Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1 SIKLUS HIDUP.................................................................................................2
2.2 MORFOLOGI....................................................................................................5
BAB III KESIMPULAN..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium

yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi.

Gejala umumnya muncul 10 hingga 15 hari setelah tergigit nyamuk

Anopheles berupa demam ringan yang hilang-timbul, sakit kepala, sakit otot

dan menggigil bersamaan dengan perasaan tidak enak badan (malaise).

Parasit malaria ditemukan pada sel darah merah penderita yang terinfeksi

sehinga malaria dapat ditularkan melalui transfusi darah, penggunaan jarum

suntik bersama, ibu hamil kepada janinnya dan transplantasi organ (WHO,

2016; CDC, 2016; NIAID, 2007).

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. SIKLUS HIDUP

Siklus hidup Plasmodium terdiri dari 2, yaitu siklus sporogoni (siklus

seksual) yang terjadi pada nyamuk dan siklus skizogoni (siklus aseksual)

yang terdapat pada manusia. Siklus ini dimulai dari siklussporogoni yaitu

ketika nyamuk mengisap darah manusia yangterinfeksi malaria yang

mengandung plasmodium pada stadium gametosit (8). Setelah itu

gametosit akan membelah menjadi mikrogametosit (jantan) dan

makrogametosit (betina) (9). Keduanya mengadakan fertilisasi

menghasilkan ookinet (10). Ookinet masuk ke lambung nyamuk

membentuk ookista (11). Ookista ini akan membentuk ribuan sprozoit

2
yang nantinya akan pecah (12) dan sprozoit keluar dari ookista. Sporozoit

ini akan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk, salah satunya di kelenjar

ludah nyamuk. Dengan ini siklus sporogoni telah selesai.

Siklus skizogoni terdiri dari 2 siklus, yaitu siklus eksoeritrositik dan

siklus eritrositik. Dimulai ketika nyamukmenggigit manusia sehat.

Sporozoit akan masuk kedalam tubuh manusia melewati luka tusuk

nyamuk (1). Sporozoit akan mengikuti aliran darah menuju ke hati,

sehingga menginfeksi sel hati (2) dan akan matang menjadi skizon (3).

Siklus ini disebut siklus eksoeritrositik. Pada Plasmodium falciparum dan

Plasmodium malariae hanya mempunyai satu siklus eksoeritrositik,

sedangkan Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale mempunyai bentuk

hipnozoit (fase dormant) sehingga siklus eksoeritrositik dapat berulang.

Selanjutnya, skizon akan pecah (4) mengeluarkan merozoit (5) yang akan

masuk ke aliran darah sehingga menginfeksi eritrosit dan di mulailah

siklus eritrositik. Merozoit tersebut akan berubah morfologi menjadi

tropozoit belum matang lalu matang dan membentuk skizon lagi yang

pecah dan menjadi merozoit lagi (6). Diantara bentuk tropozoit tersebut

ada yang menjadi gametosit (7) dan gametosit inilah yang nantinya akan

dihisap lagi oleh nyamuk. Begitu seterusnya akan berulang-ulang terus.

Gametosit tidak menjadi penyebab terjadinya gangguan klinik pada

penderita malaria, sehingga penderita dapat menjadi sumber penularan

malaria tanpa diketahui (karier malaria).

3
Tabel Lamanya siklus eksoeritrositik

Lama siklus Diameter skizon Jumlah merozoit


Spesies eksoeritrositik matur dalam skizon
(hari) eksoeritrositik (µm) eksoeritrositik

Plasmodium

5-7 60 30.000
falciparum
Plasmodium

6-8 45 10.000
vivax

Plasmodium

9 60 15.000
ovale

Plasmodium

14-16 55 15.000
malariae

Tabel lamanya siklus eritrositik


Lamanya Plasmodium Plasmodium Plasmodium Plasmodium
daur falciparum vivax ovale malariae

Masa

9-10 hari 11-13 hari 10-14 hari 15-16 hari


prepaten

Masa 9-14 hari 12-17 hari 16-18 hari 18-40 hari

4
inkubasi

Daur

48 jam 48 jam 50 jam 72 jam


eritrositik

Merozoit

20-30 hari 18-24 hari 8-14 hari 8-10 hari


skizon

B. MORFOLOGI

Bentuk atau morfologi parasit malaria sangat beragam. Hal ini disebabkan

bukan saja karena perbedaan spesies, melainkan juga oleh berbagai perubahan

bentuk dan komposisi yang terjadi dalam berbagai fase perkembangannya dalam

hospes vertebrata ataupun pada vektor nyamuk.

a. Plasmodium falciparum

1) Tropozoit muda :

a) Bentuk cincin dengan inti yang kecil dan sitoplasma yang halus,

b) Seringkala cincin mempunyai 2 inti,

c) Banyak sekali cincin disertai tingkat parasit yang lebih tua

2) Tropozoit Dewasa :

a) Vakuole cincin sering tidak ada atau hampir tidak ada,

b) Parasit sangat kecil dan kompak,

5
c) Sitoplasma biasanya pucat, oval, atau bulat tidak teratur.

d) Sebuah inti yang besar kumpulan pigmen yang berkabut atau kelompok

yang sangat gelap kira–kira sebesar inti.

e) Biasanya hanya dijumpai pada infeksi berat saja, dimana terlihat bentuk

yang banyak jumlahnya.

Tropozoit P. falcifarum

3) Skizon muda :

a) Tingkat ini jarang terlihat dan biasanya bersama–sama dengan sejumlah

besar tropozoit sedang berkembang.

b) Parasit sangat kecil dengan 2 inti atau lebih dan sedikit sekali

sitoplasmanya sering berwarna pucat.

c) Pigmen terdiri dari satu kelompok kecil atau lebih, padat dan berwarna

gelap sekali.

4) Skizon dewasa :

a) Selalu bersamaan dengan banyak bentuk cincin 7 kali,

b) Biasanya mempunyai kira–kira 20 atau lebih merozoit kecil yang

berkumpul disekitar satu kelompok kecil, pigmen yang berwarna gelap

sekali.

6
Skizon P.falcifarum

5) Makrogametosit :

a) Jumlah dalam darah banyak,

b) Ukuran lebih besar daripada eritrosit,

c) Bentuk bulan sabit ujung runang/ bulat,

d) Sitoplasma biru tua,

e) Kromatin granula padat dekat pusat,

f) Pigmen granula hitam dan inti padat/bulat.

6) Mikrogametosit :

a) Waktu timbul 7 – 12 hari,

b) Jumlah dalam darah banyak,

c) Ukuran lebih besar daripada eritrosit,

d) Bentuk seperti pisang,

e) Sitoplasma biru kemerahan,

f) Kromatin granula halus tersebar,

g) Pigmen granula gelap tersebar.

7
Gametosit P. facifarum

b. Plasmodium vivax

1) Stadium tropozoit muda/bentuk cincin, memiliki ciri :

a) Sitoplasma berbentuk cincin berwarna biru, dengan inti berwarna

merah.

b) Cincin muda hampir 1/3 bagian eritrosit.

2) Stadium tropozoit tua/bentuk amuboid

a) Sitoplasma tidak teratur (amuboid)

b) Erittrosit terinfeksi membesar

c) Inti menjadi besar dan tidak teratur bentuknya

8
Tropozoit P.vivax

3) Stadium skizon muda

a) Sitoplasma menjadi padat, inti membelah membentuk merozoid,

pigmen tersebar

b) Merozoid yang terbentuk < 10 (masih sedikit/belum memenuhi

eritrosit).

4) Stadium skizon tua

a) Inti sudah membelah menjadi banyak dan masing - masing inti

membentuk sitoplasma, generasi yang baru dibentuk ini disebut

merozoit.

b) Merozoit sudah memenuhi eritrosit, biasanya berjumlah 12 - 18

merozoit

9
Skizon P. vivax

5) Stadium Gametosit

a. Makrogametosit 

 Bentuk lonjong dan bulat, mengisi hampir seluruh eritrosit

 Plasma biru inti kecil, padat, biasanya letaknya eksentrik, pigmen

tersebar

b. Mikrogametosit

 Bentuk bulat, lebih kecil dari makrogametosit

 Plasma lebih pucat

 Inti besar, pucat

 Pigmen tersebar

Gametosit P. vivax

10
c. Plasmodium Ovale

Morfologi P. ovale mempunyai persamaan dengan P. malariae tetapi

perubahan pada eritrosit yang dihinggapi parasit mirip dengan P. vivax.

Trofozoit muda berukuran kira – kira 2 mikron (1/3 eritrosit). Titik – titik

schuffner (disebut juga titik James) terbentuk sangat dini dan tampak jelas.

Stadium trofozoit berbentuk bulat dan kompak dengan granula pigmen yang

lebih kasar tetapi tidak sekasar pigmen P. malariae. Pada stadium ini eritrosit

agak membesar dan sebagian besar berbentuk lonjong (oval) dan pinggir

eritrosit bergerigi pada salah satu ujungnya dengan titik Schuffner yang

menjadi lebih banyak.

1) Bentuk cincin : ukuran 1/3 eritrosit, bentuk cincin padat, tidak ada

pigmen

2) Tropozhoit : ukuran kecil, bentuk padat, kromatin besar dan irregular,

pigmen kuning kecoklatan

3) Skizon : ukuran hampir memenuhi eritrosit, bentuk bersegmen, merozoit

antara 6-12 (min.8) pigmen berkumpul ditengah (kuning cokelat)

4) Mikrogametosit dan Makrogametosit : ukuran sebesar eritrosit,

sitoplasma berwarna biru pucat

11
Tropozoit P. ovale

Skizon P. ovale

Gametosit P. ovale

12
d. Plasmodium malariae

1) Tropozoit muda

a) cincin lebih tebal dengan inti yang kasar dan sedikit sitoplasma yang

biasanya tertutup tanpa vakuola.

b) Pigmen berbentuk lebih awal.

c) Praktis tingkat yang lebih tua selalu ada bersama cincin.

2) Tropozoit sedang berkembang

a) Kecil, kompak, biasanya bulat, pigmen menjadi padat gelap dengan butir-

butir agak kasar, sehingga kelihatan terbenam dalam pigmen.

b) Fase tropozoit ini berlangsung lama, jadi tingkat ini adalah yang paling

lazim dan paling sering dijumpai.

3) Tropozoit tua

a) Kompak, warna lebih tua dan ukuran lebih besar dari tingkat sebelumnya.

b) Pigmen yang kasar, coklat tua dan berlimpah, sering menutupi inti.

c) Sukar membedakannya dengan gametosit Plasmodium falciparum yang

membulat atau dengan gametosit plasmodium malariae.

a. Tropozoit P. malariae b. Skizon P.malariae

13
4) Skizon muda

a) Sangat mirip dengan P. vivax kecuali parasitnya yang lebih kecil.

b) Sering sangat kompak sehingga sulit mengenal susunan dalam dari parasit.

c)   Biasanya bersama-sama dengan parasit tingkat lainnya.

d)   Sukar dibedakan dengan skizon muda Plasmodium vivax.

5) Skizon tua

a) Stadium yang kadang menjadi dalam sediaan darah tebal.

b) Dapat dijumpai dalam jumlah yang banyak dan biasanya bersama

tropozoit atau skizon muda atau kedua-duanya.

6) Gametosit muda

a) Pigmen padat dan gelap, lebih sering mengumpul kadang-kadang

memancar.

b) Sama dengan P. vivax kecuali tidak begitu sering dijumpa.

c) Menyerupai tropozoit sehingga sulit untuk dibedakan.

7) Gametosit tua

a) Biasa jumlahnya sedikit dan agak kecil dari P. vivax.

b) Pigmen lebih kasar dan lebih gelap dan dapat menyerupai gametosit P.

falciparum yang membulat.

14
Gametosit P. malariae

BAB IV

KESIMPULAN

Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium

yangditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Parasit

malaria ditemukan pada sel darah merah penderita yang terinfeksi. Siklus hidup

Plasmodium terdiri dari 2, yaitu siklus sporogoni (siklus seksual) yang terjadi

pada nyamuk dan siklus skizogoni (siklus aseksual) yang terdapat pada manusia.

Bentuk atau morfologi parasit malaria sangat beragam. Hal ini disebabkan

bukan saja karena perbedaan spesies, melainkan juga oleh berbagai perubahan

bentuk dan komposisi yang terjadi dalam berbagai fase perkembangannya dalam

hospes vertebrata ataupun pada vektor nyamuk.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bariah, I. dan Pusarawati, S. (2004) Penuntun Praktis Parasitologi Kedokteran,

Cetakan Pertama, Surabaya: Airlangga University Press.

Yotopranoto Subagyo, Sri Hidajati B.S dan Yoes Prijatna Dachlan. 2009 Atlas

Parasitologi Kedoktera, Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Indan Entjan, 2001, mikrobiologi dan parasit untuk perawat, Bandung; Citra

Aditya Bakri.

16

Anda mungkin juga menyukai