Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menstruasi adalah proses yang dialami wanita yang di tandai
dengan meluruhnya endometrium bersama dengan darah melalui vagina.
Siklus ini terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus pertama
menstruasi biasanya dialami oleh remaja antara usia 8 – 16 tahun
(Prawirohardjo, 2008). Banyak gangguan yang dialami wanita di kala
mestruasi, salah satunya yaitu disminore
Pada sebagian wanita, disminore dapat bersifat ringan, namun
kebanyakan wanita mengalami disminore yang berlebihan sehingga
mengganggu aktivitas sehari hari. Selain kontraksi otot yang berlebih
dapat juga dikrenakan adanya saraf yang terjepit karena kontraksi
tersebut, dan dapat pula penekanan permbuluh darah sehingga aliran
darah yang tidak lancar. Disminore terkadang membuat wanita tidak
mampu beraktivitas karena rasa sakit yang berlebihan, tidak jarang
wanita yang mengalami disminore yang berlebih mengalami diare.
Disminore biasanya muncul di hari pertama sampai kedua menstruasi.
Dalam keadaan ini, tidak sedikit wanita yang merasakan nyeri
karena disminore sampai mengalami kesakitan yang luar biasa di perut,
bahka terkadang sampai menangis. Namun ada beberapa cara dalam
pengobatan dismiore, tidak hanya dengan menggunakan obat obatan
atau meminum jamu yang di percaya dapat meredakan rasa sakit. Selain
itu, disminore dapat di atasi dengan kompres, yaitu kompres denga air
hangat yang dapat mengurangi rasa nyeri pada perut, dan lebih aman
tidak menimbulkan efek samping daripada menggunakan obat obatan
yang merupakan bahan kimia. Dengan alasan tersebut, akan lebih baik
mengobati disminore dengan kompres, selain aman juga tidak
membutuhkan biaya, walaupun efek terhadap rasa sakit tidak hilang
secepat meminum obat, tetapi lebih aman dari efek samping yang lebih
berbahaya akibat bahan kimia

1
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Disminore?
2. Mengapa terjadi disminore?
3. Bagaimana proses penyembuhan disminore dengan kompres?

C. Tujuan penelitian
1. Menjelaskan lebih detail pengertian dan penyebab terjadinya
disminore
2. Menjelaskan bagaimana penyembuhan disminore dengan kompres

D. Manfaat penelitian
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan solusi kepada wanita
wanita yang sering mengalami disminore secara berlebih. Agar mereka
mengetahui bahwa tidak hanya obat yang dapat mengurangi rasa nyeri pada
disminore, melainkan dapat dengan kompres yang lebih aman dan tidak
memiliki efek samping seperti obat yang merupakan bahan kimia yang tidak
baik untuk tubuh, maka dari itu dapat menggunaka kompres untuk mencegah
penggunaan obat dan efek sampingnya. Karena masih banyak masyarakat yang
tidak mengetahui efek samping dari bahan kimia bagi tubuh

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian disminore
Disminore adalah nyeri dan kram di perut dan bagian tungkai atas,
biasanya wanita yang mengalami disminore akan merasa mual, pusing
kepala, perut melilit, bahkan sampai kesulitan untuk berjalan.
Disminore seringkali muncul dengan berbagai jenis rasa nyeri. Nyeri
yang dirasakan setiap individu dapat berbeda antara satu dengan yang
lainnya.Kebanyakan wanita yang mengalami disminore akan mudah
marah atau emosi yang sensitif. Nyeri ini sendiri biasanya terjadi
karena meningkatnya sekresi hormon prostagladin sehingga terjadi
kontraksi otot rahim yang berlebih(Dawood, 2009). Dismenore yang
dialami setiap siklus menstruasi merupakan pertanda adanya
gangguan di dalam tubuh seseorang

B. Macam macam disminore


Berdasarkan penyebabnya, disminore digagi menjadi 2, yaitu disminore
primer dan disminore sekunder.

1. Disminore primer.
Disminore primer tidak di sebabkan oleh masalah pada organ
reproduksi. Keadaan ini umumnya disebabkan karena peningkatan dari
prostagladin yang di produksi di rahim. Peningkatan prostagladin
memicu terjadinya kontraksi dari uterus atau rahim. Secara alami,
rahim cenderung memiliki kontraksi lebih kuat semasa menstruasi.
Kontraksi rahim ini dapat menimbulkan nyeri perut atau disminore.
Dismenore ini seringkali disertai dengan keluhan mual, muntah, nyeri
kepala, atau diare yang diduga timbul karena prostaglandin.
Dismenore primer seringkali disebut dengan istilah dismenore
fungsional atau idiopatik. Biasanya dismenore primer timbul pada
masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama.
Timbul sejak menstruasi pertama dan akan pulih sendiri dengan
berjalannya waktu. Tepatnya saat lebih stabilnya hormon tubuh atau
perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri
menstruasi ini normal, namun dapat berlebihan bila dipengaruhi oleh
faktor psikis dan fisik, seperti stres, shock, penyempitan pembuluh
darah, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun (Wijayanti,
2009:21).

2. Disminore sejunder.

3
Disminore sekunder adalah nyeri haid yang di sebabkan oleh
penyakit, gangguan, dan kelainan di dalam maupun di luar rahim.
Nyeri ini dimulai sejak 1 – 2 minggu sebelum menstruasi dan terus
berlangsung beberapa hari setelah menstruasi. Biasanya terjadi pada
wanita berumur lebih dari 25 tahun. Beberapa penyebab disminore
sekunder :
a) Infeksi pelvis
b) Fibroid uterus
c) Endometriosis
d) Radang panggul
e) Kehamilan ektopik

C. Faktor yang mempengaruhi disminore

Penyebab terjadinya disminore diantaranya yaitu keadaan fisik, psikis,


stres, syock, dan penyempitan pembuluh darah. Secara umum beberapa faktor
yang mempengaruhi yaitu :
1. Faktor menstruasi.
a) Manarche dini. Gadis remaja dengan usia manarche dini insiden
disminorenya lebih tinggi
b) Masa menstruasi yang pajang. Terlihat bahwa wanita yang
megalami masa menstruasi yang panjang mengalami disminore
yang lebih parah
2. Paritas. Insiden disminore lebih rendah pada wanita multiparitas.
3. Olahraga. Bebeapa olahraga dapat mengurangi disminore, hal ini terlihat
bahwa atlet megalami disminore lebih rendah
4. Faktor psikologis. Pada gadis yang mengalami emosional yang tidak stabil
yang kurang edukasi tentang menstruasi mudah timbul disminore, selain
itu stres juga mempengaruhi dalam terjadinya disminore
5. Menurut Manuaba (2007), pada disminore primer disebabkan oleh faktor
hormonal, sedangkan disminore sekunder tidak. Adapun faktornya yaitu :
a) Terjadinya kontraksi yang kuat dan lama dinding rahim
b) Hormon prostagladin yang tinggi
c) Pelebaran leher rahim saat menstruasi
d) Adanya infeksi pada panggul
e) Postur tubuh yang kurang baik
f) Adanya endometriosis
g) Tumor jinak pada rahim
h) Rahim tidak berkembang dengan baik

Sedangkan faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya dismenore primer


menurut Andriani (2015:9-11) faktor resiko dismenore primer diantaranya adalah
:

4
1. Indeks Massa Tubuh
Seorang wanita dengan tubuh tidak ideal memiliki resiko lebih besar terhadap
kejadian dismenore. Tubuh yang ideal bukanlah tubuh yang terlalu kurus
ataupun yang terlalu gemuk. Seorang wanita dengan tubuh terlalu kurus
ataupun terlalu gemuk sangat berpotensi mengalami dismenore, karena
semakin rendah Indeks massa tubuh maka tingkat dismenore akan semakin
berat dan sebaliknya, karena saat wanita semakin gemuk, timbunan lemak
memicu pembuatan hormon terutama estrogen
2. Tingkat Stres
Stres seringkali terjadi secara tiba-tiba karena persoalan yang harus dihadapi
dalam kehidupan. Peningkatan tingkat stres menyebabkan pengaruh negative
pada kesehatan tubuh. Stres merupakan penyebab timbulnya dismenore.
Semakin tinggi tingkat stres maka akan semakin tinggi pula tingkat dismenore.
3. Aktifitas Fisik
Dalam kehidupan sehari-hari sangat dianjurkan untuk melakukan aktivitas
fisik untuk kepentingan kesehatan. Aktifitas fisik jika dilakukan dengan benar
akan memberikan manfaat bagi tubuh. Semakin rendah aktifitas fisik maka
tingkat dismenore akan semakin berat dan sebaliknya.

D. Upaya mengatasi disminore dapat secara farmakologis atau


nonfarmakologis

E. Secara farmakologis.
Menurut Potter dan Perry(2006) upaya farmakologis dapat
dilakukan dengan memberikan obat analgesik sebagai penghilang
rasa sakit.
F. Secara nofarmakologis.
Menurut Smeltzer dan Bare(2002) penanganan nyeri secara
nofarmakologis salah satunya dengan menggunakan terapi es dan
panas. Terapi es dapat menurunkan prostagladin yang memperkuat
sensitifitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera
dengan menghambat proses inflamasi. Terapi panas mempunyai
keuntungan meingkatkan aliran darah ke suatu area dan
kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan mempercepat
penyembuhan.
Dalam proses kompres es dan panas ini dapat diselingi
dengan relaksasi tubuh dengan melepas ketegangan. Teknik
relaksasi yang sederhana terdiri dari atas nafas abdomen dengan
frekuensi lambat, berirama. Kompres hangat dilakukan dengan
botol yang diisi air hangat dengan suhu 37 – 40 derajat celcius,
secara konduksi terjadi perpindahan panas dari botol ke perut
sehingga perut yang di kompres menjadi hangat, dan menyebabkan
pelebaran pembuluh darah di bagian nyeri serta meningkatnya
aliran darah pada daerah tersebut. Rasa hangat di bagian perut

5
dapat meningkatkan relaksasi dengan adanya rasa nyaman,
sehingga dapat menurunkan respon terhadap nyeri.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulannya yaitu, disminore merupakan hal yang wajar terjadi pada
wanita yang mengalami menstruasi. Terutama disminore primer yang memang
terjadi pada semua wanita menstruasi. Sedangkan disminore sekunder
merupakan tanda tanda bahwa adanya kelainan pada rahim dan sekitarnya dan
lebih baik diketahui secara dini untuk pengobatan lebih dini. Pengobatan
disminore sendiri tidak selalu terpaku pada obat obatan berbahan kimia. Banyak
cara yang dapat di lakukan untuk mengurangi penggunaan obat obatan yang
memiliki efek samping pada tubuh yang tentu tidak baik bagi tubuh. Maka dari
itu lebih baik penggunaannya dengan yang alami tanpa efek samping salah
satunya adalah kompres. Selain tidak memiliki efek samping juga lebih baik bagi
tubuh dandapat melancarkan peredaran darah.

B. Saran
Sarannya yaitu teruntuk wanita yang sering mengalami disminore dengan
skala tinggi yaitu rasa nyeri yang berlebih, dapat di lakukan kompres dingin
maupun hangat yang lebih aman bagi tubuh selain itu juga tidak memiliki efek
samping dan lebih aman. Dan tidak selalu terpaku pada obat obatan yang
memang bekerja lebih cepat menghilangkan rasa nyeri.

6
C. Daftar pustaka

Dahlan, Asmita. 2017. pengaruh terapi kompres hangat terhadap nyeri


haid(disminorea)pada siswi, (online, https://lusa.afkar.id/disminore-dysminorhea,
diakses pada 03 -01-2020, 22.40)
Swari, Risky Candra. 2016. Kesehatan penyakit disminore, (online,
https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/disminore/, diakses pada 03-01-2020,
21.40)

Willy, Tjin. 2019. Nyeri haid, (oline, https://www.alodokter.com/nyeri-haid ,


diakses pada 01-01-2020, 21.45)

Adrian, Kevin. 2018. Penyebab nyeri haid yang tidak tertahankan , (oline,
https://alodokter.com/peyebab-nyeri-haid-tidak-tertahankan , diakses pada 03-
01-2020, 20.27)

Rochmawati, Lusa. 2010. Disminore-dysmenorrhea, (online,


https://lusa.afkar.id/disminore-dysmenorrhea , diakses pada 03-01-2020, 20.45)

Andini, Widya Candra. 2019. Kesehatan penyakit nyeri haid, (online,


https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/nyeri-haid/ , diakses pada 03-01-
2020. 23.10)

Anda mungkin juga menyukai