PEMILIHAN TOPIK
Sebelum menulis proposal, ada tugas peneliti budaya yang perlu dilakukan yaitu memilih
topik penelitian. Topik penelitian adalah masalah yang akan dijadikan pokok penelitian. Dalam
kaitan ini ada beberapa prinsip pemilihan topik:
Pertama, peneliti budaya hendaknya memikirkan aspek ke praktis. Artinya, tidak harus
memaksakan diri meneliti budaya yang sebenarnya sulit dijangkau. Idealisme memang perlu,
namun jika kemungkinan sulit diselesaikan dalam waktu yang telah dirancang, justru akan
menjadi bumerang bagi peneliti.
Kedua, sebaiknya tidak meneliti budaya yang peneliti sendiri sekaligus sebagai
pelakunya, dan apalagi pelaku pokok. Misalkan, meneliti budaya spiritual tapa ngeli di sungai,
jika penulis sendiri pelakunya tentu saja kurang mampu mengambil jarak. Jika peneliti hanya
bagian dari sebuah komunitas budaya, memang bisa dilakukan. Bahkan, semacam ini akan
mempermudah peneliti memasuki setting penelitian
Topik penelitian kadang-kadang sangat banyak yang mengitari peneliti. Karena itu perlu
diseleksi secara cermat. Seleksi a dengan berbagai hal, antara lain tentang keterjangkauan
penelitian. Maksudnya, meskipun topik dipandang aktual dan menarik, namun jika sulit
dijangkau, harus diseleksi. Skala prioritas dan kesesuaian dengan hal-hal yang ingin dicari, perlu
sebagai pertimbangan pemi lihan topik.
Kunci seleksi topik penelitian adalah bagaimana seorang peneliti budaya mampu
mengidentifikasi interes yang terkait dengan fenomena budaya. Tanpa ada interes peneliti,
penelitian kurang menghasilkan laporan secara optimal. Dalam kaitan ini, penelitian terbaru
tentang kebudayaan seringkali juga akan memunculkan topik tersendiri. Topik penelitian dapat
pula muncul dari pengalaman belakangan ini atau pun dari temuan-temuan di perpustakaan.
Keduanya tidak ada yang paling unggul dan paling rendah, melainkan tergantung tujuan
penelitian.
Peneliti perlu memiliki agenda topik tiap minggu atau bulan yang muncul. Topik-topik
tersebut mungkin dari teman sejawat atau muncul tiba-tiba, hendaknya diagendakan.
Selanjutnya, jika sudah saatnya baru diseleksi. Seleksi juga bisa didasarkan rambu-rambu
permintaan atau proyek yang akan dilakukan. Sebuah proyek atau lembaga biasanya telah
menentukan sub-sub topik tertentu, sehingga peneliti budaya tinggal menyesuaikan.