Telaah Kurikulum
Nina Math
6 years ago
Advertisements
Ad
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan
pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di
daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada
standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua
dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum.
Beberapa peranan penting kurikulum dalam pencapaian tujuan pendidikan, antara lain:
1. Peranan Konservatif
Menekankan bahwa kurikulum itu dapat dijadikan sebagai sarana untuk mentrasmisikan
nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada
generasi muda.
1. Peranan Kreatif
Menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai
dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa
sekarang dan masa mendatang.
Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa
mengalami perubahan, sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada siswa
perlu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang. Menekankan kurikulum
harus turut aktif berpatisipasi dalam kontrol atau filter sosial.
Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan
peserta didik untuk :
Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Belajar untuk memahami dan menghayati,
Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan.
1. UUD 1945
Pasal 59 : Evaluasi terhadap pengelola, satuan, jalur penyelenggara sertifikasi jenjang dan
jenis pendidik.
usulan BSNP.
Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya disebut Standar
Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai
kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Kurikulum ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang sudah digunakan oleh Belanda
karena pada saat itu masih dalam proses perjuangan merebut kemerdekaan. Yang menjadi ciri
utama kurikulum ini adalah lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang
berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.
Yang menjadi ciri dalam kurikulum ini adalah setiap pembelajaran harus memperhatikan isi
pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Ditandai dengan perubahan struktur pendidikan dari pancawardhana menjadi pembinaan jiwa
Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
1. Kurikulum 1975
Menekankan pada tujuan agar pendidikan lebih efektif dan efisien. Metode materi dirinci
pada Prosedur Pengembangan Sistem Instruksi (PPSI)
1. Kurikulum 1984
Kurikulum ini mengusung proses skill approach yang mengutamakan pendekatan proses.
Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan,
mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut dengan model Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA).
1. Kurikulum 1994
Ditandai dengan sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem
semester ke sistem caturwulan. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan
satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia.
Merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang
harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya
pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur
dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. KTSP
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di
bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan
kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite
sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi
oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan
kurikulum yang disusun oleh BSNP .
Kurikulum berbasis kompetensi memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar pada
setiap mata pelajaran. Cakupan standar kompetensi standar isi (content standard) dan standar
penampilan (performance standard). Kompetensi dasar, merupakan jabaran dari standar
kompetensi, adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan
dapat diperagakan oleh siswa pada masing-masing standar kompetensi. Materi pokok atau
materi pembelajaran, yaitu pokok suatu bahan kajian yang dapat berupa bidang ajar, isi,
proses, keterampilam, serta konteks keilmuan suatu mata pelajaran. Sedangkan indikator
pencapaian dimaksudkan adalah kemampuan-kemampuan yang lebih spesifik yang dapat
dijadikan sebagai ukuran untuk menilai ketuntasan belajar.
KBK berorientasi pada pendekatan konstruktivisme, hal ini terlihat dari ciri-ciri KBK, yaitu:
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individual maupun klasikal
2. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman
3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar yang lain yang memenuhi
unsur edukasi
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil dalam upaya penguasaan atau pencapaian
suatu kompetensi.
Kurikulum 1994
1. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi
kepada materi pelajaran).
2. Siswa memiliki keterempilan di bidang non akademis melalui muatan lokal.
Namun sayangnya, protes yang terus bermunculan untuk segera merevisi kurikulum 1994
membuat pemerintah mengambil tindakan untuk memperbaharui kurikulum 1994 menjadi
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada tahun 2004.
1. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya
materi/substansi setiap mata pelajaran.
2. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat
perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi
kehidupan sehari-hari.
3. Proses pembelajaran bersifat klasikal dengan tujuan menguasai materi pelajaran, guru
sebagai pusat pembelajaran. Target pembelajaran pada penyampaian materi.
4. Evaluasi atau sistem penilaian menekankan pada kemampuan kognitif. Keberhasilan siswa
diukur dan dilaporkan atas dasar perolehan nilai yang dapat diperbandingkan dengan nilai siswa
lain. Ujian hanya menggunakan teknik paper and pencil test.
Kekurangan kurikulum berbasis kompetensi dari sisi isi kurikulum, antara lain:
1. Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator sebaiknya
disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi peserta didik dan
lingkungan
2. Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar kompetensi dan
kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang pembelajaran secara
berkelanjutan.
Advertisements
Share this:
Related
Categories: Profesi keguruan
Leave a Comment
Nina Math
Back to top
Advertisements
Lanjut ke konten
ayumaghfurroh
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Sejarah
2.1.1 Sejarah Pendidikan Dunia
Umur sejarah pendidikan dunia sudah panjang sekali, mulai dari zaman Hellenisme
tahun 150SM-250SM, zaman pertengahan tahun 500-1500, zaman Humanisme atau
Renaissance, hingga zaman Refomasi dan Kontra-Reformasi pada tahun 1600-an.
Pendidikan pada zaman ini belum banyak memberikan konstribusi pada pendidikan
zaman sekarang. Oleh sebab itu, pendidikan yang terjadi pada zaman ini tidak
diuraikan.
A. Zaman Realisme
Pendidikan yang mulai menunjukkan perbedaan eksistensinya dengan pendidikan-
pendidikan sebelumnya adalah sejak zaman Realisme. Pendidikan Realisme lebih
berkiblat pada dunia dan bersumber dari keadaan di dunia ini pula. Pendidikan tidak
banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Yunani dan Romawi, tidak banyak bergantung
pada alam pikiran yang tertulis dalam buku, lengkap dengan keadaan dan estetika
yang ditimbulkannya. Realisme menghendaki pikiran praktis.
Fransis Bacon adalah tokoh pendidikan pada zaman Realisme ini (abad ke 17) yang
pertama kali mengembangkan metode induktif. Pendapat Bacon adalah sebagai
berikut:
a) Dalam menemukan dan mengembangkan pengetahuan, pandangan harus
diarahkan ke realita alam mini serta hal-hal praktis yang ada di dalamnya.
b) Alam lingkungan adalah sumber pengetahuan yang bisa didapat lewat alat-alat
indra.
c) Menggunakan metode berfikir induktif, yaitu mulai dari menemukan fakta-fakta
khusus kemudian dianalisis sehingga menimbulkan simpulan.
d) Bila memungkinkan dapat mengembangkan pengetahuan dengan eksperimen-
eksperimen.
e) Penggunaan bahasa daerah lebih diutamakan
Ada sejumlah pendidikan yang berkembang pada waktu itu yang dirumuskan oleh
Bacon beserta pengikut-pengikutnya, yaitu:
B. Zaman Rasionalisme
Sesudah zaman Realisme berkebanglah zaman Rasionalisme dengan tokohnya
John Locke pada abad 18. Aliran ini bertujuan memberikan kekuasaan pada
manusia untuk berpikir sendiri dan bertindak untuk dirinya. Karena itu, aliran ini juga
disebut displinarisme. Dengan teorinya yang terkenal ialah teori taularasa atau a
blank sheet of paper.Proses belajar menurut Jhon Locke ada tiga langkah, yaitu:
a) Mengamati hal-hal yang ada diluar diri manusia.
b) Mengingat apa yang telah diamati dan dihafalkan.
c) Berfikir
C. Zaman Naturalisme
Tokoh dari aliran ini yaitu J.J. Rousseu. Naturalism menentang kehidupan yang tidak
wajar sebagai akibat dari Rasionalisme, seperti gaya hidup yang diperhalus, cara
hidup yang dibuat-buat, sampai dengan korupsi. Anak-anak dipadang sebagai orang
deasa yang kecil. Naturaliem menginginkan keseimbanagn kekuatan antara rasio
dan hati. Menurut Rousseau ada tiga asas pengajar yaitu:
a) Asas pertumbuhan: pengajaran harus memberikan kesempatan pada anak-anak
bertumbuh secara wajar dengan cara mempekerjakan mereka sesuai dengan
kebutuhannya
b) Asas aktifitas: melalui belajar anak-anak menjadi aktif yang akan meberikan
pengalaman, yang kemduain akan menjadi penetahuan mereka
c) Asas individualis: dengan cara menyiapkan pendidikan sesuai dengan
individualitas masing-masing anak, sehingga mereka berkembang menurut alamnya
sendiri
Tokoh kedua adalah J.F. Herbart yang menginginkan pembentukan manusia susila
yang bermoral tinggi. Tujuan pendidikannya adalah membentuk watak anak melaui
pengembangan minat seluas-luasnya. Dasar dari teori pndidikan Herbart adalah
Psikologi Asosiasi. Pembelajaran yang baik adalah yang memberikan tanggapan
sejelas-jelasnya kepada anak-anak. Karena itu Psikologi Asosiasi Herbart sering
pula disebut Psikologi Tanggapan.
Menurut Herbart ada lima langkah dalam proses belajar mengajar:
A. Persiapan: anak-anak dipersiapkan untuk menerima pelajaran
B. Presentasi:dimulai secara konkret agar anak-anak mendapat tanggapan-
tanggapan yang jelas dan kuat
C. Asosiasi: dilakukan dengan cara mengintegrasikan pengetahuan baru dengan
yang lama
D. Generalisasi: hubungan pengetahuan baru dengan yang lama bertujuan
membentuk sesuatu yang baru pula dalam benak anak-anak
c. Zaman Kemerdekaan
Meski belum mencapai suasana kondusif dalam kehidupan pemerintahannya, akan
tetapi dalam bidang pendidikan pada awal kemerdekaan ini terus dilaksanakan
dengan berpedoman pada UUD1945 pasal 31. Dalam prakteknya, penyelenggaraan
pendidikan pada era 1945-1950 yaitu :
• Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia mengusulkan perlunya pembaharuan di
bidang pendidikan
• Pembentukan pendidikan masyarakat yang bertujuan membangun masyarakat adil
dan makmur berdasar pancasila.
• Pembentukan Panitia Penyelidik Pengajaran
• Menetapkan kurikulum awal sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan
• Pembaharuan kurikulum menjadi kurikulum SR 947
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan.
Dari rangkaian masa dalam sejarah yang menjadi landasan histori kependidikan di
Indonesia, kita dapat menyimpulkan bahwa sejarah sangatlah penting untuk
diketahui apalagi sejarah pendidikan indonesia dari perjuangan para tokoh
pendidikan di indonesia serta peran pemerintah untuk mengembangkan
dunia pendidikan.Yang menjadi landasan historis kependidikan di Indonesia adalah
semua pengalaman dan pandangan masa lalu bangsa Indonesia yang dapat
dijadikan cerminan untuk perbaikan dalam dunia pendidikan di masa
depan.Pendidikan mewariskan peradaban masa lampau sehingga peradaban masa
lampau yang memiliki nilai-nilai luhur dapat dipertahankan dan diajarkan lalu
digunakan generasi penerus dalam kehidupan mereka di masa sekarang. Dengan
mewariskan dan menggunakan karya dan pengalaman masa lampau, pendidikan
menjadi pengawal,perantara,dan pemelihara peradaban. Dengan demikian,
pendidikan memungkinkan peradaban masa lampau diakui eksistensinya dan bukan
merupakan “harta karun” yang tersia-siakan.
DAFTAR PUSTAKA
Winarno, Agung. 2014. Pengantar Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Mudyahardjo, Redja. 2008. Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal tentang
Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di indonesia. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan : Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak
Indonesia.Jakarta: Rineka Cipta.
Suardi. 2012. Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi. Jakarta Barat: PT INDEKS.
http://tyarmahutasoitregb.blogspot.com/2012/11/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html
https://ikadekartajaya.wordpress.com/2013/09/21/landasan-sejarah-pendidikan-di-
indonesia/
http://dyahrochmawati08.wordpress.com/2008/11/30/landasan-historis-pendidikan-
di-indonesia/
Tulisan Terakhir
Komentar Terbaru
Anggi Giyoscha pada Landasan
Sejarah Pendidikan
Arsip
Oktober 2018
Maret 2017
Desember 2016
Februari 2015
Kategori
best experience
contoh laporan observasi
edukasi
hubungan industrial
makalah edukasi
pengalaman
seni
subjek hukum hubungan industrial
Tak Berkategori
usaha kecil menengah
Meta
Daftar
Masuk
Entries feed
Feed Komentar
WordPress.com
Tulisan Terakhir
Komentar Terbaru
Anggi Giyoscha pada Landasan
Sejarah Pendidikan
Arsip
Oktober 2018
Maret 2017
Desember 2016
Februari 2015
Kategori
best experience
contoh laporan observasi
edukasi
hubungan industrial
makalah edukasi
pengalaman
seni
subjek hukum hubungan industrial
Tak Berkategori
usaha kecil menengah
Meta
Daftar
Masuk
Entries feed
Feed Komentar
WordPress.com
me on GRAVATAR
ayumarara236@gmail.com
follow longlastayufaisal.blogspo.com
FOLLOW
KEMBALI KE ATAS
Ikuti