Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

E-BUSINESS SYSTEMS

Oleh :
Dilla Saezana - 041914253016
Fransisca Agustin - 041914253017
Elysabet Christy - 041914253020
Nur Afiqoh Sari - 041914253022
A2M

Sebagai :
Tugas Kelompok Mingguan

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
Brief History of Internet
Internet awalnya digunakan oleh organisasi pemerintah AS dan sekelompok
perusahaan R&D di AS. Web browser komersial pertama yaitu Netscape Navigator
yang dirilis tahun 1994 sebagai produk gratis mempercepat penyebaran penggunaan
web nagivation yang kemudian diikuti oleh Microsoft Internet Explorer browser,
meningkatkan peluang bisnis terhubung ke internet dimanapun serta mencapai
pelanggan dan pemasok secara online. Web (World wide web) adalah bagian dari
internet, dengan kemampuan multimedia. Tidak ada satu organisasipun yang memiliki
internet. Tiap organisasi atau pengguna harus membayar software dan hardware (untuk
client dan server) serta akses jaringan. Teknologi web awalnya dibuat untuk bertukar
dokumen.

E-Business Technologies

Awalnya bisnis hanya memiliki alat untuk menciptakan ‘tampilan web’.


Dokumen teks dengan hyperlink dimuat dalam web server untuk berkomunikasi
dengan berbagai stakeholder. Lalu dikembangkan teknologi web untuk mendukung
interaktivitas dengan pengguna, diikuti dengan desain menarik pengunjung.
Penerapan cara yang aman untuk mengirimkan transaksi dan standar pemrosesan
kartu kredit meningkatkan pengembangan web site dengan kemampuan penjualan.
Bank, dua pemain utama kartu kredit (Visa dan mastercard) serta pemain utama di
industri (Microsoft dan Netscape) mengembangkan standar baru untuk mendukung
transaksi business to consumer (B2C) melalui web dan Secure Electronic Transaction
(SET) versi pertama diperkenalkan pada Juni 1997.
Penerapan kemampuan tanda tangan digital juga mendorong transaksi business
to business yang aman via internet tahun 2000. Istilah web portal muncul yaitu situs
yang dirancang untuk menjadi titik akses awal atau gateway ke web site lainnya.
Internet portal saat ini tidak hanya mencakup mesin pencari tetapi juga berita, harga
saham dan sumber informasi lain dan hiburan. Banyak bisnis juga memiliki portal yang
dirancang bagi karyawan untuk memberikan akses terhadap web melalui intranet
perusahaan, yang memfasilitasi pengumpulan data karyawan untuk sistem penggajian
dan personalia.
Beberapa bisnis juga menetapkan portal bagi rekan bisnis, yang diakses
menggunakan URL terpisah dari web site perusahaan, untuk memberikan akses
terhadap informasi tertentu (disebut extranet). Bersama dengan pengenalan web site
publik dan extranet, perusahaan juga perlu menyediakan jaringan online layanan
pelanggan dan memastikan kehandalan dan keamanan web site hosting.
 Internet : jaringan yang meliputi seluruh dunia, sehingga dapat diakses
oleh publik, yang menggunakan TCP/IP protocol
 Intranet : jaringan privat yang beroperasi dalam sebuah organisasi dan
menerapkan TCP/IP protocol untuk menyediakan informasi, aplikasi dan
alat lain yang digunakan oleh karyawan organisasi
 Extranet : bagian dari intranet privat perusahaan yang dapat diakses via
internet oleh organisasi yang telah disetujui misal pelanggan atau
pemasok.
Web browser juga terus meningkatkan fungsinya dan kemudahan penggunaan
telah menjadi standard interface untuk mengakses tidak hanya teks dan gambar
melainkan multimedia (suara, gambar bergerak, video) dan tidak perlu melatih
pengguna secara khusus. Batasan terhadap pertumbuhan aplikasi B2C adalah kapasitas
‘pipa saluran’ yang diakses pengguna untuk jenis file dan media yang berbeda.
Peningkatan penggunaan broadband internet menyebabkan perusahaan mengubah isi
web sitenya karena memungkinkan ‘pipa saluran’ komunikasi yang lebih besar dan
download yang lebih cepat.
Meningkatnya penggunaan smartphone dengan koneksi wireless telah
mendorong perkembangan aplikasi e-business yang dirancang untuk smartphone yang
disebut m- commerce. Perusahaan memanfaatkan perkembangan ini dengan
menyesuaikan isi yang ditampilkan pada pelanggan berdasarkan lokasi geografis dan
data demografis.
Standar teknologi untuk B2B e-business adalah XML (eXtensible Markup
Language), bahasa yang memfasilitasi pengiriman elemen data bisnis berkat
kemampuan menambahkan yang tepat. Sebelum komersialisasi internet, sebagian
besar yang termasuk Fortune 1000 telah menerapkan aplikasi electronic data
interchange (EDI) menggunakan jaringan telekomunikasi privat dari leased line atau
value-added network (VAN) yang disediakan pihak ketiga. XML memungkinkan EDI
yang lebih fleksibel dan murah karena memanfaatkan internet sebagai jaringan
komunikasi publik. Kurangnya keamanan online merupakan satu batasan terbesar
penyebaran sistem e- business berbasis internet.

Legal and Regulatory Environment

Beberapa isu terkait e-business adalah bagaimana pengenaan pajak penjualan


produk dan jasa yang dijual dengan web site; perlindungan data konsumen yang
diperoleh dengan web site. Banyak pihak mempertimbangkan perlunya kesepakatan
internasional mengenai hal ini namun terhambat oleh perbedaan kebijakan masing-
masing negara terkait hak individu dan perlindungan intellectual property.

STRATEGIC E-BUSINESS OPPORTUNITIES (AND THREATS)


Kerangka untuk menilai peluang dan ancaman bagi suatu perusahaan adalah
competitive forces model yang disampaikan Michael E. Porter dimana terdapat 5
competitive forces yaitu pemasok, pelanggan, masuknya pendatang baru, produk
pengganti dan pesaing. Porter menggunakan model ini untuk memprediksi peluang dan
ancaman industri dari perspektif perusahaan brick-and-mortar tradisional. Tiga
peluang utama e-business bagi perusahaan tradisional yaitu:
1. Pembelian pasokan melalui internet dapat meningkatkan
kekuatan perusahaan atas pemasoknya
2. Ukuran pasar potensial akan meningkat (karena internet menjangkau
nasional dan global)
3. Jaringan distribusi antara perusahaan tradisional dan pelanggan dapat
dihapus
Perantara antara produsen dan konsumen dapat dihapus. Misal maskapai
penerbangan sebelumnya bergantung pada agen travel untuk menjual dan mencetak
tiket namun kini maskapai dapat menghapus perantara dengan menjual tiket secara
langsung pada pelanggan melalui web dan menghemat biaya transaksi yang dibayar ke
agen travel.
Porter juga menyebutkan ancaman bagi e-business dibanding perusahaan
tradisional.
1. Semakin ketatnya persaingan berdasarkan harga karena internet membuat
penawaran produk lebih sulit.
2. Perluasan pasar geografis menyebabkan peningkatan jumlah pesaing

B2B APPLICATIONS
Sebelum ada internet, banyak perusahaan besar memiliki sistem EDI untuk mengirimkan
dokumen secara elektronik dengan jaringan privat. Hampir 10 tahun bagi perusahaan besar
tsb untuk mengandalkan internet sebagai jaringan komunikasi yang aman. Penerapan B2B
menggunakan internet sama dengan yang sebelumnya dicapai oleh perusahaan besar dengan
EDI. Penerapan B2B melalui internet dapat:
 Mengurangi siklus waktu untuk melakukan bisnis dengan pemasok dan pelanggan
 Mengurangi biaya untuk melakukan bisnis dengan penanganan transaksi otomatis dan
menghapus penggunaan dokumen kertas
 Meningkatan koordinasi dengan rekan bisnis
Transaksi utama B2B adalah pembelian produk dari pemasok, memeuhi pesanan dari
pelanggan dan pelacakan pesanan secara online. Contoh perusahaan yang menyediakan
software pembelian dan layanan bagi pelanggan adalah FreeMarkets dimana ia
menyelenggarakan lelang online dimana pemasok dapat member penawaran harga bagi
kliennya. Biasanya produk yang digunakan sebagai input proses produksi memiliki
spesifikasi kompleks sehingga FreeMarkets juga menyediakan ahli untuk membantu manajer
pembelian perusahaan klien untuk menyusun persyaratan pengajuan penawaran. Selama
lelang, pemasok dapat melihat harga tawaran dari pemasok. Contoh lain adalah Alibaba,
perantara B2B perdagangan global serta domestik di China, yang berfokus pada pemasok dan
pelanggan kecil. Pesaing juga berusaha untuk bekerja sama dalam mengembangkan jual beli
online. Misal Covisint dibentuk oleh produsen mobil terbesar di AS sebagai pertukaran
online untuk lelang, sourcing dan kolaborasi lain.
Figure 7.7 menggambarkan jika hanya ada sedikit pembeli dalam satu industri, pembeli akan
memiliki daya tawar tinggi sehingga produsen mobil cenderung berinvestasi untuk
membangun bursa produsen mobil dibanding membayar perantara independen yang
memberikan layanan online bagi perusahaannya.
Jika hanya ada sedikit penjual, penjual cenderung lebih banyak mengandalkan kekuatan
bersaingnya sebagai seorang pemasok dibanding membayar perantara untuk memberi
layanan online. Jika pembeli dan penjual sama banyaknya, perusahaan yang berperan sebagai
perantara online cenderung memiliki bisnis yang berkelanjutan. Pembelian secara online
komoditas MRO (materials, repair and operations) dapat menghemat cukup besar bagi klien
meskipun produk komoditas memiliki profit margin sangat kecil.
Misal tim pembelian Nestle wilayah Amerika Utara memastikan bahwa solusi sourcing
online dapat menghasilkan lebih banyak penghematan biaya dibanding off-line sourcing. Tim
pertama aan berfokus pada pembelian bahan baku dan kemasan menggunakan lelang online,
yang memerlukan perubahan proses sourcing. Setelah merasakan manfaatnya, ia memperluas
online sourcing untuk produk MRO dan layanan tambahan. Manfaat lain dari sistem B2B
melalui internet adalah peningkatan berbagi informasi dengan pemasok dan pelanggan
mengenai transaksi supply-chain melalui internet. Banyak aplikasi supply chain dirancang
untuk mempengaruhi investasi sistem perusahaan sebelumnya misal inisiatif melakukan e-
sourcing Nestle AS dipengaruhi oleh penerapan sistem ERP global yang dibangun oleh
kantor pusat Nestle di Switzerland.
Perusahaan lain menggunakan database terpusat dengan informasi produk dan persediaan
untuk mengembangkan aplikasi B2B bagi vendor managed inventory (VMI) partnership
dimana klien mempercayakan manajemen persediaan pada pemasok. VMI partnership
bergantung pada ketepatan waktu penyampaian informasi penjualan secara elektronik dengan
pemasoknya. Rendahnya biaya komunikasi B2B melalui internet menyebabkan aplikasi B2B
dapat digunakan bagi perusahaan kecil dan menengah.
Perkembangan aplikasi e-business juga meningkatkan kebutuhan auditor dengan
keterampilan baru yaitu mampu mengaudit sistem dan memahami teknologi e-business.

B2C APPLICATIONS
Pertumbuhan B2C e-business bergantung pada jumlah calon konsumen yang memiliki akses
internet. Jumlah pengguna internet di dunia terus-menerus mengalami pertumbuhan. Selain
melakukan pembelian secara online, konsumen menggunakan web untuk mencari ide hadiah
dan membandingkan harga. Berikut beberapa manfaat aplikasi B2C bagi penjual.
 Akses terhadap pelanggan 24 jam dalam 7 hari
 Biaya yang lebih murah dari jaringan online
 Peluang pemasaran multimedia
 Cara baru untuk meneliti pasar potensial
 Cara baru mendistribusikan (jika produk dalam bentuk digital)
 Menjangkau pembeli secara global.
Manfaat yang diperoleh penjual bergantung pada pasar dimana ia bersaing (dari segi industri
dan negara), apakah perusahaan menjual secara langsung ke konsumen akhir (atau dari
katalog atau toko ritel) serta karakteristik produk atau jasa. Contoh produk yang dapat
dibentuk menjadi digital (misal musik dan film) dapat dihantarkan langsung ke konsumen
menggunakan jaringan online.
Pasar internasional kini juga populer untuk melakukan penjualan B2C karena rendahnya
biaya masuk dan jika nilai mata uang melemah. Berikut kita bahas bagaimana 6 perusahaan
menggunakan internet untuk aplikasi B2C dimana :
 2 dot-com retailer yang telah lebih unggul dibanding toko penjualan terbaik
(Amazon.com, Netflix)
 2 retailer katalog tradisional yang pertama menggunakan B2C dengan web site yang
memungkinkan pengguna memesan produk yang sesuai dengan pembeli (Dell, Lands’ End)
 2 retailer toko tradisional yang sukses mengintegrasikan toko dan sistem online untuk
melayani pelanggan dengan pembelian berulang yang menggunakan keduanya (Staples,
Tesco)

Two Dot-Com Retailers


1. Amazon.com
Amazon.com merupakan pelopor toko buku online sejak tahun 1995 dan ia dapat
memanfaatkan keuntungan sebagai first mover dan memberi pengalaman belanja online yang
ramah terhadap konsumen. Amazon merupakan ancaman bagi toko buku tradisional.
Kesuksesan amazon menjual buku menyebabkan ia mempeluas pada produk konsumen
lainnya (elektronik atau furniture outdoor). Ketika memperluas produk yang ditawarkan,
Amazon juga berinvestasi pada fasilitas distribusi tambahan untuk menangani produk yang
harus disimpan sendiri (misal elektronik).
Kini amazon menjadi department store online dan situs belanja online terpopuler di dunia.
Amazon mematenkan metode ‘one-click’ untuk belanja online dan kemampuan personalisasi
dengan memberikan rekomendasi pembelian berdasarkan histori pembelian dan pembelian
yang sering dilakukan konsumen lain. Tahun 2001 Amazon menerima penghargaan dengan
kepuasan konsumen paling besar.
Amazon terus melakukan inovasi misal dengan memperkenalkan e-book reader pertama
(Kindle) pada tahun 2007 dan mensponsori produk sebagai buku teks di beberapa universitas.
Sebagai respon diperkenalkannya iPad, Amazon menciptakan aplikasi e-reader yang dapat
digunakan di OS Apple, Android dan Blackberry.
2. Netflix
Netflix didirikan tahun 1998 segera setelah format DVD menjadi standar baru untuk rental
dan penjualan video. Perusahaan dimulai dengan menerapkan flat-rate bagi bisnis rental film
online. Website berisi informasi film yang dilengkapi dengan gambar dan tulisan. Websiter
dirancang untuk mudah digunakan namun dilengkapi kemampuan pencarian dan
penyaringan canggih. Pelanggan mengisi daftar pesanan DVD yang disewa. Pelanggan dapat
memilih dari beberapa rencana langganan bulanan bergantung pada jumlah film.
DVD dikirim melalui surat pada pelanggan dan video dikembalikan ke Netflix menggunakan
amplop yang sebelumnya dikirim pada penyewa dan tidak dikenakan biaya tambahan.
Pelanggan dapat membuat friend list dan memberikan movie rating yang dapat dilihat oleh
anggota friend listnya karena Netflix melihat 60% pelanggan memilih film berdasarkan
rekomendasi yang tercantum di web site. Anggota juga dapat menerima notifikasi via email
jika ada video baru.
Dibanding beberapa dot-coms sejak 1990an, Netflix kurang memiliki modal ventura untuk
mendukung perkembangannya namun ia diuntungkan karena menjadi perusahaan baru dalam
ceruk rental film. Di Januari 2007, Netflix mulai meluncurkan layanan distribusi film digital
melalui internet menggunakan video streaming ke TV atau PC. Visi perusahaan adalah
menghantarkan film baik yang baru maupun lama ke layar yang terkoneksi internet.

Two Traditional Catalog Retailers


Dell
Dell merupakan satu diantara industri PC yang menetapkan kemampuan konfigurasi PC
berdasarkan konsumen. Dell membuat model berdasarkan pesanan dari jaringan ritelnya yang
secara langsung berhadapan dengan pelanggan. Diperkenalkan pada Juli 1996, website Dell
menggunakan aplikasi software dan tampilan layanan pelanggan untuk menciptakan web
‘self service’ dimana konsumen dapat membuat pesanan PC nya sendiri. Website mampu
menunjukkan perbedaan harga jika konsumen memilih komponen yang berbeda dan
menghitung total biaya. Pesanan PC dimasukkan melalui web site dan data pesanan
diterjemahkan menjadi desain, komponen dipesan dan memperoleh sumber daya untuk
memenuhi pesanan.
Di akhir 2002, Dell merupakan no.1 di pasar dekstop PC dan no.1 di retailer komputer online
namun pertengahan 2006, Dell kehilangan posisinya karena dikalahkan Hewlett-Packard.
Model supply chain yang sangat efisien dan pendekatan penjualan ritel tetap dilakukan tetapi
pesaing mampu bersaing online serta melalui jaringan distribusi tradisional.
Januari 2007, Dell mengumumkan kerja sama dengan Walmart di Amerika Utara untuk
mengembangkan jaringan penjualan lainnya. Ia menyadari bahwa model build-to-order
merupakan kelemahan untuk bersaing dengan jaringan distribusi toko untuk menjual model
PC murah ke konsumen individu. Tahun 2010, perusahaan menyatakan lebih berfokus pada
penjualan terhadap konsumen bisnis serta menyediakan layanan bagi sektor kesehatan karena
baru mengakuisisi Perot Systems.

DOT-COM INTERMEDIARIES
Pada pertengahan 1990-an, ada kepercayaan luas bahwa Internet terutama akan
memiliki efek disintermediasi pada perantara tradisional, seperti grosir yang mendistribusikan
ke pengecer. Artinya, perusahaan yang merupakan perantara antara perusahaan yang
menciptakan produk atau jasa dan pembeli mereka dianggap tidak lagi layak secara ekonomi.
Sebaliknya, produsen atau perusahaan jasa akan mengadopsi strategi penjualan langsung ke
konsumen mereka sendiri. perantara yang sukses harus mampu menarik basis pengguna yang
cukup besar yang akan menghasilkan pendapatan untuk membayar layanan unik yang
ditawarkannya kepada pembeli, penjual, dan / atau pencari online. Model perantara yang
telah berhasil meliputi yang berikut:
• lelang untuk barang bekas atau baru yang pembeli dan / atau penjual membayar biaya
karena perantara dapat menarik audiens yang diinginkan
• situs yang memiliki informasi teragregasi tentang produk atau layanan serupa dari
banyak penjual tempat pembeli dan / atau penjual membayar biaya untuk mengurangi
pencarian informasi atau biaya pemasarannya sendiri.
E-bisnis melalui Internet juga tentu saja mengarah pada fenomena lain, seperti pembentukan
perantara dot-com baru. Priceline(dot)com adalah salah satu perantara online pertama yang
menggunakan model di mana informasi dan rencana perjalanan maskapai penerbangan yang
sebenarnya disembunyikan sampai konsumen menerima harga diskon.
Perantara dot-com yang berfungsi sebagai portal telah muncul untuk membantu pengguna
menemukan situs Web dan untuk menawarkan layanan khusus Internet lainnya. Situs Web
lain menyediakan platform untuk mendukung komunitas online tempat individu, pekerja, dan
bisnis dapat berbagi informasi dan membuat jaringan virtual. Munculnya jenis aplikasi ini,
disebut sebagai Web 2.0, telah menghasilkan serangkaian perusahaan dot-com inovatif yang
baru. Tiga contoh dot-com yang dijelaskan dalam bagian ini menyediakan satu atau lebih dari
jenis layanan online ini:
• eBay, (www.ebay.com), pelopor dalam e-bisnis C2C yang merupakan salah satu perusahaan
dot-com pertama yang mencapai profitabilitas berdasarkan biaya kecil yang dibayarkan untuk
daftar lelang dan penjualan; jangkauan global dan juga perantara B2C dan B2B.
• Google (www.google.com), sebuah dot-com yang tumbuh cepat dengan algoritma
pencarian Web yang unggul yang saat ini mendukung lebih dari setengah pencarian Internet
yang dikirimkan setiap hari di seluruh dunia; saat ini di banyak bisnis yang berhubungan
dengan IT, termasuk layanan pemetaan, sistem operasi untuk ponsel, dan penyimpanan data
untuk catatan kesehatan individu.
• Facebook (www.facebook.com), jejaring sosial dot-com yang tumbuh dari alat perangkat
lunak untuk menghubungkan mahasiswa di tahun 2004 menjadi situs yang menarik lebih dari
500 juta pengguna di seluruh dunia pada tahun 2010.
SPECIAL ISSUE: WHAT MAKES A GOOD WEB SITE FOR CONSUMERS
Desain situs web merupakan faktor penting bagi pengalaman online awal pengguna. Untuk
perusahaan dengan aplikasi e-bisnis untuk konsumen, baik sebagai penjual atau perantara,
situs web perusahaan “adalah” perusahaan. Kerangka untuk memikirkan desain web site dari
segi perspektif human-computer interface yang dikembangkan oleh Rayport dan Jaworski
dan disebut model 7C.
• Context — tata letak dan desain situs, yang mencakup fungsionalitas dan penampilan
estetika, atau keduanya
• Content — penggunaan teks, gambar, suara, dan video yang sesuai untuk bisnis
• Commerce — kemampuan situs untuk melakukan transaksi komersial
• Customization — kemampuan situs untuk menyesuaikan diri dengan pengguna
tertentu atau dengan kemampuan yang memungkinkan pengguna untuk
mempersonalisasi situs itu sendiri
• Community — cara situs memungkinkan perasaan keanggotaan dan minat bersama
dengan pengguna situs lainnya
• Comunication — ketersediaan komunikasi situs-ke-pengguna dan pengguna-ke-situs,
termasuk asinkron (e-mail), video waktu-nyata, saluran telepon
• Connection — penanganan tautan Web ke situs eksternal lain — seperti jendela
terpisah.
Atribut kunci lain dari Web site yang baik terkait dengan karakteristik lingkungan operasi
baik dari sisi klien dan web server- serta jaringan yang diakses. Masalah teknis yang harus
diantisipasi adalah download yang tertunda, masalah pencarian dan kelemahan keamanan.
Meningkatnya jaringan wireless dan perangkat genggam yang dapat mengakses internet
menyebabkan pengembang mempertimbangkan tampilan web site yang baik tidak hanya di
layar komputer tetapi juga perangkat yang lebih kecil seperti smartphone. Selain itu, juga
harus mempertimbangkan perbedaan target dari segi bangsa dan budaya (Brown, Dehayes,
Hoffer, Martin, & Perkins, 2012).

SPECIAL ISSUE: WHAT MAKES A GOOD B2C SOCIAL MEDIA PLATFORM


Pada tahun-tahun awal fenomena dot-com media sosial, fokusnya adalah pada jejaring
interpersonal yang bersifat sosial — berbagi berita, foto, dan informasi atau pengalaman
pribadi lainnya dan mendukung komunikasi tepat waktu di seluruh jaringan orang virtual.
Pada 2010, layanan berita serta organisasi nirlaba telah memeluk media baru, termasuk
organisasi politik (lihat kotak “Media Sosial dan Pemilihan Politik A.S.”). Baik bisnis besar
dan kecil juga mulai memanfaatkan platform media sosial publik sebagai saluran baru untuk
menarik pelanggan saat ini atau masa depan. Menurut survei McKinsey akhir 2009 tentang
eksekutif di seluruh dunia, 56 persen organisasi menggunakan aplikasi Web 2.0 untuk
berkomunikasi dengan pelanggan, dan lebih dari 64 persen menggunakan jenis aplikasi ini
secara internal (Bughin dan Miller, 2009). Di antara perusahaan-perusahaan Fortune 500,
Facebook dan Twitter telah menjadi platform paling populer untuk terlibat dengan
lingkungan pelanggan virtual (Culnan dan McHugh, 2009). Meskipun perusahaan kecil dan
besar tidak selalu menemukan bahwa nilainya membenarkan cara, kegiatan bisnis utama
adalah untuk branding, penjualan, layanan dan dukungan pelanggan, dan kegiatan
pengembangan produk. Situs web perusahaan dan ritel memiliki tautan ke dan dari halaman
media sosial mereka sendiri dan / atau tautan langsung dengan platform media sosial publik.
Beberapa perusahaan memiliki situs Web yang dijalankan oleh "penggemar." Pesan yang
diposting ke situs Facebook atau pesan langsung ("tweet") dari Twitter harus terus-menerus
dipantau oleh personel perusahaan dan konten harus tetap terbaru. Saat ini ada juga alat pihak
ketiga untuk membantu bisnis memposting secara berkala ke situs Web (mis., Setiap dua jam
daripada membanjiri situs sekaligus), serta alat untuk membantu melacak "tweet" yang
diterimanya.
Starbucks adalah contoh perusahaan yang merupakan pengadopsi awal media sosial.
Tombol “Suka” Facebook dan umpan berita membantu pengguna mempromosikan
produknya, termasuk aliansi perusahaan dengan iTunes Apple. Mengingat bahwa sebagian
besar toko ritelnya mempromosikan pertemuan sosial dan juga komunikasi Internet,
penggunaan media sosial oleh Starbucks juga tampaknya merupakan perpanjangan dari
model bisnis offline-nya. Baik Starbucks dan Dell juga telah menjadi pelopor dalam
memanfaatkan konsep komunitas online untuk menghasilkan inovasi produk dan layanan.
Pengguna mengirimkan ide, mengomentari gagasan pengguna lain, dan melacak respons
perusahaan tuan rumah terhadap gagasan yang dihasilkan (Di Gangi dan Wasko, 2009).
Beberapa kriteria yang digunakan konsumen untuk mengevaluasi situs media sosial juga
penting bagi bisnis yang berupaya memanfaatkan jaringan online ini: (1) memberi pengguna
kendali atas pengaturan privasi mereka sehingga mereka dapat mengontrol siapa yang
melihat data pribadi mereka dan (2) transparansi bisnis. Bisnis yang memilih untuk
memanfaatkan konten gratis atau membayar pemilik platform untuk iklan bertarget kepada
penggunanya perlu mengingat nilai dan harapan anggota komunitas online. Banyak
perusahaan telah melaporkan bahwa waktu dan upaya yang dihabiskan untuk pemasaran
media sosial lebih besar dari yang diharapkan. Namun demikian, perusahaan juga perlu
mencari blog oleh pelanggan atau pemegang saham yang tidak bahagia, serta Tweet oleh
penipu.

Media Sosial dan Pemilihan Politik A.S.


Mungkin itu bukan alasan mengapa ia terpilih, tetapi penggunaan media sosial Barack
Obama tentu saja membangkitkan antusiasme dan lebih banyak pemilih muda datang ke
tempat pemungutan suara pada November 2008 dibandingkan pada tahun-tahun pemilihan
AS sebelumnya. Dalam ditus web-nya, Barack Obama memungkinkan pengguna membuat
profil mereka sendiri, termasuk daftar teman, bergabung dengan grup, dan berpartisipasi
dalam penggalangan dana. Sebelum pemilihan, pertemanannya di MySpace dan Facebook
adalah lebih dari 1,5 juta, dan ia memiliki lebih dari 45.000 "pengikut" di Twitter (Nations,
2009). Tautan ke pidatonya dapat dilihat secara keseluruhan di YouTube, dan mereka yang
menyaksikan upacara pelantikannya online di CNN dapat menggunakan Facebook Connect
untuk mengobrol dengan pemirsa lain secara langsung. Mantan presiden AS Ronald Reagan
mungkin masih dianggap sebagai "komunikator hebat" di depan kamera, tetapi Presiden
Obama telah membawa keterampilan kampanye ke era digital. 
Review Jurnal 1
Business Process Management Journal
Vol. 13 No. 5, 2007. Pp 677-693

The role of organizational capabilities in successful e-business implementation


Chih-Ping Lee dan Gwo-Guang Lee
Department of Information Management, National Taiwan University of Science and
Technology, Taipei, Taiwan, and
Hsiu-Fen Lin
Department of Shipping and Transportation Management, National Taiwan Ocean
University, Keelung, Taiwan

Latar Belakang
E-business (bisnis elektronik) sangat penting untuk strategi inovasi teknologi, karena
ia mengintegrasikan sistem berbasis internet dengan bisnis inti yang berpotensi
mempengaruhi seluruh bisnis. E-business didefinisikan sebagai komersial apa pun atau
transaksi administratif atau pertukaran informasi yang disediakan melalui internet (Moodley,
2003; Wang dan Cheung, 2004). Meskipun e-business memiliki komponen teknis, masalah
manajemen harus dialamatkan mengenai perubahan dalam proses organisasi dan interaksi
baik di dalam perusahaan maupun di antara perusahaan. Beberapa penelitian terdahulu
berpendapat bahwa kemampuan organisasi berperan penting dalam keberhasilan
implementasi CRM. Selain itu, mengembangkan pembelajaran organisasi dan strategi
manajemen pengetahuan telah dianggap sebagai cara yang efektif dan efisien untuk
implementasi TI yang sukses. Namun, studi empiris jarang membahas kemampuan organisasi
(seperti pembelajaran organisasi dan kemampuan manajemen pengetahuan) yang
mempengaruhi kontribusi e-bisnis terhadap kinerja perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan model penelitian untuk menguji pengaruh
kemampuan organisasi terhadap keberhasilan implementasi penggunaan e-business. Dalam
model yang diusulkan, konstruk kemampuan organisasi didekomposisi menjadi kemampuan
pembelajaran organisasi (pelatihan yang tersedia, keahlian teknis dan tingkat pengetahuan)
dan kemampuan manajemen pengetahuan (akuisisi pengetahuan, aplikasi pengetahuan dan
berbagi pengetahuan). Model penelitian dan hubungan yang dihipotesiskan diuji secara
empiris menggunakan pendekatan pemodelan persamaan struktural (SEM), didukung oleh
perangkat lunak LISREL.

Model Penelitian dan Hipotesis


Penelitian ini membahas konstruk kemampuan organisasi dari model penelitian dalam
hal pembelajaran organisasi dan kemampuan manajemen pengetahuan. Model penelitian
yang diselidiki dalam penelitian ini ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Hipotesis
yang dibangun
dalam penelitian
ini adalah:
H1 :

Ketersediaan pelatihan terkait positif dengan keberhasilan implementasi e-business


H2 : Keahlian teknis secara positif terkait dengan keberhasilan implementasi e-business
H3 : Tingkat pengetahuan secara positif terkait dengan keberhasilan implementasi e-business
H4 : Akuisisi pengetahuan secara positif terkait dengan keberhasilan implementasi e-business
H5 : Aplikasi pengetahuan secara positif terkait dengan keberhasilan implementasi e-business
H6 : Berbagi pengetahuan secara positif terkait dengan keberhasilan implementasi e-business
Metodologi Penelitian
Pengumpulan sampel dan data
Populasi penelitian terdiri eksekutif IS di perusahaan Taiwan. Kerangka sampel
dipilih berdasarkan direktori Common Wealth 2003 dari 1.000 perusahaan terbesar di
Taiwan. Perusahaan tanpa departemen IS formal telah dihapus dari sampel. Proses ini
menghasilkan sampel 820 perusahaan dari berbagai industri. Selain itu, kuesioner terakhir
dikirimkan kepada 820 IS eksekutif organisasi besar di Taiwan.
Pengukuran
• Untuk semua langkah persepsi, skala lima poin tipe Likert digunakan, biasanya dinilai
oleh 1 - sangat tidak setuju dan 5 - sangat setuju.
• Kemampuan pembelajaran organisasi menggunakan tiga konstruksi:
a. pelatihan yang tersedia, diukur dengan dua item yang diadaptasi dari model
Bradford dan Florin (2003) dalam menilai tingkat pendidikan yang tersedia untuk
pengguna e-business.
b. keahlian teknis dan
c. tingkat pengetahuan, diukur dengan skala dua item yang diadaptasi dari
McGowan dan Madey (1998).
• Kemampuan manajemen pengetahuan diukur oleh tiga konstruksi dengan total 13
item, akuisisi pengetahuan, aplikasi pengetahuan dan berbagi pengetahuan, yang
berasal dari yang diusulkan oleh Gold et al. (2001).
• Tiga item ukuran digunakan untuk menilai dampak pada perdagangan, ditunjukkan
oleh
a. peningkatan pangsa pasar,
b. peningkatan layanan pelanggan dan
c. peningkatan produk atau layanan. Dampak pada kemanjuran internal diukur dalam
hal efisiensi bisnis dan produktivitas staf.
• Dampak pada koordinasi diukur dalam hal pengurangan biaya transaksi dengan mitra
bisnis dan peningkatan koordinasi dengan mitra bisnis.
Analisis Statistik
• Pendekatan SEM digunakan untuk memvalidasi model penelitian.
• Analisis faktor konfirmatori (CFA) dilakukan untuk menguji reliabilitas dan validitas
model pengukuran, dan model struktural juga dianalisis untuk menguji hubungan
yang dihipotesiskan dalam model penelitian.
Diskusi
Pembelajaran organisasi dan keberhasilan implementasi e-business
Kemampuan pembelajaran organisasi, seperti pelatihan yang tersedia, keahlian teknis
dan tingkat pengetahuan, ditemukan untuk secara signifikan menentukan keberhasilan
implementasi e-business. Perusahaan yang menyediakan pelatihan e-business lebih mungkin
untuk menyadari potensi kontribusi e-business terhadap kinerja perusahaan. Perusahaan
dengan keahlian teknis yang kuat dan pengetahuan e-business kemungkinan besar akan
mewujudkan kesuksesan implementasi e-business. Selain itu, perusahaan yang meningkatkan
pengetahuan mereka tentang e-business lebih mampu daripada perusahaan lain untuk
menggunakan e-business.

Manajemen pengetahuan dan keberhasilan implementasi e-business


Hasil penelitian ini mendukung hipotesis bahwa akuisisi pengetahuan, aplikasi, dan
berbagi berdampak positif terhadap keberhasilan implementasi e-business. Akumulasi
pengetahuan memungkinkan karyawan untuk menggunakan pengetahuan yang ada dan
menciptakan pengetahuan baru, yang keduanya sangat penting untuk implementasi e-
business. Selain itu, kegiatan berbagi pengetahuan e-business terjadi tidak hanya di dalam
perusahaan, tetapi juga antara perusahaan dan mitra bisnis mereka. Berbagi pengetahuan
memungkinkan karyawan untuk memahami integrasi dan manajemen proses bisnis intra dan
antar organisasi, dan mengembangkan solusi baru untuk masalah yang secara signifikan
meningkatkan praktik saat ini. Akibatnya, manajemen pengetahuan adalah kemampuan yang
muncul yang dapat menemukan informasi penting lebih efisien, memanfaatkan staf lebih
efektif, mengatur pengetahuan untuk pengambilan dan penggunaan kembali secara cepat, dan
meningkatkan interaksi dengan mitra dagang. Artinya, implementasi e-business yang sukses
semakin tergantung pada kemampuan untuk memperoleh, mengembangkan, dan berbagi
pengetahuan.
Kesimpulan
Penelitian ini mengembangkan model penelitian untuk menguji pengaruh
pembelajaran organisasi dan kemampuan manajemen pengetahuan pada keberhasilan
implementasi e-business. Hasil mengkonfirmasi bahwa implementasi e-business diharapkan
untuk memahami dukungan pelatihan dan pengetahuan teknis yang tersedia, sementara juga
memahami praktik intensif pengetahuan yang diperlukan untuk membuat, menerapkan,
menyebarkan, dan berbagi pengetahuan (Lee, Lee, & Lin, 2007).

Referensi
Brown, C. V., Dehayes, D. W., Hoffer, J. A., Martin, E. W., & Perkins, W. C. (2012).
Managing Information Technology: Prentice Hall.
Lee, C.-P., Lee, G.-G., & Lin, H.-F. (2007). The role of organizational capabilities in
successful e-business implementation. Business Process Management Journal, 13,
677-693. doi:10.1108/14637150710823156
Review Jurnal 2
The impact of e-business oncapital productivity
An analysis of the UK telecommunications sector
Eva Martı ́nez-Caro dan Juan Gabriel Cegarra-Navarro
International Journal of Operations & Production Management, Vol. 30 No. 5, 2010pp. 488-
507, Emerald Group Publishing Limited, 2009, Q1

Latar Belakang
Meningkatnya persaingan membuat organisasi mencari strategi bisnis yang lebih efektif.
Banyak dari organisasi ini telah beralih ke teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai
cara untuk mengatasi lingkungan yang bergolak (Sigala, 2003). Bahkan, memanfaatkan
teknologi dan mengelolanya secara efektif adalah penting bagi perusahaan dan diterima
secara luas sebagai sarana untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
(Barney, 1991; Mahoney dan Pandian, 1992; Chen dan Liaw, 2001). Secara khusus, secara
luas diakui bahwa perusahaan semakin menghadapi tantangan e-bisnis, yaitu, menggunakan
alat berbasis internet untuk mendukung proses bisnis mereka (Caglianoet al., 2003). E-
Business menawarkan pembeli dan penjual bentuk baru dari komunikasi dan menyediakan
peluang untuk menciptakan pasar baru. e-Business diakui sebagai area penting untuk inovasi
dan investasi teknologi informasi (Sauer, 2000) dan diharapkan untuk meningkatkan kinerja
perusahaan secara dini dengan menyediakan tingkat efisiensi proses yang lebih tinggi. Tujuan
dari makalah ini adalah untuk memberikan bukti pengaruh berbagai teknologi e-bisnis pada
produktivitas modal (CP). Pengukuran produktivitas adalah alat yang berguna untuk
mengukur kinerja bisnis. Namun, saat ini hanya ada sedikit bukti empiris untuk mendukung
dampak teknologi bisnis terhadap produktivitas.

Pengembangan Hipotesis
H1. Sistem Groupware secara positif terkait dengan CP.
H2. Sistem kolektif berhubungan positif dengan CP.

Desain Penelitian
Dalam makalah ini, investigasi empiris 132 usaha kecil dan menengah (UKM) di sektor
telekomunikasi Inggris dilakukan, menggunakan regresi hirarkis. Dengan demikian, tiga jenis
teknologi berbeda yang dapat dikaitkan dengan e-bisnis (mis. Aplikasi berbasis internet,
aplikasi groupware, dan sistem kolektif) dipertimbangkan.

Hasil Penelitian
Temuan utama adalah bahwa setiap perbaikan dalam CP secara signifikan dipengaruhi oleh
aplikasi groupware dan sistem kolektif. Oleh karena itu, UKM Inggris dan perusahaan besar
lainnya mungkin melakukan investasi berlebih dalam pengembangan situs web untuk
mendukung keberadaan internet mereka, sementara melakukan investasi bawah tanah dalam
mempromosikan kesadaran dan penggunaan layanan ini kepada pelanggan (mis. Aplikasi
perangkat grup dan sistem kolektif).
Implikasi penelitian
Mengukur hasil lebih sulit di lingkungan e-bisnis karena aplikasi melintasi batas sehingga
mempengaruhi banyak pihak. Oleh karena itu, metrik alternatif untuk mengukur hasil dari
berbagai perspektif bisa diperlukan. Pengukuran produktivitas dilakukan di sektor
telekomunikasi UK UK,
Studi Kasus

Real-time Business Intelligence: Best Practices at Continental Airlines


Oleh: Hugh J. Watson, Barbara H. Wixom, Jeffrey A. Hoffer, Ron Anderson-Lehman & Anne
Marie Reynolds

Latar Belakang Kasus


Continental Airlines didirikan pada tahun 1934 dengan membawa sekitar 50 juta
penumpang per tahun untuk lima benua (Amerika Utara dan Selatan, Eropa, Asia, dan
Australia), dengan lebih dari 2.300 keberangkatan setiap hari, lebih dari 227 tujuan. Pada
tahun 1994, Kontinental dalam kesulitan. Ada sepuluh maskapai besar AS, dan Continental
peringkat kesepuluh dalam kinerja tepat waktu, kesalahan penanganan bagasi, keluhan
pelanggan dan boardings ditolak karena overbooking. Tidak mengherankan, dengan jenis
layanan, Kontinental dalam kesulitan keuangan. Telah mengajukan perlindungan
kebangkrutandua kali dalam tahun-tahun sepuluh sebelumnya dan sedang menuju
kebangkrutan ketiga, dan kemungkinan akhir. Posisi Continental di industri berubah drastis
selama periode 1994-2004. Pada tahun 1994, Gordon Bethune menjadi CEO Continental,
dan tahun 1998 ia mengambil posisi “terburuk untuk pertama” dalam industri penerbangan.

Masalah Utama
Maskapai ini tidak memiliki infrastruktur data perusahaan bagi karyawan untuk cepat
mengakses informasi yang mereka butuhkan untuk mendapatkan wawasan kunci tentang
bisnis. Data tidak dianggap sebagai aset, dan tidak diatur untuk kebaikan perusahaan.
Namun, visi manajemen senior adalah untuk menggabungkan data ke dalam satu sumber,
dengan akses oleh karyawan di semua departemen.

Penyelesaian
Pemanfaatan Real-Time BI yang dapat menghasilkan revenue sebesar $500M dan
penghematan anggaran yang signifikan pada perusahaan Continental Airlines. Pada studi ini
juga menjelaskan bahwa pada intinya kesuksesan Real-Time BI sangat bergantung pada
dukungan organisasi dan juga dukungan teknis para ahli. Di mana Watson et al memiliki
konsep bahwa suatu data bahkan data yang terbaru pun tidak akan menghasilkan nilai bisnis
yang tinggi apabila tidak digunakan untuk memberikan saran pengambilan keputusan pada
organisasi secara cepat. Tetapi secara jelas, Watson et al menjelaskan bahwa konsep mereka
mengenai real-time tidak harus selalu memiliki artian sistem yang instan. Karena Watson et
al menerapkan faedah bahwa selain cepat real-time BI juga harus akurat dan efektif dalam
memberikan saran pengambilan keputusan.

“In The Real Time And In The Right Time too”

Aplikasi BI diterapkan pada kategori (1) manajemen pendapatan dan akuntansi, (2)
manajemen hubungan pelanggan, (3) pengoperasian awak dan penggajian, (4) keamanan dan
penanggulangan kasus penyalahgunaan, dan (5) pengoperasian penerbangan. Watson et al
juga memberikan criteria-kriteria keberhasilan penerapan Real-Time BI untuk industry lain.
Di mana criteria tersebut terdiri dari beberapa langkah yaitu (1) memilih kebutuhan strategi
bisnis akan real-time BI yang paling signifikan, (2) pelaksanakan investasi ke bagian
organisasi yang paling sesuai, dan (3) melakukan value assessment terhadap investasi
tersebut.
Manfaat dari Penerapan Real Time BI dan Data Warehousing

Marketing  Kontinental melakukan pelanggan segmentasi, pemasaran


target, loyalitas / manajemen retensi, akuisisi pelanggan,
optimasi saluran, dan manajemen kampanye menggunakan
data warehouse. Target promosi telah menghasilkan
penghematan biaya dan pendapatan tambahan dari $ 15 juta
sampai $ 18 juta per tahun.
 Sebuah program CRM yang ditargetkan menghasilkan $
150 juta pendapatan tambahan dalam satu tahun, sedangkan
sisanya dari industri penerbangan menurun 5 persen.
 Selama tahun lalu, gol adalah untuk meningkatkan jumlah
perjalanan dengan perjalanan pelanggan yang paling
berharga Continental. Telah ada peningkatan rata-rata di
perjalanan dari $ 800 untuk masing-masing atas 35.000
pelanggan.

Corporate  Mampu mengidentifikasi dan mencegah lebih dari $ 30 juta


Security dalam penipuan selama tiga tahun terakhir.

IT  Teknologi gudang mampu memanajemen persediaan


sehingga adanya penghematan $20 juta modal dan $15 juta
biaya.

Revenue  Pelacakan dan permintaan peramalan telah menghasilkan $


Management 5 juta pendapatan tambahan.
 Desain tarif dan analisis meningkatkan kemampuan untuk
mengukur dampak dari penjualan tarif, dan kegiatan ini
telah diperkirakan mendapatkan $ 10 juta per tahun.
 Analisis reservasi penuh telah menyadar $ 20 juta di
tabungan melalui aliansi, sistem overbooking, dan
penjadwalan berbasis permintaan.

Anda mungkin juga menyukai