Anda di halaman 1dari 11

Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tanaman Kacang Tanah

1. Tujuan :
untuk mengetahui pengaruh macam cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan
kacang tanah
2. Rumusan masalah :
bagaimana pengaruh macam cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang
tanah.
3. Landasan teori :

3.1 Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran (diantarnya volume, massa, dan


tinggi) serta jumlah sel secara irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula).
Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat diukur) menggunakan auksanometer. Pertumbuhan
terjadi karena pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel. Proses ini terjadi akibat
pembelahan mitosis pada jaringan bersifat meristematik. Contoh, pertambahan tinggi
batang dan jumlah daun.
Perkembangan adalah proses terspesialisasi sel menuju ke bentuk dan fungsi
tertentu yang mengarah ke tingkat kedewasaan yang bersifat kualitatif (tidak dapat dihitung)
dan irreversible. Contoh, munculnya bunga sebagai alat perkembangbiakan.

3.2 Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman diawali dengan perkecambahan biji.


Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji) karena
pertumbuhan embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Embrio terdiri dari akar lembaga
(calon akar = radikula), daun lembaga (kotiledon) dan batang lembaga (kaulikulus).

A. Struktur Biji

Pada biji tanaman dikotil maupun monokotil: Epikotil (bagian atas kotiledon) di
ujung epikotil terdapat Plumula (ujung batang & calon daun) merupakan poros embrio yang
tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama, sedangkan Hipokotil
(bagian bawah kotiledon) di ujungnya terdpat radikula (calon akar) adalah poros embrio
yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar primer.
Pada tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi menjadi
skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di
dalam endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada
jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi melindungi radikula. Pada biji dikotil yang
berkecambah, embrio menyerap nutrient dari endosperma (cadangan makanan) sehingga
kotiledon mengecil pada akhirnya kisut dang lepas.

B. Proses Perkecambahan
(a) Terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial air rendah pada
biji yang kering. (b) Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormone
giberelin (GA). (c) Hormon GA mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma)
untuk sintesis dan mengeluarkan enzim. (d) Enzim bekerja menghidrolisis cadangan
makanan yang terdapat dalam kotiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan molekul
kecil larut dalam air, missal enzim amylase menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi
gula. Selanjutnya gula dan zat lain diserap dari endosperma oleh kotiledon selama
pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.

a. Macam Perkecambahan

Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan, ada dua tipe


perkecambahan, yaitu :
 Perkecambahan Epigeal
Ciri Perkecambahan ini : Terangkatnya kotiledon dan plamula ke permukaan tanah.
Pemanjangan terjadi pada bagian hipokotil (ruas batang dibawah kotiledon).
Perkecambahan ini umumnya terjadi pada biji tanaman Dicotyledoneae (kecuali
kacang kapri), contoh : kacang hijau, kacang kedelai, kapas.
 Perkecambahan Hipogeal
Ciri Perkecambahan ini : Tertinggalnya kotiledon didalam tanah, sedang plamula
tetap menembus tanah. Pemanjangan terjadi pada epikotil (ruas batang diatas
kotiledon). Umumnya terjadi pada biji monocotyleddoneae, contoh : Jagung, padi. dan
Dicotyledoneae yaitu hanya kacang kapri.

Pada akhir perkecambahan terbentuk akar, batang dan daun. Selanjutnya, tumbuhan
mengalami pertumbuhan, yaitu :

C. Pertumbuhan Primer

Pertumbuhan yang terjadi karena aktivitas meristem apical (terdapat pada ujung
batang dan ujung akar), menyebabkan pemanjangan akar dan batang.

D. Pertumbuhan Sekunder

Pertumbuhan sekunder terjadi akibat aktivitas pembelahan mitosisi pada jaringan


meristem sekunder (lateral) sehingga mengakibatkan diameter batang dan akar bertambah
besar. Meristem lateral terbagi atas : Kambium vaskuler (terletak diantara xylem dan floem
menyebabkan pembelahan sel kearah dalam membentuk xylem dan kearah luar membentuk
floem. dan Kambium gabus (jaringan pelindung yang menggantikan fungsi jaringan
epidermis yang rusak/mati). Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan dikotil.

3.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan


A. Faktor Internal (Dalam)

 Faktor Intraseluler/Genetis
Gen mengandung faktor-faktor sifat keturunan yang dapat diturunkan pada
keturunnanya. Gen juga berfungsi untuk mengkontrol reaksi kimia didalam sel, misalnya
sintesis protein. Pembentukan yang merupakan dasar penyusun tubuh tumbuhan, yang
dikendalikan oleh gen secara langsung. Maka gen dapat mengatur pertumbuhan melalui
sifat yang diturunkan dan sintesis-sintesis yang dikendalikan.
 Faktor Interseluler/FisiologI
Proses yang terjadi merupakan proses fungsional tingkat seluler. Hormon adalah
regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada suatu bagian tumbuhan.
Hormon tumbuhan disebut fitohormon.Hormon itu diantaranya :

a. Auksin
Hormon ini ditemukan pada titik tumbuh batang dan selubung daun pertama
tanaman monokotil yang disebut koleoptil, ujung akar, dan ujung batang serta jaringan yang
masih bersifat meristematis. Fungsi Auksin :

(1) Merangsang aktivitas cambium untuk membentuk xylem dan floem


(2) Mencegah rontoknya daun, bunga dan buah
(3) Merangsang pembentukan buah dan bunga
(4) Memacu pembentangan dan pembelahan sel
(5) Merangsang pemanjangan (sel) tunas ujung tanaman
(6) Membantu pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi)
(7) Merangsang pembentukan akar lateral dan serabut akar
(8) Merangsang dominasi apical, yaitu terhalangnya tunas lateral oleh adanya tunas
ujung tanaman. Jika tunas ujung tanaman dipotong, maka tunas-tunas lateral akan
tumbuh.
(9) Memelihara elastisitas dinding sel

Tanaman yang semula tumbuh tegak jika direbahkan maka auksin akan terkumpul
disisi bawah, menyebabkan ketidakseimbangan sel bagian atas dengan bagian bawah
sehingga batang tumbuh membengkok keatas.

Aktivitas auksin akan terhambat oleh cahaya matahari. Karena pada bagian tanaman
yang terkena cahaya auksin akan tidak merata sehingga pertumbuhan terhambat. Sehingga
tempat gelap akan tumbuh lebih panjang. Hal ini karena kandungan auksin pada tempat
terang lebih rendah dari tempat gelap. Oleh karena itu, batang tumbuh membengkok kearah
datangnya cahaya.

b. Giberelin.
Berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan embrio.
c. Etilen.
Berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun.

d. Sitokinin.
Berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis)

e. Asam absisat.
Berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.

f. Kalin.
Berperan dalam proses organogenesis

g. Asam traumalin.
Berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami
kerusakan jaringan.

B. Faktor Eksternal/Luar (Lingkungan)

a. Air
Air termasuk senyawa utama yang sangat dibutuhkan tumbuhan. Tanpa air,
reaksi kimia dalam sel tidak berlangsung sehingga tumbuhan mati.

b. Cahaya
Kualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan.
pada intensitas cahaya berlebih maka auksin dan klorofil akan rusak sehingga
menghambat pertumbuhan. Sebaliknya, pada intensitas kurang cahaya tumbuhan
mengalami etiolasi.

c. Kelembapan
Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara
rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap lebih
banyak air dan mineral dari dalam
tanah. Meningkatnya penyerapan nutrien oleh akar akan meningkatkan
pertumbuhan tanaman.

d. Nutrien
Zat makanan bisa terdapat dalam air, udara, dan tanah (umumnya) dalam
bentuk ion. Nutrien digunakan tumbuhan untuk sumber energy dan sumber
materi untuk sintesis berbagaikomponen sel yang diperlukan selama
pertumbuhan. Jika kebutuhan kurang maka akan terjadi defisiensi (tumbuh tidak
sempurna hingga bisa mati) Nutrien dibedekan atas :
Makronukrien (unsure makro/butuh dalam jumlah banyak). Misalnya : C, H,
O [defisiensi : Pertumbuhan dan metabolisme terhambat, akhirnya mati ],
N (Nitrogen) [Daun pucat, klorosis/menguning dan gugur), P (Fosfor), K (Kalium),
Ca (Kalsium) [Daun tidak terbentuk] , S (Sulfur), Mg (Magnesium).
Mikronutrien (unsure mikro/butuh dalam jumlah sedikit). Misalnya : Fe (Besi)
[Klorosis], Cl (Klor) [layu], B (Boron), Mn (Mangan), Mo (Molibdenum), Zn (Seng),
Cu (Tembaga).

e. Suhu
Suhu berpengaruh dalm proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan
reproduksi. Pada suhu optimum (suhu tertentu saat tumbuh dan berkembang
dengan baik berkisar 10 – 38°C). Umumnya tumbuhan tidak tumbuh pada suhu
0°C dan diatas 40°C.

3.4 Objek pengamatan

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Klas : Dicotyledoneae

Ordo : Leguminales

Famili : Papilionaceae

Genus : Arachis

Spesies : Arachis hypogeae L.; Arachis tuberosa Benth.; Arachis guaramitica, Chod &
Hassl.; Arachis idiagoi Hochne.; Arachis angustifolia (Chod & Hassl) Killip.;
Arachis villosa Benth.; Arachis prostrata Benth.; Arachis helodes Mart.;
Arachis marganata Garden.; Arachis namby quarae Hochne.; Arachis
villoticarpa Hochne.; dan Arachis glabrata Benth.
3.4.1 Kekhasan kacang tanah
a) Kacang tanah (Arachis hypogaea) adalah tanaman dari keluarga kacang polong, satu
famili dengan tanaman pangan lain seperti lentil, kacang kedelai dan buncis. 2.
b) Meskipun dari sudut botanikal kacang tanah adalah jenis kacang-kacangan, dari
sudut pandang makanan, kacang tanah dianggap sebagai kelompok buah-buahan
kering, sama seperti almond, hazelnut atau kacang walnut. Alasannya adalah karena
buah kacang tanah tidak memiliki pulpa dan benihnya tersimpan di dalam cangkang
yang ketika dewasa menjadi kering dan keras. 3.
c) Kacang tanah adalah tanaman tahunan dengan batang lurus sepanjang 30-50 cm. 4.
d) Daun majemuk, menyirip, panjang mengintai dengan empat helai daun masing-
masing. 5.
e) Bunga biasanya berwarna kuning dengan garis kemerahan dan kelopak tubular,
bergerombol dalam kelompok 2 sampai 6 bunga masing-masing. 6.
f) Ketika bunga di dasar tanaman dewasa, batang bunga yang panjang membungkuk
dan menembus tanah. Setelah di dalam tanah, maka perkembangan akan berlanjut
hingga menjadi buah (kacang). Ini merupakan ciri khusus dari spesies Hypogaea yg
dalam bahasa Yunani berarti bawah tanah. 7.
g) Kacang tanah tumbuh di tempat yang hangat, dengan kelembaban tinggi,
membutuhkan gembur

3.5 Kualitas cahaya

Cahaya adalah salah satu faktor pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Cahaya
merupakan faktor utama penyedia energi dalam fotosintesis, Kekurangan cahaya akan
mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung
pada jenis tumbuhan. Kekurangan cahaya pada saat pertumbuhan berlangsung akan
menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun
lemah dan daunnya berukuran lebih kecil, tipis, pucat.
Pengaruh cahaya bukan hanya tergantung kepada fotosintesis (kuat penyinaran)
saja, namun ada faktor lain yang terdapat pada cahaya, yaitu berkaitan dengan panjang
gelombangnya. Penelitian yang dilakukan oleh Hendrick dan Berthwick pada tahun 1984,
menunjukan cahaya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah pada spectrum merah
dengan panjang gelombang 660 nm.
Cahaya yang dapat dilihat mata merupakan satu bagian kecil (± 400-700 nm) dari
spektrum radiasi matahari penuh. Secara fisiologis, cahaya yang mempunyai panjang
gelombang tertentu mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Keduanya adalah sebagai akibat respon
metabolik yang langsung.
Banyak pengaruh-pengaruh stimulan (respon metabolik) yang dipacu oleh cahaya
terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, khususnya terhadap diferensiasi organ
dan jaringan.
Kualitas cahaya berkaitan erat dengan panjang gelombang, dimana panjang
gelombang ungu dan biru mempunyai foton yang lebih berenergi bila dibanding dengan
panjang gelombang jingga dan merah. Kualitas cahaya dibedakan berdasarkan panjang
gelombang menjadi.
1) Panjang gelombang 750-626 nm adalah warna merah.
2) Panjang gelombang 626-595 nm adalah warna orange/jingga.
3) Panjang gelombang 595-574 nm adalah warna kuninga.
4) Panjang gelombang 574-490 nm adalah warana hijau.
5) Panjang gelombang 490-435 nm adalah warna biru.
6) Panjang gelombang 435-400 nm adalah warna ungu.
Semua warna-warni dari panjang gelombang tersebut mempengaruhi proses fotosintesis
dan juga proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Kuning dan hijau
dimanfaatkan oleh tanaman sangat sedikit, panjang gelombang yang paling banyak
diabsorbsi berada di wilayah violet sampai biru dan orange sampai merah.
Variasi harian dan variasi musiman tidak hanya mempengaruhi masukan energi,
tetapi juga suatu masukan faktor yang menjadikan sebagian besar tanaman bersifat
fotoperiodik. Irradiasi langsung pada dini hari dan senja hari mengandung banyak radiasi
panjang gelombang yang disebabkan oleh celah atmosfer yang lebih panjang dan berakibat
penghamburan gelombang pendek.

3.6 Peran cahaya dalam perkecambahan biji.


Cahaya memegang peranan yang sangat penting dalam perkecambahan biji dari
beberapa tanaman. Peranan cahaya dalam merangsang atau menghambat
perkecambahan biji dari beberapa tanaman ini telah diketahui sejak pertengahan abad
ke-19. Biji-biji yang untuk perkecambahannya sangat dipengaruhi cahaya dengan biji- biji
yang light sensitif. Kebanyakan biji-biji tanaman menjadi sensitif terhadap cahaya
bila biji-biji tersebut dalam keadaan basah. Pencahayaan biji-biji kering tidak efektif
dalam menstimulasi perkecambahan, tetapi pencahayaan biji-biji yang telah direndam
air kesinar matahari langsung dalam waktu 0,01 detik saja telah mampu memberikan
pengaruh stimulasi perkecambahan biji. Jadi di samping peranan cahaya, peranan
airpun sangat penting dalam perkecambahan biji. Ini disebabkan karena air mempunyai
peranan yang sangat penting dalam reaksi-reaksi biokhemis dalam biji selama proses
perkecambahan. Tetapi pada biji-biji tertantu justru perkecambahan dihambat dengan
adanya cahaya dan tidak terpengaruh kelembaban yang ada (Zhamal, 2008).
Pigmen yang memegang peranan dalam perkecambahan biji adalah
phytochrome yang sulit ditentukan karena hanya terdapat dalam jumlah yang sangat
sedikit dalam biji. Biji light sensitive yang telah mengadakan imbibisi bila disinari
dengan sinar infra merah (660 mu) mengakibatkan phytocrome merah berubah bentuk
menjadi bentuk phytocrome infra merah yang aktif sehingga dapat menyebabkan
perkecambahan biji. Sedangkan pencahayaan dengan sinar infra merah (730 mu)
mengakibatkan perubahan bentuk kebentuk phytocrome merah yang inaktif sehingga
menghambat perkecambahan biji
Van der Veen (1973) menyatakan bahwa phytocrome infra merah menginduksi
embryo dalam biji untuk menghasilkan hormon giberelin. Giberelin ini menginduksi
terbentuknya enzym amylase dalam biji. Amylase akan memecah pati menjadi gula
sehingga akan meningkat tekanan osmose dalam biji. Hal ini akan berakibat pecahnya
kulit biji. Dengan rusaknya kulit biji maka biji-biji yang dorman akan berkecambah.
Sinar matahari yang sampai di bumi dikuasai oleh sinar merah sehingga
phytocrome diubah menjadi bentuk phytocrome infra merah aktif. Penetrasi cahaya ke
dalam tanah tergantung oleh panjang gelombang. Cahaya merah penetrasinya
mencapai kira-kira 2,5 cm dalam tanah berpasir. Di kedalaman yang lebih besar
keadaannya menjadi gelap sempurna dan hanya sinar infra merah yang masih sanggup
menembusnya, sehingga dalam hal ini biji-biji akan tetap dorman sampai tanah tersebut
diolah.
2.3 Pentingnya cahaya terhadap tanaman
Cahaya dalam hubungannya dengan proses pertumbuhan tanaman dapat
mempunyai beberapa macam kegunaan antara lain :
1. Fotosintesis.
2. Cahaya dalam hubungannya dengan klasifikasi tanaman.
3. Sejumlah peristiwa yang terjadi dalam tubuh tanaman. Misalnya, sintesis
khlorofil, kelaku-an stomata dan sebagainya.
4. Transpirasi.
2.4 Perbedaan perkecambahn benih tanaman yang diletakan dilingkungan yang
berbeda intensitas cahayanya ada benih yang di tanam di bawah cahaya matahari
tampak pertumbuhan yang sedang, tidak terlalu cepat tapi juga tidak lambat. Warna
daunnya hijau, batang dan akarnya lebih kokoh. Serat daun lebih kuat sehingga daun tidak
melengkung ke tanah. Hal itu disebabkan oleh cahaya yang telah menguraikan hormon
auksin disekitar batang tanaman. Karena hormon auksin terurai, maka pertumbuhan
tanaman terhambat, sehingga disesuaikan dengan pertumbuhan akar yang masih labil.
Akartanaman yang labil tidak akan bisa menopang batang tanaman yang terus meninggi
karena tidak terkontrolnya hormon auksin. Dengan adanya cahaya, pertumbuhan batang
akan terkontrol dan tumbuhan akan tumbuh dengan normal. Warna daun dan batang pada
tanaman terkena sinar matahari hijau segar. Fakta tersebut menunjukan bahwa klorofil pada
daun aktif dalam melakukan fotolisis (reaksi terang, merupakan tahap awal dari proses
fotosintesis). Dengan aktifnya klorofil pada daun, klorofil dapat menyerap atau menangkap
cahaya dengan baik, sehingga proses anabolisme pada tanaman berjalan baik pula (Sutojo,
S., 1976) Sedangkan tanaman yang diletakkan pada tempat gelap pertumbuhannya sangat
cepat. Ini karena pengaruh hormon auksin, dimana hormon ini tidak rusak karena tidak
terkena cahaya. Tanaman yang tidak terkena cahaya, pertumbuhan akar, batang dan
daunnya sangat rapuh dan warnanya putih kekuningan. Tanaman kacang tanah yang tidak
diberi cahaya keadaan tanahnya lebih lembap dan basah, banyak tumbuh jamur dan hewan
kecil seperti semut. Akar, batang, dan daunnya tumbuh tidak terkontrol, menjalar ke segala
arah. Hal ini karena tidak ada sumber cahaya, karena pada dasarnya tumbuhan tumbuh ke
arah datangnya cahaya seperti yang telah dijelaskan di atas
(Mulyono, 2000)
Auksin sedniri sesungguhnya tidak langsung terganggu oleh adanya cahaya
matahari, yang terjadi adalah auksin terganggu karena pengaruh molekul xanothin yang
timbul karena penyinaran karotenoid. Terganggunya auksin menyebabkan sel-sel pada
daerah yang terkena cahaya tidak bertambah panjang sehingga pertumbuhannya menjadi
terhambat.
Cahaya dengan spektrum (panjang gelombang) tertentu akan diserap oleh
karotenoid sehingga menyebabkan perubahan karotenoid menjadi xanothin/abscin.
Xanothin sendiri merupakan molekul yang dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan.
Xanothin mungkin menghambat pemanjangan sel dengan cara sebagai berikut.
IV. Variabel :

 Variabel bebas : macam-macam cahaya (cahaya matahari, lampu putih, dan gelap cahaya
hitam)
 Variabel kontrol : tanah, macam tumbuhan, ukuran gelas plastik, dan volume air
 Variabel terikat : panjang akar tumbuhan kacang tanah

V. Hipotesa :

Pada gelombang cahaya tertentu pertumbuhan dan perkembangan dapat


terhambat seperti gelombang cahaya yang diberikan mataharidapat, sebaliknya
pertumbuhan dan perkembangan menjadi lebih cepat pada atau dalam kondisi gelap,
Tanaman dengan kondisi gelap akan tumbuh lebih panjang dan belok kearah cahaya
matahari sedangkan tanaman dengan kondisi tepat cahaya matahari memiliki ukuran batang
lebih yang pendek dan tegak

VI. Alat dan bahan :

 3 toples  Lampu Putih 20 w  Pipet tetes


 Kapas  9 biji Kacang tanah  Spidol
 Penggaris  Kamera
 Air  Kardus

VII. Langkah-langkah :

1. Menyiapkan alat dan bahan.


2. Merendam biji kacang tanah dengan air selama satu malam.
3. Memasukkan kapas ke dalam masing-masing gelas dan membasahi dengan 10 ml air.
4. Memasukkan 3 biji kacang tanah ke dalam setiap gelas A,B,C.
5. Meletakkan gelas A di bawah sinar matahari, gelas B dibawah lampu sorot, gelas C di
tempat gelap.
6. Menyirami biji-biji kacang tanah dengan volume air yang sama setiap hari.
7. Mengamati dan mencatat pertumbuhannya setiap hari selama satu minggu pada
tabel pengamatan
8. mempresentasikan hasil pengamatan
VIII. Hasil Pengamatan: Tabel pengamatan

Panjang batang kacang hijau Rata-


Keterangan
Gelas Biji (cm) hari ke- rata
1 2 3 4 5 6
A 1 0,2 0,2 0,2 0,9 1 1 0,48
Cahaya 2 0,0 0,0 0,1 8 15 23,5 8,15
matahari 3 0,1 0,1 0,2
B 1 0,3 1 1,5 0,1 0,1 0,1 0,1
Lampu 2 0,5 1 1,5 0,1 0,1 0,1 0,1
putih 3 0,3 1,3 2
C 1 0,5 0,7 0,4 1 2 0,6
Cahaya 2 0,2 0,4 0,5 1,5 6 10,5 3,2
hitam 3 0,3 0,5

3.1 Kesimpulan

Cahaya digunakan tanaman untuk proses fotosintesis. Tanaman yang kurang

cahaya (ditanam di area gelap) batangnya lebih panjang dan di tempat redup

pertumbuhan cenderung lambat hal ini dikarenakan tanaman berusaha mencari


cahaya

ubtuk keperluan fotosintesis. Tanaman yang cukup cahaya terlihat lebih sehat dan

segar. Daun tanaman yang kurang cahaya jauh lebih kecil dan kekuningan

dibandingkan dengan tanaman yang cukup cahaya. Daun tanaman yang cukup
cahaya

lebih lebar, hijau dan segar.

Pada tanaman yang berada di tempat yang gelap hormon auksin bekerja lebih

aktif dari pada tanaman yang terkene cahaya, sehingga tanaman yang berada di
tempat

yang gelap terjadi pemanjangan sel. Di tempat yang terang hormon auksin mudah
rusak

oleh intensitas cahaya yang tinggi. Di tempat yang terang pertumbuhan tanaman

menjadi terhamabat, dan di tempat yang gelap terjadi etiolasi (pemanjangan diujung

melekuk). Jadi hormon mempercepat pertumbuhan batang dan cahaya menghambat

pertumbuhan.
3.2 Saran

Untuk menanam tanaman yang baik cahaya matahari sangat diperlukan untuk

pertumbuhan yang optimal, meskipun pertumbuhannya cenderung lamabat karena

pertumbuhan karena hormon auksin yang bereaksi dengan matahari, namun itu
semua

untuk mendapatkan hasil yang optimal. Oleh karena itu dalam menanam tanaman

hendaknya memperhatikan aspek-aspek yang harus dipenuhi dalam menanam


tanaman

yang baik seperti sinar matahari yang cukup.

Anda mungkin juga menyukai