Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
Muhamad Indra Kurnia
#173410075
5 B Planologi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadiran ALLAH SUBHANAHU WA
TA’ALA,berkat rahmat dan hidayah-Nya, makalah yang berjudul “ANALISIS SUMBER
DAYA ALAM DALAM KONTEKS PERMASALAHAN LINGKUNGAN “ selesai penulis
rangkum dan disusun berdasarkan pemikiran dari penulis serta beberapa referensi jurnal,
untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisi Sumber Daya dan Lingkungan.
Makalah ini di buat dan di susun dengan tujuan,mahasiswa maupun pembaca dapat
memahami dan dapat mengetahui tentang bagaimana sumber daya alam dan lingkungan
yang menjadi sumber pendapatan masyarakat maupun daerah khususnya di Provinsi Riau
memiliki sejumlah permasalahan yang sangat serius.
(Penulis)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
BAB III....................................................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................................................13
3.1 Simpulan.........................................................................................................................13
3.2 Saran...............................................................................................................................14
DAFTAR PUSAKA................................................................................................................15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber daya alam (SDA) merupakan sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk
berbagai kepentingan dan memenuhi kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih
sejahtera. Sumber daya alam terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air,
permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya, dimana sumberdaya alam ada yang
dapat di perbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui.
PETI atau yang sering kita sebut penambangan liar memang kini menjadi
ancaman bagi kehidupan masyarakat yang mengandalkan kehidupannya dari
sektor perikanan. Itu sebabnya petani keramba, petani kolam pembenihan rakyat,
bahkan Balai Benih Ikan Teso mengaku aktifitasnya sudah tersendat-sendat.
Malah hasil penelitian kualitas air di Balai Benih Ikan Teso dan di aliran anak-
anak Sungai sekitaran lokasi menunjukkan logam berat seperti Merkuri/Air raksa
(Hg) jauh diambang baku mutu. Dalam waktu tertentu, logam merkuri akan
terakumulasi pada biota perairan, baik tumbuhan maupunhewannya. Kondisi ini
harus diwaspadai. Banyak laporan yang terkait dengan kasus pencemaran
Merkuri, dan dikenal dengan Penyakit Minamata. Penyakit Minamata adalah
penyakit syaraf yang disebabkan oleh racun metilmerkuri. Gejala awal adalah
mati rasa anggota badan dan daerah sekitar tumit, gangguan panca indera dan
kesulitan dalam melakukan aktifitas seharihari. Selain itu penderita juga
mengalami kurangnya koordinasi antar syaraf, lemah dan tremor, kemampuan
berbicara lemah dan lambat serta kemampuan pandangan dan pendengaran
kurang. Penyakit tersebu memburuk dan menyebabkan kelumpuhan, pergerakan
di luar kesadaran, kerusakan otak serta kematian.
Pada tingkat ringan, penderita mengeluh mulutnya kebal sehingga tidak peka
terhadap rasa dan suhu, hidung tidak peka bau, mudah lelah dan sering sakit
kepala. Pada tingkat berat penderita terserang sarafnya, termasuk otak, sehingga
tidak bisa mengendalikan gerakan tangan dan kakinya, telinga berdering sampai
tuli, daya pandang mata menyempit, dan bicara susah. Hal yang mengerikan
banyak bayi yang dilahirkan dengan cacat bawaan. Metil merkuri berbahaya
memang bagi wanita hamil.
dimungkinkan uap merkuri akan terhisap oleh pekerja. Apabila paparan ini terus
berlanjut akan mengakibatkan keracunan dan kematian.
Maraknya PETI dan menyadari dampak buruk aktivitas itu bagi lingkungan
dan manusia, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kuansing sudah melaporkan hal
tersebut kepada aparat setempat. Berbagai rapat koordinasi di Kabupaten telah
berkali dilakukan. Hingga akhirnya ada delapan poin kesepakatan di tingkat
Pemkab Kuansing. Intinya PETI harus dihentikan, penambang akan dibina, dan
yang penambang lokal akan dialihkerjakan ke sektor lain
4
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 6
dan membakar bagian gudang perusahaan (PT. DPN) yang ikut melakukan
penertiban PETI.
Gambar 7
mendapatkan ikan sungai, kesulitan sumber air bersih sehingga memerlukan biaya
untuk penyediaan air bersih.
sekunder, yaitu para tokoh masyarakat baik formal maupun informal yang
disegani atau berpengaruh bagi para pelaku PETI. Sasaran tersiernya, yaitu
pembuat keputusan atau penjabat dari semua sektor, diperlukan komunikasi antara
stakeholders dalam penanganan PETI, daerah kesulitan menyelesaikan persoalan
pertambangan emas liar karena sumber persoalannya ada di Pusat. Masih terjadi
sentralisasi pengelolaan pertambangan ESDM, sebagaimana diatur dalam UU
Pemerintahan Daerah No 23/2014 Pasal 14, bahwa kewenangan penyelenggaraan
urusan pemerintahan bidang ESDM dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah
Provinsi. Berbeda dengan UU Pertambangan Minerba (No 4/2009) Pasal 20-26,
menyatakan bahwa wilayah pertambangan rakyat (WPR) ditetapkan oleh
bupati/walikota setelah berkonsultasi dengan DPRD kab/kota.
Menurut hasil penelitian Nuraina (2012) di Aceh, bahwa sampai saat ini di
beberapa Daerah Kabupaten/Kota belum memiliki Qanun (Peraturan daerah)
untuk mengatur pertambangan. Sementara kedudukan Qanun tersebut sebagai
syarat utama dalam melakukan penetapan WPR maupun menerbitkan ijin
pertambangan rakyat (IPR).
Aktivitas PETI yang terjadi di berbagai daerah termasuk di Kabupaten
Kuantan Singingi telah mengakibatkan pencemaran lingkungan sungai dan biota
di dalamnya, berdampak pada keselamatan dan kesehatan pekerja, berisiko
terhadap masalah kesehatan masyarakat sekitar, dikhawatirkan akan menjadi
“bom waktu” seperti kasus Minamata Disease di Jepang. Oleh karena itu
diperlukan kebijakan dari Pemerintah Pusat (Presiden) melalui Kementerian
Dalam Negeri, Kementerian ESDM, Kementerian Lingkungan Hidup, dan
Kementerian Kesehatan untuk saling berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi,
Kabupaten/Kota, aparat penegak hukum dan melibatkan Stakeholders yang terkait
untuk merumuskan rancangan strategis penyelamatan lingkungan dan penanganan
aktivitas PETI di daerah. Disamping itu, juga diperlukan upaya penertiban
terhadap para oknum aparat keamanan yang terlibat, sehingga Bupati Kuantan
Singingi perlu mendatangi atau meminta bantuan Kapolri dan Panglima TNI
untuk menertibkan para oknum anggotanya.
BAB III
13
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Aktivitas PETI telah berdampak negatif terhadap kualitas air sungai dan air
bendungan irigasi ditinjau dari tingkat kekeruhan yang melibihi NAB
(tercemar), sehingga mengakibatkan kehidupan biota di sungai menjadi
terganggu dan mati.
2. Aktivitas PETI meningkatkan penghasilan ekonomi pekerja dan pemodal,
namun PETI telah merugikan masyarakat sekitar DAS, air sungai tidak dapat
lagi dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari, masyarakat kesulitan air bersih
dan ikan dari sungai, serta sering menimbulkan konflik.
3. Solusi penanganan aktivitas PETI di Kabupaten Kuansing.
a. Komitmen dan Kebijakan. Diperlukan komitmen bersama dan kebijakan
pemerintah daerah untuk menertibkan atau menghentikan PETI:
Mengaktifkan Tim terpadu penertiban PETI, mengalokasikan dana
operasional yang dititipkan melalui anggaran BLH, menyiapkan Satgas
preventif dan repsesif dengan tugas dan tanggung jawab, sarana operasional,
rencana dan pelaksanaan program, monitoring dan evaluasi program
penertiban secara berkelanjutan.
b. Diseminasi Informasi. Diperlukan diseminasi informasi agar semua pihak
satu pandangan bahwa aktivitas PETI telah mengakibatkan kerusakan
lingkungan dan pencemaran sungai, sehingga diperlukan keterlibatan
berbagai pihak, dinas dan instansi terkait untuk merumuskan program
pencegahan dan penanganan, pemberdayaan masyarakat dan reklamasi.
c. Sosialisasi dan Edukasi. Tim terpadu penertiban PETI (bersinergi)
melanjutkan upaya sosialisasi dan edukasi secara rutin tentang dampak
PETI terhadap pencemaran lingkungan sungai dan risiko gangguan
kesehatan yang tepat sasaran
d. Kerjasama dan Koordinasi. Unsur pimpinan daerah Kuansing perlu
meningkatkan kerjasama dan koordinasi, keterlibatan dinas dan instansi
terkait serta dukungan komponen masyarakat sangat diperlukan untuk
mengamankan kebijakan penanganan aktivitas PETI dan menyelamatkan
lingkungan sungai di Kuansing secara berkelanjutan.
14
3.2 Saran
Dalam makalah ini penambangan emas tak berizin di daerah Taluk
Kuantan Kabupaten Kuansing yaitu beberapa hal permasalahan sumber daya alam
terutama pada masalah lingkungan didaerah terebut sangatlah parah dan tidak
sesuia aturan yang mengakibatkan kerugian kepada masyarakat itu sendiri.
Penulis berkeinginan memberikan saran kepada pembaca agar ikut mempelajari
tentang aspek aspek pencemaran lingkungan. Semoga dengan makalah ini para
pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan serta kesadarannya akan
menjaga lingkungan yang tentunya ini akan sangat berguna untuk kelangsungan
hidup di masa mendatang.
DAFTAR PUSAKA
15
Nopriadi ,Mei 2016,dampak aktifitas penambangan emas tanpa izin (peti) terhadap
perncemaran air sosial ekonomi dan solusinya di daerah Kuansing,
Pekanbaru: Universitas Andalas
Mahgfirah, Eni Yulinda, Lamun Bathara (2013). The Impact Of Gold Mine Without
Permit (PETI) Fishermen Of The Economic And Social Village Sungai Alah
Subdistrict Of Hulu Kuantan District Kuantan Singingi Province Riau
(Artikel).
Somantri, ND., (2011). Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Artikel. (30 November).
Notoatmodjo S., (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Penerbit PT
Rineka Cipta, Jakarta.
Nuraina (2012). Kebijakan Pengelolaan Pertambangan Emas Rakyat Ditinjau Dari
Aspek Keberlangsungan Sumber Daya Alam dan Lingkungan di Provinsi
Aceh. KLH Kabupaten Aceh Utara.