Anda di halaman 1dari 5

SINOPSIS

Nama : Ahmad Sajjad


NIM : L111 14 302
Judul : Studi Penyebaran Sedimen di Kawasan Mangrove puntondo, Takalar,
Sulawesi Selatan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sedimen adalah material atau pecahan dari batuan, mineral dan material organik yang

melayang-layang di dalam air, udara, maupun yang dikumpulkan di dasar sungai atau laut

oleh pembawa atau perantara alami lainnya. Sedimen pantai dapat berasal dari erosi pantai,

dari daratan yang terbawa oleh sungai, dan dari laut dalam yang terbawa oleh arus ke

daerah pantai (Bambang Triatmodjo, 1999). Dalam kaitannya dengan sedimen dan

sedimentasi bebrapa ahli mendefinisikan sedimen dalam beberapa pengertian. Pipkin

(1977) menyatakan bahwa sedimen adalah pecahan, mineral, atau material organik yang

ditransforkan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh

airdan juga termasuk didalamnya material yang diendapakan dari material yang melayang

dalam air atau dalam bentuk larutan kimia. Sedangkan Gross (1990) mendefinisikan

sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-mineral dan pecahan-pecahan batuan yang

bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang dari organisme laut serta beberapa

partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia yang terjadi di laut.

Mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir yang memiliki peranan yang sangat

penting, bukan hanya bagi kehidupan manusia tetapi juga bagi hewan – hewan yang

hidupnya bergantung di daerah kawasan mangrove. Karen banyaknya manfaat yang dapat

di ambil dari mangrove, fungsi mangrove maupun hutan mangrove di bagi menjadi dua,

yaitu fungsi ekologis dan ekonomis. Secara ekologis mangrove berfungsi sebagai tempat

ikan mencari makan, tempat tinggal, tempat asuhan dan pembesaran (nursery ground),
tempat memijah. Dan manfaatnya bagi kehidupan manusia hutan mangrove berfungsi

sebagai pelindung garis pantai, mencegah intrusi air laut, pengatur iklim mikro dan sebagai

penghadang terjangan ombak besar. Sedangkan fungsi ekonominya dapat diperoleh

dengan memanfaatkan bagian – bagian dari tumbuhan mangrove. Seperti misalnya batang

kayu mangrove dapat di gunakan sebagai kayu bakar, bahan baku keperluan rumah tangga

maupun industri, selain itu juga buahnya dapat dijadikan tepung untuk bahan makanan.

Juga sebagai daerah pariwisata.

Mangrove hanya dapat tinggal di daerah pantai yang selalu tergenang air laut yang

pasang surut. Hutan mangrove merupakan vegetasi yang mampu tumbuh pada pantai yang

terlindung. Menurut Nybakken (1992), hutan mangrove adalah sebutan umum yang

digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi

oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai

kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Sedangkan menurut Bengen (2004), hutan

mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan subtropis yang didominasi oleh

beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah

pasang – surut pantai berlumpur. Lain halnya dengan Steenis, menurut Steenis (1978)

mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh diantara garis pasang surut. Menurut

Hutabarat dan Evans (1986) mangrove adalah tumbuhan yang dapat membentuk daratan

lumpur karena mangrove dapat bertahan dari salinitas yang tinggi dan tahan terhadap

rendaman air. Susunan jenis dan kerapatan tegakan pada wilayah mangrove sangat

dipengaruhi oleh susunan kondisi tanah. Pada umumnya tanah yang terdiri atas liat dan

debu terdapat tegakan yang lebih rapat dibandingkan pada lahan yang konsentrasi liat dan

debunya rendah (Wiaroatmodjo, 1994 dalam Alkaf, 2003). Dalam pertumbuhannya,

mangrove memiliki beberapa faktor lingkungan penting yang harus diperhatikan diantaranya

yaitu salinitas, temperatur, pH, musim, pasang surut air laut dan saluran air. Selain itu yang

memberi pengaruh penting lainnya yaitu substrat atau sedimen. 


Sedimentsi merupakan proses terbentuknya endapan dari partikel – partikel yang

terbawa oleh air, angin, es maupun gletser. Partikel sedimen ini biasanya merupakan

material yang berasal dari hasil pelapukan batuan dan pengikisan permukaan bumi. Asal

sedimen itu sendiri sebenarnya dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu

sedimen Lithogenous (sedimen yang berasal dari daratan), sedimen Biogenous (sedimen

yang berasal dari sisa rangka organisme hidup, terutama hewan yang memiliki cangkang

karbonat dan kalium fosfat), sedimen Hydrogenous (sedimen yang berasal dari lautan yang

terbentuk secara perlahan melalui penyerapan mineral ke dasar laut), dan

sedimen Cosmogenous (yaitu sedimen yang berasal dari luar angkasa). Ukuran sedimen

pun beragam dan mulai dari yang Boulders (yang berukuran > 256 mm) sampai yang

berjenis Dissolved material (dengan ukuran partikel < 0,0005 mm). Sedangkan untuk jenis

partikel yang terendapkan di kawasan hutan mangrove termasuk ke dalam jenis

partikelClay atau lempung yang memiliki ukuran partikel sebesar 0,0005 – 0,002 mm.

Dengan ukuran partikel yang sangat kecil, sedimen ini dapat diangkut dengan

cara suspension yang pada umumnya memang terjadi pada sedimen yang sangat kecil

ukurannya seperti lempung sehingga mampu diangkut oleh aliran air ataupun angin. Selain

dengan cara suspensionsedimen juga dapat diangkut dengan cara Bed load yaitu dengan

cara menggelinding, menggeser atau mendorong sedimen satu dengan yang lainnya. Cara

ini hanya terjadi pada jenis partikel sedimen yang relatif lebih besar seperti pasir, kerikil, dan

bongkahan. Cara lainnya yaitu Saltation yang berarti meloncat. Biasanya terjadi pada

sedimen yang berukuran sedang seperti pasir, dimana aliran fluida mampu menghisap dan

mengangkut sedimen pasir sampai dapat turun kembali ke dasar akibat adanya gaya

gravitasi.  Ukuran partikel memiliki peranan penting dalam proses pengendapan atau

sedimentasi. Hal ini dapat dilihat dari berat jenis pada partikel pembentuk sedimen, dimana

berat jenis pada partikel yang lebih besar kurang bisa diangangkut oleh air sehingga akan

diendapkan di dekat daratan, sedangkan partikel yang lebih kecil yang memiliki berat jenis

lebih ringan akan diangkut oleh air sampai bertemu cekungan ataupun turun ke dasar akibat
adanya gravitasi bumi dan membentuk endapan. Pengendapan partikel tidak hanya

bergantung pada ukuran partikel tetapi juga terhadap arus. Partikel yang lebih besar

mengendap lebih cepat daripada partikel yang lebih kecil dan arus yang kuat

mempertahankan partikel dalam suspensi lebih lama daripada arus yang lemah. Oleh

karena itu, substrat pada tempat yang arusnya kuat akan menjadi kasar (pasir atau kerikil),

karena hanya partikel besar yang akan mengendap; sedang jika perairan yang tenang dan

arus lemah, lumpur halus akan mengendap.

Keberadaan sedimen di kawasan hutan mangrove memiliki kandungan nutrien dan

bahan organik yang cukup tinggi. Hal ini dibantu dengan bercampurnya sedimen yang

berasal dari laut yang mengandung banyak mineral dengan serasah (daun mangrove) yang

berguguran. Yang akan teruraikan menjadi bagian yang lebih kecil dan akan tersuspensi

dan dikonsumsi oleh zooplankton. Sebagian besar massa detritus akan tertahan oleh akar

mangrove dan terekomposisi sehingga mendorong akumulasi bahan organik pada sedimen

hutan mangrove dan akan mempengaruhi kondisi tanah. Hasil dekomposisi inilah yang

kemudian berubah menjadi bahan organik dan dapat menyebabkan warna tanah menjadi

lebih gelap dan lebih stabil (Hardjowigeno, 1992). Pertumbuhan dan perkembangan hutan

mangrove sangat dipengaruhi oleh tekstur dan kandungan bahan organik sedimen, yaitu

pada daerah yang ukuran partikel sedimennya lebih halus dan kandungan bahan organik

lebih tinggi, pertumbuhan dan perkembangan hutan mangrovenya lebih bagus.


B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penyebaran sedimen di kawasan mangrove

Puntondo serta mengetahui pengaruh sebaran sedimen terhadap pertumbuhan berbagai

macam jenis mangrove di Puntondo.

Kegunaan

Kegunaan dari penelitian dapat mengetahui sebaran sedimen yang ada di kawasan

mangrove dan mengetahui pengaruh sedimen terhadap pertumbuhan mangrove di kawasan

mangrove puntondo.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada penelitian ini yaitu menentukan sebaran sedimen, Mengamati jenis

sedimen dan jenis mangrove, sedangkan untuk parameter lingkungan yang meliputi

pengukuran arus, gelombang, kelandaian, pasut.

Anda mungkin juga menyukai