Adoc - Tips - Bab II Tinjauan Pustaka Di Era Modern Seperti Seka PDF
Adoc - Tips - Bab II Tinjauan Pustaka Di Era Modern Seperti Seka PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Bank bisa dikatakan sebagai urat nadi perekonomian suatu negara, terlebih-
lebih di era modern seperti sekarang ini peranan perbankan dalam memajukan
perekonomian suatu Negara sangatlah penting. Boleh dikatakan hampir semua sector
bank. Oleh karena itu, kemajuan suatu bank di suatu negara dapat pula dijadikan tolak
dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Oleh karena itu bank
mempunyai ruang lingkup usaha yang luas. Pengertian bank menurut Undang-undang
1. Pasal 1, perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, yang
2. Pasal 2, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
banyak.
1. Fungsi Pengumpulan Dana adalah salah satu fungsi dana masyarakat yang
disimpan di bank terutama dalam bentuk giro, deposito dan tabungan. Ketiga
sumber dana inilah yang merupakan sumber-sumber dana utama bank, selain
sumber yang berasal dari modal sendiri bank, yang terdiri dari modal penyertaan
dan laba yang tidak dibagikan.
2. Fungsi Pemberian Kredit merupakan salah satu usaha bank untuk mengumpulkan
dana yang dikumpulkan dari masyarakat. Usaha ini penting karena dana tersebut
dipakai pada umumnya bagi bank yang paling menguntungkan dan tidak banyak
mengganggu likuiditas bank adalah pemberian kredit jangka pendek kepada pihak
ketiga yang membutuhkan.
3. Fungsi Penanaman Dana atau Investasi adalah penanaman dana dalam bentuk
surat berharga, baik surat tanda kepemilikan (saham) atau syarat tanda utang (surat
obligasi, surat wesel). Salah satu cirri khas dari penanaman modal ialah bahwa dari
penanaman modal tersebut si penanam modal memperoleh imbalan berupa
pendapatan modal yang bias berupa bunga (termasuk di dalamnya diskonto), laba
atau deviden.
4. Fungsi Pembayaran atau transaksi pembayaran sering diartikan sebagai kegiatan
menunaikan pelunasan secara keseluruhan atau sebagian kewajiban financial.
Bank asing adalah bank umum yang didirikan dan dimiliki oleh pengusaha
asing. Bank asing hanya dapat mendirikan dan menjalankan usahanya sebagai bank
setelah mendapat ijin usaha dari menteri keuangan. Bank ini didirikan dalam bentuk
cabang dari bank yang sudah ada di luar negeri atau suatu bank asing dan bank
1995).
Bank Swasta Nasional adalah bank yang berbadan hukum Indonesia yang
sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia. Akte
pendiriannya pun didirikan oleh swasta. Dilihat dari lingkup usahanya, Bank Swasta
Nasional dapat dibedakan kedalam Bank Devisa dan Bank Non Devisa. Bank Devisa
adalah bank yang dalam kegiatan usahanya dapat melakukan transaksi dalam valuta
asing, setelah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia, antara lain menerima
simpanan dan memberikan kredit dalam valuta asing termasuk jasa-jasa keuangan
yang terkait dengan valuta asing. Misalnya, letter of credit, travel check. Sementara
Bank Non Devisa adalah bank yang tidak dapat melakukan kegiatan usaha yang
berkaitan dengan valuta asing. Bank sebagai suatu lembaga keuangan yang
Kinerja keuangan adalah suatu hasil dari berbagai macam keputusan yang
diambil oleh pihak manajemen secara terus menerus dalam menjalankan suatu
perusahaan. Kinerja keuangan dapat menjadi alat ukur yang sangat efektif untuk
menilai tanggung jawab manajemen dalam menjalankan tugasnya, hal ini disebabkan
karena kinerja adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan oleh
tergantung pada tujuan pemakai atau penganalisisnya. Para pemakai atau penganalisis
dapat dinilai melalui berbagai macam indikator, salah satunya adalah laporan
perusahaan dapat dinilai dari dua sudut pandang, yaitu sebagai berikut ini.
suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan analisis rasio dapat diperoleh
gambaran baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu bank. Manfaat Rasio
Rasio keuangan dalam memprediksi laba perusahaan dimasa yang akan datang.
Rasio CAMEL terdiri atas lima criteria yaitu modal, aktiva, manajemen,
keuangan yang lemah ditunjukkan oleh neraca bank, seperti rasio kredit tidak lancar
terhadap total aktiva yg meningkat, apabila hal tersebut tidak diatasi akan
dianggap sebagai bank bermasalah dan diperiksa lebih sering oleh pengawas bank
jika dibandingkan dengan bank yang tidak bermasalah. Bank dengan peringkat
CAMEL diatas 81 adalah bank dengan pendapatan yang kuat dan aktiva tak lancer
finansial pada masa yang lalu, sekarang dan memproyeksikan hasil yang akan datang.
Menurut Alwi (1993), Rasio dapat dihitung berdasarkan financial statement yang
a. Balance sheet atau neraca, yang menunjukan posisi perusahaan pada suatu saat.
b. Income statement atau rugi laba yang merupakan laporan operasi perusahaan
keuangan agar lebih mudah menilai kinerja keuangannya. Untuk mengetahui sejauh
mana kondisi keuangan perusahaan saat ini, diperlukan suatu cara evaluasi. Dalam
hal ini ada tipe evaluasi finansial yang dapat memberikan gambaran tentang sejauh
perkembangan antara suatu rasio saat sekarang dengan rasio yang sama pada
waktu yang lampau. Analisis ini sering disebut analisis historis (historical
analysis).
2) Rata-rata rasio yang dihasilkan dari beberapa perusahaan yang sejenis yang dapat
Tujuan analisis rasio adalah membantu manajer finansial memahami apa yang
perlu dilakukan oleh perusahaan berdasarkan informasi yang tersedia yang sifatnya
terbatas yang berasal dari financial statement. Adapun kegunaan dari rasio ini
1) Bagi pemegang saham dan calon pemegang saham, analisa rasio memberikan
keuntungan baik sekarang maupun pada masa yang akan datang sehingga secara
langsung akan berpengaruh terhadap harga saham yang mereka miliki. Disamping
itu tingkat likuiditas, aktivitas serta leverage sebagai faktor lain dalam penilaian
hal-hal tersebut yang akan dinilai oleh para pemilik perusahaan maupun kreditur,
Untuk menilai kinerja suatu perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai alat
kemampun manajemen dalam menyesuaikan diri dan menentukan strategi yang tepat
agar perusahaan dapat tetap survive di setiap keadaan akan merupakan prestasi yang
mengadakan analisis rasio pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam
1) Membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio dari waktu yang lalu atau
dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari
perusahaan tersebut. Dengan cara perbandingan tersebut akan dapat diketahui
perubahan-perubahan dari rasio tersebut dari tahun ke tahun.
2) Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio sejenis dari
perusahaan lain yang sejenis atau seindustri untuk waktu yang sama.
diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan itu dalam aspek finansial tertentu
berada di atas rata-rata industri, berada pada rata-rata atau terletak di bawah rata-rata.
berikut:
1) Pemenuhan KPMM sebesar 8% diberi predikat sehat dengan nilai kredit 81 dan
untuk setiap kenaikan 0,1% dari pemenuhan KPMM sebesar 8% nilai kredit
2) Pemenuhan KPMM kurang dari 8% sampai dengan 7,9% diberi predikat kedit
kurang sehat dengan nilai kredit 65 dan untuk setiap penurunan 0,1% dari
ditingkatkan sesuai dengan ketentuan yang datur dalam Surat Keputusan Direksi
Bank Indonesia No. 28/64/KEP/DIR dan Surat Edaran Bank Indonesia No.
karena itu, cara penilaian terhadap rasio modal yang kurang dari 8% dalam ketentuan
yang baru diberikan predikat kurang sehat maksimum dengan nilai kredit 65. Perlu
dikemukakan bahwa sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/4/BPPP
tanggal 29 Mei 1993 perihal Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan Penyisihan
modal inti Bank Umum dalam penilaian tingkat kesehatan faktor permodalan akan
Dalam penelitian ini, sisi permodalan diproksikan dengan rasio CAR (Capital
Adequacy Ratio), di mana bank yang memiliki kinerja yang baik harus memiliki
kriteria CAR yang lebih dari yang dipersyaratkan atau di atas 8%. Capital Adequacy
Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank
yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain)
ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana-dana dari
sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang) dan lain-lain
𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍
CAR =
𝑨𝑻𝑴𝑹
diakibatkan kegiatan operasional bank. Penilaian aspek ini lebih dimaksudkan untuk
mengetahui bagaimana atau berapa modal bank tersebut telah memadai untuk
menunjang kebutuhannya.
sahamnya. Peningkatan harga saham akan meningkatkan nilai perusahaan dan return
saham. Berdasarkan hal ini tampak hubungan yang signifikan antara CAR dengan
Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa pengaruh CAR (Capital Adequacy
Ratio) terhadap kinerja suatu bank yang diukur dari rasio ROA (Return on Asset)
adalah positif, dimana ketika Capital Adequacy Ratio (CAR) mengalami kenaikan
kredit yang dihadapi bank akibat pemberian kredit dan investasi dana bank pada
tanggal 12 November 1998, setiap bank umum wajib membentuk cadangan khusus
bermasalah (kredit macet, dan sebagainya) yang nilainya besar, maka dalam hal
kredit bermasalah tersebut ingin dihapuskan (di-write off) telah tersedia cadangan
menyisihkan sebagian laba dan merupakan persetujuan pemegang saham bank yang
dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS bank) (Dendawijaya, 2003).
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antar bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga. Pada dasarnya suatu bisnis tidak dapat terlepas dari
resiko, seperti halnya bank yang tidak dapat terlepas dari resiko kredit berupa tidak
lancarnya pembayaran kembali atau dengan kata lain kredit bermasalah atau Non
Performing Loan.
Menurut H.As. Mahmoedin dalam Febriyanti dan Wahidin (2003), bahwa Non
Performing Loan adalah kredit yang tidak menepati jadwal angsuran sehingga terjadi
tunggakan. Keberadaan NPL dalam jumlah yang tinggi akan menimbulkan kesulitan
besar sehingga kemampuan memberikan kredit menjadi sangat terbatas. Kredit yang
termasuk dalam kategori NPL adalah kredit kurang lancar (sub standard), kredit
diragukan (doubtfull), dan kredit macet (loss). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai
mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi
rasio ini maka akan semakin semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan
jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam
kondisi bermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan
kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah
dalam ditunjukkan dari adanya strategi dan sasaran yang jelas, yang tercermin dari
memiliki sistem dan prosedur yang jelas yang didukung dengan adanya teknologi
informasi, adanya sumber daya manusia yang handal serta kepemimpinan manajemen
yang profesional.
dalam mengendalikan resiko yang ada seperti resiko likuiditas, resiko pasar, resiko
kredit, resiko operasional, resiko hukum serta resiko pemilik dan pengurus
kepercayaan pada investor dan kepercayaan ini akan berdampak positf bagi
lama didasarkan pada penilaian terhadap 250 aspek yang terkait dengan manajemen
permodalan, kualitas aset, rentabilitas dan likuiditas diubah menjadi penilaian yang
didasarkan pada 100 aspek dengan memberikan penekanan pada manajemen umum
dan manajemen resiko yang melekat pada berbagai kegiatan usaha bank yang
tertuang dalam SK Dir Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIR. Khusus untuk Bank
aspek lainnya berkaitan erat dengan kegiatan usaha Bank Umum Devisa.
menonjol mengingat keadaan dan kemajuan suatu bank akan sangat dipengaruhi oleh
pertanyaan yang diajukan oleh Bank Indonesia. Untuk itu bank diberikan daftar
pertanyaan yang wajib diisi mengenai aspek manajemen yaitu manajemen umum dan
manajemen resiko. Untuk bank devisa jumlah pertanyaan ditetapkan sebanyak 100,
sementara jumlah pertanyaan untuk bank bukan devisa sebanyak 85. Jawaban atas
sasaran, struktur, sistem, sumber daya manusia, kepemimpinan dan budaya kerja
tersebut sulit untuk dilakukan karena selain bersifat kualitatif, aspek manajemen bank
(NIM) yang menilai bagaimana kemampuan suatu bank dalam menghasilkan net
income (pendapatan bersih) dari kegiatan operasi pokoknya. NIM sangat penting
untuk mengevaluasi kemampuan bank dalam mengelola risiko terhadap suku bunga.
pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga
dikurangi beban bunga. Aktiva produktif yang diperhitungkan adalah aktiva produktif
yang menghasilkan bunga seperti penempatan pada bank lain, surat berharga,
Net Income Margin (NIM) untuk mencapai keuntungan yang maksimal selalu
ada resiko yang sepadan, semakin tinggi keuntungannya maka semakin besar resiko
yang akan dihadapi, dimana dalam perbankan sangat dipengaruhi oleh besarnya suku
bunga. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia salah satu proksi dari risiko pasar
adalah suku bunga, yang diukur dari selisih antara suku bunga pendanaan (funding)
dengan suku bunga pinjaman yang diberikan (lending) atau dalam bentuk absolute
adalah selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya pinjaman
mempengaruhi laba rugi bank dan pada akhirnya mempengaruhi kinerja bank
tersebut.
𝑵𝒆𝒕 𝑰𝒏𝒕𝒆𝒓𝒆𝒔𝒕 𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆
NIM = 𝑿 𝟏𝟎𝟎 %
𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕
laba selama periode tertentu. Apabila rasio rentabilitas ini tinggi, maka hal ini
sangat penting karena mengingat hanya bank yang memperoleh laba yang cukup yang
manajemen menghasilkan laba melalui penanaman pada seluruh aktiva yang ada serta
1) Rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume
Rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume
usaha dalam periode yang sama sebesar 0% atau negatif diberi nilai kredit 0 dan
pendapatan operasional dalam periode yang sama sebesar 100% atau lebih diberi nilai
kredit 0 dan untuk setiap penurunan sebesar 0,08% nilai kredit ditambah 1 dengan
maksimum 100. Suatu bank dapat dimasukkan dalam klasifikasi sehat apabila rasio
laba terhadap volume usaha mencapai sekurang-kurangnya 1,2% dan rasio biaya
rasio rentabilitas didasarkan pada dua rasio, salah satunya adalah BOPO (Biaya
2004):
disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang
kecil.
berupa call money yang harus dipenuhi pada saat adanya kliring, di mana
pemenuhannya dilakukan dari aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Semakin besar
semua penarikan dana oleh nasabah deposan dan kewajiban yang sudah jatuh tempo
1) Perbandingan jumlah kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar yaitu
kas, giro pada BI, Sertifikat BI dan Surat Berharga Pasar Uang dalam Rupiah
2) Perbandingan antara kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga, termasuk
3) Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan dan tidak
4) Deposito dan pinjaman dari bank yang berjangka waktu lebih tiga bulan
5) Surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih dari tiga
bulan
7) Modal pinjaman.
Rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar sebesar 100% atau
lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan 1% mulai dari kredit ditambah 1
dengan maksimum 100. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank sebesar
115% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan setiap penurunan 1% mulai dari rasio 115%
nilai kredit ditambah 4 dengan maksimum 100. Pengukuran rasio kredit terhadap
dana yang diterima sebagai salah satu komponen dalam faktor likuiditas yang semula
dinilai tidak sehat dengan nilai kredit 0 untuk rasio 110% atau lebih dan sehat dengan
nilai kredit 100 untuk rasio kurang dari 110%, dalam penilaian yang baru
komponen lainnya.
Likuiditas bank dapat diklasifikasikan sehat apabila rasio net call money
terhadap aktiva lancar kurang dari 19% dan rasio pinjaman terhadap dana pihak
ketiga kurang dari 89,85%. Menurut Riyadi (2004), menyatakan LDR (Loan to
Deposit Ratio) adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total
dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank. LDR tersebut menyatakan seberapa jauh
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan
dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. LDR ini
merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar pinjaman yang diberikan atau
dianggap sehat apabila besarnya LDR antara 85% sampai dengan 110%. Jika LDR di
atas 110% maka bank akan mengalami kesulitan likuiditas dan berdampak pada
penurunan profitabilitas.
dan dikuantitatifkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hasil penelitian dapat
dikurangi dengan nilai kredit atas pelaksanaan ketentuan -ketentuan yang sanksinya
apakah bank tersebut termasuk dalam kategori sehat, cukup sehat, kurang sehat
ataupun tidak sehat. Predikat tingkat kesehatan bank yang sehat atau cukup sehat atau
yang bersangkutan.
3) Window dressing dalam pembukuan dan atau laporan bank secara materiil dapat
keliru terhadap bank, praktek bank dalam bank atau melakukan usaha bank di
keuangan CAMEL, tingkat inflasi, dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan
keuangan yaitu CAR, NPM, NPL, ROE, CMR, GWM, dan tingkat inflasi serta
ukuran perusahaan. Hasil dari penelitian ini yang berpengaruh positif dan signifikan
adalah rasio CAR, ROE, dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan
Selain Fitri dan Dody, Mawardi (2005) meneliti tentang faktor-faktor yang
bank umum yang total assetnya kurang dari 1 Triliun. Faktor-faktor yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi efisiensi operasi (BOPO), resiko kredit (NPL), resiko
pasar (NIM), dan modal (CAR), serta kinerjanya diproksikan dengan ROA. Hasil dari
penelitian ini adalah CAR tidak berpengaruh terhadap ROA, sedangkan NPL dan
BOPO berpengaruh terhadap ROA, dan yang paling tinggi berpengaruh terhadap
(CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Size, dan BOPO terhadap profitabilitas dengan
studi perbandingan pada bank domestik dan bank asing periode Januari 2003-
Desember 2007. Penelitian ini menggunakan rasio keuangan CAR, LDR, BOPO, dan
size. Sedangkan profitabilitas diproksikan dengan rasio ROA. Hasil dari uji regresi
linear berganda pada penelitian ini menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan
signifikan pada ROA bank domestik serta berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap ROA bank asing. LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA
bank domestik serta berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA bank asing.
Size berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA bank domestik serta
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA bank asing. BOPO berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap profitabilitas bank domestik dan bank asing. Hasil
bank asing dalam hal pengaruh CAR, LDR, size, dan BOPO terhadap ROA.
keuangan CAMEL. Hasil dari penelitian ini yaitu secara parsial kinerja keuangan
perusahaan yang dinyatakan dalam rasio-rasio keuangan yang terdiri dari CAR, NPL,
ROA, ROE, LDR, GWM, BOPO, NIM setelah dilakukan pengujian semua variabel
positif dan signifikan mempunyai pengaruh terhadap kinerja secara parsial. Terjadi
perbedaan dengan peneliti lainnya karena penelitian ini menggunakan data cross
sectional.
positif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan size, BOPO, NPL, concentration,
penelitian tentang tinjauan variabel CAMEL terhadap laba usaha pada bank umum
swasta nasional selama Desember 2000 sampai dengan Juni 2002. Penelitian ini
menggunakan 14 variabel yaitu CAR, ATM, ETA, NPL, PPAP, LEA, ROA, NPM,
yang berpengaruh terhadap laba adalah ETA, ROE, ROA, NPM, BOPO, NIM, LDR,
sedangkan yang lain tidak mempengaruhi laba. ETA, ROE, NPM, BOPO, NIM
berpengaruh positif terhadap laba, sedangkan ROA dan LDR berpengaruh negatif
terhadap laba.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Berdasarkan tinjauan dari telaah pustaka di atas maka dapat dibuat suatu
kerangka pemikiran dalam penelitian ini seperti yang disajikan dalam gambar
dibawah ini:
Laporan Keuangan
Bank
Analisis Rasio
Keuangan
Proksi CAMEL :
1. CAR
2. NPL
3. NIM
4. BOPO
5. LDR
Uji Beda
perbandingan kinerja keuangan bank-bank asing dan swasta nasional (Periode tahun
H1 : Berdasarkan Capital (CAR), kinerja keuangan bank asing dan bank swasta
H2 : Berdasarkan Asset Quality (NPL), kinerja keuangan bank asing dan bank swasta
H3 : Berdasarkan Management (NIM), kinerja keuangan bank asing dan bank swasta
H4 : Berdasarkan Earning (ROA), kinerja keuangan bank asing dan bank swasta
H5 : Berdasarkan Liquidity (LDR), kinerja keuangan bank asing dan bank swasta