Oleh:
Safira Naafi Umamah
190070500111012
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
ini.
Tn. Po Tidur siang 1 jam, malam hari 6-7 jam, tidur nyenyak
Tidur siang tidak pernah, malam hari 5-6 jam, sering terbangun
Ny. Sm
tidak bisa tidur
An. Ir Tidak tidur siang, tidur malam 7-8 jam, tidur nyeyak
An. Mu Tidak tidur siang, tidur malam 7-8 jam, tidur nyeyak
2) Kebiasaan makan
Tn. Po 3 kali/hari, dengan menu nasi, sayur, lauk pauk, kadang buah,
dan minum air putih 4-5 gelas/hari
3 kali/hari, dengan menu nasi, sayur, lauk pauk, kadang buah,
Ny. Sm
dan minum air putih 5-6 gelas/hari
3 kali/hari, dengan menu nasi, sayur, lauk pauk, kadang buah,
An. Ir
minum air putih 7-8 gelas/hari
3 kali/hari, dengan menu nasi, sayur, lauk pauk, kadang buah,
An. Mu
minum air putih 6-7 gelas/hari
3) Pola eliminasi
4. Situasi Lingkungan
a. Kepemilikan rumah : Rumah pribadi
b. Jenis rumah : Permanen
c. Atap rumah : Genteng
d. Lantai rumah : Keramik
e. Ventilasi : Jendela cukup jumlahnya
f. Kebersihan dan kerapian : kurang rapi dan kurang bersih
Pembuangan sampah : tong sampah di depan rumah
g. yang diangkut petugas
kebersihan ke TPA
h. Sumber air : PDAM
Saluran pembuangan air : Tertutup
i.
limbah (SPAL) terbuka
j. Jamban : Kakus
k. Kandang ternak : -
l. Pemanfaatan perkarangan : Tanaman bunga
Pemanfaatan fasilitas : Bidan Praktek
m.
kesehatan
Keluarga mempunyai Ansurasi : Tidak ada
n.
Kesehatan Keluarga
Keterangan :
: Suami
: Istri
: Anak
: Hubungan Suami Istri
: Hubungan Anak
B. Data Objektif
1. Tn. Po
Postur Tubuh : tegak
TTV : 120/80 mmHg, N : 80 x/mnt, S : 36,1oC, RR : 20x/mnt
Wajah : simetris, tidak pucat, tidak ada kelainan
Mata : tidak anemis
Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Telinga : bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, ada gigi berlubang
dan berkarang
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak
terdapat bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfe
Dada : tidak ada retraksi dinding dada
Genetalia : tidak terkaji
Ekstremitas : tidak ada kekakuan sendi, tidak ada oedema,
proporsional
2. Ny. Sm
BB : 78 kg
Postur Tubuh : tegak
TTV :130/110 mmHg, N : 80 x/mnt, S : 36,3oC, RR : 20x/mnt
Wajah : simetris, tidak pucat, tidak oedem
Mata : konjungtiva pucat, sclera tidak ikterus
Hidung : bersih, tidak ada sekret
Telinga : bersih, dan tidak ada sekret
Mulut dan Gigi : mukosa merah muda, tidak ada karies, ada gigi
berlubang
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid,
dan vena jugularis.
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, payudara
simetris, normal, tidak ada benjolan.
Abdomen : tidak terdapat luka bekas operasi, terdapat linea
nigra
Genetalia : tidak terkaji
Ekstremitas : simetris proporsional, tidak varises, tidak odema
3. An. Ir
Postur Tubuh : tegak
TTV : TD: 110/80 mmHg, N: 88 x/mnt, S: 36,1oC, RR: 20x/mnt
Wajah : simetris, tidak pucat, tidak ada kelainan
Mata : tidak anemis, sclera tidak ikterus
Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Telinga : bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, ada gigi berlubang dan
berkarang
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat
bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe
Dada : tidak ada retraksi dinding dada, simetris, tidak ada
kelainan
Genetalia : tidak terkaji
Ekstremitas : tidak ada kekakuan sendi, tidak ada oedema,
proporsional
4. An. Mu
Postur Tubuh : tegak
TTV : TD: 110/70 mmHg, N: 80 x/mnt, S: 36,1oC, RR: 20x/mnt
Wajah : simetris, tidak pucat, tidak ada kelainan
Mata : tidak anemis, sclera tidak ikterus
Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Telinga : bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, ada gigi berlubang dan
berkarang
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat
bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe
Dada : tidak ada retraksi dinding dada, simetris, tidak ada
kelainan
Genetalia : tidak terkaji
Ekstremitas : tidak ada kekakuan sendi, tidak ada oedema,
proporsional
3.1 Metode/Desain
Metode praktik kebidanan keluarga ini menggunakan desain deskriptif
observasional, yang bertujuan mencari masalah khususnya masalah KIA di
Kelurahan Miji, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto. Pada kasus ini jenis
pendekatan yang digunakan adalah metode survey, yang ditujukan pada rumah
tangga atau keluarga dengan mengumpulkan informasi aktual terkait kepala
keluarga, anggota keluarga, status kesehatan keluarga, pelayanan kesehatan,
pengetahuan tentang kesehatan, tingkat ekonomi dan transportasi keluarga.
3.2 Lokasi KK Binaan
Kelurahan Miji, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto.
3.3 Waktu Pelaksanaan KK Binaan
Pelaksanaan bimbingan keluarga di Kelurahan Miji, Kecamatan Kranggan,
Kota Mojokerto pada bulan Maret 2020.
3.4 Cara Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dan dianalisa berupa data kuantitatif yang
mencakup beberapa unsur yaitu data demografi, data KIA.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Teknik pengumpulan data primer yang digunakan dalam kasus ini
adalah kuisioner yang diisi oleh surveyor dengan menanyakan secara
langsung (wawancara) pada kepala keluarga dan anggota keluarga
yang lain. Sistematisnya dengan mengisi pada setiap poin terkait data
demografi, status kesehatan keluarga, pendapat tentang pelayanan
kesehatan, pengetahuan tentang kesehatan umum, KIA, sumber
informasi dan implementasi, ekonomi, transportasi dan pemeriksaan
fisik yang dilakukan pada saat dilakuakan pengumpulan data.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari dokumentasi keluarga seperti kartu
keluarga, informasi dari bidan puskesmas.
3.5 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu:
1. Lembar wawancara
2. Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang data
demografik
3. Timbangan berat badan
4. Tensi meter
Tn. Po Tidur siang 1 jam, malam hari 6-7 jam, tidur nyenyak
Tidur siang tidak pernah, malam hari 5-6 jam, sering terbangun
Ny. Sm
tidak bisa tidur
An. Ir Tidak tidur siang, tidur malam 7-8 jam, tidur nyeyak
An. Mu Tidak tidur siang, tidur malam 7-8 jam, tidur nyeyak
4. Situasi Lingkungan
a. Kepemilikan rumah : Rumah pribadi
b. Jenis rumah : Permanen
c. Atap rumah : Genteng
d. Lantai rumah : Keramik
e. Ventilasi : Jendela cukup jumlahnya
f. Kebersihan dan kerapian : kurang rapi dan kurang bersih
Pembuangan sampah : tong sampah di depan rumah
g. yang diangkut petugas
kebersihan ke TPA
h. Sumber air : PDAM
Saluran pembuangan air : Tertutup
i.
limbah (SPAL) terbuka
j. Jamban : Kakus
k. Kandang ternak : -
l. Pemanfaatan perkarangan : Tanaman bunga
Pemanfaatan fasilitas : Bidan Praktek
m.
kesehatan
Keluarga mempunyai Ansurasi : Tidak ada
n.
Kesehatan Keluarga
11. Genogram
Keterangan:
: Suami
: Istri
: Anak
: Hubungan Suami Istri
: Hubungan Anak
B. Data Objektif
5. Tn. Po
Postur Tubuh : tegak
TTV : TD: 120/80 mmHg, N: 80 x/mnt, S: 36,1oC, RR: 20x/mnt
Wajah : simetris, tidak pucat, tidak ada kelainan
Mata : tidak anemis
Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Telinga : bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, ada gigi berlubang dan
berkarang
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat
bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe
Dada : tidak ada retraksi dinding dada
Genetalia : tidak terkaji
Ekstremitas : tidak ada kekakuan sendi, tidak ada oedema,
proporsional
6. Ny. Sm
BB : 78 kg
Postur Tubuh : tegak
TTV :130/110 mmHg, N: 80 x/mnt, S: 36,3oC, RR: 20x/mnt
Wajah : simetris, tidak pucat, tidak oedem
Mata : konjungtiva pucat, sclera tidak ikterus
Hidung : bersih, tidak ada sekret
Telinga : bersih, dan tidak ada sekret
Mulut dan Gigi : mukosa merah muda, tidak ada karies, ada gigi
berlubang
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid, dan
vena jugularis.
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, payudara
simetris, normal, tidak ada benjolan.
Abdomen : tidak terdapat luka bekas operasi, terdapat linea nigra
Genetalia : tidak terkaji
Ekstremitas : simetris proporsional, tidak varises, tidak odema
7. An. Ir
Postur Tubuh : tegak
TTV : TD: 110/80 mmHg, N: 88 x/mnt, S: 36,1oC, RR: 20x/mnt
Wajah : simetris, tidak pucat, tidak ada kelainan
Mata : tidak anemis, sclera tidak ikterus
Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Telinga : bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, ada gigi berlubang dan
berkarang
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat
bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe
Dada : tidak ada retraksi dinding dada, simetris, tidak ada
kelainan
Genetalia : tidak terkaji
Ekstremitas : tidak ada kekakuan sendi, tidak ada oedema,
proporsional
8. An. Mu
Postur Tubuh : tegak
TTV : TD: 110/70 mmHg, N: 80 x/mnt, S: 36,1oC, RR: 20x/mnt
Wajah : simetris, tidak pucat, tidak ada kelainan
Mata : tidak anemis, sclera tidak ikterus
Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Telinga : bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada kelainan
Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, ada gigi berlubang dan
berkarang
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat
bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe
Dada : tidak ada retraksi dinding dada, simetris, tidak ada
kelainan
Genetalia : tidak terkaji
Ekstremitas : tidak ada kekakuan sendi, tidak ada oedema,
proporsional
KOMPONEN
N RUMAH
KRITERIA NILAI
NO YANG
SKOR
DINILAI
31
I KOMPONEN RUMAH
(bobot)
Tidak ada 0
Ada, kotor sulit di bersihkan dan rawan
1. Langit-langit 1
kecelakaan
Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2 2
Bukan tembok(terbuat dari anyaman
1
bamboo/ilalang)
Semi permanen/setengah tembok/pasangan
2. Dinding bata atau batu yang tidak di plester/papan yang 2
tidak kedap air
Permanen (tembok/pasangan bata atau batu
3 3
yang di plester/papan kedap air)
Tanah 0
Papan/anyaman bamboo dekat dengan
1
3. Lantai tanah/plester yang retak/berdebu
Diplester /ubun/keramik/papan(rumah
2 2
panggung)
Jendela Tidak ada 0
4.
kamar tidur Ada 1 1
Jendela tidak ada 0
5. ruang
Ada 1 1
keluarga
tidak ada 0
ada, luas ventilasi permanent < 10% dari luas
1
6 Ventilasi lantai
ada, luas ventilasi permanent > 10% dari luas
2 2
lantai
tidak ada 0
ada, luas ventilasi permanent < 10% dari luas
1
Lubang asap dapur
7.
dapur ada, luas ventilasi permanent > 10% dari luas
dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada 2 1
exhauster fan ada peralatan lain yang sejenis
tidak terang, tidak dapat digunakan untuk
0
membaca
Pencahayaa kurang terang, sehingga kurang jelas untuk
8. 1
n membaca normal
terang dan tidak silau, sehingga dapat
2 2
digunakan untuk membaca dengan normal
Nilai Total 14x31= 434
25
II SARANA SANITASI
(bobot)
1. Sarana Air tidak ada 0
Bersih ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi 1
(SGL/SPT/P syarat kesehatan
ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat 2
ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat 3
P/KU/PAH)
ada, milik sendiri dan memenuhi syarat 4 4
Tidak ada 0
Ada, bukan leher angsa, tidak tutup, disalurkan
Jamban 1
ke sungai/kolam
(sarana
2 Ada, bukan leher angsa dan ditutup (leher
pembuangan 2
angsa), disalurkan ke sungai/kolam
kotoran)
Ada, bukan leher angsa ada tutup, septictank 3
Ada, leher angsa, septictank 4 4
Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di
0
halaman rumah
Sarana
Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air
Pembuangan 1
3 (jarak dengan sumber air <10m)
Air Limbah
Ada, disalurkan ke selokan terbuka 2 2
(SPAL)
Ada, dialirkan ke selokan tertutup (selokan kota)
3
untuk diolah lebih lanjut
Sarana Tidak ada 0
Pembuangan Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak tertutup 1
4 Sampah Ada, kedap air dan tidak tertutup 2 2
(tempat
sampah) Ada, kedap air dan tertutup 3
Nilai Total 12x25= 300
44
III PERILAKU PENGHUNI
(bobot)
Membuka Tidak pernah dibuka 0
1 Jendela Kadang-kadang 1
Kamar Setiap hari dibuka 2 2
Membersihka Tidak pernah 0
2 n rumah dan Kadang-kadang 1
halaman Setiap hari 2 2
Membuang Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0
3 tinja balita ke Kadang-kadang ke jamban 1
jamban Setiap hari dibuang ke jamban 2 2
Membuang Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0
sampah pada Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1
4
tempat
sampah Sering dibuang ke tempat sampah 2 2
Nilai 8x44= 352
TOTAL HASIL PENILAIAN
1086
Kesimpulan : Rumah Sehat
A. Analisis Data
Masalah yang ditemukan pada keluarga Tn. Po adalah istri Ny. Sm
menggunakan KB suntik 3 bulan selama 8 tahun dan pengetahuan
mengenai deteksi dini Ca servik kurang. Dalam hal ini intervensi yang dapat
diberikan bidan sebagai langkah awal adalah memberikan pendidikan
kesehatan tentang kontrasepsi, ca servik dan deteksi dini ca servik.
Sehingga diharapkan keluarga dapat menyelesaikan masalah yang timbul
secara tepat dan mandiri, sehingga masalah dapat teratasi
Ny. Sm : P2002 Ab000 dengan akseptor KB suntik 3 bulan
B. Rumusan Masalah
1. Ny. Sm menggunakan KB suntik 3 bulan lebih dari 5 tahun
2. Ny. Sm dengan pengetahuan tentang Ca Cerviks kurang
C. Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah dengan metode PEARL
Daftar Skor
Prioritas
No Masala Total
A B C D Masalah
h
1 1 8 7 8 176 176 1
2 2 7 6 7 133 133 2
D : Prioritas Skor
D= ⌠A + (2 x B) ⌡ x C
71
D. PLAN OF ACTION
1 Ny. Sm Promotif: BINKEL Meningkat Ibu Ibu Mahasi ABPK Ibu bersedia Follow Safira Dana
usia 36 Memberikan kan swa mengganti KB up mandi
tahun pengetahuan dan pengetahu Profesi dengan jangka kesediaa ri
mengguna informasi tentang an dan Bidan panjang (IUD/ n ibu
kan KB kontrasepsi jangka kesadaran MOW) untuk
suntik 3 panjang ibu mengga
bulan Preventif: tentang nti KB
Menganjurkan ibu kontrasep IUD/
untuk mengganti si jangka MOW
kontrasepsi jangka panjang
panjang yaitu IUD
atau MOW
2 Ny. Sm Promotif: BINKEL Meningkat Ibu Ibu Mahasi Lemb Ibu mengerti Follow Safira Dana
usia 36 Memberikan kan swa ar tentang ca up Mandi
=tahun pengetahuan dan pengetahu Profesi balik servik dan kesediaa ri
dengan informasi tentang ca an dan Bidan deteksi dini ca n ibu
72
pengetahu servik dan deteksi kesadaran servik serta untuk
an tentang dini ca servik ibu mengikuti mengikut
Ca tentang ca pemeriksaan i
Cerviks Preventif: servik dan IVA pemeriks
kurang Menganjurkan ibu deteksi aan IVA
untuk pemeriksaan dini ca
IVA servik
73
Implementasi / PelaksanaanMelakukan pendekatan terapeutik dan membina
hubungan saling percaya, melakukan pendekatan secara terapeutik agar terjalin
hubungan yang baik antara ibu dan bidan, sehingga data yang dibutuhkan bisa
didapatkan dengan jelas dan lengkap.E/ Ibu koopertaif dan bersedia menjawab semua
pertanyaan yang diajukan.
1. Menjelaskan bahwa secara umum ibu dan keluarga dalam kondisi baik, namun ibu
masih menggunakan KB hormonal sedangkan menggunakan KB hormonal terlalu lama
akan mempengaruhi kesehatan seperti tekanan darah tinggi.
E/ ibu dan keluarga mengerti mengenai kondisinya.
2. Memberikan informasi ca serviks dan deteksi dini ca servik.
E/ Ibu mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya ia mendapatkan informasi
mengenai ca serviks dan deteksi dini ca servik.
E/ ibu dan keluarga mengerti dan bersedia mengikuti anjuran bidan.
3. Menganjurkan ibu untuk mengikuti pemeriksaan IVA di Pustu Miji.
E/ ibu mengerti dan bersedia mengikuti pemeriksaan IVA serta akan mengajak teman
temannya mengikuti pemeriksaan IVA.
17
4
Tanggal : 31-03-2018 Jam : 16.00 WIB
S : Ibu mengatakan tidak ada keluahan apa-apa
O : KU : baik Kesadaran : composmentis
TD : 120/ 80 mmHg S : 36,7 °C
Nadi : 80x/mnt RR : 20x/mnt
A : P2002 Ab000 dengan akseptor KB suntik 3 bulan
P :
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa saat ini kondisi klien baik
E/ ibu memahami kodisinya saat ini.
2. Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kebutuhan nutrisi, cairan, istirahat,
dan personal hygiene
E/ ibu mengerti dan bersedia memenuhi kebutuhan nutrisi, cairan, istirahat, dan
personal hygiene
3. Memastikan kembali mengenai pemilihan KB yang akan digunakan selanjutnya
E/ ibu masih bingung, dan belum bisa menentukan KB apa yang akan digunakan
untuk mengganti KB suntik yang dipakainya sambil menunggu safari MOW, ibu
juga mengatakan sedah mendaftar safari pada Hari Kartini bersama teman
temannya.
4. Menganjurkan ibu untuk rutin melakukan deteksi dini ca servik dengan IVA/ pap
smear setiap satu tahun sekali
E/ ibu mengerti dan bersedia akan melakukan pemeriksaan rutin setiap satu tahun
F. Pembahasan
Setelah melakukan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn. Po, masalah
yang muncul disebkan karena belum adanya pengetahuan yang didapatkan. Masalah
yang ditemukan dalam keluarga adalah Ny. Sm menggunakan KB suntik 3 bulan lebih
dari 5 tahun dan pengetahuan menganai Ca cerviks kurang.
Dalam pembinaan terhadap keluarga Tn. Po, tenaga kesehatan khususnya bidan
harus bekerja sama dengan keluarga untuk membahas masalah yang timbul dan
memikirkan alternatif pemecahan masalahnya. Dalam hal ini intervensi yang dapat
diberikan bidan sebagai langkah awal adalah memberikan pendidikan kesehatan
tentang kontrasepsi, ca servik dan deteksi dini ca servik.
Menurut teori Sperrof. L (2005) pada umur >35 tahun, akibat penggunaan
kontrasepsi suntik kadar progesteron di dalam sirkulasi cukup tinggi, akan
menyebabkan negativ feed back baik ke hipotalamus (mengurangi sekresi GNRH)
maupun secara langsung ke hipofisis anterior (mengurangi sekresi FSH dan LH). Kadar
17
5
FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH. Penurunan sekresi FSH
menyebabkan tidak terjadinya perkembangan folikel sedangkan penurunan sekresi LH
menyebabkan tidak terjadinya pematangan folikel dan ovulasi. Keadaan ini
menyebabkan tidak terjadinya menstruasi atau amenorrhoe. Sehingga pada umur >35
tahun adalah masa untuk mengakhiri kesuburan atau tidak ingin hamil lagi. Ibu dengan
usia diatas >35 tahun dianjurkan tidak hamil atau tidak punya anak lagi karena alasan
medis, pada usia ini pilihan utama sebaiknya adalah kontrasepsi mantap (IUD) non
hormonal untuk meminimalisir keresahan akseptor sebagai dampak psikologis dalam
menghadapi keadaan tidak haid akibat kontrasepsi suntik 3 bulan.
Selain menyebakan amenorhea penggunaan kb suntik 3 bulan dalam jangka
panjang beresiko menyebakan hipertensi. Sekitar 15% perempuan yang menggunakan
kontrasepsi suntik menderita tekanan darah tinggi ringan (140/90 mm/Hg), oleh karena
itu tekanan darah perlu diukur sebelum dan sesudah menggunakan alat kontrasepsi,
karena dikhawatirkan akan terus terjadi peningkatan atau penurunan tekanan darah
dengan pemakaian alat kotrasepsi dalam jangka waktu yang lama. Hal tersebut
dikarenakan kontrasepsi suntik merupakan salah satu jenis kontrasepsi dari hormon
yang berisi progesteron, penggunaan progesteron sintetik dapat meningkatkan natrium
tubuh dan tekanan darah. Pada penelitian sebelumnya terbukti bahwa pemberian
progesteron jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding endotel
pembuluh darah sehingga setiap terjadi perubahan pada serum lipid perlu dilakukan
pengawasan yang lebih sering (Sigdel M, 2011).
Kesehatan reproduksi merupakan suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,
fungsi, dan proses reproduksi (Effendi dan Makhfudli, 2009). Organ
reproduksi merupakan organ tubuh yang sensitif dan memerlukan perawatan khusus.
Pengetahuan dan perawatan yang baik dalam menjaga kebersihan organ reproduksi
dapat memelihara kesehatan reproduksi (Pudiastuti, 2010).
Selain itu, pengetahuan ibu mengenai penyakit kanker serviks masih kurang.
Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim yaitu
daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim,
letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita (Wijaya, 2010).
Diantara tumor ganas ginekologi, kanker serviks masih menduduki peringkat
pertama di Indonesia (wiknjosastro, 2010). Sedangkan prevalensi infeksi HPV di
populasi wanita Indonesia adalah sekitar 31% dengan jumlah kasus kematian akibat
kanker serviks pertahun sebanyak 7493 kematian (WHO/ICO Information Centre on
HPV and Cervical Cancer, 2010).
Menurut Kumalasari & Iwan, 2012 Beberapa faktor resiko dan predisposisi yang
menyebabkan wanita terpapar HPV (Human Papiloma Virus) diantaranya adalah :
17
6
1. Menikah atau memulai aktifitas seksual pada usia muda (<20 tahun).
2. Jumlah kehamilan dan partus (bersalin terlalu banyak dan jarak persalinan terlalu
dekat).
3. Perilaku seksual. Resiko meningkat pada perempuan yang memiliki partner seks
lebih dari satu, atau berhubungan seksual dengan laki-laki beresiko tinggi (laki-laki
yang memiliki banyak partner seks atau terdapat kandiloma pada penis).
4. Riwayat infeksi di daerah kelamin dan radang panggul.
5. Sosial ekonomi rendah. Faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas,
dan personal hygine. Pada golongan ini umumnya kuantitas (jumlah) dan kualitas
(mutu) makanan kurang dan mempengaruhi imunitas tubuh.
6. Pasangan/suami yang tidak di sunat.
7. Merokok dan pemakaian AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim).
8. Defisiensi zat gizi. Kekurangan asam folat, beta karoten dan vitamin (A, C, dan E).
Tanda-tanda gejala kanker serviks adalah sebagai berikut:
1. Munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan seksual (contact blleeding)
2. Perdarahan vagina yang tidak normal, seperti perdarahan di luar siklus menstruasi,
perdarahan diantara periode menstruasi yang regular, periode menstruasi yang lebih
lama dan lebih banyak daripada biasanya, dan perdarahan setelah menopouse.
3. Keputihan yang berlebihan dan tidak normal (Bau, gatal, warna kehijauan)
4. Penurunan berat badan secara drastis
5. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul maka pasien akan menderita keluhan
nyeri panggul, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal (Wijaya,2010)
Oleh karena itu dilakukan implementasi dengan pemeriksaan Iva dan hasil
evaluasi ibu melakukan pemeriksaan IVA dan hasil normal. IVA merupakan
pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata
telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-
6% (Wijaya Delia, 2010). Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA
dapat mendeteksi lesi tingkat pra kanker (high-Grade Precanceraus Lesions) dengan
sensitivitas sekitar 66-96% dan spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai prediksi positif
(positive predective value) dan nilai prediksi negatif (negative predective value)
masing-masing antara 10-20% dan 92-97% (Wijaya Delia, 2010).
17
7
Pengetahuan Ibu dan suami kooperatif
tentang Ca Cerviks mendengarkan Pendidikan
kurang penjelasan yang
diberikan. Ibu bersedia
mengikuti pemeriksaan
IVA
17
8
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Kesimpulan Umum
Tidak terdapat masalah kebidanan yang dapat dianggap berat pada hasil survei,
berdasarkan survei masalah kebidanan yang dapat diangkat adalah mengenai
hipertensi, gizi kurang, alat kontrasepsi, tingkat pengetahuan mengenai
reproduksi kurang.
Strategi pelayanan yang sesuai digunakan dalam kebidanan adalah informasi
komunikatif baik menggunakan leaflet ataupun multimedia yang dapat ditemukan
dengan mudah.
Peran serta keluarga sangat sulit didapatkan jika tidak ada komunitasi yang baik
antara anggota keluarga di rumah. Dan cara meningkatkan yang paling baik
adalah menjelaskan masalah kesehatan masing-masing anggota keluarga.
Sehingga, pemberian informasi harus dihadiri oleh seluruh keluarga maka saling
perngertian akan terbentuk.
Pelayanan kebidanan komunitas pada keluarga dapat dilakukan dengan
berkesinabungan jika telah tercipta komunitas yang baik.
17
9
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Mahasiswa
Meningkatkan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dimasyarakat, berusaha
untuk menyampaikan informasi dengan baik dan komunikatif serta mencapai
sasaran yang tepat.
5.2.2 Bagi Masyarakat
Dapat meningkatkan keterbukaan terhadap ilmu pengetahuan dan ikut berupaya dalam
peningkatan derajat hidup masyarakat melalui kesehatan yang adil bagi seluruh umat
manusia.
18
0
DAFTAR PUSTAKA
Depkes Provinsi Jawa Timur. 2013. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2012. Surabaya:
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Dhianningtyas, Yunita & Hendrati, Lucia Y. 2006. ‘Risiko Obesitas, kebiasaan merokok, dan
konsumsi garam terhadap kejadian hipertensi pada usia produktif’. The Indonesian
Journal of Public Health Vol. 2 No. 3
Dorothy. M .Russel. 2011. 6 Bebas dari Penyakit paling mematikan. MesPress (Anggota
IKAPI).
Hamidi M. NS. Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Penyakit Hipertensi Di Puskesmas
KUOK Tahun 2014. Vol 5, ed 2, Oktober 2014. Jurnal Keperawatan STIKES Tuanku
Tambusai Riau
Kemenkes RI. 2011. Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan
Bagi Balita Gizi Kurang (Bantuan Operasional). Jakarta
Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta
Kemenkes RI. 2015. Kesehatan dalam Kerangka Sustainable Development Goals (SDGs)
dalam Keptusan Menteri Kesehatan No. 97 tahun 2015. Jakarta.
Kholifah, Siti Nur, Ns. Wahyu Widagdo. 2016. Keperawatan Keluarga dan Komunitas.
Kementrian kesehatan republic Indonesia.
Kristiyanto. 2008. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu, Pengetahuan Gizi, Pendapatan
Keluarga, dan Konsumsi Kalori dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Beji
Kecamatan Junrejo Batu.
Lahdji A. Dkk. 2016. Pemberian Modisco Meningkatkan Status Gizi Balita di Kabupaten
Purworejo.Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang
Nafisah D, DKK. 2014. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Akseptor Pil KB Di Kelurahan Sumbersari Kabupaten Jember Tahun 2014. e-Jurnal
Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3)
NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology. 2011. Cervical cancer screening. Version 1.
Noviana. Hera. 2012. Human Papillomavirus dan Kanker Serviks. CDK-189/ vol. 39 no. 1.
Nugroho. 2011. Konsep Penyapihan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
18
1
Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.
Wahyuni, Elly Dwi. 2018. Asuhan Kebidanan Komunitas. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
WHO. 2013. Pengendalian Hipertensi Laporan Komisi Pakar Who. Penerbit ITB Bandung.
Yogyakarta
WHO/ICO Information Centre on HPV and Cervical Cancer (HPV Information Centre). 2010.
Human papillomavirus and related cancers. Summary Report Update. 3rd edition.
Available from: www. who.int/ hpvcentre. Diakses pada 30 Sptember 2017. Pukul
16.30 WIB
Yundini. 2006. Faktor Risiko Hipertensi. Jakarta: Warta Pengendalian Penyakit Tidak
Menular
18
2
Lampiran
18
3