Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

SISTEM KONTROL 1

( INTI PERMASALAHAN SETIAP BAB ATAU POKOK-POKOK


PENTINGNYA DALAM SETIAP BAB )

Oleh:

Nama : MUHAMMAD ALDY REZALDY


NIM : 442 17 018
Kelas : 2 D4 TEKNIK PEMBANGKIT ENERGI

PROGRAM STUDI TEKNIK PEMBANGKIT ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2018
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan suatu tinjauan menyeluruh dari lup control proses dan elemen-elemennya.
1.
Pembanding
Input Output
Alat Proses
Kontrol

Umpan
Balik
Diagram blok lup kontrol proses
Dari diagram blok diatas dapat kita jelaskan secara sederhana bahwa suatu set point yang
terdiri arus, tekanan, dan tegangan yang mempunyai nilai, menuju dari input ke alat kontrol.
Dari alat control akan menuju ke proses, dan apabila nilai set point output tidak memiliki nilai
yang sama dengan nilai inputnya maka set point akan ke umpan balik, lalu ke pembanding, di
sini kita akan mengatur nilai set pointnya sesuai dengan nilai inputnya, dan setelah mengatur
nilainya, maka set point yang ada di alat control akan ke proses, dan jika nilainya sudah sesuai
maka set point akan ke output. Alat kontrol juga dapat mengubah energi tegangan dan energi
tekanan menjadi energy listrik.

2. Variable dinamis adalah suatu parameter fisik yang dapat berubah secara spontan
karena pengaruh luar. Adapun yang dapat mempengaruhi variabel dinamis adalah suhu,
tekanan, laju aliran, tinggi fluida, gaya, intensitas cahaya dan kelembaban.

3. Adapun beberapa evaluasi control proses :


a. Evaluasi sistem : merupakan evaluasi yang mencerminkan seberapa besar fungsi
regulasi dari variabel dinamis dalam proses. Adapun beberapa bagian dari evaluasi
system :
- Error sistem : perpaduan antara harga set point variabel terkontrol dan harga
sebenarnya dari variabel dinamis yang dilindungi oleh suatu sistem.
- Set point : harga variabel dinamis yang diinginkan dalam suatu proses.
- Tanggapan dinamis : bertujuan untuk mengontrol perubahan variabel terhadap
waktu.
b. Evaluasi tanggapan dinamis : berfungsi untuk mengevaluasi suatu lup control proses,
baik untuk penyimpangan berasal dari masukan-masukan transien maupun dari
perubahan pada setpoint. Adapun beberapa bagian dari evaluasi tanggapan dinamis
- Settling time : waktu yang dibutuhkan oleh lup control proses untuk membawa
variabel dinamis kembali ke daerah set point
- Kesalahan puncak (peak error) : perubahan set point yang menyebabkan terjadi
penyimpangan maksimum variabel dinamis terhadap set point.
- Kesalahan residual (residual error) : perubahan set point yang menyebabkan
terjadi penyimpangan linear pada variabel dinamis terhadap set point. Kesalahan
ini masih diperbolehkan tetapi harus diubah dengan harga set point optimum.

4. Prinsip kerja pemrosesan analog adalah dengan merubah besaran-besaran analog


menjadi besaran elektris. Contoh dari pemrosesan ini adalah pada proses pengontrolan
temperatur. Dalam hal ini thermistor yang nilai tahanannya berubah sesuai dengan
temperatur yang ada.

5. Pemrosesan digital adalah semua informasi yang dibawa ke dalam lup control proses
dikodekan kembali dalam bentuk biner. Biner ini merupakan system bilangan berbasis
dua, yaitu nol dan satu.

6. Tanggapan waktu merupakan waktu yang diperlukan keluaran elemen system untuk
mencapai nilai akhirnya pada nilai masukan yang berubah secara mendadak.
BAB 2 PENGKONDISIAN SINYAL ANALOG

Pengkondisian sinyal dalam bab ini berhubungan dengan teknik yang dipakai untuk
menghasilkan kompatibilitas sinyal dan pengukuran dalam system analog. Untuk lebih lanjut
pengkondisian sinyal analog, sebagai berikut :

1. Keperluan untuk pengkondisian sinyal analog ditinjau dan ditetapkan menjadin syarat-
syarat dari pengubahan level sinyal, linierisasi, konversi sinyal, dan penyaringan dan
penyesuaian impedansi.

2. Rangkaian-rangkaian jembatan adalah contoh umum proses konversi dimana perubahan


resistansi diukur baik menurut sinyal arus maupun tegangan

3. Rangkaian potensiometer merupakan standar pengukuran tegangan impedansi tinggi


yang akurat selama bertahun-tahun

4. Operasional amplifier (Op Amp) adalah sebuah pengkondisian sinyal yang sangat
istimewa yang membentuk blok sekitarnya dimana beberapa rangkaian dengan fungsi
khusus dapat dikembangkan. Hal Ini digunakan pada aplikasi-aplikasi yang melibatkan
amplifier, converter, rangkaian linierisasi, integrator, dan beberapa fungsi lainnya.

5. Silicon controlled rectifier (SCR) dan TRIAC merupakan suatu semikonduktor mirip
dengan dioda yang dapat mengontrol sinyal ac atau dc energy besar yang menggunakan
input-input level rendah
BAB 3 PENGKONDISIAN SINYAL DIGITAL
Bab ini menjelaskan latar belakang elektronika digital untuk mengetahui elemen-elemen dari
pemrosesan sinyal digital dan dapat mempraktekkan analisis sederhana dan mendesain seperti
halnya pada kontrol proses
1. Penggunaan word digital memungkinkan pengkodean informasi analog ke dalam sebuah
format digital

2. Sangat mungkin untuk pengkodean bilangan decimal pecahan ke dalam bentuk biner
dan begitu sebaliknya dengan menggunakan rumus

N 10=b 1 2−1 +b 2 2−2 +…+ bm 2−m

3. Teknik aljabar Boolean dapat diaplikasikan pada pengembangan alarm proses dan
fungsi-fungsi control dasar

4. Gerbang-gerbang elektonika digital dan komparator membantu implementasi dari


persamaan Boolean proses

5. DAC dipergunakan untuk mengkonversi word digital ke dalam bilangan analog dengan
mempergunakan representasi bilangan pecahan. Dengan resolusi

∆ V x =V R 2−n

6. Sebuah ADC Tipe pendekatan successive menentukan word digital output untuk sebuah
tegangan input analog dalam sejumlah step, sama seperti bit-bit dalam word.

7. ADC slope ganda mengkonversi informasi analog ke digital oleh sebuah kombinasi
perhitungan waktu dan integrasi

8. Sitem Akulasi Data (DAS) adalah sebuah piranti modular yang menghubungkan sejumlah
sinyal analog ke sebuah computer. Pengkodean alamat sinyal, pemultipleksan, dan
operasi ADC terdapat di dalam piranti ini

9. Modul Data Output (DOM) menyediakan semua kebutuhan peraangkat keras bagi
sebuah computer untuk menghasilkan output sinyal analog, termasuk pengalamatan
konversi D/A dan pemultipleksan.
BAB 4 TRANSDUSER TERMAL
Bab ini menekankan suatu pamahaman tentang aplikasi sederhana dari transducer-transducer
kontrol proses.
1. Energi thermal adalah energi internal yang ada dalam suatu sistem akibat suhunya

2. Konsep suhu terkandung di dalam representasi energy termal yaitu suatu bentuk energy
termal rata-rata per molekul yang dinyatakan dalam suatu derajat suhu.

3. Suhu absolut adalah satuan suhu yang penunjukkannya nol dan berkaitan dengan
dengan energi termal yang besarnya nol. Skala-skala angka tersebut adalah K dan 0R.
Adapun rumus untuk mentransformasikan suhu

5
T ( K ) = T (¿O R)¿
9

4. Kedua skala lainnya disebut skala relative karena angka nol nya tidak muncul sebagai
angka nol dari energy termalnya. Skala derajat celsius ( oC) berkaitan dengan skala
derajat kelvin (K) dengan pergeseran angka nol, sehingga berlaku rumus

T (¿O C)=T ( K )−273,15 ¿

Skala derajat fahreheit (¿O F)¿ dan skala dihubungkan oleh persamaan

T (¿O F)=T (¿O R)−459,6 ¿ ¿

5. Resistance temperature Detecktor (RTD) adalah sebuah transducer yang tergantung


pada kenaikan logam terhadap suhu. Kenaikan ini menghampiri linear dan pendekatan
analisis yang menyatakan tahanan terhadap suhu merupakan sebuah persamaan garis
lurus, yaitu

R ( T ) =R ( T 0 ) [1+∝2 ( ∆ T )2 ]

6. Thermistor adalah komponen semikonduktor yang berkelakuan sebagai tahanan dengan


koefisien tahanan temperature yang tinggi. Yang biasanya negative. Biasanya digunakan
pada rangkaian jembatan dan op amp

7. Thermocouple berasal dari kata thermo yang berarti “suhu” dan couple yang berarti
“sepasang”. Dalam pengertian sebenarnya, termokopel adalah sepasang kawat logam
yang tidak sama jenisnya dihubungkan bersama-sama. Biasanya dipakai pada teknik
potensiometrik, op amp, atau teknik-teknik impedansi tinggi lainnya pada
pengkondisian sinyal.
8. Keping bimetal mengubah suhu menjadi suatu gerakan dari elemen-elemen logam.
Keping ini bisa dipakai untuk menutup saklar atau membuat indikasi-indikasi dial

9. Prinsip kerja thermometer gas yaitu suatu gas yang berada didalam sebuah bejana pada
volume konstan lalu tekanan serta suhunya diubah, maka perbandingan antara tekanan
dan suhunya adalah konstan.
Prinsip kerja thermometer uap yaitu mengkonversi suhu kedalam Tekanan sesuai
dengan thermometer gas, tetapi prosesnya yang berbeda. Jika sebuah bejana tertutup
dan diisi sebagian dengan cairan, maka ruangan diatas cairan tersebut akan terdiri dari
uap cairan yang tekanannya tergantung pada suhu.

Anda mungkin juga menyukai