Anda di halaman 1dari 14

PEMERIKSAAN FISIK LEHER

Anatomi
Leher dibagi menjadi 2 segitiga yang dibatasi oleh otot sternocleidomastoid.

 Segitiga anterior
Atas : mandibula
Lateral : otot sternomastoid
Medial : garis tengah leher

 Segitiga posterior
Bawah : otot omohyoid
Lateral : otot trapezius
Medial : otot sternomastoid

Pembuluh Darah

Terdapat beberapa pembuluh darah besar yang melintasi leher. Di dalam otot sternomastoid
terdapat arteri karotis dan vena jugularis interna.
Etiologi:
• Limfoma: sering ditandai dengan adanya adenopati servikal.
• Limfadenitis Metastatis: paling sering dari region tiroid, nasofaring dan postcricoid
• Neoplastic nodes dapat menekan atau mengivasi sistem simpatetik, sehingga
menyebabkan Horner’s syndrome (ptosis dan miosis pada sisi yang terkena).
• Tumor Neurogenik termasuk neurofibromas dan neuroblastomas, yang sering
beriringan dengan limfoma dan cystic hygromas tidak jarang pada anak.
• Tumor paraganglioma: Jarang ditemukan di leher, banyak terdapat di bifurkasi
karotidal, pada the carotidal atau pada region parafaringeal yang lenih tinggi. Dapat
mempunyai nadi dan bruit.
• Tumor parafaringeal lain: tumor neurogenic dan limfoma, menyebabkan tidak hanya
bengkak di leher tapi juga pada bagian medial, displacement of the pharyngeal wall
and tonsil.

2
Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening

Palpasi kelenjar getah bening dengan menggunakan ujung dari jari telunjuk dan jari tengah
tangan. Pasien dalam keadaan rileks dengan kepala sedikit fleksi ke depan. Pemeriksaan
dapat dilakukan sekaligus pada kedua sisi leher.

Pemeriksaan kelenjar getah bening dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut :

1. Preauricular, pada depan telinga


2. Posterior auricular, pada permukaan prosesus mastoid
3. Occipital, pada dasar tulang tengkorak bagian belakang
4. Tonsillar, pada angulus mandibula
5. Submandibular, pada pertengahan antara angulus mandibula dan ujung mandibula
6. Submental, pada garis tengah dibawah ujung mandibula
7. Superficial cervical, pada permukaan otot sternomastoid
8. Posterior cervical, pada tepi anterior otot trapezius

3
9. Deep cervical chain, terdapat dibawah otot sternomastoid dan kadang sulit untuk
diperiksa. Dapat dilakukan dengan cara memijit otot sternomastoid menggunakan jari
jempol dan telunjuk tangan kita.
10. Supraclavicular, terdapat pada sudut yang dibentuk oleh klavikula dan otot
sternomastoid.
Pada pemeriksaan kelenjar getah bening kita harus memperhatikan ukuran, mobilitas,
konsistensi, nyeri, single atau multiple, permukaan, fluktuasi, diskret atau konfluens.

Vena jugularis eksterna melintasi permukaan dari otot sternomastoid secara diagonal dan
dapat berguna dalam menentukan tekanan vena jugularis.

4
Kelenjar Getah Bening

Teknik Pemeriksaan
Inspeksi bagian leher, perhatikan apakah simetris atau tidak, apakah ada massa atau scar.
Perhatikan apakah terdapat pembesaran kelenjar parotis, submandibula ataupun pembesaran
pada KGB.

Pemeriksaan Jugular Venous Pressure (JVP)

JVP menunjukkan tekanan pada atrium kanan atau tekanan vena sentral. Penilaian terbaik di
dapatkan dari osilasi vena jugularis interna, namun beberapa studi saat ini menunjukkan

5
bahwa vena jugularis externa dapat digunakan sebagai metode yang akurat untuk menilai
tekanan vena sentral.

• Menggambarkan keadaaan atrium kanan jantung.

• Diperkirakan setelah memeriksa internal jugular vein.

• Tidak dianjurkan menggunakan menggunakan eksternal jugular vein, karena banyak valve
disana. pulsasi lebih sulit dilihat. Tidak langsung drainase ke atrium kanan.

6
Langkah-langkah:

1. Pastikan pasien dalam posisi yang nyaman, beri bantal agar otot
sternokleidomastoid relaksasi.
2. Naikkan bagian atas tempat tidur pasien hingga 30 derajat.
3. Posisikan kepala pasien menoleh ke arah yang berlawanan dari posisi pemeriksa
4. Gunakan cahaya dan periksa kedua sisi leher. Tentukan vena jugularis eksterna
pada masing masing sisi,lalu temukan osilasi vena jugularis interna.
5. Jika perlu, bagian atas tempat tidur pasien dapat dinaikkan atau diturunkan untuk
dapat melihat titik osilasi atau meniskus dari vena jugularis interna.
6. Fokus pada vena jugularis eksterna. Lihat pulsasi pada suprasternal notch, diantara
perlekatan otot sternomastoid pada sternum dan clavicula, atau di belakang otot
sternomastoid.
7. Tentukan titik tertinggi dari osilasi vena jugularis eksterna kanan. Lalu ukur
dengan menggunakan penggaris panjang atau kartu dari titik ini secara horizontal
dan tempatkan sebuah penggaris pada angulus sternalis posisikan secara vertikal.

Hepatojugular Reflex
• Mengindikasikan bilik jantung kanan tidak dapat akomodasi peningkatan venous
return.

• Cara pemeriksaan:

menempatkan telapak tangan pada tengah abdomen dan pelahan tekan ke dalam, arah sefalik,
dan tahan tekanan ini sampai 15 detik, dengan tekanan 20-35 mmHg.

• Positif bila terdapat peningkatan JVP yang menetap lebih dari 3 cm.

• Peningkatan 1-3 cm = normal.

7
• “Refluks” positif JVP yang turun tiba-tibat ketika tekanan dilepaskan. Untuk tes
yang positif minimal turun 4 cm.

Pemeriksaan Trakea dan kelenjar Tiroid

 Trakea
o Inspeksi apakah terdapat deviasi atau tidak.
o Palpasi dengan jari telunjuk untuk memeriksa deviasi pada trakea dengan
memeriksa ruang Antara trakea dan otot sternokleidomastoid pada tiap sisi
leher lalu bandingkan.

8
 Kelenjar tiroid

Struktur Midline dan Kelenjar Tiroid


Struktur yang terdapat pada garis tengah leher diantaranya adalah :

1. Tulang hyoid, terletak tepat dibawah mandibula


2. Cartilago tiroid, terdapat notch pada bagian atasnya
3. Cartilago cricoid
4. Cincin trachea
5. Kelenjar tiroid

Gambar Struktur Midline

 Kelenjar tiroid terdapat diatas suprasternal notch, tiroid isthmus terdapat pada cincin
trakea kedua, ketiga dan keempat dibawah cartilago cricoid. Isthmus berukuran lebar
1.5- 2 cm dengan ketebalan <0.6 cm. Lobus lateral tiroid terdapat di samping ke arah
belakang dari trakea dan esofagus. Panjangnya kira kira 3-5 cm dengan lebar 2 cm
dan tebal 2,5 cm, batas bawah 2 cm atas klavikula, batas atas mencapai bagian tengah
kartilago tiroid.

a. Inspeksi saat istirahat


i. Posisikan kepala pasien agak ke belakang
ii. Dengan menggunakan cahaya yang diarahkan dari ujung dagu pasien
ke bawah, inspeksi daerah dibawah kartilago krikoid untuk melihat

9
kelenjar tiroid

b. Inspeksi saat menelan


i. Minta pasien minum air
ii. Posisi kepala agak ke belakang lalu menelan
iii. Lihat pergerakan dari kelenjar tiroid, perhatikan kontur dan
kesimetrisannya
iv. Kartilago tiroid, kartilago krikoid dan kelenjar tiroid akan bergerak ke
atas ketika menelan dan kembali ke posisi saat istirahat

10
o Palpasi dari posterior
 Posisikan kepala pasien sedikit menunduk agar otot
sternokleidomastoid relaksasi
 Posisikan jari kedua tangan pada leher pasien sehingga jari telunjuk
terletak di bawah kartilago krikoid
 Minta pasien untuk minum dan menelan air. Rasakan isthmus tiroid
yang bergerak ke atas
 Dengan menggunakan tangan kiri gerakkan trakea kearah kanan. Lalu
palpasi bagian lateral dari lobus kanan tiroid di daerah antara trakea
yang terdorong dengan otot sternomastoid, tentukan batas bagian
lateral. Dengan cara yang sama lakukan untuk pemeriksaan lobus kiri.
 Perhatikan ukuran, bentuk dan konsistensi dari kelenjar dan
identifikasi setiap nodul atau nyeri.
 Jika terdapat pembesaran kelenjar tiroid, dengarkan apakah ada bruit.

11
c. Palpasi dari anterior
i. Tempatkan jari-jari satu tangan di belakang leher dengan jempol di
dasar kartilago tiroid
ii. Dorong trakea dengan lembut menjauhi garis tengah
iii. Jari-jari tangan lainnya meraba bagian belakang sternokleidomastoid
yang berlawanan
iv. Rasakan aspek posterior lobus lateralis
v. Ibu jari meraba permukaan anterior sebelah medial dari otot
vi. Dengan cara yang sama lakukan untuk memeriksa lobus yang lain

KESIMPULAN
1. Pemeriksaan JVP
‒ JVP 5+2 cmH2O (normal)
‒ Bila meningkat, sesuai dengan yang diukur misalnya JVP 5+3 cmH2O
‒ Bila penuh, ditulis JVP penuh
‒ Bila tidak tampak, ditulis 5+0 cmH2O

2. Pemeriksaan KGB
‒ Deskripsi: KGB teraba di (lokasi), bentuk (diskret/konfluens), jumlah, ukuran,
mobilitas,konsistensi, permukaan, fluktuasi, bentuk konsistensi, nyeri
‒ Jika ditemukan perbesaran KGB pada area colli, maka perlu dilakukan
pemeriksaan semua station KGB permukaan tubuh.

12
3. Pemeriksaan trakea
Inspeksi: terdapat deviasi atau tidak
Palpasi : memeriksa deviasi pada tiap sisi
‒ Trakea di tengah (normal)
‒ Trakea deviasi ke kanan/ ke kiri
4. Pemeriksaan tiroid
Inspeksi : pergerakan dari kelenjar tiroid, perhatikan kontur dan simetris atau tidak.
Palpasi : ukuran, bentuk, dan konsistensi
Auskultasi : apakah ada bruit atau tidak
‒ Tiroid teraba membesar (ukuran), difuse atau nodul, konsistensi, bruit
‒ Normal: tiroid tidak teraba
‒ Inspeksi : pergerakan dari kelenjar tiroid, perhatikan kontur dan simetris atau
tidak.
‒ Palpasi : ukuran, bentuk, dan konsistensi
‒ Auskultasi : apakah ada bruit atau tidak
‒ Tiroid teraba membesar (ukuran), difuse atau nodul, konsistensi, bruit
‒ Normal: tiroid tidak teraba

DAFTAR PUSTAKA

13
1. Bickley LS, Szilagyl PG. Bates Guide to Physical Examination and History Taking.
9th ed. Philadelphia : Lippincott Williams and Wilkins; 2013.
2. Physical deagnosis, secrets, 2nd edition
3. Ind J Car Dis Wom 2017; 02(02): 064-076
4. Harrison’s Principles of Internal Medicine 20th ed

14

Anda mungkin juga menyukai