Anda di halaman 1dari 15

TUGAS 2

MAKALAH

PERILAKU KELOMPOK DAN TIM KERJA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :


Perilaku Organisasi (EKMA5101.06)

Disusun oleh :

MULYAWAN ROHAS
NIM. 530034794

MAGISTER MANAJEMEN
BIDANG MINAT SUMBER DAYA MANUSIA
UNIVERSITAS TERBUKA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji dan syukur hanya kepada Allah Swt yang terus melimpahkan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan satu tugas penyusunan makalah pada sesi 5 ini
tentang Perilaku Kelompok dan Tim Kerja.

Penulis sebagai mahasiswa Program Pascasarjana Magister Manajemen di


Universitas Terbuka mengucapkan terima kasih kepada Tutor yang telah memberikan
tugas ini sehingga penulis dapat mendalami cara menulis makalah sekaligus mendalami
Matakuliah Perilaku Organisasi.

Penulis menyadari bahwa tugas ini belumlah sempurna sebagaimana


harapan Tutor, untuk itu Penulis sangat mengharapkan masukan dan tanggapan dari
Tutor agar sempurnanya Tugas ini.

Demikian, semoga bermanfaat… amin.

Simeulue, 6 Oktober 2019


Penulis,

MULYAWAN ROHAS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
D. Manfaat ..................................................................................................... 3
BAB II. PEMBAHASAN .............................................................................................. 4
A. Kasus yang Dibahas .................................................................................. 4
B. Analisis kasus yang dibahan ......................................................................... 6
BAB III. PENUTUP........................................................................................................ 11
A. Kesimpulan ............................................................................................... 11
B. Saran ......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi dan
saling tergantung, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran tertentu. Pendapat lain
menyebutkan, “kelompok didefinisikan sebagai kumpulan 2 orang/lebih yang berinteraksi
satu sama lain sedemikian rupa sehingga perilaku atau kinerja seseorang dipengaruhi oleh
kinerja/perilaku anggota yang lain.” Ada sejumlah alasan mengapa seseorang mau
bergabung dalam kelompok, diantaranya :

a) Rasa aman.

Dengan bergabung dalam kelompok seseorang mengharap akan merasa aman


karena tidak sendirian lagi dalam menggapai harapan. Dengan adanya rasa aman ini
maka orang akan dapat lebih aktif dan kreatif dalam mencapai tujuan-tujuan tertentu,
baik tujuan individu maupun tujuan kelompoknya.

b) Status dan harga diri.

Seseorang bergabung dalam kelompok untuk meningkatkan status atau harga


dirinya. Dengan bergabung dalam kelompok tersebut maka anggota-anggotanya akan
merasa harga diri dan statusnya menjadi semakin tinggi di masyarakat meskipun belum
tentu masyarakat menilainya seperti itu.

c) Interaksi dan afiliasi.

Seseorang bergabung dalam kelompok untuk memenuhi salah satu kebutuhan


manusia yang paling mendasar yaitu sosialisasi dan afiliasi. Manusia tidak akan merasa
nyaman jika hidup sendirian, walaupun kebutuhan yang lain terpenuhi. Manusia
membutuhkan teman untuk berbicara, berdiskusi, berbagi baik kebahagiaan maupun
penderitaan. Manusia butuh teman untuk didengar pendapat, harapan dan cita-citanya.

d) Kekuatan.

Dengan bergabung dalam kelompok maka seseorang akan merasa memiliki


kekuatan untuk meraih impian dan harapannya. Karena tidak sendirian lagi maka ia akan
merasa kuat. Ia bisa berbagi, bisa meminta pendapat, nasihat, bahkan meminta tolong
kepada anggota yang lain.

1
e) Pencapaian tujuan.

Dengan bergabung dalam kelompok, tujuan akan lebih mudah dicapai dibanding
bila sendirian. Dengan bekerjasama, gotong royong, saling membantu, saling mendukung,
saling menguatkan, tentu tujuan akan lebih mudah diraih dibanding bila dengan
berfikir, bersikap dan berbuat sendiri.

f) Kekuasaan.

Dengan bergabung dalam kelompok maka seseorang berkesempatan untuk


mempengaruhi orang lain. Kelompok memberi kekuasaan tanpa wewenang formal dari
organisasi. Bagi orang yang memilik kebutuhan akan kekuasaan, kelompok merupakan
wadah untuk pemenuhannya.

Dibalik suksesnya sebuah perusahaan, ada sekelompok orang yang menjadi


tonggak kesuksesan tersebut. Inilah yang disebut kelompok dan Tim kerja. Adanya visi,
misi, tujuan, ide,gagasan, dan saling berbagi pengalaman antar mereka sebagai kelompok
maupun tim kerja membuat kinerja perusahaan menjadi lebih jelas dan konsisten dalam
pencapaian setiap target mereka.
Lalu, bentuk, sistem, tipe, dan model kelompok ataupun tim seperti apa yang
digunakan sebuah perusahaan dalam mencapai kesuksesannya? Pada makalah ini akan di
bahas contoh kasus serta analisis mengenai ini.

B. RUMUSAN MASALAH

Karena kelompok terdiri dari sejumlah orang dan biasanya dengan latar belakang
yang berbeda- beda, maka sangat mungkin bahwa di dalam kelompok itu ditemukan
banyak masalah. Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Apa aspek Kelompok dan Tim yang terdapat di dalam contoh kasus?
2. Bagaimana Analisa mengenai kasus sehubungan dengan Tim dan Kelompok?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari makalah ini adalah :


1. Untuk mengetahui aspek Kelompok dan Tim yang terdapat di dalam contoh
kasus.
2. Untuk mengetahui Analisa mengenai kasus sehubungan dengan Tim dan
Kelompok

2
D. MANFAAT

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi dan
untuk menambah wawasan pembaca tentang materi Kelompok dan Tim.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. KASUS YANG DIBAHAS

PIXAR ANIMATION STUDIOS atau yang kita kenal dengan nama Pixar adalah
studio animasi komputer dari USA yang sangat terkenal di dunia yang berpusat di
Emeryville, California. Pixar terkenal dengan CGI-Film Animasinya yang sangat
berkualitas. Tapi sebelum itu Pixar adalah sebuah perusahaan software dan aplikasi yang
bernamaThe Graphic Group. Studio ini memang bekerja di bidang grafis dan animasi, oleh
karena itu Pixar terkenal dengan animasinya. Pixar dulu bekerja sama dengan lucasfilm &
pada tahun 1986 studio ini berdiri sendiri

Sejak pertama kali muncul dengan film perdana, Toys Story, Pixar memang telah
menggebrak persaiangan industri film Amerika terutama untuk pasar film animasi.
Disandingkan dengan beberapa nama besar lain seperti Disney Animation serta
Dreamworks, nyatanya Pixar tak pernah kalah pamor bahkan berhasil unggul dengan bukti
sederet penghargaan bergengsi dalam industri perfilman.

Berikut adalah daftar film yang dirilis pixar dengan keuntungan yang mereka
peroleh:

Toy Story(1995) $361,958,736


Bug’s Life(1998) $ 363,398,565
Toy Story 2(1999) $ 485,015,179
Monsters Inc(2001) $ 525,366,597
Finding Nemo(2003) $ 864,625,978
The Incredibles(2004) $ 631,442,092
Cars(2006) $ 461,981,197
Ratatouille(2007) $ 476,753,550
Wall-E (2008) $727.820.090
Up (2009) $727.820.090
Toy Story (2010) $1,063,143,492
Cars 2 (2011) $501,351,457
Monsters University (2013) $743,559,607

4
Namun apakah sebenarnya rahasia kesuksesan perusahaan tersebut? Salah satunya
adalah budaya kerja yang selalu menempatkan kebebasan berkreasi bagi tim-tim kerjanya.
Terbukti, kini banyak karya hebat yang lahir berkat lepasnya kekang aturan para tim kreatif
Pixar.

Lebih dalam, berikut ini adalah beberapa budaya kreatif yang berhasil diterapkan
Pixar hingga menjadi perusahaan besar bernilai triliunan dollar.

1. Membuka Peluang Besar Terciptanya Inovasi

Pada semua judul film yang telah dirilis oleh Pixar, tentu kita bisa melihat potongan
film dalam durasi pendek yang muncul di awal film atau yang kadang disebut dengan
teaser. Dalam kumpulan cuplikan tersebut ternyatanya justru muncul banyak inovasi dan
inspirasi baru dari para pekerja Pixar. Ada saja hal baru seperti karakter atau inspirasi
cerita yang justru muncul dari teaser film tersebut.

2. Menampung Banyak Ide

Budaya kerja positif berikutnya yang diterapkan dalam tubuh Pixar adalah selalu
menampung ide sebanyak mungkin. Hal ini praktis membuat tim kreatif tidak bertumpu
pada satu ide saja, selalu ada plan B, C, D dan seterusnya yang disediakan oleh para
pekerja.

Selain memberi lebih banyak masukan, budaya kerja seperti ini juga bisa menjadi
sarana untuk memperkuat hubungan antar anggota tim. Ketika satu ide dirasa kurang maka
akan “ditambal” dengan ide yang lain. Demikian juga ketika ada ide brilian yang muncul,
semua tentu akan saling dukung untuk mewujudkan ide tersebut.

3. Selalu Menjalankan Evaluasi Detil

Masih berhubungan dengan kerja sama tim, ketika sebuah proyek telah rampung
pada satu tahap maka akan diadakan evaluasi detil terkait hasil tersebut. Di sini selalu
diutamakan masukan dari banyak orang sebagai filter untuk menghasilkan produk film
terbaik.

Ketika berdiskusi melihat semua kekurangan dan kelebihan yang ada, tak jarang
pula kembali muncul ide luar biasa dari anggota tim. Ide tersebut bahkan telah berubah

5
layaknya kait yang menghubungkan tiap tahap produksi film Pixar. Sebagai hasil akhir,
buah evaluasi detil tersaji pada kualitas film Pixar yang luar biasa.

4. Menjaga Prinsip Kebersamaan

Budaya lain yang terus diupayakan terjaga dalam tim kerja Pixar adalah prinsip
kebersamaan. Sebagai informasi, hingga saat ini Pixar telah menelurkan 16 judul film
animasi yang mayoritas berhasil menjadi animasi populer setelah dirilis. Dari jajaran film
tersebut, telah lahir beberapa nama sutradara film hebat yang menukangi film Pixar
tersebut.

Namun yang selalu diingat oleh para sutradara tenar tersebut, kesuksesan tidak ia
dapatkan atas usahanya sendiri melainkan ada banyak tangan lain yang ikut membantu
hingga terselesaikannya sebuah film. Oleh karena itu, prinsip kebersamaan dan lebih
mengutamakan kesuksesan atas nama bersama menjadi nilai positif yang patut dicontoh
perusahaan lain.

5. Selalu Berbagi

Saat ini Pixar dikenal sebagai salah satu perusahaan yang paling berhasil dalam
bidang animasi. Namun nyatanya keberhasilan tersebut tidak mereka pendam sendiri.
Sebagai bukti, #softwareediting animasi milik Pixar yakni Renderman, di lepas ke publik
sehingga bisa digunakan masyarakat luas untuk tujuan non-komersil. Dengan dirilisnya
software tersebut secara gratis diharapkan akan lebih banyak lagi muncul talenta luar biasa
di bidang animasi yang kelak bisa mengeluarkan karya inspiratif untuk orang banyak.

B. ANALISIS KASUS YANG DIBAHAS

1. Analisis Aspek Kelompok Dan Tim

Skema 1 : Beda Kelompok Kerja dengan Tim Kerja

6
Dari skema di atas dapat disimpulkan bahwa kasus tersebut mengenai sebuah tim
yang ada pada perusahaan pixar, karena terlihat bahwa mereka memiliki sasaran dengan
menetapkan keberhasilan kerja yang ditandai dengan kinerja yang kolektif dimana sesama
karyawan/tim memberikan sinergi yang positif. Serta pixar juga menjalankan seluruh
komponen penggerak perusahaan, sesuai tugas dan kewenangannya masing-masing
dimana karyawan tidak hanya bekerja sebagai individual namun juga sebagai pelengkap
untuk yang lain karna mereka memiliki prinsip bahwa keahlian masing masing yang
mereka punya adalah kebutuhan bersama umtuk mencapai tujuan dan kesuksesan yang
mereka targetkan.

2. Tipe Tim Yang Digunakan Perusahaan Pixar

Tim dapat diklasifisikan berdasarkan sasarannya. Bentuk yang paling umum


digunakan dalam organisasi atau perusahaan adalah :

1) Tim Pemecah Masalah

Tim ini terdiri dari 5 sampai 12 karyawan jam-jaman dari suatu departemen yang
bertemu selama beberapa jam tiap pekan untuk membahas perbaikan kualitas, efisiensi
danlingkungan kerja.

2) Tim Kerja Pengelola Diri

Tim kerja pengelola diri adalah kelompok karyawan (biasanya 10 sampai 15


orang) yang memikul tanggung jawab dari mantan penyelia mereka. Tim ini mencakup
kerja tentang perencanaan dan penjadwalan kerja, kontrol kolektif atas langkah kerja,
membuat keputusan operasi dan mengambil tindakan atas permasalahan.

3) Tim Lintas Fungsional.

Tim lintas fungsional adalah tenaga kerja dari tingkat hirarki yang sama, tetapi dari
tempat pekerjaan yang berbeda. Tim lintas fungsional merupakan cara efektif yang
memungkinkan orang-orang dari aneka bidang dalam suatu organisasi (atau bahkan antar
organisasi) untuk bertukar informasi, mengembangkan gagasan baru dan memecahkan
masalah, serta mengkoordinasikan proyek yang rumit.

7
4) Tim Virtual

Tim Virtual adalah tim yang menggunakan teknologi komputer untuk mengikat
secara fisik secara bersama membagi anggota untuk mencapai tujuan bersama.

Maka dapat disimpulkan tipe tim pada perusahaan pixar ialah :

1. tim pemecah masalah ( problem-solving) dan

2. tim lintas fungsional.tim pemecah masalah

pada perusahaan pixar berfungsi memberikan evaluasi kinerja untuk perbaikan


kualitas perfilman merekasedangkan timlintas fungsional tampak saat karyawan dari
berbagai bidang dan keahlian berkumpul untuk saling bertukar informasi, ide,maupun
gagasan yang baru serta melakukam pemecahan masalah ketika proses pembuatan film
filmyang akan mereka rilis.

3. Efektivitas Tim perusahaan Pixar

Lalu bagaimana cara pixar membangun kefektifan kerja tim kreatif mereka?

Bentuk Analisi Efektivitas Tim beriku Variabel-variabel bebasnya :

1) Rancangan pekerjaan

Keefektifan tim membutuhkan kerjasama dan menempatkan tanggung jawab


bersama untuk melaksanakan tugas penting.begitu juga dengan tim kreatif pixar, mereka

8
mengutamakan kebebasan dan otonomi, keuntungan pada kegunaan keahlian berbeda dan
talenta, kemampuan untuk menyelesaikan dan mengidentifikasi semua tugas atau produk
film yang akan mereka rancang. Sehingga dengan Rancangan kerja ini, memotivasi dari
mereka untuk meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan mereka.

2) Komposisi

Kategori ini memasukkan variabel yang terkait bagimana tim dapat dibentuk
menjadi staf. Komposisi tim yang efektif terdiri dari :
a. Kemampuan anggota
b. Personalitas
c. Mengalokasikan peran dan menggalakkan keanekaragaman
d. Ukuran Tim kerja
e. Kefleksibelan anggota
f. Pilihan anggota

Komposisi pada efektivitas tim pixar tampak pada budaya kreatif yang mereka
terapkan di lingkungan pekerjaan, yaitu dimana seluruh anggota tim diberikan kesempatan
bebas dalam menampung banyak ide. Sehingga kemampuan anggota akan muncul dengan
sendirinya dan personalitas tiap tiap individu yang memberikan sinergi yang positif
otomatis akan mempengaruhi anggota yang lain.

3) Konteks

Ada tiga faktor kontekstual dalam kinerja tim yang efektif yaitu:
a. Sumber daya memadai
b. Kepemimpinan dan struktur
c. Evaluasi kinerja dan sistem ganjaran yang benar

Pada bagian konteks: pixar selalu melakukan evaluasi pada setiap tahap-tahap
proyek mereka. Baik itu dalam pembuatan film maupun setelah proyek pembuatan film itu
telah selesai. Contoh, ketika melakukan perancangan sebuah film, pada setiap tahap
pembuatannya, pixar akan selalu melakukan evaluasi apakah film yang mereka buat telah
sesuai dengan konteks kekeluargaan dimana film tersebut harus mempunyai nilai moral di
dalamnya, sehingga nilai moral yang ingin disampaikan dapat diterima oleh pangsa pasar
perfilman mereka.

9
4) Proses

Hal lain yang berkaitan dengan keefektifan tim adalah variabel proses. Pada
komponen ini hal-hal yang terkait adalah :
a. Tujuan bersama
b. Menegakkan tujuan spesifik
c. Kekuatan tim
d. Tingkat konflik
e.Kemalasan sosial

Proses dalam efektivitas kerja Tim pixar terlihat pula dari budaya kreatif yang pixar
terapkan yaitu saling berbagi dan menjaga prinsip kebersamaan. Jelas, bahwa Tim pixar
mempunyai arahan untuk tujuan bersama, momentum dan komitmen untuk anggota
sebagai suatu visi. Sehingga dengan hal tersebut akan meningkatkan kepercayaaan anggota
dalam tim dan mengurangi resiko kemungkinan konflik dapat terjadi.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perbedaan kelompok dan tim dapat terlihat dari contoh kasus di atas, dimana pada
kasus tersebut memperlihatkan kinerja sebuah tim,yang menggunakan sasaran kinerja yang
kolektif, antara anggota tim saling memberikan sinergi yang positif, akuntabilitas yang
tampak tidak hanya sebagai individu namun juga saling melengkapi, serta keahlian-
keahlian yang dimiliki tiap tiap anggota dikembangkan dan saling menggantikan.

B. SARAN

Untuk perusahaan : Agar selalu menerapkan budaya kreatif mereka ciptakan untuk
anggota dan tim-tim kreatif pixar serta menambah poin poin dari budaya kreatif tersebut
untuk kemajuan perusahaan pixar

11
DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Terj. Benyamin Molan.
Jakarta: PT Indeks Kelompok GRAMEDIA.
Stephen Robbins-Timothy A. Judge. Perilaku Organisasi. Edisi 12. Salemba Empat:
Jakarta

(http://okt3ri117-httyd.mywapblog.com/sejarah-singkat-pixar.xhtml) 20 maret 2016, pukul


11.28 WIB

12

Anda mungkin juga menyukai