NAMA KELOMPOK :
1.MEGA AYU UTAMI 1913451041
2.M.ARDIANSYAH 1913451042
3.PUTRI NABILA 1913451043
4.FEBI ALNA Z.K 1913451044
5.ARYA BAGUS 1913451045
6.META KASUMA 1913451046
7.THANIA AYU L. 1913451047
8.NIRA SILVIA 1913451048
9.SHELLI FRANSISKA 1913451049
10.TIA KUMALA SARI 1913451050
D III SANITASI
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUG KARANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kta yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah pencemaran lingkungan dengan judul
“pencemaran tanah yang disebabkan oleh pertambangan”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jatuh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pencemaran lingkungan kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.
Daftar isi
Kata pengantar…………………………………………………………………………..
Daftar Isi…………………………………………………………………………………
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang…………………………………………………………………………..
Rumusan Masalah……………………………………………………………………….
Tujuan Masalah………………………………………………………………………….
BAB II
Pembahasan………………………………………………………………………………
BAB III
Penutup…………………………………………………………………………………..
Kesimpulan………………………………………………………………………………
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang besar ,terdiri dari banyak pulau di dalam bumi terdapat
kekayaan alam yang melimpah sebagai anugerah Tuhan yang patut kita syukuri baik itu
minyak bumi,gas,maupun bahan galian lainnya.
Menurut S.E. Rahim, penggolongan bahan-bahan galian adalah sebagai berikut : Golongan
A; merupakan bahan galian strategis, yaitu strategis untuk perekonomian negara serta
pertahanan dan keamanan negara. Golongan B merupakan bahan galian vital yaitu dapat
menjamin hajat hidup orang banyak, contohnya : besi, tembaga, emas, perak dan lain-lain.
Adapun golongan C bukan merupakan bahan galian strategis ataupun vital, karena sifatnya
tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat internasional, contohnya : marmer, batu
kapur, tanah liat, pasir yang sepanjang tidak mengandung unsur mineral.22
Dalam konstitusi Indonesa yaitu Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (3)
disebutkan bahwa ,bumi,air,dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya di kuasai oleh
negara dan di pergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Di dalam Konstitusi
bangsa Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar 1945 merupakan instrument
perubahan sosial, salah satu yang mengatur tentang perubahan sosial adalah Pasal 28 H ayat
(1) UUD 1945 yang berbunyi : “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.
Berbijak dari Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945 tersebut untuk mewujudkan kehidupan
yang sejahtera maka setiap orang melakukan suatu aktifitas atau pekerjaan, misalnya ada
yang jadi Pegawai Negeri Sipil, karyawan perusahaan wirausaha, wira swasta, petani,
penambang dan lain-lain pekerjaan yang bisa menaikkan taraf hidup atau kesejahteraan.
Salah satu yang bisa menaikkan kesejahteraan adalah penambang.
Penambangan emas di Jendi bermula ketika ada orang dari Klaten yang mencari emas di
aliran anak sungai sekitar tahun 1992 dengan cara mengayak pasir maupun batuan kecil yang
ada di anak sungai tersebut dan ternyata dari cara tersebut ditemukan biji emas.
Berawal dari hal tersebut di atas maka sekitar tahun 1993 warga sekitar mulai dari
Dusun Nglenggong beramai-ramai mencari emas, awalnya memang di anak-anak sungai
namun kemudian berkembang ke perbukitan
.milik warga.kegiatan Penambangan emas tradisional dalam memisahkan antara bebatuan
dan tanah menggunakan merkuri apalagi limbahnya langsung di buang hal inilah yang
mengakibatkan pencemaran sampai sekarang.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian pertambangan?
2. Bagaimana pengertian pencemaran lingkungan?
3. Bagaimana teknik penambangan emas?
4. Bagaimana dampak negatif penambangan emas?
5. Rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan Alternatif Solusi?
Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian pertambangan.
2. Untuk mengetahui pengertian pencemaran lingkungan.
3. Untuk mengetahui teknik penambangan emas.
4. Untuk menegetahui dampak negative penambangan emas.
5. Untuk mengetahui Upaya pengelolaan lingkungan alternative solusi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pertambangan
Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan
(penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas
bumi, migas).Indonesia merupakan salah satu daerah penghasil tambang batu bara terbesar di
dunia.Kegiatan penambangan apabila dilakukan di kawasan hutan dapat merusak ekosistem
hutan. Apabila tidak dikelola dengan baik, penambangan dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan secara keseluruhan dalam bentuk pencemaran air, tanah dan udara.
Berikut dampak-dampak negatif yang mungkin timbul akibat adanya aktivitas penambangan
emas :
1. Tanah
Tidak hanya air yang tercemar, tanah juga mengalami pencemaran akibat pertambangan,
yaitu terdapatnya lubang-lubang besar yang tidak mungkin ditutup kembali yang menyebabkan
terjadinya kubangan air dengan kandungan asam yang sangat tinggi. Air kubangan tersebut
mengadung zat kimia seperti Fe, Mn, SO4, Hg dan Pb. Fe dan Mn dalam jumlah banyak bersifat
racun bagi tanaman yang mengakibatkan tanaman tidak dapat berkembang dengan baik. SO4
berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan PH tanah, akibat pencemaran tanah tersebut maka
tumbuhan yang ada diatasnya akan mati.
- Meningkatnya Ancaman Tanah Longsor
Dari hasil observasi di lokasi penambangan emas secara tradisional di lapangan ditemukan
bahwa aktivitas penambangan berpotensi meningkatkan ancaman tanah longsor. Dilihat dari
teknik penambangan, dimana penambang menggali bukit tidak secara berjenjang (trap-trap),
namun asal menggali saja dan nampak bukaan penggalian yang tidak teratur dan membentuk
dinding yang lurus dan menggantung (hanging wall) yang sangat rentan runtuh (longsor) dan
dapat mengancam keselamatan jiwa para penambang.
- Hilangnya Vegetasi Penutup Tanah
Penambang (pendulang) yang menggali tanah atau material tidak melakukan upaya reklamasi
atau reboisasi di areal penggalian, tapi membiarkan begitu saja areal penggalian dan pindah ke
areal yang baru. Tampak di lapangan bahwa penambang membiarkan lokasi penggalian begitu
saja dan terlihat gersang. Bahkan penggalian yang terlalu dalam membetuk kolam-kolam pada
permukaan tanah yang kedalamannya mencapai 3-5 meter.
-Erosi tanah
Areal bekas penggalian yang dibiarkan begitu saja berpotensi mengalami erosi dipercepat
karena tidak adanya vegetasi penutup tanah. Kali kecil yang berada di dekat lokasi penambangan
juga terlihat mengalami erosi pada tebing sisi kanan dan kirinya. Selain itu telah terjadi
pelebaran pada dinding tebing sungai, akibat diperlebar dan diperdalam guna melakukan
aktivitas pendulangan dengan memanfaatkan aliran kali untuk mencuci tanah.
2. Air
Penambangan secara langsung menyebabkan pencemaran air, yaitu dari limbah tersebut
dalam hal memisahkan batubara dengan sulfur. Limbah pencucian tersebut mencemari air sungai
sehingga warna air sungai menjadi keruh, asam, dan menyebabkan pendangkalan sungai akibat
endapan pencucian batubara tersebut. Limbah pencucian batubara setelah diteliti mengandung
zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi. Limbah tersebut
mengandung belerang (b), merkuri (Hg), asam slarida (HCn), mangan (Mn), asam sulfat
(H2SO4), dan timbal (Pb). Hg dan Pb merupakan logam berat yang dapat menyebabkan penyakit
kulit pada manusia seperti kanker kulit.
-Sedimentasi dan Menurunnya Kualitas Air
Aktivitas penambangan emas secara tradisional yang memanfatkan aliran kali membuat air
menjadi keruh dan kekeruhan ini nampak terlihat di saluran primer yakni kali Anafre.
Pembuangan tanah sisa hasil pendulangan turut meningkatkan jumlah transport sedimen.
3. Hutan
Penambangan dapat menghancurkan sumber-sumber kehidupan rakyat karena lahan
pertanian yaitu hutan dan lahan-lahan sudah dibebaskan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan
adanya perluasan tambang sehingga mempersempit lahan usaha masyarakat, akibat perluasan ini
juga bisa menyebabkan terjadinya banjir karena hutan di wilayah hulu yang semestinya menjadi
daerah resapan aitr telah dibabat habis. Hal ini diperparah oleh buruknya tata drainase dan
rusaknya kawan hilir seperti hutan rawa. .
4.Laut
Pencemaran air laut akibat penambangan terjadi pada saat aktivitas bongkar muat dan
tongkang angkut batubara. Selain itu, pencemaran juga dapat mengganggu kehidupan hutan
mangrove dan biota yang ada di sekitar laut tersebut.
b).Dampak terhadap manusia
1.Limbah pencucian zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya
dikonsumsi dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit. Kaarena
Limbah tersebut mengandung belerang ( b), Merkuri (Hg), Asam Slarida (Hcn), Mangan (Mn),
Asam sulfat (H2sO4), di samping itu debu menyebabkan polusi udara di sepanjang jalan yang
dijadikan aktivitas pengangkutan. Hal ini menimbulkan merebaknya penyakit infeksi saluran
pernafasan, yang dapat memberi efek jangka panjang berupa kanker paru-paru, darah atau
lambung. Bahkan disinyalir dapat menyebabkan kelahiran bayi cacat.
2.Antaranya dampak negatifnya adalah kerusakan lingkungan dan masalah kesehatan yang
ditimbulkan oleh proses penambangan dan penggunaannya.produk buangannya, berupa abu
ringan, abu berat, dan kerak sisa pembakaran, mengandung berbagai logam berat : seperti
arsenik, timbal, merkuri, nikel, vanadium, berilium, kadmium, barium, cromium, tembaga,
molibdenum, seng, selenium, dan radium, yang sangat berbahaya jika dibuang di lingkungan
3.Seperti halnya aktifitas pertambangan lain di Indonesia, Pertambangan emas juga telah
menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup parah, baik itu air, tanah, Udara,
dan hutan, Air Penambangan Batubara secaralangsung menyebabkan pencemaran air, yaitu dari
limbah penducian batubara tersebut dalam hal memisahkan batubara dengan sulfur. Limbah
pencucian tersebut mencemari air sungai sehingga warna air sungai menjadi keruh, Asam, dan
menyebabkan pendangkalan sungai akibat endapan pencucian emas tersebut. Limbah pencucian
emas setelah diteliti mengandung zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika
airnya dikonsumsi. Limbah tersebut mengandung belerang ( b), Merkuri (Hg), Asam Slarida
(Hcn), Mangan (Mn), Asam sulfat (H2sO4), dan Pb. Hg dan Pb merupakan logam berat yang
dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit.
E. Rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan Alternatif Solusi
Pencegahan pencemaran adalah tindakan mencegah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
agar kualitasnya tidak turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup
tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Dalam bentuk, pertama, remediasi, yaitu
kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah,
yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di
lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri atas pembersihan, venting (injeksi),
dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah
yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya,
tanah tersebut disimpan di bak/tangki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke
bak/tangki tersebut. Selanjutnya, zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
Keempat, perlu adanya kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan atau kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dalam menyusun
kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan. Sebelum dilaksanakannya, kegiatan
penambangan sudah dapat diperkirakan dahulu dampaknya terhadap lingkungan. Kajian ini
harus dilaksanakan, diawasi dan dipantau dengan baik dan terus-menerus implementasinya,
bukan sekedar formalitas kebutuhan administrasi.
Kelima, penyuluhan kepada masyarakat tentang bahayanya Hg dan B3 lainnya perlu dilakukan.
Bagi tenaga kesehatan perlu ada pelatihan surveilans risiko kesehatan masyarakat akibat
pencemaran B3 di wilayah penambangan.
No Dampak Lingkungan Upaya Pengelolaan Lingkungan
.
1. Meningkatnya ancaman tanah longsor Perlu dilakukan penggalian tanah secara
dan gerakan massa tanah (mass berjenjang (trap-trap)
movement)
2. Erosi dan Sedimentasi -Perlu dibangun check-dam untuk mencegah
pelumpuran pada saluran pengairan umum
(drainase) maupun saluran induk, yakni kali
Anafre.
-Kali kecil yang digunakan airnya oleh
pendulang untuk memisahkan emas dengan
tanah harus dipasang bronjong kawat, guna
memperlambat erosi pada tebing sungai.
Kesimpulan
Aktivitas pertambangan yang tidak dikelolo dengan baik mengakibatkan berbagi
keruskan lingkungan seperti kerusakan tanah,air,hutan,laut,selain itu juga memiliki
dampak terhadap manusia seperti Antaranya dampak negatifnya adalah kerusakan
lingkungan dan masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh proses penambangan dan
penggunaannya. Adapun pencegahan pencemaran dapat dilakukan dalam
bentuk, pertama, remediasi, yaitu kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-
site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah
dan lebih mudah, terdiri atas pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke
daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya, tanah tersebut disimpan di bak/tangki yang kedap, kemudian zat
pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya, zat pencemar dipompakan
keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan
off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
Keempat, perlu adanya kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan atau kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dalam
menyusun kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan. Sebelum
dilaksanakannya, kegiatan penambangan sudah dapat diperkirakan dahulu dampaknya
terhadap lingkungan. Kajian ini harus dilaksanakan, diawasi dan dipantau dengan baik
dan terus-menerus implementasinya, bukan sekedar formalitas kebutuhan administrasi.
http://www.wedaran.com/6165/dampak-negatif-pertambangan-terhadap-lingkungan-hidup/
http://vodca-stinger.blogspot.com/2012/11/dampak-pertambangan-dan-solusi.html
http://marluganababan-electrical.blogspot.com/2012/11/dampak-negatif-kegiatan-
pertambangan.html
http://learnmine.blogspot.com/2013/05/makalah-batubara-dampak-dan-
solusi.html#ixzz3MuKGFTU9