Anda di halaman 1dari 66

Tugas Merancang Kapal III 2018

General Arrangement

BAB I
PENDAHULUAN
Rencana umum dari sebuah kapal merupakan gambaran penyusunan
ruangan-ruangan, peralatan-peralatan serta pintu-pintu yang tepat. Langkah-
langkah dalam penyusunan rencana umum dari sebuah kapal antara lain
pembagian ruangan-ruangan utama, pengaturan batas-batas tiap ruangan,
penempatan perlengkapan-perlengkapan di dalam ruangan serta penyusunan
pintu-pintu pada tiap ruangan.
Dalam merancang sebuah kapal tidak dapat dihindari adanya berbagai
macam kepentingan yang akan saling bertentangan dan itu akan didapatkan pada
penyusunan rencana umum ini.
Efisiensi dari suatu kapal salah satunya ditentukan oleh penyusunan
ruangan-ruangan yang tepat serta penempatan pintu-pintu yang efektif di antara
ruangan-ruangan tersebut. Dapat dikatakan bahwa penyusunan ruangan-ruangan
yang baik akan dapat meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomis dari sebuah
kapal. Hal ini mempengaruhi pada konstruksi dan biaya operasional kapal
tersebut.
Langkah pertama untuk pembuatan rencana umum adalah pembagian
ruangan-ruangan utama dalam kapal, misalnya pembagian ruangan pada lambung
kapal untuk ruang muat, kamar mesin dan tangki-tangki serta pembagian ruangan-
ruangan pada bangunan atas untuk ruangan akomodasi dan lain-lain.
Selain itu terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun
rencana umum, antara lain :
1. Besarnya volume ruang muat didasarkan pada jenis dan jumlah muatan.
2. Cara penyimpanan muatan dalam ruang palkah dan sistem penanganan
muatan (Cargo Handling).
3. Besarnya volume ruang akomodasi didasarkan pada jumlah anak buah
kapal dan penumpang serta standard ruang akomodasi.
4. Besarnya volume tangki terutama tangki ballast dan tangki bahan bakar
didasarkan pada tipe mesin yang digunakan dan jalur pelayarannya.

Samuel Pardomuan Sitorus 55


21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

5. Standar pembagian sekat baik sekat melintang maupun sekat


memanjang.

6. Ukuran utama kapal.


7. Gambar rencana garis.
Permasalahan dalam penyusunan rencana umum biasanya tergantung dari
tipe kapal yang direncanakan. Namun pada dasarnya pembuatan rencana umum
untuk semua tipe memiliki kesamaan dalam hal-hal tertentu seperti dalam
penyusunan ruangan akomodasi dan daya mesin meskipun untuk kapal yang
berbeda akan menyebabkan terjadinya perbedaan kapasitas.

2
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

BAB II
UKURAN UTAMA KAPAL
2.1 Data Utama Kapal
 Tipe Kapal : Fishing Vessel
 LOA ` : 77.6 m
 LWL : 71.7 m
 LPP : 68.94 m
 B : 13.5 m
 H : 7.61 m
 T : 5.72 m
 Vs : 14.89 Knot
 Cb : 0,53
 Cp : 0,65
 DWT : 2016 ton
 LCB kapal : -2.39 m
 Volume displacement () : 2949.27 m3
 Displacement () : 3023 ton
 Koefisien midship (CM) : 0,81
 Radius pelayaran (S) : Semarang - Laut Banda
(900 Sea miles)
2.2 Definisi Rencana Umum
Rencana umum dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai perancangan
di dalam penentuan atau penandaan dari semua ruangan yang dibutuhkan, ruangan
yang di maksud seperti ruang muat dan ruang kamar mesin dan akomodasi, dalam
hal ini di sebut superstructure (bangunan atas). Di samping itu juga direncanakan
penempatan peralatan-peralatan dan letak jalan-jalan dan beberapa sistem dan
perlengkapan lainnya.
Ada 4 bagian atau karakteristik rencana umum menurut Ship Design and
Construction :
1. Penentuan lokasi ruang muat
2. Penentuan batas-batas ruang termasuk kamar pribadi

3
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

3. Penentuan dan pemilihan perlengkapan kamar mandi


4. Penentuan jalan atau lintasan yang cukup
Langkah pertama yang dihadapi dalam membuat rencana umum adalah
penentuan lokasi ruangan dan batas dari lambung kapal dan bangunan atas,
ruangan yang di maksud :
1. Ruang kamar mesin
2. Ruang muat
3. Crew, penumpang, ruangan pada crew yang utama
4. Tangki-tangki
5. Beberapa ruangan lainnya
Pada saat yang bersamaan juga ditentukan kebutuhan lain seperti :
 Sekat kedap masing-masing ruangan
 Stabilitas yang cukup
 Struktur konstruksi
 Penyediaan jalan yang cukup
Rencana umum adalah suatu proses yang berangsur-angsur di susun dan
ini dari percobaan, penelitian, dan masukan dari data-data kapal yang sudah
ada(pembanding). Informasi yang mendukung rencana umum :
1. Penentuan besarnya volume ruang muat, type, dan jenis muatan yang akan di
muat.
2. Metode dan sistem bongkar muat.
3. Volume ruangan untuk ruangan kamar mesin yang ditentukan dari tipe mesin
dan dimensi mesin.
4. Penentuan tangki-tangki terutama perhitungan volume seperti tangki untuk
minyak, ballast, dan pelumas mesin.
5. Penentuan volume ruangan akomodasi, jumlah crew, penumpang, dan
standard akomodasi.
6. Pembagian sekat melintang.
7. Penentuan dimensi kapal.
8. Lines plan.

BAB III

4
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

PERHITUNGAN DAYA MOTOR INDUK KAPAL

Metode Yamagata pertama kali diperkenalkan oleh seorang ilmuan Jepang


yang bernama Dr. Yamagata. Beliau adalah pengajar di beberapa universitas
terkemuka di Jepang dan merupakan salah satu staf ahli Biro Keselamatan dan
Teknologi Maritim Kekaisaran Jepang.

ALGORITMA PERHITUNGAN
 Menentukan lima jenis kecepatan kapal
 Menghitung luas permukaan basah
 Menghitung reynold number
 Menghitung koefisien tahanan gesek
 Menghitung koreksi koefisien tahanan gesek
 Menghitung tahanan gesek
 Menghitung froude number
 Menghitung koefisien tahanan sisa awal
 Menghitung koefisien tahanan sisa akibat rasio B/L
 Menghitung koefisien tahanan sisa akibat rasio B/T
 Menghitung koreksi koefisien tambahan
 Menghitung koreksi koefisien akibat adanya bulbous bow
 Menghitung koreksi koefisien akibat adanya stern form
 Menghitung koefisien tahanan sisa total
 Menghitung koefisien tahanan angin
 Menghitung tahanan angin
 Menghitung tahanan total kapal
 Menghitung tahanan total kapal akibat jalur pelayaran
 Menghitung daya efektif kapal

3.1 PERHITUNGAN TAHANAN KAPAL

5
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

1) Menentukan minimal Empat macam kecepatan kapal dalam satuan knot


untuk diselidiki (catatan : jarak antar tiap kecepatan adalah 2 knot)
KECEPATAN (KNOT)
3,7225 7,445 11,1675 14,89

2) Menentukan kecepatan dalam satuan m/s dan mengkuadratkannya


V(knot) = V(knot) × 0,5144
V(M/S) 1,9148 3,8297 5,7445 7,6594
V^2(M^2/S) 3,666666 14,66666 32,99999 58,66666

3) Menentukan luas bidang basah kapal (S)


3.1 Menurut J.A Normand
S1 = LWL [1,5 T + (0,09 + Cb)B]
= 71,7 [1,5 × 5,72 + (0,09 + 0,53)× 13,5]
= 1215,315 m2

3.2 Menurut D.W Taylor (Sv. Harvald, Tahanan dan Propulsi Kapal
Halaman 133)
S2 = LWL (1,7 T + 0,7 B)
= 71,7 (1,7 × 5,72 + 0,7 × 13,5)
= 1374,776 m2

3.3 Menurut Olsen (Kiyoshi Takashiro, Power Prediction Based on


Modified Yamagata esistance Chart and Newly Intruduced Thrust
Deduction and Wake Factors Halaman 21)
S3 = LWL x B (1,22 x T/B +0,46) x (CB+0,765)
= 71,7 x 13,5 x (1,22 x 0,42 +0,46) x (0,53+0,765)
= 1224,563 m2
3.4 Menurut Todds (Kiyoshi Takashiro, Power Prediction Based on
Modified Yamagata Resistance Chart and Newly Intruduced Thrust
Deduction and Wake Factors Halaman 22)
S4 = V Disp2/3 x (0,3xL/B+0,5xB/T+C)
= 205,66 x (0,3 x 5,106+0,5x2,36+3,6)
= 1310,754 m2

6
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

Smean = (S1 + S2 + S3+S4) / 4


= (1215,315 + 1374,773 + 1224,563 + 1310,754) / 4
= 1281,352 m2
SAPP max = 15 % × Smean
= 15 % × 1281,352 m2
= 192,203 m2
S = Smean + SAPP
= 1281,352 m2 + 192,203 m2
= 1473,5547 m2

4) Menghitung Reynold Number (Rn)


Angka Reynold dapat dihitung dengan menggunakan rumus empiris yang
dikemukakan dalam ITTC (International Towink Tank Conference) tahun 1957
berikut :
v × LWL
Rn =

Dimana :
v = kecepatan kapal (m/s)
LWL = length waterline (71,7m)
 = viskositas air laut 1,1883 × 10-6 m2/Ss1normand
Sehingga :
4.1 Pada kecepatan 1,914 m/s
1,914 × 71.7
Rn =
1,187× 10−6
= 115539032,1
4.2 Pada kecepatan 3,829 m/s
3.829× 71.7
Rn =
1,187× 10−6
= 231078064,1
4.3 Pada kecepatan 5,744 m/s
5.744 × 71.7
Rn =
1,187× 10−6

7
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

= 346617096,2
4.4 Pada kecepatan 7,659 m/s
7.659× 71.7
Rn =
1,187× 10−6
= 462156128,3

5) Menghitung Koefisien Gesek (CF)


Koefisien gesek dapat dihitung dengan menggunakan rumus empiris yang
dikemukakan dalam ITTC (International Towink Tank Conference) tahun 1957
berikut :

CF = 0,075
¿¿¿

5.1 Pada Reynold Number 1,15 × 108


0,075
CF =
¿¿¿
= 0,075
¿¿¿
= 0.0020
5.2 Pada Reynold Number 2.31 × 108
0,075
CF =
¿¿¿
= 0,075
¿¿¿
= 0,0019
5.3 Pada Reynold Number 3.47 × 108
0,075
CF =
¿¿¿
= 0,075
¿¿¿
= 0,0018
5.4 Pada Reynold Number 4.63 × 108
0,075
CF =
¿¿¿
= 0,075
¿¿¿
= 0,0017

8
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

6) Menghitung Koreksi Koefisien Gesek (CF’)


Akibat adanya kekasaran permukaan badan kapal, maka nilai koefisien
tahanan gesek yang didapatkan pada poin 5 harus dikoreksi. Koreksi koefisien
gesek dihitung dengan menggunakan rumus :
CF’ = 1,04 × CF

Sehingga :

V(M/S) Cf Cf' =1.04*Cf

1.9148 0.0020 0.00212

3.8297 0.0019 0.00193

5.7445 0.0018 0.00182

7.6594 0.0017 0.00176

7) Menghitung Tahanan Gesek (RF)


Koefisien gesek dapat dihitung dengan menggunakan rumus empiris
berikut:
RF = CF’ × 0,5 ×  × S × v2
Dimana ;
CF = Koefisien gesek hasil koreksi (bergantung pada variasi
kecepatan)
 = Massa jenis air laut yaitu 104,5918367 kg.s2/m4
S = Luas bidang basah yaitu 1473.5547 m2
v = Variasi kecepatan kapal dalam m/s
Sehingga :
7.1 Pada kecepatan 1,91 m/s dan CF’ = 0,00212
RF = 0,0021 × 0,5 × 104,5918 kg.s2/m4 × 1473.5547 m2 × (1,9148
m/s)2
= 599.603 kg
= 599.603 kg × 9,81 m/s2

9
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

= 5882.104 N
7.2 Pada kecepatan 3.83 m/s dan CF’ = 0,00192
RF = 0.00192 × 0,5 × 104,5918 kg.s2/m4 × 1473.5547 m2 × (3,83 m/s)2
= 2176.870 kg
= 2176.870 kg × 9,81 m/s2
= 21355.098 N
7.3 Pada kecepatan 5.74 m/s dan CF’ = 0,00182
RF = 0,00182 × 0,5 × 104,5918 kg.s2/m4 × 1473.5547 m2 × (5,74 m/s)2
= 4637.746 kg
= 4637.746 kg × 9,81 m/s2
= 45496.285 N
7.4 Pada kecepatan 7.66 m/s dan CF’ = 0,00176
RF = 0,00176 × 0,5 × 104,5918 kg.s2/m4 × 1473.5547 m2 × (7.66 m/s)2
= 7938.660 kg
= 7938.660 kg × 9,81 m/s2
= 77878.254 N

8) Menentukan Angka Froude (Fn)


Menurut R.E Froude, hambatan gesek dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
V m
( )
s
Fn=
√ g × LWL
8.1 Pada kecepatan 1.91 m/s
1,91
Fn =
√ 9,81×71.7
= 0,072

8.2 Pada kecepatan 3,83 m/s


3,47
Fn =
√ 9,81×71.7
= 0,144
8.3 Pada kecepatan 5,74 m/s

10
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

5,74
Fn =
√ 9,81×71.7
= 0,217
8.4 Pada kecepatan 7.66 m/s
7.66
Fn =
√ 9,81×71.7
= 0,289

9) Menentukan Angka Koefisien Tahanan Sisa Kapal (Cro)


Berdasarkan grafik yamagata 4.1 koefisien tahanan sisa (Cro) dapat
didapatkan dengan menunjukkan fungsi angka froude (Fn) terhadap koefisien
blok (Cb)
0.07 0.0006
0.14 0.0021
0.22 0.003
0.29 0.008

10) Menentukan Koefisien Tahanan Sisa Akibat Perbandingan B/L


10.1 Penentuan Nilai B/L
B/L = 13.5 / 68.94
= 0,196
Koreksi B/L = 0,05
B/L = 0,196-0,05
= 0,146
Menurut aturan berdasarkan Yamagata Method rasio B/L standar
adalah 0,135 jika harga B/L tidak berada dalam daerah itu maka harus
dikoreksi dengan menggunakan Yamagata Chart Fig. 42

10.2 Menentukan Harga Koefisien Koreksi Perbandingan B/L [(CR)


(B/L) / (B/L)K]
Mengacu pada Fig. 30 dengan mempertimbangkan fungsi koefisien
blok (Cb) dan Froude Number (FN) maka didapatkan nilai koefisien
koreksi perbandingan B/L sebagai berikut :

11
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

Fn ((CR)(B/L) / (B/L)K)
0.07 0.06
0.14 0.06
0.21 0.06
0.29 0.11

10.3 Menentukan Koefisien Tahanan Sisa Akibat Koreksi


Perbandingan B/L (CR)(B/L)
Nilai koefisien tahanan sisa akibat koreksi perbandingan B/L
adalah:

(CR)(B/L) = (B/L)K × ((CR)(B/L) /


(B/L)K)

Sehingga :
((CR)(B/L) /
V(m/s) (B/L)K) B/L (CR)(B/L)
1.9148 0.434 0.06
3.8297 0.434 0.06
5.7445 0.434 0.06
7.6594 0.795 0.11

11) Menentukan Koefisien Tahanan Sisa Akibat Perbandingan B/T


11.1 Menentukan harga perbandingan B/T
B/T = 13.5 / 5.72
= 2.36
Menurut aturan berdasarkan Yamagata Method rasio B/T standar
adalah 2,25 jika harga B/T tidak berada dalam daerah itu maka harus
dikoreksi dengan menggunakan Yamagata Chart Fig.31
11.2 Menentukan harga koreksi perbandingan B/T
(B/T)K = B/T – 2,25
= 2,36 – 2,25
= 0,11

12
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

11.3 Menentukan Harga Koefisien Koreksi Perbandingan B/T ((CR)(B/T) /


(B/T)K)
Mengacu pada Fig. 31 dengan mempertimbangkan fungsi koefisien
blok (Cb) dan Froude Number (FN) maka didapatkan nilai koefisien
koreksi perbandingan B/T sebagai tabel berikut :
11.4 Menentukan Koefisien Tahanan Sisa Akibat Koreksi
Perbandingan B/T (CR)(B/T))
Nilai koefisien tahanan sisa akibat koreksi perbandingan B/L
adalah:
(CR)(B/T) = (B/T)K × ((CR)(B/T) /
(B/T)K)

Sehingga :

V(m/s) fn ((CR)(B/T) (CR)(B/T) = (B/T)K × ((CR)(B/T) / (B/T)K)


1.91 0.072 0 0
3.83 0.144 0.0003 8.17 x 10-7
5.74 0.217 0.018 2.94 x 10-3
7.65 0.289 0.0008 5.81 x 10-6

12) Menentukan Koreksi Koefisien Tambahan (Kp)


Karena kapal yang direncanakan menggunakan single propeller, maka
berdasarkan aturan Yamaga Method nilai koefisien tambahan (Kp) adalah 1.
13) Menentukan Koreksi Koefisien Akibat Adanya Bulbous Bow (Kb)
Bulbous bow berfungsi untuk menginterferensi gelombang yang menuju
lambung kapal menjadi bagian riak atau gelombang kecil. Sehingga diperlukan
koreksi koefisien akibat adanya bulbous bow. Adapun ketentuannya sebagai
berikut:
Untuk 0,50 ≤ Cb ≤ 0,55
Dimana V’ ≤ Vr’ Kb = 0,95 (a)
Dimana V’ > Vr’ Kb = 0,95 (Vr’/ V’) (b)
Dimana :
V’ = 1,60 × LWL
= 1,60 × 71.7

13
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

= 13.55
Vr’ = (1,1 – Cb) × LWL / 0,32
= (1,1 – 0,53) × 71.7 / 0,32
= 15.08 (Memenuhi aturan a)
Sehingga nilai Kb adalah :
Kb = 0,95
14) Menentukan Koreksi Koefisien Akibat Adanya Stern Form (Ks)
Ks = 0,95 1,00 (Untuk kapal dengan bentuk lambung
mendekati ekstrim v)
Ks = Diambil 1,00
15) Koefisien Tahanan Sisa Total (CR)
Nilai koefisien tahanan sisa total kapal dihitung dengan menggunakan
rumus :
CR = Kp × Kb × Ks {(CRO + (CR)(B/L)+ (CR)(B/T)}

Kp Kb Ks CRO (CR)(B/L) (CR)(B/T) Cr


0.000
1 0.95 1 0.06 0 1.011
6
0.002
1 0.95 1 0.06 8.17 x 10-7 1.012
1
1 0.95 1 0.003 0.06 2.94 x 10-3 1.016
1 0.95 1 0.008 0.11 5.81 x 10-6 1.068
16) Menentukan Tahanan Sisa Total (RR)
Tahanan sisa (RR) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
RR = 0,5 ×  × S × v2 × CR
Dimana :
 = Massa jenis air laut yaitu 1,025 kg/m3
S = Luas bidang basah yaitu 1473.55 m2
v = Variasi kecepatan kapal
CR = Koefisien tahanan sisa yang bergantung pada kecepatan
Sehingga :
11 Pada kecepatan 1.91 m/s
RR = 0,5 × 1,025 kg/m3 × 1473.55 m2 × (1,92 m/s)2 × 1.011
= 2798.406 N

14
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

12 Pada kecepatan 3,83 m/s


RR = 0,5 × 1,025 kg/m3 × 1473.55 m2 × (3,83 m/s)2 × 1.012
= 11210.248 N
13 Pada kecepatan 5,74 m/s
RR = 0,5 × 1,025 kg/m3 × 1473.55 m2 × (5,74 m/s)2 × 1.016
= 25318.779 N
14 Pada kecepatan 7.66 m/s
RR = 0,5 × 1,025 kg/m3 × 1473.55 m2 × (7.66 m/s)2 × 1.068
= 47317.856 N

3) Menghitung Tahanan Angin (RA)


a) Menentukan koefisien Angin (CAA)
Angin diperkirakan hanya memberikan sedikit pengaruh terhadap tahanan
kapal namun tetap harus diperhitungkan. Maka disarankan untuk pengoreksian
nilai koefisien tahanan angin sebesar 0,00007

b) Menentukan tahanan angin (RA)


Tahanan angin (RA) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
RA = 0,5 ×  × Sangin × v2 ×
CAA

Dimana :
 = Massa jenis udara yaitu 1300 kg/m3
Sangin = Luas bidang tangkap angin yaitu 91.125 m2
v = Variasi kecepatan kapal
CA = Koefisien tahanan angin yaitu 0,00007
Sehingga :
 Pada kecepatan 1,91 m/s
RA = 0,5 × 1300 kg/m3 × 91.125 m2 × (1,91m/s)2 × 0,00007
= 15.203 N
 Pada kecepatan 3,83 m/s

15
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

RA = 0,5 × 1300 kg/m3 × 91.125 m2 × (3,83 m/s)2 × 0,00007


= 60.811 N
 Pada kecepatan 5,74 m/s
RA = 0,5 × 1300 kg/m3 × 91.125 m2 × (5,74 m/s)2 × 0,00007
= 136.811 N
 Pada kecepatan 7,66 m/s
RA = 0,5 × 1300 kg/m3 × 91.125 m2 × (7.66m/s)2 × 0,00007
= 243.243 N

17) Menghitung Tahanan Total (RTOT)


Tahanan total dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
RTOT = (RF +RA+ RR )/1000 (KN)
Dimana :
RF = Tahanan gesek (N)
RR = Tahanan sisa (N)
RA = Tahanan angin (N)

v(m/s massa jenis air


WSA(S) Cr Rr
) laut
1.914 1473.55169
1.025 1.011 2798,406
8 6
3.829 1473.55169
1.025 1.012 11210,248
7 6
5.744 1473.55169
1.025 1.016 25318,779
5 6
7.659 1473.55169
1.025 1.068 47317,856
4 6

14) Menentukan Tahanan Total Akibat Jalur Pelayaran (RT)


Untuk kondisi rata-rata pelayaran dinas harus diberikan kelonggaran
tambahan pada tahanan dan gaya efektif yang disebabkan oleh angin, erosi dan
fouling pada badan kapal. Tambahan kelonggaran ini sangat tergantung pada jalur
pelayaran. Kelonggaran rata-rata (sea margin/service margin) untuk tahanan atau

16
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

daya efektif direncanakan sbb:


Jalur pelayaran Asia Timur, 15-20 %. Pada perancangan kapal ini diambil sea
margin sebesar 15%, sehingga :
v(m/s) Rt % Rt
1.914 8,696 10,000
8 0.15
3.829 32,626 37,520
7 0.15
5.744 70,952 81,595
5 0.15
7.659 125,439 144,255
4 0.15

3.2 Menghitung Daya Efektif (EHP)


Daya efektif (EHP) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
EHP = RTOT × v(m/s)
v(m/s) Rt EHP EHP(HP)
1.914
10,000 19,149 25,659
8
3.829
37,520 143,691 192,546
7
5.744
81,595 468,726 628,092
5
7.659
144,255 1104,911 1480,581
4

3.3 Perhitungan SHP (Shaft Horse Power) dan DHP (Delivery Horse Power)
(Shaft Horse Power)
Untuk SHP dengan metode Holtrop harus ditentukan efisiensi propulsinya.
SHP = EHP/Pc
Pc = Propulsive coefiscient
Pc = H x R x O
H = Hull efficiency ( diambil dari tabel 6 PNA vol II Hal 161)
H = 1,13
O = Open propeller efficiency (efisiensi Propeller)

17
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

O = 0,928 – 0,0269 L/1/3


= 0,928 – 0,0269 x 71.7/2949.271/3
= 0,928 (effisiensi badan kapal)
R = Relative-rotative efficiency
R = 1,03 ~ 1,05
R = 1,03
S = 0,7 (effisiensi poros)
T = R.S.O
= 1,03 x 0,70 x 0,926
= 0,6689
Setelah masing – masing efisiensi propulsi diketahui maka quasi-
propulsive coefficient ( D ) dapat diketahui.
Pc = H x O x R
= 1,13 x 0.928x 1,03
Pc = 1,0798
Setelah D diketahui maka SHP dapat dihitung dengan cara :
SHP = EHP / Pc = 1480,581/ 1,0798
SHP = 1371,10428 hp
DHP = SHP x 0.98
DHP = 1371,10428 x 0.98
DHP = 1399,086005
3.4 Perhitungan BHP (Brake Horse Power)
Perhitungan BHP menggunakan dua koreksi yaitu :
Koreksi sebesar 3 % DHP untuk letak kamar mesin di belakang (ITTC 1957)
BHP = SHP + 3 % SHP
= 1371,104285 + 3 % x 1371,104285
= 1412,237413
= 1500 HP

18
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

Dari pertimbangan-pertimbangan diatas, maka dapat dipilih mesin yang


sesuai dengan daya yang diharapkan, yaitu dari segi efisiensi dan
keekonomisan.
BHP mesin induk 1500 HP dengan data mesin sebagai berikut :
Nama mesin : CUTTERPILAR
Type mesin : C32 ACERT TIER 3
BHP : 1800 HP
Berat mesin : 3152 kg
RPM : 2300 Putaran/menit
Ukuran utama mesin induk
Panjang : 2284 mm
Lebar : 1528 mm
Tinggi : 1587 mm
Cylinder bore : 32,1 mm
Piston stroke : 3,67 mm

BAB IV
PERHITUNGAN JUMLAH CREW

19
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

3.1 Penentuan Jumlah Crew Kapal


Dengan rumus pendekatan (Ship Resistance and Propulsion, hal 168) sebagai
berikut:
Z = Cst . {Cdk (L.B.H . 35/105)1/6 + Ceng (BHP/103)1/5} + Cadets
Dimana :
Z = jumlah crew
Cst = Coefisien Steward Dept 1,2 – 1,33
Cdk = Coefisien Deck Dept 11,5 – 14,5
Ceng = Coefisien Engine Dept 8,5 – 11,0 Diesel
11,0 – 15 Turbine Single
13,73 – 16,5 Turbine Double
Cdet = Cadangan = 1,00
Maka:
Z = Cst . {Cdk (L.B.H . 35/105)1/6 + Ceng (BHP/103)1/5} + Cadets
Z = 1,20 . { 11,50 .(71,7. 13,5. 7,61. (35/105))1/6 + 11,00. (1500/103)1/5} + 1
Z = 10.889
Jumlah crew ditetapkan sebanyak 16 orang.

3.2 Pembagian / Susunan Crew Kapal


Susunan Crew Kapal
Secara garis besar tugas-tugas dari crew kapal dapat dikelompokkan pada:
1) Deck Department, dipimpin oleh Mualim I, bertanggung jawab terhadap
navigasi, peralatan geladak, bongkar muat di atas kapal.
2) Engine department, dipimpin oleh Kepala Kamar Mesin (KKM),
bertanggung jawab terhadap jalannya mesin induk, mesin bantu, ketel dan
seluruh instalasi mesin di atas kapal.
3) Catering department, dipimpin oleh Chief Steward, bertanggung jawab
pada kelancaran pelayanan makanan, pelayanan kamar, dan lain-lain
pekerjan di atas kapal.

Susunan Anak Buah Kapal

20
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

Master / Captain : 1 orang


1. Deck Departement
Officer : 1 orang
Markonis (radio officer) : 1 orang
Juru Mudi (Q. master) : 2 orang

2. Engine Departement
Chief Engineer : 1 orang
2nd Engineer : 1 orang
Electrician : 1 orang
Fireman : 1 orang

3. Catering Departement
Chief Steward : 1 orang
cooker : 1 orang
Dokter : 1 orang
4. Fisherman : 4 orang
Jumlah crew kapal total : 16 orang

BAB V
PERHITUNGAN LWT, DWT, DAN PAYLOAD

4.1 Berat Baja Kapal (Wet Steel Weight)


Menurut rumus Watson, Rina 1977 (Lectures on Ship Design And Ship
Theory, Herald Poehls)

21
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

E = L (B + T) + 0,85 L (H - T) + 0,85 lh


Dimana :
E = Parameter steel weight
L = Lpp kapal = 68.94 m
B = Lebar Kapal = 13.50 m
H = Tinggi kapal = 7.61 m
T = Sarat Kapal = 5.72 m
l1 = panjang Forecastle = 10,34 m
l2 = panjang Poop = 13,79 m
h1 = tinggi Forecastle = 2,00 m
h2 = tinggi Poop = 2,00 m
Σ lh = (l1 x h1) + (l2 x h2)
= (10,34 x 2,00) + (13,79 x 2,00)
= 48.26
maka :
E = 68.94(13.5+5.72) + 0,85 x 68.94 (7.61–5.72) + 0,85 (48.26)
= 1476.79991 ton

Berat baja kapal Wst


Wst’ = k.E1,36 (Tons), k = 0,033  0,04, diambil k = 0,04
= 0,04 x 1476.799 1,36
= 817.22 ton

4.2 Berat Outfit dan Akomodasi(Woa)


Menggunakan rumus Rumus katsoulis (Lectures on ship design and ship
theory)
Woa = K x L1,3 x B0,8 x H0,3
K = 0,045 untuk Tanker/Bulker
K = 0,065 untuk General Cargo/Container
Atau menggunakan Rumus Watson, RINA 1977
Woa = 0,4 Lpp.B

22
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

= 0,4 x 68.94 x 13.5


= 372.276 ton

4.3 Berat Instalansi Permesinan(Wpe)


Menurut Rumus Watson, RINA 1977
Wm = Wpe + Wme
Wm = Berat total Permesinan
Wme = Berat main engine
Wpe = Berat remainder = 0,56 x BHP0,7
Wm = {0,56 x (BHP0,7)} + Wme
= {0,56 x (15000,7)} + 3152
= 3245.64 ton

4.4 Berat Cadangan


Untuk menghindari kesalahan yang tidak disengaja pada perencanaan
akibat perkiraan yang tidak tidak tepat serta hal-hal yang belum dimasukkan
dalam perhitungan maka perlu faktor penambahan berat (2 - 3 )% LWT.
Wres = ( 2 ~ 3) % x LWT diambil 3 %
LWT = Wst + Woa + Wpe
= 817.22 + 372.28+ 93.64
= 1283.13 ton
Wres = 3 % x 1283.13
= 38.49 ton
Maka :
LWT total = Wst + Woa +Wpe + Wres
= 817.22 + 372.28 +93.64+ 38.49
= 1321.63 ton

4.5 Menghitungan Bagian-Bagian DWT


Dari perhitungan diatas maka kita dapat menentukan DWT kapal yaitu:
DWT = ∆ - LWT
Nilai ∆ diketahui dari Tabel hidrostatik = 3023 ton

23
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

Jadi, DWT = 3023 – 1283.13


= 1739.87 ton
Koefisien ruang muat = DWT /∆
= 1739.87/3023
= 0.6

4.6 Komponen-komponen DWT


4.6.1Berat Fuel oil (Wfo)
a×( EHPMe+ EHPAe ) ×Cf
Pf =
Vs×1000
dimana:

a = Radius pelayaran (mil laut) = ( 900 x2 ) seamile (pulang pergi) +


500 ( fishing ground )
Vs = 14.89 knot

EHP Me = 98% x BHP Me


= 98% x 1500
= 1470 HP
EHP Ae = 20% x EHP Me
= 20% x 1470
= 294 HP

Cf = Koefisien berat pemakaian bahan bakar untuk diesel


= 0,18 ton/BHP/jam (0,17 ~ 0,18)
900×( 1470+294 ) ×0 ,18
Pf = 14 . 89×1000
Pf = 19.19194 Ton

Untuk cadangan bahan bakar ditambah 10% :


Pf = 110% x 19.19194
Pf = 21.11 Ton
Spesifikasi volume bahan bakar = 0,98 m3/ton

24
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

Vf =21.11x/ 0,98
Vf = 21.54 m3
Untuk tangki yang diletakan di dasar ganda ditambah 2%
Vf = 102% x 21.54
= 21.97 m3

4.6.2 Berat Diesel Oil (Wdo)

Wdo = ( 0,1~0,2) W fo

= 3.8383 ton
3
γ DO =0 ,85 ton / m

Volume diesel oil tank (DOT):

Vdo = Wdo/ γ DO
3
= 03.8383 /0,85 = 0,\4.5157 m
4.6.3 Berat Lubricant oil (Wlo)
a×( EHPMe+ EHPAe )×Cl
Pl=
Vs×1000
Cl = Koefisien berat minyak lumas
= 0,003 Kg/HPjam (0,002 ~ 0,0025)
900×( 1470+294 ) ×0 , 003
Pl = 14 . 89×1000
Pl = 0,3198 Ton
Untuk cadangan minyak lumas ditambah 10% :
Pl = 110% x 0,3198
Pl = 0,3518 Ton
Spesifikasi volume minyak lumas = 0,9 m3/ton
Vl = 0,3518x0,9
Vl = 0,3166 m3
4.6.4 Air Tawar (Wfw)
Berat air tawar terdiri dari 2 macam :
- Berat air tawar untuk ABK (Pa1)
- Berat air tawar untuk pendingin mesin (Pa2)
a. Berat air tawar untuk ABK :

25
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

a×Z×Ca 1
Pa1=
20×Vs×1. 000
Dimana :
Z = Jumlah ABK = 16 orang
Ca1 = 90
Kg/org/hari (50 ~ 100) Kg/org/hari
Jadi :
900×16×90
Pa1=
20×14 . 89×1.000

Pa1=4 ,35 Ton


Untuk cadangan 10% :
Pa1=110%×4 ,35
Pa1=4 . 787 Ton
b. Berat air tawar untuk pendingin mesin :
a×( EHPMe + EHPAe )×Ca 2
Pa2=
V ×1000
Dimana :
Ca2 = Koefisien pemakaian air pendingin mesin
= 0,05 Kg/BHP/jam (0,02 ~ 0,05) Kg/BHP/jam
Jadi :
900×( 1470+294 ) ×0 , 05
Pa2 = 14 . 89×1000
= 5.331 Ton
Untuk cadangan 10% :
Pa2=110%×5 .331
Pa2=5. 8642 Ton
Berat air tawar total adalah :
Pa = Pa1 + Pa2
Pa = 9.683 Ton
Spesifikasi volume air tawar = 1,000 m3/ton

26
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

Jadi volume tangki air tawar yang diperlukan :


Va = 1 x 9.683
Va = 9.683 m3
Ditambah 2% untuk tangki di dasar ganda, maka:
Va = 102% x 9.683
Va = 9.876 m3

4.6.5 Berat Bahan Makanan (Wm)


a×Z×Cm
Pm = 24×Vs×1000
Dimana :
Cm = Koefisien kebutuhan bahan makanan = 2 ~ 5 Kg/org/hari
= 5 Kg/org/hari
a = 900 seamiles
Z = 16 orang crew kapal
Vs = 14.89 knots
Jadi :
900×16×5
Pm = 24×14 . 89×1000
Pm = 0,20 Ton
Untuk cadangan ditambah 10%, maka :
Pm = 110% x 0,20
Pm = 0,22 Ton
Spesifikasi volume bahan makanan = 2,61 m3/ton
Sehingga volume bahan makanan yang dibutuhkan :
Vm = 2,61 x Pm
Vm = 2,61 x 0,22
Vm = 0,5742 m3

4.6.6 Provision / Person / Luggage (Wc)


a. Berat Provision = 3 ~ 5 kg/orang/hari
= 16 x 5 x(900/15) x (1/20) x 10-3
= 0,24 ton/hari

27
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

b. Berat Person = 80 kg/orang


= 18 x 80 x 10-3
= 1,44 ton
c. Berat Luggage = 40 kg/orang
= 18 x 40 x 10-3
= 0,72 ton
Maka :
Wc = 0,24 + 1,44 +0,72
= 2,4 ton
Untuk cadangan ditambah 10% sehingga total berat provision :
Wc = (110% x 2,4)
Wc = 2,64 Ton

4.6.7 Berat peralatan tangkap (Ppt)


Cpt = Ga + La
Dimana :
Ga = Koefisien mesin penggerak 15 – 20 kg/m3
diambil 15 kg/m3
La = Koefisien berat alat penarik = 0,021 kg/m3
d = Diameter tali = 0.002 .m
l = Panjang tali = 2000 m
La = 0,021 x d x l
= 0,021 x 0.002 x 2000
= 0.084 kg/m3
Cpt = Ga + La
= 15 + 0.084.
= 15.084 kg/m3
Berat peralatan tangkap
Ppt = Cpt . L . B . H
= 15.084 x 68.94 x 13.5 x 7.61
= 106833.1978 kg = 106.833 Ton
4.6.8 Berat Cadangan (Pr)

28
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

Untuk mengatasi adanya kesalahan – kesalahan dalam perencanaan maka


perlu disediakan berat cadangan :
Wr = 1% displacement kapal
Wr = 0,01 x 3023 ton
= 30.23 ton
Maka berat komponen DWT keseluruhannya adalah :
Wtotal = Wfo+Wdo+Wlo+Wfw+Wm+Wc+Ppt+Pr
= 19.19+3.8383+0.3518+9.683+0.2019+2.4+106.833+30.23
= 172.7298 ton
4.6.9 Perhitungan Payload
Dari hasil diatas maka besarnya payload adalah:
Payload = DWT - Wtotal
= 1739.8689 – 172.7298
= 1843.2701
Spesifikasi Volume muatan untuk kapal ikan lobster 1.180 ton/m3
Jadi Volume = 1843.2701 / 1,180

= 1562.0933 m3

BAB VI
PERHITUNGAN KONSTRUKSI

5.1. Penentuan Jarak Gading


1. Jarak gading normal (ao) antara 0,2 L dibelakang FP sampai dengan sekat
ceruk buritan ditentukan berdasarkan rumus sebagai berikut (reff: Rules
BKI 2003 vol XII sec 9.A.1.1)
a. a0 = L/500 + 0,48 (m)
= 0,61788 m » 0,62 m (ditengah)
b. Di ambil jarak gading normal (ao) = 620 mm
2. Jarak gading didepan sekat tubrukan dan dibelakang sekat ceruk buritan
tidak boleh lebih dari 500 mm.
3. Jarak gading dikamar mesin diambil 500 mm.

29
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

5.2. Tinggi Dasar Ganda


Berdasarkan peraturan BKI Vol II tahun 2003 bab 8.B.2.2, tinggi dasar
ganda ditentukan dengan rumus:
HDB = 350 + 45B = 0,957 m = 1.0 m
diambil tinggi dasar ganda 1000 mm
Tinggi double bottom dikamar mesin disesuaikan dengan peletakan untuk
pondasi mesin, pondasi mesin direncanakan setinggi 0,33 m.

5.3. Perencanaan Letak Sekat


1) Sekat tubrukan
Kapal dengan L  200 m jarak sekat tubrukannya tidak boleh kurang
0,05L dan tidak boleh lebih 0,08L dari Forward Perpendicular (FP).(BKI
2003 Vol. II, Sec. 11.A.2.1)
Minimum : 0,05 L = 0,05 x 77.6 = 3.88 m
Maksimum : 0,08 L = 0,08 x 77.6 = 6.208 m
Direncanakan letak sekat tubrukan 4.14 m dari FP (gading no.112) atau 6
jarak gading .
2) Sekat ceruk buritan
Berdasarkan BKI vol. II tahun 2003 bab 11.A.2.2, Sekat ceruk buritan
diletakan sekurang-kurangnya 3 jarak gading dari ujung depan boss
propeller.
Direncanakan sekat ceruk buritan diletakan pada gading no.8 dari AP bila
AP disebut sebagai gading no. 0.
Jarak sekat ceruk buritan = 8 x 0,50 m = 4 m dari AP.
3) Sekat depan Kamar Mesin
Panjang kamar mesin disesuaikan dengan kebutuhan permesinan. Panjang
mesin 2284 mm
Direncanakan panjang kamar mesin = 16 jarak gading
= 16 x 0,50 m = 8 m
maka sekat depan kamar mesin diletakkan pada gading nomor 24
Panjang ruang muat seluruhnya = 45 m
Kapal di rencanakan mempunyai 2 ruang muat , ruang muat 1, dan 2

30
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

a. Ruang muat no. 1 berjarak 24 m terletak pada gading no. 36 - sampai


gading no 76.
b. Ruang muat no. 2 berjarak 21 m atau terletak pada gading no. 76
sampai gading no 111.

BAB VII
PERENCANAAN TANGKI

6.1 Tangki Fuel Oil


Tangki bahan bakar (Fuel oil tank) diletakkan di double bottom panjang
Fuel Oil Tank 4 jarak gading (ao= 0,58 m) [2,87 m], di antara gading no.24
s/d 29
6.2 Tangki Diesel Oil
Tangki bahan bakar (Diesell oil tank) diletakkan di double bottom panjang
Diesel Oil Tank 4 jarak gading (ao= 0,58 m) [1,15 m], di antara gading
no.30 s/d 32.
6.3 Tangki Minyak Pelumas (Lubricant Oil)
Tangki minyak lumas diletakkan di dasar ganda kamar mesin sepanjang 1
jarak gading normal (a0 = 0,58) [1,15 m]diantara gading no.33 s/d 34.
6.4 Tangki Air Tawar
Tangki air tawar diletakkan di belakang kamar mesin 4 jarak gading
normal (a0) diantara gading no.AP s/d 8.
6.5 Tangki AP

31
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

Tangki AP diletakkan di atas dasar ganda sepanjang 5 jarak gading normal


(a0) di antara gading no. -5 s/d AP.
6.6 Tangki FP
Tangki FP diletakkan di atas dasar ganda sepanjang 7 jarak gading normal
(a0) di antara gading no. 112 sampai gading no 118.
6.7 Tangki Ballast I
Tangki ballast I diletakkan di dasar ganda sepanjang 16 jarak gading
normal (a0) di antara gading no. 76 s/d 111.
6.8 Tangki Ballast II.
Tangki ballast II diletakkan di dasar ganda sepanjang 20 jarak gading
normal (a0) di antara gading no. 35 s/d 76.

BAB VIII
RUANG AKOMODASI

(Referensi : Practical Ship building )


Manusia secara kodrati memerlukan kebutuhan rohani dan jasmani.
Kebutuhan ini harus diperhatikan untuk sebuah kapal, dimana para awak kapal
hanya memiliki ruang gerak dan hubungan social yang terbatas. Sebuah kapal
haruslah memilki akomodasi, tidak hanya untuk kebutuhan jasmani tetapi harus
memperhatikan pula kebutuhan rohani.
Berdasarkan literature yang ada seperti Ship Design and Construction oleh
Darcangelo Amelio M, maka direncanakan kebutuhan ruang akomodasi sebagai
berikut :
 Tinggi ruang bebas minimum 2,0 m
 Tempat ibadah formal (mushola)
a. Tempat ibadah (mushola) sebagai sarana formal untuk memenuhi
kebutuhan rohani seperti : sholat, pembinaan hubungan batin diantara
awak kapal tanpa memandang status harus tersedia dikapal.

32
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

b. Dimensi ruangan didasarkan pada kebutuhan untuk sholat berjamaah


yang mampu untuk menampung minimal setengah jumlah awak kapal
( 10 orang) diatur sedemikian rupa untuk arah kiblat yang berlaku.
Ruang akomodasi crew kapal dicari/dihitung dengan memakai rumus
pendekatan:
BRT = 0,6 x DWT
= 0,6 x 1739.87
3
= 1043.92 m
Berdasarkan Buku Perencanaan Kapal V, Ruang Akomodasi meliputi deck
kimbul dan deck sekoci.
Ketentuan ruang akomodasi :
1. Tinggi ruang akomodasi direncanakan (1,9 – 2,2) meter, diambil 2,2 meter.
2. Kamar tidur tiap orang 2,35 m2, untuk kapal dengan BRT < 3000 ton.
3.1 Sleeping Room
Persyaratan kamar tidur :
a. Penempatan ruang tidur dipakai sebelah kanan.
b. Untuk perwira satu kamar ditempati satu orang, sedangkan untuk bintara
satu kamar ditempati dua orang.
c. Tempat tidur susun berjarak 0,3 meter dari lantai bawah dan 0,75 meter
dari langit – langit.
d. Tempat tidur tidak boleh lebih dari dua susun.
e. Luas lantai kamar tidur per orang tidak boleh kurang dari 2,1 m2.
f. Untuk tamtama, dua orang menempati satutempat tidur.
Perencanaan kamar tidur :
- Captain = 1 ruang
- Chief = 3 ruang
- Radio officer = 2 ruang
- Q. Master = 2 ruang
- Engineer = 1 ruang
- Electrician = 1 ruang
- Fireman = 1 ruang
- Koki = 1 ruang

33
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

- Dokter = 1 ruang
- Fisherman = 3 ruang
Jumlah = 16 ruang

14.3 Mess Room


a. Mess Room harus dilengkapi meja kursi dan perlengkapan lain yang dapat
menampung seluruh pemakaian pada saat bersamaan.
b. Lebar meja : 500 mm
c. Panjang meja disesuaikan dengan jumlah ABK dengan ketentuan 600
mm / orang.
d. Ketentuan luas ruangan Mess room adalah (0,5 – 1,0 m2 / orang).
diambil 0,5 m2 / orang.
Luas Mess Room.
Luas Mess Room
16 orang x 0,5 m2 = 9,5 m2
Direncanakan p = 3,3 ( 8 jarak gading )
b=3
Jadi luas rencana = 3,3 x 3
= 9,9 m2
 Setiap kapal harus tersedia mess room yang cukup
 Mess room harus dilengkapi dengan meja kursi dan perlengkapan lain yang
dapat menampung seluruh jumlah pemakai dalam waktu yang bersamaan.

14.4 Sanitary Accomodation


Setiap kapal harus melengkapi dengan Sanitary Accomodation termasuk
Wash Basin, shower bath dan Wastafel.

a. Ukuran Sub Sower Bath 0,6469 x 1,0781 = 0,7 m2.


b. Direncanakan 6 buah sanitary room
c. Tata letak :

34
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

 Kamar mandi Bintara dan Perwira harus terpisah letaknya. Untuk


kamar mandi Bintara letaknya di bagian Main deck, sedangkan
kamar mandi Perwira diletakkan di Poop Deck.
 Kamar mandi harus diberi jendela untuk sirkulasi udara.
 Lantai kamar mandi harus diberi ubin, posisi lantai lebih rendah
dari lantai luar agar percikan dari air tidak tumpah keluar ruangan
kamar mandi.
 Ukuran kamar mandi direncanakan :
P = 1,50 m (direncanakan 3 jarak gading)
l = 2,029 m
Luas =pxl
= 1,50 x 2,029 m
= 3,04 m2
14.5 Hospital Accomodation
Ketentuan dalam merencanakan hospital accommodation :
1) Kapal dengan ABK lebih dari 15 orang dan berlayar lebih dari 3 hari maka
harus dilengkapi dengan hospital accomodation.
2) Fasilitas sanitair untuk ruang ini harus disediakan tersendiri.

14.6 Tempat Ibadah ( Mushola )


Pada kapal ini disediakan satu ruangan Musholla untuk sholat berjama’ah
yang dapat menampung 4 orang.

14.7 Provision Store


 Dry Provision Store Room
Gudang tempat penyimpanan makanan kering dan harus diletakan dekat
galley dan pantry .
 Cold Provision Store Room
Untuk menyimpan bahan makanan yang memerlukan pendinginan agar tetap
0
segar dan baik selama pelayaran. Terdiri dari meat room (temperature 18
0
F) dan vegetable room dengan temperature maximal 35 F.

35
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

14.8 Galley
 Diletakkan dekat dengan mess room
 Tidak ada opening/hubungan langsung antara galley dan sleeping room.
 Harus terhindar dari asap, debu, dan tempat penimbunan bahan bakar.
2
 Luas galley diperkirakan sebesar 0,5 m /ABK, jadi luas galley
2
diperkirakan ± 8 m .

14.9 Navigation Spaces


Ruang navigasi terdiri dari :
14.9.1 Ruang Kendali (Ruang Kemudi)
Ukuran penampang ruang kemudi adalah :
a. Jarak dari dinding depan ke kompas kurang lebih 1000 mm.
b. Jarak jari-jari kompas ke kemudi (roda kemudi) kurang lebih 500
mm.
c. Jarak roda kemudi ke dinding belakang kurang lebih 600 mm.
d. Ukuran ruang kemudi kearah melintang adalah sama dengan lebar
ruang kemudi.
e. Pandangan ruang kemudi kearah depan dari samping tidak boleh
terganggu.

14.9.2 Ruang Peta


Ruang peta diletakkan di bagian ruang kemudi, meliputi :
a. Ukuran ruang peta tidak boleh kurang 8 x 8 feet atau 2,4 x 2,4
= 5,76 m2. Direncanakan 4 jarak gading.
b. Meja peta diletakkan dan merapat dengan dinding depan.
c. Ukuran meja direncanakan = 1,8 x 1,2 x 1,0 m2.

14.9.3 Ruang Radio


a. Diletakkan disebelah kiri bagian belakang ruang kemudi.
b. Ukuran luas ruang radio tidak boleh kurang dari 120 Feet = 11,4 m2.
c. Ukuran ruang radio direncanakan :

36
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

L = 3,924 x 1,237
= 4,85 m2 (8 jarak gading)

 ESEP (Emergency Source of Electrical Power) Room


a. Berdasarkan peraturan Solas 1974, untuk kapal kurang dari 5000
BRT harus ada sumber tenaga darurat yang dapat mengisi power daya
dengan sendirinya apabila sumber listrik utama macet atau tidak
berfungsi.
b. ESEP dapat berbentuk baterry (accumulator), generator dengan
independent fuel oil atau sustable primovor fuel points 430 C.
c. ESEP harus dapat bekerja pada keadaan miring 22,50 dan trim 100

BAB IX
PERLENGKAPAN NAVIGASI DAN KOMUNIKASI

8.1 LAMPU NAVIGASI


Direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak merusak keindahan kapal.
a. Lampu Jangkar (Anchor Light)
- Penempatan pada tiang depan dan warna lampu sama dengan putih.
- Sudut penerangan 360o
- Dipasang pada saat lego jangkar (kalau siang dipasang bohlam hitam).
- Terletak pada haluan kapal dengan jarak.
L1 ≤ ¼ x LOA
≤ ¼ x 77.6
≤ 14,29 m diambil 4,65 m dari FP (8 jarak gading)
- Tinggi dari main deck 23 feet = 7 m.
 Merk : Highroad
 Type : MSL – 51SP
 Jarak Pancaran : 3 n.m
 Sudut penerangan : 3600

37
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

 Bulb & Lampu Holder : P28S 24V / 40W,


230V / 60W, 115V / 60W
 Protection class : IP56
 Warna : Putih
 Berat : 2,2 Kg

b. Lampu Tiang Utama ( Mast Head )


Lampu berwarna putih dengan sudut pancar 225° kedepan.
a. Jarak lampu dari FP
L2 ≤ ¼ x LOA
≤ ¼ x 77.6
≤ 19.4 m diambil 35,08 m dari FP
b. Tinggi lampu dari main deck

h = h + h1  dimana h1 (4 – 5 m) diambil 5 m

= 9 + 4,42 m

= 13,42 m

 Merk : Highroad
 Type : MSL-31SP   
 Jarak Pancaran : 6 n.m
 Sudut Penerangan : 2250
 Bulb dan Lamp Holder : P28S    24V / 40W,
230V/60W, 115V/60W
 Protection class : IP56
 Warna : Putih
 Material : Plastik
 Berat : 2,6 kg
c. Lampu Navigasi Kiri – Kanan (Stard Board dan Port Side Lamp)
a. Ditempatkan pada dinding kanan kiri rumah kemudi.
b. Warna cahaya (merah untuk port side dan hijau untuk startboard).
c. Sudut pancar 112,5 o kedepan.

38
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

Lampu diletakan pada bagian atas geladak navigasi


Port Side
 Merk : Highroad
 Type : MSL-21SP   
 Jarak Pancaran : 3 n.m
 Sudut Penerangan : 112,50
 Bulb dan Lamp Holder: P28S    24V / 40W,
230V/60W, 115V/60W
 Protection class : IP56
 Warna : Merah
 Material : Plastik
Starboard
 Type : MSL-11SP   
 Jarak Pancaran : 3 n.m
 Sudut Penerangan : 112,50
 Bulb dan Lamp Holder: P28S    24V / 40W,
230V/60W, 115V/60W
 Protection class : IP56
 Warna : Hijau
 Material : Plastik
 Berat : 2,6 kg

d. Lampu Buritan (Stern Light)


a. Ditempatkan pada bagian buritan kapal.
b. Warna cahaya putih dan sudut pancar 3150 kedepan.
c. Tinggi dari stren light kurang dari tinggi anchor light.

 Merk : Highroad
 Type : MSL-41SP   
 Jarak Pancaran : 3 n.m
 Sudut Penerangan : 135

39
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

 Bulb dan Lamp Holder : P28S  24V / 40W,


230V/60W, 115V/60W
 Protection class : IP56
 Warna : Putih
 Material : Plastik
 Berat : 2,7 kg

e. Morse signal lamp/Lampu morse
 Lampu yang digunakan untuk mengirin isyarat morse
 Harus bisa digunakan pada siang atau malam hari.
8.2 PERALATAN NAVIGASI LAINNYA
a.Bell
Digunakan sebagai tanda untuk menyatakan waktu pergantian jaga pada
crew, kadang-kadang dipakai sebagai peringatan keadaan berbahaya.
b. Fog horn/terompet kabut,
Biasanya dibunyikan dengan memakai uap, udara atau ditiup.
c.Black ball/bola jangkar,
Sebagai tanda bahwa kapal sedang turun jangkar yang terlihat pada siang
hari dengan menggunakan plat bulat berdiameter 2 feet yang dibuat tegak
lurus satu sama lain.Bendera isyarat/ signal flag, Bendera nasional/national
flag
d. Rocket or socket signal 12 bh, Signal code book, Daftar dari kapal-kapal
niaga
e.Termometer (for sea water), barometer, binocular/teropong,
f. Hand lead tidak kurang dari 3,2 kg (berikut tali-talinya tidak boleh kurag
dari 46 m), dan deap sea lead tidak kurang dari 12,7 kg ( dan tali-talinya
tidak kurang dari 230 m.
g. Deep sea sounding machine.
h. Sextant/sektan, alat astronomi jinjing yang dipergunakan untuk mengukur
sudut dengan bantuan cermin.
i. Magnetic kompas, yang diletakkan di geladag navigasi dan posisinya
kesemua arah.

40
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

8.3 PERALATAN KOMUNIKASI


1) Telegraph,
Berupa Telegraph kamar mesin, Telegraph ruang kemudi, geladak dan
Telegraph jangkar.
2) Voice tube, peralatan ini biasanya terbuat dari pipa yang digalvanis, pipa
suara digunakan untuk jarak pendek dengan diameter 38 m/m, sedangkan
jarak panjang 50 atau 64 m/m.

3) Telephon dan bel pemanggil (Calling bell)


Telephon yang dipakai ummnya sama dengan telephon yang dipakai di
darat. Biasanya digunakan pada kapal barang modern.

Calling bell umumnya dipasang pada catering service, dimana bell


dipencet pada kamar-kamar penumpang, public room, kamar mandi,
kamar perwira, dsb.

41
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

BAB X
PERALATAN TAMBAT

9.1 Jangkar dan Rantai Jangkar


Pemilihan perlengkapan kapal seperti jangkar, rantai jangkar dan alat-alat
tambat lainnya tergantung dari angka penunjuk (equipment number). Menurut
BKI volume II 2009 bab 18.B. angka penunjuk dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
A
Z =D2/ 3+ 2hB+
10
dimana: D = Displacement (ton) = 3023 ton
h = free board + tinggi bangunan atas
= (7.61 – 5.72) + (2.2x3) = 8.49 m
A = Luas bidang lateral dari badan dan bangunan atas yang berada
di atas garis air
- Lambung Kapal = (H – T) x Lwl
= (7.61 – 5.72) x 71.7 = 135.513 m2
- Bangunan Atas (Poop) = 13.5 x 2,2 = 29.7 m2
- Bridge Deck = 11.48 x 2,2 = 25.256 m2
- Geladak Compass = 9.46 x 2,2 = 21.812 m2
= 75.768 m2
Maka:
Z = 3023⅔+ (2 x 8.49) x 13.5 + (135.513/10)
= 451.85

42
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

Dari tabel 18.2 didapat : [BKI 2009 VOL. II ]

Untuk angka nomor Register 115 dengan Z : 450 - 500

(Dari buku “Ship Building seri B, page 148 & BKI 2009 )

 Jumlah jangkar 2 buah


 Berat satu jangkar 1440 kg
 Spesifikasi jangkar :Spek anchor
Dari ”Practical Shipbuilding III B” Dari “Practical Shipbuilding III B”
dipilih jangkar dengan spesifikasi sebagai berikut

 Type jangkar : Spek anchor


 Berdasarkan berat jangkar maka dipilih jangkar berengsel dan tanpa
tongkat dari tipe Spek Anchor dengan ukuran sebagai berikut :
 Merk = Wortelboer
 Type = Spek Anchor
 Berat = 1440 kg
 A = 1620 mm
 B = 1240 mm
 C = 587 mm
 D = 1165 mm
 E = 700 mm
(sumber: http://www.wortelboer.nl )

9.1.2 Rantai jangkar


Panjang total : 412.5 m
D1 = 38 mm
D2 = 34 mm
D3 = 30 mm
Dipilih rantai jangkar dengan diameter 40 mm
Merk : Wortelboer

43
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

a. Anchor ’D’ endshack


A = 328 mm
B = 200 mm
D = 56 mm
Berat = 23 kg
b. Kenter joning schackle
A = 248 mm
B = 168 mm
C = 60.8 mm
Berat = 10 kg

c. Pear Shackle Baldt


Type = 4
A = 298 mm
B = 206 mm
C = 59 mm
D = 40 mm
E = 48 mm
H = 79 mm
K = 39.44 mm
L = 46 mm
Berat = 9 kg
d. Shortlink chaincables
T = 109 mm
B = 1132 mm
Berat = 34 kg
GJW Super swivel
A = 71.4 mm
B = 323.4 mm
C = 54.6 mm
D = 533.4 mm
E = 235.2 mm

44
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

H = 92.4 mm
K = 58.8 mm
L = 168 mm
Berat = 60 kg
e. Swivel
A = 388 mm
B = 192 mm
C = 152 mm
Berat = 25 kg
(sumber: http://www.wortelboer.nl )

9.1.2 Tali Temali


Berdasarkan angka penunjuk Z ≈ 280 – 320 dari BKI vol II 2009
didapatkan:
 Tali tarik
Panjang : 180 m
Beban putus : 275 kN
 Tali tambat
Jumlah 4 buah
Panjang 140 m
Beban putus 110 kN

9.1.3 Bollard
Fungsi bollard ialah sebagai pengikat tali tambat. Ukuran bollard
tergantung dari diameter tali tambat yang digunakan ukuran bollard
berdasarkan JIS F 2001 – 1979 :
Diameter nominal : 300 mm
Panjang (L) : 1300 mm
Lebar (B) : 430 mm
Tinggi (H) : 530 mm

45
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

9.1.4 Capstan
 Fungsinya untuk menggulung tali tambat
 Penempatan dibagian belakang poop deck
 Bisa untuk menggulung tali tambat dari semua arah
Untuk beban tarik 3000 kg diperlukan tenaga 16 HP

Perkiraan beratnya 2000 kg

Merk :Rolls Royce

9.1.5 Freeing Port


A = 0,035 R [m2] for R <20 m
R = length of bulwark [m]
A = luas freeing ports Rmax = 0,7 L
Jadi,
A = 0,035 R
= 0,035 x 50.19 = 1.7566 m2 = 1,7566/ 2 = 0,8783 m
Ukuran freeing ports = (255 x 30 )mm

9.2 Penentuan Daya Mesin Jangkar ( Windlass )


Menurut BKI volume III 2009 bab 14.B.4.11 derek jangkar harus mampu
menghasilkan tenaga angkat atau tarik nominal sebesar :

46
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

2
Z = 4,25 d
Dimana : Z = Gaya angkat nominal (kg)
d = diameter rantai jangkar = 40 mm

maka :
2
Z = 4,25 x 40
= 6800 kg
Tenaga penggerak yang dibituhkan pada kecepatan rata-rata 9 m/menit
adalah :
Zxv
E = 75 x 60 x η
Dimana : E = tenaga penggerak yang dibutuhkan (HP)
Z = gaya angkat /tarik nominal (kg)
v = kecepatan rata-rata 9 m/menit
η = efisiensi = 0,7
Maka :
6800x 9
E=
75 x 60 x 0,7
= 19.43 HP
Dari buku “Practical Ship Building III B” untuk diameter rantai jangkar 40
mm diperoleh spesifikasi mesin jangkar sebagai berikut :
 Merk Mesin : Sea Marine Electric
 Type : HI combined anchor mooring Winch
 Working Load : 38,3 kN
 Mooring Pull : 30 kN
 Working Speed : 9 m/menit
 Mooring Speed : 12 m/menit
 Motor : 11 HP
9.3 CHAIN LOCKER (KOTAK RANTAI)
Volume kotak rantai ditentukan oleh volume dari rantai jangkar, volume
2
Chain locker (Vc) = d x I / 183

47
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

Dimana : d = diameter rantai jangkar =40 mm = 1,57 inch


I = panjang total rantai = 412.5 m
Panjang rantai tiap 100 fathoms = 183 m
2 3
Sehingga Vc = 1,57 x 412.5 / 183 =5.556 m
Untuk kelonggaran ditambah 10 % sehingga :
3
Vc = 110% *5.556 = 6.11 m
Ukuran Chain locker yang direncanakan : 6.11 m3.
P = 1,8 m, l = 1,8 m dan h = 2 m

9.4 FAIRLEAD
Ukuran fairleads tergantung juga dengan diameter tali tambat yang
dipakai. Merupakan suatu roll yang dipasang pada geladak yang berfungsi untuk
mengarahkan tali.

9.5 WARPING WINCH AND CAPSTAIN


Fungsi: untuk penarikan tali trost dan spring pada waktu penambatan kapal
di demaga (untuk menggulung tali tambat).
 Capstan : menggulung tali dari semua arah. Digunakan type electric
capstain. Untuk beban tarik 300 kg diperlukan tenaga 16 HP perkiraan
beratnya 200 kg
 Warping Winch : untuk meggulung tali satu arah, untuk warping winch
karena peralatannya jadi satu dengan winlass maka tidak perlu ditentukan
lagi.

48
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

BAB XI
PERLENGKAPAN KESELAMATAN

10.1 Sekoci Penolong (Life Boats)


Sekoci penolong adalah alat apung yang digunakan untuk meninggalkan
kapal pada saat kapal mengalami kecelakaan dan harus memenuhi kriteria
“SOLAS 1974” Sekoci ini dilengkapi mesin, perlengkapan penunjang kehidupan,
navigasi, dan komunikasi. Dalam pengendaliannya, sekoci dikemudikan oleh
crew kapal yang memiliki pangkat terendah. Lifeboat dibagi menjadi 2 tipe, yaitu:
10.1.1 Free Fall
Sekoci jatuh bebas (free fall) adalah sebuah
sekoci tertutup dengan proses peluncuran yang
mengendalikan proses aerodinamis di alam, dengan
demikian sekoci bisa menembus air tanpa merusak
badan sekoci saat diluncurkan dari kapal. Sekoci ini
terletak di bagian belakang kapal, yang menyediakan
area yang jelas maksimum untuk jatuh bebas. Jenis
ini biasanya hanya disediakan satu saja dikapal.

10.1.2 Dewi – Dewi (Davits)


Sekoci dewi - dewi (davits) adalah sebuah
sekoci tertutup dengan proses peluncuran yang
mengendalikan proses gravitasi di alam, dengan
demikian sekoci bisa mendarat dengan mulus di air
saat diluncurkan dari kapal. Sekoci ini terletak di
samping kapal. Jenis ini biasanya disediakan dua
buah dikapal. Tipe sekoci ini wajib digunakan untuk
kapal yang memiliki freeboard kurang dari 7 m. Tipe

49
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

ini paling sering digunakan pada kapal karena harganya yang lebih murah
dibandingkan tipe freefall dan penggunaannya yang lebih praktis.
Adapun kriteria lain dalam menggunakan tipe sekoci ini, yaitu:
 Merupakan fungsi dari jumlah ABK (Crew)
 Harus memenuhi persyaratan keselamatan (SOLAS 1974)
 Life boat dipasang bagian stern di poop deck
 Daya tampung sekoci 125% x jumlah crew = 125% x 16 = 20 = 20
(dipasang dua sekoci dengan kapasitas masing-masing 13 orang)

 Merk : NoreQ
 Type : LBT 525
 Dimensi (P x L x T) : 4,99 x 2,39 x 3,23 (m)
 Daya angkut : 13 orang
 Beban dewi – dewi : 4500 kg

10.2 Dewi-dewi (Davits)


Dipakai sistem gravity davits dengan persyaratan:
 Harus dapat mengeluarkan sekoci tanpa menggunakan penggerak
manual, elektris, steam atau tenaga lain yang disuplai dari kapal.
 Harus mampu bekerja pada keadaan oleng 200.
 Kemampuan menyangga beban (life boat dan perlengkapannya) sebesar
6000 kg

Merk : Noreq Hydraulic Pivoting Davits


SWL : 600 Kg
Hoisting Speed : 5 m/min
Electric power : 380 V/ 10 KW

50
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

10.3 Pelampung Penolong (Lifebuoy)


Persyatatan life buoy menurut solas:
a. Kapal dengan panjang antara 60 m ~ 122 m jumlah pelampung minimal 12
buah, 6 buah dilambung kanan dan 6 buah dilambung kiri.
b. Warnanya mencolok dan mudah dilihat.
c. Dilengkapi dengan tali.
d. Dilengkapi dengan lampu yang bisa menyala secara otomatis jika jatuh ke
laut pada malam hari.
e. Diletakan ditempat yang mudah dilihat dan dijangkau.

Berat : 2,5 Kg
Ukuran : 730x470 mm.
Syarat : Warna orange dengan band khusus dari SOLAS

10.4 Baju Penolong (Life Jacket)


Persyaratan menurut SOLAS:
 Setiap ABK minimal satu baju penolong.
 Disimpan ditempat yang mudah dicapai.
 Dibuat sedemikian rupa sehingga kepala pemakai yang pingsan tetap
berada di atas air.
 Untuk jumlah crew 19 orang minimal harus disediakan 19 life jackets.

51
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

10.5 Cerawat Tangan (Hand Flare)


Hand flare adalah alat pemberi isyarat yang berupa
tabung yang dapat menyala dengan warna merah terang,
dan dapat menyala dalam jangka waktu 1 menit dan juga
dapat terus menyala dalam air dalam jangka waktu 10 detik.

10.6 Roket Pelontar Cerawat Payung (Parachute Flare Rocket)


Parachute flare rocket adalah alat pemberi isyarat
yang berupa pelontar yang secara teknisnya ditembakan
secara vertikal yang mampu mencapai ketinggian tidak
kurang 300 meter. Ketika puncaknya cerawat berparasut
dapat menyala dengan warna merah terang, dan dapat
menyala dalam jangka waktu 40 detik.

10.7 Isyarat Asap (Smoke Signal)


Smoke signal adalah alat pemberi isyarat yang berupa
tabung yang mengeluarkan asap berwarna menyolok selama 3
menit dan selama 10 detik dalam air.

10.8 Pemadam Api Portable (Powder Fire Extinguishers)


Merupakan alat yang digunakan untuk memadamkan api
yang terdapat pada ruangan didalam kapal. Alat ini diletakkan di
setiap ruangan yang memiliki benda-benda yang mudah terbakar
(engine room, galley, electric room). Alat harus diletakkan di
tempat yang mudah dilihat dan mudah dijangkau. Alat pemadam
kebakaran portable untuk material A (kertas, plastik, kayu) B
(cairan mudah meledak), C (gas mudah meledak) , dan D (alat
elektronik).

52
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

BAB XII
PERENCANAAN PROPELER DAN KEMUDI

11.1 Propeller
1) Perhitungan Propeller
 Diameter Propeller (Dp) :  Luas poros Propeller
Dp = 0,60 x T = 0,6 x Dp
= 0,60 x 5.72 m = 0,6 x 3.432
= 3.432 m = 2.059 m2
 Diameter bos poros
 Propeller(Db) :
Db = 1/6 x Dp
= 1/6 x 3.432 m
= 0,572 m
 Jarak dasar sampai bos
poros Propeller:
= (0,045 x T + 0,5 x Dp)
= (0,045 x 5.72 +0,5x
23.432)
= 1,9734 m
 Jarak AP sampai bos poros
Propeller:
= 0,0266 x Lpp
= 0,0266 x 68.94
= 1.8338 m

53
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

2) Rongga propeller = 0,305


 a = 0,1 x Dp
= 0,1 x 3.432
 e = 0,18 x 2,034
= 0,3432 m
= 0,366 m
 b = 0,09 x T
 f = 0,04 x Dp
= 0,09 x 5.72
= 0,04 x 2,034
= 0,305 m
= 0,081
 c = 0,17 x Dp
 g = 2-5 inch
= 0,17 x 2,034
= 2 inch
= 0,346 m
= 4 x 0,0254 m
 d = 0,15 x Dp
= 0,1016 m
= 0,15 x 2,034

54
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

11.2 Daun Kemudi


1) Perhitungan Daun Kemudi
Dari ’’Det Norse Veritas” didapat rumus untuk menghitung luas daun
kemudi sebagai barikut :

A = C1 x C2 x C3 x C4 x (1,75 x L x T ) / 100

Dimana : T = 5.72 m

L = 77.6 m

C1 = 1 for general

C2 = 1 for general

C3 = 1 for NACA profiles and plate rudders

C4 = 1 for rudders in the propeller jet

A = 1 x 1 x 1 x 1 x (1,75 x 55,03 x 3,39)/100

= 7.767 m2

a. Luas bagian balansir kemudi (A’) = 23% x A


= 23% x 7.767 = 1.7865 m2

b. Tinggi kemudi (h) = 0,7 x T


= 0,7 x 5.72 = 4.004 m

c. Lebar Kemudi (c) = A/h


= 7.767 / 4.004 = 1,37 m

d. Lebar bagian balansir (c’) = A’/h


= 1.7865 / 4.004 = 0,4462 m

e. Sudut kecondongan propeller (120 – 150)

56
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

2) Gaya kemudi
Dari BKI vol II 2009 diperoleh rumus sebagai berikut :
Cr = 132 x A x v2 x K1 x K2 x K3 x Kt (N)
dimana :
A = luas kemudi total = 7.7677 m2
Vo = kecepatan kapal pada sarat penuh di air tenang = 14.89 kNots
K1 = koefisien diperoleh dari rumus
K1 = (∆ + 2)/3
dimana :
∆ = b2/At =0,263 2/0,803 = 0,086
K1 = (0,11+ 2)/3 = 0,704
K2 = koefisien berdasarkan tipe kemudi
Untuk tipe kemudi NACA maka :
K2 = 1,1

K3 = 1 (Untuk koefisien berdasarkan letak kemudi untuk kemudi tepat


dibelakang propeller)
Kt = 1 (normal)
Maka :
Cr = 132 x A x v2 x K1 x K2 x K3 x Kt (N)
= 132 x 7.767 x 14.892 x 0,704 x 1,1 x 1 x 1,0
Cr = 176.0453 N
57
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

3) Momen torsi kemudi


Qr = Cr x r (Nm)
dimana :
r = c(∞ - kb) (m)
c = lebar kemudi = 0,958 m
∞ = 0,33
Kb = faktor balance
= Ar/A = 0,803 / 7.767 = 0,1033
r = 0,958 x (0,33 – 0,1033) = 0,2171 m
maka :
Qr = Cr x r = 69,225 x 0,096 = 6,646 Nm
4) Diameter tongkat kemudi
3
Dt =4 .2 x √Qr / Kr (mm)
0. 75 0 .75
Re H 235
kr= ( ) ( )
235
=
235
=1

ReH = tegangan yield material = 235 N/mm2


3
Dt =4 .2 x √Qr / Kr (mm)
3
Dt =4 .2 x √38 . 22/1
Dt = 53.51 mm ≈ 60 mm

11.3 Steering Gear


1) Perhitungan Mesin Steering Gear
Momen yang bekerja pada daun kemudi (Mrs) adalah :
Mrs = Pn x (X1 – a) (kg m)
Dimana :
2
Pn = 11 x F x Vd x sin α (kg)
Keterangan :
2
F : luas daun kemudi (7.767 m )
Vd : kecepatan dinas kapal (7.6594 knot)
0
α : sudut kerja maksimum kemudi (35 )
58
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

jadi :
2
Pn = 11 x 7.767 x 7.6594 x sin 35
= 2872.331 kg
X1/b = (0,43 ~ 0,46) ; diambil 0,46
X1 = 0,46 x b ; b = lebar daun kemudi = 1.94
= 0,46 x 1.94
= 0,8924 m
a = jarak dari poros kemudi ketepi depan kemudi
= 0,1 x Dp
= 0,3432 m
Maka :
Mrs = 2872.331 x (0,8924 – 0.3432)
= 1577.484 kg m
2) Perhitungan Daya Mesin Elektrik Steering Gear
Nm = 1,4.Qr.Nrs/103.Nq
Nrs = t/3T ; t = 350 ; T = 25 detik
Nrs = 35/3 x 25 = 291,67
Nq = 0,1 ~ 0,35 diambil harga 0,3
Nm = 1,4 x 38.22 x 291,67 /103 x 0,3
= 4.68 HP
1 HP = 746 Watt
HP = 3492.776 watt = 3.492776 kw

Dari perhitungan daya mesin diatas, dan dari perhitungan diameter rudder
sebesar 160 mm maka bisa diambil nilai daya elektrik mesin steering gear min 50
kw diameter 160 mm dengan spesifikasi :
Merk Mesin : HATLAPA
Type : Rotary Vane Triton 130
Rudder diameter : 160 mm
D : 640 mm
Tinggi ( H ) : 660 mm
Motor output : 2 x 11 KW
59
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

BAB XIII
PERHITUNGAN VOLUME RUANG MUAT

Perhitumgan volume ruang muat dilakukan dengan diagram bonjean yaitu


menghitung volume kapal sampai dengan upper deck dan dikurangi volume
double bottom.

LUBRICATION OIL TANK

0,667 mWL 0,833 mWL 1 mWL 


s' = 1 s' = 4 s' = 1 ys'
y = ys' ys y ys ys' y = ys' ys  
2,021 2,021 2,460 2,460 9,840 2,863 2,863 14,724
2,037 8,148 2,477 9,908 9,908 2,880 11,520 14,825
2,052 4,104 2,494 4,988 9,976 2,897 5,794 14,925
2,068 8,272 2,510 10,040 10,040 2,914 11,656 15,022
2,083 2,083 2,536 2,536 10,144 2,930 2,930 15,157
PERHITUNGAN VOLUME TOTAL= 1.843
PERHITUNGAN BEBAN TOTAL = 1.659

FOREPEAK TANK

6,717 mWL 8,021 mWL 9,325 mWL 


s' = 1 s' = 4 s' = 1 ys'
y = ys' ys y ys ys' y = ys' ys  
0,189 0,189 0,645 0,645 2,580 1,103 1,103 3,872
0,623 2,492 1,053 4,212 4,212 1,528 6,112 6,363
1,044 2,088 1,473 2,946 5,892 1,196 2,392 8,132
1,448 5,792 1,908 7,632 7,632 2,389 9,556 11,469
1,846 1,846 2,345 2,345 9,380 2,795 2,795 14,021
PERHITUNGAN VOLUME TOTAL= 52.911
PERHITUNGAN BEBAN TOTAL = 54.234

DIESEL OIL TANK


60
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

0,667 mWL 0,833 mWL 1 mWL 


s' = 1   s' = 4     s' = 1   ys'
y = ys' ys y ys ys' y = ys' ys  
1,816 1,816 2,229 2,229 8,916 2,619 2,619 13,351
1,852 7,408 2,271 9,084 9,084 2,664 10,656 13,600
1,888 3,776 2,311 4,622 9,244 2,707 5,414 13,839
1,922 7,688 2,351 9,404 9,404 2,748 10,992 14,074
1,956 1,956 2,389 2,389 9,556 2,788 2,788 14,300
PERHITUNGAN VOLUME TOTAL= 3.387
PERHITUNGAN BEBAN TOTAL = 3.048

FUEL OIL TANK

0,667 mWL 0,833 mWL 1 mWL 


s' = 1 s' = 4 s' = 1 ys'
y = ys' ys y ys ys' y = ys' ys  
1,328 1,328 1,649 1,649 6,596 1,969 1,969 9,893
1,436 5,744 1,779 7,116 7,116 2,119 8,476 10,671
1,542 3,084 1,905 3,810 7,620 2,263 4,526 11,425
1,644 6,576 2,026 8,104 8,104 2,398 9,592 12,146
1,742 1,742 2,141 2,141 8,564 2,525 2,525 12,831
PERHITUNGAN VOLUME TOTAL= 7.044
PERHITUNGAN BEBAN TOTAL = 6.904

FISH HOLD 1

5,407 mWL 6,508 mWL 7,61 mWL S


s' = 1   s' = 4     s' = 1   ys'
y = ys' ys y ys ys' y = ys' ys  
6,568 6,568 6,660 6,660 26,640 6,675 6,675 39,883
5,766 23,064 6,062 24,248 24,248 6,212 24,848 36,226
4,491 8,982 5,031 10,062 20,124 5,367 10,734 29,982
3,048 12,192 3,706 14,824 14,824 4,149 16,596 22,021
1,441 1,441 1,982 1,982 7,928 2,444 2,444 11,813
PERHITUNGAN VOLUME TOTAL= 1061.54
PERHITUNGAN BEBAN TOTAL = 1077.82

FISH HOLD 2

5,407 mWL 6,508 mWL 7,61 mWL S


61
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

s' = 1   s' = 4     s' = 1   ys'


y = ys' ys y ys ys' y = ys' ys  
6,670 6,670 6,722 6,722 26,888 6,750 6,750 40,308
6,750 27,000 6,750 27,000 27,000 6,750 27,000 40,500
6,730 13,460 6,736 13,472 26,944 6,742 13,484 40,416
6,750 27,000 6,750 27,000 27,000 6,750 27,000 40,500
6,468 6,468 6,660 6,660 26,640 6,750 6,750 39,858
  80,598   80,854     80,984 201,582
PERHITUNGAN VOLUME TOTAL= 1969.442
PERHITUNGAN BEBAN TOTAL = 2018.678

BALLAST TANK 1

0,667 mWL 0,833 mWL 1 mWL S


s' = 1 s' = 4 s' = 1 ys'
y = ys' ys y ys ys' y = ys' ys  
2,561 2,561 2,988 2,988 11,952 3,335 3,335 17,848
2,195 8,780 2,496 9,984 9,984 2,750 11,000 14,929
1,835 3,670 2,065 4,130 8,260 2,242 4,484 12,337
1,553 6,212 1,716 6,864 6,864 1,833 7,332 10,250
1,317 1,317 1,431 1,431 5,724 1,503 1,503 8,544
PERHITUNGAN VOLUME TOTAL= 63.284
PERHITUNGAN BEBAN TOTAL = 64.867

BALLAST TANK 2

0,667 mWL 0,833 mWL 1 mWL S


s' = 1 s' = 4 s' = 1 ys'
y = ys' ys y ys ys' y = ys' ys  
2,198 2,198 2,643 2,643 10,572 3,049 3,049 15,819
2,624 10,496 3,067 12,268 12,268 3,477 13,908 18,369
2,921 5,842 3,389 6,778 13,556 3,814 7,628 20,291
2,918 11,672 3,411 13,644 13,644 3,826 15,304 20,388
2,561 2,561 2,988 2,988 11,952 3,335 3,335 17,848
PERHITUNGAN VOLUME TOTAL= 104.32
PERHITUNGAN BEBAN TOTAL = 106.928

FRESH WATER TANK

6,991 mWL 7,666 mWL 8,341 mWL S


62
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

s' = 1 s' = 1 ys'


y = ys' ys y ys ys' y = ys' ys  
4,805 4,805 5,541 5,541 22,164 5,986 5,986 32,955
5,063 20,252 5,701 22,804 22,804 6,101 24,404 33,968
5,302 10,604 5,854 11,708 23,416 6,209 12,418 34,927
5,505 22,020 5,992 23,968 23,968 6,307 25,228 35,780
5,671 5,671 6,109 6,109 24,436 6,397 6,397 36,504
PERHITUNGAN VOLUME TOTAL= 138.381
PERHITUNGAN BEBAN TOTAL = 138.381

BAB XIV
63
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

PINTU, JENDELA, TANGGA, DAN TANGGA


AKOMODASI

“Berdasrkan Practical Shipbuilding III B”, maka :

13.1 Pintu
1) Untuk keluar lebarnya : 600 – 750 mm, direncanakan 750 mm.
2) Untuk kabin lebarnya : 640 – 660 mm, direncanakan 600 mm.
3) Tinggi dari deck : 1850 – 1950 mm, direncanakan 1900 mm.
4) Tinggi ambang untuk kabin : 120 – 200 mm, direncanakan 150 mm.
5) Tinggi ambang untuk keluar : 300 – 450 mm, direncanakan 300 mm.

13.2 Jendela
1) Jendela boat deck dan navigation deck berbentuk segiempat dengan
ukuran 350 x 500 mm.
2) Jendela untuk wheel house.
Berdasarkan “simposium on the design of ship bridges”:
a. Bagian depan harus membentuk sudut 150 keluar.
b. Sisi bawah jendela harus 1.2 – 2 m diatas deck.
c. Jarak antara sesama jendela tidak boleh lebih dari 100 mm.
3) Jendela main deck dan poop deck berbentuk lingkaran dengan diameter
400 mm.

13.3 Tangga
1) Lebar diluar bangunan min. 750–900 direncanakan 800 mm (kemiringan
500- 600).
2) Lebar didalam bangunan min. 520 mm direncanakan 700 mm
(kemiringan 500- 600).
3) Pegangan diluar bangunan min. 950–1600 mm direncanakan 1000 mm.
4) Pegangan didalam bangunan min. 830 mm direncanakan 1000 mm.
64
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

5) Jarak anak tangga 200 mm.


6) Ukuran standar tangga menurut “Japan Ship Design Standard”:
a. Anak tangga 180 x 10 mm2 ; 180 x 9.5 mm2.
b. Vertikal Ladder.
c. Lebar 250 – 300 mm.
d. Jarak antar tangga 250 x 350 mm.
e. Anak tangga 65 x 9 mm2.

13.4 Tangga Akomodasi (Port Gang Way)


Memiliki standard sebagai berikut:
 Lebar minimum 600 mm.
 Sudut kemiringan 450 diukur pada keadaan ballast waterline.
 Sarat kapal kosong (T1).
LWT
To = L x B x Cb x γ
1283.13
= 71.6 x13.5x 0,53x 1.025
= 2,4 m

 Panjang port gangway (I)


I = H – To/sin 550
H = tinggi kapal + tinggi poop
= 7.61 + 2 = 9.61 m
I = 9.61 – 2,2/sin 550
= 6.634 m
Port Gang way dipasang pada sisi kiri dan kanan lambung kapal yang
menggantung pada poop deck.

BAB XV

65
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

PERENCANAAN BULWARK DAN RAILING

14.1 Bulwark
Berdasarkan peraturan BKI 2006.
1) Tinggi bulwark min 1 m. Direncanakan tinggi bulwark 1 m.
2) Dipasang di tepi geladak dengan fungsi:
a. Menjamin keselamatan penumpang dan ABK.
b. Mencegah basahnya benda-benda di atas geladak akibat gerakan oleng kapal.

14.2. Railing
1) Railing dipasang ditempat dimana pemasangan bulwark tidak begitu penting.
2) Berjarak 2 kali jarak gading normal (a0).
3) Pada pelat bilah jarak pipa datar 300 mm.
4) Ketinggian railing dari atas geladak sebesar 1,20 m.
5) Pipa railing teratas lebih besar daripada pipa yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Sofi’i, Moch., Djaja, Indra Kusna, “Teknik Konstuksi Kapal Baja Jilid 1 untuk
SMK”, Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat

66
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041
Tugas Merancang Kapal III 2018
General Arrangement

Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan


Nasional, 2008.

Biro Klasifikasi Indonesia, Rules For The Clasification and Construction of


Seagoing Stell Ships : Rules For Fishing Vessel V.2, Jakarta : Biro Klasifikasi
Indonesia, 2003.

Biro Klasifikasi Indonesia, Rules For The Clasification and Construction of


Seagoing Stell Ships V.2, Jakarta : Biro Klasifikasi Indonesia, 2009.

67
Samuel Pardomuan Sitorus
21090116120041

Anda mungkin juga menyukai