Anda di halaman 1dari 6

PAPER

PENDEKATAN SISTEM TERKAIT PROGRAM PENANGANAN


PANDEMI COVID-19 DI DAERAH MASING-MASING
(KOTA KEDIRI)
Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Sistem Informasi Kesehatan
Dosen Pengampu : Krisnita Dwi Jayanti, S.KM., M.Epid

Disusun Oleh:

Namira Milleniawati Wijatmiko 10318040

KELAS A
SEMESTER 4 / TINGKAT 2
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2020
A. Pandemi Coronavirus 2019 (COVID-19)
Pada bulan Desember, 2019 KLB yang mempunyai gejala seperti penyakit
pneumonia, yang pada awalnya tidak diketahui peyebabnya terjadi di Wuhan (Hubei, Cina)
dan kemudian ditentukan dengan cepat bahwa penyebab penyakit ini dikarenakan oleh Virus
Corona baru, yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus 2 (SARS-CoV-2).
Selanjutnya penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 ini dikenal dengan nama
Coronavirus Disease 2019 atau biasa disingkat dengan COVID-19. Kemudian dengan cepat
KLB tersebut telah menyebar ke setiap provinsi di daratan Cina serta 27 negara dan wilayah
lain, dengan lebih dari 70.000 kasus terkonfirmasi pada 17 Februari 2020.
Pandemi Coronavirus di Indonesia pertama kali diawali dengan ditemukannya kasus
positif terkonfirmasi COVID-19 pada tanggal 02 Maret 2020. Hingga pada tanggal 09 April
2020, telah terkonfirmasi 3.293 kasus positif COVID-19 dengan 280 kasus meninggal dan
252 kasus sembuh. Kasus dinyatakan tersebar di 33 provinsi dari 34 provinsi di Indonesia,
dengan Gorontalo menjadi satu-satunya provinsi yang belum melaporkan kasus
terkonfirmasi.
Melalui akun instagramnya, Walikota Kediri pada tanggal 28 Maret 2020
menyampaikan bahwa di Kota Kediri telah terdapat satu warga yang positif terinfeksi
COVID-19. Sampai pada tanggal 10 April 2020 terdapat empat kasus yang terkonfirmasi dan
satu kasus sembuh di wilayah Kota Kediri. Walikota Kediri juga berpesan agar masyarakat
Kota Kediri untuk mematuhi semua protokol dan aturan dalam pencegahan COVID-19 agar
pandemi ini tidak semakin meluas.

B. Penanganan Pandemi COVID-19 Kota Kediri


1. Input
a. Sumber Daya:
1) Man : Pemerintah Kota Kediri, Dinas Kesehatan Kota Kediri, seluruh
Puskesmas yang ada, pemerintah kecamatan, desa, serta jajaran dan seluruh
masyarakat Kota Kediri.
2) Material : Instruksi dari pihak Pemerintah Kota kepada masyarakat melalui
publikasi secara tertulis kepada jajaran pemerintahan maupun publikasi
secara online.
3) Method : Untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Kota Kediri,
pemerintah setempat membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19. Tim ini dipimpin Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri Fauzan
Adima dan berkantor di Command Center, Balai Kota Kediri.
4) Masukan yang diolah sistem : Strategi untuk mencegah penyebaran COVID-19.
5) Masukan yang dibutuhkan : Kesadaran masyarakat
b. Kebutuhan Sistem : Data Orang Sehat Dalam Risiko (ODR), data Orang Dalam
Pemantauan (ODP), data Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan data Jumlah Kasus
Konfirmasi.
c. Instrumen Pengumpulan Data : Data dikumpulkan melalui jajaran paling bawah yaitu
pihak RT. Apabila ada warga RT yang datang dari luar kota atau luar negeri, ketua RT
akan melapor ke perangkat kelurahan setempat, dan akan dicek kesehatannya oleh
petugas kesehatan.
d. Sumber Data : Dinas Kesehatan Kota Kediri.

2. Proses
a. Warga masyarakat Kota Kediri yang baru-baru ini berkunjung dari luar negara
maupun luar daerah dengan risiko tinggi Coronavirus wajib melapor ke layanan
telepon darurat COVID-19, dan harus mengisolasi diri selama 14 hari dirumah.
b. Gugus tugas percepatan penanganan pencegahan covid-19 baik di tingkat
kelurahan, kecamatan, maupun kota harus bekerjasama dan berkoordinasi
sebaik mungkin sehingga dapat menghasilkan keluaran yang baik dan sesuai
tujuan.
c. Manajemen data, yang dimulai dari pengumpulan sampai ke pelaporan dari
tingkat bawah yakni RT, RW, kelurahan pada pihak puskesmas dan diteruskan
ke pemerintah kota harus dilakukan sebagaimana mestinya.
d. Pemerintah Kota Kediri juga mengeluarkan beberapa kebijakan terkait dengan
penanganan pencegahan COVID-19 diantaranya: Seluruh warga Kota Kediri
untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu dengan Cuci
Tangan Pakai Sabun (CTPS), meningkatkan kesehatan lingkungan dengan
melaksanakan kegiatan kerja bakti di lingkungkan sekitar, dan bila
memungkinkan melakukan penyemprotan desinfektan secara swadaya; Menjaga
diri dari potensi tertular COVID-19 dengan menerapkan Social Distancing
(menjaga jarak) sedikitnya dengan jarak 1 meter, mengucapkan salam dengan
tidak berjabat atau bersentuh tangan, memperhatikan kebersihan tangan dengan
mencuci tangan metode 6 langkah sesering mungkin, dengan sadar mengurangi
frekuensi menyentuh mata, hidung, dan mulut, serta bila mengalami demam dan
batuk untuk menggunakan masker, melakukan Self-lsolation (mengisolasi diri
sendiri), dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan; Seluruh instansi,
perkantoran, tempat ibadah, stasiun kereta api, terminal, jalan raya, pul bus
pariwisata, pul travel, tempat usaha pariwisata/hiburan, pasar, pertokoan, pusat
perbelanjaan, toko modern, penginapan, dan restoran tetap membuka
layanannya dengan menerapkan standar kesehatan maksimum serta
melaksanakan pembersihan regular (sterilisasi dengan desinfektan) pada
fasilitas-fasilitas yang sering disentuh pengunjung. Menambah fasilitas cuci
tangan atau hand sanitizer di pintu keluar masuk dan area strategis lainnya;
Menunda pelaksanaan semua kegiatan yang mengumpulkan peserta dalam
jumlah besar dan lebih mengupayakan untuk memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi dalam pelaksanaan kegiatan tersebut; dan lain-lain.

3. Output
a. Masyarakat jadi memiliki kesadaran yang tinggi, banyak yang mulai
menggunakan masker saat berpergian.
b. Masyarakat juga berperan aktif dalam pelaporan diri sendiri maupun keluarga
yang baru dari luar daerah.
c. Banyak masyarakat di masing-masing RT maupun RW yang memberlakukan
satu pintu sebagai langkah untuk mencegah penyebaran COVID-19.
d. Wali Kota Kediri menghentikan kegiatan Car Free Day (CFD) di Jalan Dhoho.
Penghentian ini merupakan langkah preventif untuk mencegah virus Corona
yang makin meluas. Dalam pernyataan yang disebarluaskan melalui akun media
sosialnya, penghentian kegiatan CFD ini berlaku hingga batas waktu yang
belum ditentukan.
e. Wali Kota Kediri juga memberlakukan penutupan sementara kegiatan usaha
hiburan seperti karaoke, panti pijat, diskotik, hiburan malam dan tempat wisata.

4. Outcome
a. Masyarakat sudah bisa menerapkan program dan kebijakan-kebijakan yang
telah diberlalukan oleh pemerintah.
b. Diharapkan dengan adanya kebijakan dan program pencegahan penyebaran
COVID-19 ini dapat mengurangi kasus di Kota Kediri.
5. Impact
Impact positif diantaranya adalah kita lebih dapat mendekatkan diri kepada Tuhan
YME; lebih banyak waktu untuk berkumpul dengan keluarga di rumah; polusi dan
pencemaran mulai berkurang seiring dengan berkurangnya aktivitas warga; lebih
menyadari betapa pentingnya untuk menerapkan PHBS pada kehidupan sehari-
hari; dengan begini penanganan dan persebaran terhadap ODP dapat dilakukan dan
diketahui dengan cepat, dan pemantauan dapat terkendali. Sedangkan impact
negatifnya terjadi pada masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah apalagi
jika pekerjaannya mengharuskan berhubungan dengan dunia luar seperti ojek
online ataupun pedangan asongan, dengan dilakukannya social dan physical
distancing ini akan sangat berpengaruh kepada penghasilan mereka.

6. Feedback
Umpan balik dari masyarakat yakni masyarakat sangat mendukung penuh serta
mengaplikasikan program, kebijakan, dan himbauan pemerintah setempat dalam
memutus rantai penularan penyakit dengan dilakukannya beberapa kegiatan seperti
social dan physical distancing, penerapan PHBS, dan CTPS.

7. Control
RT dan RW yang mengetahui jika ada warganya yang datang atau baru kembali
dari daerah lain dihimbau untuk segera melaporkan ke pihak berwenang untuk
mendapat tidakan dan arahan lebih lanjut sesuai prosedur yang berlaku.

8. Lingkungan
Masyarakat memiliki peranan yang sangat penting untuk mencegah penyebaran
COVID-19. Karena dengan kesadaran masyarakat yang tinggi untuk tidak keluar
rumah, membatasi mobilitas, dan selalu menerapkan PHBS dan CTPS otomatis
akan mengontrol dan bisa jadi menurunkan risiko penyebaran COVID-19.
DAFTAR PUSTAKA

Dong, E., Du, H., & Gardner, L. 2020. An interactive web-based dashboard to track COVID-
19 in real time. The Lancet infectious diseases. Sumber :
https://www.thelancet.com/journals/laninf/article/PIIS1473-3099(20)30120-1/fulltext

https://corona.kedirikota.go.id/

https://www.covid19.go.id/

Mubarok, Imam. 2020. Pemkot Kediri Liburkan Sekolah dan Bentuk Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid 19. Sumber :
https://www.merdeka.com/peristiwa/pemkot-kediri-liburkan-sekolah-dan-bentuk-
gugus-tugas-percepatan-penanganan-covid-19.html

Zhou, Fei, et al. 2020. Clinical course and risk factors for mortality of adult inpatients with
COVID-19 in Wuhan, China: a retrospective cohort study. The Lancet. Sumber :
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0140673620305663

Anda mungkin juga menyukai