Anda di halaman 1dari 3

Activity-based costing (ABC) adalah model akuntansi biaya.

  Model ABC ini digunakan


untuk mengalokasikan semua biaya, berdasarkan sumber daya yang digunakan untuk
menjalankan aktivitas yang berkaitan dengan produk dan jasa yang disediakan bagi
pelanggan.  Model ABC ini didasari pada konsep bahwa untuk menjalankan suatu rencana,
manajemen perusahaan melaksanakan serangkaian aktivitas.  Dalam melaksanakan aktivitas-
aktivitas tersebut akan mengkonsumsi sumber daya, baik berupa material, tenaga kerja,
mesin-mesin, gedung, dan sebagainya.  Konsumsi sumber daya ini menimbulkan terjadinya
cost atau biaya.  Model ABC mengkaitkan antara aktivitas dengan konsumsi sumber daya. 

Model ABC pada awalnya lebih banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead,
yaitu salah satu komponen biaya produksi, selain biaya pemakaian material dan biaya tenaga
kerja langsung, untuk mengkonversi material menjadi produk jadi.

Model ABC memperbaiki kelemahan mendasar akuntansi biaya “tradisional”, yang


cenderung mengalokasikan biaya overhead berdasarkan volume, sesuai dengan rasionalitas
hubungan biaya overhead dengan basis tertentu, seperti baiay tenaga kerja langsung, jam
tenaga kerja langsung, dan jam kerja mesin. 

Kelemahan alokasi biaya overhead berdasarkan volume adalah biaya produk bervolume
tinggi cenderung terlalu tinggi, sementara biaya produk bervolume rendah menjadi terlalu
rendah.

Berbeda dengan metode-metode akuntansi biaya tradisional, ABC menghitung biaya produk,
pelanggan, atau jasa dengan menghubungkan biaya overhead bukan dengan berdasarkan pada
volume, melainkan pada aktivitas yang diperlukan atau dilakukan untuk menghasilkan atau
menyediakan jasa, produk, dan pelanggan tersebut sesuai dengan prinsip cause and
effect terjadinya biaya. 

ABC berusaha mengidentifikasi hubungan sebab-akibat (cause and effect) untuk menentukan
biaya secara obyektif.  Setelah biaya aktivitas diidentifikasi, biaya setiap aktivitas tersebut
dihubungkan pada setiap produk, jasa, dan pelanggan sesuai dengan aktivitas yang
dijalankan.  Dengan cara ini, ABC sering mengidentifikasi bidang-bidang dengan biaya
overhead per unit yang tinggi, dan mampu mengarahkan perhatian manajemen perusahaan
untuk mencari cara mengurangi biaya, atau membebankan harga lebih tinggi bagi produk-
produk mahal (Kaplan & Cooper, 1998).

Asumsi mendasar ketika menggunakan model ABC bahwa biaya dihasilkan bukan oleh
produk atau pelanggan sendiri, tetapi oleh aktivitas yang dibutuhkan untuk membuat atau
melayani mereka.  Karena produk yang berbeda membutuhkan aktivitas yang berbeda, dan
setiap produk menggunakan tingkat sumber daya yang berbeda, maka alokasi biaya harus
diukur sesuai dengan konsumsi dari sumber daya berdasarkan aktivitas yang dijalankan.

Activity-based costing dapat berguna jika biaya overhead tinggi dan produk/pelanggan sangat
bervariasi dalam kaitannya dengan kompleksitas dan biaya penanganan.  ABC
mengubah indirect cost menjadi direct cost.  Sebagai suatu sistem cost management yang
lebih akurat daripada akuntansi biaya tradisional, ABC mengidentifikasi peluang-peluang
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari proses bisnis dengan menentukan true
costsuatu produk atau jasa. 

Penggunaan activity-based costing

Ada lima langkah yang dilibatkan dalam melakukan analisis ABC (Kaplan & Cooper, 1998):

1. Tentukan objek biaya, aktivitas tidak langsung, dan sumber daya yang digunakan bagi
aktivitas tak langsung;

2. Tentukan biaya per aktivitas tak langsung;

3. Identifikasi cost driver untuk setiap sumber daya;

4. Hitung biaya total produk tidak langsung untuk jenis objek biaya;

5. Membagi biaya total berdasarkan kuantitas untuk biaya tidak langsung per objek individu.

Objek-objek biaya adalah produk, pelanggan, layanan, atau hal lain yang merupakan objek
dari akuntansi biaya.  Aktivitasnya dapat berupa apa pun yang dilakukan perusahaan untuk
menjalankan bisnisnya: penerimaan, loading, pengepakan, penanganan, menelepon, menjual,
membeli, mempromosikan, menghitung, menulis pesanan, membaca pesanan, dan lain-lain. 

Aktivitas tak langsung tidak secara khusus digunakan bagi objek-objek biaya.  Sumber-
sumber daya adalah mesin, komputer, manusia, atau kapasitas atau aset yang lain dapat
dialokasikan (sebagian) untuk suatu aktivitas.

ABC memungkinkan segmentasi berdasarkan profitabilitas dan membantu menentukan nilai


pelanggan secara lebih akurat.  Dengan demikian, penggunaan ABC ini adalah langkah
pertama menuju activity-based management (ABM).  ABC tidak menilai efisiensi atau
produktivitas dari aktivitas, meskipun ini mungkin sangat penting bagi perbaikan.  Selain itu,
ABC mengasumsikan bahwa sangatlah mungkin untuk mengidentifikasi objek-objek biaya
khusus, aktivitas-aktivitas, dan sumber daya.  Pada akhirnya, hasil dari analisis ABC sangat
ditentukan dengan keakuratan dalam penghitungan inputnya, yaitu aktivitas dan konsumsi
sumber daya.

Sisi lain potensi penggunaan activity-based costing:

- Memberikan pemahaman yang lebih baik bagi manajemen perusahaan mengenai cost


driver. Model akuntansi biaya tradisional tidak memberikan perhatian pada penyebab
terjadinya biaya (cost driver).  Penggunaan ABC memungkinkan manajer untuk melihat
keterkatian antara penyebab biaya (cost driver) dengan biaya secara rasional.  Dengan
memahami cost driver ini memungkinkan manajer mengetahui biaya mana yang
merupakan good costs dan bad costs.

- Mampu membedakan antara biaya yang memberikan nilai tambah (value–adding cost) dan
biaya yang tidak memberikan nilai tambah (nonvalue–adding costs). Pada umumnya, para
manajer berkeinginan untuk melakukan pengurangan biaya melalui eliminasi aktivitas yang
tidak memberikan nilai tambah.  Namun, tanpa bantuan analisis ABC, manajer akan
mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi aktivitas mana yang memberikan nilai tambah
dan aktivitas mana yang tidak memberikan nilai tambah, sehingga manajer mampu
melakukan eliminasi pada aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah.

- Mampu menyediakan informasi untuk analisis profitabilias per produk dan pelanggan. 
Dalam organisasi perusahaan, seringkali ditemukan beberapa produk atau pelanggan yang
tidak memberikan kontribusi profit terhadap perusahaan.  Manajer perlu mengidentifikasi,
produk dan pelanggan mana yang tidak memberikan profit tersebut, dan keputusan stratejik
dapat diambil untuk meningkatkan profitabilitas produk dan pelanggan dengan menggunakan
analisis ABC. 

- Mampu memberikan informasi secara akurat bagi manajemen, selain untuk alokasi biaya
overhead, manajemen dapat berfokus pada eliminasi biaya overhead. Biaya overhead
merupakan salah satu komponen biaya produk yang cukup besar, terutama pada perusahaan
yang menggunakan teknologi dan investasi padat modal.  Manajer berfokus pada penurunan
biaya overhead dan meningkatkan utilisasi kapasitas pabrik dengan menggunakan analisis
ABC.

Bagaimana mengimplementasikan activity-based costing secara efektif?

1. Mengubah dan mengeloborasi dari accounting costs-cost centers ke dalam activity costs.

2. Menggunakan analisis ABC untuk mengidentifikasi dan membedakan antara aktivitas yang
memberikan nilai tambah dan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi produk dan
pelanggan.

3. Menggunakan analisis aktivitas untuk melakukan pengurangan biaya operasional


berdasarkan aktivitas.

4. Menggunakan ABC untuk analisis profitabilitas per produk dan pelanggan.

Mempertimbangkan penggunaan ABC untuk analisis time-based ABC sebagai salah satu
strategi dalam bersaing berdasarkan waktu (time–based competition).

Anda mungkin juga menyukai