E-Business Systems
E-Business Systems
E-BUSINESS SYSTEMS
Oleh :
Dilla Saezana - 041914253016
Fransisca Agustin - 041914253017
Elysabet Christy - 041914253020
Nur Afiqoh Sari - 041914253022
A2M
Sebagai :
Tugas Kelompok Mingguan
E-Business Technologies
B2B APPLICATIONS
Sebelum ada internet, banyak perusahaan besar memiliki sistem EDI untuk mengirimkan
dokumen secara elektronik dengan jaringan privat. Hampir 10 tahun bagi perusahaan besar
tsb untuk mengandalkan internet sebagai jaringan komunikasi yang aman. Penerapan B2B
menggunakan internet sama dengan yang sebelumnya dicapai oleh perusahaan besar dengan
EDI. Penerapan B2B melalui internet dapat:
Mengurangi siklus waktu untuk melakukan bisnis dengan pemasok dan pelanggan
Mengurangi biaya untuk melakukan bisnis dengan penanganan transaksi otomatis dan
menghapus penggunaan dokumen kertas
Meningkatan koordinasi dengan rekan bisnis
Transaksi utama B2B adalah pembelian produk dari pemasok, memeuhi pesanan dari
pelanggan dan pelacakan pesanan secara online. Contoh perusahaan yang menyediakan
software pembelian dan layanan bagi pelanggan adalah FreeMarkets dimana ia
menyelenggarakan lelang online dimana pemasok dapat member penawaran harga bagi
kliennya. Biasanya produk yang digunakan sebagai input proses produksi memiliki
spesifikasi kompleks sehingga FreeMarkets juga menyediakan ahli untuk membantu manajer
pembelian perusahaan klien untuk menyusun persyaratan pengajuan penawaran. Selama
lelang, pemasok dapat melihat harga tawaran dari pemasok. Contoh lain adalah Alibaba,
perantara B2B perdagangan global serta domestik di China, yang berfokus pada pemasok dan
pelanggan kecil. Pesaing juga berusaha untuk bekerja sama dalam mengembangkan jual beli
online. Misal Covisint dibentuk oleh produsen mobil terbesar di AS sebagai pertukaran
online untuk lelang, sourcing dan kolaborasi lain.
Figure 7.7 menggambarkan jika hanya ada sedikit pembeli dalam satu industri, pembeli akan
memiliki daya tawar tinggi sehingga produsen mobil cenderung berinvestasi untuk
membangun bursa produsen mobil dibanding membayar perantara independen yang
memberikan layanan online bagi perusahaannya.
Jika hanya ada sedikit penjual, penjual cenderung lebih banyak mengandalkan kekuatan
bersaingnya sebagai seorang pemasok dibanding membayar perantara untuk memberi
layanan online. Jika pembeli dan penjual sama banyaknya, perusahaan yang berperan sebagai
perantara online cenderung memiliki bisnis yang berkelanjutan. Pembelian secara online
komoditas MRO (materials, repair and operations) dapat menghemat cukup besar bagi klien
meskipun produk komoditas memiliki profit margin sangat kecil.
Misal tim pembelian Nestle wilayah Amerika Utara memastikan bahwa solusi sourcing
online dapat menghasilkan lebih banyak penghematan biaya dibanding off-line sourcing. Tim
pertama aan berfokus pada pembelian bahan baku dan kemasan menggunakan lelang online,
yang memerlukan perubahan proses sourcing. Setelah merasakan manfaatnya, ia memperluas
online sourcing untuk produk MRO dan layanan tambahan. Manfaat lain dari sistem B2B
melalui internet adalah peningkatan berbagi informasi dengan pemasok dan pelanggan
mengenai transaksi supply-chain melalui internet. Banyak aplikasi supply chain dirancang
untuk mempengaruhi investasi sistem perusahaan sebelumnya misal inisiatif melakukan e-
sourcing Nestle AS dipengaruhi oleh penerapan sistem ERP global yang dibangun oleh
kantor pusat Nestle di Switzerland.
Perusahaan lain menggunakan database terpusat dengan informasi produk dan persediaan
untuk mengembangkan aplikasi B2B bagi vendor managed inventory (VMI) partnership
dimana klien mempercayakan manajemen persediaan pada pemasok. VMI partnership
bergantung pada ketepatan waktu penyampaian informasi penjualan secara elektronik dengan
pemasoknya. Rendahnya biaya komunikasi B2B melalui internet menyebabkan aplikasi B2B
dapat digunakan bagi perusahaan kecil dan menengah.
Perkembangan aplikasi e-business juga meningkatkan kebutuhan auditor dengan
keterampilan baru yaitu mampu mengaudit sistem dan memahami teknologi e-business.
B2C APPLICATIONS
Pertumbuhan B2C e-business bergantung pada jumlah calon konsumen yang memiliki akses
internet. Jumlah pengguna internet di dunia terus-menerus mengalami pertumbuhan. Selain
melakukan pembelian secara online, konsumen menggunakan web untuk mencari ide hadiah
dan membandingkan harga. Berikut beberapa manfaat aplikasi B2C bagi penjual.
Akses terhadap pelanggan 24 jam dalam 7 hari
Biaya yang lebih murah dari jaringan online
Peluang pemasaran multimedia
Cara baru untuk meneliti pasar potensial
Cara baru mendistribusikan (jika produk dalam bentuk digital)
Menjangkau pembeli secara global.
Manfaat yang diperoleh penjual bergantung pada pasar dimana ia bersaing (dari segi industri
dan negara), apakah perusahaan menjual secara langsung ke konsumen akhir (atau dari
katalog atau toko ritel) serta karakteristik produk atau jasa. Contoh produk yang dapat
dibentuk menjadi digital (misal musik dan film) dapat dihantarkan langsung ke konsumen
menggunakan jaringan online.
Pasar internasional kini juga populer untuk melakukan penjualan B2C karena rendahnya
biaya masuk dan jika nilai mata uang melemah. Berikut kita bahas bagaimana 6 perusahaan
menggunakan internet untuk aplikasi B2C dimana :
2 dot-com retailer yang telah lebih unggul dibanding toko penjualan terbaik
(Amazon.com, Netflix)
2 retailer katalog tradisional yang pertama menggunakan B2C dengan web site yang
memungkinkan pengguna memesan produk yang sesuai dengan pembeli (Dell, Lands’ End)
2 retailer toko tradisional yang sukses mengintegrasikan toko dan sistem online untuk
melayani pelanggan dengan pembelian berulang yang menggunakan keduanya (Staples,
Tesco)
DOT-COM INTERMEDIARIES
Pada pertengahan 1990-an, ada kepercayaan luas bahwa Internet terutama akan
memiliki efek disintermediasi pada perantara tradisional, seperti grosir yang mendistribusikan
ke pengecer. Artinya, perusahaan yang merupakan perantara antara perusahaan yang
menciptakan produk atau jasa dan pembeli mereka dianggap tidak lagi layak secara ekonomi.
Sebaliknya, produsen atau perusahaan jasa akan mengadopsi strategi penjualan langsung ke
konsumen mereka sendiri. perantara yang sukses harus mampu menarik basis pengguna yang
cukup besar yang akan menghasilkan pendapatan untuk membayar layanan unik yang
ditawarkannya kepada pembeli, penjual, dan / atau pencari online. Model perantara yang
telah berhasil meliputi yang berikut:
• lelang untuk barang bekas atau baru yang pembeli dan / atau penjual membayar biaya
karena perantara dapat menarik audiens yang diinginkan
• situs yang memiliki informasi teragregasi tentang produk atau layanan serupa dari
banyak penjual tempat pembeli dan / atau penjual membayar biaya untuk mengurangi
pencarian informasi atau biaya pemasarannya sendiri.
E-bisnis melalui Internet juga tentu saja mengarah pada fenomena lain, seperti pembentukan
perantara dot-com baru. Priceline(dot)com adalah salah satu perantara online pertama yang
menggunakan model di mana informasi dan rencana perjalanan maskapai penerbangan yang
sebenarnya disembunyikan sampai konsumen menerima harga diskon.
Perantara dot-com yang berfungsi sebagai portal telah muncul untuk membantu pengguna
menemukan situs Web dan untuk menawarkan layanan khusus Internet lainnya. Situs Web
lain menyediakan platform untuk mendukung komunitas online tempat individu, pekerja, dan
bisnis dapat berbagi informasi dan membuat jaringan virtual. Munculnya jenis aplikasi ini,
disebut sebagai Web 2.0, telah menghasilkan serangkaian perusahaan dot-com inovatif yang
baru. Tiga contoh dot-com yang dijelaskan dalam bagian ini menyediakan satu atau lebih dari
jenis layanan online ini:
• eBay, (www.ebay.com), pelopor dalam e-bisnis C2C yang merupakan salah satu perusahaan
dot-com pertama yang mencapai profitabilitas berdasarkan biaya kecil yang dibayarkan untuk
daftar lelang dan penjualan; jangkauan global dan juga perantara B2C dan B2B.
• Google (www.google.com), sebuah dot-com yang tumbuh cepat dengan algoritma
pencarian Web yang unggul yang saat ini mendukung lebih dari setengah pencarian Internet
yang dikirimkan setiap hari di seluruh dunia; saat ini di banyak bisnis yang berhubungan
dengan IT, termasuk layanan pemetaan, sistem operasi untuk ponsel, dan penyimpanan data
untuk catatan kesehatan individu.
• Facebook (www.facebook.com), jejaring sosial dot-com yang tumbuh dari alat perangkat
lunak untuk menghubungkan mahasiswa di tahun 2004 menjadi situs yang menarik lebih dari
500 juta pengguna di seluruh dunia pada tahun 2010.
SPECIAL ISSUE: WHAT MAKES A GOOD WEB SITE FOR CONSUMERS
Desain situs web merupakan faktor penting bagi pengalaman online awal pengguna. Untuk
perusahaan dengan aplikasi e-bisnis untuk konsumen, baik sebagai penjual atau perantara,
situs web perusahaan “adalah” perusahaan. Kerangka untuk memikirkan desain web site dari
segi perspektif human-computer interface yang dikembangkan oleh Rayport dan Jaworski
dan disebut model 7C.
• Context — tata letak dan desain situs, yang mencakup fungsionalitas dan penampilan
estetika, atau keduanya
• Content — penggunaan teks, gambar, suara, dan video yang sesuai untuk bisnis
• Commerce — kemampuan situs untuk melakukan transaksi komersial
• Customization — kemampuan situs untuk menyesuaikan diri dengan pengguna
tertentu atau dengan kemampuan yang memungkinkan pengguna untuk
mempersonalisasi situs itu sendiri
• Community — cara situs memungkinkan perasaan keanggotaan dan minat bersama
dengan pengguna situs lainnya
• Comunication — ketersediaan komunikasi situs-ke-pengguna dan pengguna-ke-situs,
termasuk asinkron (e-mail), video waktu-nyata, saluran telepon
• Connection — penanganan tautan Web ke situs eksternal lain — seperti jendela
terpisah.
Atribut kunci lain dari Web site yang baik terkait dengan karakteristik lingkungan operasi
baik dari sisi klien dan web server- serta jaringan yang diakses. Masalah teknis yang harus
diantisipasi adalah download yang tertunda, masalah pencarian dan kelemahan keamanan.
Meningkatnya jaringan wireless dan perangkat genggam yang dapat mengakses internet
menyebabkan pengembang mempertimbangkan tampilan web site yang baik tidak hanya di
layar komputer tetapi juga perangkat yang lebih kecil seperti smartphone. Selain itu, juga
harus mempertimbangkan perbedaan target dari segi bangsa dan budaya (Brown, Dehayes,
Hoffer, Martin, & Perkins, 2012).
Latar Belakang
E-business (bisnis elektronik) sangat penting untuk strategi inovasi teknologi, karena
ia mengintegrasikan sistem berbasis internet dengan bisnis inti yang berpotensi
mempengaruhi seluruh bisnis. E-business didefinisikan sebagai komersial apa pun atau
transaksi administratif atau pertukaran informasi yang disediakan melalui internet (Moodley,
2003; Wang dan Cheung, 2004). Meskipun e-business memiliki komponen teknis, masalah
manajemen harus dialamatkan mengenai perubahan dalam proses organisasi dan interaksi
baik di dalam perusahaan maupun di antara perusahaan. Beberapa penelitian terdahulu
berpendapat bahwa kemampuan organisasi berperan penting dalam keberhasilan
implementasi CRM. Selain itu, mengembangkan pembelajaran organisasi dan strategi
manajemen pengetahuan telah dianggap sebagai cara yang efektif dan efisien untuk
implementasi TI yang sukses. Namun, studi empiris jarang membahas kemampuan organisasi
(seperti pembelajaran organisasi dan kemampuan manajemen pengetahuan) yang
mempengaruhi kontribusi e-bisnis terhadap kinerja perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan model penelitian untuk menguji pengaruh
kemampuan organisasi terhadap keberhasilan implementasi penggunaan e-business. Dalam
model yang diusulkan, konstruk kemampuan organisasi didekomposisi menjadi kemampuan
pembelajaran organisasi (pelatihan yang tersedia, keahlian teknis dan tingkat pengetahuan)
dan kemampuan manajemen pengetahuan (akuisisi pengetahuan, aplikasi pengetahuan dan
berbagi pengetahuan). Model penelitian dan hubungan yang dihipotesiskan diuji secara
empiris menggunakan pendekatan pemodelan persamaan struktural (SEM), didukung oleh
perangkat lunak LISREL.
Referensi
Brown, C. V., Dehayes, D. W., Hoffer, J. A., Martin, E. W., & Perkins, W. C. (2012).
Managing Information Technology: Prentice Hall.
Lee, C.-P., Lee, G.-G., & Lin, H.-F. (2007). The role of organizational capabilities in
successful e-business implementation. Business Process Management Journal, 13,
677-693. doi:10.1108/14637150710823156
Review Jurnal 2
The impact of e-business oncapital productivity
An analysis of the UK telecommunications sector
Eva Martı ́nez-Caro dan Juan Gabriel Cegarra-Navarro
International Journal of Operations & Production Management, Vol. 30 No. 5, 2010pp. 488-
507, Emerald Group Publishing Limited, 2009, Q1
Latar Belakang
Meningkatnya persaingan membuat organisasi mencari strategi bisnis yang lebih efektif.
Banyak dari organisasi ini telah beralih ke teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai
cara untuk mengatasi lingkungan yang bergolak (Sigala, 2003). Bahkan, memanfaatkan
teknologi dan mengelolanya secara efektif adalah penting bagi perusahaan dan diterima
secara luas sebagai sarana untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
(Barney, 1991; Mahoney dan Pandian, 1992; Chen dan Liaw, 2001). Secara khusus, secara
luas diakui bahwa perusahaan semakin menghadapi tantangan e-bisnis, yaitu, menggunakan
alat berbasis internet untuk mendukung proses bisnis mereka (Caglianoet al., 2003). E-
Business menawarkan pembeli dan penjual bentuk baru dari komunikasi dan menyediakan
peluang untuk menciptakan pasar baru. e-Business diakui sebagai area penting untuk inovasi
dan investasi teknologi informasi (Sauer, 2000) dan diharapkan untuk meningkatkan kinerja
perusahaan secara dini dengan menyediakan tingkat efisiensi proses yang lebih tinggi. Tujuan
dari makalah ini adalah untuk memberikan bukti pengaruh berbagai teknologi e-bisnis pada
produktivitas modal (CP). Pengukuran produktivitas adalah alat yang berguna untuk
mengukur kinerja bisnis. Namun, saat ini hanya ada sedikit bukti empiris untuk mendukung
dampak teknologi bisnis terhadap produktivitas.
Pengembangan Hipotesis
H1. Sistem Groupware secara positif terkait dengan CP.
H2. Sistem kolektif berhubungan positif dengan CP.
Desain Penelitian
Dalam makalah ini, investigasi empiris 132 usaha kecil dan menengah (UKM) di sektor
telekomunikasi Inggris dilakukan, menggunakan regresi hirarkis. Dengan demikian, tiga jenis
teknologi berbeda yang dapat dikaitkan dengan e-bisnis (mis. Aplikasi berbasis internet,
aplikasi groupware, dan sistem kolektif) dipertimbangkan.
Hasil Penelitian
Temuan utama adalah bahwa setiap perbaikan dalam CP secara signifikan dipengaruhi oleh
aplikasi groupware dan sistem kolektif. Oleh karena itu, UKM Inggris dan perusahaan besar
lainnya mungkin melakukan investasi berlebih dalam pengembangan situs web untuk
mendukung keberadaan internet mereka, sementara melakukan investasi bawah tanah dalam
mempromosikan kesadaran dan penggunaan layanan ini kepada pelanggan (mis. Aplikasi
perangkat grup dan sistem kolektif).
Implikasi penelitian
Mengukur hasil lebih sulit di lingkungan e-bisnis karena aplikasi melintasi batas sehingga
mempengaruhi banyak pihak. Oleh karena itu, metrik alternatif untuk mengukur hasil dari
berbagai perspektif bisa diperlukan. Pengukuran produktivitas dilakukan di sektor
telekomunikasi UK UK,
Studi Kasus
Masalah Utama
Maskapai ini tidak memiliki infrastruktur data perusahaan bagi karyawan untuk cepat
mengakses informasi yang mereka butuhkan untuk mendapatkan wawasan kunci tentang
bisnis. Data tidak dianggap sebagai aset, dan tidak diatur untuk kebaikan perusahaan.
Namun, visi manajemen senior adalah untuk menggabungkan data ke dalam satu sumber,
dengan akses oleh karyawan di semua departemen.
Penyelesaian
Pemanfaatan Real-Time BI yang dapat menghasilkan revenue sebesar $500M dan
penghematan anggaran yang signifikan pada perusahaan Continental Airlines. Pada studi ini
juga menjelaskan bahwa pada intinya kesuksesan Real-Time BI sangat bergantung pada
dukungan organisasi dan juga dukungan teknis para ahli. Di mana Watson et al memiliki
konsep bahwa suatu data bahkan data yang terbaru pun tidak akan menghasilkan nilai bisnis
yang tinggi apabila tidak digunakan untuk memberikan saran pengambilan keputusan pada
organisasi secara cepat. Tetapi secara jelas, Watson et al menjelaskan bahwa konsep mereka
mengenai real-time tidak harus selalu memiliki artian sistem yang instan. Karena Watson et
al menerapkan faedah bahwa selain cepat real-time BI juga harus akurat dan efektif dalam
memberikan saran pengambilan keputusan.
Aplikasi BI diterapkan pada kategori (1) manajemen pendapatan dan akuntansi, (2)
manajemen hubungan pelanggan, (3) pengoperasian awak dan penggajian, (4) keamanan dan
penanggulangan kasus penyalahgunaan, dan (5) pengoperasian penerbangan. Watson et al
juga memberikan criteria-kriteria keberhasilan penerapan Real-Time BI untuk industry lain.
Di mana criteria tersebut terdiri dari beberapa langkah yaitu (1) memilih kebutuhan strategi
bisnis akan real-time BI yang paling signifikan, (2) pelaksanakan investasi ke bagian
organisasi yang paling sesuai, dan (3) melakukan value assessment terhadap investasi
tersebut.
Manfaat dari Penerapan Real Time BI dan Data Warehousing