Hudchon Doyo Hastomo1), Rama Pharamahaesta H.2) , Ade Agung Harnawan, S.Si.,M.Sc3)
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru, Indonesia
1
Hastomo, Hudchon ., dkk. Perhitungan Akar Persamaan Non Linier
dalam model. Dalam beberapa kasus, melalui berkaitan dengan mencari solusi persamaan
faktorisasi f(x) atau f(t) dapat diperoleh non linear (akar persamaan).Persamaan non
penyelesaian seperti yang diinginkan akan linear adalah persamaan yang mempunyai
tetapi lebih banyak jabaran persamaannya peubah dengan pangkat terkecil adalah
dalam model mempunyai bentuk yang rumit,
1.Masalah pencarian solusi persamaan linear
sehingga teknik analisis matematika murni
dapat dirumuskan dengan singkat sebagai
tidak dapat memberikan solusi. Metode yang
berikut : tentukan nilai x yangmemenuhi
digunakan dalam menyelesaikan persamaan
non-linier selain metode biseksi dan regula persamaan f(x) =0, yaitu nilai x = s sedemikian
falsi terdapat lagi yaitu metode newton- sehingga f(s) sama dengan nol.Dalam metode
rhapson dan metode secant. numerik, pencarian akar f(x) = 0 dilakukan
Penyelesaian persamaan non linear secara iteratif (looping). Metode yang
adalah penentuan akar-akar persamaan non digunakan dalam penyelesaian persamaan
linear. Akar Sebuah persamaan adalah nilail non linear adalah :
nilai x yang menyebabkan nilai sama dengan 1. Metode Biseksi
nol. Dengan kata lain akar persamaan adalah Nilai f(x) akan berubah tanda, berbeda
titik potong antara kurva dan sumbu X.
pada kedua sisi akar, seperti yang
Beberapa persamaan polynomial yang
ditunjukkan pada contoh 2.1. Secara umum,
sederhana dapat diselesaikan dengan theorem
jika f(x) real dan kontinu pada interval antara
sisa, sehingga tidak memerlukan metode
numerik dalam menyelesaikannya, karena xl sampai xu, dan f(xl) dan f(xu) berlawanan
metode analitik dapat dilakukan. tanda, maka :
Penyelesaian secara numerik umumnys f (xl )f (xu ) < 0 . . . . . . . . . . . . . . . (2.1)
melibatkan proses iterasi, perhitungan dan sekurang-kurangnya ada satu akar pada
berulang dari data numerik yang ada. Jika interval itu.
proses iterasi tersebut dilakukan secara Berikut langkah-langkah komputasi
manual, akan membutuhkan waktu yang aktual dengan metode bagi dua :
relatif lama dan kemungkinan timbulnya nilai
Langkah 1: Tentukan nilai awal xl yang
kesalahan (error) akibat manusia itu sendiri
lebih rendah dan xu yang lebih
juga relatif besar. Misalnya untuk
tinggi, sehingga fungsi berubah
menyelesaikan persoalan persamaan non-
linear , jika diselesaikan menggunakan cara tanda melalui interval. Ini bisa
manual menggunakan Metode Biseksi dicek dengan menghitung
diperlukan beberapa iterasi. Untuk
penyelesaian sampai tujuh angka di belakang Langkah 2: Estimasikan akar xr, yang
koma dapat terjadi iterasi sampai puluhan ditentukan oleh:
kali. Ini tentu membutuhkan waktu yang
....................
relatif lama. Pada kenyataannya sering terjadi
proses iterasi sampai ratusan kali, pada (2.2)
keadaan demikian ini komputer sangat Langkah 3: Lakukan evaluasi berikut untuk
dibutuhkan untuk mengurangi waktu menentukan interval akar:
penyelesaian. a. Jika f(xl )f(xr) < 0 berarti akar
pada sub-interval
II. METODOLOGI KASUS bawah(xl,xr), kemudian set
Dalam bidang sains atau pun terapan xu=xr dan kembali lakukan
sering kali berhadapan dengan masalah yang langkah 2
b. Jika f(xl)f(xr) > 0berarti akar sumbu x dan garis singgung pada kurva f di
pada sub-interval atas(xu,xr), titik (xi,f(xi). Prosedur yang sama diulang,
kemudian set xl=xr dan menggunakan nilai terbaru sebagai nilai coba
kembali lakukan langkah 2 untuk iterasi seterusnya.
c. Jika f (xl)f (xr ) = 0 akarnya Metode Newton Raphson ini bisa
adalah xr, perhitungan diturunkan dari interpretasi geometri
dihentikan. (alternatif lain didasarkan pada deret Taylor).
Dengan metode ini ditentukan titik tengah Dari gambar 2.2, turunan pertama terhadap x
interval, dan interval akan dibagi menjadi adalah ekivalen dengan kemiringan :
dua sub-interval, yang salah satunya pasti
mengandung akar. Berikutnya yang ditinjau . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.4)
adalah sub-interval yang mengandung akar. Dan bisa dituliskan ulang :
Proses diulangi dengan membagi sub-interval
tersebut dan memeriksa separo sub-interval
. . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.5)
mana yangmengandung akar. Pembagiduaan
sub-sub interval ini dilanjutkan sampai lebar
interval yang ditinjau cukup kecil. Kriteria
penghentian komputasi dan kesalahan
estimasi pendekatan, adalah bijaksana untuk
selalu disertakan didalam setiap kasus
pencarian akar. Kesalahan relatif er cukup
representatif untuk kasus dimana nilai akar
sebenarnya telah diketahui. Pada situasi
aktual biasanya nilai akar sebenarnya tidak
Gambar 2.1 Skema Metode Newton Raphson
diketahui, sehingga diperlukan kesalahan
(Nakamura, 1993).
relatif pendekatan era, yaitu:
Metode Newton Raphson secara umum
direkomendasikan karena kesederhanaannya,
. . . . . . . .. . . . . . . .(2.3)
konvergensinya yang sangat cepat dan efisien
(Mathews, 1992).
dibanding metode lainnya. Tetapi ada pada
2. Metode Newton Raphson
situasi tertentu, seperti kasus khusus– akar-
Metode Newton Raphson adalah metode
akar ganda dialamati lebih lambat. misalnya
iterasi lain untuk memecahkan persamaan
menentukan akar positif dari fungsi f(x)=x10–
f(x)=0, dengan f diasumsikan mempunyai
1, dengan nilai tebakan awal x=0,5. Pada
turunan kontinu f’. Secara geometri metode
iterasi awal memberikan hasil yang cukup
ini menggunakan garis singgung sebagai
jauh 51,65; 46,485; … dan seterusnya dengan
hampiran fungsi pada suatu selang. Gagasan
nilai yang simultan turun dengan lambat,
dasarnya adalah grafik f dihampiri dengan
konvergensi sampai nilai sebenarnya 1
garis-garis singgung yang sesuai. Dengan
(Mathews, 1992).
menggunakan suatu nilai xi sebagai tebakan
3. Metode Talibusur (Secant)
awal yang diperoleh dengan melokalisasi
Masalah potensial dalam implementasi
akar-akar dari f(x) terlebih dahulu, kemudian
metode Newton Raphson adalah evaluasi
ditentukan xi+1 sebagai titik potong antara
pada turunan. Metode Secant diperoleh dari
3
Hastomo, Hudchon ., dkk. Perhitungan Akar Persamaan Non Linier
. . ... . (2.9)
karena bisa jadi menimbulkan kesulitan
. . . . . (2.6) ketika xn dan xn-1 bernilai hampir sama
Jika persamaan diatas di subsitusikan (Morris, 1983).
iteratifnya menjadi : 4. Metode Regula Falsi
Metode Regula Falsi (dalam bahasa latin)
yang berarti metode posisi palsu atau false
. . . …..(2.7) position method merupakan suatu metode
atau bisa dituliskan dalam bentuk yang memanfaatkan nilai f(a) dan nilai f(b).
Metode regula falsi adalah metode pencarian
akar persamaan dengan memanfaatkan
. . . . (2.8)
kemiringan (gradien) dan selisih tinggi dari
Secara geometri, dalam metode Newton
dua titik batas range. Seperti halnya metode
xi+1 merupakan perpotongan sumbu x dengan
biseksi, metode ini bekerja secara iterasi
garis singgung di xi, sedangkan dalam
dengan melakukan update range. Dengan
metode Secant xi+1 adalah perpotongan sumbu
metode ini, dibuat suatu garis lurus yang
x dengan talibusur kurva f(x) yang
menghubungkan titik (a,f(a)) dan (b,f(b)).
berpadanan terhadap xn+1 dan xn. Metode
Perpotongan garis tersebut dengan sumbu x
Secant memerlukan dua tebakan awal, xi–1
merupakan taksiran akar. Garis lurus tersebut
dan xi, tetapi tanpa perhitungan turunan.
seolah-olah berlaku menggantikan kurva f(x)
dan memberikan posisi palsu dari akar
(Nakamura, 1993).
Persamaan non linier ini biasanya berupa
persamaan polynomial tingkat tinggi,
eksponensial, logaritmik, dan kombinasi dari
persamaan-persamaan tersebut. Seperti
metode biseksi, Metode regula falsi juga
termasuk dalam metode tertutup. Pada
umumnya pencarian akar dengan metode
biseksi selalu dapat menemukan akar, namun
Gambar 2.1 Skema Metode Secant kecepatan untuk mencapai akar hampiran
Dapat diperlihatkan metode Secant lebih sangat lambat, oleh karena itu untuk
Raphson, tetapi menjadi pilihan bilamana dibutuhkan metode lain yaitu metode regula
kerja penghitungan suatu nilai f’(x) lebih lama falsi. kehadiran metode regula falsi adalah
daripada ½ kali kerja penghitungan nilai f(x). sebagai modifikassi dari metode biseksi, yang
Algoritmanya serupa dengan metode kinerjanya lebih cepat dalam mencapai akar
5
Hastomo, Hudchon ., dkk. Perhitungan Akar Persamaan Non Linier
-Memasukkan Nilai A
B. Flowchart -Memasukkan Nilai B
a. Mencari Akar Persamaan Dengan
Metode Biseksi
start
End
Mencari Nilai Akar
End
Memasukkan Tebakan Awal
Menampilkan Hasil
End
7
Hastomo, Hudchon ., dkk. Perhitungan Akar Persamaan Non Linier
start
Start
Menampilkan Hasil
End
End
Muller - - - - -
Brent - - - - -
2 1×10-6 Biseksi -0,5 -0,4 18 -0,460811 -0,00000012
Muller - - - - -
Brent - - - - -
3 1×10-6 Biseksi 0,5 0,7 19 0,675131 0,0000001
9
Hastomo, Hudchon ., dkk. Perhitungan Akar Persamaan Non Linier
Muller - - - - -
Brent - - - - -
2 1×10-10 Biseksi 1 0,5 33 0,675131 -0,0000001
Muller - - - - -
Brent - - - - -
3 1×10-10 Biseksi -0,5 -0,2 33 -0,460811 -0,00000012
Muller - - - - -
Brent - - - - -
2 1×10-6 Biseksi 0,1 0,3 20 0,236919 -0,0000003
Muller - - - - -
Brent - - - - -
5 1×10-6 Biseksi -0,9 -0,6 19 -0,85954 0,0000013
Muller - - - - -
Brent - - - - -
3 1×10-10 Biseksi 0,9 1 31 0,906861 -0,00000009
Muller - - - - -
Brent - - - - -
4 1×10-10 Biseksi -0,8 -0,7 31 -0,740965 -0,0000014
11
Hastomo, Hudchon ., dkk. Perhitungan Akar Persamaan Non Linier
Falsi
Newton- -0,7 - 5 -0,74097 -0,7409651.. -0,0000048
Rhapson
Secant -0,8 -0,7 17 -0,7409651 0,00000004
Muller - - - - -
Brent - - - - -
5 1×10-10 Biseksi -0,9 -0,7 32 -0,85954 0,0000013
Muller - - - - -
Brent - - - - -
c 1 1×10-6 Biseksi - - - - -
Regula - - - - -
Falsi
Newton- - - - - Akar -
Rhapson imajiner
Secant - - - - -
Muller - - - - -
Brent - - - - -
2 1×10-6 Biseksi - - - - -
Regula - - - - -
Falsi
Newton- - - - - Akar -
Rhapson imajiner
Secant - - - - -
Muller - - - - -
Brent - - - - -
1 1×10-10 Biseksi - - - - -
Regula - - - - -
Falsi
Newton- - - - - Akar -
Rhapson imajiner
Secant - - - - -
Muller - - - - -
Brent - - - - -
2 1×10-10 Biseksi - - - - -
Regula - - - - -
Falsi
Newton- - - - - Akar -
Rhapson imajiner
Secant - - - - -
Muller - - - - -
Brent - - - - -
B. PEMBAHASAN 0,73193. Kemudian dibandingkan hasilnya
Praktikum persamaan non linier dengan WxMaxima dan hasilnya tidak jauh
bertujuan untuk mengenal metode newton- berbeda.
rhapson dan secant serta menyelesaikan Pada tugas praktikum pertama bagian B
kasus persamaan non linier menggunakan yakni menentukan akar-akar persamaan non
metode newton-rhapson, biseksi, regula falsi linier dengan semua metode. Hasil yang
dan secant. Penyelesaian persamaan non didapatkan yakni nilai akar persamaannya
linier adalah menghitung akar suatu adalah 0,9999 dan 2,00132. Hasilnya tidak
persamaan non linier dengan satu variabel. berbeda jauh ketika dibandingkan dengan
Dari praktikum akan mendapatkan hasil hasil perhitungan WXMaxima.
iterasi (perulangan) dan galat dengan Dari pengaplikasian semua metode
memasukkan nilai tebakan awalnya saja. diatas, diketahui metode yang paling efisien
Secara umum metode regula falsi lebih cepat untuk menentukan nilai akar persamaan.
konvergensinya dibandingkan metode bagi Metode yang dimaksud adalah metode regula
dua (biseksi). Sepintas metode secant mirip falsi, newton rhapson dan secant.
dengan metode regula falsi, namun Kelebihannya ialah, nilai error yang didapat
sesungguhnya prinsip dasar keduanya lebih kecil dan dapat membatasi banyak
berbeda. Pada biseksi setiap keluaran pada iterasinya. Namun, penggunaan metode ini
metode bagi dua mencatat bahwa selisih cukup rumit karena harus memasaukkan data
antara akar sejati dengan akar hampiran tidak secara mendetail.
pernah melebhi setengah panjang selang saat Pada praktikum kali ini yaitu tentang
itu. penyelesaian persamaan non linier yang
Penyelesaian kasus menggunakan tujuannya untuk nilai akar suatu persamaan
metode biseksi dari hasil praktikum terlihat dengan menggunakan metode biseksi dan regula
bahwa proses dilakukan dengan falsi. Kemudian tujuan yang berikutnya untuk
menggunakan iterasi memerlukan waktu menyelesaikan persamaan non linier dengan
penyelesaian yang lebih panjang, namun kita metode newton rhapson dan metode secant.
dapat membatasi perhitungan dengan banyak Dimana definisi persamaan non linier sendiri yaitu
iterasi dan galat yang kita inginkan agar data penyelesaian penentuan akar-akar persamaan non
hasil yang diperoleh semakin akurat. linier. Dimana akar sebuah persamaan f(x) =0
Sedangkan pada penyelesaian kasus adalah nilai-nilai x yang menyebabkan nilai f(x)
menggunakan metode regula falsi kita dapat
sama dengan nol. Dengan kata lain akar
menyelesaikan permasalahan dengan waktu
persamaan f(x) adalah titik potong. Penyelesaian
yang cukup singkat dengan hanya
persamaan non-linear adalah menghitung akar
menampilkan akar persamaan akan tetapi
suatu persamaan non-linear dengan satu variabel
metode ini tergolong lebih rumit. Metode
x dan f(x).
biseksi dan metode regula falsi mempunyai
kelebihan yaitu proses iterasi lebih cepat dan Penyelesaian kasus menggunakan
tingkat kesalahan kecil. Untuk metode yang metode biseksi dari hasil praktikum terlihat
menghasilkan error kecil maka metode ini bahwa proses dilakukan dengan
lebih teliti dibanding dengan metode lain. menggunakan iterasi memerlukan waktu
Pada tugas praktikum yang pertama penyelesaian yang lebih panjang, namun kita
bagian A yakni mencari nilai akar-akar
dapat membatasi perhitungan dengan banyak
persamaan non linier pada f(x)= x3 – 3x2 -x -1.
iterasi dan galat yang kita inginkan agar data
Menggunakan semua metode (metode
newton rhapson, secant, regula falsi, biseksi, hasil yang diperoleh semakin akurat.
dan muller) dengan tebakan awal 1 0,4 dan Sedangkan pada penyelesaian kasus
tebakan awal 2 0,9 didapatkan hasilnya menggunakan metode regula falsi kita dapat
13
Hastomo, Hudchon ., dkk. Perhitungan Akar Persamaan Non Linier
E. Daftar Pustaka