Anda di halaman 1dari 2

A.

PEMILIHAN TOPIK

Sebelum menulis proposal, ada tugas peneliti budaya yang perlu dilakukan yaitu memilih
topik penelitian. Topik penelitian adalah masalah yang akan dijadikan pokok penelitian. Dalam
kaitan ini ada beberapa prinsip pemilihan topik:

Pertama, peneliti budaya hendaknya memikirkan aspek ke praktis. Artinya, tidak harus
memaksakan diri meneliti budaya yang sebenarnya sulit dijangkau. Idealisme memang perlu,
namun jika kemungkinan sulit diselesaikan dalam waktu yang telah dirancang, justru akan
menjadi bumerang bagi peneliti.

Kedua, sebaiknya tidak meneliti budaya yang peneliti sendiri sekaligus sebagai
pelakunya, dan apalagi pelaku pokok. Misalkan, meneliti budaya spiritual tapa ngeli di sungai,
jika penulis sendiri pelakunya tentu saja kurang mampu mengambil jarak. Jika peneliti hanya
bagian dari sebuah komunitas budaya, memang bisa dilakukan. Bahkan, semacam ini akan
mempermudah peneliti memasuki setting penelitian

Ketiga, perlu memanfaatkan kunjungan-kunjungan awal yang intensif. Pada saat


kunjungan awal ke lokasi penelitian, justru akan menemukan sebagian realitas budaya yang
mungkin membantu pe entuan topik. Eksplorasi awal justru akan mempermudah penyem pitan
dan atau pengembangan topik penelitian. Dari sini peneliti akan mampu mengukur diri tentang
mampu tidaknya melakukan penelitian pada salah satu wilayah.

Topik penelitian kadang-kadang sangat banyak yang mengitari peneliti. Karena itu perlu
diseleksi secara cermat. Seleksi a dengan berbagai hal, antara lain tentang keterjangkauan
penelitian. Maksudnya, meskipun topik dipandang aktual dan menarik, namun jika sulit
dijangkau, harus diseleksi. Skala prioritas dan kesesuaian dengan hal-hal yang ingin dicari, perlu
sebagai pertimbangan pemi lihan topik.

Kunci seleksi topik penelitian adalah bagaimana seorang peneliti budaya mampu
mengidentifikasi interes yang terkait dengan fenomena budaya. Tanpa ada interes peneliti,
penelitian kurang menghasilkan laporan secara optimal. Dalam kaitan ini, penelitian terbaru
tentang kebudayaan seringkali juga akan memunculkan topik tersendiri. Topik penelitian dapat
pula muncul dari pengalaman belakangan ini atau pun dari temuan-temuan di perpustakaan.
Keduanya tidak ada yang paling unggul dan paling rendah, melainkan tergantung tujuan
penelitian.

Salah satu pertimbangan utama pemilihan topik adalah researchable, artinya


kemungkinan kemudahan penelitian. Jika topik penelitian ternyata terlalu sulit dilakukan,
sebaiknya ditinggalkan dalam seleksi. Misalkan saja, jika peneliti ingin mengkaji masalah
budaya aborsi, minimal peneliti harus memiliki pengalaman yang real. Artinya, ada teman atau
sumber personal yang bisa dipercaya dalam menjalankan aborsi. Mungkin, seorang dukun,
dokter, dan pelaku aborsi sendiri. Jika peneliti belum memiliki wawasan salah satu dari ini,
kemungkinan besar akan kesulitan menjalankan penelitian.

Peneliti perlu memiliki agenda topik tiap minggu atau bulan yang muncul. Topik-topik
tersebut mungkin dari teman sejawat atau muncul tiba-tiba, hendaknya diagendakan.
Selanjutnya, jika sudah saatnya baru diseleksi. Seleksi juga bisa didasarkan rambu-rambu
permintaan atau proyek yang akan dilakukan. Sebuah proyek atau lembaga biasanya telah
menentukan sub-sub topik tertentu, sehingga peneliti budaya tinggal menyesuaikan.

Anda mungkin juga menyukai