Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Ma PDF
Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Ma PDF
oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
Page 2 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
BAB II
TEORI DASAR
(Sumber : Callister, William D. “Materials and Science Engineering An Introduction”, 6th edition.
John Wiley & Sons, Inc. 2003.)
Gambar 1. Skema Alat Uji Tarik
Pada uji tarik, spesimen dipasang pada mesin uji tarik dan dihubungkan ke
extensometer melalui strain gauge. Extensometer adalah alat yang mengukur
perubahan panjang yang dialami spesimen dengan strain gauge sebagai sensor.
Crosshead bergerak sehingga membuat load cell bergerak. Load cell akan
memberikan gaya dan menimbulkan tegangan tarik pada spesimen. Spesimen
yang menerima tegangan tarik akan mengalami perubahan panjang. Perubahan
Page 3 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
panjang yang terjadi pada spesimen akan terdeteksi oleh strain gauge yang
terpasang pada spesimen dan terukur oleh extensometer yang terhubung pada
strain gauge. Data perubahan panjang dan perubahan gaya yang diterima oleh
spesimen pun diperoleh dan dapat diolah lebih lanjut.
Standard
Small-Size Specimen Proportional to Standard
Specimen
12,5 9 6 4 2,5
G 62,5 ± 0,1 45,0 ± 0,1 30,0 ± 0,1 20,0 ± 0,1 12,5 ± 0,1
D 12,5 ± 0,2 9,0 ± 0,1 6,0 ± 0,1 4,0 ± 0,1 2,5 ± 0,1
R 10 8 6 4 2
A 75 54 36 24 20
Dengan :
G = Gage length
D = Diameter
R = Radius of fillet
Page 4 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
Page 5 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
tahu, semakin diberi beban, luas penampang spesimen akan selalu turun
untuk setiap penambahan beban sehingga untuk meminimalkan faktor
geometri ini dibentuklah engineering stress – engineering strain untuk
memudahkan perhitungan.
Nilai engineering stress dapat dihitung melalui persamaan berikut :
(1)
Dengan :
σ = engineering stress (N/m2)
F = beban yang bekerja pada spesimen (N)
A0 = luas penampang awal spesimen (m2)
Dan untuk engineering strain dapat dihitung melalui persamaan
berikut :
(2)
Dengan :
ε = engineering strain
lo = panjang awal spesimen (m)
li = panjang akhir spesimen (m)
( ) (4)
Dengan :
σt = true stress (N/m2)
Page 6 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
(6)
Dengan :
σt = true stress (N/m2)
F = beban yang diberikan pada spesimen (N)
Ai = luas penampang spesimen (m2)
εt = true strain
Ao = luas penampang awal spesimen (m2)
2. Deformasi Plastis
Deformasi plastis adalah perubahan bentuk suatu material secara
permanen. Meskipun beban yang diberikan dihilangkan, material tersebut
tidak dapat kembali ke bentuk semula.
3. Necking
Page 7 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
4. Strain Hardening
Strain hardening adalah fenomena pada material yang
menyebabkan material tersebut menjadi lebih keras dan kuat ketika
mengalami deformasi plastis.
5. Luders Band
Page 8 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
beban yang diberikan sudah mencapai yield point, tegangan yang akan
dialami material berfluktuasi pada nilai tegangan yang cukup konstan
hingga tegangan yang dialami material tersebut kembali naik.
6. Reduction Area
Reduction area adalah pengurangan luas penampang suatu material
pada saat mengalami deformasi plastis.
7. Fracture
Fracture adalah patahnya suatu material karena tidak dapat
menahan beban lagi.
(Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Resilience)
Gambar 6. Sifat Mekanik Pada Uji Tarik
Dari pengujian uji tarik dapat diperoleh sifat mekanik sebagai berikut :
1. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas atau kekakuan adalah nilai ketahanan suatu material
untuk mengalami deformasi elastis ketika ada gaya diterapkan pada benda
itu.
Page 9 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
2. Yielding
Yielding adalah nilai tegangan pada saat material akan terdeformasi plastis.
Tipe yielding ada 4, yaitu :
a. True Elastic Limit
Nilai tegangan minimum dimana adanya pergerakan dislokasi.
b. Proportional Limit
Nilai tegangan maksimum dimana nilai tegangannya sebanding dengan
nilai regangannya.
c. Elastic Limit
Nilai tegangan maksimum yang dapat diterima oleh suatu material
tanpa adanya regangan secara permanen.
d. Offset Yield Strength
Nilai tegangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan regangan sebesar
0,2 persen pada material. Nilai 0,2 persen ini merupakan suatu
kesepakatan dimana pada regangan sebesar 0,2 persen, suatu material
telah mengalami deformasi plastis.
Page 10 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
4. Ductility
Keuletan adalah kemampuan suatu material untuk terdeformasi sebelum
mengalami kegagalan.
5. Resilience
Resilience adalah kemampuan suatu material untuk menyerap energi
ketika terdeformasi elastis dan untuk kembali ke bentuk semula.
6. Toughness
Kekerasan adalah kemampuan suatu material untuk menyerap energi.
Page 11 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
BAB III
DATA PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA
Page 12 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
(mV)
Page 13 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
Page 14 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
Page 15 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
Data yang telah diolah dapat diplotkan kedalam kurva F vs. l.
Grafik 1. Kurva Gaya vs. Regangan
10000
8000
6000
4000
2000
0
0 2 4 6 8 10 12 14
l (mm)
Page 16 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
dan
Dimana :
Page 17 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
Page 18 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
Page 19 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
σy upper = 408.0
MPa
400
σy lower = 372.85
300 MPa
200
100
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4
Engineering Strain
Page 20 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
350
300
250
200
150
100
50
0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12
Engineering Strain
Page 21 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
Untuk menghitung nilai true stress dan true strain, dapat dilakukan
dengan pengolahan data engineering stress dan engineering strain lebih
lanjut. Pada kurva engineering stress – engineering strain yang telah
diperoleh, kita dapat membaginya menjadi 3 daerah. Yaitu :
a. Daerah elastis sampai sebelum daerah plastis
b. Daerah plastis sampai sesaat sebelum necking
c. Daerah setelah terjadi necking sampai patah
σe (MPa)
0 0
15.23577741 0.005114
34.91032461 0.010228
50.50600227 0.015342
61.30300988 0.020456
79.29802257 0.02557
96.09336774 0.030684
112.5288127 0.035798
132.4432934 0.040912
Page 22 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
152.3577741 0.046026
178.7504593 0.05114
201.4241753 0.056254
231.5358299 0.061368
252.0501443 0.066482
275.5636276 0.071596
304.4756146 0.07671
329.4286989 0.081824
354.1418496 0.086938
378.8550004 0.092052
404.5278852 0.097166
408.006921 0.10288
Page 23 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
σe (MPa) σt (MPa)
Page 24 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
Page 25 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
Diameter
F (kN) σt (MPa)
(mm)
Page 26 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
Dari data yang telah diolah didapatkan kurva true stress vs. true strain sebagai
berikut :
1200
1000
True Stress (MPa)
800
600
400
200
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
True Strain
Kemudian dari nilai true stress dan true strain yang telah diperoleh
dapat dihitung nilai koefisien strain hardening dan konstanta
kekuatannya melalui persamaan flow stress.
Dengan :
σ = true stress pada daerah setelah yield sampai necking
K = konstanta kekuatan
n = koefisien strain hardening
ε = true strain pada daerah setelah yield sampai necking
Page 27 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
2,5
2
1,5
1
0,5
0
-2,5 -2 -1,5 -1 -0,5 0
True Strain
y = 0.9176x + 3.4373
sehingga didapatkan :
n = 0.9176
log K = 3.4373
K = 2737.15 MPa
Page 28 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
BAB IV
ANALISIS DATA
Page 29 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
tersebut disebabkan oleh terdapat error pada pembacaan skala beban dan kurang
akuratnya pengukuran diameter spesimen.
Nilai ultimate tensile strength yang diperoleh pada pengujian ini adalah
sebesar 552,2 MPa. Nilai tersebut jauh berbeda dengan nilai pada literatur, yaitu
370 MPa. Hal tersebut disebabkan oleh error yang ada pada pengukuran diameter
spesimen sehingga diameter yang digunakan untuk menghitung luas penampang
kurang akurat. Selain itu, adanya kesalahan dalam membaca skala beban
maksimum pada mesin uji. Pada kenyataannya, nilai beban maksimum yang dapat
diterima oleh spesimen tidak akan tepat 17700. Nilai tersebut merupakan
pendekatan sehingga terdapat error didalamnya.
Nilai koefisien strain hardening yang didapat adalah sebesar 0,9176
dengan konstanta kekerasan 2737,15 MPa. Berdasarkan literatur[2], nilai koefisien
strain hardening untuk baja adalah 0,15-0,40 dengan konstanta kekerasan 500-
2500 MPa. Nilai koefisien strain hardening dan konstanta kekerasan yang didapat
berbeda dengan nilai yang ada pada literatur karena terdapat error propagation
dimana sejak awal terdapat error pada pembacaan nilai beban yang terukur dan
pengukuran dimensi spesimen, sehingga mempengaruhi nilai koefisien strain
hardening dan konstanta kekerasannya. Selain itu, untuk nilai koefisien strain
hardening dan konstanta kekerasan yang didapat berupa rentang yang cukup jauh
karena tidak ditemukan literatur untuk baja ST37, sehingga yang digunakan
adalah literatur untuk baja pada umumnya. Jadi error yang terjadi juga tidak dapat
dipastikan apakah cukup besar atau cukup kecil.
Pada pengujian kali ini diketahui beberapa fenomena yang terjadi,
diantaranya deformasi, luders band, reduction area, necking, strain hardening, dan
fracture. Deformasi adalah perubahan yang terjadi pada suatu material. Deformasi
sendiri terbagi menjadi dua, yaitu deformasi elastis dan deformasi plastis.
Deformasi elastis adalah perubahan bentuk yang terjadi pada suatu material yang
tidak bersifat permanen, dimana material tersebut masih bisa kembali ke bentuk
semula. Pada pengujian tarik, deformasi elastis dapat dilihat dari kurva stress
strain yang linear. Deformasi plastis adalah perubahan bentuk yang terjadi pada
suatu material secara permanen. Pada pengujian ini diketahui bahwa spesimen
Page 30 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
mengalami perubahan bentuk. Selain itu, deformasi plastis juga dapat dilihat
melalui kurva stress strain yang dihasilkan, yaitu pada kurva yang tidak linear.
Luders band adalah fenomena yang terjadi pada baja karbon rendah dimana nilai
yield strength nya mengalami perpanjangan. Pada luders band, spesimen
mengalami fluktuasi tegangan pada nilai tegangan yang cukup konstan kemudian
tegangan kembali naik. Fenomena ini dapat dilihat dari kurva stress strain, dimana
terdapat fluktuasi tegangan pada daerah sekitar yield point. Pada pengujian ini
juga diketahui bahwa spesimen mengalami reduction area, yaitu pengurangan luas
penampang pada saat mengalami deformasi plastis. Semakin besar reduction area
yang terjadi, maka semakin ulet spesimen tersebut. Necking adalah pengecilan
diameter di suatu daerah pada spesimen ketika terdeformasi plastis. Fenomena
necking ini terjadi saat spesimen mencapai ultimate tensile strengthnya hingga
patah. Spesimen juga mengalami strain hardening, strain hardening adalah
fenomena pada material ulet yang berubah menjadi lebih keras dan kuat pada saat
mengalami deformasi plastis. Strain hardening terjadi karena adanya penumpukan
dislokasi pada suatu daerah. Pengujian diakhiri dengan fenomena fracture, yaitu
patahnya spesimen karena tidak dapat menahan beban lagi. Fenomena fracture ini
dapat menentukan sifat ulet atau getas suatu material dari bentuk patahan yang
terjadi. Pada pengujian ini, bentuk patahan yang terjadi adalah patahan ulet karena
pada daerah patahan membentuk sudut sekitar 45o terhadap garis normal. Oleh
karena itu baja ST37 merupakan material yang ulet.
Page 31 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
BAB V
Kesimpulan
Kesimpulan dari uji tarik adalah sebagai berikut :
1. Nilai modulus elastisitas baja ST37 berdasarkan pengujian adalah sebesar
4,210 GPa. Nilai tersebut sangat jauh berbeda dengan literatur, yaitu 200
GPa.
2. Nilai yield strength pada baja ST37 berdasarkan pengujian adalah sebesar
408 MPa untuk upper yield strength dan sebesar 372,85 MPa untuk lower
yield strength. Nilai tersebut jauh berbeda dengan nilai yang ada pada
literatur, yaitu 298 MPa.
3. Nilai ultimate tensile strength baja ST37 berdasarkan pengujian adalah
sebesar 552,2 MPa. Nilai tersebut jauh berbeda dengan nilai pada literatur,
yaitu 370 MPa.
4. Nilai koefisien strain hardening baja ST37 berdasarkan pengujian adalah
sebesar 0,9176 dengan konstanta kekerasan sebesar 2737,15 MPa. Nilai
koefisien strain hardening jauh berbeda dengan nilai pada literatur, yaitu
0,15-0,40. Sedangkan nilai konstanta kekerasan hampir mendekati dengan
nilai pada literatur, yaitu 500-2500 MPa.
5. Nilai keuletan baja ST37 dapat dilihat dari %EL nya, yaitu sebesar
34,30 %.
6. Fenomena yang terjadi pada uji tarik adalah deformasi elastis, deformasi plastis,
luders band, reduction area, necking, strain hardening, dan fracture.
Saran
Saran dari uji tarik adalah sebagai berikut :
1. Untuk pengujian tarik lebih baik menggunakan ekstensometer agar data
yang diperoleh lebih akurat dan meminimalisir error yang akan terjadi.
Page 32 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
DAFTAR PUSTAKA
Page 33 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
LAMPIRAN
MPa
500 σy upper = 408.0
MPa
400
σy lower =
300
372.85 MPa
200
100
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4
Engineering Strain
1200
True Stress (MPa)
1000
800
600
400
200
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
True Strain
Page 34 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
2,5
2
1,5
1
0,5
0
-2,5 -2 -1,5 -1 -0,5 0
True Strain
% EL = ( ) =( ) = 34,30 %
4. Jelaskan yang dimaksud dengan yield point phenomenon pada baja karbon
rendah!
Jawab :
Page 35 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
Pada baja karbon rendah terdapat fenomena pada yield point dimana ketika
sudah memasuki yield point, yield strength mengalami perpanjangan dan nilai
tegangan yang dialami baja karbon rendah mengalami fluktuasi pada daerah
tegangan yang relatif sama.
Rangkuman
Pengujian tarik awalnya ada karena kebutuhan industri untuk memastikan
apakah material yang akan digunakan sudah sesuai atau belum dan memenuhi
standar atau tidak, agar tidak terjadi kegagalan ketika digunakan. Pengujian tarik
ini digunakan karena merupakan salah satu pengujian yang dapat memberikan
banyak informasi mengenai sifat mekanik suatu material, diantaranya modulus
elastisitas, yield strength, ultimate tensile strength, modulus of rupture, toughness,
resilience, dan ductility.
Modulus elastisitas atau biasa disebut kekakuan adalah kemampuan suatu
material untuk terdeformasi elastis setelah menerima beban. Modulus elastisitas
pada kurva stress strain adalah kemiringan garis lurus yang ada pada kurva. Yield
strength adalah tegangan yang dapat diterima oleh material sesaat sebelum
mengalami deformasi plastis. Pada kurva uji tarik, yield strength adalah titik
peralihan antara garis linear dengan garis yang sudah tidak linear lagi. Salah satu
metode untuk menentukan nilai yield strength adalah dengan menggunakan
metode offset. Metode offset adalah metode yang digunakan untuk mencari nilai
yield strength pada regangan sebesar 0,2 persen. Nilai 0,2 persen itu sudah
Page 36 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
Page 37 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
tinjau pada pengujian ini adalah bagian tengah atau disepanjang gage length nya,
bukan bagian ujungnya.
Pengujian tarik akan menghasilkan data berupa nilai beban dan elongasi
yang terjadi pada spesimen. Data tersebut kemudian dapat diplotkan pada kurva
stress – strain. Spesimen yang digunakan biasanya baja karbon, baik itu baja
karbon rendah, baja karbon medium, atau baja karbon tinggi. Perbedaan ketiga
jenis baja karbon tersebut terletak pada komposisi karbonnya. Untuk tiap jenis
baja karbon dengan komposisi karbon yang berbeda tentunya kurva hasil uji
tariknya akan berbeda pula. Berikut perbandingan kurva uji tarik baja karbon
rendah, medium, dan tinggi.
Page 38 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
(Sumber : http://nptel.ac.in)
Dari state of stress tersebut kita tahu bahwa pada uji tarik tegangan yang
akan dialami oleh material hanya tegangan normal (tarik). Apabila dibuat
lingkaran mohr nya :
(Sumber : https://en.wikiversity.org/)
Dimana pada uji tarik, ketika nilai tegangan normalnya maksimum, tidak
terdapat tegangan geser (sama dengan nol).
Page 39 of 39