Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

Tujuan Instruksional Umum :


Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa memahami dan mengerti tentang
pengertian sumberdaya alam, sumberdaya alam hayati, unsur-unsur sumberdaya
alam hayati, konservasi sumberdaya alam hayati, manfaat serta sasaran konservasi.

Tujuan Instruksional Khusus :


1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian tentang sumberdaya alam
2. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian sumberdaya alam hayati
3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian konservasi sumberdaya alam hayati
beserta ekosistemnya..

A. Latar Belakang

Kehidupan adalah sebagai sebuah dinamika yang mengandung pergeseran dan


perubahan secara terus menerus. Untuk mampu bertahan dan mempertahankan hidup,
manusia harus mampu menyesuaikan dirinya dengan alam dan lingkungannya, serta
sesama makhluk hidup yang merupakan bagian dari alam. Jika dipelajari secara cermat,
sejak lahir hingga akhir hayatnya manusia pada hakikatnya terlibat dengan lingkungan.
Manusia tidak akan pernah dapat memisahkan diri dari lingkungannya, manusia akan
selalu membutuhkan lingkungannya.
Alam terkembang jadi guru adalah sebuah filosofi orang Minangkabau, salah satu
suku bangsa yang ada di Indonesia. Filosofi ini menunjukkan bahwa manusia adalah
murid-murid dari alam atau lingkungan. Sebagai contoh orang Minang menamakan tanah
airnya sebagai alam minangkabau atau alam Indonesia. Pemakaian kata alam
mengandung arti yang sangat bermakna. Alam bagi masyarakatnya adalah segala-galanya,
bukan hanya sebagai tempat lahir, tempat mati, tempat hidup dan tempat berkembang,
melainkan juga mempunyai makna filosofis. Ajaran dan pandangan orang minangkabau
mengambil ungkapan dari bentuk, sifat dan kehidupan alam (Navis 1984).
Pada hakikatnya, alam adalah guru bagi makhluk, dia dapat mempelajari apa saja
yang ada di sekelilingnya. Oleh karena itu lingkungan merupakan laboratorium alam yang
sangat baik dan lengkap, namun belum banyak yang menyadari dan memanfaatkannya.
Jika dipelajari dengan cermat bahwa sejak lahir dan sampai hayatnya, manusia selalu
terlibat dengan lingkungan, dengan arti kata manusia tidak akan pernah dapat memisahkan
diri dari lingkungannya. Hal ini dapat diketahui dari sejarah hubungan masyarakat primitif
untuk hidupnya harus mengenal lingkungannya terlebih dahulu, yaitu mengenal tenaga-
tenaga alam, tumbuh-tumbuhan serta binatang di sekitarnya (Zoer’aini 1997).
Rachman (2006) juga menyatakan bahwa hubungan manusia dengan hutan sudah
lama terbentuk sebagai upaya manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup dan
mempertahankan eksistensinya melalui eksploitasi sumber daya hutan. Rachman (2006)
menyatakan campur tangan manusia terhadap hutan sudah dimulai sejak 10.000-12.000
tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan oleh adanya suatu evolusi pertanian dari masyarakat
berburu dan meramu menjadi masyarakat peladang berpindah (nomaden), pertanian
menetap dan menuju pertanian modern. Bentuk evolusi ini ditunjukkan oleh adanya
perubahan habitat dan ekosistem akibat adanya campur tangan manusia terhadap hutan
(Campbell 1983; Rachman 2006; Adiwibowo 2007).
Semakin hari semakin dirasakan oleh manusia untuk harus lebih mengenal
lingkungannya, apalagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang
sangat pesat, pola penduduk dunia yang berubah cepat, begitu pula berkembangnya
kekuatan manusia untuk mengubah lingkungannya.

B. Sumber Daya Alam

Sumberdaya alam adalah segala sumberdaya yang terdapat di alam dan


dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia baik saat ini maupun dimasa
mendatang. Sumberdaya alam berdasarkan sifat pemulihannya digolongkan kepada 2
macam sumberdaya alam yaitu : sumberdaya alam renevable dan unrenevable.
1. Sumberdaya yang renevable adalah sumber daya alam yang dapat dipulihkan/
diperbaharui, yaitu sumber daya alam yang dapat dipakai kembali setelah dipakai
atau telah melalui beberapa proses. Contoh : air, pohon, hewan dan lain-lain.
2. Sumberdaya yang unrenevable yaitu sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui/ dipulihkan apabila dipakai terus menerus akan habis dan tidak dapat
diperbarui. Contoh : minyak bumi, batubara, emas dan lain-lain.

Sumberdaya berdasarkan kegunaan atau penggunaannya, dibedakan atas 2 macam sumber


daya alam, yaitu :
1. Sumber daya alam penghasil bahan baku adalah sumber daya alam yang dapat
digunakan untuk menghasilkan benda atau barang lain sehingga nilai gunanya akan
menjadi lebih tinggi. Contoh : hasil hutan, barang tambang, hasil pertanian, dan
lain-lain.
2. Sumber daya alam penghasil energi adalah sumber daya alam yang dapat
menghasilkan atau memproduksi energi demi kepentingan umat manusia di muka
bumi. Contoh : ombak, panas bumi, arus air sungai, sinar matahari, minyak bumi,
gas bumi, dan lain sebagainya.

Berdasarkan jenisnya, sumber daya alam di bagi kedalam 2 macam jenis, yaitu :
1. Sumber daya alam hayati/biotik adalah sumber daya alam yang berasal dari
makhluk hidup. Contoh : tumbuhan, hewan, mikro organisme.
2. Sumber daya alam non hayati/abiotik adalah sumber daya alam yang berasal dari
benda mati. Contoh : bahan tambang, air, udara, batuan.

Berdasarkan pemanfaatannya, sumber daya alam di bagi menjadi 5 macam, yaitu :


1. Sumber daya alam materi, yang di manfaatkan adalah materi sumber daya alam
tersebut. Contoh: bahan galian yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan.
2. Sumberdaya alam hayati adalah sumber daya yang memanfaatkan makhluk hidup
meliputi hewan dan tumbuhan.
3. Sumber daya alam energi yang dimanfaatkan adalah energi yang terkandung dalam
sumber daya alam tersebut. Contoh: bahan bakar minyak.
4. Sumber daya alam ruang merupakan pemanfaatan ruang atau tempat yang
diperlukan manusia dalam hidupnya.
5. Sumber daya alam waktu: Sumber Daya Alam yang pemanfaatannya tergantung
waktu. Contoh: Sawah tadah hujan hanya dapat difungsikan saat musim penghujan

Sumber daya alam berdasarkan nilai ekonomis atau nilai kegunaannya dibagi menjadi 3
macam, yaitu :
1. Sumber Daya Alam Ekonomis Tinggi merupakan sumber daya alam yang dalam
mendapatkannya memerlukan biaya yang tinggi. Contoh : mineral dan logam
mulia seperti emas, perak, intan.
2. Sumber Daya Alam Ekonomis Rendah merupakan sumber daya alam yang dalam
mendapatkannya memerlukan biaya yang relatif murah. Contoh: Pasir, Batu.
3. Sumber Daya Alam non Ekonomis merupakan sumber daya alam yang dalam
mendapatkannya tidak memerlukan biaya. Contoh : Udara, Sinar dan Panas
Matahari

Sumber daya alam berdasarkan bentuknya dapat dikelompokkan ke dalam 5 kelompok,


yaitu:
1. Sumber daya lahan atau tanah.
2. Sumber daya hutan.
3. Sumber daya air.
4. Sumber daya laut.
5. Sumber daya mineral

C. Sumber Daya Alam Hayati Indonesia

Sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari
sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani (satwa) yang bersama
dengan unsur non hayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem.
Sedangkan ekosistem sumber daya alam hayati adalah sistem hubungan timbal balik
antara unsur dalam alam, baik hayati maupun non hayati yang saling tergantung dan saling
mempengaruhi.
Dalam hal kekayaan jenis sumberdaya alam hayati (tumbuhan, hewan dan
mikrobia), Indonesia merupakan salah satu pusat kekayaannya. Sebanyak 28.000 jenis
tumbuhan, 350.000 jenis binatang dan 10.000 mikrobia diperkirakan hidup secara alami
di Indonesia. Luas daratan Indonesia yang hanya 1,32% luas seluruh daratan di bumi,
ternyata menjadi habitat 10% jenis tumbuhan berbunga, 12% binatang menyusui, 16%
reptilia dan amfibia, 17% burung, 25% ikan, dan 15% serangga yang ada di dunia (Mc
Neely et al., 1990; 1991).
Sementara LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) tahun 2011 menunjukkan
data keragaman jenis yang dimiliki Indonesia, terdiri atas (a) tujuh ratus tujuh
spesies mamalia; (b) seribu enam ratus dua spesies burung; (c) seribu seratus dua belas
spesies amfibi dan reptil; (d) dua ribu delapan ratus spesies invertebrata; (e) seribu empat
ratus spesies ikan; (f) tiga puluh lima spesies primata; dan (g) seratus dua puluh spesies
kupu-kupu.
Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan & Perikanan, Indonesia memiliki
450 (empat ratus lima puluh) spesies terumbu karang dari 700 (tujuh ratus) spesies
dunia. Data-data ini membuktikan bahwa Indonesia adalah Negara mega-biodiversity,
yaitu Negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam hayati yang sangat tinggi.
Supriatna (2008) menyebutkan bahwa Indonesia menempati :
a. Urutan kedua setelah Brazil untuk keanekaragaman mamalia, dengan 515 jenis
yang 39% diantaranya merupakan endemic.
b. Urutan keempat untuk keanekaragaman reptile (511 jenis dan 150 diantaranya
endemic).
c. Urutan kelima untuk keanekaragaman burung (1.531 jenis dan 397 diantaranya
endemic), bahkan untuk keanekaragaman burung paruh bengkok, Indonesia
menempati urutan pertama (75 jenis, 38 endemik)
d. Urutan kelima untuk keanekragaman amphibi (270 jenis, 100 endemik).
e. Urutan keempat untuk keanekaragaman tumbuhan (38.000 jenis).
f. Urutan pertama untuk tumbuhan palmae (477 jenis, 225 endemik).
g. Urutan ketiga untuk keanekaragaman ikan tawar (1400 jenis).
Dalam hal keanekaragaman di dalam jenis, Indonesia pun menjadi unggulan dunia
dan dianggap sebagai salah satu pusat keanekaragaman tanaman ekonomi dunia. Jenis-
jenis kayu perdagangan, buah-buahan tropis (durian, duku, salak, rambutan, pisang dan
sebagainya), anggrek, bambu, rotan, kelapa dan lain-lain sebagian besar berasal dari
Indonesia. Beberapa jenis tumbuhan, seperti pisang dan kelapa telah menyebar ke seluruh
dunia. Oleh karena itu Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan
keanekaragaman hayati terbesar di dunia (mega-biodiversity) dan merupakan pusat
keanekaragaman hayati dunia (megacentre of biodiversity) (Mac Kinnon, 1992).
Meski sebagai negara dengan kekayaan mega-biodiversity, Indonesia memiliki
banyak masalah dan kelemahan. Keanekaragaman hayati Indonesia sebagian telah
dimanfaatkan, sebagian baru diketahui potensinya, dan sebagian lagi belum dikenal.
Pada dasarnya keanekaragaman hayati dapat memulihkan diri, namun kemampuan ini
bukan tidak terbatas. Karena diperlukan untuk hidup dan dimanfaatkan sebagai
modal pembangunan, maka keberadaan keanekaragaman hayati amat tergantung pada
perlakuan manusia.
Pemanfaatan keanekaragaman hayati secara langsung bukan tidak mengandung
resiko.Dalam hal ini, kepentingan berbagai sector dalam pemerintahan, masyarakat dan
swasta tidak selalu seiring. Banyak unsur yang mempengaruhi masa depan
keanekaragaman hayati Indonesia, seperti juga tantangan yang harus dihadapi dalam
proses pembangunan nasional secara keseluruhan, khususnya jumlah penduduk yang
besar dan menuntut tersedianya berbagai kebutuhan dasar. Peningkatan kebutuhan dasar
tersebut antara lain menyebabkan sebagian areal hutan alam berubah fungsi dan
menyempit, dengan rata-rata pengurangan 15.000 - 20.000 hektar per tahun
(Soeriaatmadja, 1991). Kawasan di luar hutan yang mendukung kehidupan
keanekaragaman hayati seperti daerah persawahan dan kebun-kebun rakyat
berubah peruntukan dan cenderung menjadi miskin keaneka- ragaman hayatinya.
Mengingat perusakan habitat dan eksploitasi berlebihan, tidak mengherankan jika
Indonesia memiliki daftar spesies terancam punah terpanjang di dunia, yang mencakup
126 jenis burung, 63 jenis mamalia dan 21 jenis reptil, lebih tinggi dibandingkan Brasil
dimana burung, mamalia dan reptil yang terancam punah masing-masing 121, 38 dan
12 jenis. Sejumlah spesies dipastikan telah punah pada tahun-tahun terakhir ini,
termasuk trulek jawa/trulek ekor putih (Vanellus macropterus) dan sejenis burung
pemakan serangga (Eutrichomyias rowleyi) di Sulawesi Utara, serta sub spesies
harimau (Panthera tigris) di Jawa dan Bali.
Populasi spesies yang saat ini sangat rentan terhadap ancaman penjarahan dan
lenyapnya habitat cukup banyak, seperti penyu laut, burung maleo, kakak tua
dan cendrawasih. Seiring dengan berubahnya fungsi areal hutan, sawah dan kebun rakyat,
menjadi area permukiman, perkantoran, industri, jalan dan lain-lain, maka menyusut pula
keanekaragaman hayati pada tingkat jenis, baik tumbuhan, hewan maupun mikrobia. Pada
gilirannya jenis- jenis tersebut menjadi langka, misalnya jenis-jenis yang semula banyak
terdapat di Pulau Jawa, seperti nam-nam, mundu, kepel, badak Jawa dan macan Jawa
sekarang mulai jarang dijumpai.

D. Konservasi Sumberdaya Alam Hayati

Pengertian Konservasi Sumberdaya Alam Hayati


Konservasi terdiri dari dua kata yaitu con yang artinya bersama-sama dan servave
yang berarti menjaga/menympan, sehingga secara sederhana konservasi dapat diartikan
sebagai suatu upaya mempertahankan atau menjaga melalui cara penggunaan yang
bijaksana. Gagasan tentang konsep konservasi pertama kali dikemukakan oleh Theodore
Roosevelt pada tahun 1902 (Alikodra 2002).
Pengertian konservasi kemudian berkembang menjadi penggunaan yang bijaksana
dari sumberdaya alam atau pengelolaan pemanfaatan berkelanjutan. Beberapa pengertian
dari konservasi sumberdaya alam adalah sebagai berikut :
1. Konservasi sumberdaya alam hayati adalah pengelolaan sumberdaya alam hayati
yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan
persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
keanekaragaman dan nilainya (Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang
Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistem Pasal 1).
2. Konservasi diartikan sebagai upaya pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana
dengan berpedoman pada asas pelestarian.
3. Konservasi Sumber Daya Alam adalah pengelolaan sumber daya alam (hayati)
dengan pemanfaatannya secara bijaksana dan menjamin kesinambungan persediaan
dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keragamannya
(Kamus Besar Bahasa Indonesia).
4. Selama ini makna konservasi banyak dipahami hanya sebatas perlindungan dan
pengawetan, hanya sedikit yang membahas dan mengatur pemanfaatan sehingga
kata konservasi menjadi tidak disukai oleh masyarakat terutama masyarakat yang
telah mendiami kawasan sekitar hutan sejak lama. Konservasi haruslah dimaknai
sebagai suatu bentuk pengelolaan sumberdaya alam yang bijak dan bertanggung
jawab sehingga dapat diperoleh manfaat dari sumberdaya alam secara berkelanjutan
dan berkeseimbangan (Zuhud 2013).

Sasaran Konservasi
Berhasilnya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya berkaitan erat
dengan tercapainya tiga sasaran konservasi yaitu:
1. Menjamin terpeliharanya proses ekologis yang menunjang sistem penyangga
kehidupan bagi kelangsungan pembangunan dan kesejahteraan manusia
(perlindungan sistem penyangga kehidupan).
2. Menjamin terpeliharanya keanekaragaman sumber genetik dan tipe-tipe
ekosistemnya sehingga mampu menunjang pembangunan, ilmu pengetahuan dan
teknologi yang memungkinkan pemenuhan kebutuhan manusia yang menggunakan
sumber daya alam hayati bagi kesejahteraan.
3. Mengendalikan cara-cara pemanfaatan sumber daya alam hayati sehingga terjamin
kelestariannya. Akibat sampingan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
kurang bijaksana, belum harmonisnya penggunaan dan peruntukan tanah serta
belum berhasilnya sasaran konservasi secara optimal, baik di darat maupun di
perairan dapat mengakibatkan timbulnya gejala erosi, polusi dan penurunan
potensi sumber daya alam hayati (pemanfaatan secara lestari).

Tujuan dan Manfaat Konservasi


Secara hukum tujuan konservasi tertuang dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya yaitu bertujuan mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam
hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. Selain tujuan yang
tertera di atas tindakan konservasi mengandung tujuan:
a. Preservasi yang berarti proteksi atau perlindungan sumber daya alam terhadap
eksploitasi komersial, untuk memperpanjang pemanfaatannya bagi keperluan studi,
rekreasi dan tata guna air.
b. Pemulihan atau restorasi, yaitu koreksi kesalahan-kesalahan masa lalu yang telah
membahayakan produktivitas pengkalan sumber daya alam. 
c. Penggunaan yang seefisien mungkin. Misal teknologi makanan harus
memanfaatkan sebaik-baiknya biji rambutan, biji mangga, biji salak dan lain-
lainnya yang sebetulnya berisi bahan organik yang dapat diolah menjadi bahan
makanan.
d. Penggunaan kembali (recycling) bahan limbah buangan dari pabrik, rumah tangga,
instalasi-instalasi air minum dan lain-lainnya.
e. Mencarikan pengganti sumber alam yang sepadan bagi sumber yang telah menipis
atau habis sama sekali.
f. Penentuan lokasi yang paling tepat guna. Cara terbaik dalam pemilihan sumber
daya alam untuk dapat dimanfaatkan secara optimal, misalnya pembuatan waduk
yang serbaguna di Jatiluhur, Karangkates, Wonogiri, Sigura-gura.
g. Integrasi, yang berarti bahwa dalam pengelolaan sumber daya diperpadukan
berbagai kepentingan sehingga tidak terjadi pemborosan, atau yang satu merugikan
yang lain. Misalnya, pemanfaatan mata air untuk suatu kota tidak harus
mengorbankan kepentingan pengairan untuk persawahan.

Sumber daya alam flora fauna dan ekosistemnya memiliki fungsi dan manfaat serta
berperan penting sebagai unsur pembentuk lingkungan hidup yang kehadirannya tidak
dapat digantikan. Tindakan tidak bertanggungjawab akan mengakibatkan kerusakan,
bahkan kepunahan flora fauna dan ekosistemnya. Kerusakan ini menimbulkan kerugian
besar yang tidak dapat dinilai dengan materi, sementara itu pemulihannya tidak mungkin
lagi. 
Oleh karena itu sumber daya tersebut merupakan modal dasar bagi kesejahteraan
masyarakat dan mutu kehidupan manusia harus dilindungi, dipelihara, dilestarikan dan
dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan batas-batas terjaminnya keserasian,
keselarasan dan keseimbangan.Pada dasarnya konservasi merupakan suatu perlindungan
terhadap alam dan makhluk hidup lainnya. Sesuatu yang mendapat perlindungan maka
dengan sendiri akan terwujud kelestarian

Manfaat-manfaat konservasi diwujudkan dengan:

a. Terjaganya kondisi alam dan lingkungannya, berarti upaya konservasi dilakukan


dengan memelihara agar kawasan konservasi tidak rusak. 
b. Terhindarnya bencana akibat perubahan alam, yang berarti gangguan-gangguan
terhadap flora fauna dan ekosistemnya pada khususnya, serta sumber daya alam
pada umumnya menyebabkan perubahan berupa kerusakan maupun penurunan
jumlah dan mutu sumber daya alam tersebut.
c. Terhindarnya makhluk hidup dari kepunahan, berarti jika gangguan-gangguan
penyebab turunnya jumlah dan mutu makhluk hidup terus dibiarkan tanpa upaya
pengendalian akan berakibat makhluk hidup tersebut menuju kepunahan bahkan
punah sama sekali.
d. Mampu mewujudkan keseimbangan lingkungan baik mikro maupun makro, berarti
dalam ekosistem terdapat hubungan yang erat antara makhluk hidup maupun
dengan lingkungannya. 
e. Mampu memberi kontribusi terhadap ilmu pengetahuan, berarti upaya konservasi
sebagai sarana pengawetan dan pelestarian flora fauna merupakan penunjang
budidaya, sarana untuk mempelajari flora fauna yang sudah punah maupun belum
punah dari sifat, potensi maupun penggunaannya.
f. Mampu memberi kontribusi terhadap kepariwisataan, berarti ciri-ciri dan obyeknya
yang karakteristik merupakan kawasan ideal sebagai sarana rekreasi atau wisata
alam.

Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan:
a. Perlindungan sistem penyangga kehidupan
b. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya.
c. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
(a) Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan
Sistem penyangga kehidupan merupakan satu proses alami dari berbagai unsur
hayati dan non hayati yang menjamin kelangsungan kehidupan makhluk.
Perlindungan sistem penyangga kehidupan ditujukan bagi terpeliharanya proses
ekologis yang menunjang kelangsungan kehidupan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut Pemerintah menetapkan:
a. Wilayah tertentu sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga
kehidupan;
b. Pola dasar pembinaan wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan;
c. Pengaturan cara pemanfaatan wilayah pelindungan sistem penyangga
kehidupan.

(b) Pengawetan Keanekaragaman Jenis Tumbuhan dan Satwa Beserta


Ekosistemnya.
Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa bertujuan untuk:
a. menghindarkan jenis tumbuhan dan satwa dari bahaya kepunahan.
b. menjaga kemurnian genetik dan keanekaragaman jenis tumbuhan dan
satwa.
c. memelihara keseimbangan dan kemantapan ekosistem yang ada;
agar dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia secara berkelanjutan.
Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa dilakukan melalui upaya: penetapan dan
penggolongan yang dilindungi dan tidak dilindungi; pengelolaan jenis tumbuhan
dan satwa serta habitatnya; pemeliharaan dan pengembangbiakan.

(c) Pemanfaatan Secara Lestari Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya
Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan
melalui kegiatan: pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam; dan
pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar.

Berdasarkan uraian tentang sumberdaya alam hayati diatas maka perlu dilakukan
upaya konservasi sumberdaya alam hayati agar tidak menjadi punah. Indonesia menganut
asas pemanfaatan kekayaan alam yang berupa keanekaragaman hayati secara lestari,
seperti disebutkan dalam UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya. Pada Pasal 2 dinyatakan bahwa: konservasi sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya berasaskan pelestarian kemampuan dan pemanfaatan sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya secara serasi dan seimbang.
Konservasi dan pemanfaatan keanekaragaman hayati saat ini dihadapkan pada
suatu kondisi dan tantangan, yakni terjadinya peningkatan kerusakan ekosistem
lingkungan dan keanekaragaman hayati yang disebabkan antara lain:
(a) Ilegal logging, kebakaran hutan/lahan dan perambahan hutan;
(b) Praktek pengolahan lahan yang kurang memperhatikan ekologi, pertanian
monokultur, dan penggunaan varietas unggulan an sich;
(c) Pengolahan air oleh PDAM dengan banyak tawas menganggu keseimbangan
hayati tanah. Sementara industri air kemasan menyedot sumber mata air dalam
jumlah yang sangat besar dan tanpa kontrol, sehingga menyebabkan terjadi
penurunan permukaan air tanah, kekeringan, kegagalan panen, kerusakan
kawasan mata air dan ekosistem dan kekayaan hayati;
(d) Pembangunan industri yang tidak memperhatikan aspek lingkungan;
(e) Pengolahan sampah yang belum sepenuhnya terintegrasi
(f) Efek pemanasan global dan perubahan cuaca ekstrim.

Konservasi sumberdaya alam hayati secara umum dapat diartikan pemanfaatan dan
pengelolaan sumberdaya alam yang dilakukan secara bijaksana hingga pemanfaatan dari
sumberdaya alam tersebut dapat terjadi secara berkelanjutan. Berbagai faktor telah
menyebabkan terjadinya kerusakan sumberdaya alam hayati yang berdampak kepada
semakin berkurangnya keberadaan sumberdaya alam hayati bahkan menjadi punah.
Diperlukan segera pencegahan dan penyelamatan dari sumberdaya alam hayati ini
sehingga ketersediaannya tetap mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup umat manusia.

E. Ringkasan

Sumberdaya alam adalah segala sumberdaya yang terdapat di alam dan


dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup makhluk terutama manusia baik masa
kini maupun masa mendatang. Sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur hayati di alam
yang terdiri dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani
(satwa) yang bersama dengan unsur non hayati di sekitarnya secara keseluruhan
membentuk ekosistem.
Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati
yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan
persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan
nilainya. Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui
kegiatan perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya dan pemanfaatan secara lestari sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya. Pemanfaatan yang dimaksudkan adalah pemanfaatan yang
dilakukan bersifat bijaksana sehingga pemanfaatan sumberdaya alam hayati dapat
dilakukan secara berkelanjutan.

F. Latihan Soal

1. Sebutkan pengertian dari sumberdaya alam!


2. Sebutkan pembagian sumberdayaalam berdasarkan jenis pemanfaatannya!
3. Sebutkan pengertian dari konservasi sumberdaya alam hayati!
4. Sebutkan 3 sasaran konservasi sumberdaya alam hayati menurut UU No 5 Tahun 1990
tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
5. Indonesia adalah Negara megabiodiversity dan Negara megacentre biodiversity. Apa
maksud pernyataan tersebut?

Anda mungkin juga menyukai