Anda di halaman 1dari 19

KAJIAN TEKNOLOGI DAN VOKASI

FPMIPA JICA

disusun untuk memenuhi salah tugas mata kuliah


Kajian Teknologi dan Vokasi yang diampu oleh
Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd

disusun oleh
Rananda Ahmad Tauhid 1801569
Listrida Novyanti Purba 1805133
Fauzan Salam 1805785
Moch. Ramadhan Rama Akbar 1806255
Zidane Farhan Dian Akbar 1807655

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, inayah, dan taufiknya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang penulis miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu penulis harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.

Bandung, Maret 2020

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..........................................................................1
1.3 Pembatasan Masalah.........................................................................1
1.4 Rumusan Masalah.............................................................................1
1.5 Tujuan................................................................................................2
1.6 Sistematika........................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA...............................................................................3
2.1 Definisi Gedung................................................................................3
2.2 Tipe Konstuksi Gedung.....................................................................4
2.3 Pekerjaan Bangunan Sipil.................................................................4
BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................6
3.1 Sejarah...............................................................................................6
3.2 Japan International Cooperation Agency (JICA)..............................7
3.3 Fasilitas..............................................................................................8
3.4 Konsep Bangunan............................................................................10
BAB IV PENUTUP..............................................................................................12
4.1 Simpulan..........................................................................................12
4.2 Saran................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kajian teknologi dan vokasi adalah penyelidikan terhadap
perkembangan teknologi yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan secara
praktis dengan metode ilmiah yang menjurus atau mengerah pada ranah
keterampilan atau keahlian dalam suatu bidang tertentu.
Perkembangan teknologi dan vokasi juga mempengaruhi banyak
bidang, salah satunya adalah bidang teknik sipil. Dalam bidang teknik sipil
perubahan yang disebabkan oleh teknologi terjadi pada hal yang paling
mendasar seperti bahan bangunan hingga hal yang sangat kompleks seperti
pembuatan beton. Untuk contohnya adalah Gedung FPMIPA Universitas
Pendidikan Indonesia.
Gedung FPMIPA atau yang sering dikenal dengan JICA merupakan
salah satu akibat perkembangan teknologi dan vokasi. Dalam sejarahnya
disebutkan bahwa Gedung FPMIPA (JICA) merupakan hasil dari kerja sama
Indonesia khususnya Universitas Pendidikan Indonesia dengan pemerintah
Jepang.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut :
1. Kurangnya pemahaman tentang sejarah FPMIPA.
2. Kurangnya pemahaman tentang apa itu JICA.
3. Kurangnya informasi tentang fasilitas yang berada di FPMIPA.
4. Kurangnya pemahaman tentang konsep bangungan FPMIPA.
1.3 Pembatasan Masalah
Batasan masalah dalam makalah ini berfokus pada pengenalan Gedung
FPMIPA.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah yang terjadi di FPMIPA?

1
2. Apa itu JICA?

2
2

3. Apa saja fasilitas yang ada di Gedung FPMIPA?


4. Bagaimana konsep bangunan yang diterapkan di Gedung FPMIPA?
1.5 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Memahami bagaimana sejarah yang terjadi di FPMIPA.
2. Memahami apa arti dari JICA.
3. Mengetahui apa apa saja fasilitas yang berada di Gedung FPMIPA.
4. Mengetahui konsep bangunan yang diterapkan di Gedung FPMIPA.
1.6 Sistematika
Sistematika yang diuraikan dalam makalah ini dijelaskan
sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, berisikan latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan
masalah, rumusan masalah, tujuan dan sistematika.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab, dituliskan tentang teori teori yang mendukung dalam pembuatan
makalah ini.
BAB III PEMBAHASAN
Pada bab ini, dituliskan uraian mengenai temuan penelitian berdasarkan hasil
pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai
dengan urutan rumusan permasalahan.
BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
Pada bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil
analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan saran yang konstruktif.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi Gedung
Bangunan gedung menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan adalah wujud fisik hasil pekerjaan
konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau
seluruhnya berada diatas dan/atau didalam tanah dan/atau air, yang berfungsi
sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, naik hunian atau tempat
tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,
maupun kegiatan khusus. Bangunan gedung dapat diartikan sebagai wadah
dengan fungsi yang beragam tempat manusia melakukan segala bentuk
aktifitasnya.
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008
diklasifikasikan sesuai dengan jenis peruntukan atau penggunaan bangunan
gedung, klasifikasi bangunan adalah sebagai berikut :
1. Kelas 1 : Bangunan gedung hunian biasa.
2. Kelas 2 : Bangunan gedung hunian, terdiri atas 2 atau lebih unit hunian
yang masing-masing merupakan tempat tinggal terpisah.
3. Kelas 3 : Bangunan gedung hunian di luar bangunan gedung kelas 1 atau
kelas 2, yang umum digunakan sebagai tempat tinggal lama atau
sementara oleh sejumlah orang yang tidak berhubungan
4. Kelas 4 : Bangunan gedung hunian campuran. Tempat tinggal yang
berada di dalam suatu bangunan gedung kelas 5, 6, 7, 8 atau 9 dan
merupakan tempat tinggal yang ada dalam bangunan gedung tersebut.
5. Kelas 5 : Bangunan gedung kantor. Bangunan gedung yang
dipergunakan untuk tujuan -tujuan usaha profesional, pengurusan
administrasi, atau usaha komersial, di luar bangunan gedung kelas 6, 7, 8
atau 9.
6. Kelas 6 : Bangunan gedung perdagangan. Bangunan gedung toko atau
bangunan gedung lain yang dipergunakan untuk tempat penjualan

3
barangbarang secara eceran atau pelayanan kebutuhan langsung kepada
masyarakat.

4
4

7. Kelas 7 : Bangunan gedung penyimpanan/Gudang. Bangunan gedung


yang dipergunakan untuk penyimpanan termasuk tempat parkir dan
gudang.
8. Kelas 8 : Bangunan gedung Laboratorium/Industri/Pabrik. Bangunan
gedung laboratorium dan bangunan gedung yang dipergunakan untuk
tempat pemrosesan suatu produk, perakitan, perubahan, perbaikan,
pengepakan, finishing, atau pembersihan barang -barang produksi dalam
rangka perdagangan atau penjualan.
9. Kelas 9 : Bangunan gedung Umum. Bangunan gedung yang
dipergunakan untuk melayani kebutuhan masyarakat umum.
10. Kelas 10 : Bangunan gedung atau struktur yang bukan hunian.

2.2 Tipe Konstuksi Gedung


Berdasarkan SNI 03-1736-2000 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem
Proteksi Pasif untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah
dan Gedung mengenai ketahanannya terhadap api, terdapat 3 (tiga) tipe
konstruksi, yaitu:
1. Tipe A: Konstruksi yang unsur struktur pembentuknya tahan api dan
mampu menahan secara struktural terhadap beban bangunan. Konstruksi
ini terdapat komponen pemisah pembentuk kompartemen untuk
mencegah penjalaran api ke dan dari ruangan yang bersebelahan dengan
dinding yang mampu mencegah penjalaran panas pada dinding bangunan
yang bersebelahan.
2. Tipe B: Konstruksi yang elemen struktur pembentuk kompartemen
penahan api mampu mencegah penjalaran kebakaran ke ruang - ruang
bersebelahan di dalam bangunan, dan dinding luar mampu mencegah
penjalaran kebakaran dari luar bangunan.
3. Tipe C: Konstruksi yang komponen struktur bangunannya adalah dari
bahan yang dapat terbakar serta tidak dimaksudkan untuk mampu
menahan secara struktural terhadap kebakaran.

2.3 Pekerjaan Bangunan Sipil


5

Pekerjaan bangunan sipil adalah pekerjaan yang meliputi perencanaan,


pelaksanaan, dan perbaikan bangunan sipil. Pada ilmu bangunan sipil (teknik
sipil), dikenal dua jenis pekerjaan, yaitu:

1. Pekerjaan bangunan sipil kering, yaitu pekerjaan pada bagian atas


permukaan tanah, yang tidak berhubungan dengan tanah, dan air secara
langsung. Pekerjaan bangunan sipil yang termasuk dalam pekerjaan
bangunan ini adalah: pekerjaan bangunan gedung, rumah tinggal, ruko,
bangunan transportasi, jalan raya, bandara, dan lain sebagainya.
2. Pekerjaan bangunan sipil basah, yaitu pekerjaan pada bagian bawah
permukaan tanah, yang berhubungan langsung dengan tanah dan air.
Ppekerjaan bangunan sipil basah yang termasuk dalam pekerjaan
bangunan ini adalah: pekerjaan bendungan, saluran irigasi, pelabuhan,
jembatan, dan lain sebagainya.

Ditinjau dari susunannya bangunan gedung dapat dibedakan menjadi


dua bagian, yaitu:

1. Bangunan bagian bawah: yaitu bagian bangunan yang terletak dibawah


permukaan tanah, seperti sloof dan pondasi. Bangunan bawah merupakan
konstruksi yang dibuat untuk menahan seluruh bangunan.
2. Bangunan bagian atas: yaitu bagian bangunan yang terletak diatas
permukaan tanah, seperti tembok, kolom, pintu dan jendela, ringbalk,
rangka atap, atap, dan lainnya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah

Fakultas

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) merupakan


unsur pelaksana akademik yang bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan
kegiatan akademik bidang MIPA dan pendidikan MIPA. FPMIPA merupakan
satu dari tujuh fakultas di UPI, bertugas menyiapkan guru MIPA dan
ilmuwan bidang MIPA dituntut untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai
daya saing tinggi dalam era globalisasi. FPMIPA didirikan pertama kali
dengan nama Jurusan Ilmu Pasti Alam pada tahun 1954, Fakultas Keguruan
Ilmu Eksakta (FKIE) pada tahun 1963, dan diubah menjadi FPMIPA pada
tahun 1983.
Setelah melalui proses evaluasi kelayakan oleh Komisi Disiplin Ilmu
(KDI) MIPA, pada tahun 1998 dan 1999, Direkur Jenderal Pendidikan Tinggi
merekomendasikan pembukaan program-program studi nonpendidikan di
FPMIPA UPI melalui Surat Dirjen Dikti Nomor 910/D/T/98 tanggal 15 April
1998 dan SK Dirjen Dikti No. 227/DIKTI/Kep/1999 tanggal 11 Mei 1999.
Rekomendasi perluasan mandat akademik ini didasarkan pada tuntutan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja berpendidikan tinggi
dalam bidang MIPA dan kelayakan FPMIPA ditinjau dari kuantitas,
kualifikasi, keahlian, dan kegiatan keilmuan dosen, kelengkapan sarana
laboratorium, serta rancangan kurikulum.

6
7

Setelah dibukanya program studi nonpendidikan, FPMIPA memiliki 4


jurusan dan 11 program studi, yaitu Jurusan Pendidikan Biologi terdiri atas
Program Studi Pendidikan Biologi dan Program Studi Biologi; Jurusan
Pendidikan Fisika terdiri atas Program Studi Pendidikan Fisika dan Program
Studi Fisika; Jurusan Pendidikan Kimia terdiri atas Program Studi Pendidikan
Kimia dan Program Studi Kimia; Jurusan Pendidikan Matematika terdiri atas
Program Studi Pendidikan Matematika dan Program Studi Matematika; serta
Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer dan Program Studi Ilmu Komputer
yang dibuka pada tahun 2005, dan International Program on Science
Education yang langsung berada di bawah fakultas yang mulai dibuka pada
tahun akademik 2009. International Program on Science Education (IPSE)
mengemban misi mendidik calon guru sains dengan kompetensi mengajar
pada sekolah internasional.
Dengan adanya dua program studi dalam satu jurusan yang masing-
masing menghasilkan lulusan sebagai guru dan peneliti untuk bidang ilmu
yang sama, FPMIPA dalam menjalankan program pendidikannya
menggunakan prinsip “cross fertilization” dan “resources sharing” , sehingga
terbangun sinergisitas pada kedua program tersebut.

3.2 Japan International Cooperation Agency (JICA)

JICA (Japan International Cooperation Agency ) adalah gedung dari


hibah negara jepang melalui organisasi internasional dari jepang JICA.
8

Gedung ini arsitekturnya sama dengan gedung-gedung atau sekolah di


Jepang gedung ini tempat bernaung para mahasiswa FPMIPA
Gedung ini di lengkapi fasilitas yang lengkap dari segi keamanan
smoke detector dan fire hydrant sepertinya banyak di setiap sudut belum lagi
peredam gempa yang ada di celah-celah gedung pada saat gempa
Tasikmalaya beberapa tahun yang lalu hampir seluruh bangunan di
Universitas Pendidikan Indonesia rusak dan retak kecuali Bangunan FPMIPA
dan gedung isola mungkin karena buatan Jepang dan Belanda
Gedung ini terbagi 3 bagian sehingga sangat tertata. di sisni juga
terdapat 2 buah menara dan di setiap menara terdapat teropong bintang untuk
praktikun anak Fisika. Selain itu yang bikin takjub adalah arsitektur gedung
ini sangat ramah lingkungan terbukti dengan banyknya kaca atau jendela
sehingga penggunaan lampu bisa diminimalisir.

3.3 Fasilitas

1. Ruang Kuliah dan Seminar


Gedung FPMIPA dilengkapi dengan 14 ruang kuliah berbagai
ukuran yaitu: 2 ruang berkapasitas 150 orang mahasisw, 1 ruang
berkapasitas 100 mahasiswa, 6 ruang berkapasitas 60 mahasiswa, dan 5
ruang berkapasitas 30 mahasiswa.Untuk melayani kegiatan ilmiah seperti
seminar dan workshop, FPMIPA mememiliki Auditorium berstandar
internasional dan berkapasitas 300 orang. Sejumlah seminar tingkat
9

nasional dan internasional telah diselenggarakan di gedung Auditorium


ini.
2. Laboratorium
Departemen-Departemen di FPMIPA dilengkapi dengan sarana-
sarana Laboratorium berstandar internasional yang dapat dipergunakan
selain ntuk kegiatan praktikum mahasiswa juga dimanfaatkan untuk
kepentingan penelitian mahasiswa dan dosen . Laboratorium-
laboratorium yang terdapat di FPMIPA, adalah :
a. Departemen Pendidikan Matematika:
1) Laboratorium Komputer
2) Lab Pembelajaran
b. Departemen Pendidikan Fisika:
1) Laboratorium Fisika Dasar
2) Laboratorium Fisika Lanjutan
3) Laboratorium Elektronika
4) Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA)
c. Departemen Pendidikan Biologi:
1) Laboratorium Biologi Struktur dan Perkembangan
2) Laboratorium Fisiologi
3) Laboratorium Keanekaragaman dan Klasifikasi
4) Laboratorium Mikrobiologi
5) Laboratorium Ekologi, Laboratorium Genetika
6) Kebun Botani
d. Departemen pendidikan Kimia
1) Laboratorium Kimia Dasar dan Analitik
2) Laboratorium Kimia Organik dan Biokimia
3) Laboratorium Kimia Instrumentasi
4) Laboratorium Kimia Fisik dan Kimia Anorganik
5) Laboratorium Penelitian
e. Program Studi Ilmu Komputer dan Pendidikan Ilmu Komputer
1) Laboratorium Hardware
2) Laboratorium Basis Data
10

3) Laboratorium Struktur Data


4) Laboratorium Numerik
5) Laboratorium Multimedia
f. Laboratorium di tingkat Fakultas
1) Laboratorium pengajaran sekolah dasar dan menengah
2) Workshop
3) Kurikulatorium
4) Unit produksi pembelajaran berbasis ICT (Information
Communication Technology)
5) LAN (Local Area Network) terpasang di setiap ruangan di
gedung FPMIPA. Memungkinkan setiap civitas akademika
FPMIPA berkomunikasi secara global melalui internet.
Pada tahun 2009 FPMIPA sedang mengembangkan Bengkel Kerja
danLaboratorium Alat Bantu pembelajaran. Pengembangan fasilitas ini ibantu
oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI). Beberapa peralatan
laboratorium yang ada di FPMIPA diantaranya adalah : High Performance
Liquid Chromatography (HPLC), Atomic Absorption Spectrophometer
(AAS), UV/VIS Spectrophotometer, Gas Chromatography-Mass
Spectroscopy (GC-MS),FTIR Spectroscopy, Electrophoresis Set, Gel drayer,
Micro centrifuge, PCR, Freeze dyer, Microphotograph unit, Computer-
Controlled Difractometer, Computer Controlled Micro Movement Stages (3
Axis), Nitrogen Dye Laser System untuk penelitian dalam bidang optik non-
linear dan perilaku gelombang sinar laser, serta Teleskop untuk menyaksikan
kejadian alam yang langka, seperti posisi Mars yang terjadi pada bulan
Agustus 2003.

3.4 Konsep Bangunan


Penggunaan bentuk dasar geometri segi empat, lingkaran, dan segitiga
pada bangunan FPMIPA UPI.
Penggunaan unsur garis-bidang volume pada fasad bangunan FPMIPA
UPI.
11

Kesan simetri pada bangunan, meskipun sebenarnya bangunan tidak


separuhnya simetri. Namun tetap ditemukan kesan simetri yang sangat kuat
pada bangunan menjadi simetri asimetri
Kesatuan antara ruang luar dan ruang dalam dengan adanya innercourt
ditengah bangunan yang membentuk ruang luar di tengah masa-massa
bangunan FPMIPA UPI. Penggunaan elemen railing sebagai pemisah juga
menjadi salah satu hal yang menyebabkan tidak putusnya kesinambungan
antara ruang luar dan ruang dalam pada bangunan FPMIPA UPI.
Penggunaan elemen bangunan berupa railing untuk mempengaruhi
hubungan antar ruang. Railing tidak hanya digunakan sebagai pembatas ruang
luar dan ruang dalam, namun juga menjadi pembatas antara ruang diam
dengan ruang dalam berbentuk void sejumlah dua sampai tiga lantai.
Penggunaan bahan prefabrikasi dalam bentuk kerawang, glass block
jendela, serta railing dan sirip yang terdiri dari garis-garis horizontal yang
menyebabkan keseragaman pada eiemen bangunan. Elemen-elemen tersebut
tidak hanya digunakan pada satu lantai saja, namun digunakan secara
berulang pada semua lantai.
Kepresisian dalam pemasangan material, penggunaan bahan dan
material prefabrikasi yang presisi menurut kualitas pabrik menyebabkan
keharusan kepresisian pada pemasangan material di bangunan FPMIPA UPI
Penggunaan sistem grid dalam perletakan struktur kolom, jak antar ruangan
jarak sirkulasi. Selain dalam sistem struktur, sistem dan juga CRUD
berpengarut dalam pengolahan fasad bangunan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
1. Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA)
merupakan unsur pelaksana akademik yang bertugas mengkoordinasikan
pelaksanaan kegiatan akademik bidang MIPA dan pendidikan MIPA.
2. FPMIPA didirikan pertama kali dengan nama Jurusan Ilmu Pasti Alam
pada tahun 1954, Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta (FKIE) pada tahun
1963, dan diubah menjadi FPMIPA pada tahun 1983.
3. FPMIPA dalam menjalankan program pendidikannya menggunakan
prinsip “cross fertilization” dan “resources sharing” , sehingga terbangun
sinergisitas pada kedua program tersebut.
4. JICA (Japan International Cooperation Agency ) adalah gedung dari
hibah negara jepang melalui organisasi internasional dari jepang JICA.
5. Gedung ini di lengkapi fasilitas yang lengkap dari segi keamanan smoke
detector dan fire hydrant sepertinya banyak di setiap sudut belum lagi
peredam gempa yang ada di celah-celah gedung.
6. Gedung ini terbagi 3 bagian sehingga sangat tertata. di sini juga terdapat
2 buah menara dan di setiap menara terdapat teropong bintang untuk
praktikun anak Fisika.
7. Penggunaan bentuk dasar geometri segi empat, lingkaran, dan segitiga
pada bangunan FPMIPA UPI. Penggunaan unsur garis-bidang volume
pada fasad bangunan FPMIPA UPI. Kesan simetri pada bangunan,
meskipun sebenarnya bangunan tidak separuhnya simetri. Namun tetap
ditemukan kesan simetri yang sangat kuat pada bangunan menjadi simetri
asimetri.

4.2 Saran
Penulis menyarankan beberapa hal terkait dengan kajian teknologi dan
vokasi pada bangunan Gedung FPMIPA JICA UPI antara lain:
1. Mencari informasi lebih di internet baik artikel, e-book, ataupun jurnal-
jurnal internasional.

12
13

2. Mendatangi gedung FPMIPA JICA UPI untuk mendapatkan informasi


yang lebih mengenai bangunan ataupun teknologi yang ada di FPMIPA
JICA UPI.
3. Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://fpmipa.upi.edu/sejarah.html. Diakses pada tanggal 3 Maret 2020.
http://jp-ina.blogspot.com/2012/08/gedung-jica-fpmipa-upi.html. Diakses pada tanggal
3 Maret 2020.
https://riezergo.wordpress.com/2011/11/25/jica-arsitektur-menawan-ala-negeri-
sakura/. Diakses pada tanggal 3 Maret 2020.
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/6149/09.+BAB+2+KAJIAN+PUSTA
KA.pdf?sequence=9&isAllowed=y. diakses pada tanggal 3 Maret 2020.
http://shelmon354.blogspot.com/2016/05/pekerjaan-bangunan-sipil.html. Diakses pada
tannggal 3 Maret 2020.

14

Anda mungkin juga menyukai