Anda di halaman 1dari 22

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN UMUM

2.1 TINJAUAN STARTUP

2.1.1 Definisi Startup

Startup diambil dari bahasa Inggris yang memiliki arti tindakan atau proses
memulai sebuah organisasi baru. Sedangkan definisi startup adalah sebuah usaha
kewirausahaan atau bisnis inovatif dalam bentuk perusahaan atau bisnis rintisan.
Terdapat beberapa definisi startup menurut berbagai sumber, sebagai berikut :

1. Menurut Neil Blumenthal, cofounder dan co-CEO dari Warby Parker


mengatakan bahwa startup adalah suatu perusahaan yang bekerja untuk
memecahkan masalah di mana solusinya tidak jelas dan kesuksesannya
tidak dijamin.
2. Menurut Adora Cheung cofounder dan CEO dari Homejoy, salah satu
hottest U.S Startups di tahun 2013 mengatakan bahwa startup is a state of
mind yang berarti startup adalah keadaan pikiran.
3. Menurut kamus Merriam-Webster, startup adalah perusahaan bisnis
pemula.
4. Menurut The American Herritage Dictionary, mengatakan bahwa startup
adalah bisnis yang baru saja memulai operasinya (Robehmed, 2013).

Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa startup merupakan
sebuah bisnis atau perusahaan pemula yang baru mulai beroperasi.

2.1.2 Perkembangan Startup di Indonesia

Perusahaan startup merupakan perusahaan yang berbasis teknologi informasi,


maka perusahaan startup sangat erat berhubungan dengan bidang industri kreatif
seperti musik, desain, fashion, dan software development. Perkembangan
perusahaan startup di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang terus
meningkat. Kunci dari perusahaan startup adalah kemampuan untuk bertumbuh
secara cepat. Internet merupakan salah satu faktor penyebab pesatnya
pertumbuhan startup. Menurut Alves (2009), internet telah menjadi kebutuhan
masyarakat pada saat ini karena internet membawa perubahan revolusioner dan
mampu menciptakan lingkungan baru yang menandai era transisi dari masyarakat
industrial menuju masyarakat digital atau knowledge based society.

Selain keberadaan internet dan kemudahan dalam mengaksesnya, jumlah


penduduk yang besar dan tingkat konsumsi di Indonesia yang semakin tinggi juga
menjadi pendukung pertumbuhan startup di Indonesia. Dalam mendorong
pertumbuhan startup di Indonesia, pemerintah juga memberikan dukungan
melalui program “Gerakan Nasional 1000 Startup Digital” yang bertujuan untuk
melahirkan perusahaan startup yang berkualitas di Indonesia.

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital ditargetkan dapat menciptakan 1000


perusahaan baru dengan total valuasi bisnis senilai USD 10 miliar pada tahun
2020. Strategi dari gerakan ini sendiri adalah dengan melakukan mentoring dan
pembinaan intensif melalui tahap-tahap sistematis di 10 kota yang memiliki
infrastruktur serta fondasi digital yang kuat. Secara keseluruhan dapat dikatakan
kondisi di Indonesia sangatlah mendukung bagi pertumbuhan startup. Maka hal
ini menjadikan startup sebagai pilihan bisnis yang cukup potensial di Indonesia.

2.1.3 Data Jumlah Perusahaan Start-up di Indonesia

Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia


(MIKTI), mencatat jumlah startup di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 992
perusahaan rintisan. Data dari MIKTI menunjukkan, lebih dari separuh
perusahaan startup berada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi
dengan persentase mencapai 52,62% dan jumlah total 522 startup, sedangkan
wilayah Sumatera berada di urutan kedua dengan jumlah startup terbanyak, yaitu
115 startup dengan persentase 11,53%. wilayah Jawa Tengah memiliki 30 startup
(3,02%), Yogyakarta 54 startup (5,44%), Jawa Barat 44 startup (4,44%), dan
Jawa Timur 113 startup (11,39%). Di wilayah lainnya, berdasarkan data MIKTI,
yaitu Bali dan NTB punya 32 startup (3,23%), Kalimantan 24 startup (2,42%),
Sulawesi 34 startup (3,43 %), dan yang tidak diketahui domisilinya sebanyak 24
startup (2,42%).

Gambar 2.1 : Data jumlah start-up di Indonesia tahun 2018


(Sumber : Mapping & Database startup Indonesia, MIKTI, 2018)

Untuk data berdasarkan bidang usaha terdapat 352 startup yang bergerak
dalam bidang e-commerce sedangkan bidang untuk teknologi finansial sebanyak
53 startup, lalu pada bidang game terdapat 55 startup dan pada bidang lainnya
terdapat 532 startup.

Gambar 2.2 : Data start-up di Indonesia tahun 2018 berdasarkan bidang usaha
(Sumber : Mapping & Database startup Indonesia, MIKTI, 2018)
Pada data jumlah tenaga kerja, sebanyak 992 startup menyerap 55.903 tenaga
kerja. Mayoritas startup yang memiliki jumlah karyawan kurang dari 50 orang
mempunyai persentase terbanyak yaitu 88,25%, diurutan kedua yaitu startup yang
mempunyai jumlah karyawan sebanyak 50-200 orang mendapatkan persentase
12,38%, lalu jumlah karyawan 201-500 orang mempunyai persentase 4,13% dan
startup yang mempunyai jumlah karyawan lebih dari 500 hanya 1,90%.

Gambar 2.3 : Data start-up di Indonesia tahun 2018 berdasarkan bidang usaha
(Sumber : Mapping & Database startup Indonesia, MIKTI, 2018)

2.2 TINJAUAN PRODUKTIVITAS BEKERJA

2.2.1 Definisi Produktivitas

Produktivitas kerja berasal dari bahasa inggris yaitu product, result, outcome
lalu menjadi kata productive, yang berarti menghasilkan dan productivity yang
berarti produktivitas yaitu kekuatan atau kemampuan menghasilkan sesuatu.
Terdapat beberapa pengertian produktivitas menurut parah ahli, yaitu sebagai
berikut :
1. Rolloos (Hameed dan Amjad, 2009) mengartikan produktivitas sebagai
hasil dari upaya yang didapatkan seseorang. Produktivitas adalah rasio
untuk mengukur seberapa baik suatu organisasi ataupun individu dalam
menjalankan usahanya.
2. Sukamto dalam Utomo (2014), menyatakan bahwa produktivitas adalah
nilai output dalam hubungan dengan suatu kesatuan input tertentu.
Peningkatan produktivitas yang berarti jumlah sumber daya yang
digunakan dengan jumlah barang dan jasa yang diproduksi semakin
meningkat dan membaik.
3. Moekijat dalam Latansa (2014), produktivitas adalah perbandingan
jumlah keluaran (output) tertentu dengan jumlah masukan (input) tertentu
untuk jangka waktu tertentu.

Dilihat dari segi Psikologi, produktivitas berbicara mengenai tingkah laku


manusia atau individu, yaitu tingkah laku produktivitasnya. Lebih khusus lagi di
bidang kerja atau organisasi kerja (Sedarmayanti, 2004). Produktivitas kerja di
Indonesia cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun masih
tergolong rendah apabila dibandingkan dengan negara-negara Asean lainnya.

Gambar 2.3 Grafik Perbandingan produktivitas Indonesia dengan Negara Asia Tenggara.
(Sumber : The Conference Board, 2018)

2.2.2 Aspek yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja


Produktivitas kerja seseorang dapat dipengaruhi oleh 2 aspek, yaitu aspek
karakteristik lingkungan fisik (physical environment) dan aspek lingkungan
perilaku (behavioural environment). Dari kedua faktor yang mempengaruhi
produktivitas kerja tersebut, aspek lingkungan fisik memiliki keterkaitan dengan
konteks ilmu Arsitektur. Lingkungan fisik (physical environment) yang dapat
mempengaruhi produktivitas kerja terbagi ke dalam 2 faktor, yaitu :

1. Faktor tata letak ruang kerja atau atribut dari tata letak tempat kerja yang
meliputi area kerja, meja, keseluruhan tata letak kantor, dan ruang
sirkulasi.
2. Faktor kenyamanan yang meliputi dekorasi, kebersihan, dan keseluruhan
kenyamanan. Individu yang berbeda membutuhkan lingkungan kerja yang
berbeda pada waktu yang berbeda pula untuk memberikan performa yang
baik.

Pada zaman sekarang terdapat pergeseran dalam profil usia tenaga kerja.
Dalam konteks pekerjaan, tiap generasi mempunyai preferensi yang berbeda-beda
mengenai pola dalam bekerja. Pada tahun 2020 menunjukkan bahwa penduduk
Indonesia terdiri dari 20% generasi X (40-55 tahun) dan 34% generasi milenial
(20-39 tahun). Kedua generasi inilah yang menduduki rentang usia produktif pada
era ini. Dan seiring berjalannya waktu, jumlah generasi milenial di usia produktif
akan terus bertambah. Sebaliknya, jumlah generasi X di usia produktif akan
semakin berkurang.
20%
GEN X

34%
MILENIAL

PEREMPUAN LAKI-LAKI

Gambar 2.4 Grafik piramida penduduk Indonesia tahun 2020.


(Sumber: Diolah dari BPS, 2020)

2.2.3 Produktivitas Kerja dan Ruang Kerja

Kantor merupakan tempat yang digunakan untuk bekerja dan dilengkapi


dengan beberapa fasilitas pendukung di dalamnya. Untuk menjadi perusahaan
yang baik dan berhasil dalam menjalankan usahanya maka sebuah kantor
bergantung kepada kinerja karyawannya. Kinerja dari karyawan tersebut dapat
diukur dari kesanggupan mereka dalam memenuhi setiap tugas yang diberikan
sesuai job description masing-masing karyawan. Hal ini dapat dicermati dari sikap
kerja dan tingkat produktivitas mereka dalam melakukan tugasnya. Maka tingkat
produktivitas mereka secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan
unsur-unsur psikologi lingkungannya.

Desain kantor sangat penting dalam hal meningkatkan produktivitas karyawan


dan desain kantor yang nyaman dapat memotivasi karyawan dan meningkatkan
kinerja mereka secara substansial. Beberapa organisasi telah mencoba desain
kantor dan teknik untuk membangun perkantoran yang dapat meningkatkan
produktivitas karyawan. Maka dari itu tercatat bahwa desain ruang kerja dalam
kantor atau lingkungan kerja merupakan faktor utama dalam meningkatkan
produktivitas karyawan dan meningkatkan kinerja perusahaan (Uzee, Leaman dan
Bordass, Williams et al. dalam Hameed dan Amjad, 2009).

Sebuah penelitian yang dilakukan pada lingkungan tempat kerja US (Gensler


dalam Hameed dan Amjad, 2009) mengenai desain ruang kerja dan produktivitas
kerja menunjukkan bahwa hampir 22% peningkatan kinerja dapat dicapai jika
desain kantor dirancang dengan baik. Para karyawan mengakui bahwa kinerja
mereka terpengaruhi oleh kualitas lingkungan kerja didalam kantor (Gensler
dalam Hameed dan Amjad, 2009). Penelitian lain juga dilakukan pada front office
di seluruh kantor unit binaan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang
Jemursari Surabaya yang menghasilkan tata ruang kantor memberi kontribusi
sebesar 45,3% terhadap produktivitas kerja karyawan (Pancorowati, 2013).

B. TINJAUAN KHUSUS

2.2 TINJAUAN KANTOR SEWA

2.2.1 Definisi Kantor Sewa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2008, kantor didefinisikan


sebagai balai (gedung, rumah, ruang) tempat tulis-menulis atau mengurus suatu
pekerjaan (perusahaan). Terdapat beberapa definisi kantor sewa menurut berbagai
sumber, yaitu sebagai berikut :

1. Menurut Hunt, W.D. dalam Marlina (2008), kantor sewa adalah suatu
bangunan yang mewadahi transaksi bisnis dan pelayanan secara
profesional. Memaparkan bahwa kantor sewa merupakan suatu fasilitas
perkantoran yang berkelompok dalam satu bangunan sebagai respon
terhadap pesatnya pertumbuhan ekonomi khususnya di kota-kota besar
(perkembangan industri, perdagangan, perbankan, dan lain-lain).
2. Menurut Webster Third New International dict, kantor sewa adalah
suatu wadah khusus dimana urusan bisnis dilaksanakan dan pelayanan
disediakan, segala fasilitas dapat disewakan fasilitas yang ada merupakan
sarana pendukung kegiatan perkantoran yang dapat menaikkan nilai jual
kantor sewa itu. (Sumber : Webster Third New International dict. 1567 :
1981).
3. Menurut Santoso, kantor sewa adalah ruang atau bangunan/gedung
sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan administrasi bagi setiap
perusahaan atau pemakai, yang pengadaannya dimaksudkan untuk
disewakan kepada perusahaan atau pengguna dalam jangka waktu tertentu
pula sesuai kesepakatan bersama antara pemakai (penyewa) dengan
pemilik (pengelola). (Sumber : Santoso, 2002)
4. Menurut Panduan Perancangan Bangunan Komersial (2008), kantor
sewa adalah suatu bangunan yang mewadahi transaksi bisnis dan
pelayanan secara profesional. Ruang-ruang dalamnya terdiri dari ruang-
ruang dengan fungsi yang sama, yaitu fungsi kantor dengan fasilitas
pemakai sebagai penyewa atas ruang yang digunakannya.

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan secara


keseluruhan bahwa pengertian kantor sewa adalah suatu bangunan besar
bertingkat banyak yang bersifat komersil yang mewadahi kegiatan
administrasi dan tempat mengurus pekerjaan yang pemakaiannya dengan
sistem sewa dalam waktu yang ditentukan.

2.2.2 Klasifikasi Kantor Sewa

Inti perancangan sebuah kantor sewa adalah rancangan ruang-ruang sewa dalam
bentuk modul ruang sewa. Menurut Marlina (2008), terdapat klasifikasi kantor
sewa yang dapa dijadikan rujukan pada perencanaan ruang-ruang sewa ditinjau
dari bentuk ruang yang direncanakan, yaitu:

1. Small Space, merupakan modul ruang sewa yang mempunyai kriteria


sebagai berikut:
a. Berkapasitas 1-3 orang
b. Luas area minimal 8 m2 dan maksimal 40 m
2. Medium Space, merupakan modul ruang sewa yang mempunyai kriteria
sebagai berikut:
a. Berkapasitas memadai untuk grup kerja
b. Luas area minimal 40m dan maksimal 150m2
3. Large Space, merupakan modul ruang sewa yang mempunyai kriteria
sebagai berikut :
a. Berkapasitas memadai untuk banyak grup kerja
b. Luas area di atas 150m

Kebutuhan ruang dalam kantor sewa dapat dibedakan menjadi:

1. Ruang-Ruang Fungsi Utama


Ruang utama adalah ruang yang digunakan untuk melakukan segala
macam kegiatan perkantoran, ruang-ruang ini umumnya bersifat privat
seperti layaknya ruang kantor.
2. Ruang-Ruang Pengelola
Ruang yang digunakan oleh pihak pengelola bangunan untuk melakukan
segala macam kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan bangunan.
3. Ruang-Ruang Servis
Ruang yang berfungsi sebagai area pendukung bagi bangunan dan
berbagai fasilitas yang ada di dalamnya, misalnya ruang genset dan ruang
AHU.
4. Ruang-Ruang Pendukung
Ruang yang digunakan untuk mendukung ruang dengan fungsi utama,
contohnya lavatory, lobby, cafe, dll.
2.3. TINJAUAN BIOFILIK

2.3.1 Definisi Biofilik

Istilah ‘biofilia’ pertama kali diciptakan oleh psikolog sosial Eric Fromm (The
Heart of Man, 1964) dan kemudian dipopulerkan oleh pemenang Pulizer Price,
seorang pakar biologi Universitas Harvard, E.O. Wilson di tahun 1984, dari
bahasa Yunani yang artinya “mencintai kehidupan”. Hipotesis Biophilia
mereferensikan adanya suatu ikatan antara manusia sebagai spesies yang responsif
pada bentuk bentuk alami. biophilia meliputi keberadaan alam dalam ruang,
analogi-analogi alami, dan sifat alami suatu ruang.

Keberadaan alam dalam ruang ditunjukkan dengan tersedianya penerangan


dan ventilasi alami, terdapat fitur air dan tanaman didalam ruang. analogi-analogi
alami di demonstrasikan melalui penggunaan material alam dan replika bentuk
bentuk alam melalui desain, ornamentasi maupun finising interior. Sedangkan
sifat alami ruang dipresentasikan melalui pola dan motif berdasarkan inspirasi dari
alam. Dari penjelasan ini, terdapat beberapa pengertian biofilik menurut para ahli,
sebagai berikut :

1. Menurut Browning, Ryan, & Clancy (2014).


Desain biofilik adalah desain yang berlandaskan pada aspek biophilia yang
memiliki tujuan untuk menghasilkan suatu ruang yang dapat berpartisipasi
dalam peningkatan kesejahteraan hidup manusia secara fisik dan mental
dengan membina hubungan positif antara manusia dan alam.
2. Menurut Kellert (2005).
Desain biofilik merupakan sebuah bangunan yang menyelaraskan kepentingan
alam dan manusia.
3. Menurut Priatman (2012).
Desain biofilik dapat menciptakan ruang-ruang yang menyehatkan syaraf
manusia. Pemenuhan kebutuhan fisiologis manusia (kenyamanan) melalui
pendekatan desain bioklimatik, sedangkan pemenuhan kebutuhan psikologis
manusia (kesehatan dan ketenangan) melalui pendekatan biofilik.

Desain biofilik menyediakan kesempatan bagi manusia untuk hidup dan


bekerja pada tempat yang sehat, minimum tingkat stres, serta menyediakan
kehidupan yang sejahtera dengan cara mengintegrasikan alam, baik dengan
material alami maupun bentuk-bentuk alami kedalam desain. Desain Biofilik
berusaha untuk menciptakan habitat yang baik bagi manusia untuk memajukan
kesehatan, kebugaran, dan kesejahteraan manusia (Kellert & Calabrese, 2015).

2.3.2 Klasifikasi Desain Biofilik

Menurut Browning, Ryan, & Clancy (2014), Desain Biofilik dibagi menjadi 3
kategori dan dijabarkan kedalam 14 prinsip desain, berikut adalah prinsip-prinsip
desain tersebut:

a. Nature In The Space Patterns (Pola Alam Dalam Ruang)


Memerlukan koneksi secara langsung terhadap elemen natural, khususnya
melalui keberagaman alam, pergerakan dan interaksi beberapa indera. Pada
kategori ini terdapat 7 parameter desain, yaitu :

Tabel 2.1. Implementasi 14 Pola Desain Biophilik pada Bangunan


( Sumber : Browning, 14 Patterns Of Biophilic Design, 2014)

No Prinsip Desain Pengertian


1. Visual connection with Interaksi manusia dan alam melalui
nature. pandangan secara langsung terhadap
(hubungan dengan alam unsur-unsur alam, sistem kehidupan dan
secara visual). proses alami.
2. Non-visual connection Interaksi manusia dan alam melalui
with nature. pendengaran, sentuhan, penciuman,
(hubungan nonvisual ataupun rangsangan pengecap yang
dengan alam). menimbulkan ketenangan dan menjadi
acuan positif pada alam, sistem kehidupan
atau proses alami.
3. Non-ryhthmic sensory Sebuah indikator dan hubungan dengan
stimuli. alam yang berlangsung sebentar yang
(stimulus sensor tidak dapat dianalisis secara statistic namun
berirama). tidak dapat diprediksi dengan tepat.
4. Thermal & airflow Menciptakan suatu perubahan halus pada
variabillty. suhu udara, kelembapan relatif, aliran
(variasi perubahan panas udara yang melintasi kulit dan suhu
& udara). permukaan yang meniru lingkungan
alami.
5. Presence of water. Suatu kondisi yang menciptakan
(kehadiran air). pengalaman pada suatu tempat melalui
melihat, mendengar atau menyentuh air.
6. Dynamic & diffuce light. Memanfaatkan berbagai intensitas cahaya
(cahaya dinamis dan dan bayangan yang berubah dari waktu ke
menyebar). waktu untuk menciptakan kondisi yang
terjadi di alam.
7. Connection with natural Kesadaran terhadap proses alam, terutama
systems. perubahan musiman dan karakter
(hubungan dengan sistem perubahan sementera dari ekosistem yang
alami). sehat.

b. Nature Natural Analogues Patterns (Pola Analogi Alam)


Kategori ini membahas tentang kehadiran alam secara organik dengan
menyediakan berbagai informasi tentang alam yang terorganisasi dengan baik.
Pada kategori ini terdapat 3 parameter desain, antara lain:

Tabel 2.2`. Implementasi 14 Pola Desain Biophilik pada Bangunan


( Sumber : Browning, 14 Patterns Of Biophilic Design, 2014)

No Prinsip Desain Pengertian


1. Biomorphic forms & Referensi atau acuan simbolis untuk
patterns. berkontur, berpola, bertekstur atau
(bentuk dan pola susunan berangka seperti apa yang
biomorfik) berlangsung di alam.
2. Material connection with Bahan dan elemen dari alam yang dikelola
nature. secara minimal, mencerminkan
(hubungan bahan dengan lingkungan lokal atau geologi dan
alam) menciptakan rasa yang berbeda pada suatu
tempat.
3. Complexity & order. Informasi yang didapat oleh kemampuan
(kompleksitas dan sensorik yangn kompleks, menganut
keteraturan) pengertian spasial serupa dengan yang
dapat dijumpai di alam.

c. Nature Of The Space Patterns (Pola Sifat Ruang)


Pada kategori ini menekankan pada konfigurasi ruang dalam alam, termasuk
keinginan bawaan untuk mempelajari alam, dapat melihat lingkungan sekitar,
mengidentifikasi suatu hal berbahaya pada alam atau yang tidak diketahui,
maupun fobia terhadap hal-hal tertentu diluar kepercayaan. Pada kategori ini
terdapat 4 parameter desain, yaitu:

Tabel 2.3. Implementasi 14 Pola Desain Biophilik pada Bangunan


( Sumber : Browning, 14 Patterns Of Biophilic Design, 2014)

No Prinsip Desain Pengertian


1. Prospect and Refuge. Sebuah pemandangan leluasa atas suatu
(prospek dan tempat jarak, untuk pengawasan dan perencanaan.
perlindungan)
2. Mobility And Sebuah tempat untuk penarikan dari
Wayfinding. kondisi lingkungan atau arus kegiatan
(mobilitas dan jalan) utama dimana inndividu terlindungi dari
belakang dan atas kepala.
3. Mystery. (misteri) Sebuah ruang dengan kondisi misteri yang
baik memiliki rasa antisipasi, atau sifat
yang menggoda, menawarkan indera
semacam penolakan dan akan memaksa
seseorang untuk menyelidiki lebih lanjut
ruang tersebut.
4. Risk/peril. Sebuah ancaman bisa didentifikasi beserta
(resiko/bahaya) dengan perlindungan yang dapat
diandalkan.

Dr. Stephen R. Kellert Professor Emeritus di Yale University, juga membagi tiga
kategori dasar dari kerangka desain biophilik, yaitu :

a. Direct Experience of Nature (pengalaman langsung dari alam)


mengacu kepada kontak dengan fitur lingkungan di dalam lingkungan
terbagun termasuk pencahayaan langsung, udara, tanaman , hewan, air,
lansekap dan lainnya.

No Prinsip Desain Pengertian


1. Pencahayaan Pencahayaan alami adalah hal yang
paling mendasar bagi kesehatan manusia
dan kesejahteran.Dengan paparan
pencahayaan alami yang sederhana dapat
memunculkan estetika melalui bayangan
yang terbentuk. Banyak strategi yang
dapat ditempuh untuk menghasirkan
pencahayaan alami, mulai dari material
kaca/transparan maupun material dengan
sifat yang dapat memantulkan.
2. Udara Ventilasi alami penting untuk
kenyamanan dan produktivitas manusia
dan dapat dibentuk dari aliran udara,
temperatur, dan kelembaban. Kondisi ini
dapat dicapai melalui strategi yang
sederhana dengan membuat bukaan
seperti jendela atau bahkan dengan
teknologi yang lebih kompleks.
3. Air Air adalah bagian yang paling esensial,
memberikan pengaruh positif, dapat
menghilangkan stress, dan meningkatkan
peforma dan kesehatan. Daya tarik air
dapat sangat jelas dirasakan melalui
penglihatan, suara, sentuhan, rasa, dan
gerakan. Strategi desain dapat memenuhi
keinginan untuk kontak dengan air
termasuk pandangan dari badan air yang
menonjol, air mancur, akuarium, lahan
basah yang didesain, dan lain-lain. Air
dilingkungan yang dibangun lebih
menarik jika terlihat bersih, bergerak.
4. Tumbuhan Menghadirkan tumbuhan ke dalam
lingkungan terbangun adalah salah satu
strategi yang paling sukses untuk
membangun pengalaman yang berfungsi
untuk mengurangi stress, kesehatan fisik
maupun kenyamanan dan meningkatkan
produktivitas.
5. Hewan kontak positif dengan kehidupan hewan
dapat dicapai melalui strategi desain
dengan membangun ekosistem seperti
membuat atap hijau, taman, akuarium,
kandang burung, dan dapat dihadirkan
dengan teknologi modern seperti
penggunaan binocular, camera, atau video.
6. Cuaca Kesadaran dan respon terhadap cuaca
telah menjadi aspek penting, untuk
kebugaran dan kelangsungan hidup
manusia. Persepsi dan kontak dengan
cuaca di lingkungan binaan dapat menjadi
katalisator. Strategi desain dapat
dilakukan dengan memberikan akses
pandangan ke luar, membuat beranda,
deck, balkon, tiang-tiang, paviliun, kebun,
dan lainnya.
7. Pemandangan alam dan Terdiri dari tanaman yang saling
ekosistem alami berhubungan, hewan, air, tanah, batu, dan
topografi. ekosistem mandiri di
lingkungan binaan dapat dicapai melalui
strategi desain seperti lahan basah, hutan
dan padang rumput, atap hijau dan sarana
lainnya. Kontak dengan sistem alam dapat
diakses dari pandangan, interaksi
langsung, dan bahkan partisipasi aktif.
8. Api Strategi desain yang dapat diterapkan
dengan membuat tungku perapian adalah
mensimulaskan gerakan cahaya dari api,
warna serta efek material yang menerima
panas dari api.

b. Indirect Experience of Nature (pengalaman tidak langsung dari alam)


mengacu pada kontak terhadap representasi dari alam, transformasi alam yang
berasal dari keadaan yang sebenarnya, atau gambaran tertentu dari pola dan
karakteristik proses dari alam. Misalnya, foto dan artwork, material alam,
furnishing kayu, ornamen yang terinspirasi dari bentuk alam, proses
lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap evolusi manusia.
No Prinsip Desain Pengertian
1. Gambar alam Gambar yang menunjukkan hal-hal
alamiah dalam sebuah lingkungan, seperti
tanaman, hewan, lansekap, atau air, dapat
memberikan kepuasan secara emosional
dan intelektualias. Gambargambar ini
dapat dimunculkan melalui foto, lukisan,
patung, mural, atau video, secara
berulang, tematik, dan dalam jumlah
banyak.
2. Material alami Material yang alami dapat menstimulasi
respon terhadap stress dan upaya bertahan
dari tantangan. Bangunan yang alamiah
dan elemen dekpratif seperti kayu, batu,
wol, katun, dan kulit, dapat digunakan
menjadi berbagai produk, perabotan, kain,
dan elemen interior serta eksterior desain
lainnya.
3. Warna yang alami Penggunaan warna yang efektif dalam
lingkungan bangunan cukup kompleks,
mengingat banyak cara untuk
menghasilkan warna buatan, terutama
warna yang terang. Dalam pengaplikasian
biophilik yang efektif, warna harus
mengandung karakteristik suasana alam,
seperti: tanah, batuan, dan tanaman.
Penggunaan warna yang cerah atau terang
harus dibatasi, dengan menekankan pada
bentuk alamiah sebagai bunga, matahari
terbenam dan terbit, pelangi, tanaman, dan
hewan.
4. Cahaya dan udara alami Cahaya di dalam ruangan dan udara yang
diolah kini sangat dimungkinkan dengan
kemajuan teknologi bangunan dan
konstruksi. Cahaya buatan dapat
dirancang untuk meniru sifat-sifat spektra
dan kualitas yang dinamis dari cahaya
alami. Sementara udara yang diolah, juga
dapaf meniru kualitas ventilasi alami
melalui variasi aliran udara, suhu,
kelembaban dan tekanan udara
5. Bentuk yang alami Keberadaan bentuk yang alamiah harus
dimunculkan. Dapat melalui kolom yang
menyerupai bentuk daun, bentuk tanaman
pada fasad bangunan, hingga bentuk
hewan pada kain atau penutup ruangan.
Kemunculan bentuk yang alamiah dapat
mengubah ruangan yang status menjadi
lebih dinamis dan dikelilingi oleh sistem
kehidupan.
6. Memunculkan alam Dapat dilakukan melalui penggambaran
yang lebih imaginatif. Misalnya, seperti
bangunan “sayap” dari Sydney Opera
House yang menyerupai burung, atau
jendela berwarna di Notre Dame yang
menyerupai bunga mawar. Bentuk
tersebut tidak pernah benarbenar muncul
di alam, tetapi digambarkan dari prinsip
dan karakter alamiah.
7. Geometri alami Hal ini mengacu pada sifat matematis
yang biasa ditemui di alam, misalnya
skala hirarki yang terorganisir, bentuk
berliku-liku daripada bentuk yang kaku,
pola berulang yang bervariasi bentuknya,
dan banyak lagi.
8. Biomimikri Biomimikri mengacu pada bentuk dan
fungsi yang ditemukan di alam, terutama
dari spesies lain yang sifatnya diadopsi
atau memberikan solusi untuk kebutuhan
dan masalah manusia. Contohnya bentuk
struktur jaring laba-laba dan kemampuan
menyerap panas dari bulu hewan tertentu.
Teknologi telah menemukan bahwa
karakteristik alam tersebut dapat
menghasilkan manfaat serta mendorong
kekaguman manusia terhadap kecerdikan
spesies lain dan kreativitas alam.

c. Experience of space and place (Pengalaman ruang dan tempat)


mengacu terhadap karakteristik aspek parsial dari lingkungan alami yang
dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteran,. Contohnya prospect dan rasa
terlindung, kompleks namun terorganisir, mobilitas, dan lainnya.

No Prinsip Desain Pengertian


1. Prospek dan Manusia berevolusi dalam respon adaptif
Perlindungan. terhadap keuntungan yang diperoleh dari
prospek dan perlindungan. Prospek
mengacu pada pandangan yang jauh
terhadap sekeliling yang memungkinkan
manusia dapat melihat kesempatan atau
bahaya, sementara perlindungan
memberikan keamanan dan keselamatan.
Kedua kondisi ini dapat menjadi
fungsional dan kepuasan dalam
lingkungan yang dibangun. Biophilic
desain dapat dicapai melalui strategi
desain yang memberikan pemandangan
terhadap area luar, pandangan antar ruang
dalam, dan pengaturan yang aman dan
terlindungi.
2. Kompleksitas yang Manusia menginginkan kompleksitas
Terorganisir. dalam pengaturan alam dan manusia, yang
menandakan tempat yang kaya akan
pilihan dan kesempatan. Namun,
kompleksitas yang berlebihan seringkali
membingungkan dan membuat kacau.
Pengaturan yang paling memuaskan
cenderung memiliki kualitas
kompleksitas, tetapi dalam cara yang
teratur dan terorganisir. Ruang kompleks
cenderung beragam, sementara ruang yang
terorganisir memiliki sifat-sifat dari
koneksi dan koherensi.
3. Integrasi dari Bagian Manusia menginginkan pengaturan
menjadi Kesatuan. dimana bagian yang berbeda dapat
menjadi sebuah kesatuan yang terpadu.
Perasaan menyeluruh, dapat dicapai
dengan menghubungkan ruang dengan
batas yang jelas dan dilihat. Integrasi
ruang dapat juga didapat dengan adanya
titik fokus pusat (vocal point) baik yang
fungsional atau tematis.

Menurut Priatman (2012), konsep biophilia merupakan kristilisasi dari tiga


prisip arsitektur hijau: “respect for users, respect for site, energy efficiency”
secara sinergis-holistik dan bersintesa sempurna dengan green building karena
bersama sama melibatkan penerangan dan ventilasi alami, view, tanaman, air,
kualitas udara dalam dan luar serta mengaburkan batas-batas antara bangunan dan
lansekapnya. Desain berdasarkan biophilia (biophilic design) memfasilitasi
interaksi timbal balik antara manusia dengan alam serta system kehidupan untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia phisiologis maupun psikologis.
Gambar 2.1 Area Arsitektur Bioklimatik dan Arsitektur Biophilik
(Sumber: Biophilic and Bioclimatic Architecture. Amjad Almusaed)

Anda mungkin juga menyukai