Anda di halaman 1dari 26

RMK PBUK (CP)

PENGELOLAAN RISIKO BISNIS/USAHA

Oleh :

Kelompok 1

11. I Komang Dimas Wiyana (1707521067)


12. A. A. Ayu Intan Kusuma Wardhani (1707521074)
13. Rafa Sayyidatul Wafiyyah (1707521075)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

REGULER BUKIT

SEMESTER GENAP 2019-2020

2020
DAFTAR ISI
BAB I PEMBAHASAN.................................................................................................................1

1.1. Merumuskan Posisi Perusahaan dalam Industry........................................................1

1.2. Menentukan Aspek Legal dan Etika/Budaya Organisasi...........................................4

1.3. Menentukan Hak/Kewajiban Atas Infrastruktur, Asset, Teknologi dan Informasi. .

Infrastruktur..............................................................................................................................8

1.4. Struktur Organisasi, Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab..............................15

1.5. Perencanaan Kebutuhan Jumlah Tenaga Kerja Organisasi....................................18

1.6. Rumusan Pengembangan Kebijakan SDM................................................................21

BAB II SIMPULAN.....................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................23

LAMPIRAN KASUS...................................................................................................................24

i
BAB I

PEMBAHASAN
1.1. Merumuskan Posisi Perusahaan dalam Industry
Strategi di tingkat bisnis dilakukan dalam rangka mempertahankan kemampuan
kompetisi dari perusahaan dibandingkan para pesaingnya pada bisnis yang sama. Untuk
mengetahui posisi bisnis ditengah-tengah persaingan tersebut, perlu dilakukan analisis
lingkungan mikro dari perusahaan tersebut yang menggambarkan posisi perusahaan,
pesaing, pemasok, dan juga pelanggan yang memerlukan produk dari bisnis yang
dijalankan. Salah satu model yang dapat membantu perusahaan dalam melakukan analisis
ini adalah model 5 faktor pendorong kompetisi dari Michael Porter atau lebih di kenal
dengan Porter’s Five Forces Analysis. Porter’s Five Forces Analysis adalah suatu alat
yang sederhana namun sangat berguna untuk memahami dimana letak kekuatan
perusahaan kita dalam menghadapi situasi persaingan di dunia bisnis. Dengan mengunakan
Analisis Lima Kekuatan ini, kita dapat memahami kekuatan posisi persaingan saat ini dan
kekuatan posisi persaingan pada bisnis yang sedang direncanakan.
Porter’s Five Forces Analysis merupakan kerangka untuk analisis industri dan
pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh Michael E. Porter dari Harvard Business
School pada 1979. Porter menyatakan bahwa kelima kekuatan bersaing tersebut dapat
mengembangkan strategi persaingan dengan mempengaruhi atau mengubah kekuatan
tersebut agar dapat memberikan situasi yang menguntungkan bagi perusahaan. Faktor
persaingan antar pesaing dalam industri yang sama inilah yang menjadi sentral kekuatan
persaingan. Adapun kelima kekuatan menurut Michael Porter atau lebih dikenal dengan
Porter’s Five Forces Analysis, yaitu:

1
Gambar 1.1 Lima Kekuatan Persaingan dalam Industri

(1) Bargaininng Power of Buyers/ Buyers’ Power (Daya Tawar Pembeli)


Pada sisi ini, akan fokus pada analisis pembeli. Pembeli tentunya pasti akan
memegang pearanan besar dalam kegiatan jual-beli, namun di sini lebih mengarah kepada
pilihan pembeli terhadap produk yang ada. Kekuatan ini menilai daya tawar atau kekuatan
penawaran dari pembeli/konsumen, semakin tinggi daya tawar pembeli dalam menuntut
harga yang lebih rendah ataupun kualitas produk yang lebih tinggi, semakin rendah profit
atau laba yang akan didapatkan oleh perusahaan produsen. Harga produk yang lebih rendah
berarti pendapatan bagi perusahaan juga semakin rendah. Di satu sisi, Perusahaan
memerlukan biaya yang tinggi dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
Sebaliknya, semakin rendah daya tawar pembeli maka semakin menguntungkan bagi
perusahaan kita.
(2) Bargaining power of suppliers (Daya Tawar Pemasok)

Hampir mirip dengan Buyers’ Power, pada sisi ini akan menganalisis pada sisi
supplier. Seberapa besar perusahaan ini membutuhkan atau ketergantungan pada
suppliernya. Ada bahan baku yang mungkin bisa dibeli dengan supplier mana aja (hal ini
menggambarkan Low Supplier’ Power). Ada juga bahan baku yang hanya bisa dibeli oleh

2
supplier tertentu, atau dalam konteks perusahaan besar, tentunya sudah punya kerja sama
dengan supplier tertentu dengan harga yang berbeda dari pasaran karena produksi skala
besar, jadi jika ada masalah dengan supplier tersebut akan membuat proses produksi
terhambat karena sudah tergantung dengan supplier tersebut (hal ini menggambarkan High
Supplier’ Power).

(3) Threats of new entrants (Ancaman pendatang baru)

Pada sisi ini akan lebih menganalisis kepada awareness, apakah bisnis ini mudah
untuk diikuti atau tidak. New Entrants yang dimaksud adalah individu atau kelompok yang
membuat bisnis sama seperti yang yang sudah ada ini. Ada kondisi dimana sebuah bisnis
baru yang sedang booming terus bertambah di pasaran karena untuk membuat bisnis seperti
itu cukup mudah (hal ini menggambarkan High Thread of New Entrants). Selain itu juga
ada kondisi dimana sebuah bisnis hanya bisa dilakukan oleh perusahaan-perushaan tertentu.
Ada berbagai macam faktor yg ada, bisa karena resiko yang terlalu tinggi, perlunya tingkat
keahlian tinggi, dan faktor-faktor lainnya (hal ini menggambarkan Low Thread of New
Entrants).

(4) Threat of Substitute Product or Services (Ancaman dari Produk Subtitusi)


Sisi ini akan menganalisis tentang pengganti atau substitute dari produk yang
dihasilkan oleh perusahaan. Sebuah produk maupun jasa, apakah memungkinkan untuk
digantikan dengan yang lain atau tidak. Dalam konteks ini, pengganti adalah barang atau
jasa yang berbeda tetapi dapat mengisi ketidakhadiran barang atau jasa utama yang
dibutuhkan. Studi model ini betapa mudahnya bagi konsumen untuk beralih dari produk
atau layanan bisnis dengan yang pesaing. Ini terlihat berapa banyak pesaing ada,
bagaimana harga dan kualitas mereka dibandingkan dengan bisnis yang sedang diperiksa
dan berapa banyak keuntungan yang pesaing yang produktif, yang akan menentukan
apakah mereka memiliki kemampuan untuk menurunkan biaya mereka bahkan lebih.
Ancaman pengganti diinformasikan dengan beralih biaya, baik langsung dan jangka
panjang, serta kecenderungan pembeli untuk berubah.
(5) Rivalry Among Existing Competitor (Persaingan Diantara Pesaing Yang Ada)
Model ini meneliti bagaimana intensnya persaingan saat ini di pasar, yang ditentukan
oleh jumlah pesaing yang ada dan dari masing-masing mampu melakukan. kompetisi

3
persaingan yang tinggi ketika ada hanya beberapa bisnis sama menjual produk atau
layanan, ketika industri tumbuh dan ketika konsumen dapat dengan mudah beralih ke
pesaing yang menawarkan untuk biaya kecil. Ketika kompetisi persaingan tinggi, perang
antara iklan dan harga bisa terjadi, yang dapat merugikan para pelaku bisnis
bawah. Tinggi rendahnya persaingan yang akan dianalisis. Persaingan tentu akan tinggi
jika ada banyak perusahaan dalam industri yang sama. Persaingan antar pesaing sangat
ketat saat: Ada banyak pesaing, produk tidak bervariasi dan dapat dengan mudah diganti,
pesaing memiliki kemampuan yang sama, dan loyalitas pelanggan rendah.

1.2. Menentukan Aspek Legal dan Etika/Budaya Organisasi


Aspek hukum dan legalitas mengkaji tentang legalitas rencana bisnis yang akan
dibangun dan dioperasikan, ini berarti bahwa setiap usaha yang akan didirikan dan
dibangun di wilayah tertentu haruslah memenuhi hukum dan tata peraturan yang berlaku di
wilayah tersebut. Perlu diteliti keabsahan, kesempurnaan dan keasliannya meliputi badan
hukum,izin-izin yang dimiliki, sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang mendukung
kegiatan usaha tersebut. Kegagalan dalam penelitian aspek ini akan berakibat tidak
sempurnanya hasil penelitian, dengan kata lain apabila ada dokumen yang tidak sah atau
tidak sempurna pasti akan menimbulkan masalah dikemudian hari. Berdasarkan aspek
hukum dan legalitas, suatu bisnis dinyatakan layak jika bisnis tersebut sesuai dengan
ketentuan hukum dan mampu memenuhi segala persyaratan perizinan di wilayah tersebut.
Secara spesifik analisis aspek hukum dan legalitas bertujuan untuk:
1. Menganalisis legalitas usaha yang dijalankan
2. Menganalisis legalitas produk yang dihasilkan
3. Menganalisis ketepatan bentuk badan hukum dengan ide bisnis yang akan dilaksanakan
4. Menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi persyaratan
perizinan
5. Manganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akan dibiayai dengan
pinjaman
Bentuk-bentuk legaltias usaha
Ada beberapa jenis jati diri/identitas yang melegalkan usaha, diantaranya yaitu:
1. Nama Perusahaan

4
Nama perusahaan merupakan jati diri yang dipakai oleh perusahaan untuk menjalankan
usahanya yang melekat pada bentuk usaha atau perusahaan tersebut, dikenal oleh
masyarakat, dipribadikan sebagai perusahaan tertentu, dan dapat membedakan
perusahaan itu dengan perusahaan yang lain.
2. Merek
adalah tanda berupa gambar, susunan warna, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda, dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang atau jasa (Pasal 1 UU no. 15 Tahun 2001).
3. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
Merupakan surat izin yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada
pengusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha dibidang perdagangan dan jasa. Surat izin
usaha perdagangan (SIUP) diberikan kepada para pengusaha, baik perseorangan, firma,
CV, PT, koperasi, maupun BUMN. Kewajiban pemegang SIUP yaitu melaporkan
kepada kepala kantor wilayah Departemen Perdagangan dan Industri atau kantor
Departemen Perdagangan yang menerbitkan SIUP apabila perusahaan tidak melakukan
lagi kegiatan perdagangan atau menutup perusahaan disertai dengan pembelian SIUP.
4. IUI (Izin Usaha Industri)
Selain perusahaan perdagangan barang dan/atau jasa, ada pula perusahaan industri. Sama
halnya dengan perusahaan perdagangan, perusahaan industri pun juga harus memiliki
surat izin yaitu Surat Izin Industri (IUI). Setiap pendirian perusahaan industri baru atau
perluasan wajib memperoleh IUI. Untuk memperoleh IUI diperlukan tahap Persetujuan
Prinsip yang diberikan kepada perusahaan industri untuk dapat langsung melakukan
persiapan dan usaha pembangunan, pengadaan, pemasangan / instalasi peralatan dan lain-
lain yang diperlukan termasuk dimulainya kegiatan produksi percobaan. IUI berlaku
untuk seterusnya selama perusahaan industri yang bersangkutan berproduksi.
5. STIU (Surat Izin Tempat Usaha)
Setiap perusahaan yang ada perlu dan harus mengurus STIU, demi keamanan dan
kelancaran usahanya. STIU dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten atau Kotamadya
sepanjang ketentuan-ketentuan Undang-Undang Gangguan mewajibkannya. Dalam
menjalankan perusahaan, pengusaha yang bersangkutan wajib menaati syarat-syarat

5
antara lain Keamanan, Kesehatan dan Ketertiban serta syarat-syarat lain (mengutamakan
tenaga kerja dari sekitarnya dan menjaga keindahan lingkungan, serta penghijauan).
6. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Nomor Pokok Wajib Pajak biasa disingkat dengan NPWP adalah nomor yang diberikan
kepada wajib pajak (WP) sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan
hak dan kewajiban perpajakannya. Badan usaha wajib atau harus mendaftarkan diri
sebagai wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak setempat dan akan diberikan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP).
7. NRP (Nomor Register Perusahaan) atau TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan,
maka perusahaan diwajibkan mendaftarkan ke kantor pendaftaran perusahaan, yaitu di
Kantor Departemen Perdagangan setempat. NRP (Nomor Register Perusahaan) disebut
juga TDP. NRP/TDP wajib dipasang di tempat yang mudah dilihat oleh umum. Nomor
NRP/TDP wajib dicantumkan pada papan nama perusahaan dan dokumen-dokumen yang
dipergunakan dalam kegiatan usaha.

Etika merupakan nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang atau suatu
organisasi dalam interaksinya dengan lingkungan. Nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan
oleh individu sangat dipengaruhi oleh nilai nilai yang dianut oleh individu tersebut serta
nilai-nilai yang berlaku dan berkembang dalam organisasi yang kemudian menjadi suatu
kebiasaan yang berakumulasi menjadi budaya yang akan dianut oleh organisasi tersebut.
Pembentukan nilai-nilai yang berlaku dalam organisasi tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut.

6
Setiap individu memiliki karakter dan sifat yang berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya. Perilaku individu tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai hal, baik yang
timbul dari dalam dirinya maupun karena pengaruh lingkungannya. Pengaruh yang cukup
besar yang datang dari dalam individu sendiri antara lain meliputi kemampuan dan
kebutuhan individu yang bersangkutan dalamberbagai aspek kehidupan. Hal lain yang juga
cukup berpengaruh dalam diri seseorang adalah keyakinan terhadap sesuatu hal, baik yang
bersumber dari nilai-nilai agama maupun budaya, pengalaman, sertaharapan yang ingin
dicapainya. Karakterisik tersebut akan dibawa oleh individu dalam berinteraksi dengan
individu yang lain dalam organisasi atau lingkungannya yang akan memengaruhi perilaku
organisasi. Perilaku individu dalam organisasi sangat berpengaruh terhadap upaya
mencapai tujuan organisasi. Itu sebabnya, perilaku beragam dari setiap individu harus
dipadukan secara integral sesuai dengan tujuan organisasi.
Organisasi memiliki visi, misi, dan tujuan yang diharapkan akan dicapai melalui
interaksi dan kerja sama seluruh anggota organisasi.Sebagai anggota organisasi individu
dituntut untuk menyesuaikan diridengan apa yang telah ditetapkan oleh organisasi. Setiap
orang dalamorganisasi memiliki tugas, tanggung jawab, dan wewenang sesuaidengan peran
atau kedudukannya dalam organisasi tersebut. Selain itu, penghargaan yang diberikan oleh
organisasi kepada anggotanya jugaturut memengaruhi perilaku individu dalam organisasi.
Kesemuanyaini disebut sebagai karakteristik organisasi.
Adanya interaksi antara karakteristik individu dengan karakteristik organisasi akan
mewujudkan perilaku organisasi. Dengan demikian, dalam suatu organisasi terdapat dua

7
kepribadian, yaitu kepribadianperorangan dan kepribadian organisasi. Gabungan kedua
kepribadian tersebut harus saling menunjang untuk mencapai tujuan organisasi. Perilaku
organisasi inilah yang kemudian diwujudkan dalam tindakan-tindakan individu dalam
berinteraksi dengan lingkungannya baik didalam maupun di luar organisasi.
Pola tindakan tersebut secara umum adakalanya dituangkan ke dalam berbagai
ketentuan atau aturan yang harus dipatuhi oleh setiapanggota organisasi. Pola perilaku atau
tindakan yang telah disepakatibersama oleh setiap anggota organisasi akan mewarnai
setiap tindakan individu dalam berinteraksi dengan individu yang lain atau dengan
lingkungannya. Pola ini akan dianut oleh anggota individu sehingga menjadi suatu
kebiasaan. Pola kebiasaan ini lama kelamaan menjadisuatu budaya dalam organisasi yang
akan menjadi ciri khas organisasi bersangkutan.

1.3. Menentukan Hak/Kewajiban Atas Infrastruktur, Asset, Teknologi dan


Informasi
Infrastruktur
Infrastruktur fisik dan sosial dapat didefinisikan sebagai kebutuhan dasar fisik
pengorganisasian sistem struktur yang diperlukan untuk jaminan ekonomi sektor
publik dan sektor privat sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan agar perekonomian
dapat berfungsi dengan baik. Istilah ini umumnya merujuk kepada hal infrastruktur teknis
atau fisik yang mendukung jaringan struktur seperti fasilitas antara lain dapat berupa
jalan, kereta api, air bersih, bandara, kanal, waduk, tanggul, pengolahan limbah,
perlistrikan, telekomunikasi, pelabuhan secara fungsional, infrastruktur selain fasilitas
akan tetapi dapat pula mendukung kelancaran aktivitas ekonomi masyarakat, distribusi
aliran produksi barang dan jasa sebagai contoh bahwa jalan dapat
melancarkan transportasi pengiriman bahan baku sampai ke pabrik kemudian untuk
distribusi ke pasar hingga sampai kepada masyarakat. Dalam beberapa pengertian, istilah
infrastruktur termasuk pula infrastruktur sosial kebutuhan dasar seperti antara lain
termasuk sekolah dan rumah sakit bila dalam militer, istilah ini dapat pula merujuk
kepada bangunan permanen dan instalasi yang diperlukan untuk mendukung operasi dan
pemindahan tersebut. Pembangunan infrastruktur sangat berkaitan dengan hak asasi
manusia.

8
Kewajiban dalam menggunakan infrastruktur :
- Setiap orang harus menjaga ketertiban, rasa nyaman dan aman.
- Harus menghargai pengguna lain.
- Harus mentaati peraturan yang ada.

Dalam membangun infrastruktur harus memerhatikan 3 aspek yaitu :


1. Socially acceptable, atau diterima oleh masyarakat. Misalnya, dalam pengelolaan
sumber daya air. Dibentuk Dewan Sumber Daya Air, baik di tingkat pusat maupun
wilayah sungai. Dewan Sumber Daya Air itu memiliki anggota yang terdiri dari 50
persen perwakilan masyarakat peduli air nonpemerintah dan 50 persen perwakilan
pemerintah yang bertanggung jawab pada pengelolaan sumber daya air. Pola atau
strategic-plan dan rencana atau implementation plan infrastruktur sumber daya air itu
harus disetujui oleh Dewan Sumber Daya Air.
2. Economically viable, atau menguntungkan secara ekonomi.
3. Environmentally sound, atau ramah lingkungan. Maksudnya, pembangunan
infrastruktur harus seminim mungkin berdampak negatif terhadap lingkungan.

Asset
Aset adalah semua sumber ekonomi atau kekayaan yang dimiliki oleh entitas yang
diharapkan mampu memberi manfaat usaha di masa mendatang. Sumber ekonomi atau
kekayaan tersebut adalah sumber daya yang dimiliki, baik dalam bentuk hak atau kuasa yang
didapatkan di masa lalu sehingga dapat memberi manfaat di masa mendatang.
Aset dapat diakui jika semua sumber ekonomi dapat diukur dengan satuan mata uang,
baik rupiah, dolar, atau mata uang lainnya. Aset merupakan bagian penting dalam sebuah
perusahaan. Dengan adanya aset yang dimiliki perusahaan, bisnis dapat terus beroperasi
dengan lancar. Aset bukan hanya dalam bentuk uang tunai, tanah, bangunan, peralatan,
ataupun perlengkapan. Namun aset juga dapat berupa sumber daya manusia seperti karyawan
dan pelanggan. Dua aset tersebutlah yang dapat membantu bisnis terus beroperasi dengan
lancar.
Karyawan sebagai Aset Perusahaan

9
Karyawan adalah salah satu aset terpenting bagi perusahaan. Dengan kepuasan dari
karyawan terhadap perusahaan, tidak menutup kemungkinan bagi karyawan untuk
memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Tak hanya itu, karyawan juga memiliki peran
penting dalam perkembangan bisnis perusahaan, seperti meningkatkan daya saing
perusahaan, memberikan inovasi baru, dan menjaga citra perusahaan.

Berikut ini hak karyawan yang umum menurut UU Ketenagakerjaan Republik Indonesia.

1. Hak Karyawan Menjadi Anggota Serikat Tenaga Kerja


Salah satu hal penting yang dilindungi Undang-undang tenaga kerja adalah memberi
kebebasan karyawan untuk bergabung dalam serikat tenaga kerja. Melalui serikat tenaga
kerja, para pekerja dan perusahaan dapat saling bergandengan tangan, bertukar pikiran
dan mendengarkan aspirasi tenaga kerja demi kemajuan perusahaan.
Pemenuhan atas hak ini sudah dijamin dengan adanya Undang Undang nomor 21 tahun
2000, dan Undang Undang nomor 13 tahun 2003. Serikat kerja sendiri akan menjadi
jembatan penghubung antara karyawan dan perusahaan apabila terjadi masalah hukum
yang harus diselesaikan.
2. Hak Karyawan atas Jaminan Sosial dan K3 (Keselamatan serta Kesehatan Kerja)
Pekerja berhak memperoleh jaminan yang berisi tentang jaminan kecelakaan kerja,
kematian, hari tua dan pemeliharaan kesehatan. Hal ini diatur dalam Undang-undang
tenaga kerja sebagai bentuk perlindungan terhadap pekerja dalam melakukan tugas-
tugasnya.
Ada cukup banyak regulasi yang dibuat untuk memastikan hal ini antara lain Peraturan
Menteri (Permen) nomor 4/1993, Peraturan Menteri No 1/1998, Keputusan Presiden
nomor 22/1993, Peraturan Pemerintah nomor 14/1993, Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1970, UU Nomor 3 Tahun 1992, serta UU Nomor 13 Tahun 2003.
3. Hak Karyawan Menerima Upah yang Layak
Upah Minimum merupakan sebuah standar terkecil yang diperoleh seorang pekerja.
Setiap daerah sudah memiliki aturan upah pekerja. Upah ini disesuaikan dengan
kebutuhan hidup pekerja di setiap daerah atau disebut UMR (Upah Minimum Regional).
Hal tersebut sudah jelas tercantum dalam Peraturan Menteri (Permen) Nomor 1 Tahun
1999, PP Nomor 8 Tahun1981, serta UU Nomor 13 Tahun 2003.

10
4. Hak Karyawan atas Pembatasan Waktu Kerja, Istirahat, Cuti dan Libur
Perusahaan juga berkewajiban dalam memberikan batasan waktu kerja, istirahat dan libur
bagi karyawannya. Hal ini dilakukan berdasarkan riset untuk produktifitas dan kesehatan
pekerja, sehingga penerapannya tidak boleh diabaikan perusahaan karena berkaitan
dengan nyawa dan kondisi psikis pekerja. Hak karyawan lain terkait hal ini adalah
diberikan kesempatan untuk menunaikan ritual keagamaan sesuai dengan agama yang
dianutnya.
5. Hak Karyawan Mendapatkan Surat Perjanjian Kerja
Dalam surat perjanjian kerja akan tertuang hak dan kewajiban karyawan dalam
perusahaan. Hal ini cukup penting agar kedua belah pihak mengetahui aturan yang telah
disepakati untuk kemudian dijalankan selama proses bekerja. Karyawan juga berhak
menerima salinan perjanjian kerja antara dirinya dengan perusahaan sebagai antisipasi
untuk permasalahan di kemudian hari.
6. Hak Libur PMS
Bagi wanita yang merupakan seorang pekerja, perusahaan berhak memberikan hak libur
karena sedang menstruasi. Meskipun tidak secara penuh, namun alasan karyawan tidak
masuk kerja karena menstruasi diperbolehkan.
Hak PMS ini memang jarang diketahui sehingga banyak karyawan wanita yang tidak
memanfaatkannya. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 menegaskan jika karyawan
wanita berhak tidak masuk kerja pada hari pertama dan kedua ketika masa haid jika
merasa sakit dan tidak sehat.
7. Cuti Hamil dan Melahirkan
Wanita pekerja berhak mendapatkan cuti hamil di mana perusahaan memperbolehkan
seorang wanita hamil mengambil cuti karena alasan dan faktor resiko yang dibuktikan
dari surat dokter. Selanjutnya untuk mengurangi masalah kematian ibu dan bayi
pemerintah juga menjamin masa cuti karyawan melahirkan selama tiga bulan dengan
tetap membayarkan upah. UU Ketenagakerjaan no 13 Tahun 2003 menjamin bahwa cuti
hamil akan diberikan kepada pekerja perempuan sebelum dan sesudah melahirkan.

Kewajiban Karyawan

Pada dasarnya ada 3 kewajiban karyawan yang harus dipatuhi yang meliputi :

11
1. Kewajiban Ketaatan
Ketika seseorang bergabung dalam perusahaan maka karyawan tersebut harus konsekuen
untuk mentaati dan patuh pada perintah dan arahan yang diberikan oleh perusahaan
karena mereka terikat dengan perusahaan. Namun, karyawan tidak harus memenuhi
perintah yang diberikan atasan jika perintah tersebut dinilai tidak wajar atau melanggar
hukum.
Misalnya untuk kepentingan pribadi atasan bukan untuk kepentingan perusahaan, seperti
memperbaiki mobil pribadi milik atasannya. Karyawan juga tidak perlu mematuhi
perintah yang memang demi kepentingan perusahaan, tetapi tidak sesuai dengan
penugasan yang disepakati, misalnya administrasi diberi tugas untuk membersihkan
ruangan.
Untuk menghindari masalah kewajiban ketaatan ini adalah dengan membuat job desk
yang jelas dan lengkap saat karyawan mulai masuk bekerja. Deskripsi pekerjaan ini
sebaiknya dibuat cukup fleksibel sehingga kepentingan perusahaan selalu bisa
diprioritaskan.
2. Kewajiban Konfidensialitas
Kewajiban karyawan selanjutnya adalah kewajiban konfidensialitas atau kerahasiaan.
Setiap karyawan dalam sebuah perusahaan yang memiliki akses terhadap kerahasiaan
perusahaan wajib menyimpan informasi yang bersifat rahasia. Misalnya, bagian
keuangan, operasional, atau IT tidak diperkenankan membuka rahasia perusahaan kepada
orang lain.
Kewajiban ini tidak hanya dipegang saat karyawan masih bekerja di perusahaan tersebut,
tapi juga ketika sudah resign atau pindah kerja.  Jika seorang karyawan pindah ke tempat
baru dengan membawa rahasia perusahaan sebelumnya dengan harapan mendapat
kompensasi yang lebih besar, maka tindakan tersebut dipandang sebagai perilaku yang
tidak etis.
3. Kewajiban Loyalitas
Kewajiban karyawan lainnya adalah kewajiban dalam hal loyalitas atau kesetiaan.
Seorang karyawan juga harus memiliki konsekuensi loyalitas dan dedikasi terhadap
perusahaan.

12
Karyawan tersebut harus mendukung apa yang menjadi visi dan misi perusahaan.
Karyawan ‘kutu loncat’ atau yang sering berpindah kerja dengan tujuan mendapatkan
gaji yang lebih tinggi dianggap kurang loyal karena hanya mengutamakan materi saja.

Pelanggan sebagai Aset Perusahaan

Selain karyawan, pelanggan juga merupakan aset penting bagi perusahaan. Suatu
bisnis tidak akan dapat berjalan tanpa adanya pelanggan. Perusahaan dapat kehilangan
barang dagang dan aset fisik lainnya, namun ketika perusahaan masih memiliki
pelanggan, terutama pelanggan yang loyal terhadap perusahaan, bisnis akan terus
berjalan. Adapun keuntungan menjaga pelanggan sebagai asset perusahaan diantaranya
ialah, menambah pendapatan perusahaan, memberikan insight baru, dan menjadi inspirasi
perusahaan.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen, Bab III, Bagian Pertama, Pasal 4, hak konsumen adalah sebagai berikut,

1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi


barang dan/atau jasa;
2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau
jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa;
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan;
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa
perlindungan konsumen secara patut;
6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
7. Hak unduk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya;
9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangundangan lainnya.

13
Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, BAB III Bagian Pertama, Pasal 5, kewajiban konsumen adalah sebagai
berikut,

1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau


pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;
3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.

Teknologi dan informasi

Hak digital adalah hak asasi manusia dan hak hukum yang memungkinkan


individu mengakses, menggunakan, membuat, dan menerbitkan media digital atau
mengakses dan menggunakan komputer, perangkat elektronik lain, dan jaringan
telekomunikasi. Konsep ini terutama terkait dengan perlindungan dan realisasi hak-hak
yang ada, seperti hak atas privasi dan kebebasan berekspresi, dalam konteks teknologi
digital, khususnya Internet. Undang-undang dari beberapa negara mengakui hak atas
akses Internet.

Kebebasan informasi merupakan hak asasi manusia yang diakui


oleh hukum internasional dalam mendapatkan informasi dengan bebas, yang mencakup
bukan hanya dalam teks dan gambar saja tetapi juga pada sarana berekspresi itu
sendiri terutama dalam pemanfaatan teknologi informasi. Kebebasan informasi terutama
dalam mendapatkan hak akses informasi dari Internet serta media massa lainnya
seperti televisi, radio, surat kabar, buku dan lain sebagainya, juga merupakan nilai dasar
dalam kehidupan berdemokrasi. Oleh karena itu kebebasan memperoleh informasi
bagi masyarakat dapat menjadi dasar dalam meningkatan partisipasi dari masyarakat itu
sendiri, mengingat ketersediaan informasi yang memadai tentunya akan dapat mendorong
masyarakat untuk lebih mampu berpartisipasi dalam proses pembuatan kebijakan secara
efektif dan berarti.

14
• Hak dan kewajiban informasi; Kode etik sistem informasi harus mencakup topik-topik,
seperti: privasi e- mail setiap karyawan, pemantauan tempat kerja, perlakuan informasi
organisasi, dan kebijakan informasi untuk pengguna.

• Hak milik dan kewajiban; Kode etik sistem informasi harus mencakup topik-topik,
seperti: lisensi penggunaan perangkat lunak, kepemilikan data dan fasilitas organisasi,
kepemilikan perangkat lunak yang buat oleh pegawai pada perangkat keras organisasi,
serta masalah copyrights perangkat lunak.

1.4. Struktur Organisasi, Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab

Menurut James A. Stoner struktur organisasi dapat dikatakan sebagai pengaturan


antar hubungan bagian-bagian komponen-komponen dan posisi-posisi suatu perusahaan.
Stuktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang
ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan
pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi
dibatasi. Tugas adalah pekerjaan-pekerjaan yang harus di lakukan oleh seseorang pada
jabatan tertentu. Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau
memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan
tertentu. Menurut R. C. Davis dalam bukunya, Fundamentals of Management :
Authority adalah hak yang cukup, yang memungkinkan seseorang dapat
menyelesaikan suatu tugas/kewajiban tertentu. Jadi, wewenang adalah dasar untuk
bertindak, berbuat dan melakukan kegiatan/aktivitas perusahaan. Tanpa wewenang orang-
orang dalam perusahaan tidak dapat berbuat apa-apa. Sebagai contoh, seorang manajer
suatu organisasi mempunyai hak untuk memberi perintah dan tugas, serta menilai
pelaksanaan kerja karyawwan dibawahnya.
Tanggung jawab adalah keharusan untuk melakukan semua kewajiban/tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya sebagai akibat dari wewenang yang diterima atau dimilikinya.
Tanggung jawab tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Wewenang diterima maka
tanggung jawab harus juga diterima dengan sebaik-baiknya.

15
Berikut adalah contoh uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab struktur
organisasi dari usaha yang bergerak di bidang agribisnis:

Manajer
(Pemilik)

Sopir Satpam Administrasi Tukang Kebun

1. Manajer
Wewenang : 1. Mengatur jalannya kegiatan produksi dan penjualan.
2. Mengatur kegiatan pegawai selama kegiatan produksi dan
penjualan berlangsung.
3. Melakukan pembelanjaan bahan-bahan produksi terbaik.
TanggungJawab : 1. Bertanggung jawab atas kegiatan produksi dan penjualan.
2. Bertanggung jawab atas biaya yang dikeluarkan untuk segala
bentuk produksi dan pemasaran di dalam perusahaan.
3. Bertanggung jawab atas kerugian yang dialami perusahaan.
4. Bertanggung jawab atas bahan-bahan produksi yang telah
dibelanjakan.
Hubungan Lini : Bawahan langsung : pegawai
Tugas :
1. Merencanakan, mengelola, dan menganalisis segala aktivitas fungsional bisnis seperti
operasional, sumber daya manusia, keuangan dan pemasaran.
2. Merencanakan proses anggaran, lalu mengamatinya dan menganalisis apabila ada
kejanggalan.
3. Mengelolala perusahan sesuai dengan tujuan strategi dengan keefektifan dan biaya
seefisien mungkin
4. Mengidentifikasi dan meningkatkan performa operasional dengan cara memotivasi
berbagai divisi perusahaan.

16
5. Mengawasi jalannya perusahaan supaya berjalan sesuai tujuan yang diharapkan.
6. Menganalisis dan mengambil langkah paling prioritas bagi alokasi sumber daya dan
penganggaran perusahan.
7. Bekerjasama dengan tukang kebun dan adiministrasi pembelanjaan.
8. Bekerjasama dengan tukang kebun untuk menjaga standar kualitas dari yang diinginkan
konsumen
2. Sopir
Wewenang : 1. Mengatur segala transportasi yang ada dan merawatnya
2. Melakukan pengantaran barang kepada konsumen
TanggungJawab : 1. Bertanggung jawab atas pengantaran produk ke konsumen
2. Bertanggung jawab atas adanya masalah di perjalanan
HubunganLini : Atasan langsung : Manajer
Tugas :
1. Bekerjasama dengan manajer untuk mengordinasikan barang yang akan di antar.
2. Bekerjasama dengan karyawan lain memilah produk yang akan di kirim ke
konsumen.
3. Mengantar produk ke konsumen
3. Tukang kebun
Wewenang : Mengatur tanaman hidroponik dengan baik agar hasil yang di
inginkan baik
Tanggung Jawab : Bertanggung jawab atas kualitas yang di hasilkan tanaman
hidroponik tersebut.
Hubungan Lini : Atasan langsung : Manajer
Uraian Pekerjaan :
1. Bekerjasama dengan manajer mengenai tanaman yang bagaimana akan di minta oleh
konsumen
2. Bekerjasama dengan sopir unutuk melakukan penyortiran tanaman.
3. Melakukan perawatan tanaman agar hasil yang di inginkan konsumen baik.
4. Melakukan pengecekan kulitas tanaman setiap harinya.
5. Memilih bibit tanaman yang akan di budiyakan.
4. Adminitrasi

17
Wewenang : 1. Mengkoordinasikan pesanan konsumen dengan tukang kebun
dan sopir.
2. Memiliki wewenang untuk menerima atau menolak apabila
ada konsumen yang mau melakukan permintaan khusus
Tanggung Jawab : 1. Bertanggung jawab atas pesanan yang dipesan oleh
konsumen.
2. Bertanggung jawab atas pemesanan konsumen.
Hubungan Lini : Atasan langsung : Manajer
Tugas :
1. Bekerjasama dengan manajer, tukang kebun, dan sopir.
2. Bekerjasama dengan manajer dan tukang kebun untuk standar kulitas dari produk
yang dihasilkan
3. Mencatat pemesanan konsumen yang akan di order
4. Mencatat pembelian yang di keluarkan oleh perusahaan
6. Satpam
Wewenang : Mengatur masalah keamanan lingkungan perusahaan agar
terciptanya rasa aman bagi para pekerja lainnya
Tanggung Jawab : Bertanggung jawab atas keamanan dan ketertiban di lingkungan
perusahaan
Hubungan Lini : Atasan langsung : Manajer/Pemilik
Tugas :
1. Bekerjasama dengan Manajer mengenai tanaman yang bagaimana akan di minta oleh
konsumen
2. Bekerjasama dengan sopir unutuk melakukan penyortiran tanaman.
3. Melakukan perawatan tanaman agar hasil yang di inginkan konsumen baik.
4. Melakukan pengecekan kulitas tanaman setiap harinya.
5. Memilih bibit tanaman yang akan di budiyakan.

1.5. Perencanaan Kebutuhan Jumlah Tenaga Kerja Organisasi

Perencanaan SDM adalah sebuah proses atau aktivitas yang membantu perusahaan
untuk mendapatkan karyawan yang tepat pada pekerjaan yang tepat dalam waktu dan jumlah

18
yang tepat juga. Tujuan dari perencanaan SDM ini adalah untuk memastikan kesesuaian
antara tenaga kerja dan pekerjaan, baik dari segi jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan.
Proses ini didasari oleh supply dan demand dalam konteks SDM perusahaan.

Perencanaan SDM bermanfaat bagi perusahaan dalam berbagai hal, yaitu:

 Membantu manajer ( khususnya manajer SDM ) mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja


dengan berbagai kualifikasi di kemudian hari.

 Manajer bisa bekerja secara proaktif dalam menemukan kandidat yang sesuai.

 Sesuai dengan tujuan masing-masing perusahaan, perencanaan SDM memungkinkan


manajer untuk mengidentifikasi, memilih, dan mengembangkan kompetensi atau tenaga
kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Adapun dalam proses perencanaan SDM terdapat 4 hal penting yang perlu
diperhatikan yakni diantaranya:

1) Persediaan tenaga kerja saat ini

Langkah paling awal yang bisa dilakukan dalam memulai perencanaan SDM yaitu
menilai ketersediaan sumber daya manusia yang ada di perusahaan. Penilaian ini
termasuk studi komprehensif dari berbagai aspek SDM, seperti jumlah, skill, kompetensi,
kualifikasi, pengalaman, usia, jabatan, kinerja, kompensasi, dan lain sebagainya. Dalam
tahap ini, HR juga bisa melakukan wawancara dengan manager tim untuk memahami
tantangan dari sisi SDM yang sedang dihadapi, serta kualifikasi yang dirasa penting
untuk dimiliki oleh karyawan tim tersebut.

2) Kebutuhan SDM di masa mendatang

Langkah selanjutnya dari perencanaan SDM yaitu menganalisa kebutuhan tenaga kerja di
masa mendatang. Dalam langkah ini, berbagai variabel HR seperti pengurangan SDM,
lowongan yang akan dibuka, promosi jabatan, mutasi karyawan, dan lain sebagainya
perlu dimasukkan ke dalam pertimbangan. Selain itu, variabel tidak terduga seperti
pengunduran diri serta pemecatan juga perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam
analisa.

19
3) Perkiraan permintaan SDM

Kemudian, manajer SDM bisa mencocokkan tenaga kerja yang ada saat ini dengan
perkiraan kebutuhan tenaga kerja di kemudian hari dan membuat demand forecast
(perkiraan permintaan). Dalam langkah ini, penting juga untuk mengetahui strategi dan
objektif bisnis jangka panjang, agar perkiraan permintaan bisa sesuai untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan.

4) Strategi dan implementasi pencarian SDM

Setelah mengetahui kekurangan yang dibutuhkan dari evaluasi supply dan demand SDM,
HR bisa mengembangkan strategi berdasarkan perkiraan permintaan SDM yang sudah
dibuat. Strategi yang dibuat tentunya harus bisa memberikan solusi bagi kekurangan
masalah SDM di perusahaan. HR bisa melakukan relokasi, rekrutmen, outsourcing,
pelatihan, manajemen SDM, hingga melakukan perubahan kebijakan terkait SDM.
Perusahaan juga bisa menggunakan jasa konsultan untuk meminimalisir reaksi negatif,
terutama mengenai masalah hukum dan legal.

Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi proses perencanaan SDM diantaranya yaitu :

1) Pertumbuhan ( Growth )

Beda perusahaan, beda juga tingkat pertumbuhannya. Dalam melakukan perencanaan


SDM, penting juga bagi para HR untuk mempertimbangkan faktor pertumbuhan finansial
dan kebutuhan perusahaan.

2) Perubahan ( Change )

Perubahan bisa terjadi kapan pun. Ketika perusahaan sedang mengalami perubahan,
usahakan agar SDM dimiliki mempunyai fleksibilitas agar bisa memenuhi kebutuhan
perusahaan dengan lebih baik.

3) Teknologi ( Technology )

Di era yang didominasi oleh teknologi ini, penting bagi SDM untuk memahami
pentingnya fungsi dan peran teknologi dalam operasional perusahaan. Jika diperlukan,

20
manajer juga bisa merencanakan pelatihan untuk karyawan mempelajari fitur ataupun
perangkat yang digunakan dalam perusahaan

1.6. Rumusan Pengembangan Kebijakan SDM

Proses pengembangan SDM pada dasanya memiliki tujuan untuk membantu


karyawan dalam mengembangkan kepribadian personal dan keterampilan organisasional
mereka. Berbicara mengenai tujuan pengembangan SDM, tidak hanya untuk
mengembangkan kemampuan dan keterampilan karyawan, melainkan pengembangan SDM
juga bertujuan untuk:

1) Menemukan dan mengeluarkan potensi yang ada pada diri karyawan yang mungkin
selama ini masih terpendam untuk tujuan pengembangan personal dan perusahaan

2) Mengembangkan budaya perusahaan dalam aspek hubungan supervisor-subordinate,


kerja sama tim dan kolaborasi antar divisi serta menghadirkan para profesional
berkualitas

3) Memotivasi dan mendorong rasa percaya diri karyawan

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengembangan SDM ini
adalah sebagai berikut :

1) Jelas, kegiatan pengembangan yang dilaksanakan harus sudah dipahami terelbih dahulu
oleh seluruh karyawan yang mengikuti proses pengembangan tersebut

2) Dapat diukur, kegiatan tersebut harus memiliki standar atas segala hal yang dilakukan
dalam proses pengembangan termasuk dalam mengetahui seberapa lama proses
pengembangan akan berlangsung, biaya yang perlu dikeluarkan dsb. Hal – hal tersebut
dibutuhkan guna mengetahui tingkat efektivitas serta efisiensi dari kegiatan yang
dilakukan.

3) Relevan, dimana kegiatan – kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan ruang lingkup
seluruh karyawan yang menjadi objek dalam proses pengembangan.

21
BAB II

SIMPULAN

Strategi di tingkat bisnis dilakukan dalam rangka mempertahankan kemampuan


kompetisi dari perusahaan dibandingkan para pesaingnya pada bisnis yang sama. Porter’s Five
Forces Analysis adalah suatu alat yang sederhana namun sangat berguna untuk memahami
dimana letak kekuatan perusahaan kita dalam menghadapi situasi persaingan di dunia bisnis.
Dengan mengunakan Analisis Lima Kekuatan ini, kita dapat memahami kekuatan posisi
persaingan saat ini dan kekuatan posisi persaingan pada bisnis yang sedang direncanakan.Aspek
hukum dan legalitas mengkaji tentang legalitas rencana bisnis yang akan dibangun dan
dioperasikan, ini berarti bahwa setiap usaha yang akan didirikan dan dibangun di wilayah
tertentu haruslah memenuhi hukum dan tata peraturan yang berlaku di wilayah tersebut.

Infrastruktur fisik dan sosial dapat didefinisikan sebagai kebutuhan dasar fisik


pengorganisasian sistem struktur yang diperlukan untuk jaminan ekonomi sektor
publik dan sektor privat sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan agar perekonomian dapat
berfungsi dengan baik. Struktur organisasi dapat dikatakan sebagai pengaturan antar hubungan
bagian-bagian komponen-komponen dan posisi-posisi suatu perusahaan. Tugas adalah
pekerjaan-pekerjaan yang harus di lakukan oleh seseorang pada jabatan tertentu. Wewenang
(authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Tanggung jawab adalah keharusan
untuk melakukan semua kewajiban/tugas-tugas yang dibebankan kepadanya sebagai akibat dari
wewenang yang diterima atau dimilikinya. Perencanaan SDM adalah sebuah proses atau
aktivitas yang membantu perusahaan untuk mendapatkan karyawan yang tepat pada pekerjaan
yang tepat dalam waktu dan jumlah yang tepat juga. Proses pengembangan SDM pada dasanya
memiliki tujuan untuk membantu karyawan dalam mengembangkan kepribadian personal dan
keterampilan organisasional mereka. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses
pengembangan SDM ini adalah sebagai berikut jelas, dapat diukur serta relevan.

22
DAFTAR PUSTAKA
Bastamanography. 2016. Hak & Kewajiban Konsumen & Pelaku Usaha Berdasarkan Undang-
Undang. https://www.bastamanography.id/hak-kewajiban-konsumen-pelaku-usaha-
berdasarkan-undang-undang/ Diakses pada 5 April 2020

Budhi Kho. 2017. Analisis Lima Kekuatan Porter (Porter’s Five Forces Analysis). [Tersedia
Online] https://ilmumanajemenindustri.com/analisis-lima-kekuatan-porter-porters-five-
forces-analysis/. Diakses pada 5 april 2020.

Jojonomic.com. ( 2019, 22 Juli). Perencanaan SDM: Pengertian, Manfaat, dan Tahapan Proses.
Diakses pada 5 April 2020, dari https://jojonomic.com/blog/perencanaan-sdm/

Kompas.com. 2018. Bangun Infrastruktur, Pemerintah Perhatikan 3 Aspek Utama.


https://properti.kompas.com/read/2018/08/23/131158621/bangun-infrastruktur-
pemerintah-perhatikan-3-aspek-utama . Diakses pada 5 April 2020

Kusdjan, Allan. 2014. Sistem Informasi Manajemen – Isu Sosial dan Etika dalam
Sistem Informasi. https://datakata.wordpress.com/2014/03/30/sistem-informasi-
manajemen-isu-sosial-dan-etika-dalam-sistem-informasi/ . Diakses pada 5 April 2020

Nono Sugiono. 2019. ASPEK HUKUM DAN LEGALITAS. [Tersedia Online]


https://sugiononono.blogspot.com/2019/03/aspek-hukum-dan-legalitas.html. Diakses
pada 5 april 2020.

Nur Fadhila Amri. 2015. Posisi Persaingan Di Industri. [Tersedia Online] https://www.e-
akuntansi.com/posisi-persaingan-di-industri/. Diakses pada 5 april 2020.

Rainer, R. K., Cegielski, C. G., Splettstoesser-Hogeterp, I., & Sanchez-Rodriguez, C. (2013).


Introduction to information systems: Supporting and transforming business. John Wiley
& Sons.

Satuti, Winaring Suryo. 2019. Kenali Hak dan Kewajiban Karyawan dalam Undang-Undang
Ketenagakerjaan. https://jojonomic.com/blog/hak-karyawan/ . Diakses pada 5 April 2020

Sekar. 2020. Hak Dan Kewajiban Karyawan yang Perlu kamu Ketahui. https://ajaib.co.id/hak-
dan-kewajiban-karyawan-yang-perlu-kamu-ketahui/ . Diakses pada 5 April 2020

23
LAMPIRAN KASUS

Pada umumnya contoh kasus mengenai peramalan SDM di lakukan oleh sebagian besar
perusahaan, dalam tulisan ini kasus yang kami angkat yakni mengenai perencanaan SDM yang
ada di Perusahaan Persero ( Persero ) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Perusahaan ini
merupakan BUMN yang bergerak di bidang jasa pelayanan telekomunikasi dan jaringan wilayah
Indonesia dan karenanya perusahaan Telkom ini tunduk pada hukum dan peraturan yang berlaku
di dalam negara Indonesia. Perencanaan SDM di dalam PT Telkom sendiri dapat dijabarkan
menjadi beberapa langkah seperti mulai dari langkah penyusunan rancangan kerja, rekrutmen,
skrinning, kompensasi, pelatihan, promosi, dan kebijakan perusahaan.

Mengenai teknik yang digunakan PT Telkom dalam melakukan peramalan terhadap


kebutuhan SDM di masa yang akan datang, PT Telkom menggunakan beberapa metode seperti :

1. Metode matematis : analisis regresi, model simulasi, faktor produktivitas, rasio


kepegawaian.

2. Metode penilaian : perkiraan, aturan umum, tekhnik delphi, dan kelompok nominal.’

Seperti pada tahun 2015 PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk memiliki pegawai sekitar
600 orang tetapi berdasarkan metode perhitungan rasio, jumlah pegawai yang ada seharusnya
berkisar 500 – 700 orang, sehingga PT Telkom perlu menambahkan pegawainya sebanyak
kurang lebih 100 orang untuk memaksimalkan produktivitas perusahaan. Dari kasus ini dapat
kita tarik kesimpulan bahwa peramalan mengenai kebutuhan jumlah SDM di dalam sebuah
perusahaan sangatlah penting karena hal ini berkaitan erat dengan kinerja ataupun produktivitas
perusahaan nantinya.

24

Anda mungkin juga menyukai