenyak
Tidur siang tidak pernah, malam hari 5-6 jam, sering terbangun
Ny. Sm
tidak bisa tidur
An. Ir Tidak tidur siang, tidur malam 7-8 jam, tidur nyeyak
An. Mu Tidak tidur siang, tidur malam 7-8 jam, tidur nyeyak

2) Kebiasaan makan
Tn. Po 3 kali/hari, dengan menu nasi, sayur, lauk pauk, kadang buah,
dan minum air putih 4-5 gelas/hari
3 kali/hari, dengan menu nasi, sayur, lauk pauk, kadang buah,
Ny. Sm
dan minum air putih 5-6 gelas/hari
3 kali/hari, dengan menu nasi, sayur, lauk pauk, kadang buah,
An. Ir
minum air putih 7-8 gelas/hari
3 kali/hari, dengan menu nasi, sayur, lauk pauk, kadang buah,
An. Mu
minum air putih 6-7 gelas/hari
3) Pola eliminasi

Tn. Po BAB 1 kali/hari. BAK 5-6 kali/hari


Ny. Sm BAB 1 kali/hari. BAK 5-6 kali/hari
An. Ir BAB 1 kali/hari. BAK 3-4 kali/hari
An. Mu BAB 1 kali/hari. BAK 4-5 kali/hari

4) Kebersihan perorangan/personal hygiene


Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 2 hari sekali, ganti
Tn. Po
pakaian 2x/hari
Mandi 3x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 1 hari sekali, ganti
Ny. Sm
pakaian 3x/hari
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 3 hari sekali, ganti
An. Ir
pakaian 2x/hari
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 2 hari sekali, ganti
An. Mu
pakaian 2x/hari
5) Pola kebiasaan Kesehatan

Tn. Po Jika sakit periksa ke bidan praktek


Ny. Sm Jika sakit periksa ke bidan praktek
An. Ir Jika sakit periksa ke bidan praktek
An. Mu Jika sakit periksa ke bidan praktek

6) Penggunaan waktu senggang


Berkumpul dengan keluarga, nonton TV , silaturahmi dengan
Tn. Po
tetangga, membersihkan rumah
Berkumpul dengan keluarga, nonton TV, silaturahmi dengan
Ny. Sm
tetangga, membersihkan rumah
Berkumpul dengan keluarga, nonton TV, bermain bersama
An. Ir
teman
An. Mu Berkumpul dengan keluarga, nonton TV, bermain bersama
teman
7) Rekreasi keluarga
Rekreasi tidak pernah dilakukan
8) Keadaan sosial ekonomi
Keluarga mengatakan bahwa penghasilan didapatkan dari kepala
keluarga. Banyaknya pemasukan dan pengeluaran seimbang.
Kebutuhan hidup sehari-hari dapat terpenuhi.

4. Situasi Lingkungan
a. Kepemilikan rumah : Rumah pribadi
b. Jenis rumah : Permanen
c. Atap rumah : Genteng
d. Lantai rumah : Keramik
e. Ventilasi : Jendela cukup jumlahnya
f. Kebersihan dan kerapian : kurang rapi dan kurang bersih
Pembuangan sampah : tong sampah di depan rumah
g. yang diangkut petugas
kebersihan ke TPA
h. Sumber air : PDAM
Saluran pembuangan air : Tertutup
i.
limbah (SPAL) terbuka
j. Jamban : Kakus
k. Kandang ternak : -
l. Pemanfaatan perkarangan : Tanaman bunga
Pemanfaatan fasilitas : Bidan Praktek
m.
kesehatan
Keluarga mempunyai Ansurasi : Tidak ada
n.
Kesehatan Keluarga

5. Keadaan Kesehatan Keluarga


Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes, asma,
jantung, TBC, HIV, IMS. Sekarang ibu mengeluhkan pusing dan kaki terasa
kesemutan, bapak dan anak tidak ada keluhan.
6. Riwayat KB
Ibu saat ini menggunakan KB suntik 3 bulan selama 8 th, tidak ada
keluahan selama pemakaian dan tidak menstruasi selama pemakaian.
Sebelumnya tidak menggunakan KB.
7. Fungsi Keluarga
Suami sebagai kepala keluarga dan pengambil keputusan utama dalam
keluarga serta pencari nafkah utama. Istri sebagai ibu yang mengasuh
anak dan mengurus seluruh kebutuhan keluarga dirumah. Kedua anak
melakukan tugasnya sebagai pelajar.
8. Stress dan Koping
Berdoa dan mendekatkatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.
9. Komunikasi
Komunikasi dapat terjalin lancar antar anggota keluarga, ibu sudah berada
dirumah saat anaknya pulang sekolah, hubungan dengan kedua anaknya
baik.
10. Transportasi
Menggunakan 1 motor sebagai alat transportasi
11. Genogram

Keterangan :
: Suami
: Istri
: Anak
: Hubungan Suami Istri
: Hubungan Anak

12. Riwayat Obstetri Ny. Sm


1) Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28-30 hari
Lama haid : 6 hari
Banyaknya : ganti 2-3 pembalut tiap hari
Dismenorrhea : tidak pernah
Fluor albus : tidak ada
Keluhan : tidak ada
HPHT : tidak pernah menstruasi sejak menggunkan KB (8 tahun)
2) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
N
Hamil Umur Penolon Penyuli Keadaa Keadaa
o UK Jenis Tempat JK BB Laktasi
ke- Anak g t n n
9
1 1 9 th Bidan Normal PMB - L - Sehat Normal 0-2 th
bl
9
2 2 8 th Bidan Normal PMB - L - Sehat Normal 0-2 th
bl

B. Data Objektif
1. Tn. Po
Postur Tubuh : tegak
TTV : 120/80 mmHg, N : 80 x/mnt, S : 36,1oC, RR : 20x/mnt
Wajah : simetris, tidak pucat, tidak ada kelainan
Mata : tidak anemis
Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Telinga : bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, ada gigi berlubang
dan berkarang
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak
terdapat bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfe
Dada : tidak ada retraksi dinding dada
Genetalia : tidak terkaji
Ekstremitas : tidak ada kekakuan sendi, tidak ada oedema,
proporsional

2. Ny. Sm
BB : 78 kg
Postur Tubuh : tegak
TTV :130/110 mmHg, N : 80 x/mnt, S : 36,3oC, RR : 20x/mnt
Wajah : simetris, tidak pucat, tidak oedem
Mata : konjungtiva pucat, sclera tidak ikterus
Hidung : bersih, tidak ada sekret
Telinga : bersih, dan tidak ada sekret
Mulut dan Gigi : mukosa merah muda, tidak ada karies, ada gigi
berlubang
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid,
dan vena jugularis.
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, payudara
simetris, normal, tidak ada benjolan.
Abdomen : tidak terdapat luka bekas operasi, terdapat linea
nigra
Genetalia : tidak terkaji
Ekstremitas : simetris proporsional, tidak varises, tidak odema
3. An. Ir
Postur Tubuh : tegak
TTV : TD: 110/80 mmHg, N: 88 x/mnt, S: 36,1oC, RR: 20x/mnt
Wajah : simetris, tidak pucat, tidak ada kelainan
Mata : tidak anemis, sclera tidak ikterus
Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Telinga : bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, ada gigi berlubang dan
berkarang
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat
bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe
Dada : tidak ada retraksi dinding dada, simetris, tidak ada
kelainan
Genetalia : tidak terkaji
Ekstremitas : tidak ada kekakuan sendi, tidak ada oedema,
proporsional
4. An. Mu
Postur Tubuh : tegak
TTV : TD: 110/70 mmHg, N: 80 x/mnt, S: 36,1oC, RR: 20x/mnt
Wajah : simetris, tidak pucat, tidak ada kelainan
Mata : tidak anemis, sclera tidak ikterus
Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Telinga : bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, ada gigi berlubang dan
berkarang
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat
bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe
Dada : tidak ada retraksi dinding dada, simetris, tidak ada
kelainan
Genetalia : tidak terkaji
Ekstremitas : tidak ada kekakuan sendi, tidak ada oedema,
proporsional

2.1.2 Diskripsi Keluarga


Keluarga Tn. Po tinggal dalam satu rumah dengan keadaan rumah yang
harmonis. Suami bekerja sebagai pengerajin sepatu. Jam kerja 7.30 – 16.30 WIB
dan waktu lembur maksimal 18.00 WIB. Isoma jam 12.00-13.00 WIB. Tn. Po
memiliki kebiasaan merokok dan minum kopi. Suami sering merokok didalam
rumah, dalam sehari suami bisa menghabiskan 4 gelas kopi. Tidak pernah sakit
maupun mengeluh sakit.
Setiap hari Ibu bekerja membantu di rumah tetangga. Saat ini Ibu
menggunakan KB suntik 3 bulan selama 8 tahun dan selama pemakaian tidak
menstruasi. Anak pertama dan kedua sudah masuk sekolah dasar, tidak ada
masalah pada kedua anaknya, namun ibu mengatakan bahwa kedua anaknya
sering jajan. Untuk status imunisasi lengkap.
BAB 3
MERODE PRAKTEK KEBIDANAN KOMUNITAS

3.1 Metode/Desain
Metode praktik kebidanan keluarga ini menggunakan desain deskriptif
observasional, yang bertujuan mencari masalah khususnya masalah KIA di
Kelurahan Miji, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto. Pada kasus ini jenis
pendekatan yang digunakan adalah metode survey, yang ditujukan pada rumah
tangga atau keluarga dengan mengumpulkan informasi aktual terkait kepala
keluarga, anggota keluarga, status kesehatan keluarga, pelayanan kesehatan,
pengetahuan tentang kesehatan, tingkat ekonomi dan transportasi keluarga.
3.2 Lokasi KK Binaan
Kelurahan Miji, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto.
3.3 Waktu Pelaksanaan KK Binaan
Pelaksanaan bimbingan keluarga di Kelurahan Miji, Kecamatan Kranggan,
Kota Mojokerto pada bulan Maret 2020.
3.4 Cara Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dan dianalisa berupa data kuantitatif yang
mencakup beberapa unsur yaitu data demografi, data KIA.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Teknik pengumpulan data primer yang digunakan dalam kasus ini
adalah kuisioner yang diisi oleh surveyor dengan menanyakan secara
langsung (wawancara) pada kepala keluarga dan anggota keluarga
yang lain. Sistematisnya dengan mengisi pada setiap poin terkait data
demografi, status kesehatan keluarga, pendapat tentang pelayanan
kesehatan, pengetahuan tentang kesehatan umum, KIA, sumber
informasi dan implementasi, ekonomi, transportasi dan pemeriksaan
fisik yang dilakukan pada saat dilakuakan pengumpulan data.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari dokumentasi keluarga seperti kartu
keluarga, informasi dari bidan puskesmas.
3.5 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu:
1. Lembar wawancara
2. Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang data
demografik
3. Timbangan berat badan
4. Tensi meter

3.6 Analisa Data dan Masalah


Tujuan analisa adalah menggunakan data yang terkumpul dan mencari
kaitan satu dengan lainnya sehingga ditemukan berbagai masalah, melalui
proses analisa ditemukan jawaban tentang hubungan antara penyakit atau kasus
kesehatan dengan lingkungan keadaan social budaya (perilaku), pelayanan
kesehatan serta factor keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan.
Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil analisa. Dalam
rumusan masalah mencakup masalah utama dan penyebabnya serta masalah
potensial.
Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
 Metode Hanlon (Kuantitatif)
 Metode ini dilakukan dengan memberikan skor atas serangkaian kriteria A,
B, C dan D (PEARL).

A : Besar masalah yaitu % atau jumlah atau kelompok penduduk yang


terkena masalah serta keterlibatan masyarakat dan instansi terkait.
Skor 0-10 (kecil-besar).
B : Kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan mortalitas,
kecenderungannya dari waktu ke waktu. Skor 0-10 (tidak gawat –
sangat gawat).
C : Efektifitas atau kemudahan penanggulangan masalah, dilihat dari
perbandingan antara perkiraan hasil atau manfaat penyelesaian
masalah yang akan diperoleh dengan sumber daya (biaya, sarana dan
cara) untuk menyelesaikan masalah. Skor 0-10 (sulit – mudah).
D : PEARL
Berbagai pertimbangan dalam kemungkinan pemecahan masalah,
P : Propriatness yaitu kesesuaian masalah dengan prioritas berbagai
kebijaksanaan/program/kegiatan instansi/organisasi terkait
E : Economic feasibility yaitu kelayakan dari segi pembiayaan.
A : Acceptability yaitu situasi penerimaan masyarakat dan instansi
terkait/instansi lainnya.
R : Resource availability yaitu ketersediaan sumber daya untuk
memecahkan masalah (tenaga, sarana/peralatan, waktu)
L : Legality yaitu dukungan aspek hukum/perundangan-undangan/
peraturan terkait seperti peraturan pemerintah/juklak/juknis/protap.
Setelah kriteria tersebut berhasil diisi, maka selanjutnya menghitung nilai
D= [ A+(2 B) ] ×C

3.7 Tahap Diagnosa


1. Identifikasi masalah
Pengumpulan data berdasarkan sumber data, pengumpulan dilakukan
secara langsung di masyarakat (data subyektif) dan secara tidak langsung
(data obyektif).
2. Analisa dan Perumusan Masalah
Setelah data dikumpulkan dan dicatat sebagai syarat dengan ditetapkan
masalah kesehatan lingkungan di komunitas.
3. Rencana dan Tindakan
Bila sudah diketahui masalah utama kesehatan lingkungan serta
penyebabnya, maka disusun rencana dan tindakan yang dilakukan.
Tindakan dilakukan berdasarkan rencana yang disusun.
4. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan antara
hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengkajian
dinyatakan berhasil bila evaluasi menunjukan data yang sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai. Bila tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji
kembali penyebabnya. Bila kegiatan berhasil mencapai tujuan maka
identifikasi dilakukan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah
lain yang timbul akibat keberhasilan tersebut.

3.8 Definisi Operasional


No. Indikator Definisi Operasional
1. Keluarga Sekumpulan orang yang tinggal dalam satu
rumah yang masih mempunyai hubungan
kekerabatan/hubungan darah karena
perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain
sebagainya.
2. KK Berdasarkan status sah menikah ada atau tidak
kartu keluarga.
3. Umur Sesuai tahun kecuali lupa dibagi dalam
kelompok umur reproduksi.
4. Agama Sesuai keyakinan.
5. Suku/Bangsa Berdasarkan suku bangsa secara garis besar,
misal minang, jawa.
6. Pendidikan Terakhir Berdasarkan ijazah terakhir.
7. Pekerjaan Berdasarkan pekerjaan yang sedang dilakukan
saat itu.
8. Alamat Berdasarkan tempat tinggal warga sekarang
9. Balita Anak usia 13-60 bulan
10. WUS Wanita Usia Subur yaitu 15-49 tahun
11. PUS Pasangan Usia Subur, pasangan sudah
menikah, tinggal bersama dan wania belum
memasuki masa menopause
12 Menggunakan air Rumah tangga dengan menggunakan air bersih :
. bersih Apabila untuk kebutuhan sehari-hari
menggunakan air bersih yang dapat meliputi air
PDAM, air pompa, sumur terlindung, mata air,
penampungan air hujan yang berjarak minimal
10 m dari tempat penampungan kotoran atau
limbah.
13 Usia Ibu Menopause adalah berhentinya siklus
. menstruasi untuk selamanya bagi wanita dalam
12 bulan terakhir dan bukan disebabkan oleh
keadaan patologis. Dengan rentang 40-64 tahun.
14 Rumah Sehat Hasil penilaian dengan menggunakan instrumen
. penilaian PHBS mendapatkan nilai lebih dari
1000
15 Hipertensi Tekanan darah sistole ≥ 140 mmHg dan tekanan
. darah diastole ≥ 90 mmHg
16 KB Kontrasepsi untuk mecegah kehamilan
.
17 Pengetahuan Hasil dari tahu yang terjadi melalui proses
. sensoris, khususnya mata dan telinga terhadap
objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku
terbuka (overt behavior).
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pembahasan Keluarga Tn. Po


Data dan Identifikasi
Tanggal Pengkajian : 17 Maret 2020
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama KK : Tn. Po
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pengerajin Sepatu
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Kelurahan Miji, Kecamatan Kranggan Kota Mojokerto
2. Nama Anggota Keluarga
Umu Pendidi Aga
No Nama L/P Status Pekerjaan Ket
r kan ma
Isla
1. St 36 th P Istri SD PRT PUS
m
Belum
Ir Isla
2. 9 th L Anak Tamat - -
m
SD
Belum
Isla
3. Mu 8 th L Anak Tamat - -
m
SD

3. Kebiasaan sehari – hari


9) Kebiasaan tidur

Tn. Po Tidur siang 1 jam, malam hari 6-7 jam, tidur nyenyak
Tidur siang tidak pernah, malam hari 5-6 jam, sering terbangun
Ny. Sm
tidak bisa tidur
An. Ir Tidak tidur siang, tidur malam 7-8 jam, tidur nyeyak
An. Mu Tidak tidur siang, tidur malam 7-8 jam, tidur nyeyak

10) Kebiasaan makan


3 kali/hari, dengan menu nasi, sayur, lauk pauk, kadang buah,
Tn. Po
dan minum air putih 4-5 gelas/hari
3 kali/hari, dengan menu nasi, sayur, lauk pauk, kadang buah,
Ny. Sm
dan minum air putih 5-6 gelas/hari
3 kali/hari, dengan menu nasi, sayur, lauk pauk, kadang buah,
An. Ir
minum air putih 7-8 gelas/hari
3 kali/hari, dengan menu nasi, sayur, lauk pauk, kadang buah,
An. Mu
minum air putih 6-7 gelas/hari
11) Pola eliminasi

Tn. Po BAB 1 kali/hari. BAK 5-6 kali/hari


Ny. Sm BAB 1 kali/hari. BAK 5-6 kali/hari
An. Ir BAB 1 kali/hari. BAK 3-4 kali/hari
An. Mu BAB 1 kali/hari. BAK 4-5 kali/hari

12) Kebersihan perorangan/personal hygiene


Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 2 hari sekali, ganti
Tn. Po
pakaian 2x/hari
Mandi 3x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 1 hari sekali, ganti
Ny. Sm
pakaian 3x/hari
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 3 hari sekali, ganti
An. Ir
pakaian 2x/hari
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 2 hari sekali, ganti
An. Mu
pakaian 2x/hari
13) Pola kebiasaan Kesehatan

Tn. Po Jika sakit periksa ke bidan praktek


Ny. Sm Jika sakit periksa ke bidan praktek
An. Ir Jika sakit periksa ke bidan praktek
An. Mu Jika sakit periksa ke bidan praktek

14) Penggunaan waktu senggang


Berkumpul dengan keluarga, nonton TV , silaturahmi dengan
Tn. Po
tetangga, membersihkan rumah
Berkumpul dengan keluarga, nonton TV, silaturahmi dengan
Ny. Sm
tetangga, membersihkan rumah
Berkumpul dengan keluarga, nonton TV, bermain bersama
An. Ir
teman
Berkumpul dengan keluarga, nonton TV, bermain bersama
An. Mu
teman
15) Rekreasi keluarga
Rekreasi tidak pernah dilakukan
16) Keadaan sosial ekonomi
Keluarga mengatakan bahwa penghasilan didapatkan dari kepala
keluarga. Banyaknya pemasukan dan pengeluaran seimbang.
Kebutuhan hidup sehari-hari dapat terpenuhi.

4. Situasi Lingkungan
a. Kepemilikan rumah : Rumah pribadi
b. Jenis rumah : Permanen
c. Atap rumah : Genteng
d. Lantai rumah : Keramik
e. Ventilasi : Jendela cukup jumlahnya
f. Kebersihan dan kerapian : kurang rapi dan kurang bersih
Pembuangan sampah : tong sampah di depan rumah
g. yang diangkut petugas
kebersihan ke TPA
h. Sumber air : PDAM
Saluran pembuangan air : Tertutup
i.
limbah (SPAL) terbuka
j. Jamban : Kakus
k. Kandang ternak : -
l. Pemanfaatan perkarangan : Tanaman bunga
Pemanfaatan fasilitas : Bidan Praktek
m.
kesehatan
Keluarga mempunyai Ansurasi : Tidak ada
n.
Kesehatan Keluarga

5. Keadaan Kesehatan Keluarga


Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes, asma,
jantung, TBC, HIV, IMS. Sekarang ibu mengeluhkan pusing dan kaki terasa
kesemutan, bapak dan anak tidak ada keluhan.
6. Riwayat KB
Ibu saat ini menggunakan KB suntik 3 bulan selama 8 th, tidak ada
keluahan selama pemakaian dan tidak menstruasi selama pemakaian.
Sebelumnya tidak menggunakan KB.
7. Fungsi Keluarga
Suami sebagai kepala keluarga dan pengambil keputusan utama dalam
keluarga serta pencari nafkah utama. Istri sebagai ibu yang mengasuh
anak dan mengurus seluruh kebutuhan keluarga dirumah. Kedua anak
melakukan tugasnya sebagai pelajar.
8. Stress dan Koping
Berdoa dan mendekatkatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.
9. Komunikasi
Komunikasi dapat terjalin lancar antar anggota keluarga, ibu sudah berada
dirumah saat anaknya pulang sekolah, hubungan dengan kedua anaknya
baik.
10. Transportasi
Menggunakan 1 motor sebagai alat transportasi.

11. Genogram

Keterangan:
: Suami
: Istri
: Anak
: Hubungan Suami Istri
: Hubungan Anak

12. Riwayat Obstetri Ny. Sm


3) Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28-30 hari
Lama haid : 6 hari
Banyaknya : ganti 2-3 pembalut tiap hari
Dismenorrhea : tidak pernah
Fluor albus : tidak ada
Keluhan : tidak ada
HPHT : tidak pernah menstruasi sejak menggunkan KB (8 tahun)
4) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
N
Hamil Umur Penolon Penyuli Keadaa Keadaa
o UK Jenis Tempat JK BB Laktasi
ke- Anak g t n n
9
1 1 9 th Bidan Normal PMB - L - Sehat Normal 0-2 th
bl
9
2 2 8 th Bidan Normal PMB - L - Sehat Normal 0-2 th
bl

B. Data Objektif
5. Tn. Po
Postur Tubuh : tegak
TTV : TD: 120/80 mmHg, N: 80 x/mnt, S: 36,1oC, RR: 20x/mnt
Wajah : simetris, tidak pucat, tidak ada kelainan
Mata : tidak anemis
Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Telinga : bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, ada gigi berlubang dan
berkarang
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat
bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe
Dada : tidak ada retraksi dinding dada
Genetalia : tidak terkaji
Ekstremitas : tidak ada kekakuan sendi, tidak ada oedema,
proporsional

6. Ny. Sm
BB : 78 kg
Postur Tubuh : tegak
TTV :130/110 mmHg, N: 80 x/mnt, S: 36,3oC, RR: 20x/mnt
Wajah : simetris, tidak pucat, tidak oedem
Mata : konjungtiva pucat, sclera tidak ikterus
Hidung : bersih, tidak ada sekret
Telinga : bersih, dan tidak ada sekret
Mulut dan Gigi : mukosa merah muda, tidak ada karies, ada gigi
berlubang
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid, dan
vena jugularis.
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, payudara
simetris, normal, tidak ada benjolan.
Abdomen : tidak terdapat luka bekas operasi, terdapat linea nigra
Genetalia : tidak terkaji
Ekstremitas : simetris proporsional, tidak varises, tidak odema
7. An. Ir
Postur Tubuh : tegak
TTV : TD: 110/80 mmHg, N: 88 x/mnt, S: 36,1oC, RR: 20x/mnt
Wajah : simetris, tidak pucat, tidak ada kelainan
Mata : tidak anemis, sclera tidak ikterus
Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Telinga : bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, ada gigi berlubang dan
berkarang
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat
bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe
Dada : tidak ada retraksi dinding dada, simetris, tidak ada
kelainan
Genetalia : tidak terkaji
Ekstremitas : tidak ada kekakuan sendi, tidak ada oedema,
proporsional
8. An. Mu
Postur Tubuh : tegak
TTV : TD: 110/70 mmHg, N: 80 x/mnt, S: 36,1oC, RR: 20x/mnt
Wajah : simetris, tidak pucat, tidak ada kelainan
Mata : tidak anemis, sclera tidak ikterus
Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Telinga : bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, ada gigi berlubang dan
berkarang
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat
bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe
Dada : tidak ada retraksi dinding dada, simetris, tidak ada
kelainan
Genetalia : tidak terkaji
Ekstremitas : tidak ada kekakuan sendi, tidak ada oedema,
proporsional
KOMPONEN
N RUMAH
KRITERIA NILAI
NO YANG
SKOR
DINILAI
31
I KOMPONEN RUMAH
(bobot)
Tidak ada 0
Ada, kotor sulit di bersihkan dan rawan
1. Langit-langit 1
kecelakaan
Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2 2
Bukan tembok(terbuat dari anyaman
1
bamboo/ilalang)
Semi permanen/setengah tembok/pasangan
2. Dinding bata atau batu yang tidak di plester/papan yang 2
tidak kedap air
Permanen (tembok/pasangan bata atau batu
3 3
yang di plester/papan kedap air)
Tanah 0
Papan/anyaman bamboo dekat dengan
1
3. Lantai tanah/plester yang retak/berdebu
Diplester /ubun/keramik/papan(rumah
2 2
panggung)
Jendela Tidak ada 0
4.
kamar tidur Ada 1 1
Jendela tidak ada 0
5. ruang
Ada 1 1
keluarga
tidak ada 0
ada, luas ventilasi permanent < 10% dari luas
1
6 Ventilasi lantai
ada, luas ventilasi permanent > 10% dari luas
2 2
lantai
tidak ada 0
ada, luas ventilasi permanent < 10% dari luas
1
Lubang asap dapur
7.
dapur ada, luas ventilasi permanent > 10% dari luas
dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada 2 1
exhauster fan ada peralatan lain yang sejenis
tidak terang, tidak dapat digunakan untuk
0
membaca
Pencahayaa kurang terang, sehingga kurang jelas untuk
8. 1
n membaca normal
terang dan tidak silau, sehingga dapat
2 2
digunakan untuk membaca dengan normal
Nilai Total 14x31= 434
25
II SARANA SANITASI
(bobot)
1. Sarana Air tidak ada 0
Bersih ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi 1
(SGL/SPT/P syarat kesehatan
ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat 2
ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat 3
P/KU/PAH)
ada, milik sendiri dan memenuhi syarat 4 4
Tidak ada 0
Ada, bukan leher angsa, tidak tutup, disalurkan
Jamban 1
ke sungai/kolam
(sarana
2 Ada, bukan leher angsa dan ditutup (leher
pembuangan 2
angsa), disalurkan ke sungai/kolam
kotoran)
Ada, bukan leher angsa ada tutup, septictank 3
Ada, leher angsa, septictank 4 4
Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di
0
halaman rumah
Sarana
Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air
Pembuangan 1
3 (jarak dengan sumber air <10m)
Air Limbah
Ada, disalurkan ke selokan terbuka 2 2
(SPAL)
Ada, dialirkan ke selokan tertutup (selokan kota)
3
untuk diolah lebih lanjut
Sarana Tidak ada 0
Pembuangan Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak tertutup 1
4 Sampah Ada, kedap air dan tidak tertutup 2 2
(tempat
sampah) Ada, kedap air dan tertutup 3
Nilai Total 12x25= 300
44
III PERILAKU PENGHUNI
(bobot)
Membuka Tidak pernah dibuka 0
1 Jendela Kadang-kadang 1
Kamar Setiap hari dibuka 2 2
Membersihka Tidak pernah 0
2 n rumah dan Kadang-kadang 1
halaman Setiap hari 2 2
Membuang Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0
3 tinja balita ke Kadang-kadang ke jamban 1
jamban Setiap hari dibuang ke jamban 2 2
Membuang Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0
sampah pada Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1
4
tempat
sampah Sering dibuang ke tempat sampah 2 2
Nilai 8x44= 352
TOTAL HASIL PENILAIAN
1086
Kesimpulan : Rumah Sehat
A. Analisis Data
Masalah yang ditemukan pada keluarga Tn. Po adalah istri Ny. Sm
menggunakan KB suntik 3 bulan selama 8 tahun dan pengetahuan
mengenai deteksi dini Ca servik kurang. Dalam hal ini intervensi yang dapat
diberikan bidan sebagai langkah awal adalah memberikan pendidikan
kesehatan tentang kontrasepsi, ca servik dan deteksi dini ca servik.
Sehingga diharapkan keluarga dapat menyelesaikan masalah yang timbul
secara tepat dan mandiri, sehingga masalah dapat teratasi
Ny. Sm : P2002 Ab000 dengan akseptor KB suntik 3 bulan
B. Rumusan Masalah
1. Ny. Sm menggunakan KB suntik 3 bulan lebih dari 5 tahun
2. Ny. Sm dengan pengetahuan tentang Ca Cerviks kurang
C. Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah dengan metode PEARL
Daftar Skor
Prioritas
No Masala Total
A B C D Masalah
h

1 1 8 7 8 176 176 1

2 2 7 6 7 133 133 2

D : Prioritas Skor
D= ⌠A + (2 x B) ⌡ x C

A : Besaran ranking masalah kesehatan


B : Keseriusan masalah kesehatan
C : Potensial tindakan dapat dilakukan

71
D. PLAN OF ACTION

MASALA SUMBER PEMB


INDIKATOR PENANGG
N H UPAYA KEGIATA SASAR TARGE DAYA EVALUA I-
TUJUAN KEBERHASIL UNG
O. KESEHAT KESEHATAN N AN T TENAG SI AYAA
ALAT AN JAWAB
AN A N

1 Ny. Sm Promotif: BINKEL Meningkat Ibu Ibu Mahasi ABPK Ibu bersedia Follow Safira Dana
usia 36 Memberikan kan swa mengganti KB up mandi
tahun pengetahuan dan pengetahu Profesi dengan jangka kesediaa ri
mengguna informasi tentang an dan Bidan panjang (IUD/ n ibu
kan KB kontrasepsi jangka kesadaran MOW) untuk
suntik 3 panjang ibu mengga
bulan Preventif: tentang nti KB
Menganjurkan ibu kontrasep IUD/
untuk mengganti si jangka MOW
kontrasepsi jangka panjang
panjang yaitu IUD
atau MOW

2 Ny. Sm Promotif: BINKEL Meningkat Ibu Ibu Mahasi Lemb Ibu mengerti Follow Safira Dana
usia 36 Memberikan kan swa ar tentang ca up Mandi
=tahun pengetahuan dan pengetahu Profesi balik servik dan kesediaa ri
dengan informasi tentang ca an dan Bidan deteksi dini ca n ibu

72
pengetahu servik dan deteksi kesadaran servik serta untuk
an tentang dini ca servik ibu mengikuti mengikut
Ca tentang ca pemeriksaan i
Cerviks Preventif: servik dan IVA pemeriks
kurang Menganjurkan ibu deteksi aan IVA
untuk pemeriksaan dini ca
IVA servik

73
Implementasi / PelaksanaanMelakukan pendekatan terapeutik dan membina
hubungan saling percaya, melakukan pendekatan secara terapeutik agar terjalin
hubungan yang baik antara ibu dan bidan, sehingga data yang dibutuhkan bisa
didapatkan dengan jelas dan lengkap.E/ Ibu koopertaif dan bersedia menjawab semua
pertanyaan yang diajukan.
1. Menjelaskan bahwa secara umum ibu dan keluarga dalam kondisi baik, namun ibu
masih menggunakan KB hormonal sedangkan menggunakan KB hormonal terlalu lama
akan mempengaruhi kesehatan seperti tekanan darah tinggi.
E/ ibu dan keluarga mengerti mengenai kondisinya.
2. Memberikan informasi ca serviks dan deteksi dini ca servik.
E/ Ibu mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya ia mendapatkan informasi
mengenai ca serviks dan deteksi dini ca servik.
E/ ibu dan keluarga mengerti dan bersedia mengikuti anjuran bidan.
3. Menganjurkan ibu untuk mengikuti pemeriksaan IVA di Pustu Miji.
E/ ibu mengerti dan bersedia mengikuti pemeriksaan IVA serta akan mengajak teman
temannya mengikuti pemeriksaan IVA.

E. Monitoring dan Evaluasi


Tanggal: 28-03-2020 Jam: 19.00 WIB
S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Ibu mengatakan kesediaannya untuk mengikuti
pemeriksaan IVA
O : KU : baik Kesadaran : composmentis
TD : 120/ 80 mmHg S : 36,5 °C
Nadi : 80x/mnt RR : 20x/mnt
A : P2002 Ab000 dengan akseptor KB suntik 3 bulan
P :
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa saat ini kondisi klien baik
E/ ibu memahami kodisinya saat ini.
2. Mengajarkan Ibu SADARI
E/ ibu dapat mempraktikan SADARI dan bersedia mengajari teman temannya.
3. Menjelaskan kepada ibu syarat-syarat sebelum melakukan pemeriksaan IVA yaitu
tidak hamil, tidak menstruasi, 48 jam tidak melakukan hubungan seksual, 48 jam
tidak menggunakan pembersih kewanitaan atau obat yang dimasukan ke dalam
vagina
E/ ibu mengerti dan bersedia memenuhi syarat sebelum pemeriksaan IVA

17
4
Tanggal : 31-03-2018 Jam : 16.00 WIB
S : Ibu mengatakan tidak ada keluahan apa-apa
O : KU : baik Kesadaran : composmentis
TD : 120/ 80 mmHg S : 36,7 °C
Nadi : 80x/mnt RR : 20x/mnt
A : P2002 Ab000 dengan akseptor KB suntik 3 bulan
P :
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa saat ini kondisi klien baik
E/ ibu memahami kodisinya saat ini.
2. Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kebutuhan nutrisi, cairan, istirahat,
dan personal hygiene
E/ ibu mengerti dan bersedia memenuhi kebutuhan nutrisi, cairan, istirahat, dan
personal hygiene
3. Memastikan kembali mengenai pemilihan KB yang akan digunakan selanjutnya
E/ ibu masih bingung, dan belum bisa menentukan KB apa yang akan digunakan
untuk mengganti KB suntik yang dipakainya sambil menunggu safari MOW, ibu
juga mengatakan sedah mendaftar safari pada Hari Kartini bersama teman
temannya.
4. Menganjurkan ibu untuk rutin melakukan deteksi dini ca servik dengan IVA/ pap
smear setiap satu tahun sekali
E/ ibu mengerti dan bersedia akan melakukan pemeriksaan rutin setiap satu tahun

F. Pembahasan
Setelah melakukan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn. Po, masalah
yang muncul disebkan karena belum adanya pengetahuan yang didapatkan. Masalah
yang ditemukan dalam keluarga adalah Ny. Sm menggunakan KB suntik 3 bulan lebih
dari 5 tahun dan pengetahuan menganai Ca cerviks kurang.
Dalam pembinaan terhadap keluarga Tn. Po, tenaga kesehatan khususnya bidan
harus bekerja sama dengan keluarga untuk membahas masalah yang timbul dan
memikirkan alternatif pemecahan masalahnya. Dalam hal ini intervensi yang dapat
diberikan bidan sebagai langkah awal adalah memberikan pendidikan kesehatan
tentang kontrasepsi, ca servik dan deteksi dini ca servik.
Menurut teori Sperrof. L (2005) pada umur >35 tahun, akibat penggunaan
kontrasepsi suntik kadar progesteron di dalam sirkulasi cukup tinggi, akan
menyebabkan negativ feed back baik ke hipotalamus (mengurangi sekresi GNRH)
maupun secara langsung ke hipofisis anterior (mengurangi sekresi FSH dan LH). Kadar

17
5
FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH. Penurunan sekresi FSH
menyebabkan tidak terjadinya perkembangan folikel sedangkan penurunan sekresi LH
menyebabkan tidak terjadinya pematangan folikel dan ovulasi. Keadaan ini
menyebabkan tidak terjadinya menstruasi atau amenorrhoe. Sehingga pada umur >35
tahun adalah masa untuk mengakhiri kesuburan atau tidak ingin hamil lagi. Ibu dengan
usia diatas >35 tahun dianjurkan tidak hamil atau tidak punya anak lagi karena alasan
medis, pada usia ini pilihan utama sebaiknya adalah kontrasepsi mantap (IUD) non
hormonal untuk meminimalisir keresahan akseptor sebagai dampak psikologis dalam
menghadapi keadaan tidak haid akibat kontrasepsi suntik 3 bulan.
Selain menyebakan amenorhea penggunaan kb suntik 3 bulan dalam jangka
panjang beresiko menyebakan hipertensi. Sekitar 15% perempuan yang menggunakan
kontrasepsi suntik menderita tekanan darah tinggi ringan (140/90 mm/Hg), oleh karena
itu tekanan darah perlu diukur sebelum dan sesudah menggunakan alat kontrasepsi,
karena dikhawatirkan akan terus terjadi peningkatan atau penurunan tekanan darah
dengan pemakaian alat kotrasepsi dalam jangka waktu yang lama. Hal tersebut
dikarenakan kontrasepsi suntik merupakan salah satu jenis kontrasepsi dari hormon
yang berisi progesteron, penggunaan progesteron sintetik dapat meningkatkan natrium
tubuh dan tekanan darah. Pada penelitian sebelumnya terbukti bahwa pemberian
progesteron jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding endotel
pembuluh darah sehingga setiap terjadi perubahan pada serum lipid perlu dilakukan
pengawasan yang lebih sering (Sigdel M, 2011).
Kesehatan reproduksi merupakan suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,
fungsi, dan proses reproduksi (Effendi dan Makhfudli, 2009). Organ
reproduksi merupakan organ tubuh yang sensitif dan memerlukan perawatan khusus.
Pengetahuan dan perawatan yang baik dalam menjaga kebersihan organ reproduksi
dapat memelihara kesehatan reproduksi (Pudiastuti, 2010).
Selain itu, pengetahuan ibu mengenai penyakit kanker serviks masih kurang.
Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim yaitu
daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim,
letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita (Wijaya, 2010).
Diantara tumor ganas ginekologi, kanker serviks masih menduduki peringkat
pertama di Indonesia (wiknjosastro, 2010). Sedangkan prevalensi infeksi HPV di
populasi wanita Indonesia adalah sekitar 31% dengan jumlah kasus kematian akibat
kanker serviks pertahun sebanyak 7493 kematian (WHO/ICO Information Centre on
HPV and Cervical Cancer, 2010).
Menurut Kumalasari & Iwan, 2012 Beberapa faktor resiko dan predisposisi yang
menyebabkan wanita terpapar HPV (Human Papiloma Virus) diantaranya adalah :

17
6
1. Menikah atau memulai aktifitas seksual pada usia muda (<20 tahun).
2. Jumlah kehamilan dan partus (bersalin terlalu banyak dan jarak persalinan terlalu
dekat).
3. Perilaku seksual. Resiko meningkat pada perempuan yang memiliki partner seks
lebih dari satu, atau berhubungan seksual dengan laki-laki beresiko tinggi (laki-laki
yang memiliki banyak partner seks atau terdapat kandiloma pada penis).
4. Riwayat infeksi di daerah kelamin dan radang panggul.
5. Sosial ekonomi rendah. Faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas,
dan personal hygine. Pada golongan ini umumnya kuantitas (jumlah) dan kualitas
(mutu) makanan kurang dan mempengaruhi imunitas tubuh.
6. Pasangan/suami yang tidak di sunat.
7. Merokok dan pemakaian AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim).
8. Defisiensi zat gizi. Kekurangan asam folat, beta karoten dan vitamin (A, C, dan E).
Tanda-tanda gejala kanker serviks adalah sebagai berikut:
1. Munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan seksual (contact blleeding)
2. Perdarahan vagina yang tidak normal, seperti perdarahan di luar siklus menstruasi,
perdarahan diantara periode menstruasi yang regular, periode menstruasi yang lebih
lama dan lebih banyak daripada biasanya, dan perdarahan setelah menopouse.
3. Keputihan yang berlebihan dan tidak normal (Bau, gatal, warna kehijauan)
4. Penurunan berat badan secara drastis
5. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul maka pasien akan menderita keluhan
nyeri panggul, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal (Wijaya,2010)
Oleh karena itu dilakukan implementasi dengan pemeriksaan Iva dan hasil
evaluasi ibu melakukan pemeriksaan IVA dan hasil normal. IVA merupakan
pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata
telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-
6% (Wijaya Delia, 2010). Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA
dapat mendeteksi lesi tingkat pra kanker (high-Grade Precanceraus Lesions) dengan
sensitivitas sekitar 66-96% dan spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai prediksi positif
(positive predective value) dan nilai prediksi negatif (negative predective value)
masing-masing antara 10-20% dan 92-97% (Wijaya Delia, 2010).

G. Faktor Pendukung dan Penghambat


Masalah Faktor Pendukung Faktor Penghambat
Penggunaan KB Ibu dan suami kooperatif Pendidikan dan dukungan
suntik 3 bulan mendengarkan suami
selama 8 tahun penjelasan yang diberikan

17
7
Pengetahuan Ibu dan suami kooperatif
tentang Ca Cerviks mendengarkan Pendidikan
kurang penjelasan yang
diberikan. Ibu bersedia
mengikuti pemeriksaan
IVA

17
8
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.1.1 Kesimpulan Umum
 Tidak terdapat masalah kebidanan yang dapat dianggap berat pada hasil survei,
berdasarkan survei masalah kebidanan yang dapat diangkat adalah mengenai
hipertensi, gizi kurang, alat kontrasepsi, tingkat pengetahuan mengenai
reproduksi kurang.
 Strategi pelayanan yang sesuai digunakan dalam kebidanan adalah informasi
komunikatif baik menggunakan leaflet ataupun multimedia yang dapat ditemukan
dengan mudah.
 Peran serta keluarga sangat sulit didapatkan jika tidak ada komunitasi yang baik
antara anggota keluarga di rumah. Dan cara meningkatkan yang paling baik
adalah menjelaskan masalah kesehatan masing-masing anggota keluarga.
Sehingga, pemberian informasi harus dihadiri oleh seluruh keluarga maka saling
perngertian akan terbentuk.
 Pelayanan kebidanan komunitas pada keluarga dapat dilakukan dengan
berkesinabungan jika telah tercipta komunitas yang baik.

5.1.2 Kesimpulan Keluarga Tn. Po


Setelah melakukan asuhan kebidanan komunitas pada semua anggota
keluarga dapat diambil kesimpulan yaitu :
 Terdapat masalah yang ditemukan dalam keluarga, yaitu Ny. Sm menggunakan
KB suntik 3 bulan selama 8 tahun, tingkat pengetahuan mengenai deteksi dini ca
servik kurang.
 Intervensi yang direncanakan yaitu memberikan informasi, konseling dan edukasi
tentang KB, ca serviks dan deteksi dini ca servik.
 Semua intervensi dapat diimplementasikan secara menyeluruh.
 Evaluasi hasil pembinaan keluarga: ibu bersedia mengganti KB suntik 3 bulan
dengan KB IUD/ MOW dan mendaftar safari KB pada Hari Kartini. Ibu melakukan
pemeriksaan IVA dan hasil yang didapatkan normal.

17
9
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Mahasiswa
Meningkatkan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dimasyarakat, berusaha
untuk menyampaikan informasi dengan baik dan komunikatif serta mencapai
sasaran yang tepat.
5.2.2 Bagi Masyarakat
Dapat meningkatkan keterbukaan terhadap ilmu pengetahuan dan ikut berupaya dalam
peningkatan derajat hidup masyarakat melalui kesehatan yang adil bagi seluruh umat
manusia.

18
0
DAFTAR PUSTAKA

Depkes Provinsi Jawa Timur. 2013. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2012. Surabaya:
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Dhianningtyas, Yunita & Hendrati, Lucia Y. 2006. ‘Risiko Obesitas, kebiasaan merokok, dan
konsumsi garam terhadap kejadian hipertensi pada usia produktif’. The Indonesian
Journal of Public Health Vol. 2 No. 3
Dorothy. M .Russel. 2011. 6 Bebas dari Penyakit paling mematikan. MesPress (Anggota
IKAPI).
Hamidi M. NS. Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Penyakit Hipertensi Di Puskesmas
KUOK Tahun 2014. Vol 5, ed 2, Oktober 2014. Jurnal Keperawatan STIKES Tuanku
Tambusai Riau
Kemenkes RI. 2011. Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan
Bagi Balita Gizi Kurang (Bantuan Operasional). Jakarta
Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta

Kemenkes RI. 2015. Kesehatan dalam Kerangka Sustainable Development Goals (SDGs)
dalam Keptusan Menteri Kesehatan No. 97 tahun 2015. Jakarta.
Kholifah, Siti Nur, Ns. Wahyu Widagdo. 2016. Keperawatan Keluarga dan Komunitas.
Kementrian kesehatan republic Indonesia.
Kristiyanto. 2008. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu, Pengetahuan Gizi, Pendapatan
Keluarga, dan Konsumsi Kalori dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Beji
Kecamatan Junrejo Batu.
Lahdji A. Dkk. 2016. Pemberian Modisco Meningkatkan Status Gizi Balita di Kabupaten
Purworejo.Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang

Nafisah D, DKK. 2014. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Akseptor Pil KB Di Kelurahan Sumbersari Kabupaten Jember Tahun 2014. e-Jurnal
Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3)
NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology. 2011. Cervical cancer screening. Version 1.
Noviana. Hera. 2012. Human Papillomavirus dan Kanker Serviks. CDK-189/ vol. 39 no. 1.
Nugroho. 2011. Konsep Penyapihan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pangaribuan, L dan lolong D. B. 2013. Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Pil Dengan


Kejadian Hipertensi Pada Wanitausia 15-49 Tahun Di Indonesia Tahun 2013. Media
Litbangkes, Vol. 25 No. 2, Juni 2015
Sandi, F. Dkk. 2012. Pengaruh Pelatihan Terhadap Keterampilan Kader Dalam Pembuatan
Modisco Di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Panjang Kecamatan Air Putih
Kabupaten Batubara Tahun 2012. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

18
1
Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.
Wahyuni, Elly Dwi. 2018. Asuhan Kebidanan Komunitas. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
WHO. 2013. Pengendalian Hipertensi Laporan Komisi Pakar Who. Penerbit ITB Bandung.
Yogyakarta

WHO/ICO Information Centre on HPV and Cervical Cancer (HPV Information Centre). 2010.
Human papillomavirus and related cancers. Summary Report Update. 3rd edition.
Available from: www. who.int/ hpvcentre. Diakses pada 30 Sptember 2017. Pukul
16.30 WIB
Yundini. 2006. Faktor Risiko Hipertensi. Jakarta: Warta Pengendalian Penyakit Tidak
Menular

18
2
Lampiran

18
3

Anda mungkin juga menyukai