Anda di halaman 1dari 25

TEORI AKUNTANSI

HAKIKAT DAN PENGGUNAAN AKUNTANSI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

NOLA SITUMEANG (RRC1C017008)

HURRIYAH (RRC1C017012)

MEIDINA RESTI ASTUTI (RRC1C017020)

DIAH RESTU PRASETIANINGSIH (RRC1C017026)

ASMA ULYA (RRC1C017032)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2020
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami adapt menyelesaikan makalah Teori
Akuntansi tentang Hakikat dan Penggunaan Akuntasi.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tatabahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami adapt memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Teori Akuntansi ini dapat tmemberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Jambi, 1 Februari 2020

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I . PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB II . PEMBAHASAN
2.1 Definisi dan peranan akuntansi
2.1.1 Definisi akuntansi
2.1.2 Akuntansi seni atau ilmu
2.1.3 Sifat dan peranan akuntansi
2.2 Pengukuran dalam akuntansi
2.2.1 Hakikat pengukuran dalam akuntansi
2.2.2 Jenis ukuran
2.2.3 Jenis skala
2.3 Pemikiran dibalik akuntansi pencatatan berpasangan
2.4 Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku secara umum ( GAAP)
2.5 Kebijakan akuntansi dan perubahannya
2.6 Akuntansi yang dirancang
2.6.1 Hipotesis kesalahan penyajian keuangan secara selektif

2.6.2 Perataan laba


2.6.3 Manajemen laba
2.6.4 Kreativitas dalam akuntansi
2.6.5 Kecurangan dalam akuntansi
2.7 Proletarisasi teknis dan ideologis para akuntan
2.8 Kesadaran para pengguna yang direkayasa
2.9 Perspektif etika dalam akuntansi
2.9.1 Etika Utilitarian
2.9.2 Etika deontologi
2.9.3 Pemikiran akan kelayakan

BAB III . PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita mendengarberbagai definisi yang berbeda tentang akuntansi, menyaksikan


berbagai perdebatan mengenai apakah akuntansi merupakan seni atau ilmu (sains), dan
begitu banyak orang yang bingung atau tidak mengerti akan peran akuntansi. Materi ini
bermaksud untuk memberikan jawaban dan menertibkan berbagai isu diatas yang berkaitan
dengan hakikat dari akuntansi, hubungannya dengan manajemen, ketergantungannya pada
akuntansi pencatatan berpasangan dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Namun, penertiban ini menimbulkan beberapa pertanyaan lagi mengenai penggunaannya,
seperti yang dibuktikan dengan seringnya terjadi perubahan dalam akuntansi dan bukti akan
adanya manajemen laba (earning management). Materi ini akan memperkenalkan
kompleksitas relatif dari hakikat dan penggunaan akuntansi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan akuntansi dan apa saja peranan akuntansi ?

2. Apa saja pengukuran dalam akuntansi ?

3. Apa pemikiran dibalik akuntansi catatan berpasangan ?

4. Apa saja prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku secara umum ?

5. Apa kebijakan Akuntansi dan perubahannya ?

6. Apa saja akuntansi yang dirancang ?


7. Apa proletarisasi teknis dan ideologis para akunta ?

8. Apa kesadaran para pengguna yang direkayasa ?

9. Apa perspektif etika dalam akuntansi ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan akuntansi dan apa saja peranan akuntansi;

2. Mengetahui apa saja pengukuran yang ada dalam akuntansi ;

3. Mengetahui apa pemikiran dibalik akuntansi catatan berpasangan;

4. Mengetahui apa saja prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku secara umum;

5. Mengetahui apa kebijakan Akuntansi dan perubahannya;

6. Mengetahui apa saja akuntansi yang dirancang;

7. Mengetahui apa proletarisasi teknis dan ideologis para akuntan;

8. Mengetahui apa kesadaran para pengguna yang direkayasa; dan

9. Mengetahui apa perspektif etika dalam akuntansi.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi dan Peranan Akuntansi

2.1.1 Definisi Akuntansi

Menurut Komite Terminologi dari American Institute of Certified Public


Accountants (AICPA),

“akuntansi adalah suatu seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran


dalam cara yang signifikan dan satuan mata uang, transaksi-transaksi dan kejadian-
kejadian yang paling tidak sebagian diantaranya, memiliki sifat keuangan, dan
selanjutnya menginterpretasikan hasilnya”

Ruang lingkup akuntansi sebagaimana yang dijelaskan oleh definisi diatas tampak
sseperti terbatas. Sebuah perspektif yang lebih luas dinyatakan dalam definisi yang
menggambarkan akuntansi sebagai berikut:

“proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pengomunikasian informasi ekonomi


sehingga memungkinkan adanya pertimbangan dan pengambilan keputusan
berdasarkan informasi oleh para pengguna informasi tersebut”
Dan baru-baru ini, akuntansi telah didefinisikan berkaitan dengan konsep dari
informasi kuantitatif:
“Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa. Fungsinya adalah untuk memberikan
informasi kuantitatif dari entitas ekonomi, terutama yang bersifat keuangan dan
dimaksudkan untuk bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi, dan dalam
menentukan pilihan diantara serangkaian tindakan-tindakan alternatif yang ada.”
Definisi-definisi diatas menjelaskan Akuntansi sebagai suatu “seni” atau suatu
“aktifitas jasa” dan akuntansi meliputi beragam teknik yang dianggap berguna untuk
bidang-bidang tertentu. The Handbook of Accounting menegaskan bahwa akuntansi dapat
memberikan berbagai macam manfaat, yaitu.

a. Pelaporan keuangan;

b. Penentuan dan perencanaan pajak;

c. Audit independen;

d. Pemrosesan data dan sistem informasi;

e. Akuntansi manajemen dan akuntansi biaya;

f. Akuntansi laba nasional; dan

g. konsultasi laba.

Selanjutnya daftar di atas telah mengalami perluasan dengan memasukkan


perkembangan-perkembangan baru yang menarik, antara lain.

a. Akuntansi internasional;

b. Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting);

c. Akuntansi sosio-ekonomi;

d. Akuntansi pemerintahan;

e. Akuntansi nirlaba; dan

f. akuntansi negara dunia ketiga.


Riset dan praktik yang ada telah membawa akuntansi ke batas yang baru,
menjadikan akuntansi sebuah ilmu yang lengkap.

2.1.2 Akuntansi Seni atau Ilmu?

Selama ini literatur-literatur akuntansi telah mengembangkan suatu debay yang


berkepanjangan menyangkut pertanyaan mengenai apakah akuntansi merupakan sebuah
ilmu(sains) atau seni? Sedangkan mereka yang berpendapat bahwa akuntansi adalah seni
atau keahlian menyarankan agar keahlian akuntansi yang dibutuhkan untuk menjadi
seorang pedagang yang baik harus diajarkan dan memerlukan adanya pendekatan
“legalistik” terhadap akuntansi.

Para pendukung akuntansi adalah ilmu menyarankan agar mengajarkan model


pengukuran akuntansi untuk dapat memberikan pandangan yang lenih konseptual kepada
para mahasiswa akuntansi mengenai apa yang hendak dilakukan oleh akuntansi akrual
konvensional dalam memenuhi sasaran umum guna melayani kebutuhan para penggunanya,
untuk menumbuhkan pemikiran-pemikiran kritis di bidang akuntansi dan perubahan-
perubahan dinamis yang terjadi di dalamnya.

Bagaimana akuntansi diajarkan, apakah sebagai ilmu atau seni (keahlian), akan
memengaruhi cara pandang terhadap bidang studi ini.

Argumentasi dijabarkan dengan sangat tepat oleh Mautz sebagai berikut :

“Akuntansi berhubungan dengan perusahaan, yang tentunya merupakan kelompok


sosial; akuntansi berkepentingan dengan transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian
ekonomi lainnya yang memiliki konsekuensi dan mempunyai dampak atas
hubungan sosial; akuntansi menghasilkan pengetahuan yang berguna dan berarti
bagi orang-orang yang terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang memiliki implikasi
sosial; akuntansi pada hakikatnya bersifat mental. Menurut dasar pedoman-
pedoman yang ada, akuntansi adalah suatu ilmu sosia.”
Pandangan terhadap akuntansi sebagai suatu ilmu sosial telah meresap kedalam
atmosfer lingkungan akademik dan riset mengenai akuntansi, menimbulkan terjadinya
perpecahan dalam bidang dan profesi ini. Terdapat cukup banyak bukti yang menunjukkan
telah terjadi perpecahan diantara komunitas praktis dan akademisi akuntansi, yang
khususnya dikarakteristikkan oleh kurangnya minat dan perhatian yang sama. Hal ini
dibuktikan oleh respons yang diberikan terhadap survei AICPA atas para anggota institut
dibidang pendidikan berikut ini :
1. Masalah terpenting yang dihadapi oleh CPA dalam bidang pendidikan adalah
adanya kenyataan bahwa bidang akademi telah terpisah terlalu jauh dari profesi
akuntansi;
2. Riset akuntansi yang saat ini kebanyaan dijalankan tidak relevan sama sekali
dengan akuntansi didunia nyata; dan
3. Para pengajar sering kali kurang berinteraksi dengan para praktisi.

2.1.3 Sifat dan Peranan Akuntansi


Sifat-sifat baik (virtue) dari praktik akuntansi meliputi.

a. Kejujuran dari akuntan pada umumnya dan auditor pada khususnya.

b. Memiliki kepedulian terhadap status ekonomi pihak lain dalam bentuk


penyelenggaraan dan akuntabilitas.

c. Sensitif terhadap nilai kerja sama dan konflik dengan mengantisipasi terjadinya konflik
dan menciptakan adanya penegakan kerja sama melalui penggunaan teknik akuntansi
manajemen.
d. Komunikatif dengan menceritakan pengalaman-pengalaman ekonomi melalui dialog-
dialog akuntansi.

e. Penyebaran informasi ekonomi dengan memberikan informasi mengenai ekonomi


untuk pengambilan keputusan.

Tetapi terkadang realisasi dari sifat-sifat di atas terhalang oleh kendala-kendala,


diantaranya.

a. Dominasi dari imbalan eksternal yang mengancam kebebasan auditor

b. Kekuatan institusi yang merusak

c. Kegagalan membedakan antara sifat baik dengan hukum

Peranan akuntansi adalah untuk memberikan informasi mengenai perilaku ekonomi


yang diakibatkan oleh aktivitas-aktivitas perusahaan dalam lingkungannya. Akuntansi
menyajikan apa yang disebut FASB sebagai “spektrum informasi” yang terdiri dari.

a. Laporan keuangan

b. Catatan terhadap laporan keuangan

c. Cara pelaporan keuangan

d. Dan informasi lainnya.

Prakash dan Rappaport memberikan suatu kerangka referensi yang menarik, yang
didasarkan pada arus informasi, yang menunjukkan peranan akuntansi dalam memberikan
jenis informasi yang menyatukan proses-proses manajerial dan menghubungkan perusahaan
dengan lingkungannya.
2.2 Pengukuran dalam Akuntansi

2.2.1 Hakikat Pengukuran dalam Akuntansi

Pengukuran memiliki arti pemberian angka-angka pada objek atau kejadian-


kejadian menurut aturan-aturan tertentu. Langkah pertama dalam akuntansi adalah
mengidentifikasi, memilih objek-objek, aktivitas-aktivitas, dan atribut-atributnya yang
dianggap relevan bagi para pengguna sebelum pengukuran yang sebenarnya dilakukan.

Tentunya terdapat batasan bagi pelaksanaan pengukuran, hal ini dikarenakan


keterbatasan data yang tersedia sekaligus sifat-sifat khusus dari lingkungan, seperti
ketidakpastian, kurangnya objektivitas dan kemampuan verifikasi.

2.2.2 Jenis Ukuran

Terdapat beberapa jenis ukuran yang mungkin dalam akuntansi:

a. Ukuran akuntansi dapat langsung maupun tidak langsung.

Ukuran langsung adalah ukuran nyata dari suatu objek atau atribut yang ia miliki. Ukuran
tidak langsung diambil secara tidak langsung melalui suatu transformasi aljabar dari
sejumlah angka yang mencerminkan ukuran langsung dari beberapa objek atau atribut.

b. Dilihat dari dimensi waktu, ukuran akuntansi diklasifikasikan sebagi ukuran lampau,
ukuran masa kini, atau ukuran masa depan yang mengacu pada kejadian dimasa lampau,
masa kini, atau masa depan.

c. Jika dilihat secara relatif terhadap waktu ketika ukuran dibuat, ukuran akuntansi
diklasifikasikan menjadi:

1. tiga jenis ukuran masa lampau: ukuran masa lampau retrospektif, ukuran masa
lampau kontemporer, dan ukuran prospektif
2. dua jenis ukuran masa kini: ukuran masa kini kontemporer dan ukuran masa kini
prospektif

3. seluruh ukuran masa depan menjadi ukuran prospektif

d. Pengukuran dapat berupa:

1. pengukuran fundamental dimana suatu angka dapat diberikan kepada suatu sifat
sesuai dengan referensinya, tidak bergantung pada variabel-variabel yang lain.

2. pengukuran turunan yang bergantung kepada pengukuran dari dua atau lebih
kuantitas dan bergantung kepada adanya suatu teori empiris yang telah diverifikasi
yang menghubungkan suatu sifat tertentu dengan sifat yang lain.

e. Pengukuran dapat dilakukan ketika teori empiris yang telah dikonfirmasikan mungkin
dapat digunakan untuk mendukung keberadaan pengukuran. Dan pengukuran dapat dibuat
melalui suatu keputusan resmi yang didasarkan pada definisi arbitrer.

2.2.3 Jenis Skala

Setiap pengukuran dibuat dalam satu skala. Skala dapat diuraikan dalam istilah
umum sebagai skala nominal, ordinal, interval, dan rasio.

Skala nominal (nominal scale) akan membantu dalam penentu keseimbangan,


seperti penomoran pemain sepakbola. Skala ini merupakan sistem pengklasifikasian atau
pelabelan yang sederhana seperti dalam kasus kode akun. Angka yang diberikan
mencerminkan objek itu sendiri, bukan sifat yang dimiliki.

Skala ordinal (ordinal scale) membantu dalam penetuan lebih besar atau lebih kecil
suatu hal. Skala ini merupakan urutan sistem preferensi.
Skala interval (interval scale) memberikan nilai yang seimbang kepada interval-
interval di antara angka-angka yang telah diberikan.

Skala rasio (ratio scale) membantu dalam penentuan keseimbangan dari rasio,
dengan tambahan fitur dari adanya suatu awal yang unik, titik nol yang alamiah .

Akuntansi bergantung pada setiap skala pengukuran di atas.

2.3 Pemikiran di Balik Akuntansi Pencatatan Berpasangan

Akuntansi pencatatan berpasangan meraih ketenarannya melalui Luca Pacioli dalam


bukunya Summa de Arithmetica, Geometria, Proportioni et Proportionalita. Ia memberikan
suatu deskripsi mengenai pembukuan, pencatatan berpasangan, yang dikenal sebagai
“metode Venesia”.

Akuntansi pencatatan berpasangan terdiri dari dua jenis: akuntansi pencatatan


berpasangan klasifikasional dan kausal. Kedua jenis pencatatan tersebut bergantung pada
keseimbangan sisi debit dan kredit.

Akuntansi pencatatan berpasangan klasifikasional (classificational double-entry


accounting) ditujukan untuk tetap menjaga persamaan akuntansi fundamental yang
merangkum posisi klasifikasional sebagai berikut:

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemilik

Akuntansi pencatatan berpasangan kausal menggambarkan hubungan sebab akibat


antara suatu kenaikan dan penurunan. Nilai dari kenaikan (debit) di-offset oleh nilai
penurunan tang sama (kredit).

2.4 Prinsip-prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP)


Akuntansi dipraktikkan dalam suatu kerangka yang implisit. Kerangka ini dikenal
sebagai prinsip-prinsip yang berlaku umum (GAAP). Pernyataan No. 4 dari Accounting
Principles Board (APB) of the American Institute of Certified Public Accountant (AICPA)
menyatakan bahwa GAAP mencatat “pengalaman, alasan, kebiasaan, penggunaan, dan ..
kebutuhan praktis dan mereka .... mencakup ketentuan, aturan, dan prosedur yang
diperlukan untuk mendefinisikan praktik akuntansi yang berlaku umum. Ini adalah
pedoman bagi profesi akuntansi dalam pemilihan teknik-teknik akuntansi dan pembuatan
laporan keuangan dengan cara yang dianggap sebagai praktik akuntansi yang baik.

2.5 Kebijakan Akuntansi dan Perubahannya

Perusahaan perlu menentukan pilihan di antara berbagai metode akuntansi yang


berbeda-beda dalam melakukan pencatatan transaksi dan pembuatan laporan keuangannya.
Pilihan-pilihan ini, seperti yang diunkapan di atas mengenai prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum, mencerminkan kebijakan akuntansi dari perusahaan tersebut. Kebijakan
tersebut didefinisikan oleh accounting principle board (APB) dengan Opini No. 22,
Pengungkapan dari Kebijakan yang Disetujui (April 1972), paragraf 6:

Kebijakan akuntansi dari suatu entitas pelaporan adalah prinsip-prinsip akuntansi


yang spesifik dan metode-metode penerapan prinsip-prinsip tersebut yang dinilai oleh
manajemen dari entitas tersebut sebagai yang paling sesuai dengan kondisi yang ada untuk
menyajikan secara wajar posisi keuangan, perubahan yang terjadi pada posisi keuangan,
dan hasil operasi sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan karena
itu telah diadopsi untuk pembuatan laporan keuangan.

Perusahaan juga membuat perubahan-perubahan akuntansi sebagai bagian dari


kebijakan akuntansi. Perubahan dalam prinsip-prinsip dan estimasi akuntansi dilihat dari
segi keinginan manajemen untuk merai tujuan-tujuan tertentu.
2.6 Akuntansi yang Dirancang

Jika seorang pengamat memiliki ketertarikan dan rasa ingin tahu dari luar idang
akuntansi memeriksa disiplin ilmu akuntansi dan prosese akuntansi serta outputnya, ia
mungkin akan dengan mudah tergoda untuk melihat lebih jauh berbagai usaha percobaan.
Fenomena ini dapat disebut sebagai akuntansi yang dirancang(disigned accounting) karena
kekontrasan yang dimilikinya dengan pemilihan teknik dan solusi yang didasarkan pada
suatu prinsip, suatu fenomena yang disebut akuntansi prinsip. Aspek-aspek dari akuntansi
yang dirancang termasuk konsep-konsep yang berbeda seperti.

2.6.1 Hipotesis Salah Saji Keuangan Secara Selektif

Hipotesis salah saji keuangan secara selektif diasumsikan melintas kedua sektor
publik dan pribadi karena para partisipan di kedua sektor tersebut dimotivasi untuk
mendukung standart-standart yang secara selektif membuat salah saji dari realitas ekonomi
ketika hal tersebut sesuai dengan tujuan mereka. Ini berlaku untuk manajer, pemegang
saham, auditor, dan para penyusun standart. Situasi ini menuntut adanya suatu perubahan
dengan mengisolasi proses penentuan standart dari jangkauan regulator. Revsine
mengusulkan proses empat langkah berikut:

a. Mendidik publik

b. Memperbaiki proses pemilihan dan pengawasan para penyusun standar

c. Menetapkan peraturan pendanaan baru dan

d. Menciptakan independensi bagi para penyusun standart.

2.6.2 Perataan Laba

Perataan laba (income smoothing) adalah pengurangan fluktuasi laba dari tahun ke
tahun dengan memindahkan pendapatan dari tahun-tahun yang tinggi pendapatannya ke
periode-periode yang kurang menguntungkan. Artikel yang ditulis oleh Eckel memberikan
klasifikasi yang lebih mendetail mengenai berbagai jenis arus perataan laba. Perbedaan
pertama dinyatakan antara perataan yang dibuat atau disengaja dan perataan alami.
Perbedaan yang kedua adalah untuk mengklasifikasi perataan yang dibuat atau disengaja
tadi menjadi suatu perataan artifisial atau perataan nyata.

Perataan yang sesungguhnya melibatkan pilihan yang disengaja dan perubahan


waktu dari transaksi yang dapat mempengaruhi arus kas dan mengendalikan peristiwa
ekonomi yang mendasarinya. Hal ini dapat dilakukan dengan memilih dan mengubah
waktu pembelian, menyewa produksi, investasi, enjualan, penganggaran modal, penelitian
dan pengembangan, periklanan dan keputusan lainnya. Pada dasarnya ini adalah suatu
pilihan pelaksanaan bisnis yang secara sengaja akan mengubah arus kas dar subuah
perusahaan ke arah peredaman fluktuasi dari pendapatan.

2.6.3 Manajemen Laba

Manajemen laba (earning management) yaitu suatu kemampuan untuk


memanipulasi pilihan pilihan yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk dapat
mencapai tingkat laba yang diharapkan. Schipper melihat manajemen laba sebagai suatu
intervensi yang disengaja pada proses pelaporan eksternal dengan maksud untuk
mendapatkan beberapa keuntungan pribadi. Schipper juga melihat manajemen laba baik
dari sudut pandang ekonomi (nyata) maupun dari sudut pandang informasional.

Definisi yang dikemukakan oleh Healy dan Wahlen di atas berfokus pada penerapan
pertimbangan dalam laporan keuangan. Oleh karenanya, terdapat sisi baik dan sisi buruk
dari manajemen laba:a)sisi buruknya adalah biaya yang diciptakan oleh kesalahan alokasi
dari sumber-sumber daya dan ,b)sis baiknya adalah potensi peningkatan kredibilitas
manajemen dalam mengkomunikasikan informasi pribadi kepada pemangku kepentingan
eksternal, dan memperbaiki keputusan dalam alokasi sumber-sumber daya.
2.6.4 Kreativitas dalam Akuntansi

Kreativitas dalam akuntansi menyiratkan suatu interprestasi yang liberal atas aturan-
aturan akuntansi yang memungkinkan dilakukannya pilihan sehingga dapat dihasilkan
penggambaran situasi keuangan yang lebih atau kurang optimis jika dibandingkan dengan
situasi nyata.

Bentuk-bentuk kreativitas dalam akuntansi ini biasanya dikenal dalam praktik dan
literatur sebagai akuntansi “mandi besar”(big bath) dan akuntansi kreatif.

a. Akuntansi mandi besar (big bath accounting) umumnya mengacu pada langkah-
langkah yang diambil oleg manajemen untuk secara drastis mengurangi laba per lembar
saham saat ini untuk mendapatkan peningkatan laba per lembar saham di masa depan.
Seperti yang dinyatakan Healy jika pendapatan begitu rendahnya sehingga prosedur
akuntansi apapun yang dipilih tetap tidak akan dapat mencapai sasaran pendapatan, para
manajer mendapatkan insentif untuk semakin menurunkan pendapatan saat ini dengan
menangguhkan pendapatan atau mengekselerasi penghapusan, sebuah strategi yang dikenal
dengan melakukan “mandi”.

b. Akuntansi kreatif (creative accounting) biasanya digunakan oleh pers populer untuk
mengacu pada apa yang dianggap oleh jurnalis dilakukan oleh akuntan untuk menjadikan
laporan keuangan tampak lebih bagus dari yang seharusnya.

2.6.5 Kecurangan dalam Akuntansi

Kecurangan merupakan pengelabuhan yang disengaja yang dilakukan oleh orang


lain melali kebohongan dan penipuan untuk tujuan memperoleh keuntungan ekonomi,
pribadi, sosial, ataupun politik yang tidak adil atas orang tersebut. Macam-macam
kecurangan.

a. Kecurangan korporat
Kejahatan ekonomi yang dilakukan oleh pejabat, eksekutif,dan atau manajer pusat laba dari
perusahaaan publik untuk memenuhi kebutuhan ekonomi jangka pendek mereka.

b. Kecurangan dalam pelaporan keuangan

Yaitu perlakuan yang di sengaja baik tindakan, atau penghilangan yang menghasilkan
laporan keuangan yang secara material menyesatkan. Terdapat suatu strategi yang
disengaja untuk melakukan kecurangan melalui pendistorsian informasi dan catatan-
atatannya. Perilaku ini terjadi ketika para manajer memiliki tingkat kepercayaan yang
rendah terhadap mampu tidaknya suatu informasi dianalisis serta dalam kemampuan
pengukuran dan verivikasi data. Faktor terjadinya kecurangan pelaporan akuntansi adalah
kegagalan dari institut pendidikan akuntansi dalam mengajarkan cara mendeteksi
kecurangan dan pentingnya pendeteksian terhadap keseluruhan sistem pelaporan keuangan.
Salah satu pengungkapan keuangan yang disyaratkan oleh program penegak kecurangan
terdapat empat area:

· Masalah likuiditas

· Tren dan faktor operasional yang mempengaruhi laba dan rugi

· Peningkatan yang material dalam pinjaman bermasalah harus dilaporkan oleh intitusi
keuangan

· Perusahaan tidak dapat menghindari kewajiban pengungkapannya ketika menghadapi


penurunan atau kegagaln bisnis.

· Kejahatan kerah putih

Hartung mendifinisikannya sebagai suatu pelanggaran atas hukum yang mengatur


bisnis, yang dilakukan terhadap suatu perusahaan oleh perusahaan tersebut atau agen-
agennya dalam [elaksanaan usahanya. Kejahatan kerah putoh belum dipersalahkan dengan
bobot seperti kejahatan umumnya. Kejahatan kerah putih dapat dikenali dari lima
komponen utamanya:1) maksud untuk melakukan kejahatan, 2) menyamarkan tujuan, 3)
menggantungkan diri pada kenaifan korban, 4) tindakan korban secara sukarela untuk
membantu pelaku kejahatan, 5) penyembunyian pelanggaran tersebut.

· Kegagalan audit

Yaitu kegagalan audit dalam mendeteksi dan memperbaiki atau mengungkapkan


penghilangan atau kesalahan saji informasi keuangan yang material. Maka kemudian
tingkat kualiatas auditlah yang dapat menghindarkan terjadinya kegagalan audit. Kualitas
audit (audit quality) adalah sebagai probabilitas bahwa laporan keuangan tidak memuat
penghilangan ataupun kesalahan saji yang material.

Namun kegagalan audit memang terjadi dan sebagai konsekuensinya akan membuat
kantor akuntan publik berhadapan dengan litigasi yang merugikan dan hilangnya reputasi,
belum termasuk keputusan yang diberikan oleh pengauditan dan penyelesaian di luar
persidangan.

Kegagalan bisnis dan kecurangan manajemen memainkan peranan yang sangat


penting dalam terjadinya kegagalan audit, yang meminta auditor untuk mengambil sikap
yang bertanggungjawab dalam pendeteksian kecurangan, karena ia dapat mempengaruhi
kualitas audit, risiko audit, dan potensi terjadinya litigasi yang merugikan.

2.7 Proletarisasi Teknis dan Ideologis Para Akuntan

Akuntan sebagai karyawan profesional di organisasi akuntansi atau non akuntansi


dipandang sebagai anggota dari kelas baru profesional yang digaji. Para akuntan enggan
untuk meninggalkan pemikiran akan suatu posisi ekonomi yang independen akan tetapi
semakin banyak dari mereka yang bergabung dengan perusahaan akuntansi dan non
akuntansi, besar dan kecil, korporal atau birokrasi pemerintahan. Apa yang dihasilkan oleh
perkembangan ini adalah proletarisasi atas akuntan, yang bekerja menurut suatu pembagian
tenaga kerja yang disususn dan diawali oleh manajemen, mengikuti aturan prosedural dan
pengulangan rutin yang diciptakan oleh proses administratif dan atau keputusan resmi.

Proletarisasi akuntan mencerminkan adanya suatu pergeseran pengendalian ke arah


majikan atau manajemen dan hilangnya kebebasan kreatif yang telah dinikmati akuntan
sebagai profesional yang bekerja sendiri. Dalam prosesnya, seperti yang menjadi teori dari
Marx, mereka kehilangan kendali atas baik arti maupun akhir dari tenaga kerja, suatu
fenomena yang dikenal sebagai proletarisasi teknis (technical proletarianization).

Disamping proletarisasi teknis munculnya kelas pekerja baru menimbulkan pula


proletarisasi ideoligis (ideological proletarianzation). Proletarisasi ideologis mungkin dapat
lebih dinyatakan dalam akuntansi karena ketidakmampuan akuntan secara umum untuk
mengendalikan kebijakan operasional dan sasaran spesifik dan tujuan pekerjaan. Untuk saat
ini, sebagai jawaban atas proletarisasai teknis dan ideologis, akuntan dan juga para anggota
lain sari elas pekerja baru dapat merespon sengan melakukan desensitisasi ideologis, suatu
penolakan atau pemisahan diri dari kendali ideologis pekerjaan, menyangkal adanya
kepntingan ataupun tanggung jawab untuk isu-isu sosial dimana pekerjaan mereka
ditempatkan.

2.8 Kesadaran Para Pengguna yang Direkayasa

Dalam merekayasa kesadaran dari para pengguna melalui penyebaran informasi


secara selektif manajemen dapat menambahkannya dengan pencucian otak dan hipnotis
secara kolektif atau pengondisian sosial. Sehingga, persoalannya adalah bahwa pengguna
sebaiknya mendapatkan informasi dengan baik, dan akibatnya suatu norma demokratis
telah ditegakkan. Pembuatan kesadaran adalah suatu kendala dalam ekspansi data yang
relevan bagi para pengguna.
2.9 Perspektif Etika dalam Akuntansi

2.9.1 Etika Utilitarian

Pendekatan ini melihat apakah suatu tindakan dapat dianggap secara moral benar atau salah
dengan hanya didasarkan kepada konsekuensi akibat dari kita melakukannya. Keunggulan
dari etika utilitarian berhubungan dengan.

a. Sasaran moralitas

b. Proses pemikiran moral

c. Fleksibilitas dan pengecualian

d. Menghindari konflik aturan

Kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan utilitarianisme adalah.

a. Penolakan dari kewajiban khusus

b. Penolakan dari hak asasi

c. Penolakan dari keadilan

2.9.2 Etika Deontologi

Pendekatan ini mempertimbangkan suatu tindakan yang menurut moral benar jika ia
telah sesuai dengan aturan moral yang tepat. Sebuah tindakan yang melanggar aturan
tersebut namun ternyata menghasilkan suatu hal yang menguntungkan akan tetap dianggap
salah. Sumber aturan tersebut dapat berupa teologis yang mengandung artian bahwa
tindakan tersebut ditentukan sebagai sesuatu yang bermoral oleh suatu agama, atau sosialis
yang mengandung artian bahwa mereka merupakan hasil dari suatu konsensus sosial yang
menentukan apakah tindakan terebut adalah merupakan suatu tindakan yang benar atau
salah. Karena adanya keterbatasan-keterbatasan dari kedua sumber di atas, digunakan
kriteria yang diterapkan berdasarkan atas konsekuensi menerapkan suatu kumpulan aturan
moral tertentu, atau kemampuan yang seharusnya kita miliki mengenai intusi moral.

2.9.3 Pemikiran Akan Kelayakan

Satu alternatif baik dari etika utilitarianisme maupun etika deontologi ditawarkan
oleh pemikiran akan kelayakan (notion of filtingness). Kelayakan dapat digunakan untuk
mengevaluasi moralitas dari suatu tindakan melalui suatu referensi terhadap apakah mereka
pantas dan sesuai dengan etos yang diakui bersam-sama oleh individu dan masyarakat.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akuntansi adalah suatu seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran
dalam cara yang signifikan dan satuan mata uang, transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian
yang paling tidak sebagian diantaranya, memiliki sifat keuangan, dan selanjutnya
menginterpretasikan hasilnya.

Akuntansi berhubungan dengan perusahaan, yang tentunya merupakan kelompok


sosial; akuntansi berkepentingan dengan transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian ekonomi
lainnya yang memiliki konsekuensi dan mempunyai dampak atas hubungan sosial;
akuntansi menghasilkan pengetahuan yang berguna dan berarti bagi orang-orang yang
terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang memiliki implikasi sosial; akuntansi pada hakikatnya
bersifat mental. Menurut dasar pedoman-pedoman yang ada, akuntansi adalah suatu ilmu
sosial.
DAFTAR PUSTAKA

Riahi, Ahmed & Belkaoui. 2011. Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai