1. Apakah dengan pengujian kualitas udara ambien menggunakan AQMS yang
hanya ada satu di Banda Aceh tepatnya berada di halaman kantor gubernur dapat merepresentasikan kualitas udara di seluruh Banda Aceh? (Anjas Rioga Novalta) Jawaban : Udara ambien merupakan udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, mahluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya. Dalam keadaan normal, udara ambien ini akan terdiri dari gas nitrogen (78%), oksigen (20%), argon (0,93%) dan gas karbon dioksida (0,03%). (https://bsn.go.id/main/berita/berita_det/7812/RSNI3-Udara-Ambien--Berikan- Pendapat-untuk-Udara-Sehat-). Salah satu cara untuk mengukur kualitas udara dengan menggunakan alat AQMS (Air Quality Monitoring System), untuk daerah aceh alat tersebut berada di halaman Kantor Gubernur Banda Aceh. Untuk tata cara pengambilan sampel udara berpedoman pada SNI- 19-7119.6-2005 : Titik pemantauan kualitas udara ambien ditetapkan dengan mempertimbangkan: a. Faktor meteorologi (arah dan kecepatan angin) b. Faktor geografi seperti topografi c. Tata guna lahan Kriteria lokasi pemantauan: a. Area dengan konsentrasi pencemar tinggi b. Area dengan padat penduduk Hal tersebutlah yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pelatakkan alat AQMS, yang dimana alat AQMS terletak di halaman Kantor Gubernur Banda Aceh yang beralamat di jalan T. Nyak Arief, Jeulingke, Syiah Kuala, Jeulingke, Kec. Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, Aceh. daerah tersebut cukup strategis untuk peletakkan alat AQMS tersebut dikarenakan area tersebut termasuk daerah yang di lalui banyak kendaraan setiap harinya dan termasuk juga area padat penduduk dan termasuk pusat perkantoran. Alat tersebut Alat AQMS ini dapat mendeteksi kualitas udara hingga radius 5 kilometer. Oleh karena itu, kualitas udara di Banda Aceh dapat direpresentasikan dari hasil pengukuran menggunakan alat tersebut. Peletakkan alat tersebut di halaman Kantor Gubernur juga berhubungan dengan keamanan alat AQMS sendiri karena pengadaan alat AQMS sendiri cukup mahal sebesar 2 milyar. Hal tersebut dinyatakan oleh Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian LHK Karliansyah membenarkan bahwa AQMS di Depok pengadaan barang dari pemerintah pusat. Menurut dia, pengadaan alat ini masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). “AQMS diberikan kepada 45 kabupaten/kota di Indonesia. Pada pengadaan tahun kedua ini, KLHK membagikan 13 alat pendeteksi kualitas udara. Tahun sebelumnya, KLHK juga memberikan 13 alat kepada 13 kota. Karliansyah menyebutkan biaya pengadaan alat itu sebesar Rp 2 Miliar. Setelah rampung 45 kota dan kabupaten ini memiliki AQMS, pengelolaannya diserahkan kepada masing-masing kota. Karena biaya perawatan juga mahal,”. (https://metro.tempo.co/read/1230728/depok-dapat-bantuan-alat-pemantau- kualitas-udara-dari-klhk) Hasil pengukuran kualitas udara ambien tersebut dapat dilihat oleh masyrakat melalui unit display ISPU Kota Banda Aceh (Simpang Lima Kota Banda Aceh, Kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Aceh (Jl. Sudirman No. 21, Banda Aceh) dan Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Keindahan (DLHK3) Kota Banda Aceh (Jl. Pocut Baren, Banda Aceh). (http://dlhk.acehprov.go.id/2018/07/sistem-pemantauan-kualitas-udara-atau- air-quality-monitoring-system-aqms-kota-banda-aceh-telah-difungsikan/)