Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

HIV AIDS

DI SUSUN OLEH

1. MILLA INDAH N (201903013)


2. NABILA VERONICA A (201003014)
3. NILA MUSLIHATUL A (201903015)
4. NING ALDA SAFIRA (201903016)
5. NUR ARLINDA ( 201903017)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

TAHUN AJARAN 2019/2020


PEMBAHASAN

A. DEFINISI
HIV itu sendiri adalah singkatan dari jenis virus bernama Human
Immunodeficiency Virus. HIV secara spesifik menyerang dan menghancurkan
sel CD4 yang menjadi bagian penting dari sistem kekebalan tubuh manusia
untuk melawan infeksi.
Hilangnya sel CD4 akan melemahkan fungsi sistem imun hingga
sangat drastis. Akibatnya, terinfeksi HIV akan membuat tubuh Anda rentan
mengalami berbagai penyakit infeksi dari bakteri, virus, jamur, parasit, dan
patogen merugikan lainnya.
Tubuh Anda tidak bisa menyingkirkan keberadaan HIV sepenuhnya.
Jadi, jika Anda terinfeksi Human Immunodeficiency Virus, Anda akan
memilikinya seumur hidup. Infeksi HIV dalam jangka panjang yang tidak
terdiagnosis atau tidak diobati dengan tepat dapat meningkatkan risiko Anda
mengalami AIDS.
B. PENYEBAB
Di negara Indonesia, penyebaran dan penularan HIV paling banyak
disebabkan melalui hubungan intim yang tidak aman dan bergantian
menggunakan jarum suntik yang tidak steril saat memakai narkoba. Seseorang
yang terinfeksi HIV dapat menularkannya kepada orang lain, bahkan sejak
beberapa minggu sejak tertular. Semua orang berisiko terinfeksi HIV.
HIV adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Human
Immunodeficiency Virus. Adapun AIDS adalah kondisi yang terdiri dari
kumpulan gejala terkait pelemahan sistem imun ketika infeksi HIV sudah
berkembang parah dan tidak ditangani dengan baik. 

C. PENGOBATAN

Meskipun sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan


HIV, tetapi ada jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan virus.
Jenis obat ini disebut antiretroviral (ARV). ARV bekerja dengan
menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan diri
dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4. Jenis obat ARV memiliki
berbagai varian, antara lain Etravirine, Efavirenz, Lamivudin, Zidovudin, dan
juga Nevirapine. Selama mengonsumsi obat antiretroviral, dokter akan
memonitor jumlah virus dan sel CD4 untuk menilai respons pengidap
terhadap pengobatan. Hitung sel CD4 akan dilakukan tiap 3–6 bulan.
Sedangkan pemeriksaan HIV RNA, dilakukan sejak awal pengobatan, lalu
dilanjutkan tiap 3–4 bulan selama masa pengobatan.

Agar perkembangan virus dapat dikendalikan, pengidap harus segera


mengonsumsi ARV begitu didiagnosis mengidap HIV. Risiko pengidap HIV
untuk terserang AIDS akan semakin besar jika pengobatan ditunda, karena
virus akan semakin merusak sistem kekebalan tubuh. Selain itu, penting bagi
pengidap untuk mengonsumsi ARV sesuai petunjuk dokter. Konsumsi obat
yang terlewat hanya akan membuat virus HIV berkembang lebih cepat dan
memperburuk kondisi pengidap.

Segera minum obat jika jadwal konsumsi obat pengidap dan tetap ikuti
jadwal berikutnya. Namun jika dosis yang terlewat cukup banyak, segera
bicarakan dengan dokter. Kondisi pengidap juga memengaruhi resep atau
dosis yang sesuai. Dokter juga dapat menggantinya sesuai dengan kondisi
pengidap. Selain itu, pengidap juga boleh untuk mengonsumsi lebih dari 1
obat ARV dalam sehari.

D. PENCEGAHAN
Terdapat berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan HIV
dan AIDS, antara lain:

 Gunakan kondom yang baru setiap berhubungan intim, baik hubungan


intim vaginal maupun anal.

 Hindari berhubungan intim dengan lebih dari satu pasangan.

 Bersikap jujur kepada pasangan jika mengidap positif HIV, agar pasangan
juga menjalani tes HIV.
 Diskusikan dengan dokter jika didiagnosis positif HIV saat hamil,
mengenai penanganan selanjutnya, dan perencanaan persalinan, untuk
mencegah penularan dari ibu ke janin.

 Bersunat untuk mengurangi risiko infeksi HIV.

 Jika menduga baru saja terinfeksi atau tertular virus HIV, seperti setelah
melakukan hubungan intim dengan pengidap HIV, maka harus segera ke
dokter. Agar bisa mendapatkan obat post-exposure prophylaxis (PEP)
yang dikonsumsi selama 28 hari dan terdiri dari 3 obat antiretroviral.

E. KOMPLIKASI
Komplikasi dari infeksi virus Human Immunodeficiency Virus  adalah
penyakit AIDS. Artinya, AIDS menjadi kondisi lanjut dari infeksi HIV.
Infeksi Human Immunodeficiency Virus dapat melemahkan sistem kekebalan
tubuh, sehingga bisa menyebabkan berbagai infeksi lainnya.Jika Anda juga
memiliki AIDS, Anda mungkin memiliki beberapa komplikasi kondisi yang
cukup parah, seperti:
1. Infeksi
Infeksi kuman lain bisa terjadi lebih dari satu dalam waktu yang
bersamaan. Adapun berbagai infeksi yang biasanya muncul yaitu
tuberkulosis, infeksi sitomegalovirus, kriptokokus meningitis,
toksoplasmosis, dan cryptosporidiosis.
2. Kanker
Orang yang mengalami AIDS juga bisa terkena penyakit kanker dengan
mudah. Jenis kanker yang biasanya muncul yaitu kanker paru-paru, ginjal,
limfoma, dan sarkoma Kaposi.
3. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis (TBC) merupakan infeksi paling umum yang muncul saat
seseorang mengidap HIV. Pasalnya, orang dengan HIV/AIDS tubuhnya
sangat rentan terkena virus. Oleh sebab itu, tuberkulosis menjadi penyebab
utama kematian di antara orang dengan HIV/AIDS.
4. Sitomegalovirus
Sitomegalovirus adalah virus herpes yang biasanya ditularkan dalam
bentuk cairan tubuh seperti air liur, darah, urin, air mani, dan air susu ibu.
Sistem kekebalan tubuh yang sehat akan membuat virus tidak aktif.
Namun, jika sistem kekebalan tubuh melemah karena Anda mengidap
penyakit HIV dan AIDS, virus dapat dengan mudah menjadi aktif.
Sitomegalovirus dapat menyebabkan kerusakan pada mata, saluran
pencernaan, paru-paru, atau organ lain.
5. Candidiasis
Candidiasis adalah infeksi yang juga sering terjadi akibat HIV/AIDS.
Kondisi ini menyebabkan peradangan dan menyebabkan lapisan putih dan
tebal pada selaput lendir mulut, lidah, kerongkongan, atau vagina.
6. Kriptokokus meningitis
Meningitis adalah peradangan pada selaput dan cairan yang mengelilingi
otak dan sumsum tulang belakang (meninges). Meningitis kriptokokal
adalah infeksi sistem saraf umum pusat yang bisa didapat oleh orang
dengan penyakit HIV/AIDS. Kriptokokus yang disebabkan oleh jamur di
dalam tanah.
7. Toksoplasmosis
Infeksi yang mematikan ini disebabkan oleh Toxoplasma gondii, parasit
yang menyebar terutama melalui kucing, Kucing yang terinfeksi biasanya
memiliki parasit di dalam tinjanya. Tanpa disadari, parasit ini kemudian
dapat menyebar ke hewan lain dan manusia. Jika orang dengan HIV/AIDS
mengalami toksoplasmosis dan tidak segera ditangani, kondisi ini bisa
menyebabkan infeksi otak serius seperti ensefalitis.
8. Cryptosporidiosis
Infeksi ini terjadi disebabkan oleh parasit usus yang umum ditemukan
pada hewan. Biasanya seseorang bisa terkena parasit ini cryptosporidiosis
ketika Anda menelan makanan atau air yang terkontaminasi. Nantinya,
parasit akan tumbuh di usus Anda dan saluran empedu, menyebabkan
diare parah kronis pada orang dengan AIDS.
Selain infeksi, Anda juga berisiko mengalami masalah neurologis dan
masalah ginjal jika memiliki penyakit AIDS.
F. PERAN NAKES
Tenaga kesehatan merupakan komponen penting dalam pendekatan
berbagai pelayanan kesehatan kepada pasien dengan HIV/AIDS. Karena
itu, tenaga kesehatan harus memiliki kemampuan dalam menganalisis
suatu persoalan dan merumuskan formulasi tindakan perencanaan yang
efektif. Terlebih lagi dalam pelayanan terhadap orang terinefksi HIV
sehingga bisa melakukan langkah penanganan yang tepat dan tidak jatuh
ke stadium lanjut.
Tenaga kesehatan tidak hanya berperan dalam hal promotif ,
preventif, kuratif, dan rehabilitasi saja, tetapi juga memiliki kontribusi
secara holistik dan komprehensif. Untuk mendukung itu semua, tenaga
kesehatan harus dapat bekerja sama dengan berbagai sektor seperti
lembaga swadaya masyarakat (LSM), aktivis peduli HIV, pemerintah,
maupun lembaga donor agar program yang telah diprioritaskan dapat
dijalankan secara ef ktif, efisien, dan berkesinambungan.

G. PERAN UKS
1. Memberikan Pendidikan kesehatan di sekolah atau dapat dilaksanakan
melalui kegiatan intrakurikuler, kegiatan ekstrakurikuler dan
penyuluhan kesehatan dari petugas kesehatan puskesmas. Melalui
kegiatan intrakurikuler, pendidikan kesehatan merupakan bagian dari
kurikulum sekolah dapat berupa mata pelajaran yang berdiri sendiri
seperti bimbingan konseling (BK).Pendidikan kesehatan dapat juga
dimasukkan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka
menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat. Contohnya, melalui
kegiatan Palang Merah Remaja (PMR), OSIS, ekstrakurikuler
olahraga, dan lainnya. Penyuluhan kesehatan oleh petugas kesehatan
kepada kader/pengelola UKS atau kepada peserta didik. Materi
penyuluhan berkaita dengan HIV.
2. Memberikan pelayanan kesehatan dilaksanakan melalui kegiatan
skrining, seperti penilaian status gizi berdasarkan tinggi badan (TB),
berat badan (BB) dan umur, tes kesegaran jasmani, imunisasi.
Pelayanan ini dapat dilakukan oleh petugas puskesmas atau petugas
kesehatan yang dipercaya oleh pihak sekolah maupu puskesmas.
Pelayanan lain dapat berupa pengobatan untuk penyakit yang ringan
dan pertolongan pertama.
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat Pembinaan lingkungan sekolah
sehat yang dimaksud meliputi lingkungan fisik, psikis dan sosial.
Kegiatan pembinaan yang termasuk dalam lingkungan fisik berupa
penggunaan air bersih, tempat sampah, kantin sehat dan kebersihan
lingkungan sekolah lainnya. Pembinaan lingkungan psikis dapat
berupa konseling terhadap permasalahan peserta didik dan membina
hubungan kejiwaan antara guru dengan peserta didik. Sedangkan,
kegiatan pembinaan lingkungan sosial meliputi membina hubungan
yang harmonis antar warga/civitas akademika sekolah. Pembinaan
UKS khususnya di bidang penyakit HIV Pemantauan kesehatan jiwa
dan deteksi dini HIV di lingkungan sekolah merupakan langkah yang
ditempuh oleh UKS, sehingga peserta didik menjadisehat jasmani dan
rohani serta memiliki kemampuan belajar yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai