Anda di halaman 1dari 86

LAPORAN PENDAHULUAN

PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40


MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

BAB 1

A. LATAR BELAKANG
Kata “Taman” sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehari–hari. Jika mendengarkata
ini bayangan kita adalah sebuah tempat terbuka dengan berbagai macam tanaman dan
pepohonan yang menyenangkan untuk rekreasi. Taman (garden) dapat ditelusuri pada bahasa
Ibrani, yang berarti melindungi dan mempertahankan; menyatakan secara tidak langsung hal
pemagaran atau lahan berpagar, dan oden atau eden, yang berarti kesenangan atau
kegembiraan. Jadi dalam bahasa Inggris perkataan “garden” memiliki gabungan dari kedua kata-
kata tersebut, yang berarti sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk kesenangan dan
kegembiraan. Umumnya dipergunakan untuk olah raga, bermain, bersantai dan sebagainya.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi
dan akal manusia. Adapun menurut istilah Kebudayaan merupakan suatu yang agung dan
mahal, tentu saja karena ia tercipta dari hasil rasa, karya, karsa dan cipta manusia yang
kesemuanya merupakan sifat yang hanya ada pada manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa
budaya adalah hasil dari aktualisasi diri manusia terhadap suatu lingkungan kehidupannya, maka
kebudayaan dapat beragam sesuai dengan aktualisasi diri masing-masing dalam sebuah daerah.
Taman Budaya berdiri diawali dari munculnya sebuah gagasan, yang kemudian memiliki peran
besar terhadap lahirnya Taman Budaya. Gagasan itu datang dari Ida Bagus Mantra, Direktur
Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada waktu itu. Pada sekitar
awal tahun 1970an, saat beliau berkunjung ke beberapa negara diluar negeri menjumpai pusat
kebudayaan dan kesenian yang begitu maju dan hidup dengan didukung oleh sarana prasarana
yang sangat memadai seperti gedung pertunjukkan, galeri seni, teater terbuka, ruang workshop,
dan lain-lain yang sangat integratif. Hal tersebut telah memberikan inspirasi untuk mendirikan
pusat kebudayaan di seluruh propinsi di Indonesia sebagai “Etalase” seni budaya yang ada di
daerah. Secara umum Taman Budaya adalah gabungan antara ruang terbuka dengan fasilitas
gedung pertunjukan sebagai sarana pertunjukan. Yang banyak dibahas adalah gedung
pertunjukan sebagai gedung teater atau pertunjukan lain. Seperti pengertian tentang Teater
adalah pertemuan bersama dari sekelompok orang untuk menyaksikan kinerja yang
direncanakan. Dengan kata lain pengertian tersebut menunjukkan bahwa fungsi dari ruang
pertunjukan adalah sebagai tempat bertemu dan berkumpul untuk menyaksikan suatu
pertunjukan atau pagelaran seni. Taman Budaya merupakan suatu komplek yang didalamnya
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

terdapat ruang terbuka dan ruang tertutup sebagai wadah kegiatan untuk menggelar berbagai
pertunjukan dan pagelaran sekaligus sebagai tempat bertemu dan berkumpulnya para seniman
untuk saling bertukar informasi sebagai ajang pengenalan serta pelestarian kebudayaan. Fungsi
taman budaya salah satunya sebagai jendela budaya, memberikan peluang bagi berbagai
kesenian dan kebudayaan ditampilkan dan dipertunjukkan disini. Selain sebagai sarana
pengenalan akan budaya yang ada sekaligus sebagai sarana melestarikan budaya yang
merupakan warisan para leluhur terdahulu.
Sarana prasarana yang tersedia dalam Taman Budaya terdapat berbagai kegiatan yang
terwadahi di dalam komplek taman budaya dengan bidang tanah seluas 2,8 hektar antara lain :
1. Pagelaran pentas, Pagelaran pentas termasuk dalam kategori pertunjukan yang dinamis
atau bergerak. Seni pertunjukan ini mengutamakan aspek ekspresi gerak dapat pula
dipadukan dengan iringan musik. Pertunjukan ini juga dimungkinkan terjadi interaksi antara
pemain dengan penonton secara langsung. Ada berbagai seni pertunjukan yang berbeda,
beberapa diantaranya:
a. Drama/teater, Drama atau teater merupakan pentas seni gerak dengan alur cerita yang
mengangkat suatu pesan atau pelajaran;
b. Pentas musik, Pentas music merupakan pertunjukan yang menekankan pada aspek
suara/audio;
c. Pentas tari, Pentas tari merupakan pertunjukan yang menekankan pada ekspresi gerak
yang digabungkan dengan musik yang mengiringi.
2. Pameran Kegiatan, pameran merupakan kegiatan display hasil karya seni berbentuk dua
dimensi maupun tiga dimensi. Pada umumnya pameran dapat dilakukan di dalam ruangan
maupun luar ruangan yang menekankan pada penataan atau layout yang mudah untuk
dilihat serta menarik.
3. Workshop, Selain sebagai sarana mempertunjukkan berbagai karya dan hasil seni, kegitan
lain yang dapat diwadahi adalah kegiatan workshop atau sarasehan mengenai hasil karya
yang dipertunjukkan.

Hal ini dapat sesuai dengan fungsi taman budaya selain sebagai sarana mempertunjukkan
kesenian dan kebudayaan juga sebagai sarana mengenal kesenian dan kebudayaan secara
lebih jauhsalah satunya dengan langsung bertemu dengan para narasumber. Taman Budaya
merupakan tempat terbuka dan tertutup meliputi:
1. tempat pagelaran pentas,
2. tempat pameran kegiatan,
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

3. tempat workshop dan seminar

maka sebagai langkah awal daripembangunan taman budaya diperlukan adanya kegiatan jasa
konsultansi perencanaan untuk pembuatan detail engineering design (DED).

B. TINJAUAN STUDI
Studi yang telah ada dan menjadi dasar tinjau dalam pelaksanaan pekerjaan Perencanaan
Pembangunan DED Taman Budaya Gunungkidul yang akan dilaksanakan meliputi :
1. Gambar design, yang meliputi :
a. Rencana Perencanaan Pembangunan DED Taman Budaya Gunungkidul.
b. Gambar-gambar teknik Perencanaan Pembangunan DED Taman Budaya Gunungkidul
yang telah ada.
c. Gambar tata ruang dan kebutuhan ruang dan organisasi ruang pada Perencanaan
Pembangunan DED Taman Budaya Gunungkidul yang ada.
2. Dalam hubungannya dengan aspek eskternal skala kota, beberapa tinjauan Rencana Tata
Ruang yang telah ada, meliputi:
a. Rencana Perencanaan Pembangunan DED Taman Budaya Gunungkidul.
b. Rencana Tata Kabupaten Gunungkidul
3. Dalam hubungan dengan peningkatan Perencanaan kegiatan Pemerintah Kabupaten dan
Pelayanan yang lebih profesional dan optimal bagi masyarakat berdasarkan ruang lingkup
kebutuhan dalam skala regional yang lebih efektif dan efisien.
4. Studi literatur dan pencarian informasi secara maksimal tentang pola kegiatan serta
aktivitas Pembangunan yang ada sekarang.

C. TANGGAPAN TERHADAP KAK


Secara keseluruhan kerangka acuan kerja yang disampaikan kepada konsultan berikut
penjelasan-penjelasanya adalah masih sangat umum. Terutama dalam hal kebutuhan ruang,
jenis ruang, dan serta persyaratan yang dikehendaki belum cukup terperinci sesuai fungsinya
sebagai Perencanaan Pembangunan DED Taman Budaya Gunungkidul. Namun demikian
memang terdapat hal-hal yang membutuhkan analisis lebih dalam. Untuk itu PT. Wastu Anopama
Consultant akan berusaha untuk dapat menyelesaikan hasil kerja timnya seoptimal mungkin
sekurang-kurangnya dapat menghasilkan produk seperti yang disyaratkan didalam KAK.
Beberapa tanggapan lain yang perlu kami sampaikan secara terperinci adalah sebagai berikut :
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

1. Waktu pelaksanaan: yang ditetapkan untuk perencanaan ini adalah 75 hari kalender. Untuk
itu kami menanggapi :
a. Tenaga ahli disetiap bidang keahlian masing-masing memiliki coordinator/leader, yang
dibantu staf ahli. Susunan ini akan mempercepat pengambilan keputusan diawal
proyek.
b. Untuk menetapkan modul yang pasti, agar memperoleh fleksibilitas system bangunan
dan ruang-ruang asrama yang cenderung tipikal. Modul ini dimaksudkan untuk
mendapatkan system bangunan yang efisien. Dengan didasarkan pada bangunan yang
tipikal akan menyingkat waktu perencanaan dan pelaksanaan.

2. Beberapa ketentuan penting dalam KAK yang memerlukan perhatian dalam menyusun
rancangan adalah Module Bangunan, tanggapan :
a. Dengan menggunakan modul standar ruang kerja, ini sangat cocok untuk menyusun
lay out dan sirkulasi dalam ruang.
b. Ruang-ruang dalam kantor disarankan menggunakan sekat partisi untuk memperoleh
fleksibilitas tata ruang dalam, kecuali pembatas ruang-ruang yang harus permanent.

3. Persyaratan penghawaan dan pencahayaan dengan optimasi penggunaan potensi-potensi


alam, seperti pencahayaan alami, dan ventilasi alami, tanggapan :
a. Di Yogyakarta angin bertiup antara utara dan selatan, sedangkan sinar matahari
melintas dari timur ke barat. Seperti negara lain yang berada di khatulistiwa.
Sedangkan jika akan menggunakan pencahayaan dan penghawaan alami akan
menghemat penggunaan energi listrik, agar dapat optimum maka bangunan harus
memanjang ke arah Timur - Barat. Untuk membuka dinding (jendela, pintu) sehingga
dapat memperoleh pencahayaan dan penghawaan alami maka harus
menempatkannya di bagian sisi utara atau selatan.
b. Sisi timur dan barat bangunan menggunakan dinding-dinding massive.

4. Kriteria khusus : kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada


disekitarnya dan konstektual terhadap budaya, geografi, dan klimatologi, tanggapan :
a. Kota Yogyakarta tidak bisa dipisahkan dari dua karakter alam ini yaitu sekitarnya
merupakan perkampungan penduduk. Karakteristik Provinsi DIY pada bangunan ini
didapat dengan mentransformasikan karakter Bangunan Jawa ke dalam bangunan.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

b. Atap tropis digunakan sebagai atap bangunan karena angin yang cenderung sedang
karena lokasi yang dekat dengan dataran rendah dan sedang.
c. Empat arah mata angin ditransformasikan dengan penempatan gubahan massa solid
dikeempat sisi bangunan yang memberi kesan kokoh sebagai penopang bangunan dan
juga bangunan yang simetris
d. Konsep bentuk bangunan merupakan transformasi geometris dari bentukan karakter
Jawa yang juga merupakan pemaknaan simbolis hubungan antara konsep fungsional
bangunan sebagai pelayanan terhadap masyarakat, dataran rendah sebagai artivisual
terhadap bangunan.
e. Konsep ujung atap transparan guna memasukkan unsure pencahayaan alami serta
memasukkan kesan unsur daerah pegunungan yang selalu aktif dan hawa dingin pada
malam hari.
f. Konsep pucuk atap yang ditutup menunjukkan empat mata angin disini erat kaitannya
dengan filosofi pendirian Provinsi Surakarta dimana Gunung Lawu merupakan titik
ujung garis sumbu imajiner ujung Timur dan arah mata angin sangat berperan dalam
filosofis Provinsi DIY dan Jawa Tengah.

Selain itu terdapat penjelasan tentang keluaran dan proses pekerjaan serta uraian
proposan yang cukup rinci, sehingga dirasakan kerangka acuan kerja ini memberi
keleluasaan bagi konsultan untuk memberi komposisi yang terbaik dalam hal :
a. Klasifikasi tenaga ahli yang dipakai,
b. Penyusunan program kerja,
c. Metode penanganan pekerjaan, dan lain-lain.

Konsultan juga akan memberikan wawasan yang lebih luas mengenai bentuk-bentuk
penyelesaian permasalahan sehingga dapat pula dilihat berbagai model/metode
penyelesaian pekerjaan yang paling sesuai serta paling menguntungkan bagi pemberi
tugas.
Pada butir tenaga ahli yang dibutuhkan, konsultan memberikan komposisi tim
perencana yang telah berpengalaman luas di proyek-proyek baik proyek pemerintah
maupun swasta, terutama ahli-ahli yang banyak terlibat pada perancangan dan
perencanaan fasilitas. Rincian tenaga ahli ini dapat dilihat pada lampiran.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Untuk mendukung kerja tim ahli diperlukan tim pendukung yang dapat akomodatif
terhadap berbagai tugas yang dibebankan. Oleh karena itu tim pendukung ini juga akan
melibatkan tenaga ahli dan tenaga ahli madya yang telah berpengalaman.
Program kerja dan metode penanganan yang disusun oleh konsultan juga akan secara
akomodatif dan antisipatif terhadap berbagai perubahan yang mungkin terjadi. Program
kerja ini oleh konsultan akan diuraikan dalam bagian berikutnya.

D. PEMAHAMAN TERHADAP KAK


1. Lingkup Pekerjaan Perencanaan
Lingkup pekerjaan dalam perencanaan ini meliputi kegiatan :
a. Persiapan Perencanaan : data dan informasi lapangan (pengukuran tanah/ topografi
dan penyelidikan tanah/ soil investigation). Konsultasi dengan pemerintah daerah
mengenai peraturan daerah /Perijinan.
b. Penyusunan Pra Rencana (schematic design)
c. Penyusunan Pengembangan Rancangan.
d. Penyusunan Rencana Detil, Gambar-gambar detil arsitektur, detil struktur, detil utilitas,
Rencana kerja dan Syarat (RKS) , Rincian Volume pekerjaan sampai dengan Rencana
Anggaran Biaya (RAB)
e. Laporan Akhir Perencanaan
f. Persiapan Pengadaan Jasa Pemborongan
g. Membantu Panitia pengadaan jasa pemborongan pada penjelasan pekerjaan.
h. Pengawasan berkala selama kontruksi fisik
i. Menyusun buku petunjuk penggunaan peralatan bangunan dan perawatannya
termasuk peralatan mekanikal – elektrikal

2. Masukan Perancangan
Sesuai dengan kerangka acuan kerja yang diterbitkan panitia dikatakan bahwa masukan
yang harus diperoleh oleh konsultan adalah sebagai berikut :
a. Konsultasi Ke Dinas Kebudyaan Gunungkidul.
b. Konsultasi dengan pihak pemakai bangunan yaitu mengenai :
1) Struktur Organisasi
2) Jumlah Personil
3) Kegiatan Utama, Kegiatan Penunjang dan Kegiatan Pelengkap
4) Macam Peralatan / Perlengkapan yang digunakan
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

5) Informasi tentang kebutuhan & bangunan meliputi : program ruang dan hubungan
ruang serta susunan ruang, kebutuhan lantai.
c. Meninjau dan meneliti lahan dan lokasi Bangunan yang akan dibangun, antara lain
meliputi :
1) lokasi dan kondisi fisik lingkungan
2) luas dan ukuran persil tanah
3) Batas – batas fisik site.
d. Meninjau dan mempelajari teknologi dan bahan serta penyelesaian bangunan yang
dianggap berkwalitas baik di luar lokasi bila hal tersebut diperlukan.
e. Memeriksa kebenaran informasi yang digunakan untuk merancang bangunan
f. Mencari informasi tentang kebutuhan utilitas bangunan termasuk sumber kapasitas ,
sistem dan jaringan yang ada berupa :
1) Air bersih dan air hujan, air kotor dan kotoran
2) Sampah
3) Tata udara (alami dan buatan)
4) Sistem pencegahan penanggulangan bahaya kebakaran
5) Sistem Kelistrikan
6) Sistem jaringan Telepon
7) Penangkal Petir.

3. Keluaran
Hasil Karya perancangan yang harus disiapkan meliputi :
Dokumen Perencanaan Pembangunan Prasarana Kawasan Perkantoran:
a. Gambar kontur tanah
b. Gambar situasi/blok plan dan rancangan tapak
c. Gambar-gambar rancangan pelaksanaan (arsitektur, struktur, mekanikal, dan
elektrikal termasuk detail-detailnya)
d. Perhitungan struktur bangunan dan laporan penyelidikan tanah
e. Perhitungan teknis pekerjaan elektrikal dan membuat tabel daya listrik untuk
kebutuhan setiap ruang
f. Perhitungan volume pekerjaan
g. Rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan, terdiri dari : syarat umum
pelaksanaan, syarat administrasi, dan syarat teknis pelaksanaan
h. Perhitungan rencana anggaran biaya (RAB)
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

i. Laporan perancangan utilitas gedung dan lain-lain berdasarkan masukan yang


diberikan.
j. Laporan perancangan (design report) pekerjaan sipil bangunan yang meliputi :
konsep perancangan arsitektural, struktural, mekanikal dan elektrikal berdasarkan data
exiting dan rencana kebutuhan.

4. Azas Perencanaan
a. Bangunan gedung pemerintah hendaknya fungsional, efisien, menarik dan tidak
berlebihan
b. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan kepada kemewahan material, tetapi pada
kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan
c. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan hendaknya diusahakan serendah mungkin
d. Rancangan bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan
dalam waktu yang pendek dan bisa dimanfaatkan secepatnya.
e. Bangunan gedung pemerintah hendaknya ikut meningkatkan kualitas lingkungan dalam
arti harus merupakan kesatuan, serta memperhatikan si penyandang cacat

5. Kriteria Perencanaan
a. Sejauh tidak bertentangan dengan persyaratan khusus sesuai fungsi bangunan yang
akan dirancang, harus diusahakan penggunaan potensi alami (pencahayaan dan tata
udara) sesuai rancangan bangunan untuk daerah tropis
b. Pengelompokan fungsi ruang dalam bangunan hendaknya dilakukan sesuai fungsi, sifat
dan aktivitas pemakai, dan merupakan satu kesatuan yang utuh.
c. Sistem sirkulasi (flow) manusia atau barang, baik vertikal maupun horizontal hendaknya
disusun seefisien mungkin, hingga mampu meningkatkan daya guna dan fungsi
bangunan
d. Penyelesaian estetika arsitektur diupayakan melalui kreatifitas dan inovasi rancangan
serta memperhatikan lingkungan Pemerintah Provinsi.
e. Perancangan peralatan/utilitas berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan
kebutuhan yang diminta
f. Perencanaan site development harus berfungsi sebagai halaman estetika bangunan
sekitarnya
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

6. Persyaratan Umum Ruang


Persyaratan umum bangunan yang harus diperhatikan meliputi :
a. Ruang yang disyaratkan menggunakan AC tetap harus dilengkapi dengan cross
ventilation dan jendela yang sewaktu-waktu dapat dibuka ketika AC tidak diperlukan.
b. Semua pintu masuk ke ruang fungsional dirancang sedemikian rupa sehingga memberi
peluang bagi pemakai pintu dan pemakai ruang untuk mendapatkan preview dari ruang
dan ke ruang, kecuali dinyatakan lain dalam persyaratan khusus
c. Rancangan arsitektur pada finishing lantai diupayakan sedemikian rupa sehingga tercipta
estetika ruang yang tidak menimbulkan kesan berlebihan.
d. Untuk efisiensi penggunaan AC maka labgit-langit pada ruang ber-AC tidak terlalu tinggi
demikian pula sebaliknya.
e. Rancangan harus memperhatikan hubungan interkoneksi antara tata ruang dalam,
khususnya perletakan komponen dinding dan jendela dengan facade bangunan
f. Penempatan instalasi AC, listrik, telepon, komputer, intercom serta instalasi audio
dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terjadi tambal sulam setelah pelaksanaan
bangunan selesai
g. Penataan/perancangan tata lampu sedemikian rupa sehingga memenuhi perhitungan
standar fisika bangunan, dan tetap memperhatikan asas estetika arsitektur ruang dalam

7. Persyaratan Umum Bangunan


Persyaratan umum bangunan yang harus diperhatikan meliputi :
a. Bangunan dirancang sedemikian rupa agar tercipta keserasian lingkungan arsitektur,
baik dilihat dari sisi gaya arsitektur, bentuk facade, konfigurasi masa, ekspresi, warna,
texture, site/tapak dan topografi, serta teknologi.
b. Bangunan dirancang sedemikian rupa sehingga tercipta keserasian orientai arah hadap,
sehingga arsitektur bangunan lain yang telah ada disekitar site tidak terusakkan
c. Mendekatkan ruang dan bangunan ke konteks lingkungan, baik alam maupun buatan.
d. Perletakan unit AC outdoor sedemikian sehingga tidak merusak/mengganggu facade,
dan pemeliharaan unit AC outdoor dapat dilakukan secara rutin dan mudah.
e. Talang datar dan vertikal dirancang sebagai bagian dari rancangan facade bangunan,
tanpa mengabaikan kekuatan konstruksi, keawetan dan kemudahan pemeliharaan
f. Bangunan dirancang sedemikian agar tercipta kedekatan antar bangunan dengan
penciptaan pola closed circuit, bangunan penghubung dan memperpendek jarak
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

bangunan. Bangunan penghubung harus memiliki fungsi aktif/pokok, dan bukan


pelayanan/service.
g. Bangunan dirancang sedemikan rupa agar tercipta efisiensi penggunaan tanah persil,
sekaligus mengembangkan asas konservasi lahan
h. Masing-masing bangunan, ruang, fasilitas dan komponennya mengakomodasi modul 1.2
M
i. Penempatan bangunan diupayakan tetap menjaga tanaman pohon keras yang sudah
ada, dan apabila terpaksa memotong pohon yang sudah ada harus diupayakan adanya
pohon pengganti yang sudah cukup besar, dan menjadi bagian dari rancangan
bangunan dan lingkungannya
j. Penciptaan skala manusia pada komponen dan elemen bangunan bagian bawah
k. Menciptakan datum lingkungan melalui penggunaan bahan pelapis/finishing yang
bersifat exposed/alami
l. Pengembangan komposisi atap datar dan miring pada bangunan dengan dominasi atap
miring, sudut kemiringan 350 – 450.
m. Pengembangan ruang-ruang transparan (void) pada ruang-ruang yang menjadi bagian
dari pengembangan hubungan (lingkage) antar bangunan.
n. Jarak antar lantai dipertimbangkan atas kebutuhan fungsional dan merupakan kelipatan
16 cm. Pada ruang-ruang yang berfungsi standar, jarak antar lantai ditetapkan 3,60 –
4,00.
o. Bangunan harus dilindungi dan dilengkapi dengan alat pencegah kebakaran dan mudah
bagi pemakai untuk menyelamatkan diri ketika terjadi kebakaran
p. Bangunan harus dirancang untuk merespon kebutuhan akan peyandang cacat secara
minimal
q. Dalam manajemen operasional pemanfaatan dan pemeliharaan sehari-hari, bangunan
berikut fasilitas dan peralatanya, agar dirancang dengan batas-batas kepemilikan,
tanggung jawab kelompok maupun bersama secara jelas dan tega.

8. Dasar dan Pedoman Teknis Perancangan


Dalam melaksanakan perencanaan harus berpedoman pada ketentuan - ketentuan teknis
yang berlaku, yang termuat dalam :
a. Dasar pelaksanaan pekerjaan
1) Standar Tata cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung, SNI
03–1726–2002.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

2) Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, SNI –03–1727–
1989.
3) Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung, SNI 02 – 1729 – 2002.
4) Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 03–2847–
2002.
5) Spesifikasi Bahan Bangunan Indonesia, SNI 03 – 6861 – 2002.
6) Peraturan Umum Bahan Bahan Bangunan Indonesia Tahun 1982;
7) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) Tahun 1977
8) Standar Penerangan Buatan dalam Gedung Tahun 1978 Departemen Pekerjaan
Umum;
9) Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran
pada bangunan rumah dan gedung tahun 1987;
10) Panduan Pemasangan Sistem Hidran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
rumah dan gedung tahun 1987;
11) Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1981;
12) Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan Nomor 10/KPTS/2000 tanggal 1 Maret 2000;
13) Panduan Pemasangan Sistem Instalasi Alarm Kebakaran untuk pencegahan
bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung;
14) Peraturan, Pedoman, Standar atau Ketentuan – ketentuan teknis yang lain yang
berhubungan dengan rumah dan gedung.

b. Ketentuan Teknis
1) Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau Algemene
voorwaarden Voor de Uitvoering bij aaneming van openbare werken (AV) 1941
2) Peraturan Dinas Umum Keselamatan Kerja
3) Peraturan Garis Sempadan Dan Rooi
4) PUBI 1982
5) Standar Industri Indonesia (SII) yang berlaku
6) Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Gedung SKSNI-T-1991-03
7) Peraturan Bangunan Baja Indonesia (PBBI 1083)
8) Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia tahun 1982
9) Peraturan perencanaan Bahan Bangunan Tahan Gempa Indonesia Untuk Gedung
tahun 1981
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

10) Peraturan Umum Tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1079 dan PLN
setempat
11) PBI 1971
12) Pedoman Plambing Indonesia 1981
13) Peraturan Muatan Indonesia tahun 1970
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

BAB 2

A. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI.


1. SEKILAS TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERKANTORAN.
a. LATAR BELAKANG
Kantor Dinas Kebudayaan Gunungkidul merupakan salah satu Kantor Pemerintah
Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai salah satu satuan pelayanan kepada masyarakat
Daerah Istimewa Yogyakarta di bidang Kebudayaan. Dalam rangka meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat maka perlu ditingkatkan fasilitas perkantoran yang
mewadahi. Dengan peningkatan pelayanan maka diperlukan prasarana yang
memadahi sebagai wadah aktifitas pelayanan. Melalui dana APBD Kabupaten
Gunungkidul Kantor Dinas Kebudayaan Gunungkidul mendapatkan alokasi anggaran
yang akan digunakan untuk rehabilitasi prasarana yang berupa Pembangunan
Kawasan Auditorium yang bertujuan untuk mewadahi aktifitas pelayanan.
Dalam melaksanakan pembangunan selalu didahului dengan perencanaan teknis
dengan harapan pelaksanaan pembangunan fisik cukup waktu sehingga akan tercapai
administrasi dan kualitas bangunan yang bagus.

b. MAKSUD DAN TUJUAN


Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) ini merupakan petunjuk bagi konsultan perencana
yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan
diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan tugas perencanaan.
Dengan penugasan ini diharapkan konsultan Perencana dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai
KAK ini.

c. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi kegiatan yaitu Dusun Siyono Wetan,Desa Logandeng,Kecamatan Playen
Gunungkidul.

d. SASARAN KEGIATAN
Kegiatan yang dilaksanakan :
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

1) Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasiatau studi maket yang
mudah dimengerti oleh pemberi tugas. Perhitungan struktur harus ditandatangani
oleh Tenaga Ahli yang mempunyai Ijin Sertifikat. Membuat Site plan pada lahan
seluas 2.8 Ha yang terdiri dari : gapuro dan pagar depan, joglo, gedung auditorium
kapasitas 1000 orang, ruang theater kapasitas 200 orang, kamar mandi. mushola,
kios, tempat parkir. taman dan bangunan pendukung lainnya.
2) Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya gedung auditorium
kapasitas 1000 orang, theater kapasitas 200 orang, joglo, gapuro dan pagar
depan.
3) Rencana utilitas, dan Tata Hijau/landscape, beserta uraian konsep dan
perhitungannya.

2. APRESIASI
a. TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERKANTORAN.
Tahapan yang dilakukan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan
Kerja ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi :

1) Tahap Konsep Rencana Teknis


a) Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan
kualifikasi tim perencana, metoda pelaksanaan, dan tanggung jawab waktu
perencanaan.
b) Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi
hubungan ruang, dan lain - lain.
c) Laporan data dan informasi lapangan, termasuk hasil survey fisik dan data
pengguna, peraturan-peraturan, dan lain - lain.

2) Tahap Pra-rencana Teknis


a) Gambar - gambar Pra-rencana.
b) Perkiraan biaya pembangunan / rencana anggaran biaya
c) Garis besar rencana kerja dan syarat - syarat (RKS).
d) Hasil Konsultasi Rencana dengan Pengguna.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

3) Tahap Pengembangan Rencana


a) Gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur dan utilitas.
b) Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan.
c) Draft rencana anggaran biaya.
d) Draft rencana kerja dan syarat - syarat (RKS).

4) Tahap Rencana Detail


a) Gambar rencana teknis bangunan depo arsip lengkap (arsitektur, struktur,
mekanikal dan elektrikal serta tata lingkungan);
b) Rencana kerja dan syarat - syarat (RKS) yang meliputi persyaratan umum,
administratif dan teknis bangunan gedung negara yang direncanakan;
c) Bill Of Quantity ( BQ);
d) Rencana anggaran biaya (RAB)/ Engineer Estimate (EE);
e) Laporan akhir tahap perencanaan, meliputi :
(1) Laporan arsitektur;
(2) Laporan penyelidikan tanah (soil test);
(3) Laporan perhitungan Struktur;

5) Tahap Pelelangan
a) Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan.
b) Laporan bantuan teknis dan administratif pada waktu pelelangan.

b. ANALISA TAPAK
1) Ruang Lingkup
Ruang lingkup pekerjaan Perencanaan Pembangunan Taman Budaya
Gunungkidul adalah :
a) Persiapan
b) Pengumpulan Data Lapangan :
(1) Lokasi Bangunan
(2) Kelengkapan Administrasi
(3) Fungsi dan Kondisi Bangunan

c) Keluaran :
(1) Data Base Bangunan
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

(2) Fungsi dan Kondisi Bangunan


(3) Rekomendasi

2) Lokasi studi
Lokasi Pekerjaan Perencanaan Taman Budaya Gunungkidul di Kantor Dinas
Kebudayaan Gunungkidul.

3) Data dan fasilitas penunjang dalam kegiatan ini adalah


Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang bisa dipergunakan
oleh penyedia jasa adalah :
a) Laporan dan data yang ada
b) Tim teknis
c) Dukungan surat menyurat terkait dengan pengambilan data.

4) Kualitas Visual Dari Tapak dan ke Dalam Tapak


Secara umum, kualitas visual dari dalam tapak mendapat pemandangan
lingkungan gedung, baik bangunan maupun lahan yang masih kosong tanpa
bangunan. Sedangkan di sisi sekitarnya dapat dibuat rencana taman hijau
menjadikan daya tarik tersendiri. Kualitas visual terbaik didapat dari arah manapun
karena tidak terhalang bangunan, dan langsung tertuju pada kondisi jalan dan
taman hijau. Luasnya area tapak dan lebarnya akses tidak menghalangi jarak
pandang mata secara langsung, walaupun beberapa bangunan di sekitarnya
berdiri lebih dari satu lantai.
Sedangkan untuk kualitas visual ke dalam tapak yang paling baik didapatkan
dari arah manapun karena tidak terhalang oleh bangunan ataupun pepohonan
yang banyak terdapat disekitar lingkungan komplek. Pengolahan kualitas fisik
menjadi penting untuk tampilan secara visual. Di sisi lain pemandangan area
permukiman dan kesibukan lalu-lintas di sisi barat serta permukiman yang ada
justru memberi peluang untuk ikut memberikan kualitas fisik dalam skala yang
besar.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Konsep Permainan Ketinggian Bangunan

permainan ketinggian bangunan untuk mendapatkan kualitas visual dan pola


kontur lahan

5) Pencahayaan Alami
Tapak memanjang ke arah Utara dan Selatan. Pencahayaan alami secara
optimal mudah didapatkan. Ketinggian bangunan di sekitar hampir tidak
mempengaruhi secara langsung keberadaan bangunan nantinya. Permainan
cahaya dalam tapak juga digunakan sebagai sarana menambah nuansa estetika
dan pengalaman dalam meruang (serial vision) dalam bangunan.

Kondisi Pencahayaan Siang Hari


LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Kondisi Pencahayaan Malam Hari

3. INOVASI
a. KONSEP DESAIN
Konsep bentuk arsitektural Bangunan harus mencerminkan keterbukaan,
profesionalisme dan integritas yang diwujudkan dengan pengolahan bentuk dan
ornamen arsitektural bangunan yaitu:

1) Fleksiblitas
Diwujudkan dengan pengolahan massa bangunan yang berhubungan cukup erat
dengan bangunan lain, di mana dalam hal ini bangunan berada dalam sebuah
area kawasan dengan multi massa sehingga hubungan antar massa bangunan
dapat lebih menyatu sebagai satu kesatuan. Disamping itu, juga cukup fleksible
untuk dilakukan pengembangan lebih lanjut mengingat sebagai fasilitas publik,
pengembangan fasilitas sangat dimungkinkan terjadi. Selain itu, flesibilitas juga
dapat diartikan sebagai sebuah nilai keterbukaan. Hal ini dapat diwujudkan melalui
penggunaan material transparan yang mendominasi. Dengan demikian citra
bangunan publik akan muncul serta akan menciptakan kesan menyatu antara
ruang dalam dan ruang luar bangunan, secara psikologis akan menciptakan kesan
menerima/ramah.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

2) Efisiensi
Dapat diwujudkan dengan pengolahan massa yang sederhana tetapi cukup
efisien, baik hubungannya dengan lingkungan alam seperti pencahayaan dan
penghawaan alami, pengaturan pola ruang yang efisien dan dengan didukung
penempatan perabotan dan pengaturan pola aktivitas. Kesederhanaan bukan
menjadi kelemahan tetapi menjadi sebuah kekuatan yang kemudian dapat
mewujudkan komposisi dan proporsi bentuk yang berkesan elegan dan
berwibawa, menonjol secara bentuk namun selaras dengan lingkungan.

3) Mudah Dicapai
Sirkulasi jelas dengan didukung tata tanda dan pengolahan pola ruang yang tegas,
tetap memberi rasa nyaman dan aman bagi pengguna, serta yang paling utama
adalah pola sirkulasi antar bangunan sebagai sebuah kawasan yang memiliki
bangunan multi massa.

b. LAYOUT RUANG
Layout ruang disusun secara tegas dengan bentuk geometris sederhana yaitu bentuk
kotak yang disusun sesuai fungsi dan hubungan ruang yang nyaman dengan orientasi
yang jelas sehingga tidak membingungkan.
Gambar Komposisi Dasar Bangunan

Dikomposisi sesuai kebutuhan

Dengan mengambil bentuk dasar kotak dengan susunan yang sederhana


memungkinkan terwujudnya komposisi ruang yang memberikan kejelasan orientasi
ruang.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Gambar Kejelasan Orientasi Ruang

Untuk mempertegas orientasi ruang, diletakan satu ruang sebagai pusat orientasi,
dalam hal ini Ruang Lobby sesuai untuk dijadikan sebagai pusat orientasi, karena
ruang lobby merupakan ruang penerima publik untuk mendapatkan pelayanan.

Gambar Pusat Orientasi Ruang

Masing-masing fungsi ruang disusun dengan batasan yang tegas sesuai dengan
zoning ruangnya, pada zona pelayanan digunakan pembatas yang tegas secara fisik
namun tetap bisa diakses secara visual, hal ini untuk memberikan kesan transparansi
serta kesan modern pada bangunan.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Gambar Batasan Ruang Yang Tegas Sesuai Fungsi Ruang

c. SIRKULASI
Bahasan pertama yang sangat penting pada bangunan bertingkat adalah sirkulasi
bangunan. Karena bangunan akan mempunyai lebih dari satu lantai, maka bagaimana
akses sirkulasi bangunan yang aman dan nyaman sangat diperlukan. Bentuk ruang
sirkulasi pada bangunan pada umumnya terdiri dari sirkulasi vertikal (tangga, eskalator,
lift) dan horisontal (selasar, hall, lorong). Keduanya akan sangat mempengaruhi disain
bangunan baik pada aspek struktur dan konstruksi juga aspek-aspek lain pada
bangunan.

Bagian - bagian Tangga


LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Konfigurasi Selasar

Konsep Difabel
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

d. SISTEM PENCAHAYAAN BANGUNAN


Sistem pencahayaan bangunan dapat diperoleh dengan sistem pencayaan alami
dan buatan. Pencahayaan alami lebih disarankan semaksimal mungkin digunakan di
siang hari pada jam kerja karena menurut beberapa penelitian, cahaya alami lebih
dapat memberikan kenyamanan dan energi karena produktifitas aktifitas pada siang
hari. Demikian juga dengan tujuan penghematan tidak memerlukan tenaga listrik.
Sebaliknya pencahayaan buatan atau lampu lebih disarankan untuk penggunaan
malam hari saja. Kedua sistem ini akan mempengaruhi sistem lain dalam bangunan
sehingga sangat perlu juga untuk dibahas secara khusus.

Berbagai elemen struktur yang berkaitan dengan pencahayaan :


1) Atap beserta tritisnya
2) Dinding dan bukaannya beserta elemennya
3) Tebal ruang
4) Konfigurasi massa bangunan

e. SISTEM PENGHAWAAN BANGUNAN


Sistem penghawaan juga terdiri dari penghawaan alami dan buatan. Penentuan
penggunaan kedua sistem ini dipengaruhi oleh persyaratan ruang fungsi pada
bangunan. Pada fungsi-fungsi tertentu lebih mengendaki penghawaan alami atau
sebaliknya yang banyak dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan lain dalam
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

perencanaan ruang. Kedua sistem ini akan secara langsung berpengaruh pada desain
bangunan secara keseluruhan.

f. SISTEM AIR BERSIH DAN SANITASI BANGUNAN


Sistem air bersih dan sanitasi banyak berhubungan dengan cara penyediaan dan
distribusi air bersih, air kotor dan kotoran. Rancangan struktur dan konstruksi bangunan
juga akan berkaitan langsung dengan rancangan sistem ini. Pada dasarnya sistem-
sistem ini dibedakan menurut konstruksinya menjadi penyedia atau penerima dan
distribusinya.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Penyedia adalah tempat, wadah yang dapat berupa bak atau tangki yang
digunakan untuk menyimpan. Wadah penyimpan ini dapat diletakkan di atas, di dalam
atau di bawah bangunan, sementara jalur distribusinya dapat diletakkan menempel
atau di dalam dinding atau pelat lantai, atau ditempatkan pada ruang khusus (shaft).
Shaft ini dapat berupa jalur vertikal atau horizontal.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

g. SISTEM KELISTRIKAN BANGUNAN


Sistem kelistrikan terutama pada sistem distribusinya, akan berpengaruh
langsung terhadap konstruksi bangunan. Jaringan kabel pada bangunan dapat
diletakkan secara terbuka atau tertutup (mati). Jaringan kabel yang hanya ditempelkan
atau diletakkan biasanya lebih diutamakan daripada jaringan mati untuk pemeliharaan
dan perbaikan.
Pada distribusi utama tegak, kabel-kabel ini juga sebaiknya diletakkan di dalam
shaft khusus listrik untuk menghindari hubungan arus pendek akibat kebocoran pipa
air. Pada distribusi mendatar, jaringan diletakkan di atas plafond selasar atau ruang-
ruang penghubung lainya. Selanjutnya jaringan dapat ditanam pada dinding atau pada
lantai atau pada pelat lantai.

Hal yang harus disediakan:


1) Sumber : PLN perlu panel utama, trafo; Genset perlu ruang mesin
2) Jalur distribusi : Shaft vertikal pada dinding dan shaft horisontal pada plafond atau
lantai
3) Fixture : lampu pada plafond atau dinding; titik sumber daya pada dinding atau
lantai
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

h. SISTEM-SISTEM LAINNYA
Menentukan sistem-sistem lainnya, seperti sistem penghijauan, parkir, pengelolaan air
hujan dan air limbah, maupun tata suara.

B. MERENCANAKAN BANGUNAN BERDASARKAN ASPEK UTAMA


Langkah selanjutnya setelah memahami berbagai aspek bangunan adalah
menggunakannya pada bangunan. Proses penerapan ini berbentuk analisa pada tiap-tiap bagian
bangunan yang dipikirkan terhadap aspek lain. Hasil pembahasan berupa solusi dan alternatifnya
disebut sebagai konsep dasar perancangan. Proses pencapaian ide, gagasan dan konsep-
konsep bangunan itu pada dasarnya adalah rumit dan berbelit, karena permasalahan satu aspek
pada satu bentukan akan mempengaruhi aspek dan bentukan lain pada bangunan.

1. Merencanakan Sistem Struktur Utama


Sistem struktur dan konstruksi bangunan dapat ditentukan terlebih dahulu untuk dapat
menentukan langkah perencanaan selanjutnya. Maksud dari penentuan sistem struktur
utama terlebih dahulu adalah agar dapat didefinisikan seberapa jauh kaitan sistem struktur
ini dengan aspek bangunan lain. Sistem struktur yang dimaksud adalah sistem struktur
menurut bahan dan jenisnya, kemudian juga kaitannya dengan konstruksi lainnya.

a. Mempertimbangkan fungsi ruang dan persayaratannya pada struktur


Langkah pertama untuk menentukan sistem struktur utama adalah dengan
mempertimbangkan aspek struktur dan aspek fungsi bangunan dengan pertimbangan-
pertimbangannya sebagai berikut:
1) Bagaimana kegiatan di wadahi dalam ruang dan apakah terdapat fungsi-fungsi
yang spesifik yang harus diwadahi dalam ruang misalnya kegiatan yang
memerlukan ruangruang lebar tanpa kolom, atau ruang-ruang dengan ukuran dan
bentuk tertentu atau pada lantai tertentu.
Area Pembahasan
Konfigurasi bentuk dan ukuran grid struktur baik horisontal ataupun vertikal di
mana titik kolom dan dinding diletakkan yang akan membentuk sistem struktur
secara keseluruhan yang disesuaikan dengan tuntutan fungsi ruang.

2) Bagaimana sistem ruang dipenuhi oleh bangunan. Apakah terdapat ruang yang
menghendaki sistem khusus semacam pencahayaan dan penghawaan alami.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Area Pembahasan
Bentang bangunan, konfigurasi ruang dan konfigurasi massa bangunan serta
bukaanbukaan yang akan mempunyai saling keterkaitan antara sistem struktur
dan konstruksinya

3) Bagaimanakah sistem utilitas dilayani oleh bangunan, di mana posisi-posisi bak


penampung air bersih, air kotor dan lainnya, apakah secara langsung
mempengaruhi struktur bangunan.
Area Pembahasan
Penentuan sistem distribusi meliputi tempat suplay, jalur distribusi dan tempat
buangan serta kaitannya dengan struktur dan konstruksinya. Ketiga pertimbangan
pokok utama di atas akan menentukan pemakaian sistem struktur utama sebuah
bangunan. Tentu saja banyak aspek penunjang lain yang juga turut menentukan
selanjutnya, namun pada dasarnya ketiga aspek di atas dapat dijadikan titik
pangkal untuk masuk pada apek-aspek berikutnya pada bangunan.

Contoh pemenuhan tuntutan ruang fungsi spesifik


LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Contoh pemenuhan tuntutan sistem-sistem bangunan spesifik

Contoh pertimbangan penggunaan bahan terhadap struktur

b. Mempertimbangkan Aspek Bentuk Bangunan dari Bentuk Struktur.


Bentuk pada bangunan dapat merupakan tujuan atau hasil dari proses perencanaan
dan perancangan. Tujuan, bila sudah ditentukan terlebih dahulu kesan, peran dan
bentuk yang diinginkan dari perencana atau pemilik, kemudian baru kesesuaiannya
dengan fungsi dan sistemsistem ditetapkan kemudian. Hasil, bila bentukan adalah
bentukan yang dihasilkan dari akibat fungsi atau sistem-sistem yang diterapkan pada
bangunan. Kedua metoda ini tidak harus dilakukan secara kaku, namun dapat saling
melengkapi untuk mendapatkan hasil yang optimal pada bentuk bangunan. Pada
penentuan sistem struktur utama, bentuk dapat dibahas sebagai berikut ;
1) Apakah bentuk dijadikan tujuan atau hasil.
Area Pembahasan
Fungsi struktur sebagai fasilitas atau penentu
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

2) Apakah elemen-elemen struktur dipakai sebagai elemen bentuk bangunan


Area Pembehasan
Penentuan penonjolan atau penyembunyian elemen struktur.

3) Apakah sistem-sistem pada bangunan akan berpengaruh terhadap elemen dan


bentuk bangunan.
Area Pembahasan
Konstruksi-konstruksi yang melekat pada struktur yang akan dipakai.

Contoh bentuk bangunan terhadap system ruang


LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

2. Menentukan Bentangan
Bentangan adalah jarak antar dua sisi bangunan atau dua tumpuan kuda kuda atau rangka
atap lainnya. Bentangan akan mencapai jarak maksimal dengan menggunakan sistem
rangka ringan seperti kuda-kuda yang dapat terdiri dari beberapa bentuk. Untuk dapat
menentukan bentangan bangunan banyak hal yang harus dipertimbangkan ;
a. Fungsi dan Dimensi Bangunan dan Ruang
Bentang akan sangat dipengaruhi oleh sifat fungsi yang juga berpengaruh pada dimensi
ruangnya. Ruang-ruang publik tertentu semacam ruang rapat, ruang serbaguna dan
sebagainya menuntut volume ruang yang besar dan sifat bebas dari adanya kolom-
kolom struktur di dalamnya. Sifat ruang yang demikian harus difasilitasi oleh struktur
bangunan. Oleh karena itu ruang-ruang bentang lebar lebih ideal diletakkan di lantai-
lantai atas pada bangunan bertingkat atau pada lantai khusus.

b. Penggunaan Struktur yang dibentangkan


Alternatif pencapaian bentang ini dapat dengan struktur balok pada lantai 1 atau dengan
struktur rangka yang lebih ringan pada lantai 2. Tentu saja lebih disarankan ruang
bentang lebar di lantai atas, karena rangka lebih mampu mengatasi bentang daripada
balok beton. Macam rangka dan macam bahan yang berupa kuda kuda pun beragam
yang bentang satu dengan lain juga berbeda. Struktur yang lebih ringan akan mampu
membentuk bentangan yang lebih lebar.

Pertimbangan aspek bangunan pada bentang struktur


LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

c. Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan dapat ditempuh dengan pencahayaan alami dan buatan.
Pencahayaan alami lebih dianjurkan (pada siang hari) karena terbukti lebih bermanfaat
dan memberikan rasa nyaman pada fungsi-fungsi ruang atau untuk beraktifitas, dan
juga dapat menghemat energi bangunan. Sistem pencahayaan akan mempengaruhi
bentang secara langsung karena masuknya cahaya akan ditentukan oleh ukuran
bukaan dan kemampuan optimal pencapaian cahaya itu sendiri yang tidak lebih dari
beberapa kali lebar bukaannya.

d. Sistem Penghawaan
Sistem penghawaan alami juga akan secara langsung mempengaruhi bentang
bangunan karena kemampuan untuk mengalirnya udara akan sangat dipengaruhi oleh
jarak tempuh dan sifat serta lokasi bukaan.

3. Menentukan Jarak Antar Bentangan


Jarak antar bentangan adalah jarak antar dua rangka utama yang tegak lurus dengan
bentangannya seperti jarak antar balok utama atau kuda kuda. Jarak antar bentangan ini
sangat penting karena akan membentuk ruangan fungsi dan juga membentuk bentukan
bangunan. Untuk mendapatkan jarak antar bentangan yang optimal perlu
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut ;
a. Penggunaan Struktur antar Bentang
Pada atap, rangka atap seperti kuda kuda dan sejenisnya dapat dihubungkan dengan
batang atau rangka lain. Jika menggunakan batang baik kayu atau baja, hanya akan
memperoleh jarak antar bentang ini beberapa meter saja. Namun jika digunakan rangka
lain untuk menghubungkan rangka atap ini jarak antar bentangan dapat ditingkatkan.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Pertimbangan jarak antar bentang

b. Modul Ruang dan Bahan


Modul ruang atau ukuran satu unit ruang dari ruang yang seragam juga dapat
digunakan untuk menentukan jarak antar bentangan ini. Lebar untuk kamar-kamar hotel
akan dijadikan ukuran atau jarak antar bentangan demikian juga dengan fungsi lain.
Bahan bangunan yang dipakai akan menentukan jarak antar kolomnya.Penggunaan
kayu atau baja sebagai penghubung antar kuda kuda menentukan jarak antar kuda
kuda tersebut. Demikian juga halnya dengan pemakaian ukuran-ukuran bahan dinding,
plafond dan sebagainya.

c. Bentukan dan Proporsi Fasade


Jarak antar kolom atau jarak antar bentangan (yang juga jarak antar kuda kuda) akan
membentuk garis-garis tumpuan pada kolom-kolomnya. Kolom-kolom ini akan secara
langsung mempengaruhi fasade bangunan. Memang kolom-kolom ini dapat
disembunyikan ataupun diekspos, namun proporsi dan letak-letak bukaan dan dinding
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

akan juga masih dipengaruhi sehingga tampak bangunan juga dipikirkan ketika
menentukan jarak antar kolom bangunan.

4. Menentukan Jarak Antar Lantai


Untuk dapat menentukan jarak antar lantai satu dengan lantai diatasnya banyak juga yang
harus diperhatikan, antara lain ;
a. Fungsi dan Dimensi Bangunan dan Ruang
Fungsi-fungsi tertentu mengendaki ketinggian ruang tertentu sehingga jarak antar lantai
sangat dipengaruhi oleh ketinggian ruang yang harus disediakan.

b. Sistem Ruangan
Sistem-sistem ruang termasuk pencayaan, penghawaan, elektrik dan mekanik akan
memerlukan tertentu baik pada ruang fungsi ataupun ruang yang harus disediakan di
atas (plafond) atau di bawah (lantai). Dengan demikian ketinggian antar lantai jelas
akan dipengaruhi sistem-sistem ini.

c. Ukuran Tangga
Ukuran tangga pada arah ketinggian yang dihitung dari jumlah anak tangga dan
bordesnya juga akan menentukan tinggi antar lantai. Bahkan seperti disebut dalam
bahasan tentang tangga, bahwa cara yang efisien menentukan ketinggian lantai, jumlah
ketinggian tangga inilah yang dipakai untuk menentukan bilangan terkecilnya (satuan).
Adapun angka besarnya dapat merupakan kelipatan anak tangga hingga diperoleh
kesesuaian atau terpenuhinya persyaratan ruang dengan sistem bangunan lain.

d. Bentang Ruang
Ruang dengan bentang lebar pada lantai bawah akan membutuhkan balok atau rangka
yang berdimensi atau ketebalan yang besar juga. Dengan demikian jika fungsi juga
masih dipertahankan dengan persyaratan ketinggiannya, maka tinggi antar lantai akan
langsung dipengaruhinya.

5. Menentukan Tinggi Ruang Lantai Atas


Tinggi ruang lantai atas adalah ukuran yang diambil dari lantai atas ke dinding paling atas
atau pada tempat atap berada. Ukuran ini akan menentukan tinggi bangunan secara
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

keseluruhan ditambah dengan lantai satu. Untuk menentukan ketinggian lantai atas ini
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu ;
a. Sudut atap lantai atas
Penggunaan sudut atap yang curam jelas akan membentuk ketinggian yang maksimal
pada bangunan. Atap datar adalah atap yang tidak menambah ketinggian dinding pada
lantai atas.

b. Sistem Ruang Lantai atas


Persyaratan ruang yang harus dipenuhi pada lantai atas juga mempengaruhi ketinggian
lantainya. Penggunaan ruang-ruang untuk ventilasi, pencahayaan dan juga tempat
sistem elektrik dan mekanik akan memerlukan ruang baik di bawah atap atau di bawah
lantai. Secara langsung akan menambah ketinggian bangunan.

6. Menentukan Ketinggian Bangunan


Ketinggian bangunan dua lantai dihasilkan dari ketinggian lantai satu dan lantai atas.
Sementara bangunan yang berlantai lebih adalah penjumlahan semua ketinggian lantai
yang biasanya berbeda pada lantai dasar, lantai-lantai tengah dan lantai atas. Perbedaan
ketinggian ini akibat fungsi ruang dan juga aspek proporsi dan bentuk bangunan. Halhal
yang harus diperhatikan untuk mendapatkan ketinggian selengkapnya adalah ;
a. Fungsi Ruang dan Bangunan
Fungsi-fungsi tertentu menghendaki ukuran yang berbeda. Ruang pada lantai-lantai
yang bersifat publik atau dengan kapasitas yang besar lebih mempunyai ketinggian
yang besar karena proporsi ruang fungsi. Pada lantai atas ketinggian ruang lantainya
juga dipertimbangkan terhadap baik fungsi ataupun sistem. Jika fungsinya juga untuk
publik atau dengan sistem alamiah maka ruang lebih cenderung tinggi atau sebaliknya.
Pada lantai-lantai tengah jika bangunan mempunyai ketinggian lebih dari dua lantai,
maka lantai-lantai ini lebih cenderung pendek karena kebanyakan digunakan untuk
fungsi-fungsi privat yang tidak begitu memerlukan ketinggian ruang yang lebih tinggi.
Demikian juga dengan sistem yang akan dipakai, lebih menghendaki volume ruang yang
relatif lebih kecil.

b. Proporsi Bangunan
Bangunan-bangunan bentang lebar akan lebih membentuk ketinggian atap yang
maksimal, lebih-lebih dengan sudut atap yang runcing. Permasalahan yang timbul
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

adalah bagaimana proporsi bangunan yang dihasilkan. Proporsi ini sangat


mempengaruhi bentuk, tampak dan juga citra bangunan sehingga pengaturan proporsi
akan menentukan juga tinggi rendah bangunan.

c. Lokasi Bangunan
Bangunan harus aman dari gangguan situasi lingkungan di sekitarnya. Hal-hal alamiah
yang secara langsung berkaitan dngan ketinggian bangunan adalah angin dan petir.
Pada prinsipnya bangunan tidak boleh berdiri sendiri di tengah padang untuk tidak
mengundang bahaya angin atau petir. Pada kondisi lingkungan buatan juga harus
diperhatikan posisi-posisi jaringan listrik apalagi jaringan tegangan tinggi. Juga pada
bangunan yang relatif dekat dengan kepentingan trasportasi semacam bandar udara
dan sebagainya, ketinggian bangunan harus menjadi tinjauan utama.

d. Peraturan Bangunan Setempat


Peraturan bangunan atau building code pada suatu wilayah sangat beragam tergantung
maksud tertentu. Ada kalanya bangunan tidak boleh melebihi ketinggian tertentu atau
jumlah lantai tertentu. Juga banyak wilayah yang menerapkan sudut 45° dari ass jalan
utama, sehingga bangunan dengan jumlah lantai berapapun tidak boleh melebihi garis
tersebut. Bangunan-bangunan yang berada di tepi jalan akan mempunyai ketinggian
yang minimal dan sebaliknya.

Aspek terkait dengan ketinggian bangunan


LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

7. Menentukan Prakiraan Dimensi Kolom dan Balok


Dimensi kolom dan balok pada bangunan memang harus dihitung secara pasti, namun
bagi arsitek, prakiraan dimensi kolom dan balok inidapat dilakukan sehingga hasil dari
perhitungan teknis struktural pada nantinya tidak akan jauh berbeda atau dengan kata lain
dimensi yang diajukan arsitek masih dapat dipakai. Sekali lagi yang harus diperhatikan
adalah bahwa arsitek membuat prakiraan ini tidak hanya berdasarkan pertimbangan aspek
struktur saja namun didasarkan pula pada aspek lain dalam bangunan, sehingga bagi
konstruktor struktur sipil, ukuran atau dimensi yang diberikan oleh arsitek idealnya tidak
dirubah secara drastis, baik bentuk atau dimensinya. Proses penyesuaian atau tawar
menawar sangat dimungkinkan untuk mengasilkan bentuk dan dimensi yang optimal.
Pada struktur beton bertulang, untuk dapat memperkirakan bentuk dan besaran atau
dimensi kolom dan balok tentu saja aspek pertama yang dipikirkan adalah aspek bahan
struktur terhadap kemampuannya melayani beban atau bentang tertentu, yang
selengkapnya dapat dilihat pada tabel.

a. Bentuk dan Dimensi Kolom Beton Bertulang


Kolom bangunan bertugas menopang beban bangunan yang diberikan kepadanya.
Daerah atau luasan tertentu menjadi tanggung jawab sebuah kolom tertentu. Kolom-
kolom pada satu bangunan belum tentu mempunyai beban yang sama, sehingga perlu
dianalisis satu per satu daerah pikulnya. Untuk dapat lebih efisien, beban yang berupa
bentuk ataupun area pikul kolom itu sebanyak mungkin dibuat seragam, sehingga baik
proses perencanaan dan perhitungan strukturnya menjadi sederhana karena tidak
memerlukan hitungan satu persatu. Namun demikian, karena pertimbangan terhadap
aspek lain, kadang kala pada lokasi-lokasi tertentu pada bangunan, ruang-ruang
menjadi berbeda sehingga mengakibatkan kolom-kolom sebagai pemikul yang berbeda
pula, perbedaan ini meliputi perbedaan bentang, bertambah atau berkurang.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Teknik prakiraan besaran kolom dan balok dalam desain arsitektural struktur beton
bertulang

Pada idealnya sebuah kolom akan mewakili bentuk area pikulnya. Jika grid yang
terbentuk pada ruang atau denah bangunan membentuk bujur sangkar, maka secara
struktural, kolom sebaiknya bujur sangkar demikian pula bentuk-bentuk yang lain.
Kolom lingkaran dapat dipakai untuk memikul area beban yang simetris pada sisi-
sisinya. Sedangkan ukuran kolom beton bertulang pada bangunan bertingkat dua
sangat tergantung pada bentangannya. Secara umum harus dihitung tiap satuan
persegi dari luasan penampang kolom yang akan memikul beban tertentu yang masing-
masing kualitas beton bertulang akan berbeda.
Sebagai gambaran kasar, bangunan satu lantai tidak bertingkat menggunakan
kolom praktis ~(10 x 10) cm setiap sambungan atau pertemuan dindingnya atau setiap
luasan ± 9 ~ 12 meter persegi atau untuk dinding setinggi ~3 meter dipasang setiap 3 -
4 meter. Untuk bentangan yang hampir sama, kolom-kolom pada lantai dua dapat
diprakirakan dengan ukuran dua kali lipat dari sisi-sisi kolom tersebut.
Bangunan berlantai dua dapat menggunakan kolom ~(20 x 20) cm bangunan
berlantai tiga dapat menggunakan ~ (30 x 30) cm, dan seterusnya. Tentu saja
pertimbangan bentuk area pikul di atas harus dimasukkan dalam pencarian bentuk dan
dimensi ini.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

b. Bentuk dan Dimensi Balok Beton Bertulang


Balok pada struktur beton bertulang biasanya sekaligus digabung dengan pelat
lantai beton bertulang menjadi satu kesatuan. Namun demikian penampang balok
beton ini masih dihitung dari sisi bawah sampai sisi atas pelat lantai. Demikian juga
seperti pada kolom, prakiraan bentuk dan dimensi balok juga harus diperhitungkan
terhadap aspek lain pada bangunan. Penampang balok yang ideal adalah balok yang
mempunyai ketinggian yang lebih besar daripada lebarnya. Rasio lebar : tinggi balok
dapat berkisar 1 : 3 hingga 2 : 3 walaupun angka ini tidak mutlak, namun kebanyakan
balok beton bertulang mempunyai kisaran rasio ini.

Teknik perkiraan dimensi balok beton bertulang

Pada balok tinggi memang diutamakan ketimbang lebar secara struktural, namun
karena alaan lain, dapat saja balok dibuat dengan bentuk lain. Untuk memprakirakan
ketinggian balok pada konstruksi beton bertulang dapat mengambil angka 1/10 hingga
1/12 dari bentangan kolom penumpunya, walaupun juga angka ini masih sangat
tergantung pada jenis beban dan kekuatan material betonnya. Pada beton non-
konvensional seperti beton pre-stress atau beton post-tention, rasionya dapat lebih
kecil hingga 1/20 bentangannya.

C. ANALISA RENCANA
1. Struktur Bangunan
a. Pondasi
Untuk bangunan, selain menggunakan pondasi batu kali menerus, juga akan
menggunakan pondasi setempat/umpak, footplate maupun pondasi sumuran.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Contoh Gambar Pondasi Menerus Batu Kali

Contoh Gambar Pondasi Setempat / Umpak

Contoh Gambar Pondasi Footplate


LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Gambar Alternatif Desain Pondasi

Jenis struktur pondasi yang digunakan pada bangunan 3 lantai ini harus
mempertimbangkan struktur yang kuat, tepat dan ekonomis. Faktor primer yang
mempengaruhi pemilihan jenis pondasi untuk sebuah bangunan antara lain :
1) Kondisi tanah bawah permukaan (daya dukung tanah) dan air tanah.
2) Persyaratan struktural termasuk beban, konfigurasi, dan kedalaman pondasi.

Faktor sekunder yang penting antara lain :


1) Metode konstruksi termasuk kebisingan, lalu lintas, pembuangan tanah, air.
2) Dampak terhadap properti yang berdekatan.
3) Resiko-resiko konstruksi.
4) Waktu yang tersedia untuk konstruksi.

b. Struktur Utama Bangunan (Sloof, Kolom, Balok, Dinding)


Struktur utama menggunakan struktur beton bertulang, dengan dinding menggunkan
pasangan ½ batu bata yang difinish plesteran dan acian. Struktur rencana bangunan
gedung harus didesain sedemikian sehingga memiliki: daktilitas yang baik (baik pada
material maupun strukturnya); kelenturan pada strukturnya; dan memiliki daya tahan
terhadap kerusakan. Struktur utama menggunakan beton bertulang maupun baja,
dengan dimensi maupun tulangan yang akan dihitung menggunakan software struktur.
Bentuk bangunan menyesuaikan bangunan di sekitar.

c. Struktur Atap
Struktur atap dapat menggunakan rangka kayu, maupun rangka atap alternatif lainnya
seperti rangka atap baja ringan maupun baja konvensional. Plat atap dari beton
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

bertulang di sekeliling atap utama merupakan tampilan yang dapat memperkaya


arsitektural bangunan.

2. Sanitasi dalam Gedung


a. Penyediaan Air Bersih
1) Sumber air bersih:
a) Sungai
b) Danau
c) Rawa
d) Air Hujan
e) Air Tanah/ Sumur
(1) confined aquifer (air tanah dalam)
(2) nconfined aquifer (air tanah dangkal)
f) Mata Air
Sumber : Buku Hidrologi UGM 2002

2) Kualitas air bersih


Tabel Penggolongan Air bersih
No Golongan Keterangan
1 A Air yang dapat digunakan sebagai air minum langsung
tanpa pengolahan terlebih dahulu
2 B Air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah
sebagai air minum dan keperluan rumah tangga
3 C Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan
dan peternakan
4 D Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan
dapat dimanfaPasca Sarjanaan untuk usaha perkotaan,
industri, listrik tenaga air
Sumber : Buku Hidrologi UGM 2002
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Penyimpanan jaringan distribusi pemakaian

Jaringan transmisi Sumber Air bersih

Skema Umum Jaringan Air Bersih

b. Down Feed System

Gambar Jaringan Downfeed

Kelebihan sistem ini adalah:


1) pompa tidak bekerja secara terus-menerus sehingga lebih efisien dan awet
2) air bersih selalu tersedia setiap saat
3) tidak memerlukan pompa otomatis kecuali untuk sistem pencegah bahaya
kebakaran (sprinkler dan hydrant)

Kekurangan sistem ini adalah:


1) membutuhkan biaya tambahan untuk pengadaan tangki tambahan
2) menambah beban pada struktur bangunan
3) menambah biaya pemeliharaan

Untuk pemakaian jangka panjang sistem ini termasuk efektif dan efisien walaupun
biaya pembuatannya mahal. Apabila jumlah lantai sangat banyak, tekanan air dalam
pipa sangat tinggi sehingga pipa dapat pecah karena tekanan tinggi (setiap 7 m, pipa
menerima beban 1 atm).
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

c. Komponen jaringan air bersih


Jaringan air bersih Lapangan Tenis Meja dirancang dengan menggunakan sistem
spillback tank dan diteruskan dengan memakai sistem distribusi pemipaan
konvensional.

d. Spillback tank
Berupa tangki pembantu yang diletakkan pada setiap lantai tertentu. Tiap tangki
dilengkapi dengan katup pengendali tekanan, bila tekanan air tinggi, maka katup akan
menutup. Hal terpenting dalam sistem tangki atap ini adalah menentukan letak tangki
tersebut apakah dipasang dalam langit-langit, di atas atap, atau dipasang dalam
menara khusus. penentuan ini harus didasarkan pada jenis alat plumbing yang
terpasang pada lantai tertinggi bangunan dan yang menentukan tekanan kerja tertinggi.
Prinsipnya:
1) air yang telah dipompakan dalam spillback tank yang ada pada beberapa lantai
sehingga udara di dalamnya terkompresi
2) air dalam tangki tersebut dialirkan dalam sistem distribusi bangunan. pompa diatur
secara otomatis oleh suatu detektor yang menggerakkan saklar meter listrik
penggerak pompa
3) pompa berhenti bekerja kalau tekanan tangki telah mencapai batas maksimum
yang ditetapkan dan bekerja kembali setelah tekanan tangki mencapai suatu batas
minimum yang telah ditetapkan pula. Daerah fluktuasi tekanan ini biasanya
ditetapkan antara 1.0-1.5 kg/cm3

3. Persampahan
a. Saluran Air Limbah
Fungsi saluran pembuangan air kotor dalam Penyusunan DED dirancang untuk
memenuhi fungsi sebagai berikut :
1) Fungsi Kenyamanan
Sebagai bagian dari sebuah bangunan, saluran air kotor berfungsi sebagai
penunjang kegiatan yang sedang berlangsung dalam bangunan.

2) Fungsi Estetika
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Dengan adanya jaringan saluran pembuangan air kotor, maka penampilan fisik
bangunan akan lebih estetis karena secara keseluruhan penampilan bangunan
akan lebih teratur.

3) Fungsi Utilitas
Saluran pembuangan air kotor merupakan saluran yang berfungsi sebagai pengangkut
bahan-bahan limbah dari kegiatan yang sedang berlangsung dalam suatu bangunan.

b. Sistem Drainase
Sistem drainase dikembangkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai
berikut ini:
1) Memanfaatkan saluran alam atau buatan yang sudah ada seoptimal mungkin dan
tidak melakukan perubahan terialu jauh dari kondisi yang ada.
2) Penetapan tata letak (layout system) kawasan yang dikembangkan diusahakan
mengikuti tata ruang, sistem blok/persil ataupun jaringan jalan yang telah ada.
3) Sistem dan prasarana drainase dikembangkan dengan menghindarkan sejauh
mungkin terjadinya suatu sistem yang membutuhkan biaya operasi dan
pemeliharaaan yang tinggi.

4. Fire Protection
Fire protection adalah suatu usaha untuk mengadakan perlindungan terhadap suatu
bangunan bila terjadi kebakaran. Perlindungan dalam hal ini dimaksudkan sebagai suatu
tindakan pencegahan dan pemadaman kebakaran .

a. Klasifikasi bahaya api


1) Klasifikasi A
Diakibatkan oleh benda bahan padat yang mudah terbakar, misalnya kertas, kain,
kayu, dst. Bisa dipadamkan dengan semua jenis pemadaman.
2) Klasifikasi B
Kebakaran yang diakibatkan oleh BBM termasuk gas elpiji (bensin, solar, aftur,
dan bensol). Bisa dipadamkan oleh bahan kimia.
3) Klasifikasi C
Kebakaran yang disebabkan oleh hubungan pendek arus listrik
Tabel Klasifikasi Kebakaran Menurut Media
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Kelas Asal Pengatasan


A Textile, kertas, kayu, plastic, sampah Air atau CO2 padat
B Oli, solar, gasoline CO2 atau tetrachloride
C Listrik CO2 atau tetrachloride

b. Usaha atau upaya fire protection


1) Preventif
a) Pemilihan bahan bangunan.
b) Isolasi terhadap api
c) Penempatan bahan mudah terbakar jauh dari api

Perlengkapan pencegahan:
a) fire severity
b) uncombustible material

2) Represif
a) Fire hydrant
b) System alarm otomatic atau manual
c) Fire shutter dan dumper
d) Detector smoke & heat
e) Fire extinguisher chemical portable
f) Springkler auto manual chemical Water

c. Cara Kerja Fire Protection


1) Manual
Dalam sistem ini bila terjadi kebakaran, seseorang yang melihat atau
mengetahuinya harus menuju ke signal box atau tempat-tempat umum lainnya.
Satu sentuhan atau tarikan manual tertentu dalam box akan menyalakan tanda
bahaya atau alarm yang dapat terdengar dari seluruh penjuru bangunan, yang
selain tanda adanya bahaya kebakaran juga menjadi peringatan bagi orang-orang
yang berada di dalam bangunan, untuk melakukan usaha pemadaman yang juga
dilakukan dengan peralatan yang serba manual.

2) Semi Automatic
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Sistem ini merupakan gabungan dari cara kerja fire protection sistem manual
dengan fire protection sistem otomatis .Bila suatu ketika terjadi kebakaran maka
secara otomatis tanda bahaya kebakaran akan berfungsi sedangkan tindakan
selanjutnya adalah usaha mengatasi atau memadamkan kebakaran tersebut
masih dikerjakan dengan sistem manual.

3) Automatic
Pada semua peralatan bekerja secara otomatis baik dalam mendeteksi bahaya
kebakaran yang kemudian langsung memberikan tanda bahaya maupun dalam
mengatasi atau memadamkan kebakaran.Pada bangunan berlantai banyak
kebanyakan menggunakan sistem otomatis, hal ini sesuai selain karena lebih
cepat cara kerjanya juga lebih efisien

d. Berbagai Jenis Peralatan Fire


Protection
1) Fire Alarm Sistem
Sifat cara kerjanya hanya memberitahukan adanya bahaya kebakaran baik
pada penghuni bangunan maupun pada petugas pemadam kebakaran. Pada
sistem manual dilakukan dengan menekan switch tanda bahaya kebakaran yang
akan mengoperasikan sistem signal dan memberikan bel atau horn tanda bahaya.
Pada peralatan otomatis secara otomatis memberikan perintah kepada sistem
signal untuk bekerja memberikan bell atau horn.
Perlengkapan otomatis dilengkapi dengan detector. Ada 3 jenis detector:
a) Thermal Detector: mendeteksi perubahan suhu ruang dan pada ketinggian
suhu tertentu akan memberi isyarat pada signal box.
b) Smoke detector: mendeteksi kepekatan asap dan pada kepekatan tertentu
akan memberi isyarat pada signal box.
c) Preassure detector : mendeteksi perubahan tekanan akibat adanya suhu dan
asap akibat kebakaran, dan memberi isyarat pada signal box

Perletakan fire alarm system di dalam bangunan:


a) Peralatan yang bekerja secara manual biasanya diletakan pada jalan-jalan
keluar misalnya, pintu darurat
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

b) Peralatan otomatis biasanya diletakan di dalam ruang boiler, dapur, laborat,


gudang, dll(ruang yang mudah terbakar)
c) Smoke detector: diletakan pada ruang-ruang yang hanya ditempati manusia
misal, lobi, ruang kelas, ruang pertemuan, dan lain-lain.
d) Thermal detector: diletakan pada ruang-ruang yang tidak dikunjungi manusia
dan pada tempat penyimpanan barang-barang yangpeka terhadap panas
e) Bell Tanda Bahaya diletakan pada ruang-ruang privat atau ruang-ruang yang
tidak ramai sehingga bell dapat terdengar dengan jelas.
f) Horn (corong) :mempunyai suara yang relatif tinggi sehingga cocok untuk
ditempPasca Sarjanaan di ruang –ruang yang mempunyai angka kebisingan
cukup tinggi atau ramai.

2) Fire Detector System


Beberapa alat yang dignakan untuk mendeteksi api:
a) Smoke detector
Umumnya dipasang pada return air duct, pada ruang-ruang penyimpanan
barang- barang bernilai tinggi dan pada tempat-tempat yangtidak ada kegiatan
manusia. Sebagai sensor dapat dipakai smoke kontrol bila diaktifkan oleh
asap akan membuka ventilasi yang berhubungan dengan uduara luar dan
menjalankan kipas yang ada di situ untuk mengeluarkan asap dan udara
panas.

b) Heat Detector
Pada hakekatnya smoke detector, tapi tugasnya adalah menganalis
perubahan suhu yang terjadi di dalam ruang dan kemudian menunjukan lokasi
kesulitan pada panel kontrol. Prinsipnya adalah menggunakan thermostat,
tube atau sejenis kabel yang akan putus bila mencapai suhu tertentu.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

BAB 3

A. PELAKSANAAN PEKERJAAN PERENCANAAN


Perencanaan lingkungan buatan ( built-environment) pada dasarnya dilakukan untuk
mewadahi kegiatan manusia. Manusia yang akan menggunakannya, merencanakannya,
membangunnya, membiayainya serta memeliharanya, langsung dipengaruhi oleh lingkungan
buatannya (Sanoff, 1977). Berbicara tentang manusia dengan bermacam tingkah laku, keinginan,
tujuan serta kehidupan yang melingkupinya dapat dipastikan akan keluar beragam alternatif
pemecahan. Demikian pula dengan berbagai macam kegiatan yang akan dihadapi baik dalam
perencanaan maupun pemanfaatan lingkungan buatan, sudah dapat dipastikan kendala berupa
konflik akan terjadi dalam pengambilan keputusan. Oleh karenanya untuk memperoleh pemecahan
masalah yang matang dan tepat harus didasari oleh pengertian yang jelas akan keinginan manusia
dan metoda yang akan di pergunakan dalam menentukan prioritas penentuan alternatif keputusan.
Pada waktu lampau perencanaan lingkungan buatan dilakukan atas permintaan dan
program yang dirancang oleh klien. Rencana tersebut kemudian dikembangkan oleh perencana
berdasar hanya kepada pengalaman yang dimilikinya. Berdasarkan pengalaman, hasil
perencanaan tersebut pada umumnya tidak dapat memenuhi kebutuhan pemakai. Banyak
bangunan tidak mewadahi fungsi yang disyaratkan pemakai, dan karakter yang tampil merupakan
ekspresi dari perencana semata.
Dengan lajunya perkembangan teknologi, semakin kompleknya proses disain dan
konstruksi, pada saat ini profesi disainer tidak dapat lagi hanya bertumpu pada " clien-architect
interaction oriented". Kini sudah saatnya perencana selain menaruh perhatian terhadap laju
teknologi juga selalu mengerti keinginan dan kebutuhan pemakai serta melakukan kontrol terhadap
efektifitas pemakaian ruang, biaya konstruksi dan energi konservasi. Untuk mencapai
keseimbangan tersebut, ilmu arsitektur tidak dapat berdiri sendiri, kontribusi dari manajemen dan
ilmu-ilmu sosial sangat diperlukan. Melalui dukungan ilmu-ilmu tersebut diperoleh suatu alat yang
dipergunakan sebagai katalisator pencarian permasalahan disain yaitu yang disebut programming.
Sedangkan untuk penyelesaian permasalahan dilakukan dalam tahap designing sampai
menghasilkan dokumen perencanaan.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

1.1.1.1.1.1.1 METODA PROGRAMMING DAN DESIGNING


Metoda Programming dan Designing ini sebenarnya merupakan metoda yang sangat
fleksibel dalam penerapannya. Untuk proyek yang sederhana dapat permasalahan-permasalahan
dapat diselesaikan hanya dengan satu tahap designing saja. Namun untuk memenuhi tuntutan
produk perencanaan dari proyek yang kompleks dimana permasalahannya sudah melebar ke
berbagai aspek diluar arsitektur dan sulit diformulasikan dalam satu langkah maka programming
dan designing harus ditetapkan sebagai tahapan yang tidak dapat dipisahkan.
Dalam hal ini bukan berarti programming dan designing harus dikerjakan berurutan oleh
sebuah tim, namun dapat dipisahkan dan dikerjakan oleh beberapa tim secara paralel. Definisi
programming adalah suatu proses identifikasi dan mencari arti kebutuhan proyek untuk kemudian
mengkomunikasikan persyaratan-persyaratan klien ke perencana serta merupakan suatu sistem
dalam memproses informasi (Palmer, 1981). Sedangkan secara ringkas menurut Robert Brandt,
programming adalah menguraikan masalah yang harus dipecahkan oleh designer.
Tujuan programming adalah :
1. Menyediakan informasi yang dibutuhkan dalam disain
2. Membantu perencana mengatur dan mengidentifikasi informasi
spesifik yang dibutuhkan.
3. Mempersiapkan program dalam format yang tepat.
4. Menggali dan melakukan analisis dari maksud disain apabila tujuan
dan sasaran proyek belum jelas.
5. Mengumpulkan dan mengatur informasi serta mengembangkannya
menjadi data yang akurat.
6. Merupakan sarana komunikasi antar klien dan perencana.

Sedangkan definisi designing adalah memecahkan masalah pewadahan kegiatan yang kemudian
ditransformasikan kedalam bentuk fisik. Pada dasarnya isu dan permasalahan pokok dari kedua
tahap ini adalah sama, namun yang berbeda adalah gambaran proses serta pendekatannya.

1.1.1.1.1.1.2 METODA PELAKSANAAN PERENCANAAN


Dalam pelaksanaannya, proses programming dan designing dapat menggunakan berbagai
metoda seperti misalnya metoda yang dikembangkan oleh C. Alexander, E. Agostini (New
York), Michael Brill (New York), G. Davis (Canada), W. Pena (Texas) dan W. Preiser (New
Mexico). Akan tetapi untuk mencapai keberhasilan, aplikasi dari metoda-metoda tersebut harus
didukung pengalaman yang kuat dari programmer maupun designernya.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Setelah mempelajari Kerangka Acuan Kerja Perencanaan Pembangunan Taman Budaya


Gunungkidul dan didasarkan metoda perencanaan seperti tersebut di atas serta memandang
berbagai pengalaman yang dimiliki oleh PT. Wastu Anopama Consultant dipilih metoda William M.
Pena serta metoda transformasinya Christopher Alexander Sedang dalam aplikasinya nanti akan
di dukung metoda programming dan designing yang selama ini dikembangkan sendiri oleh
Konsultan.
Metode yang dikembangkan W. Pena adalah proses disain secara menyeluruh terdiri atas
programming sebagai analisis dan disain skematik sebagai sintesis. Dalam proses ini,
pengungkapan masalah masuk dalam tahap programming, sedang designing merupakan tahap
pemecahan masalah. Di dalam programming, metoda ini terdiri atas 5 tahapan yang harus benar-
benar diikuti yaitu :
1. Tujuan (goals) - Apa yang diinginkan oleh klien & mengapa ?
2. Fakta (facts) - Apa proyeknya ?
3. Konsep (concepts) - Bagaimana klien mencapai tujuannya ?
4. Kebutuhan (needs) - Bagaimana biayanya, kebutuhan ruang dan kualitas/klas ?
5. Ungkapan masalah - Apa kondisi yang tepat (problema) dan arah
(problems statement) disain yang harus dipakai ?
Dengan demikian langkah Konsultan dalam merumuskan masalah sebagai masukan untuk
tahap disain pun akan mengikuti proses tersebut. Untuk itu tahap pengembangan disain akan
sangat berperan menjabarkan konteks ini.

1.1.1.1.1.1.3 PROSES DISAIN


Perencanaan Pembangunan Taman Budaya Gunungkidul berupa Pembangunan Kawasan
Perkantoran milik Dinas Kebudayaan akan mengacu pada tahapan proses programming dan
designing yang berkesinambungan.
Dalam penerapan proses tersebut alokasi tenaga ahli disusun dengan sistematis sehingga
dalam setiap tahapan akan dapat dilakukan evaluasi terhadap materi yang sedang dibahas.
1. Proses pengumpulan data dan kompilasi data
2. Proses merumuskan masalah
3. Proses analisis masalah
4. Proses merumuskan program
5. Proses skematik disain
6. Proses pengembangan disain
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Setelah melalui tahap ini maka yang kemudian diselesaikan adalah tahap pelaksanaan teknis
perencanaan.

1.1.1.1.1.1.4 PROGRAM KERJA


Rencana kerja yang disusun merupakan uraian tahapan kerja rinci yang akan di-laksanakan
oleh konsultan dalam menyelesaikan kegiatan Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Taman
Budaya Gunungkidul Secara garis besar rencana kerja proyek tersebut dapat dikategorikan dalam
lima tahapan kerja:
1. Tahap Persiapan,
2. Tahap Skematik Desain,
3. Tahap Detail Design,
4. Tahap Pelelangan, dan
5. Tahap Pelaksanaan Fisik.

Tahap kesatu sampai dengan ketiga dapat dikategorikan kedalam pekerjaan perencanaan dan
perancangan yang menjadi tugas utama konsultan dalam proyek ini. Tahap keempat dan kelima
merupakan tahap pelaksanaan konstruksi dimana konsultan tidak terlibat secara langsung. Tahap
yang menjadi tugas Konsultan Perencana terbagi menjadi lima tahapan yaitu:
1. Tahap 1 : Penterjemahan Informasi,
2. Tahap 2 : Pra Perancangan
3. Tahap 3 : Pengembangan Rencana,
4. Tahap 4 : Pembuatan Dokumen Lelang (RAB, RKS, Gambar, Gambar Detail),
5. Tahap 5 : Pengawasan Berkala.

Secara jelas kelima tahapan pelaksanaan proyek tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut :
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

MATRIK TAHAP PELAKSANAAN PERENCANAAN DAN TAHAP Desain


Tahap Tahap Skematik Tahap Detail Tahap Tahap
Persiapan Disain Design Pelelangan Pengawasan
Mobilisasi Survei Evaluasi Dokumen Penyiapan Pengawasan
Lelang Berkala
Survei Analisis Pengembangan Penyusunan
Disain Kerangka
Acuan Kerja
Redesign Programming
Servis
Pre Disain Cost Estimating

Programming - Arsitektur Pelelangan


- Struktur
- Bangunan
- Environment
- Lansekap

B. TAHAP PERSIAPAN
Dalam melaksanakan Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Kawasan Perkantoran dan site
development ini konsultan telah menyiapkan program kerja yang merupakan langkah-langkah
nyata yang akan dikerjakan oleh Konsultan dalam menyelesaikan seluruh pekerjaan ini. Program
kerja ini mencakup tahap persiapan awal, seluruh proses perencanaan dan perancangan serta
kewajiban yang harus dilaksanakan konsultan pada tahap pelaksanaan konstruksinya. Secara
keseluruhan program kerja konsultan mencakup:
1. Mobilisasi
Dalam tahap mobilisasi ini akan dilakukan persiapan-persiapan yang menyangkut pengerahan
tenaga ahli dan tenaga pelaksanaan, baik yang bersifat teknis maupun administratif dengan
kualitas dan kuantitas yang sesuai dengan beban kerja, pengadaan perlengkapan kantor,
bahan dan alat-alat tulis, dan pengadaan alat transportasi.
2. Penyusunan Program Kerja
Sebagai langkah awal dari pelaksanaan pekerjaan ini. Konsultan akan menyusun program
kerja dan pedoman penugasan/pengelolaan tugas, penyediaan sumber daya dan lain-lain
yang harus dilaksanakan oleh semua pihak yang terlibat. Usulan ini harus mendapat
persetujuan dari pengelola proyek.
3. Persiapan Survey
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Tahap ini merupakan langkah persiapan pelaksanaan survai lapangan Pengadaan peralatan
survai lapangan dan laboratorium. Mempelajari karakteristik dan spesifikasi masing-masing
kegiatan dan fungsi bangunan.
4. Pengamatan Karakteristik Arsitektur
Pengamatan dan pengkajian arsitektur dan budaya serta perilaku merupakan hal yang
esensial sebagai dasar bagi pengembangan gagasan/idea perancangan suatu bangunan.
5. Studi Literatur
Studi literatur semua aspek yang berkaitan dengan perancangan bangunan dan
perrancangan tahan gempa. Studi yang dilakukan akan meliputi program ruang, kegiatan,
persyaratan environment, serta persyaratan-persyaratan teknis lainnya. Hasil studi akan
disesuaikan dengan kondisi Bangunan milik Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul.
6. Diskusi dengan Pemberi Tugas dan Pemakai
Diskusi dengan calon pemakai ( users) dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih
terinci akan spesifikasi dan karakteristik program, peralatan kegiatan serta kebutuhan-
kebutuhan khusus lainnya untuk masa sekarang maupun masa akan datang.
7. Survei / Pengumpulan Data
Data dari Pemberi Tugas ada beragam data, baik primer maupun sekundair, yang banyak
berkaitan dengan kegiatan administrasi kepemerintahan yang akan menempati bangunan ini
serta memenuhi kebutuhan pengembangan di masa mendatang, serta aspirasi staf akan di
kumpulkan melalui diskusi/wawancara dan observasi lapangan. Secara rinci kebutuhan data
dari pemberi tugas yang akan dikumpulkan meliputi :
a. Organisasi operasional kantor dan rencana pengembangannya,
b. Pengukuran dan perekaman kondisi bangunan milik Dinas Kebudayaan Kabupaten
Gunungkidul yang ada.
c. Identifikasi bagian-bagian bangunan yang penting dan harus dipertahankan
d. Kebutuhan ruang dan rencana pengembangannya,
e. Persyaratan teknis ruang,
f. Jumlah, jenis dan spesifikasi teknis peralatan,
g. Aspirasi staff dan pimpinan.
h. Pengukuran tanah,
i. Topografi (kontur, elevasi relatif, elevasi air pada waktu banjir),
j. Sistem drainasi kota dan lingkungan,
k. Elevasi air tanah maksimum,
l. Kondisi tapak dan lingkungan (bangunan sekitar dsb),
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

m. Data iklim setempat,


n. Data fisik tanah,
o. Jaringan Air bersih,
p. Drainage dan Sewage systems,
q. Lokasi arah aliran dan elevasi air maksimum/minimum,
r. Elevasi dasar saluran-saluran,
s. Sistem daya dan jaringannya,
t. Sistem jaringan telepon,
u. Jaringan jalan

8. Seleksi dan Analisis Data


Dalam tahap ini semua data yang telah berhasil dikumpulkan akan diseleksi dan
dikelompokkan sesuai dengan spesifikasinya yaitu:
a. Data Kompleks Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul (Makro),
b. Data Arsitektur,
c. Data Teknis Sipil,
d. Data Infrastruktur,
e. Data tentang Building System.

C. Tahap Disain Skematik


Tahap Disain Skematik merupakan tahapan penting dimana semua konsep-konsep dasar
dirumuskan. Semua staff senior dari berbagai disiplin yang dibutuhkan akan dilibatkan dalam
diskusi intensif untuk menyusun landasan perencanaan dan perancangan. Proses perencanaan
dan perancangan yang dilakukan lebih bersifat sintesis dengan menggabungkan berbagai
alternatif dan kombinasi alternatif yang semuanya akan dituangkan dalam laporan dengan bentuk
diagramatis yang sederhana.
Berbagai pekerjaan yang akan dilakukan pada tahap Disain Skematik mencakup:
1. Penyusunan Konsep Perancangan
Konsep perancangan yang akan menjadi arahan bagi semua pertimbangan perencanaan dan
perancangan tahap berikutnya, akan dirumuskan oleh Arsitek dibantu oleh semua staf ahli
dari masing-masing divisi. Konsep perancangan merupakan uraian diskriptif yang mencakup
bidang arsitektur, sistem mekanikal, sistem elektrikal, sistem utilitas, sistem struktur,
equipment, interior, exterior dan pengembangan lahan.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

2. Pra Rancangan Arsitektur


Berisi gagasan awal rancangan arsitektural dan lansekap yang merupakan hasil transformasi
dari konsep perancangan arsitektur serta site developmentnya.

3. Pra-Rancangan Struktur, Mekanikal,


Elektrikal dan Utilitas
Equipment operasional, Interior dan Exterior/Pengembangan lahan. Berisi uraian dan diagram
skematis sistem-sistem struktur, mekanikal, elektrikal, utilitas, equipment operasional, Interior
dan Exterior/Pengembangan lahan yang diterapkan sesuai dengan fungsi dan karakteristik
bangunan. Selain itu juga akan dijelaskan fungsi dan cara penerapannya masing-masing
sistem dalam sistem bangunan secara keseluruhan.

4. Pengembangan Sistem dan


Rancangan
Pengembangan sistem dan rancangan mencakup gambar-gambar hasil pengembangan
rancangan arsitektural, lansekap struktur, mekanikal, elektrikal, utilitas, equipment
operasional, Interior dan Exterior/Pengembangan lahan. Sebagai satu sistem bangunan yang
utuh. Oleh karena penentuan dan penempatan setiap sistem harus memperhitungkan sistem-
sistem lainnya, sesuai dengan kriteria-kriteria yang ada dalam konsep perancangannya.
Sistem yang dipilih juga harus memperhitungkan kemudahan pelaksanaannya.

5. Cost Limit
Cost limit akan disusun pada tahap pra rancangan maupun tahap pengembangan rancangan
sebagai alat kontrol agar hasil rancangan sesuai dengan kelas atau kualitas bangunan yang
diinginkan.

D. Tahap Disain Detail


Dalam tahapan ini semua hasil prarancangan yang telah dikomunikasikan dan disetujui oleh
pihak pemberi tugas akan diolah lebih lanjut menjadi dokumen tender yang akan di jadikan dasar
bagi pelaksanaan konstruksi. Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahap ini mencakup :
1. Perhitungan dan Pembuatan Detail Rancangan
Dalam tahap ini akan didahului dengan perhitungan-perhitungan pada masing-masing sistem
beserta dasar-dasarnya sesuai dengan peraturan dan persyaratan yang berlaku.
2. Perhitungan Struktur
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Berisi perhitungan-perhitungan struktur yang diterapkan dalam rancangan sesuai dengan


peraturan dan persyaratan yang berlaku Perhitungan struktur akan merupakan bagian dari
dokumen lelang.

3. Penyusunan Spesifikasi Teknis


Spesifikasi teknis berisi penjelasan terinci tentang jenis, ukuran dan karakteristik teknis setiap
material (bahan) yang akan digunakan, mencakup bidang pekerja-an, untuk memudahkan
kemungkinan pelaksanaan konstruksi oleh beberapa sub kontraktor.
4. Penyusunan Gambar Kerja
Berisi gambar-gambar rancangan, detail bangunan dan tapak yang mencakup semua
bidang/sistem. Gambar kerja merupakan transpormasi terinci suatu rancangan yang akan
digunakan sebagai dasar bagi pelaksanaan konstruksinya.
5. Penyusunan BQ dan RAB
Berisi volume seluruh pekerjaan konstruksi yang akan dilaksanakan dan tafsiran biaya
pembangunanya.
6. Penyusunan Dokumen Pelelangan Administratif
Berisi tata-cara dan persyaratan bagi kontraktor yang mencakup tahap penawaran maupun
pelaksanaan konstruksinya.
7. Laporan Perancangan
Berisi semua aspek yang telah dilakukan oleh konsultan dalam menyusun konsep sampai
dengan tahap transformasi rancangan.

Setelah tahap-tahap tersebut dapat diselesaikan kemudian diikuti dengan tahap pelaksanaan
konstruksi. Segera setelah Kontraktor dapat dipilih dan diberi SPK, Konsultan bersama-sama
kontraktor akan menyusun rencana pelaksanaan konstruksi dengan jangka waktu tertentu.
Pengawasan berkala selama tahap konstruksi juga akan dilakukan oleh konsultan untuk menjaga
kualitas bangunan sesuai dengan persyaratan dan disain, maupun untuk memberikan
pertimbangan pada konsultan pengawas pengatasan berbagai masalah lapangan yang mungkin
timbul.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

BAB 4

A. LANGKAH PEMECAHAN PEKERJAAN PERENCANAAN


1. Pengumpulan Data
Pelaksanaan pengumpulan data menurut penggunaan atau proses pengolahannya (analisis),
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok data, yaitu :
a. Data-data yang sifatnya
dapat dilakukan analisis langsung, yaitu meliputi : data geodesi, data mekanika tanah,
kondisi lingkungan dan klimatologi serta data mengenai jenis dan karakteristik lahan.
b. Data-data yang dalam
prosesnya memerlukan tahap pembahasan dan persetujuan, baik dalam hal kriteria, metoda
maupun pendekatannya. Tujuan pengumpulan data kelompok ini adalah untuk lebih
mengetahui secara mendalam sistem perruangan sehingga dapat dihasilkan rancangan
yang optimal. Untuk itu dalam tahap koleksi data ini, konsultan akan melaksanakan
kegiatan-kegiatan :
1) Studi literatur meliputi semua aspek yang berkaitan dengan tugas ini seperti termasuk
pendekatan kontekstual penampilan bangunan yang selaras dengan arsitektur di
lingkungan Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul pada umumnya.
2) Melakukan wawancara dan pembahasan dengan calon pemakai mengenai kebutuhan-
kebutuhan fasilitas maupun peralatan-peralatan khusus yang akan digunakan.

2. Metodologi analisis
Data-data yang diperoleh dikelompokkan sesuai kriteria-kriteria perancangan pada masing-
masing bangunan. Analisis dan sistesis dilakukan terhadap masing-masing komponen
perancangan guna mendapatkan rumusan masalah, untuk kemudian dicarikan cara
pemecahannya yang paling tepat. Keluaran proses pada tahap ini akan menjadi kerangka
acuan utama bagi penyusunan konsep perancangan pada tahap selanjutnya.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

2. Penyusunan Konsep Perancangan


Konsep perancangan merupakan uraian diskriptif ide dan gagasan perancangan beserta dasar-
dasar analisisnya akan dikomunikasikan pada pemilik proyek maupun pemakai.
Secara garis besar, konsep perancangan yang akan disajikan meliputi :
a. Konsep tapak/site plan, mencakup :
1) tata letak
2) koordinasi pengembangan dengan lingkungan

b. Konsep penampilan bangunan


1) Konsep penampilan yang selaras dengan bangunan yang lama ( contextual old buildings
with new).
2) Sesedikit mungkin melakukan intervensi/perubahan-pada bangunan Gedung tersebut.

c. Konsep sistem peruangan, mencakup :


1) konfigurasi kegiatan
2) konfigurasi peralatan khusus
3) zoning
4) program ruang (fungsi, jenis dan besaran ruang)
5) tata ruang dalam

d. Konsepsi persyaratan ruang, mencakup :


1) HVAC (heating, ventilating and air conditioning)
2) Persyaratan-persyaratan utilitas, yang meliputi sistem kelistrikan, telekomunikasi,
pencegahan kebakaran, sistem peringatan dini kebakaran, dan lain-lain.

e. Konsep struktur dan konstruksi bangunan, mencakup :


1) Konsep penentuan sistem struktur dan konstruksi yang diterapkan.
2) Konsep sistem struktur terhadap sistem pembebanan termasuk perhitungan terhdap
gaya literal.

f. Konsep pemilihan material/bahan, mencakup kriteria yang digunakan untuk pemilihan


material serta penjelasan spesifikasinya.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

3. Rancangan Skematik (Schematic Design)


Pada tahap ini dilakukan transformasi dari konsep perancangan masing-masing sistem di atas
ke dalam diagram-diagram perancangan berikut analisisnya untuk memberikan gambaran
kemungkinan-kemungkinan pemecahan perancangan pada masing-masing rancangan.

4. Pra Rancangan
Merupakan implementasi seluruh konsep perancangan ke dalam beberapa alternatif
bentuk rancangan secara dua dimensional yang merupakan gagasan awal bentuk bangunan.
Pembahasan dan diskusi secara intensif antara konsultan dan pihak pemberi tugas maupun
pemakai akan dilakukan selama tahap pra rancangan ini, untuk mendapatkan keluaran yang
optimal.
Selain itu Konsultan juga akan menyerahkan data lapangan dan penyelidikan tanah serta
laporan perancangan skematik sebagai bahan kajian bagi pemberi tugas. Secara garis besar,
pada tahap ini Konsultan akan menyajikan:
a. Denah/tampak keseluruhan bangunan dan lingkungan tapak.
b. Denah/tampak masing-masing unit bangunan,
c. Potongan masing-masing unit bangunan
d. Usulan pemakaian material
e. Perkiraan biaya sementara (preliminary cost)

5. Pengembangan Rancangan
Dalam tahap ini akan dilakukan koordinasi intensif antara berbagai disiplin yang terlibat, untuk
secara bersama-sama merencanakan dan menerapkan berbagai sistem yang digunakan ke
dalam hasil rancangan yang telah dikembangkan. Materi yang akan disajikan pada tahap ini
meliputi :
a. perancangan dan penerapan sistem struktur dan konstruksi
b. perencanaan sistem listrik dan estimasi penyediaan daya,
c. perancangan sistem telekomunikasi dan estimasi kebutuhan sambungan,
d. perancangan sistem pencahayaan,
e. perancangan sistem tata suara,
f. perancangan sistem tata udara,
g. perancangan sistem pencegahan kebakaran,
h. perancangan sistem peringatan dini terhadap kebakaran,
i. perancangan sistem penangkal petir,
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

j. perancangan sistem distribusi air bersih,


k. perancangan sistem distribusi air kotor
l. perancangan sistem distribusi drainasi bangunan,
m. pemilihan material
n. perkiraan biaya.

6. Detail Perancangan
Tahap ini merupakan tahap akhir seluruh proses perancangan yang dilaksanakan oleh
konsultan. Pada tahap akhir ini seluruh hasil rancangan beserta dokumen-dokumen
pelengkapnya telah siap untuk dilaksanakan. Secara umum dokumen lelang ini akan memuat :
a. Sistem dan detail masing-masing komponen dalam butir pra-rancangan di atas,
b. Rencana anggaran biaya,
c. Rencana kerja dan syarat-syarat,
d. Spesifikasi teknis,
e. Prosedur tata cara pelelangan serta cara-cara penawaran.

7. Laporan Perancangan
Berisi semua aspek yang telah dilaksanakan oleh Konsultan dari setiap tahap kegiatan
dalam proses perancangan serta rujukan masalah mulai dari penulisan konsep sampai dengan
transformasi rancangan yang dihasilkan. Laporan perancangan ini akan meliputi bidang
arsitektur, mekanikal, elektrikal dan struktur.
Dalam menangani pekerjaan perencanaan ini Konsultan akan mengembangkan metode
pendekatan operasional secara akurat dan terpadu yang selalu digunakan dalam menangani
beberapa proyek serupa. Pendekatan operasional yang dikembangkan merupakan suatu
bentuk manajemen yang sering disebut Manajemen Perencanaan / Pra-Konstruksi.
Secara garis besar, sistem Manajemen Perencanaan/Pra-Konstruksi yang diterapkan akan
melakukan/melaksanakan :
a. Koordinasi yang kontinyu dan terpadu antara unsur yang terkait dalam kegiatan,
b. Fungsi monitoring terhadap seluruh perkembangan kegiatan perencanaan mulai dari
pekerjaan persiapan, pra-rencana, pengembangan rencana sampai pada pembuatan
gambar kerja dan dokumen lelang.
c. Analisis setiap saat terhadap target waktu penyelesaian proyek dengan volume beban
pekerjaannya.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

d. Pengendalian terhadap target waktu penyelesaian pekerjaan.


e. Penyusunan strategi secara cepat dan tepat, berupa re-alokasi tenaga dan re-skeduling
sebagai akibat dari adanya hambatan-hambatan yang terjadi.
Untuk menunjang pelaksanaan dan penerapan sistem manajemen tersebut, diperlukan suatu
perangkat komputer beserta softwarenya.

7.1.1.1.1.1 PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN


Proses designing akan didasarkan oleh berbagai kriteria perancangan arsitektur di dalam
pendekatannya, yang pada prinsipnya merupakan produk dari proses programming.
1. Pendekatan Kegiatan
Ditinjau dari kegiatannya, milik Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul berupa
Perencanaan Pembangunan Taman Budaya Gunungkidul dan mengembankan tugas sebagai
penyelenggara kegiatan di tingkat Pemerintah Provinsi yang menggunakan berbagai macam
fasilitas.

2. Pendekatan Kebutuhan Ruang


Untuk kebutuhan ruang, secara rinci sudah diuraikan pada lampiran Kerangka Acuan Kerja,
baik mengenai jumlah ruang, kapasitas pemakai dan luasannya, yang perhitungannya
didasarkan pada :
a. Aktifitas pemakai,
b. Peralatan yang digunakan,
c. Kapasitas pemakai, dan
d. Standar perancangan ruang.

3. Pendekatan Tata Ruang


Dasar pertimbangan tata ruang :
a. hubungan kegiatan,
b. kemudahan pencapaian,
c. orientasi kegiatan (privacy)
d. frekuensi kegiatan,
e. aktifitas pemakai.
f. kesesuaian penempatan aktifitas baru dengan bangunan lama yang tetap dipertahankan.
Berdasarkan pertimbangan di atas serta pemahaman terhadap pola hubungan ruang, dapat
ditentukan tata ruangnya.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Pengelompokan kegiatan pada bangunan dalam konteks perancangan pada tiap lokasi terikat
pada beberapa ketentuan yang mendasari wujud fisik ungkapan, yaitu :
a. Tuntutan kemudahan pelayanan / kegunaan.
Sesuai fungsinya sebagai bangunan Pemerintah Kabupaten milik Dinas Kebudayaan
Kabupaten Gunungkidul akan menuntut kemudahan bagi pelayanan masyarakat sehingga
hadirnya bangunan harus cukup komunikatif dan informatif, mudah di akses oleh
pengunjung.

b. Tuntutan kenyamanan kerja.


Ruang ruang harus menjamin kenyamanan sehingga hubungan kegiatan antar ruang
harus dapat terjalin secara efektif, dengan pengkondisian kenyamanan fisis yang baik.

c. Tuntutan Keamanan
Yang dimaksud dalam pengertian diatas adalah memberikan perlindungan keamanan
terhadap pemakai, dokumen-dokumen penting maupun segala sesuatu yang ada di dalam
ruang termasuk bangunannya yang digunakan saat terjadi keadaan darurat.

8. Pendekatan Modul
Modul adalah standar ukuran/dimensi sebagai dasar perencanaan ruang dan struktur
bangunan. Dalam penggunaannya dibedakan menjadi modul ruang dan modul struktur.
Studi modul berkaitan dengan perencanaan sistem grid yang dimaksudkan memperoleh
efisiensi, ketepatan serta keserasian perencanaan susunan ruang-ruang dalam suatu kompleks
bangunan. Sistem grid termaksud akan mempermudah kontrol pelaksanaan pembangunan
serta mewujudkan keserasian lingkungan.
a. Modul unit kegiatan dipertimbangkan berdasarkan kebutuhan ruang gerak setiap unit
aktifitas yang direncanakan berlangsung di dalam suatu ruangan/bangunan tertentu.
b. Pola Modul Grid bangunan. Sistem grid pada penentuan bangunan dibuat agar didapatkan
konfigurasi yang terukur, mudah diterjemahkan dalam penentuan sistem struktur
bangunan, instalasi, infra struktur dan sebagainya.

Patokan grid bangunan didasarkan oleh beberapa pertimbangan, yaitu :


a. Modul ruang,
b. Modul struktur,
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

c. Lebar bangunan,
d. Panjang bangunan,
e. Sistem bangunan,
f. Pola grid master plan.

9. Pendekatan Environmental
a. Sistem Pencahayaan Alami
Sistem pencahayaan alami terutama dipakai pada siang hari dengan memanfaatkan
cahaya matahari, pemasukan sinar matahari ke dalam ruangan diusahakan mencapai
tingkat kenyamanan pencahayaan tertentu seperti yang diharapkan. Pada prinsipnya,
dalam ruangan dengan lubang pencahayaan yang tetap, semakin ke dalam semakin
menurun intensitas cahaya yang diterimanya.
Guna mencapai kualitas kenyamanan yang disyaratkan semakin lebar ruangan/bangunan,
semakin luas pula lubang pencahayaannya.
1) Intensitas pencahayaan alami yang diterima pada ruangan dengan jendela di satu
sisi.
2) Penurunan intensitas pencahayaan alami karena penurunan intensitas cahaya
siang hari.
Untuk menanggulangi radiasi panas sinar matahari yang akan mengurangi
kenyamanan penghawaan dan menyebabkan kesilauan di daerah iklim tropis, selain
diusahakan sesedikit mungkin sisi bangunan dan pembukaan-pembukaan ruang yang
terkena sinar matahari langsung, juga dengan membuat penghalang sinar matahari (sun
shading, sun screen).
Besaran penghalang tergantung besar sudut bayangan matahari yang dapat diketahui
dengan menggunakan solar chart setelah besar/tinggi bidang yang akan dibayangi
ditentukan. Ketidakstabilan intensitas pencahayaan alami membutuhkan adanya
pencahayaan buatan guna mempertahankan kualitas penerangan apabila terjadi
penurunan intensias cahaya siang hari.

b. Sistem Pencahayaan Buatan


Diutamakan untuk penggunaan malam hari. Tetapi karena sumber cahaya alami (sinar
matahari, terang langit siang hari) tidak konstan intensitasnya, maka untuk menjaga
kualitas pencahayaan/ penerangan yang diharapkan, perlu ditunjang oleh sistem
pencahayaan buatan. Berarti, penggunaan pencahayaan buatan pada siang hari hanya
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

dimaksudkan sebagai penunjang kualitas penerangan apabila intensitas pencahayaan


alami menurun. Pada waktu intensitats pencahayaan alami menurun, ruang yang tidak
memenuhi persyaratan kenyamanan pencahayaan akan bergeser mendekati lubang
cahaya.

Secara grafis, pergeseran ruang dapat digambarkan sebagai berikut :

A B

Pada saat intensitas cahaya alami baik, seluruh ruangan memenuhi persyaratan
penerangan.

C D

Pada saat intensitas cahaya alami menurun, ruang ABCD tidak lagi memenuhi persyaratan
penerangan.

Untuk mempertahankan kualitas penerangan, maka diperlukan pencahayaan buatan yang


mampu menerangi ruang yang sudah tidak lagi memenuhi persyaratan tersebut (ABCD) di
mana kuat penerangannya mengikuti pergeseran ruang ABCD menuju lubang cahaya
(jendela).

c. Sistem Penghawaan Alami


Memanfaatkan adanya pergerakan udara alami seoptimal mungkin dengan sistem cross
ventilation, yaitu menjaga kelangsungan pergerakan udara melewati/memasuki seluruh
bagian ruang dan di antara gubahan masa bangunan.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

d. Sistem Penghawaan Buatan


Untuk ruang khusus yang mensyaratkan kelembaban tertentu membutuhkan penghawaan
buatan dengan sistem AC unit/split. Hal ini berdasarkan pertimbangan efisiensi, karena
tidak semua ruang memerlukan penghawaan buatan. Dalam penggunaan AC unit/split,
perlu diperhatikan masalah tata letak peralatan. Unit kondensor (kondensor dan
kompresor) diletakkan terpisah dan dipasang di luar ruangan, karena kompresor
menimbulkan kebisingan. Disamping itu juga diperhatikan agar penempatannya tidak
mengganggu tampak/tampilan bangunan.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

BAB 5

A. KAJIAN STRUKTUR BANGUNAN


Struktur bangunan adalah komponen bangunan yang berfungsi memikul beban-beban rencana
yang berupa beban hidup dan beban gempa dan berat bangunan itu sendiri. Struktur bangunan
dibuat sesuai dengan gambar rencana arsitektur namun secara kualitas mampu memikul beban
yang direncanakan. Pada Pekerjaan Pembangunan Taman Budaya Gunungkidul jika terjadi
penambahan ruangan baru dalam rencana menggunakan 2 (dua) macam struktur, yaitu struktur
bawah dan struktur atas.
1. STRUKTUR BAWAH
Struktur bagian bawah adalah bagian dari elemen-elemen struktur yang terletak dibawah
permukaan tanah yang langsung kontak dengan tanah dan berfungsi untuk menyalurkan
beban-beban dari struktur kolom ketanah dasar. Elemen-elemen tersebut anatra lain :
a. Pondasi
Pondasi yaitu bagian dari struktur bawah bangunan gedung yang langsung
berhubungan langsung dengan tanah dan berfungsi untuk mendukung seluruh beban dan
gaya yang terjadi serta meneruskannya kedalam tanah. Beberapa persyaratan yang harus
diperhatikan dalam perencanaan podasi antara lain :
1) Tanah dasar mampu mendukung beban yang bekerja.
2) Penurunan (settlement) yang terjadi tidak terlalu besar dan tidak bervariasi
3) Pondasi tidak mengalami guling dan geser
4) Pondasi tidak mengalami pecah atau retak akibat beban yang bekerja

Pondasi yang digunakan diproyek ini adalah pondasi Footplate yang menumpu pada
pondasi cyclop. Pondasi Cyclop adalah campuran antara 60% beton dengan mutu Fc’ 17,5
MPa dan 40% batu belah putih local. Sementara pondasi Foot plate dalam bangunan ini
merupakan beton yang bertulang yang menggunakan tulangan Ø 16 mm dan Ø 12 mm
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

dengan mutu baja 25 Mpa. Pondasi batu kali memakai spesi dengan perbandingan 1 Pc :
5 Ps sebagai ikatan antara batu kali.
Dimensi pondasi Cyclop dan footplate bervariasi sesuai dengan yang harus ditahan
seperti yang telah diperhitungkan dalam perencanaan. Mengenai tipe dan dimensi pondasi
dapat dilihat dalam table berikut.

Tipe dan Dimensi Pondasi Bore Pile


Kode
Dimensi
Pondasi
A Ø 1000 3400x2200x900
B Ø 800 2200x2200x900
C Ø 600 1000x2200x900

Pondasi Batu Kali


LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Lantai kerja dan rabat penutup antara saluran air hujan keliling bangunan dengan
pondasi yang merupakan pekerjaan beton tidak bertulang dari adukan beton dengan
perbandingan 1 Pc : 3 Ps : 5 koral.

b. Balok Sloof
Balok Sloof adalah jalur-jalur yang menghubungkan satu kepala pondasi dengan
pondasi yang lainnya, atau dapat disebut sebagai jalur yang mengikat antara kepala
pondasi menjadi satu kesatuan yang saling menujang dan terbuat dari kontruksi beton
yang bertulang yang berfungsi untuk menahan beban plat lantai dan beban hidup
diatasnya.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Pembesian Balok Sloof

Pengecoran Balok Sloof

Pada pekerjaan ini menggunakan beton dengan mutu fc’ 25 Mpa, serta mutu baja
tulangan BJTD 24 untuk Ø < 16 mm dan BJTD 40 untuk Ø > 16 mm. Balok sloof
direncanakan dengan tampang segi empat dengan dimensi yang berbeda-beda antara lain
dengan ukuran 400 x 700 cm. Sedangkan jarak antar begel yang direncanakan adalah 150
mm untuk panjang ¼ dari benteng yang berdekatan dengan kolom dan 200 mm untuk ½
benteng bagian tengah tipe.

2. STRUKTUR ATAS
Struktur bagian atas adalah struktur yang terletak di atas permukaan tanah, meliputi :
a. Kolom
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Kolom yaitu bagian dari struktur bangunan yang dibuat untuk menahan dan menyalurkan
beban-beban yang bekerja pada bangunan tersebut dipondasi. Kolom berfungsi sebagai
tiang struktur dan sebagai pendukung beban aksial tekan. Untuk merencanakan struktur
kolom harus diketahui gaya-gaya yang bekerja, yaitu gaya normal (axial) dan momen.
Kolom pada proyek ini terdiri dari:
1) Kolom praktis yang berfungsi sebagai penyangga untuk pintu dan kosen, selain itu
pada pertemuan-pertemuan antara dinding yang saling tegak lurus juga terdapat kolom
praktis serta pertemuan dinding yang cukup panjang dan jarak kurang lebih setiap 4 m.
Karena fungsinya yang bukan merupakan beban-beban struktur maka kolom praktis ini
tidak diperhitingkan dalam kekuatan struktur bangunan. Dalam proyek inin ukuran dari
kolom praktis yang digunakan adalah 15 cm x 15 cm.
2) Kolom utama berfungsi sebagai pendukung beban dari balok dan plat lantai diatasnya
serta beban-beban lain yang bekerja (beban mati dan beban hidup). Peranan kolom
utama dalam suatu struktur bangunan sangat penting. Jika terjadi kesalahan pada saat
perencanaan maupun pelaksanaan yang mengakibatkan penurunan dari kualitas
kolom tersebut, maka keruntuhan bangunan mungkin tidak dapat dihindari. Oleh
karena itu fungsi yang sangat vital tersebut maka dalam pelaksanaan perlu
pengawasan yang sangat hati-hati dan teliti. Dalam proyek ini penualngan dalam kolom
yang digunakan bervariasi. Hal ini disesuaikan dengan gaya-gaya yang harus ditahan
oleh masing-masing kolom, seperti yang telah diperhitungkan pada saat struktur
tersebut. Dimensi yang digunakan pada kolom lantai 1 sampai 8 adalah sebagai
berikut.

Dimensi Kolom
Kode Kolom Lantai Ukuran (Ø) Tulangan Sengkang
(mm) (spiral)
K1 1 s/d 8 700x700 32 Ø22 2P10-100
K2 1 s/d 8 700x700 20 Ø22 2P10-100
K.Praktis 1 s/d 8 150x1500 12 Ø19 2P10-100
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Kolom Utama

Macam Bentuk Kolom


LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Ikatan Kolom dengan Balok Plt

Ikatan Kolom Praktis dengan Ring Balk ( Balok Ring )

b. Balok
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Balok adalah bagian dari struktur melintang yang berfungsi untuk meneruskan beban
plat lantai dan dinding pada kolom dan sebagai pengikat kolom-kolom penumpu untuk
menambah kekakuan lentur plat sehingga akan menambah kekakuan horizontal pada
struktur.
Pada bangunan ini terdapat 2 jenis balok yang terdiri dari balok lantai 2, balok plat
talang beton serta balok ring, yang masing-masing mempunyai ukuran dan penulangan
yang bervariasi sesuai dengan gaya yang dibebankan pada masing-masing balok tersebut.
Balok ring yang berfungsi sebagai penghubung antara struktur portal dari gedung dengan
struktur atap. Sesuai dengan namanya (ring), balok ini mengelilingi bangunan membentuk
satu kesatuan yang tidak terputus, hal ini dimaksudkan agar beban-beban yang berasal
dari atap baik berat sendiri struktur atap ( seperti : rangka atap dan genteng ) maupun
beban-beban lain (seperti : hujan, angina dan lain-lain )dapat disalurkan oleh balok ring dan
dapat disalurkan oleh masing-masing kolom.

Dimensi Balok
Kode Lokas Dimensi Posisi Tulangan Tulangan Tulangan Sengkang
i Atas Tengah Bawah
Lt Ujung 6Ø19 2Ø12 3Ø19 Ø10-100
B1 300x800 Tengah 6Ø19 2Ø12 3Ø19 Ø10-100
1s/d7
Lt Ujung 3Ø19 2Ø12 2Ø19 Ø10-100
B2 200x400 Tengah 3Ø19 2Ø12 2Ø19 Ø10-100
1s/d7
Ujung 6Ø19 2Ø12 3Ø19 Ø10-100
B3 Atap 400x800
Tengah 6Ø19 2Ø12 3Ø19 Ø10-100
Ujung 2Ø19 2Ø12 2Ø16 Ø10-150
B4 Atap 200x400
Tengah 2Ø19 2Ø12 2Ø16 Ø10-150
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Pembesian Balok dan Plat Lantai

c. Plat
Plat adalah hamparan beton bertulang dengan ketebalan tertentu dan didukung oleh
balok-balok yang bertumpu oleh kolom bangunan. Plat merupakan suatu unsur struktur
yang menerima beban secara langsung dari isi bangunan, sehingga dalam perencanaanya
haruslah mampu menahan gaya lateral, baik yang merupakan beban mati ataupun beban
hidup. Plat lantai harus direncanakan kaku, rata dan memiliki elevasi yang sama. Ketebalan
plat lantai disesuaikan dengan beban yang harus dipikul dan lebar bentangnya.
Untuk mempermudah dan mempercepat pelaksanaan, mengikat singkatnya waktu
pelaksanaan pekerjaan, maka untuk pekerjaan plat beton digunakan icondeck NC-900
tebal 0.75 mm. Adapun keuntungan lain dari penggunaan incondeck adalah mungurangi
pemakaian tulangan lapangan dan berfungsi juga sebagai bekisting plat. Menurut ukuran
tebal plat terdapat 2 jenis plat yaitu :
1) Tebal 100 mm untuk Plat atap/talang
2) Tebal 120 mm untuk plat lantai 2 dan ramp difable
Penulangan dalam masing-masing plat terlihat dalam tabel sebagai berikut :
Penulangan dengan incondeck
Tebal plat Tulangan Atas
Lokasi
( mm ) ( mm )
100 Plat atap Ø10-300
120 Plat lantai 2 s/d 7 Ø10-250

Penulangan tanpa incondeck


LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Tebal plat Tulangan atas Tulangan bawah


Lokasi
(mm ) ( mm ) ( mm )

80 Plat Tangga Ø13-150/200 Ø13-150/200

Begesting dan Pembesian

Vibrator adalah alat Bantu Pemadatan Pengecoran


LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Cara Kerja Vibrator pada Pengecoran Beton Plat

Cor Beton Plat Lantai Tingkat

d. Tangga
Sebagai akses darurat dari lantai ke lantai lainnya dalam bangunan ini menggunakan
dua buah tangga samping yang masing-masing terletak disamping barat dan samping timur
bangunan. Secara umum tangga berfungsi untuk menghubungkan antar lantai 1 dengan
lantai diatasnya.
Kontruksi tangga terdiri dari: pondasi, balok, plat tangga dan plat boerdes. Pondasi
tangga pada bangunan ini berupa balok beton berukuran 250x500 mm dengan tulangan
atas 3D19 dan tulangan bawah 4D19 untuk tangga utama, sedangkan untuk tangga
samping menggunakan tulangan atas 3D19 dan tulangan bawah 3D19. Balok tangga
berukuran 250x500 mm dengan tulangan atas 6D19, tulangan tengah 4D13 dan tulangan
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

bawah 4D19, sedangkan tebal plat tangga dan plat bordes 120 mm dengan jarak tegak 180
mm dan jarak datar 300 mm. Untuk plat tangga tulangan pokok yang digunakan D16-150
mm dan tulangan bagi D13-150 mm, sedangkan untuk anak tangga dipakai tulangan P10-
150 mm dan P8-150 mm.

e. Atap
Atap adalah komponen struktur yang berfungsi untuk melindungi bangunan beserta
isinya dari pengaruh panas dan hujan. Pekerjaan perencanaan ini jika menggunakan plat
beton yang diberi water proofing. Selain itu, kajian menentukan waktu pelaksanaan
pekerjaan struktur per lantai, penggunaan stegger dan beggisting per kolom secara rinci
disajikan pada lampiran gambar

B. KAJIAN CITRA BANGUNAN


Pekerjaan Perencanaan Taman Budaya Gunungkidul di masa mendatang diharapkan bercitra
arsitektur Modern yang telah direnterpretasikan kembali sesuai dengan kebutuhan kontemporer
yang berbasis pada ragam, corak, serta idiom-idiom local. Hal tersebut paling tidak akan tercermin
dalam tata masa bangunan dan façade dengan konsep pencitraan memiliki kesan dan cirri khas
sendiri.

C. KAJIAN KONSEP SANITASI DAN UTILITAS


Konsep sanitasi dan utilitas Pekerjaan Perencanaan Taman Budaya Gunungkidul menggunakan
beberapa konsep, yaitu :
1. Konsep pencahayaan dengan menggunakan pencahayaan alami dengan menggunakan
material transparan dan bukaan pada beberapa area sirkulasi sehingga intensitas cahaya
yang masuk cukup memadai
2. konsep penghawaan dengan menggunakan penghawaan dengan AC sentral
3. Konsep sanitasi menggunakan air tanah dalam dan pemipaan system tertutup sehingga
mempermudah dalam mentenance
4. Konsep drainasi berjenjang mengikuti pola topografi tanah

D. KAJIAN SITE
Kajian site menurut pelaksanaan yang ada dikomplek Taman Budaya Gunungkidul adalah pintu
masuk menuju proyek, pos jaga, direksi keet, tempat parkir, stok dan pabrikasi besi, lokasi cor (CP
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

dan Mixcer), tower crain, bangunan utama, genset, stok icondeck, gedung alat dan bahan, stok
kayu dan pabrikasi kayu

9.1.1.1 TES SLUMP


Pekerjaan Perencanaan Taman Budaya Gunungkidul Slump tes (slump test) adalah tes
untuk mengetahui seberapa mudah beton dikerjakan. Kemudahan beton dikerjakan adalah
parameter mudahnya beton untuk di angkut, dicor dan dipadatkan. Secara mudah bahwa slump
tes ini untuk mengukur keenceran campuran beton sebelum dicor. Jika nilai slump beton anda
tinggi maka beton anda semakin mudah untuk diangkut, dicor dan dipadatkan. Akan tetapi nilai
slump dalam beton mempunyai nilai ambang batas, artinya beton tidak boleh mempunyai nilai
slump yang terlalu tinggi dan juga tidak boleh mempunyai nilai slump yang terlalu rendah. Jadi
kesimpulannya secara tidak langsung slump tes ini tidak berpengaruh pada kekuatan beton hanya
berpengaruh pada kemudahan untuk dikerjakan. Walaupun seperti itu slump test juga merupakan
salah satu hal yang penting, bayangkan jika beton anda mempunyai kwalitas dengan sangat
bagusnya akan tetapi beton anda ini susah untuk dicor dan dipadatkan maka apa yang akan
terjadi.? Jika .beton anda jadi jelek karena dengan sulitnya dicor dan dipadatkan maka akan
menjadikan beton anda keropos. Lha kalau sudah keropos tentu saja kekuatan beton anda akan
menurun drastis, disamping itu  juga besi tulangan beton anda terancam berkarat karena beton
anda yang keropos. Kalau besi tulangan sudah berkarat banyak dapat anda bayangkan sendirikan
akibatnya.

Alat-alat Untuk Melakukan Tes Slump


1. Tabung kerucut tes slump
2. Skope kecil / cetok
3. Mistar / pengaris
4. Besi untuk memadatkan
5. Papan untuk meratakan
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Cara melakukan tes slump sebagai berikut :


1. Bersihkan kerucut slump tes slump. Basahi kerucut tes dengan air dan taruh pada plat
landasan tes slump
2. Kumpulkan beton yang akan dites slump
3. Dirikan kerucut tes slump dan pegang dengan kedua kaki anda, isi kerucut tes slump sebanyak
1/3 dari isi kerucut dan kemudian padatkan dengan tongkat besi dengan cara ditusuk-tusuk
sebanyak 25 kali. Pemadatan dengan car ditusuk-tusuk mulai dari pingir terus ke bagian
tengah. Lihat gambar dibawah.
4. Kemudian isi 2/3 bagian berikutnya dan kembali dipadatkan dengan cara ditusuk-tusuk dengan
pipa besi sebanyak 25 kali. Perlu diingat bahwa pemadatan dengan cara ditusuk menggunakan
pipa besi hanya sampai pada lapis atas 1/3 yang pertama, Lihat gambar dibawah.
5. Isi kembali kerucut sampai penuh kemudian dipadatkan, juga perlu diingat bahwa pemadatan
hanya dilakukan sampai lapis atas pengisian 2/3 bagian yang kedua, Lihat gambar dibawah
6. Ratakan bagian atas kerucut dengan pipa besi pemadat dengan cara geser dan diputar pipa
tersebut. Lihat gambar
7. Taruh kerucut tes slump disamping benda uji yang baru saja ditarik kemudian taruh pipa besi
anda seperti gambar, lihat gambar
8. Ukurlah rata-rata ketinggian bagian beton yang anda tes dengan mistar/pengaris Lihat gambar
22.8. Selisih ketinggian antara kerucut tes slump dengan beton anda, inilah yang  dinamakan
nilai slump. Nilai slump seringnya dinyatakan dengan satuan cm (walaupun kadang juga
dinyatakan dengan mm) artinya jika selisih ketingian 5.5 cm maka nilai slump beton anda
adalah 5.5.
9. Beberapa kemungkinan hasil tes slump dimana dapat terjadi nilai terlalu tinggi atau nilai terlalu
rendah. Lihat gambar 22.9. Slump yang baik dapat dilustrasikan pada gambar dengan inisial
true, adapun untuk inisial shear dan collapse beton anda masih terlalu encer dengan kata lain
bahwa nilai slump beton anda terlalu tinggi. Beton yang terlalu encer walaupun mudah untuk
dikerjakan akan tetapi secara keseluruhan hasil akhir beton  anda masih kurang bagus

Kategori keenceran beton dengan berbagai variasi nilai slump


Nilai Slump Kategori slump
0-2 cm Kental
3-7 cm encer
8-15 cm Sangat encer
Variasi nilai slump untuk berbagai jenis komponen struktur
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Nilai Slump
Jenis Konstruksi
Maksimul Minimal

Dinding, plat fondasi dan fondasi telapak bertulang 12,5 5

Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dan konstruksi dibawah tanah 9 2,5

Plat, balok, kolom dan dinding 15 7,5

Pengerasan jalan 7,5 5

Pembetonan masal 7,5 2,5

BAB 6
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

A. HASIL KERJA
Secara garis besar langkah awal yang dilakukan adalah pembuatan team skedul
kegiatan, tertera secara item sbb:
WAKTU PELAKSANAAN PERENCANAAN 75 (tujuh
puluh lima) HARI KALENDER
BULAN KE
N
MACAM KEGIATAN 1 2 3
O
MINGGU KE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
  KEGIATAN PERSIAPAN                    
Pembuatan Rencana Pelaksanaan
1                  
Kegiatan
2 Jadwal dan Metode Pelaksanaan Kegiatan                  
3 Persiapan Survey dan Pengukuran                  
Pengukuran dan Pengumpulan Data
4                  
Bangunan & Utilitas
                       
  KEGIATAN PRA RANCANGAN                    
Pembangunan Data Studi Literatur, Teori
1                    
dan Peraturan
2 Pengolahan Data                    
Penyusunan konsep perencanaan dan
3                    
estimasi biaya
                       
KEGIATAN PENGEMBANGAN
                     
RANCANGAN
Identifikasi Permasalahan kawasan serta
1                    
Bangunan dan Utilitas
Pendalaman Keandalan kawasan serta
2                    
Bangunan dan Utilitas
3 Penyusunan Rekomendasi Perencanaan                    
4 Penyusunan Konsep Rencana                    
5 Penyusunan DED                    
6 Penyempurnaan Produk DED                    
7 Penyerahan Produk Perencanaan                    
                       
  PELAPORAN & PRODUK KELUARAN                    
1 Laporan Awal (Pra Rencana)                  
2 Laporan Kemajuan (Proses Perancangan)                  
3 Laporan Akhir (Hasil Akhir Perancangan)                    
4 Dokumen Perencanaan                    
5 Penyusunan Dokumen Lelang                    
  KONSULTASI DAN PRESENTASI          

B. OBSERVASI LAPANGAN
a. Sondir Tanah
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

Untuk menentukan pondasi bangunan untuk perencanaan ini perlu adanya sondir tanah
sebagai acuan. Ada beberapa data yang dapat diambil diantaranya : Kondisi tanah
Gunung Kidul memiliki muka air tanah yang dalam, adanya lapisan tanah yang
mengandung tanah lunak dan pasir serta batuan

b. Pengukuran lahan
Pengukuran lahan dilakukan dengan penembakan satelit dengan drone dan teodolit
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

c. Data hasil pengukuran


Dari data pengukuran untuk tanah lokasi tidak tegak lurus dengan jalan, dan ada
kemiringan berdasar kontur
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837

BAB 7
PENUTUP

Demikian Laporan Pendahuluan yang kami sajikan ini merupakan hasil rumusan yang matang
dari berbagai segi dan semaksimal mungkin mewujudkan kriteria dan persyaratan – persyaratan seperti
yang telah diuraikan dalam Berita Acara Penjelasan Dokumen Pengadaan, bagi kami Penyedia Jasa
PT. Wastu Anopama Consultant dapat memperoleh manfaat dan harapan dapat diterimanya Laporan
Pendahuluan ini.

Demikian Laporan pendahuluan ini kami sampaikan besar harapan kami untuk mendapatkan
berbagai macam kritikan maupun masukan guna lebih sempurnanya Perencanaan Pembangunan
Taman Budaya Gunungkidul ini.

PT. Wastu Anopama Consultant

Suharto Setiawan Agung, ST


Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai