Anda di halaman 1dari 3

SPESIFIKASI TEKNIS BETON

A. UMUM

Pekerjaan utama meliputi :


1. Pekerjaan bekisting
2. Pekerjaan amparan sirtu dipadatkan
3. Pekerjaan beton cor ad. 1:2:3 / ad. 1:3:5

Peralatan utama untuk pelaksanaan pekerjaan yang harus disediakan yaitu :

Nama Merk
Status
No Peralatan dan Kapasitas Jumlah Kondisi Keterangan
Kepemilikan
Utama Tipe
1 Concrete Mixer / ……….. 0.75 m3 1 unit ……….. ……….. Sewa / Milik
2 Molen
Stamper ……….. 2 hp 1 unit ……….. ……….. Sewa / Milik
3 Roda dorong 65 liter 2 unit Sewa / Milik
4 pengangkut
Truk / Mobil Bak
Terbuka 2 - 4 ton 1 unit Sewa / Milik

Personel manajerial untuk pelaksanaan pekerjaan yang dibutuhkan yaitu :

Pengalaman
Tingkat Sertifikat
Jabatan Kerja
No Pendidikan/ Kompetensi Keterangan
dalam Pekerjaan ini Profesional
Ijazah Kerja
(Tahun)

STM/SMK Bersertifikat SKT


1 Kepala Proyek 0,5
Sederajat Kls I Teknik Jalan

2 Petugas K3 SMK/SMU 3
3 Logistik Sederajat
SMK/SMU 3
Sederajat
SMK/SMU
4 Tata buku / Keuangan 3
Sederajat
Rencana Keselamatan Kerja (RKK) dengan penjelasan sebagai berikut :

URAIAN IDENTIFIKASI SASARAN K3 PENGENDALIAN RESIKO


NO
PEKERJAAN BAHAYA PROYEK K3

(1) (2) (3) (4) (5)


1 Pekerjaan Persiapan - Terluka Nihil Kecelakaan - Menggunakan alat
- Tertimbun Kerja Fatal pelindung diri
Pekerjaan material. - Mengatur penyimpanan
Pembersihan Lahan - Material material sesuai keadaan
menumpuk dilapangan
menghalangi jalan
- Terperosok
2 Mobilisasi dan - Tabrakan Nihil Kecelakaan - Mengawasi kondisi
demobilisasi - Terbalik Kerja Fatal kendaraan secara berkala
- Mengendalikan kecepatan
kendaraan
- Alat/bahan yang diangkat
harus terpasang atau terikat
dengan baik.
- Menggunakan alat
pelindung diri
- Menyediakan petugas
pengatur lalu lintas
- Memasang rambu-rambu
lalu lintas
3 Pekerjaan Beton - Iritasi kulit Nihil Kecelakaan - Menggunakan sarung
- Kejatuhan benda Kerja Fatal tangan, sepatu, helmet dan
- Jatuh baju rompi
- Tertusuk besi/paku - Menutup/melindungi ujung
besi dan membersihkan
paku

B. KHUSUS
1. Bahan utama adalah beton dengan adukan 1PC:2Psr:3Kr mutu K.175 atau adukan 1PC :
3Psr : 5Kr mutu K100 atau sesuai dengan desain perkerasan yang ditentukan, dengan
ketebalan beton 15 cm, atau tebal 10 cm (mutu, metode pengambilan sampel dan pengetesan
sesuai PBI 1971 atau ASTM C172, ASTM C31), apabila hasil tes lab tidak memenuhi dapat
dilakukan tesl apangan dengan metode non destructive dengan menggunakan Schmid Rebond
Hammer Test.
2. Pengecoran Beton dilakukan atas subgrade tanah yang telah dipadatkan mencapai CBR
minimal 50%.
3. Sebelum dilakukan pengecoran diatas permukaan subgrade dilapisi dengan plastic cor, agar
air beton tidak diserap tanah.
4. Oleh karena beton akan terjadi pemuaian atau penyusutan yang diakibatkan oleh :
1. Akibat adanya pergerakan atau perubahan alam yang dapat diperhitungkan
2. Akibat perubahan kadar air dalam beton (moister change)
3. Akibat terjadinya pembebanan yang tidak merata
4. Akibat perubahan temperature (thermal length changes)
Maka penentuan saparation joint, edges joint, jungtion joint dan contraction joint harus
mengacu kepada DIN 18515 part 1 atau ASTMC1677-11a dan atau ASTM C990-09.
C. METODE KERJA
1. Pekerjaan Persiapan
1.1. Pembersihan Lahan
1.2. Penentuan Pola (marking) dan ketebalan (leveling)
1.3. Pembuatan Formwork sesuai dengan desain yang telah disepakati.
1.4. Formwork dapat berupa metal platstrip (aluminium, kuningan, atau besi) terutama
apabila formwork tidak dilepas dan merupakan bagian dari desain pola.
2. Pengecoran Beton
Mutu beton K.175 atau K.100 dan ketebalan beton ditentukan berdasarkan desain dan fungsi
perkerasan, sesuai rencana teknis atau sesuai dengan desain rencana.
2.1. Perataan permukaan warna menggunakan trowel manual atau dengan finisher apabila
permukaan cukup .
2.2. Untuk perataan pinggiran menggunakan round and trowel.
3. Pembersihan, pengeringan dan pelapisan.
3.1. Pembersihan permukaan beton baru dapat dilakukan setelah beton mencapai setteing atau
± 8 jam, setelah beton digelar dan selesai di pola,dapat dilakukan lebih additive pada
beton type high early strength, dengan dosis sesuai kebutuhan
3.2. Type additive yang digunakan adalah akselerator atau type C sesuai ASTM C494, atau
SNI S-18-1990-03 tentang spesifikasi bahan tambahan pada beton beberapa merek
produk yang umum dipasaran antara lain Sika, Pozzolithdan ADT.
3.3. Pengeringan, selama pengeringan tidak diperlukan treatment khusus, kecuali selama
proses pengeringan tidak diperkenankan ada trafik diatasnya terutama pada 2 jam
pertama setelah selesai pengecapan, kecuali pada musim hujan diperlukan penutup
dengan plastic sheet.

Anda mungkin juga menyukai