I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sedimen adalah material atau pecahan dari batuan, mineral dan material organik yang
melayang-layang di dalam air, udara, maupun yang dikumpulkan di dasar sungai atau laut
oleh pembawa atau perantara alami lainnya. Sedimen pantai dapat berasal dari erosi pantai,
dari daratan yang terbawa oleh sungai, dan dari laut dalam yang terbawa oleh arus ke
daerah pantai (Bambang Triatmodjo, 1999). Dalam kaitannya dengan sedimen dan
(1977) menyatakan bahwa sedimen adalah pecahan, mineral, atau material organik yang
ditransforkan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh
airdan juga termasuk didalamnya material yang diendapakan dari material yang melayang
dalam air atau dalam bentuk larutan kimia. Sedangkan Gross (1990) mendefinisikan
sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-mineral dan pecahan-pecahan batuan yang
bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang dari organisme laut serta beberapa
partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia yang terjadi di laut.
Mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir yang memiliki peranan yang sangat
penting, bukan hanya bagi kehidupan manusia tetapi juga bagi hewan – hewan yang
hidupnya bergantung di daerah kawasan mangrove. Karen banyaknya manfaat yang dapat
di ambil dari mangrove, fungsi mangrove maupun hutan mangrove di bagi menjadi dua,
yaitu fungsi ekologis dan ekonomis. Secara ekologis mangrove berfungsi sebagai tempat
ikan mencari makan, tempat tinggal, tempat asuhan dan pembesaran (nursery ground),
tempat memijah. Dan manfaatnya bagi kehidupan manusia hutan mangrove berfungsi
sebagai pelindung garis pantai, mencegah intrusi air laut, pengatur iklim mikro dan sebagai
dengan memanfaatkan bagian – bagian dari tumbuhan mangrove. Seperti misalnya batang
kayu mangrove dapat di gunakan sebagai kayu bakar, bahan baku keperluan rumah tangga
maupun industri, selain itu juga buahnya dapat dijadikan tepung untuk bahan makanan.
Mangrove hanya dapat tinggal di daerah pantai yang selalu tergenang air laut yang
pasang surut. Hutan mangrove merupakan vegetasi yang mampu tumbuh pada pantai yang
terlindung. Menurut Nybakken (1992), hutan mangrove adalah sebutan umum yang
digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi
oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai
kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Sedangkan menurut Bengen (2004), hutan
mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan subtropis yang didominasi oleh
beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah
pasang – surut pantai berlumpur. Lain halnya dengan Steenis, menurut Steenis (1978)
mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh diantara garis pasang surut. Menurut
Hutabarat dan Evans (1986) mangrove adalah tumbuhan yang dapat membentuk daratan
lumpur karena mangrove dapat bertahan dari salinitas yang tinggi dan tahan terhadap
rendaman air. Susunan jenis dan kerapatan tegakan pada wilayah mangrove sangat
dipengaruhi oleh susunan kondisi tanah. Pada umumnya tanah yang terdiri atas liat dan
debu terdapat tegakan yang lebih rapat dibandingkan pada lahan yang konsentrasi liat dan
mangrove memiliki beberapa faktor lingkungan penting yang harus diperhatikan diantaranya
yaitu salinitas, temperatur, pH, musim, pasang surut air laut dan saluran air. Selain itu yang
terbawa oleh air, angin, es maupun gletser. Partikel sedimen ini biasanya merupakan
material yang berasal dari hasil pelapukan batuan dan pengikisan permukaan bumi. Asal
yang berasal dari sisa rangka organisme hidup, terutama hewan yang memiliki cangkang
karbonat dan kalium fosfat), sedimen Hydrogenous (sedimen yang berasal dari lautan yang
pun beragam dan mulai dari yang Boulders (yang berukuran > 256 mm) sampai yang
berjenis Dissolved material (dengan ukuran partikel < 0,0005 mm). Sedangkan untuk jenis
partikelClay atau lempung yang memiliki ukuran partikel sebesar 0,0005 – 0,002 mm.
Dengan ukuran partikel yang sangat kecil, sedimen ini dapat diangkut dengan
cara suspension yang pada umumnya memang terjadi pada sedimen yang sangat kecil
ukurannya seperti lempung sehingga mampu diangkut oleh aliran air ataupun angin. Selain
cara menggelinding, menggeser atau mendorong sedimen satu dengan yang lainnya. Cara
ini hanya terjadi pada jenis partikel sedimen yang relatif lebih besar seperti pasir, kerikil, dan
sedimen yang berukuran sedang seperti pasir, dimana aliran fluida mampu menghisap dan
mengangkut sedimen pasir sampai dapat turun kembali ke dasar akibat adanya gaya
sedimentasi. Hal ini dapat dilihat dari berat jenis pada partikel pembentuk sedimen, dimana
berat jenis pada partikel yang lebih besar kurang bisa diangangkut oleh air sehingga akan
diendapkan di dekat daratan, sedangkan partikel yang lebih kecil yang memiliki berat jenis
lebih ringan akan diangkut oleh air sampai bertemu cekungan ataupun turun ke dasar akibat
adanya gravitasi bumi dan membentuk endapan. Pengendapan partikel tidak hanya
bergantung pada ukuran partikel tetapi juga terhadap arus. Partikel yang lebih besar
mengendap lebih cepat daripada partikel yang lebih kecil dan arus yang kuat
mempertahankan partikel dalam suspensi lebih lama daripada arus yang lemah. Oleh
karena itu, substrat pada tempat yang arusnya kuat akan menjadi kasar (pasir atau kerikil),
karena hanya partikel besar yang akan mengendap; sedang jika perairan yang tenang dan
bahan organik yang cukup tinggi. Hal ini dibantu dengan bercampurnya sedimen yang
berasal dari laut yang mengandung banyak mineral dengan serasah (daun mangrove) yang
berguguran. Yang akan teruraikan menjadi bagian yang lebih kecil dan akan tersuspensi
dan dikonsumsi oleh zooplankton. Sebagian besar massa detritus akan tertahan oleh akar
mangrove dan terekomposisi sehingga mendorong akumulasi bahan organik pada sedimen
hutan mangrove dan akan mempengaruhi kondisi tanah. Hasil dekomposisi inilah yang
kemudian berubah menjadi bahan organik dan dapat menyebabkan warna tanah menjadi
lebih gelap dan lebih stabil (Hardjowigeno, 1992). Pertumbuhan dan perkembangan hutan
mangrove sangat dipengaruhi oleh tekstur dan kandungan bahan organik sedimen, yaitu
pada daerah yang ukuran partikel sedimennya lebih halus dan kandungan bahan organik
Kegunaan
Kegunaan dari penelitian dapat mengetahui sebaran sedimen yang ada di kawasan
mangrove puntondo.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada penelitian ini yaitu menentukan sebaran sedimen, Mengamati jenis
sedimen dan jenis mangrove, sedangkan untuk parameter lingkungan yang meliputi