Anda di halaman 1dari 3

Jumlah Deret ½ + ¼ + 1/8 + 1/16 + ....

Banyak Suku Deret Jumlahan Hasil


1 ½ ½ ½
2 ½+¼ 2+ 1 ¾
4
3 1 1 1 4+ 2+ 1 7
+ +
2 4 8 8 8
4 1 1 1 1 8+4 +2+1 15
+ + +
2 4 8 16 16 16
5 1 1 1 1 1 16+8+ 4+2+1 …
+ + + +
2 4 8 16 32 32 32
: : : :
10 1 1 1 1 ... …
+ + +…+
2 4 8 1024 1024
: : : :
n 1 1 1 1 ... …
+ + +…+ n
2 4 8 2 2n

2) Untuk menentukan jumlah 10 suku pertama dan rumus untuk jumlah n suku pertama
dengan penalaran induktif, kita perlu menyusun data sederhana seperti tabel diatas.
Memperhatikan pola bilangan pada kolom hasil penjumlahan (kolom terakhir) maka

1023
kesimpulannya bahwa jumlah 10 suku pertamanya adalah
1024
1 1 1 1 2n−1
Rumus jumlah n suku pertama dari deret tersebut adalah + + +…+ n = n
2 4 8 2 2

3) Membuktikan secara deduktif, rumus jumlah n suku pertama dari deret itu yang
merupakan hasil dugaan dengan penalaran induktif
n 1 1 1 1
Misalnya : S = + + + …+
2 4 8 2n
Apabila kedua ruas dari kesamaan ini dikalikan dengan ½, maka diperoleh kesamaan

1 n 1 1 1 1
sebagai berikut : S = + + + …+ n+1
2 4 8 16 2
Dari dua kesamaan ini dicari selisih masing-masing ruasnya, dengan disusun sebagai
berikut
1 1 1 1
Sn= + + + …+ n
2 4 8 2
1 n 1 1 1 1
S = + + + …+ n+1
2 4 8 16 2
(-)
1 n 1 1
S = + 0+0+0+ …+ n+1
2 2 2
1 n 1 1 2n−1
S = + n +1 = n +1
2 2 2 2
n 2 2n−1
S=
2n+ 1
n 2n−1
S=
2n

KEGIATAN BELAJAR 2
SISTEM MATEMATIKA

Gambaran sederhana tentang sistem matematika dapat diambil contoh dalam pembelajaran
matematika di Sekolah Dasar. Matematika, khususnya Berhitung di kelas I Sekolah Dasar
berkenaan dengan himpunan bilangan asli {1, 2, 3, 4, …, 20}. Bilangan-bilangan yang
digunakan dalam penjumlahan atau pengurangan hanyalah bilangan-bilangan asli yang
kurang dari 20 dan hasilnya harus ada di antara bilangan-bilangan asli itu.
Dari contoh tersebut, ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu
1) adanya suatu himpunan yang tidak kosong;
2) adanya operasi pada elemen-elemen himpunan itu, misalnya: penjumlahan,
pengurangan, perkalian, atau lainnya;
3) hasil operasi itu harus termasuk (sebagai anggota) dalam himpunan itu.
Sebagai contoh, diambil sistem bilangan asli. Himpunan semua bilangan asli A = {1, 2, 3, 4,
…}. Kita perhatikan operasi penjumlahan (+) pada bilangan-bilangan asli. Anda telah
mengetahui bahwa jumlah dua bilangan asli sebarang adalah suatu bilangan asli pula, yaitu
jika a dan b bilanganbilangan asli maka (a + b) suatu bilangan asli. Hal ini kita katakan
bahwa operasi penjumlahan pada himpunan bilangan asli bersifat tertutup.
A. Sifat Tertutup Penjumlahan
Jika a dan b bilangan-bilangan asli sebarang, maka (a + b)
adalah suatu bilangan asli pula.

Contoh ini menyatakan bahwa himpunan bilangan asli dengan operasi penjumlahan
membentuk suatu sistem karena memenuhi 3 kriteria di atas, yaitu
1) adanya suatu himpunan yang tidak kosong, yaitu himpunan semua bilangan asli A;
2) adanya operasi pada elemen-elemen dari himpunan, yaitu operasi penjumlahan pada
elemen-elemen A;
3) hasil operasi penjumlahan dari elemen-elemen A adalah suatu elemen A pula.
Jadi, himpunan A dengan operasi penjumlahan membentuk suatu sistem yang biasa disebut
sistem bilangan asli dengan penjumlahan. Dalam sistem bilangan asli dengan operasi
penjumlahan ini, Anda dapat menyelidiki sifat -sifat apa saja yang dimiliki dalam sistem ini.
B. Sifat Asosiatif Penjumlahan
Jika a, b dan c bilangan-bilangan asli sebarang, maka
(a + b) + c = a + (b + c).

Contoh :
37 + 76 + 24 = ….
Karena (37 + 76) + 24 = 37 + (76 + 24) maka kita akan lebih mudah melakukan perhitungan
37 + (76 + 24) = 37 + 100 = 137 daripada melakukan perhitungan (37 + 76) + 24 = 113 + 24
= 137

C. Sifat Komutatif Penjumlahan


Jika a dan b bilangan-bilangan asli sebarang,
maka a + b = b + a.

Sifat lain yang dimiliki sistem bilangan asli dengan operasi penjumlahan adalah sifat
komutatif (pertukaran). Contoh penerapan sifat komutatif penjumlahan pada bilangan-
bilangan asli: 6 + 27 = 27 + 6, 35 + 12 = 12 + 35, 8 + 6 = 6 + 9 dan sebagainya
Sifat komutatif sering digunakan dalam penjumlahan. Misalnya, jika kita ingin melakukan
penjumlahan 3 + 372, maka kita melakukannya dengan 372 + 3, karena lebih mudah
dilakukan perhitungannya.

D.
Sifat Tertutup Perkalian
Jika a dan b bilangan-bilangan asli sebarang, maka (a × b)
adalah suatu bilangan asli pula..

A = {1, 2, 3, 4, …}, yaitu himpunan semua bilangan asli, selain dengan operasi penjumlahan
sebagai suatu sistem, dengan operasi perkalian juga membentuk suatu sistem, karena
operasi perkalian pada elemen-elemen A juga bersifat tertutup.

Anda mungkin juga menyukai