BAB 1
A. LATAR BELAKANG
Kata “Taman” sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehari–hari. Jika mendengarkata
ini bayangan kita adalah sebuah tempat terbuka dengan berbagai macam tanaman dan
pepohonan yang menyenangkan untuk rekreasi. Taman (garden) dapat ditelusuri pada bahasa
Ibrani, yang berarti melindungi dan mempertahankan; menyatakan secara tidak langsung hal
pemagaran atau lahan berpagar, dan oden atau eden, yang berarti kesenangan atau
kegembiraan. Jadi dalam bahasa Inggris perkataan “garden” memiliki gabungan dari kedua kata-
kata tersebut, yang berarti sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk kesenangan dan
kegembiraan. Umumnya dipergunakan untuk olah raga, bermain, bersantai dan sebagainya.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi
dan akal manusia. Adapun menurut istilah Kebudayaan merupakan suatu yang agung dan
mahal, tentu saja karena ia tercipta dari hasil rasa, karya, karsa dan cipta manusia yang
kesemuanya merupakan sifat yang hanya ada pada manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa
budaya adalah hasil dari aktualisasi diri manusia terhadap suatu lingkungan kehidupannya, maka
kebudayaan dapat beragam sesuai dengan aktualisasi diri masing-masing dalam sebuah daerah.
Taman Budaya berdiri diawali dari munculnya sebuah gagasan, yang kemudian memiliki peran
besar terhadap lahirnya Taman Budaya. Gagasan itu datang dari Ida Bagus Mantra, Direktur
Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada waktu itu. Pada sekitar
awal tahun 1970an, saat beliau berkunjung ke beberapa negara diluar negeri menjumpai pusat
kebudayaan dan kesenian yang begitu maju dan hidup dengan didukung oleh sarana prasarana
yang sangat memadai seperti gedung pertunjukkan, galeri seni, teater terbuka, ruang workshop,
dan lain-lain yang sangat integratif. Hal tersebut telah memberikan inspirasi untuk mendirikan
pusat kebudayaan di seluruh propinsi di Indonesia sebagai “Etalase” seni budaya yang ada di
daerah. Secara umum Taman Budaya adalah gabungan antara ruang terbuka dengan fasilitas
gedung pertunjukan sebagai sarana pertunjukan. Yang banyak dibahas adalah gedung
pertunjukan sebagai gedung teater atau pertunjukan lain. Seperti pengertian tentang Teater
adalah pertemuan bersama dari sekelompok orang untuk menyaksikan kinerja yang
direncanakan. Dengan kata lain pengertian tersebut menunjukkan bahwa fungsi dari ruang
pertunjukan adalah sebagai tempat bertemu dan berkumpul untuk menyaksikan suatu
pertunjukan atau pagelaran seni. Taman Budaya merupakan suatu komplek yang didalamnya
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
terdapat ruang terbuka dan ruang tertutup sebagai wadah kegiatan untuk menggelar berbagai
pertunjukan dan pagelaran sekaligus sebagai tempat bertemu dan berkumpulnya para seniman
untuk saling bertukar informasi sebagai ajang pengenalan serta pelestarian kebudayaan. Fungsi
taman budaya salah satunya sebagai jendela budaya, memberikan peluang bagi berbagai
kesenian dan kebudayaan ditampilkan dan dipertunjukkan disini. Selain sebagai sarana
pengenalan akan budaya yang ada sekaligus sebagai sarana melestarikan budaya yang
merupakan warisan para leluhur terdahulu.
Sarana prasarana yang tersedia dalam Taman Budaya terdapat berbagai kegiatan yang
terwadahi di dalam komplek taman budaya dengan bidang tanah seluas 2,8 hektar antara lain :
1. Pagelaran pentas, Pagelaran pentas termasuk dalam kategori pertunjukan yang dinamis
atau bergerak. Seni pertunjukan ini mengutamakan aspek ekspresi gerak dapat pula
dipadukan dengan iringan musik. Pertunjukan ini juga dimungkinkan terjadi interaksi antara
pemain dengan penonton secara langsung. Ada berbagai seni pertunjukan yang berbeda,
beberapa diantaranya:
a. Drama/teater, Drama atau teater merupakan pentas seni gerak dengan alur cerita yang
mengangkat suatu pesan atau pelajaran;
b. Pentas musik, Pentas music merupakan pertunjukan yang menekankan pada aspek
suara/audio;
c. Pentas tari, Pentas tari merupakan pertunjukan yang menekankan pada ekspresi gerak
yang digabungkan dengan musik yang mengiringi.
2. Pameran Kegiatan, pameran merupakan kegiatan display hasil karya seni berbentuk dua
dimensi maupun tiga dimensi. Pada umumnya pameran dapat dilakukan di dalam ruangan
maupun luar ruangan yang menekankan pada penataan atau layout yang mudah untuk
dilihat serta menarik.
3. Workshop, Selain sebagai sarana mempertunjukkan berbagai karya dan hasil seni, kegitan
lain yang dapat diwadahi adalah kegiatan workshop atau sarasehan mengenai hasil karya
yang dipertunjukkan.
Hal ini dapat sesuai dengan fungsi taman budaya selain sebagai sarana mempertunjukkan
kesenian dan kebudayaan juga sebagai sarana mengenal kesenian dan kebudayaan secara
lebih jauhsalah satunya dengan langsung bertemu dengan para narasumber. Taman Budaya
merupakan tempat terbuka dan tertutup meliputi:
1. tempat pagelaran pentas,
2. tempat pameran kegiatan,
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
maka sebagai langkah awal daripembangunan taman budaya diperlukan adanya kegiatan jasa
konsultansi perencanaan untuk pembuatan detail engineering design (DED).
B. TINJAUAN STUDI
Studi yang telah ada dan menjadi dasar tinjau dalam pelaksanaan pekerjaan Perencanaan
Pembangunan DED Taman Budaya Gunungkidul yang akan dilaksanakan meliputi :
1. Gambar design, yang meliputi :
a. Rencana Perencanaan Pembangunan DED Taman Budaya Gunungkidul.
b. Gambar-gambar teknik Perencanaan Pembangunan DED Taman Budaya Gunungkidul
yang telah ada.
c. Gambar tata ruang dan kebutuhan ruang dan organisasi ruang pada Perencanaan
Pembangunan DED Taman Budaya Gunungkidul yang ada.
2. Dalam hubungannya dengan aspek eskternal skala kota, beberapa tinjauan Rencana Tata
Ruang yang telah ada, meliputi:
a. Rencana Perencanaan Pembangunan DED Taman Budaya Gunungkidul.
b. Rencana Tata Kabupaten Gunungkidul
3. Dalam hubungan dengan peningkatan Perencanaan kegiatan Pemerintah Kabupaten dan
Pelayanan yang lebih profesional dan optimal bagi masyarakat berdasarkan ruang lingkup
kebutuhan dalam skala regional yang lebih efektif dan efisien.
4. Studi literatur dan pencarian informasi secara maksimal tentang pola kegiatan serta
aktivitas Pembangunan yang ada sekarang.
1. Waktu pelaksanaan: yang ditetapkan untuk perencanaan ini adalah 75 hari kalender. Untuk
itu kami menanggapi :
a. Tenaga ahli disetiap bidang keahlian masing-masing memiliki coordinator/leader, yang
dibantu staf ahli. Susunan ini akan mempercepat pengambilan keputusan diawal
proyek.
b. Untuk menetapkan modul yang pasti, agar memperoleh fleksibilitas system bangunan
dan ruang-ruang asrama yang cenderung tipikal. Modul ini dimaksudkan untuk
mendapatkan system bangunan yang efisien. Dengan didasarkan pada bangunan yang
tipikal akan menyingkat waktu perencanaan dan pelaksanaan.
2. Beberapa ketentuan penting dalam KAK yang memerlukan perhatian dalam menyusun
rancangan adalah Module Bangunan, tanggapan :
a. Dengan menggunakan modul standar ruang kerja, ini sangat cocok untuk menyusun
lay out dan sirkulasi dalam ruang.
b. Ruang-ruang dalam kantor disarankan menggunakan sekat partisi untuk memperoleh
fleksibilitas tata ruang dalam, kecuali pembatas ruang-ruang yang harus permanent.
b. Atap tropis digunakan sebagai atap bangunan karena angin yang cenderung sedang
karena lokasi yang dekat dengan dataran rendah dan sedang.
c. Empat arah mata angin ditransformasikan dengan penempatan gubahan massa solid
dikeempat sisi bangunan yang memberi kesan kokoh sebagai penopang bangunan dan
juga bangunan yang simetris
d. Konsep bentuk bangunan merupakan transformasi geometris dari bentukan karakter
Jawa yang juga merupakan pemaknaan simbolis hubungan antara konsep fungsional
bangunan sebagai pelayanan terhadap masyarakat, dataran rendah sebagai artivisual
terhadap bangunan.
e. Konsep ujung atap transparan guna memasukkan unsure pencahayaan alami serta
memasukkan kesan unsur daerah pegunungan yang selalu aktif dan hawa dingin pada
malam hari.
f. Konsep pucuk atap yang ditutup menunjukkan empat mata angin disini erat kaitannya
dengan filosofi pendirian Provinsi Surakarta dimana Gunung Lawu merupakan titik
ujung garis sumbu imajiner ujung Timur dan arah mata angin sangat berperan dalam
filosofis Provinsi DIY dan Jawa Tengah.
Selain itu terdapat penjelasan tentang keluaran dan proses pekerjaan serta uraian
proposan yang cukup rinci, sehingga dirasakan kerangka acuan kerja ini memberi
keleluasaan bagi konsultan untuk memberi komposisi yang terbaik dalam hal :
a. Klasifikasi tenaga ahli yang dipakai,
b. Penyusunan program kerja,
c. Metode penanganan pekerjaan, dan lain-lain.
Konsultan juga akan memberikan wawasan yang lebih luas mengenai bentuk-bentuk
penyelesaian permasalahan sehingga dapat pula dilihat berbagai model/metode
penyelesaian pekerjaan yang paling sesuai serta paling menguntungkan bagi pemberi
tugas.
Pada butir tenaga ahli yang dibutuhkan, konsultan memberikan komposisi tim
perencana yang telah berpengalaman luas di proyek-proyek baik proyek pemerintah
maupun swasta, terutama ahli-ahli yang banyak terlibat pada perancangan dan
perencanaan fasilitas. Rincian tenaga ahli ini dapat dilihat pada lampiran.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
Untuk mendukung kerja tim ahli diperlukan tim pendukung yang dapat akomodatif
terhadap berbagai tugas yang dibebankan. Oleh karena itu tim pendukung ini juga akan
melibatkan tenaga ahli dan tenaga ahli madya yang telah berpengalaman.
Program kerja dan metode penanganan yang disusun oleh konsultan juga akan secara
akomodatif dan antisipatif terhadap berbagai perubahan yang mungkin terjadi. Program
kerja ini oleh konsultan akan diuraikan dalam bagian berikutnya.
2. Masukan Perancangan
Sesuai dengan kerangka acuan kerja yang diterbitkan panitia dikatakan bahwa masukan
yang harus diperoleh oleh konsultan adalah sebagai berikut :
a. Konsultasi Ke Dinas Kebudyaan Gunungkidul.
b. Konsultasi dengan pihak pemakai bangunan yaitu mengenai :
1) Struktur Organisasi
2) Jumlah Personil
3) Kegiatan Utama, Kegiatan Penunjang dan Kegiatan Pelengkap
4) Macam Peralatan / Perlengkapan yang digunakan
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
5) Informasi tentang kebutuhan & bangunan meliputi : program ruang dan hubungan
ruang serta susunan ruang, kebutuhan lantai.
c. Meninjau dan meneliti lahan dan lokasi Bangunan yang akan dibangun, antara lain
meliputi :
1) lokasi dan kondisi fisik lingkungan
2) luas dan ukuran persil tanah
3) Batas – batas fisik site.
d. Meninjau dan mempelajari teknologi dan bahan serta penyelesaian bangunan yang
dianggap berkwalitas baik di luar lokasi bila hal tersebut diperlukan.
e. Memeriksa kebenaran informasi yang digunakan untuk merancang bangunan
f. Mencari informasi tentang kebutuhan utilitas bangunan termasuk sumber kapasitas ,
sistem dan jaringan yang ada berupa :
1) Air bersih dan air hujan, air kotor dan kotoran
2) Sampah
3) Tata udara (alami dan buatan)
4) Sistem pencegahan penanggulangan bahaya kebakaran
5) Sistem Kelistrikan
6) Sistem jaringan Telepon
7) Penangkal Petir.
3. Keluaran
Hasil Karya perancangan yang harus disiapkan meliputi :
Dokumen Perencanaan Pembangunan Prasarana Kawasan Perkantoran:
a. Gambar kontur tanah
b. Gambar situasi/blok plan dan rancangan tapak
c. Gambar-gambar rancangan pelaksanaan (arsitektur, struktur, mekanikal, dan
elektrikal termasuk detail-detailnya)
d. Perhitungan struktur bangunan dan laporan penyelidikan tanah
e. Perhitungan teknis pekerjaan elektrikal dan membuat tabel daya listrik untuk
kebutuhan setiap ruang
f. Perhitungan volume pekerjaan
g. Rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan, terdiri dari : syarat umum
pelaksanaan, syarat administrasi, dan syarat teknis pelaksanaan
h. Perhitungan rencana anggaran biaya (RAB)
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
4. Azas Perencanaan
a. Bangunan gedung pemerintah hendaknya fungsional, efisien, menarik dan tidak
berlebihan
b. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan kepada kemewahan material, tetapi pada
kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan
c. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan hendaknya diusahakan serendah mungkin
d. Rancangan bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan
dalam waktu yang pendek dan bisa dimanfaatkan secepatnya.
e. Bangunan gedung pemerintah hendaknya ikut meningkatkan kualitas lingkungan dalam
arti harus merupakan kesatuan, serta memperhatikan si penyandang cacat
5. Kriteria Perencanaan
a. Sejauh tidak bertentangan dengan persyaratan khusus sesuai fungsi bangunan yang
akan dirancang, harus diusahakan penggunaan potensi alami (pencahayaan dan tata
udara) sesuai rancangan bangunan untuk daerah tropis
b. Pengelompokan fungsi ruang dalam bangunan hendaknya dilakukan sesuai fungsi, sifat
dan aktivitas pemakai, dan merupakan satu kesatuan yang utuh.
c. Sistem sirkulasi (flow) manusia atau barang, baik vertikal maupun horizontal hendaknya
disusun seefisien mungkin, hingga mampu meningkatkan daya guna dan fungsi
bangunan
d. Penyelesaian estetika arsitektur diupayakan melalui kreatifitas dan inovasi rancangan
serta memperhatikan lingkungan Pemerintah Provinsi.
e. Perancangan peralatan/utilitas berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan
kebutuhan yang diminta
f. Perencanaan site development harus berfungsi sebagai halaman estetika bangunan
sekitarnya
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
2) Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, SNI –03–1727–
1989.
3) Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung, SNI 02 – 1729 – 2002.
4) Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 03–2847–
2002.
5) Spesifikasi Bahan Bangunan Indonesia, SNI 03 – 6861 – 2002.
6) Peraturan Umum Bahan Bahan Bangunan Indonesia Tahun 1982;
7) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) Tahun 1977
8) Standar Penerangan Buatan dalam Gedung Tahun 1978 Departemen Pekerjaan
Umum;
9) Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran
pada bangunan rumah dan gedung tahun 1987;
10) Panduan Pemasangan Sistem Hidran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
rumah dan gedung tahun 1987;
11) Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1981;
12) Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan Nomor 10/KPTS/2000 tanggal 1 Maret 2000;
13) Panduan Pemasangan Sistem Instalasi Alarm Kebakaran untuk pencegahan
bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung;
14) Peraturan, Pedoman, Standar atau Ketentuan – ketentuan teknis yang lain yang
berhubungan dengan rumah dan gedung.
b. Ketentuan Teknis
1) Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau Algemene
voorwaarden Voor de Uitvoering bij aaneming van openbare werken (AV) 1941
2) Peraturan Dinas Umum Keselamatan Kerja
3) Peraturan Garis Sempadan Dan Rooi
4) PUBI 1982
5) Standar Industri Indonesia (SII) yang berlaku
6) Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Gedung SKSNI-T-1991-03
7) Peraturan Bangunan Baja Indonesia (PBBI 1083)
8) Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia tahun 1982
9) Peraturan perencanaan Bahan Bangunan Tahan Gempa Indonesia Untuk Gedung
tahun 1981
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
10) Peraturan Umum Tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1079 dan PLN
setempat
11) PBI 1971
12) Pedoman Plambing Indonesia 1981
13) Peraturan Muatan Indonesia tahun 1970
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
BAB 2
c. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi kegiatan yaitu Dusun Siyono Wetan,Desa Logandeng,Kecamatan Playen
Gunungkidul.
d. SASARAN KEGIATAN
Kegiatan yang dilaksanakan :
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
1) Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasiatau studi maket yang
mudah dimengerti oleh pemberi tugas. Perhitungan struktur harus ditandatangani
oleh Tenaga Ahli yang mempunyai Ijin Sertifikat. Membuat Site plan pada lahan
seluas 2.8 Ha yang terdiri dari : gapuro dan pagar depan, joglo, gedung auditorium
kapasitas 1000 orang, ruang theater kapasitas 200 orang, kamar mandi. mushola,
kios, tempat parkir. taman dan bangunan pendukung lainnya.
2) Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya gedung auditorium
kapasitas 1000 orang, theater kapasitas 200 orang, joglo, gapuro dan pagar
depan.
3) Rencana utilitas, dan Tata Hijau/landscape, beserta uraian konsep dan
perhitungannya.
2. APRESIASI
a. TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERKANTORAN.
Tahapan yang dilakukan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan
Kerja ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi :
5) Tahap Pelelangan
a) Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan.
b) Laporan bantuan teknis dan administratif pada waktu pelelangan.
b. ANALISA TAPAK
1) Ruang Lingkup
Ruang lingkup pekerjaan Perencanaan Pembangunan Taman Budaya
Gunungkidul adalah :
a) Persiapan
b) Pengumpulan Data Lapangan :
(1) Lokasi Bangunan
(2) Kelengkapan Administrasi
(3) Fungsi dan Kondisi Bangunan
c) Keluaran :
(1) Data Base Bangunan
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
2) Lokasi studi
Lokasi Pekerjaan Perencanaan Taman Budaya Gunungkidul di Kantor Dinas
Kebudayaan Gunungkidul.
5) Pencahayaan Alami
Tapak memanjang ke arah Utara dan Selatan. Pencahayaan alami secara
optimal mudah didapatkan. Ketinggian bangunan di sekitar hampir tidak
mempengaruhi secara langsung keberadaan bangunan nantinya. Permainan
cahaya dalam tapak juga digunakan sebagai sarana menambah nuansa estetika
dan pengalaman dalam meruang (serial vision) dalam bangunan.
3. INOVASI
a. KONSEP DESAIN
Konsep bentuk arsitektural Bangunan harus mencerminkan keterbukaan,
profesionalisme dan integritas yang diwujudkan dengan pengolahan bentuk dan
ornamen arsitektural bangunan yaitu:
1) Fleksiblitas
Diwujudkan dengan pengolahan massa bangunan yang berhubungan cukup erat
dengan bangunan lain, di mana dalam hal ini bangunan berada dalam sebuah
area kawasan dengan multi massa sehingga hubungan antar massa bangunan
dapat lebih menyatu sebagai satu kesatuan. Disamping itu, juga cukup fleksible
untuk dilakukan pengembangan lebih lanjut mengingat sebagai fasilitas publik,
pengembangan fasilitas sangat dimungkinkan terjadi. Selain itu, flesibilitas juga
dapat diartikan sebagai sebuah nilai keterbukaan. Hal ini dapat diwujudkan melalui
penggunaan material transparan yang mendominasi. Dengan demikian citra
bangunan publik akan muncul serta akan menciptakan kesan menyatu antara
ruang dalam dan ruang luar bangunan, secara psikologis akan menciptakan kesan
menerima/ramah.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
2) Efisiensi
Dapat diwujudkan dengan pengolahan massa yang sederhana tetapi cukup
efisien, baik hubungannya dengan lingkungan alam seperti pencahayaan dan
penghawaan alami, pengaturan pola ruang yang efisien dan dengan didukung
penempatan perabotan dan pengaturan pola aktivitas. Kesederhanaan bukan
menjadi kelemahan tetapi menjadi sebuah kekuatan yang kemudian dapat
mewujudkan komposisi dan proporsi bentuk yang berkesan elegan dan
berwibawa, menonjol secara bentuk namun selaras dengan lingkungan.
3) Mudah Dicapai
Sirkulasi jelas dengan didukung tata tanda dan pengolahan pola ruang yang tegas,
tetap memberi rasa nyaman dan aman bagi pengguna, serta yang paling utama
adalah pola sirkulasi antar bangunan sebagai sebuah kawasan yang memiliki
bangunan multi massa.
b. LAYOUT RUANG
Layout ruang disusun secara tegas dengan bentuk geometris sederhana yaitu bentuk
kotak yang disusun sesuai fungsi dan hubungan ruang yang nyaman dengan orientasi
yang jelas sehingga tidak membingungkan.
Gambar Komposisi Dasar Bangunan
Untuk mempertegas orientasi ruang, diletakan satu ruang sebagai pusat orientasi,
dalam hal ini Ruang Lobby sesuai untuk dijadikan sebagai pusat orientasi, karena
ruang lobby merupakan ruang penerima publik untuk mendapatkan pelayanan.
Masing-masing fungsi ruang disusun dengan batasan yang tegas sesuai dengan
zoning ruangnya, pada zona pelayanan digunakan pembatas yang tegas secara fisik
namun tetap bisa diakses secara visual, hal ini untuk memberikan kesan transparansi
serta kesan modern pada bangunan.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
c. SIRKULASI
Bahasan pertama yang sangat penting pada bangunan bertingkat adalah sirkulasi
bangunan. Karena bangunan akan mempunyai lebih dari satu lantai, maka bagaimana
akses sirkulasi bangunan yang aman dan nyaman sangat diperlukan. Bentuk ruang
sirkulasi pada bangunan pada umumnya terdiri dari sirkulasi vertikal (tangga, eskalator,
lift) dan horisontal (selasar, hall, lorong). Keduanya akan sangat mempengaruhi disain
bangunan baik pada aspek struktur dan konstruksi juga aspek-aspek lain pada
bangunan.
Konfigurasi Selasar
Konsep Difabel
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
perencanaan ruang. Kedua sistem ini akan secara langsung berpengaruh pada desain
bangunan secara keseluruhan.
Penyedia adalah tempat, wadah yang dapat berupa bak atau tangki yang
digunakan untuk menyimpan. Wadah penyimpan ini dapat diletakkan di atas, di dalam
atau di bawah bangunan, sementara jalur distribusinya dapat diletakkan menempel
atau di dalam dinding atau pelat lantai, atau ditempatkan pada ruang khusus (shaft).
Shaft ini dapat berupa jalur vertikal atau horizontal.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
h. SISTEM-SISTEM LAINNYA
Menentukan sistem-sistem lainnya, seperti sistem penghijauan, parkir, pengelolaan air
hujan dan air limbah, maupun tata suara.
2) Bagaimana sistem ruang dipenuhi oleh bangunan. Apakah terdapat ruang yang
menghendaki sistem khusus semacam pencahayaan dan penghawaan alami.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
Area Pembahasan
Bentang bangunan, konfigurasi ruang dan konfigurasi massa bangunan serta
bukaanbukaan yang akan mempunyai saling keterkaitan antara sistem struktur
dan konstruksinya
2. Menentukan Bentangan
Bentangan adalah jarak antar dua sisi bangunan atau dua tumpuan kuda kuda atau rangka
atap lainnya. Bentangan akan mencapai jarak maksimal dengan menggunakan sistem
rangka ringan seperti kuda-kuda yang dapat terdiri dari beberapa bentuk. Untuk dapat
menentukan bentangan bangunan banyak hal yang harus dipertimbangkan ;
a. Fungsi dan Dimensi Bangunan dan Ruang
Bentang akan sangat dipengaruhi oleh sifat fungsi yang juga berpengaruh pada dimensi
ruangnya. Ruang-ruang publik tertentu semacam ruang rapat, ruang serbaguna dan
sebagainya menuntut volume ruang yang besar dan sifat bebas dari adanya kolom-
kolom struktur di dalamnya. Sifat ruang yang demikian harus difasilitasi oleh struktur
bangunan. Oleh karena itu ruang-ruang bentang lebar lebih ideal diletakkan di lantai-
lantai atas pada bangunan bertingkat atau pada lantai khusus.
c. Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan dapat ditempuh dengan pencahayaan alami dan buatan.
Pencahayaan alami lebih dianjurkan (pada siang hari) karena terbukti lebih bermanfaat
dan memberikan rasa nyaman pada fungsi-fungsi ruang atau untuk beraktifitas, dan
juga dapat menghemat energi bangunan. Sistem pencahayaan akan mempengaruhi
bentang secara langsung karena masuknya cahaya akan ditentukan oleh ukuran
bukaan dan kemampuan optimal pencapaian cahaya itu sendiri yang tidak lebih dari
beberapa kali lebar bukaannya.
d. Sistem Penghawaan
Sistem penghawaan alami juga akan secara langsung mempengaruhi bentang
bangunan karena kemampuan untuk mengalirnya udara akan sangat dipengaruhi oleh
jarak tempuh dan sifat serta lokasi bukaan.
akan juga masih dipengaruhi sehingga tampak bangunan juga dipikirkan ketika
menentukan jarak antar kolom bangunan.
b. Sistem Ruangan
Sistem-sistem ruang termasuk pencayaan, penghawaan, elektrik dan mekanik akan
memerlukan tertentu baik pada ruang fungsi ataupun ruang yang harus disediakan di
atas (plafond) atau di bawah (lantai). Dengan demikian ketinggian antar lantai jelas
akan dipengaruhi sistem-sistem ini.
c. Ukuran Tangga
Ukuran tangga pada arah ketinggian yang dihitung dari jumlah anak tangga dan
bordesnya juga akan menentukan tinggi antar lantai. Bahkan seperti disebut dalam
bahasan tentang tangga, bahwa cara yang efisien menentukan ketinggian lantai, jumlah
ketinggian tangga inilah yang dipakai untuk menentukan bilangan terkecilnya (satuan).
Adapun angka besarnya dapat merupakan kelipatan anak tangga hingga diperoleh
kesesuaian atau terpenuhinya persyaratan ruang dengan sistem bangunan lain.
d. Bentang Ruang
Ruang dengan bentang lebar pada lantai bawah akan membutuhkan balok atau rangka
yang berdimensi atau ketebalan yang besar juga. Dengan demikian jika fungsi juga
masih dipertahankan dengan persyaratan ketinggiannya, maka tinggi antar lantai akan
langsung dipengaruhinya.
keseluruhan ditambah dengan lantai satu. Untuk menentukan ketinggian lantai atas ini
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu ;
a. Sudut atap lantai atas
Penggunaan sudut atap yang curam jelas akan membentuk ketinggian yang maksimal
pada bangunan. Atap datar adalah atap yang tidak menambah ketinggian dinding pada
lantai atas.
b. Proporsi Bangunan
Bangunan-bangunan bentang lebar akan lebih membentuk ketinggian atap yang
maksimal, lebih-lebih dengan sudut atap yang runcing. Permasalahan yang timbul
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
c. Lokasi Bangunan
Bangunan harus aman dari gangguan situasi lingkungan di sekitarnya. Hal-hal alamiah
yang secara langsung berkaitan dngan ketinggian bangunan adalah angin dan petir.
Pada prinsipnya bangunan tidak boleh berdiri sendiri di tengah padang untuk tidak
mengundang bahaya angin atau petir. Pada kondisi lingkungan buatan juga harus
diperhatikan posisi-posisi jaringan listrik apalagi jaringan tegangan tinggi. Juga pada
bangunan yang relatif dekat dengan kepentingan trasportasi semacam bandar udara
dan sebagainya, ketinggian bangunan harus menjadi tinjauan utama.
Teknik prakiraan besaran kolom dan balok dalam desain arsitektural struktur beton
bertulang
Pada idealnya sebuah kolom akan mewakili bentuk area pikulnya. Jika grid yang
terbentuk pada ruang atau denah bangunan membentuk bujur sangkar, maka secara
struktural, kolom sebaiknya bujur sangkar demikian pula bentuk-bentuk yang lain.
Kolom lingkaran dapat dipakai untuk memikul area beban yang simetris pada sisi-
sisinya. Sedangkan ukuran kolom beton bertulang pada bangunan bertingkat dua
sangat tergantung pada bentangannya. Secara umum harus dihitung tiap satuan
persegi dari luasan penampang kolom yang akan memikul beban tertentu yang masing-
masing kualitas beton bertulang akan berbeda.
Sebagai gambaran kasar, bangunan satu lantai tidak bertingkat menggunakan
kolom praktis ~(10 x 10) cm setiap sambungan atau pertemuan dindingnya atau setiap
luasan ± 9 ~ 12 meter persegi atau untuk dinding setinggi ~3 meter dipasang setiap 3 -
4 meter. Untuk bentangan yang hampir sama, kolom-kolom pada lantai dua dapat
diprakirakan dengan ukuran dua kali lipat dari sisi-sisi kolom tersebut.
Bangunan berlantai dua dapat menggunakan kolom ~(20 x 20) cm bangunan
berlantai tiga dapat menggunakan ~ (30 x 30) cm, dan seterusnya. Tentu saja
pertimbangan bentuk area pikul di atas harus dimasukkan dalam pencarian bentuk dan
dimensi ini.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
Pada balok tinggi memang diutamakan ketimbang lebar secara struktural, namun
karena alaan lain, dapat saja balok dibuat dengan bentuk lain. Untuk memprakirakan
ketinggian balok pada konstruksi beton bertulang dapat mengambil angka 1/10 hingga
1/12 dari bentangan kolom penumpunya, walaupun juga angka ini masih sangat
tergantung pada jenis beban dan kekuatan material betonnya. Pada beton non-
konvensional seperti beton pre-stress atau beton post-tention, rasionya dapat lebih
kecil hingga 1/20 bentangannya.
C. ANALISA RENCANA
1. Struktur Bangunan
a. Pondasi
Untuk bangunan, selain menggunakan pondasi batu kali menerus, juga akan
menggunakan pondasi setempat/umpak, footplate maupun pondasi sumuran.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
Jenis struktur pondasi yang digunakan pada bangunan 3 lantai ini harus
mempertimbangkan struktur yang kuat, tepat dan ekonomis. Faktor primer yang
mempengaruhi pemilihan jenis pondasi untuk sebuah bangunan antara lain :
1) Kondisi tanah bawah permukaan (daya dukung tanah) dan air tanah.
2) Persyaratan struktural termasuk beban, konfigurasi, dan kedalaman pondasi.
c. Struktur Atap
Struktur atap dapat menggunakan rangka kayu, maupun rangka atap alternatif lainnya
seperti rangka atap baja ringan maupun baja konvensional. Plat atap dari beton
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
Untuk pemakaian jangka panjang sistem ini termasuk efektif dan efisien walaupun
biaya pembuatannya mahal. Apabila jumlah lantai sangat banyak, tekanan air dalam
pipa sangat tinggi sehingga pipa dapat pecah karena tekanan tinggi (setiap 7 m, pipa
menerima beban 1 atm).
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
d. Spillback tank
Berupa tangki pembantu yang diletakkan pada setiap lantai tertentu. Tiap tangki
dilengkapi dengan katup pengendali tekanan, bila tekanan air tinggi, maka katup akan
menutup. Hal terpenting dalam sistem tangki atap ini adalah menentukan letak tangki
tersebut apakah dipasang dalam langit-langit, di atas atap, atau dipasang dalam
menara khusus. penentuan ini harus didasarkan pada jenis alat plumbing yang
terpasang pada lantai tertinggi bangunan dan yang menentukan tekanan kerja tertinggi.
Prinsipnya:
1) air yang telah dipompakan dalam spillback tank yang ada pada beberapa lantai
sehingga udara di dalamnya terkompresi
2) air dalam tangki tersebut dialirkan dalam sistem distribusi bangunan. pompa diatur
secara otomatis oleh suatu detektor yang menggerakkan saklar meter listrik
penggerak pompa
3) pompa berhenti bekerja kalau tekanan tangki telah mencapai batas maksimum
yang ditetapkan dan bekerja kembali setelah tekanan tangki mencapai suatu batas
minimum yang telah ditetapkan pula. Daerah fluktuasi tekanan ini biasanya
ditetapkan antara 1.0-1.5 kg/cm3
3. Persampahan
a. Saluran Air Limbah
Fungsi saluran pembuangan air kotor dalam Penyusunan DED dirancang untuk
memenuhi fungsi sebagai berikut :
1) Fungsi Kenyamanan
Sebagai bagian dari sebuah bangunan, saluran air kotor berfungsi sebagai
penunjang kegiatan yang sedang berlangsung dalam bangunan.
2) Fungsi Estetika
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
Dengan adanya jaringan saluran pembuangan air kotor, maka penampilan fisik
bangunan akan lebih estetis karena secara keseluruhan penampilan bangunan
akan lebih teratur.
3) Fungsi Utilitas
Saluran pembuangan air kotor merupakan saluran yang berfungsi sebagai pengangkut
bahan-bahan limbah dari kegiatan yang sedang berlangsung dalam suatu bangunan.
b. Sistem Drainase
Sistem drainase dikembangkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai
berikut ini:
1) Memanfaatkan saluran alam atau buatan yang sudah ada seoptimal mungkin dan
tidak melakukan perubahan terialu jauh dari kondisi yang ada.
2) Penetapan tata letak (layout system) kawasan yang dikembangkan diusahakan
mengikuti tata ruang, sistem blok/persil ataupun jaringan jalan yang telah ada.
3) Sistem dan prasarana drainase dikembangkan dengan menghindarkan sejauh
mungkin terjadinya suatu sistem yang membutuhkan biaya operasi dan
pemeliharaaan yang tinggi.
4. Fire Protection
Fire protection adalah suatu usaha untuk mengadakan perlindungan terhadap suatu
bangunan bila terjadi kebakaran. Perlindungan dalam hal ini dimaksudkan sebagai suatu
tindakan pencegahan dan pemadaman kebakaran .
Perlengkapan pencegahan:
a) fire severity
b) uncombustible material
2) Represif
a) Fire hydrant
b) System alarm otomatic atau manual
c) Fire shutter dan dumper
d) Detector smoke & heat
e) Fire extinguisher chemical portable
f) Springkler auto manual chemical Water
2) Semi Automatic
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
Sistem ini merupakan gabungan dari cara kerja fire protection sistem manual
dengan fire protection sistem otomatis .Bila suatu ketika terjadi kebakaran maka
secara otomatis tanda bahaya kebakaran akan berfungsi sedangkan tindakan
selanjutnya adalah usaha mengatasi atau memadamkan kebakaran tersebut
masih dikerjakan dengan sistem manual.
3) Automatic
Pada semua peralatan bekerja secara otomatis baik dalam mendeteksi bahaya
kebakaran yang kemudian langsung memberikan tanda bahaya maupun dalam
mengatasi atau memadamkan kebakaran.Pada bangunan berlantai banyak
kebanyakan menggunakan sistem otomatis, hal ini sesuai selain karena lebih
cepat cara kerjanya juga lebih efisien
b) Heat Detector
Pada hakekatnya smoke detector, tapi tugasnya adalah menganalis
perubahan suhu yang terjadi di dalam ruang dan kemudian menunjukan lokasi
kesulitan pada panel kontrol. Prinsipnya adalah menggunakan thermostat,
tube atau sejenis kabel yang akan putus bila mencapai suhu tertentu.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
BAB 3
Sedangkan definisi designing adalah memecahkan masalah pewadahan kegiatan yang kemudian
ditransformasikan kedalam bentuk fisik. Pada dasarnya isu dan permasalahan pokok dari kedua
tahap ini adalah sama, namun yang berbeda adalah gambaran proses serta pendekatannya.
Setelah melalui tahap ini maka yang kemudian diselesaikan adalah tahap pelaksanaan teknis
perencanaan.
Tahap kesatu sampai dengan ketiga dapat dikategorikan kedalam pekerjaan perencanaan dan
perancangan yang menjadi tugas utama konsultan dalam proyek ini. Tahap keempat dan kelima
merupakan tahap pelaksanaan konstruksi dimana konsultan tidak terlibat secara langsung. Tahap
yang menjadi tugas Konsultan Perencana terbagi menjadi lima tahapan yaitu:
1. Tahap 1 : Penterjemahan Informasi,
2. Tahap 2 : Pra Perancangan
3. Tahap 3 : Pengembangan Rencana,
4. Tahap 4 : Pembuatan Dokumen Lelang (RAB, RKS, Gambar, Gambar Detail),
5. Tahap 5 : Pengawasan Berkala.
Secara jelas kelima tahapan pelaksanaan proyek tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut :
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
B. TAHAP PERSIAPAN
Dalam melaksanakan Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Kawasan Perkantoran dan site
development ini konsultan telah menyiapkan program kerja yang merupakan langkah-langkah
nyata yang akan dikerjakan oleh Konsultan dalam menyelesaikan seluruh pekerjaan ini. Program
kerja ini mencakup tahap persiapan awal, seluruh proses perencanaan dan perancangan serta
kewajiban yang harus dilaksanakan konsultan pada tahap pelaksanaan konstruksinya. Secara
keseluruhan program kerja konsultan mencakup:
1. Mobilisasi
Dalam tahap mobilisasi ini akan dilakukan persiapan-persiapan yang menyangkut pengerahan
tenaga ahli dan tenaga pelaksanaan, baik yang bersifat teknis maupun administratif dengan
kualitas dan kuantitas yang sesuai dengan beban kerja, pengadaan perlengkapan kantor,
bahan dan alat-alat tulis, dan pengadaan alat transportasi.
2. Penyusunan Program Kerja
Sebagai langkah awal dari pelaksanaan pekerjaan ini. Konsultan akan menyusun program
kerja dan pedoman penugasan/pengelolaan tugas, penyediaan sumber daya dan lain-lain
yang harus dilaksanakan oleh semua pihak yang terlibat. Usulan ini harus mendapat
persetujuan dari pengelola proyek.
3. Persiapan Survey
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
Tahap ini merupakan langkah persiapan pelaksanaan survai lapangan Pengadaan peralatan
survai lapangan dan laboratorium. Mempelajari karakteristik dan spesifikasi masing-masing
kegiatan dan fungsi bangunan.
4. Pengamatan Karakteristik Arsitektur
Pengamatan dan pengkajian arsitektur dan budaya serta perilaku merupakan hal yang
esensial sebagai dasar bagi pengembangan gagasan/idea perancangan suatu bangunan.
5. Studi Literatur
Studi literatur semua aspek yang berkaitan dengan perancangan bangunan dan
perrancangan tahan gempa. Studi yang dilakukan akan meliputi program ruang, kegiatan,
persyaratan environment, serta persyaratan-persyaratan teknis lainnya. Hasil studi akan
disesuaikan dengan kondisi Bangunan milik Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul.
6. Diskusi dengan Pemberi Tugas dan Pemakai
Diskusi dengan calon pemakai ( users) dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih
terinci akan spesifikasi dan karakteristik program, peralatan kegiatan serta kebutuhan-
kebutuhan khusus lainnya untuk masa sekarang maupun masa akan datang.
7. Survei / Pengumpulan Data
Data dari Pemberi Tugas ada beragam data, baik primer maupun sekundair, yang banyak
berkaitan dengan kegiatan administrasi kepemerintahan yang akan menempati bangunan ini
serta memenuhi kebutuhan pengembangan di masa mendatang, serta aspirasi staf akan di
kumpulkan melalui diskusi/wawancara dan observasi lapangan. Secara rinci kebutuhan data
dari pemberi tugas yang akan dikumpulkan meliputi :
a. Organisasi operasional kantor dan rencana pengembangannya,
b. Pengukuran dan perekaman kondisi bangunan milik Dinas Kebudayaan Kabupaten
Gunungkidul yang ada.
c. Identifikasi bagian-bagian bangunan yang penting dan harus dipertahankan
d. Kebutuhan ruang dan rencana pengembangannya,
e. Persyaratan teknis ruang,
f. Jumlah, jenis dan spesifikasi teknis peralatan,
g. Aspirasi staff dan pimpinan.
h. Pengukuran tanah,
i. Topografi (kontur, elevasi relatif, elevasi air pada waktu banjir),
j. Sistem drainasi kota dan lingkungan,
k. Elevasi air tanah maksimum,
l. Kondisi tapak dan lingkungan (bangunan sekitar dsb),
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
5. Cost Limit
Cost limit akan disusun pada tahap pra rancangan maupun tahap pengembangan rancangan
sebagai alat kontrol agar hasil rancangan sesuai dengan kelas atau kualitas bangunan yang
diinginkan.
Setelah tahap-tahap tersebut dapat diselesaikan kemudian diikuti dengan tahap pelaksanaan
konstruksi. Segera setelah Kontraktor dapat dipilih dan diberi SPK, Konsultan bersama-sama
kontraktor akan menyusun rencana pelaksanaan konstruksi dengan jangka waktu tertentu.
Pengawasan berkala selama tahap konstruksi juga akan dilakukan oleh konsultan untuk menjaga
kualitas bangunan sesuai dengan persyaratan dan disain, maupun untuk memberikan
pertimbangan pada konsultan pengawas pengatasan berbagai masalah lapangan yang mungkin
timbul.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
BAB 4
2. Metodologi analisis
Data-data yang diperoleh dikelompokkan sesuai kriteria-kriteria perancangan pada masing-
masing bangunan. Analisis dan sistesis dilakukan terhadap masing-masing komponen
perancangan guna mendapatkan rumusan masalah, untuk kemudian dicarikan cara
pemecahannya yang paling tepat. Keluaran proses pada tahap ini akan menjadi kerangka
acuan utama bagi penyusunan konsep perancangan pada tahap selanjutnya.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
4. Pra Rancangan
Merupakan implementasi seluruh konsep perancangan ke dalam beberapa alternatif
bentuk rancangan secara dua dimensional yang merupakan gagasan awal bentuk bangunan.
Pembahasan dan diskusi secara intensif antara konsultan dan pihak pemberi tugas maupun
pemakai akan dilakukan selama tahap pra rancangan ini, untuk mendapatkan keluaran yang
optimal.
Selain itu Konsultan juga akan menyerahkan data lapangan dan penyelidikan tanah serta
laporan perancangan skematik sebagai bahan kajian bagi pemberi tugas. Secara garis besar,
pada tahap ini Konsultan akan menyajikan:
a. Denah/tampak keseluruhan bangunan dan lingkungan tapak.
b. Denah/tampak masing-masing unit bangunan,
c. Potongan masing-masing unit bangunan
d. Usulan pemakaian material
e. Perkiraan biaya sementara (preliminary cost)
5. Pengembangan Rancangan
Dalam tahap ini akan dilakukan koordinasi intensif antara berbagai disiplin yang terlibat, untuk
secara bersama-sama merencanakan dan menerapkan berbagai sistem yang digunakan ke
dalam hasil rancangan yang telah dikembangkan. Materi yang akan disajikan pada tahap ini
meliputi :
a. perancangan dan penerapan sistem struktur dan konstruksi
b. perencanaan sistem listrik dan estimasi penyediaan daya,
c. perancangan sistem telekomunikasi dan estimasi kebutuhan sambungan,
d. perancangan sistem pencahayaan,
e. perancangan sistem tata suara,
f. perancangan sistem tata udara,
g. perancangan sistem pencegahan kebakaran,
h. perancangan sistem peringatan dini terhadap kebakaran,
i. perancangan sistem penangkal petir,
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
6. Detail Perancangan
Tahap ini merupakan tahap akhir seluruh proses perancangan yang dilaksanakan oleh
konsultan. Pada tahap akhir ini seluruh hasil rancangan beserta dokumen-dokumen
pelengkapnya telah siap untuk dilaksanakan. Secara umum dokumen lelang ini akan memuat :
a. Sistem dan detail masing-masing komponen dalam butir pra-rancangan di atas,
b. Rencana anggaran biaya,
c. Rencana kerja dan syarat-syarat,
d. Spesifikasi teknis,
e. Prosedur tata cara pelelangan serta cara-cara penawaran.
7. Laporan Perancangan
Berisi semua aspek yang telah dilaksanakan oleh Konsultan dari setiap tahap kegiatan
dalam proses perancangan serta rujukan masalah mulai dari penulisan konsep sampai dengan
transformasi rancangan yang dihasilkan. Laporan perancangan ini akan meliputi bidang
arsitektur, mekanikal, elektrikal dan struktur.
Dalam menangani pekerjaan perencanaan ini Konsultan akan mengembangkan metode
pendekatan operasional secara akurat dan terpadu yang selalu digunakan dalam menangani
beberapa proyek serupa. Pendekatan operasional yang dikembangkan merupakan suatu
bentuk manajemen yang sering disebut Manajemen Perencanaan / Pra-Konstruksi.
Secara garis besar, sistem Manajemen Perencanaan/Pra-Konstruksi yang diterapkan akan
melakukan/melaksanakan :
a. Koordinasi yang kontinyu dan terpadu antara unsur yang terkait dalam kegiatan,
b. Fungsi monitoring terhadap seluruh perkembangan kegiatan perencanaan mulai dari
pekerjaan persiapan, pra-rencana, pengembangan rencana sampai pada pembuatan
gambar kerja dan dokumen lelang.
c. Analisis setiap saat terhadap target waktu penyelesaian proyek dengan volume beban
pekerjaannya.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
Pengelompokan kegiatan pada bangunan dalam konteks perancangan pada tiap lokasi terikat
pada beberapa ketentuan yang mendasari wujud fisik ungkapan, yaitu :
a. Tuntutan kemudahan pelayanan / kegunaan.
Sesuai fungsinya sebagai bangunan Pemerintah Kabupaten milik Dinas Kebudayaan
Kabupaten Gunungkidul akan menuntut kemudahan bagi pelayanan masyarakat sehingga
hadirnya bangunan harus cukup komunikatif dan informatif, mudah di akses oleh
pengunjung.
c. Tuntutan Keamanan
Yang dimaksud dalam pengertian diatas adalah memberikan perlindungan keamanan
terhadap pemakai, dokumen-dokumen penting maupun segala sesuatu yang ada di dalam
ruang termasuk bangunannya yang digunakan saat terjadi keadaan darurat.
8. Pendekatan Modul
Modul adalah standar ukuran/dimensi sebagai dasar perencanaan ruang dan struktur
bangunan. Dalam penggunaannya dibedakan menjadi modul ruang dan modul struktur.
Studi modul berkaitan dengan perencanaan sistem grid yang dimaksudkan memperoleh
efisiensi, ketepatan serta keserasian perencanaan susunan ruang-ruang dalam suatu kompleks
bangunan. Sistem grid termaksud akan mempermudah kontrol pelaksanaan pembangunan
serta mewujudkan keserasian lingkungan.
a. Modul unit kegiatan dipertimbangkan berdasarkan kebutuhan ruang gerak setiap unit
aktifitas yang direncanakan berlangsung di dalam suatu ruangan/bangunan tertentu.
b. Pola Modul Grid bangunan. Sistem grid pada penentuan bangunan dibuat agar didapatkan
konfigurasi yang terukur, mudah diterjemahkan dalam penentuan sistem struktur
bangunan, instalasi, infra struktur dan sebagainya.
c. Lebar bangunan,
d. Panjang bangunan,
e. Sistem bangunan,
f. Pola grid master plan.
9. Pendekatan Environmental
a. Sistem Pencahayaan Alami
Sistem pencahayaan alami terutama dipakai pada siang hari dengan memanfaatkan
cahaya matahari, pemasukan sinar matahari ke dalam ruangan diusahakan mencapai
tingkat kenyamanan pencahayaan tertentu seperti yang diharapkan. Pada prinsipnya,
dalam ruangan dengan lubang pencahayaan yang tetap, semakin ke dalam semakin
menurun intensitas cahaya yang diterimanya.
Guna mencapai kualitas kenyamanan yang disyaratkan semakin lebar ruangan/bangunan,
semakin luas pula lubang pencahayaannya.
1) Intensitas pencahayaan alami yang diterima pada ruangan dengan jendela di satu
sisi.
2) Penurunan intensitas pencahayaan alami karena penurunan intensitas cahaya
siang hari.
Untuk menanggulangi radiasi panas sinar matahari yang akan mengurangi
kenyamanan penghawaan dan menyebabkan kesilauan di daerah iklim tropis, selain
diusahakan sesedikit mungkin sisi bangunan dan pembukaan-pembukaan ruang yang
terkena sinar matahari langsung, juga dengan membuat penghalang sinar matahari (sun
shading, sun screen).
Besaran penghalang tergantung besar sudut bayangan matahari yang dapat diketahui
dengan menggunakan solar chart setelah besar/tinggi bidang yang akan dibayangi
ditentukan. Ketidakstabilan intensitas pencahayaan alami membutuhkan adanya
pencahayaan buatan guna mempertahankan kualitas penerangan apabila terjadi
penurunan intensias cahaya siang hari.
A B
Pada saat intensitas cahaya alami baik, seluruh ruangan memenuhi persyaratan
penerangan.
C D
Pada saat intensitas cahaya alami menurun, ruang ABCD tidak lagi memenuhi persyaratan
penerangan.
BAB 5
Pondasi yang digunakan diproyek ini adalah pondasi Footplate yang menumpu pada
pondasi cyclop. Pondasi Cyclop adalah campuran antara 60% beton dengan mutu Fc’ 17,5
MPa dan 40% batu belah putih local. Sementara pondasi Foot plate dalam bangunan ini
merupakan beton yang bertulang yang menggunakan tulangan Ø 16 mm dan Ø 12 mm
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
dengan mutu baja 25 Mpa. Pondasi batu kali memakai spesi dengan perbandingan 1 Pc :
5 Ps sebagai ikatan antara batu kali.
Dimensi pondasi Cyclop dan footplate bervariasi sesuai dengan yang harus ditahan
seperti yang telah diperhitungkan dalam perencanaan. Mengenai tipe dan dimensi pondasi
dapat dilihat dalam table berikut.
Lantai kerja dan rabat penutup antara saluran air hujan keliling bangunan dengan
pondasi yang merupakan pekerjaan beton tidak bertulang dari adukan beton dengan
perbandingan 1 Pc : 3 Ps : 5 koral.
b. Balok Sloof
Balok Sloof adalah jalur-jalur yang menghubungkan satu kepala pondasi dengan
pondasi yang lainnya, atau dapat disebut sebagai jalur yang mengikat antara kepala
pondasi menjadi satu kesatuan yang saling menujang dan terbuat dari kontruksi beton
yang bertulang yang berfungsi untuk menahan beban plat lantai dan beban hidup
diatasnya.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
Pada pekerjaan ini menggunakan beton dengan mutu fc’ 25 Mpa, serta mutu baja
tulangan BJTD 24 untuk Ø < 16 mm dan BJTD 40 untuk Ø > 16 mm. Balok sloof
direncanakan dengan tampang segi empat dengan dimensi yang berbeda-beda antara lain
dengan ukuran 400 x 700 cm. Sedangkan jarak antar begel yang direncanakan adalah 150
mm untuk panjang ¼ dari benteng yang berdekatan dengan kolom dan 200 mm untuk ½
benteng bagian tengah tipe.
2. STRUKTUR ATAS
Struktur bagian atas adalah struktur yang terletak di atas permukaan tanah, meliputi :
a. Kolom
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
Kolom yaitu bagian dari struktur bangunan yang dibuat untuk menahan dan menyalurkan
beban-beban yang bekerja pada bangunan tersebut dipondasi. Kolom berfungsi sebagai
tiang struktur dan sebagai pendukung beban aksial tekan. Untuk merencanakan struktur
kolom harus diketahui gaya-gaya yang bekerja, yaitu gaya normal (axial) dan momen.
Kolom pada proyek ini terdiri dari:
1) Kolom praktis yang berfungsi sebagai penyangga untuk pintu dan kosen, selain itu
pada pertemuan-pertemuan antara dinding yang saling tegak lurus juga terdapat kolom
praktis serta pertemuan dinding yang cukup panjang dan jarak kurang lebih setiap 4 m.
Karena fungsinya yang bukan merupakan beban-beban struktur maka kolom praktis ini
tidak diperhitingkan dalam kekuatan struktur bangunan. Dalam proyek inin ukuran dari
kolom praktis yang digunakan adalah 15 cm x 15 cm.
2) Kolom utama berfungsi sebagai pendukung beban dari balok dan plat lantai diatasnya
serta beban-beban lain yang bekerja (beban mati dan beban hidup). Peranan kolom
utama dalam suatu struktur bangunan sangat penting. Jika terjadi kesalahan pada saat
perencanaan maupun pelaksanaan yang mengakibatkan penurunan dari kualitas
kolom tersebut, maka keruntuhan bangunan mungkin tidak dapat dihindari. Oleh
karena itu fungsi yang sangat vital tersebut maka dalam pelaksanaan perlu
pengawasan yang sangat hati-hati dan teliti. Dalam proyek ini penualngan dalam kolom
yang digunakan bervariasi. Hal ini disesuaikan dengan gaya-gaya yang harus ditahan
oleh masing-masing kolom, seperti yang telah diperhitungkan pada saat struktur
tersebut. Dimensi yang digunakan pada kolom lantai 1 sampai 8 adalah sebagai
berikut.
Dimensi Kolom
Kode Kolom Lantai Ukuran (Ø) Tulangan Sengkang
(mm) (spiral)
K1 1 s/d 8 700x700 32 Ø22 2P10-100
K2 1 s/d 8 700x700 20 Ø22 2P10-100
K.Praktis 1 s/d 8 150x1500 12 Ø19 2P10-100
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
Kolom Utama
b. Balok
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
Balok adalah bagian dari struktur melintang yang berfungsi untuk meneruskan beban
plat lantai dan dinding pada kolom dan sebagai pengikat kolom-kolom penumpu untuk
menambah kekakuan lentur plat sehingga akan menambah kekakuan horizontal pada
struktur.
Pada bangunan ini terdapat 2 jenis balok yang terdiri dari balok lantai 2, balok plat
talang beton serta balok ring, yang masing-masing mempunyai ukuran dan penulangan
yang bervariasi sesuai dengan gaya yang dibebankan pada masing-masing balok tersebut.
Balok ring yang berfungsi sebagai penghubung antara struktur portal dari gedung dengan
struktur atap. Sesuai dengan namanya (ring), balok ini mengelilingi bangunan membentuk
satu kesatuan yang tidak terputus, hal ini dimaksudkan agar beban-beban yang berasal
dari atap baik berat sendiri struktur atap ( seperti : rangka atap dan genteng ) maupun
beban-beban lain (seperti : hujan, angina dan lain-lain )dapat disalurkan oleh balok ring dan
dapat disalurkan oleh masing-masing kolom.
Dimensi Balok
Kode Lokas Dimensi Posisi Tulangan Tulangan Tulangan Sengkang
i Atas Tengah Bawah
Lt Ujung 6Ø19 2Ø12 3Ø19 Ø10-100
B1 300x800 Tengah 6Ø19 2Ø12 3Ø19 Ø10-100
1s/d7
Lt Ujung 3Ø19 2Ø12 2Ø19 Ø10-100
B2 200x400 Tengah 3Ø19 2Ø12 2Ø19 Ø10-100
1s/d7
Ujung 6Ø19 2Ø12 3Ø19 Ø10-100
B3 Atap 400x800
Tengah 6Ø19 2Ø12 3Ø19 Ø10-100
Ujung 2Ø19 2Ø12 2Ø16 Ø10-150
B4 Atap 200x400
Tengah 2Ø19 2Ø12 2Ø16 Ø10-150
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
c. Plat
Plat adalah hamparan beton bertulang dengan ketebalan tertentu dan didukung oleh
balok-balok yang bertumpu oleh kolom bangunan. Plat merupakan suatu unsur struktur
yang menerima beban secara langsung dari isi bangunan, sehingga dalam perencanaanya
haruslah mampu menahan gaya lateral, baik yang merupakan beban mati ataupun beban
hidup. Plat lantai harus direncanakan kaku, rata dan memiliki elevasi yang sama. Ketebalan
plat lantai disesuaikan dengan beban yang harus dipikul dan lebar bentangnya.
Untuk mempermudah dan mempercepat pelaksanaan, mengikat singkatnya waktu
pelaksanaan pekerjaan, maka untuk pekerjaan plat beton digunakan icondeck NC-900
tebal 0.75 mm. Adapun keuntungan lain dari penggunaan incondeck adalah mungurangi
pemakaian tulangan lapangan dan berfungsi juga sebagai bekisting plat. Menurut ukuran
tebal plat terdapat 2 jenis plat yaitu :
1) Tebal 100 mm untuk Plat atap/talang
2) Tebal 120 mm untuk plat lantai 2 dan ramp difable
Penulangan dalam masing-masing plat terlihat dalam tabel sebagai berikut :
Penulangan dengan incondeck
Tebal plat Tulangan Atas
Lokasi
( mm ) ( mm )
100 Plat atap Ø10-300
120 Plat lantai 2 s/d 7 Ø10-250
d. Tangga
Sebagai akses darurat dari lantai ke lantai lainnya dalam bangunan ini menggunakan
dua buah tangga samping yang masing-masing terletak disamping barat dan samping timur
bangunan. Secara umum tangga berfungsi untuk menghubungkan antar lantai 1 dengan
lantai diatasnya.
Kontruksi tangga terdiri dari: pondasi, balok, plat tangga dan plat boerdes. Pondasi
tangga pada bangunan ini berupa balok beton berukuran 250x500 mm dengan tulangan
atas 3D19 dan tulangan bawah 4D19 untuk tangga utama, sedangkan untuk tangga
samping menggunakan tulangan atas 3D19 dan tulangan bawah 3D19. Balok tangga
berukuran 250x500 mm dengan tulangan atas 6D19, tulangan tengah 4D13 dan tulangan
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
bawah 4D19, sedangkan tebal plat tangga dan plat bordes 120 mm dengan jarak tegak 180
mm dan jarak datar 300 mm. Untuk plat tangga tulangan pokok yang digunakan D16-150
mm dan tulangan bagi D13-150 mm, sedangkan untuk anak tangga dipakai tulangan P10-
150 mm dan P8-150 mm.
e. Atap
Atap adalah komponen struktur yang berfungsi untuk melindungi bangunan beserta
isinya dari pengaruh panas dan hujan. Pekerjaan perencanaan ini jika menggunakan plat
beton yang diberi water proofing. Selain itu, kajian menentukan waktu pelaksanaan
pekerjaan struktur per lantai, penggunaan stegger dan beggisting per kolom secara rinci
disajikan pada lampiran gambar
D. KAJIAN SITE
Kajian site menurut pelaksanaan yang ada dikomplek Taman Budaya Gunungkidul adalah pintu
masuk menuju proyek, pos jaga, direksi keet, tempat parkir, stok dan pabrikasi besi, lokasi cor (CP
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
dan Mixcer), tower crain, bangunan utama, genset, stok icondeck, gedung alat dan bahan, stok
kayu dan pabrikasi kayu
Nilai Slump
Jenis Konstruksi
Maksimul Minimal
Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dan konstruksi dibawah tanah 9 2,5
BAB 6
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
A. HASIL KERJA
Secara garis besar langkah awal yang dilakukan adalah pembuatan team skedul
kegiatan, tertera secara item sbb:
WAKTU PELAKSANAAN PERENCANAAN 75 (tujuh
puluh lima) HARI KALENDER
BULAN KE
N
MACAM KEGIATAN 1 2 3
O
MINGGU KE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KEGIATAN PERSIAPAN
Pembuatan Rencana Pelaksanaan
1
Kegiatan
2 Jadwal dan Metode Pelaksanaan Kegiatan
3 Persiapan Survey dan Pengukuran
Pengukuran dan Pengumpulan Data
4
Bangunan & Utilitas
KEGIATAN PRA RANCANGAN
Pembangunan Data Studi Literatur, Teori
1
dan Peraturan
2 Pengolahan Data
Penyusunan konsep perencanaan dan
3
estimasi biaya
KEGIATAN PENGEMBANGAN
RANCANGAN
Identifikasi Permasalahan kawasan serta
1
Bangunan dan Utilitas
Pendalaman Keandalan kawasan serta
2
Bangunan dan Utilitas
3 Penyusunan Rekomendasi Perencanaan
4 Penyusunan Konsep Rencana
5 Penyusunan DED
6 Penyempurnaan Produk DED
7 Penyerahan Produk Perencanaan
PELAPORAN & PRODUK KELUARAN
1 Laporan Awal (Pra Rencana)
2 Laporan Kemajuan (Proses Perancangan)
3 Laporan Akhir (Hasil Akhir Perancangan)
4 Dokumen Perencanaan
5 Penyusunan Dokumen Lelang
KONSULTASI DAN PRESENTASI
B. OBSERVASI LAPANGAN
a. Sondir Tanah
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
Untuk menentukan pondasi bangunan untuk perencanaan ini perlu adanya sondir tanah
sebagai acuan. Ada beberapa data yang dapat diambil diantaranya : Kondisi tanah
Gunung Kidul memiliki muka air tanah yang dalam, adanya lapisan tanah yang
mengandung tanah lunak dan pasir serta batuan
b. Pengukuran lahan
Pengukuran lahan dilakukan dengan penembakan satelit dengan drone dan teodolit
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN DED TAMAN BUDAYA GUNUNGKIDUL JL. MANGKUYUDAN NO. 40
MANTRIJERON YOGYAKARTA
TELP. (0274) 373837 FAX. (0274) 373837
BAB 7
PENUTUP
Demikian Laporan Pendahuluan yang kami sajikan ini merupakan hasil rumusan yang matang
dari berbagai segi dan semaksimal mungkin mewujudkan kriteria dan persyaratan – persyaratan seperti
yang telah diuraikan dalam Berita Acara Penjelasan Dokumen Pengadaan, bagi kami Penyedia Jasa
PT. Wastu Anopama Consultant dapat memperoleh manfaat dan harapan dapat diterimanya Laporan
Pendahuluan ini.
Demikian Laporan pendahuluan ini kami sampaikan besar harapan kami untuk mendapatkan
berbagai macam kritikan maupun masukan guna lebih sempurnanya Perencanaan Pembangunan
Taman Budaya Gunungkidul ini.