26
Solusi masalah analisis tegangan bentuk elemen segitiga ditunjukkan pada
gambar 1.3. elemen didefinisikan menjadi tiga nodal koordinat oleh (𝑥1 , 𝑦1 ), (𝑥2 , 𝑦2 ),
dan (𝑥3 , 𝑦3 ). Serta termasuk tegangan bidang. Dasumsikan 𝑡 = 𝑡(𝑥, 𝑦) merupakan
tebal elemen. Biasanya t dianggap tetap, bila tebal elemen adalah kecil , tetepi ini
bukan suatu keharusan. Hubungan antara tegangan dan regangan dinyatakan oleh
matrik bahan [𝐶]. Perilaku elemen, dengan perkataan lain daerah peralian suatu titik
sembarang, dinyatakan sebagai fungsi enam peralihan titik nodal, yaitu
𝑢1 , 𝑣1 , 𝑢2 , 𝑣2 , 𝑢3 , 𝑣3. Bahan dari elemen boleh diambil sembarang.
Dari gambar terlihat arah putaran penomoran yang akan mempengaruhi suku-
suku matrik kekakuan. Arah putaran ini tidak tergantung pada penomoran titik sudut
pada gambar struktur.
Persamaan displacement dapat ditulis sebagai berikut :
𝑢(𝑥, 𝑦) = 𝑁1 𝑢1 + 𝑁2 𝑢2 + 𝑁3 𝑢3
𝑢(𝑥, 𝑦) = 𝑁1 𝑉1 + 𝑁2 𝑉2 + 𝑁3 𝑉3
27
𝑢1
𝑣1
𝑢2
(𝑢(𝑥, 𝑦)) 𝑁1 0 𝑁2 0 𝑁3 0
= ( ) 𝑣2 = 𝑁 𝑇 𝑑
(𝑣(𝑥, 𝑦)) 0 𝑁1 0 𝑁2 0 𝑁3 𝑢
3
𝑣3
{ }
Dimana 𝑁𝑖, 𝑖 = 1, 2, 3 adalah fungsi interpolasi linier untuk elemen segitiga sebagai
berikut :
𝑁1 𝑥𝑏1 𝑦𝑐1 𝑓1
1
(𝑁2 ) = 2𝐴 (𝑥𝑏2 𝑦𝑐2 𝑓2 )
𝑁3 𝑥𝑏3 𝑦𝑐3 𝑓3
Dimana :
𝑏1 = 𝑦2 − 𝑦3 𝑏2 = 𝑦3 − 𝑦1 𝑏3 = 𝑦 1 − 𝑦2
𝑐1 = 𝑥3 − 𝑥2 𝑐2 = 𝑥1 − 𝑥3 𝑐3 = 𝑥2 − 𝑥1
𝑓1 = 𝑥2 𝑦3 − 𝑥3 𝑦2 𝑓 2 = 𝑥3 𝑦1 − 𝑥1 𝑦3 𝑓 3 = 𝑥1 𝑦2 − 𝑥2 𝑦1
Dimana C merupakan matrik pokok untuk material homogen, isotropic, dan elastic
kasus kondisi plane stress,
1 𝑣 0
𝐸
𝐶= (𝑣 1 0 )
1−𝑣 2 1−𝑣
0 0
2
Dimana;
28
E = Modulus Young’s
v = Poisson’s ratio
Sehingga persamaan Finite Element Method :
𝑘𝑑 = 𝑟𝑞
𝑟𝑞 = merupakan beban nodal ekivalen.
Dimana k merupakan matrik kekakuan elemen segitiga :
𝑘 = ℎ𝐴𝐵𝐶𝐵𝑇
h = tebal elemen.
1
𝑁2 = [(𝑦 − 𝑦3 )(𝑥 − 𝑥3 ) − (𝑥3 − 𝑥1 )(𝑦 − 𝑦3 )]
2𝐴123 1
1
𝑁3 = [(𝑦 − 𝑦1 )(𝑥 − 𝑥1 ) − (𝑥2 − 𝑥1 )(𝑦 − 𝑦1 )]
2𝐴123 2
Dimana :
1
𝐴123 = 2 [(𝑥3 − 𝑥2 )(𝑦2 − 𝑦1 ) − (𝑥2 − 𝑥1 )(𝑦3 − 𝑦2 )]
= luas segitiga yang positif untuk arah penomoran yang sudah dipilih.
Unutuk nilai v analog :
𝑣 = 𝑁1 𝑣1 + 𝑁2 𝑣2 + 𝑁3 𝑣3
Persamaan lengkap menjadi ;
29
𝑢1
𝑣1
𝑢 𝑁 0 𝑁2 0 𝑁3 0 𝑢
{ }=[ 1 ] 2
𝑣 0 𝑁1 0 𝑁2 0 𝑁3 𝑣2
𝑢3
{𝑣3 }
Dari sini dapat deformasi sebagai berikut :
𝜕𝑢
𝜀𝑥 𝑥
𝜕𝑣
𝜀
{𝜀} = { 𝑦 } = 𝑦
𝜀𝑥𝑦 𝜕 𝜕𝑣
𝑢
{𝑦 + 𝑥}
𝑦3 − 𝑦2 0 𝑦1 − 𝑦3 0 𝑦2 − 𝑦1 0
1
[𝑏] = [ 0 𝑥2 − 𝑥3 0 𝑥3 − 𝑥1 0 𝑥1 − 𝑥2 ]
2𝐴123
𝑥2 − 𝑥3 𝑦3 − 𝑦2 𝑥3 − 𝑥1 𝑦1 − 𝑦3 𝑥1 − 𝑥2 𝑦2 − 𝑦1
30
terlihat dalam gambar. Sedangkan pada lenturan plat, tiap titik nodal akan mempunyai
tiga derajat kebebasan pada bidang elemen, ialah lenturan yang tegak lurus bidang,
pelat, dan dua putaran sudut keluar bidang pelat.selanjutnya akan dibahas keadaan
bidang elemen segiempat. Medan peralihan untuk suatu titik (x, y) pada elemen ini
adalah ;
𝑎1
𝑎2
𝑎3
𝑢 1 𝑥 𝑥 𝑥𝑦 0 0 0 0 𝑎4
{ }= [ ] 𝑎
𝑣 0 0 0 0 1 𝑥 𝑦 𝑥𝑦 5
𝑎6
𝑎7
{𝑎8 }
𝑢 = 𝑎1 + 𝑎2 𝑥 + 𝑎3 𝑦 + 𝑎4 𝑥𝑦
𝑣 = 𝑎1 + 𝑎2 𝑥 + 𝑎3 𝑦 + 𝑎4 𝑥𝑦
31
Setelah dimasukkan harga-harga koordinat yang diketahui dan invers, maka didapat
:
1 1 1 1
𝑎1 1 1 1 1 𝑢1
− −
𝑎 1 𝑏 𝑏 𝑏 𝑏 𝑢2
{ 2} = 4 − 1 −𝑐
1 1 1 {𝑢 }
𝑎3 𝑐 𝑐 𝑐 3
𝑎4 1 1 1 1 𝑢4
[ 𝑏𝑐 − 𝑏𝑐 𝑏𝑐
− 𝑏𝑐]
32
Dua atau lebih dari dua elemen disambung oleh satu node, artinya tiap elemen
hanya mempunyai dua node dan masing-masing node dihubungkan ke elemen
lainnya. Seperti elemen pegas, truss, frame, dan grid. Elemen satu dimensi atau
elemen garis mempunyai sifat seperti luas penampang, momen inersia.
Untuk memahai konsep tegangan dua dimensi, kita perhatikan gambar 6.2 ,
sisi dx mengalami tegangan normal x , dan sisi dy mengalami tegangan normal y.
Dari referensi 1, telah kita ketahui bahwa besar xy sama dengan yx.
𝜎𝑥 + 𝜎𝑦 𝜎𝑥 − 𝜎𝑦 2
𝜎1 = + √( 2
) + 𝜏𝑥𝑦
2 2
𝜎𝑥 + 𝜎𝑦 𝜎𝑥 − 𝜎𝑦 2
𝜎2 = − √( 2
) + 𝜏𝑥𝑦
2 2
Dan sudut utama p, yang merupakan sudut dimana tegangan utama terjadi seperti
ditunjukan pada gambar 6.3, adalah
2𝜏𝑥𝑦
tan 2p =
𝜎𝑥 − 𝜎𝑦
Dimana,
33
1 𝑣 0
𝐸 𝑣 1 0
[𝐷] = [ 1 − 𝑣]
1 − 𝑣2 0 0
2
1−𝑣 𝑣 0
𝐸 𝑣 1−𝑣 0
[𝐷] = [ 1 − 𝑣]
(1 + 𝑣)(1 − 2𝑣) 0 0
2
34
Gambar 3.21 Peralihan elemen tiap-tiap nonal
Algoritma penelitian
a. Tahap Pertama yaitu pekerjaan persiapan yang meliputi studi pustaka dan
pengumpulan data dimensi dan mutu material yang digunakan.
b. Pembuatan gambar model dengan menggunakan program Autocad untuk
mendapatkan model yang mempunyai berat dan luasan yang sama.
c. Pembuatan benda uji balok kastela bentuk lubang hexagonal, elip, dan bentuk
telur.
d. Pengambilan gambar tiga dimensi (3D) dari benda uji asli yang telah
dipersiapkan.
e. Pemograman berbasis obyek dengan metode active contour dan thresholding
untuk mendapatkan gambar elemen struktur yang nantinya akan digunakan
sebegai pemodelan metode finit elemen struktur yang akan menghasikan
tegangan tiap-tiap titik.
f. Melakukan diskritisasi, pembagian struktur menjadi elemen-elemen kecil.
g. Membuat persamaan fungsi peralihan nodal dari tiap-tiap elemen 𝑢(𝑥, 𝑦) dan
𝑣(𝑥, 𝑦).
h. Membuat persamaan fungsi bentuk N
i. Membuat persamaan matrik B
j. Membuat persamaan matrik kekakuan elemen 𝑘𝑒
k. Membuat matrik kekakuan struktur 𝐾𝑠 , dengan cara penjumlahan (assembling)
dari matrik kekakuan elemen.
l. Simpangan nodal yang diperlukan {𝐹} = [𝐾𝑠 ]{𝑑}
35
𝜎𝑥
m. 𝜎
Menghitung tegangan tiap-tiap nodal yang dicari {𝜎} = { 𝑦 } = [𝐷][𝐵]{𝑑}
𝜏𝑥𝑦
n. Menghitung tegangan maksumum dan minimum :
𝜎𝑥 +𝜎𝑦 𝜎𝑥 −𝜎𝑦 2
𝜎1 = 2
+ √( 2
2
) + 𝜏𝑥𝑦
𝜎𝑥 + 𝜎𝑦 𝜎𝑥 − 𝜎𝑦 2
𝜎2 = − √( 2
) + 𝜏𝑥𝑦
2 2
36
Mulai
Membuat gambar
Pengumpulan data Kajian pustaka dan benda uji
Pengambilan gambar 3D
𝜎𝑥
𝜎
Menghitung tegangan {𝜎} = { 𝑦 } = [𝐷][𝐵]{𝑑}
𝜏𝑥𝑦
𝜎𝑥 + 𝜎𝑦 𝜎𝑥 − 𝜎𝑦 2
𝜎𝑥 + 𝜎𝑦 𝜎𝑥 − 𝜎𝑦 2 𝜎1 = + √( 2
) + 𝜏𝑥𝑦
𝜎2 = − √( 2
) + 𝜏𝑥𝑦 2 2
2 2
selesai
37