PENDAHULUAN
terjadi setelah kehilangan gigi alami. Atrofi tulang alveolar merupakan gangguan
alveolar dapat terjadi akibat faktor bawaan atau hal diperoleh. Kersukan alveolar
akibat faktor hal yang diperoleh diklasifikasikan menjadi kerusakan vertikal dan
trauma gigi avulsi atau resesi yang terjadi akibat tumor. Atrofi tulang alveolar
membutuhkan estetik dan fungsi yang baik, terlebih lagi ketika tinggi tulang
yang tidak adekuat diantaranya penambahan tulang dengan bone graft dan sinus
lifting. Bone graft dikenal sebagai upaya untuk menanggulangi resorpsi tulang
2
BAB II
TORUS/TORI
terbentuk dari kortikal yang menebal dengan jumlah yang terbatas dari sumsum
tulang, serta tertutup oleh mukosa yang tipis dan sedikit vaskularisasi. Torus
tulang yang menonjol keluar dari permukaan tulang. Secara khas keadaan ini
Castro Reino dkk mengartikan torus atau eksostosis sebagai penonjolan tulang
sehingga tulang menjadi menumpuk sepanjang garis dari fusi palatum atau badan
mandibular.2
Eksostosis yang paling sering ditemukan pada manusia adalah torus palatinus
dan torus mandibularis. Torus palatinus seperti nodul dari tulang yang terjadi
Torus pada rahang atas dan bawah (eksostosis) akan menyebabkan gangguan
pada pembuatan dan pemakaian protesa. Torus biasanya diambil melalui prosedur
tonjolan multilobuler yang luas. Pembedahan untuk menghilangkan torus ini pada
Gambar 2.1 Torus: (a) Torus mandibularis akan menyebebkan masalah saatu
tengah sutura palatine pada palatum keras, letaknya berdekatan dengan prosesus
alveolaris. Torus ini ditemukan kira-kira 20% dari populasi wanita, prefalensi
meningkat dua kali pada populasi pria. Perluasan torus dapat ditentukan dengan
memperdulikan perluasan daerah yang keras ini. Pelega semacam ini dapat
Pelegaan yang diberikan harus sesuai dengan bentuk daerah yang keras ini.
Biasanya makin cembung daerah yang keras, makin banyak pelegaan yang harus
dibuat.1
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dimana torus dapat
denture atau partial denture. Torus yang kecil sering dibiarkan selama itu tidak
mengganggu konstruksi dan fungsi protesa. Bahkan torus yang kecil perlu
dibuang jika bentuknya irregular dan memiliki undercut yang parah, atau dimana
2.2.1 Etiologi
Etiologi torus palatinus belum diketahui secara pasti, ada beberapa factor
Penyebab torus palatinus masih menjadi perdebatan anatar faktor genetik dengan
apabila pada torus terdapat ruang atau celah udara dalam struktur torus maka pada
saat melakukan insisi dapat terjadi kerusakan ataupun perforasi sehingga terjadi
Torus palatinus biasanya dapat terlihat pada foto periapikal karena tidak
menghalangi penempatan film, namun cara yang terbaik untuk melihat gambaran
radiologi torus palatinus adalah dengan menggunakan foto oklusal. Pada foto
oklusal terlihat bayangan yang tebal dan padat, terlihat gambaran radiopaque,
torus palatinus terlihat sangat putih dan dapat terjadi superimposed pada film
2.2.3 Indikasi
menghalangi pembentukan gigi tiruan atas yang cukup luas dan stabil
(Gambar 2.2).
(Gambar 2.3).
Gambar 2.2 Torus yang terjal dapat menghalangi penutupan palatum oleh gigi
Gambar 2.3 Torus maksila yang besar, yang meluas ke distal melampaui daerah
Penonjolan tulang dapat terjadi di kedua rahang, tetapi lebih sering di sisi
bukal posterior maksila (Gambar 2.4). Torus dapat menimbulkan rasa tidak enak
jika ditutupi oleh gigi tiruan, dan biasanya lalu diambil. Seringkali gigi tiruan
dapat diberi ruang pelega untuk menerima tonjolan tulang itu, atau dapat
minimal jaringan yang akan diambil. Terdapat bukti yang dapat dipercaya bahwa
berlebihan.1
Gambar 2.4 Tonjolan tulang (anak panah) pada aspek bukal dari bubungan
alveolar atas A, dan pada aspek labial serta bukal dari alveolar bawah anterior, B
pengasahan gigi tiruan, tetapi pada beberapa kasus pengambilan torus palatinus
1. Pada gambaran radiografi terlihat celah atau ruang udara di dalam struktur
torus palatinus
pembedahan.
2.2.5 Diagnosa
dapat berbentuk unilobular, polilobular, flat, bentuk spindle yang
terletak pada midline palatum keras. Pemeriksaan x-ray menunjukkan
palatum. Pada abses palatal biasanya ditemukan faktor iritasi seperti plak,
kalkulus atau gigi yang mengalami karies dalam. Warna mukosa terlihat merah
seperti meradang sedangkan torus memiliki warna yang sama dengan jaringan
2.2.6 Terapi
pencuci mulut jika terdapat ulcus. Bila tidak ada keluhan, torus palatinus tidak
memerlukan perawatan. Namun pada pasien yang menggunakan gigi tiruan, torus
palatinus ini dapat mengganjal basis gigi tiruan sehingga harus dihilangkan
merupakan tonjolan yang ditutupi oleh selapis tipis jaringan lunak yang
menyebabkan tori lebih sensitif terhadap tekanan atau palpasi (perabaan) dan pada
torus palatinus
Konsistensi tori pada palatum sangat keras dan tidak sama dengan jaringan
fibrous yang menutupi puncak tulang alveolar. Oleh sebab itu, penatalaksanaan
tori agar tidak mengganggu stabilisasi dan retensi gigi tiruan maka harus
dibebaskan dari gigitan tekanan gigi tiruan atau dibuang secara bedah. Torus
Blok nervus insisivus dan bilateral palatinus mayus dan penambahan infiltrasi
lokal memberikan anastesi yang memadai untuk pembuangan torus. Sebuah insisi
linier di midline torus dengan insisi insisi oblique vertical-releasing pada satu
Karena mukosa diatas daerah ini sangat tipis, kehati-hatian harus dilakukan
dalam menangani jaringan dari tulang mendasarinya, sebuah kasus sangat sulit
ketika tori yang multiloculated. Full palatal flap kadang-kadang bisa digunakan
untuk menunjukkan dari tori tersebut. insisi dibuat di sepanjang puncak ridge
ketika pasien edentulous atau sayatan sulcular palatal digunakan ketika gigi ada.
Refleksi jaringan dengan jenis insisi ini seringkali sulit jika tori memiliki undercut
besar di mana eksostosis tulang menyatu dengan langit-langit. Ketika tori kecil
dengan ada dasar pedunculated, sebuah osteotome dan palu dapat digunakan
Pada tori yang lebih besar, biasanya lebih baik membagi yang tori menjadi
beberapa fragmen dengan bur dalam handpiece rotary. Perhatian khusus harus
beberapa bentuk dressing tekanan harusa ditempatkan di atas area vault palatal.
Sebuah gigi tiruan sementara atau splint prefabrikasi dengan soft liner
hematoma.5
Komplikasi utama dari tori maksila removal termasuk pembentukan
hematoma pasca operasi, fraktur atau perforasi dasar dari hidung, dan nekrosis
flap. perawatan lokal, termasuk irigasi kuat, kebersihan yang baik, dan dukungan
dengan kondisioner jaringan lunak dalam splint atau gigi tiruan, biasanya
Gambar 2.6 Proses removal torus palatinus A, tampilan khusus torus maksilaris B
Osteotome kecil digunakan untuk membuang bagian dari torus. G dan H, Bur
Pemberian Obat-Obatan
Metode non bedah dilakukan dengan cara peredaan atau pembebasan tori dari
tekanan dengan cara menempatkan selapis kertas timah (alumunium foil) di atas
daerah torus pada model pada saat gigi tiruan diproses (relief of chamber). Cara
yang lain adalah dengan mendesain plat akriliknya dengan melakukan
bilateral. Tori mandibula adalah tonjolan tulang pada aspek lingual mandibula
yang biasanya terjadi di daerah premolar. asal-usul dari eksostosis tulang ini tidak
pasti, dan penambahan ukurannya lambat tetapi semakin lama semakin besar.1
atau fungsi lidah saat makan, tapi tori ini jarang dibuang jika gigi asli masih ada.
Setelah pencabutan gigi mandibula dan sebelum pembuatan gigi tiruan sebagian
dapat menimbulkan nyeri saat memakai gigi tiruan karena tertekan oleh sayap gigi
tiruan dan untuk mendapatkan penutupan tepi yang baik. Torus ini juga sering
timbul berdekatan dengan dasar mulut sehingga penutupan tepi tidak dapat
menghilangkan tori. Insisi pada puncak ridge dibuat dan diperluas 1 sampai 1,5
cm di ujung tori. Ketika tori bilateral akan dihilangkan secara bersamaan, operator
dapat meninggalkan pita jaringan kecil di pertengahan garis anterior dari dua garis
Seperti tori maksila, mukosa yang menutupi tori lingual umumnya sangat tipis dan
harus diangkat dengan hati-hati untuk mengekspos seluruh area tulang dan
dapat dilakukan anastesi lokal subperiosteal pada area torus sehingga mukosa
Jika torus memiliki dasar pedunkulata kecil, mallet dan osteotome dapat
digunakan untuk memisahkan tori dari aspek medial mandibula. Garis belahan
dapat diarahkan dengan menciptakan cekungan kecil dengan bur dan handpiece
sebelum menggunakan osteotome. Penting bagi operator untuk memastikan
bahwa arah bur yang membetuk cekungan awal (atau yang osteotome jika
fraktur yang tidak menguntungkan dari korteks lingual atau korteks inferior. Bur
dapat dimasukkan ke dalam cekungan tersebut dan mengungkit lingual tori untuk.
lingual. Jaringan harus disesuaikan dan dipalpasi untuk mengevaluasi bentuk dan
perforasi mukosa, perawatan lokal misalnya irigasi saline yang kuat dan sering
biasanya cukup.5
Gambar 2.8 D) Eksposure torus. E) dan F) Bur fissure dan handpiece digunakan
untuk cekungan kecil diantara ridge mandibula dan torus. G) Gunakan osteotome
kecil untuk mengeluarkan torus. H) dan I) Gunakan bur tulang atau bone file
telah ada dari tulan. Dalam augmentasi/penambahan linggir alveolar, bone graft
atau bahan aloplastik digunakan untuk menambah ukuran linggir alveolar yang
atropi. Sedangkan augmentasi linggir berarti suatu prosedur yang didisain untuk
memperbesar atau menambah ukuran, luas, atau kualitas dari deformasi linggir
sisa. Teknik augmentasi tulang dapat digunakan untuk aplikasi graft pada defek
teknik yang berbeda telah digunakan termasuk bone graft sebagian, menggunakan
membran, block graft, dan distraksi osteogenesis, baik secara tersendiri atau
dalam kombinasi.6
area
homograft/allogenic graft yaitu graft atau jaringan yang secara genetic tidak sama
pada satu spesies, graft ini diambil dari satu tubuh manusia dan ditransplantasikan
ke manusia lain. Alloplastic graft merupakan graft yang mengandung bahan inert.
merupakan graft yang diambil dari tubuh pasien sendiri, dapat diambil dari bagian
tubuh lain pada pasien tersebut. Heterograft/Xenograft ialah graft yang diambil
Autogenous Graft
intraoral, tulang dapat diambil dari simfisis mandibular, ramus, atau daerah
bilateral sinus lift, tualang autogen dari ekstraoral dapat digunakan. Daerah
pengambilan tulang ekstraoral yang paling umum digunakan adalah krista iliaca.
Daerah lain yang biasanya digunakan mencakup tibia, fibula, dan calavarium.4
Allograft
Allogeneic bone graft diperoleh dari cadaver yang diproses untuk mendapat
dengan remodeling dan resorbsi, terjadi saat fase penyembuhan. Bentuk granuler
meningkatkan adaptasi graft dan merupakan bahan yang paling sering digunakan
graft antara lain menghindari donor tambahan, ketersediaan yang tidak terbatas,
dan pasien dapat menjalani prosedur ini dengan rawat jalan. Kerugiannya adalah
dapat digunakan untuk peninggian linggir. Selain itu hidroksiapatit juga bersifat
tersusun secara teratur maupun tidak. Secara kimiawi mirip dengan kalsium fosfat
ang menyusun email atau tulang. Hidroksiapatit tersedia dalam syringe
berdiameter kecil (6 mm) yang berisi 0,75 gram bahan steril yang siap digunakan.
Segera sebelum digunakan, hidroksiapatit dibasahi dengan salin atau darah vena
radioopak, dan tempat pertemuan antara tulang dan aloplas dengan mudah terlihat
Xenograft
Xenograft didapat dari bagian inorganic tulang yang diambil dari spesies
yang secara genetic berbeda dengan resipien graft. Sumber xenograft yang paling
sering adalah tulang sapi. Keuntungan dan kerugian xenograft sama dengan
pengambilan tulang dari daerah simfisis. C. Anatomi krista iliaca yang diambil. D.
Kelainan kraniofasial
Cleft fasial. Pasien pada kasus ini sering mengalami hipoplasia maksila.
maksila yang parah masih tetap ada. Augmentasi tulang secara eksternal
hasil dari keadaan, seperti trauma avulsi gigi insisivus rahang bawah atau cacat
bawaan.
Bila daerah yang mendukung protesa dari linggir yang atropi yang besar tidak
ketinggian tulang. Pada mandibula, jumlah tulang yang hilang dilihat dengan
posisi foramen mentalis yang hampir berada di puncak dan tulang alveolar
mandibula yang sangar tipis, dan mudah mengalami fraktur. Vestibuloplasty tidak
dapat dilakukan pada kasus ini hingga penggantian tulang suportif dilakukan.7
Keterbatasan dari teknik ini adalah kondisi fisik pasien, defisiensi nutrisi,
dan ketersediaan jaringan lunak yang cukup. Prosedur augmentasi dapat dilakukan
autogenous rib graft sepanjang 15 cm. Satu tulang diletakkan pada korteks,
diikuti konturing rib yang sama dalam bentuk mandibula. Rib graft difiksasi
wiring. Rib graft yang lain dibuat dalam partikel corticoancellous dan dimoulding
disekitar rib graft pertama. Flap kemudian ditutup. Iliac crest grafting terhadap
berat pada mandibula dengan lokasi dari foramen mentalis berada di superior
mandibular. 7
Kerugian dari teknik ini adalah morbiditas dari daerah donor, membutuhkan
daerah pembedahan kedua, resorpsi berlanjut pada daerah graft, dan keterbatasan
jaringan lunak. 7
Prosedur ini diindikasikan jika ketinggian alveolar ridge kurang dari 5-8
Keuntungan dari teknik ini adalah pembedahan yang tidak dilakukan secara
intra oral, teknik ini dapat mencapai 11-17mm augmentasi tulang dengan resorpsi
bedah implan, peninggian wajah sepertiga bawah sehingga estetik menjadi lebih
baik.7
Gambar 3.4 Inferior border grafting. 7
mandibula dan tulang digraft ke celah osteotomi. Pada mandibula, teknik ini
Pemasangan alat prosthetic ditunda 3-5 bulan agar remodeling tulang terjadi.
hasil yang dapat diprediksi, penurunan insidensi parestesia, resorpsi yang lebih
sedikit. 7
Teknik yang paling lama dipakai untuk onlay augmentasi dengan allograft,
graft yang digunakan corticocancellous block dari iliac bone. Blok dapat dikunci
resorpsi. 7
Teknik:
tight dan untuk mencapai undermining yang baik untuk relaksasi jaringan. Flap
korteks eksternal menggunakan bor bulat kecil untuk membuat perdarahan dan
ridge untuk dukungan gigi tiruan. Osteotomi visor terdiri dari splitting pusat
mandibula pada dimensi bukolingual dan posisi superior bagian lingual
mandibula, yang diikat pada posisinya. Bahan cancellous bone graft diletakkan
pada korteks luar diatas hubungan superior labial untuk meningkatkan kontur. 7
pada regio posterior dan osteotomi horizontal pada regio anterior. Segmen
posterior lingual didorong ke superior pada kedua sisi dan fragmen anterior juga
hidroksiapatit diletakkan pada celah antara segmen anterior superior dan ainferior.
Sisa bahan graft dapat dimoulded pada aspek bukal segmen posterior. 7
Kelebihan teknik ini yaitu 8% ketinggian dapat terjaga dalam 3-5 tahun.
Kekurangan teknis ini berupa paraesthesia saraf dan dysaesthesia, pasien harus
rawat inap, morbiditas pada lokasi donor, inabilitas untuk menggunakan gigi
tantangan dalam menyiapkan linggir yang cukup untuk pembuatan sebuah gigi
tiruan. Pada beberapa kasus seperti jarak interoklusal yang sangat besar, hilangnya
kubah palatal, hambatan dari area penopang zygomatic, dan absennya retensi dari
linggir pada rahang atas dibagi menjadi onlay bone grafting dan sinus lifting. 7
Bone grafting atau penambahan linggir pada maksila dengan cara autogenous
dengan menggunakan tulang rusuk pertama kali ditemukan oleh Terry et al pada
tahun 1984. Onlay bone grafting diindikasikan pada penampakan ridge alveolar
yang parah dari maksila yang menyebabkan hilangnya linggir alveolar pada
maksila tersebut dan bentuk kubah dari palatal. Onlay grafting pada maksila
corticancellous atau sum-sum tulang yang mirip, tulang allogenic, dan BMP, yang
biasanya terkandung dalam sebuah plat. 2 Lokasi intraoral yang menjadi tempat
paling sering untuk dijadikan donor atau blok di dalam onlay bone grafting adalah
simfisis mandibula, ramus, dan eksternal oblique ridge pada mandibula. Namun,
bila resopsi atau defek yang terjadi lebih dari 2 cm maka dilakukan pendonoran
dari tulang ekstraoral yaitu crista iliaca, cranium, atau tibia. 2 Saat blok dari tulang
Gambar 3.7.
Onlay
Bone Graft7
tulang agar luas area dari sinus tersebut berkurang sehingga prosedur implan dapat
dilakukan.6,7
pengeboran implan sebatas atap sinus saja terlebih dahulu, lalu memasukkan alat
osteotome sehingga atap sinus tersebut tertekan, membran sinus terangkat dan
menjauhi dari tulang linggir maksila, lalu dimasukkan bahan pengganti tulang,
sehingga pada akhirnya tulang menjadi padat di bawah membran sinus tersebut
dan dasar sinus berada pada posisi lebih tinggi dari sebelumnya.6,7
Bila pengangkatan sinus memerlukan jarak yang begitu signifikan, maka
prosedur pembukaan sinus harus dilakukan. Pada teknik ini, pembukaan tulang
pertama kali dilakukan pada aspek lateral dari dinding maksila, lalu batas sinus
bagian inferior secara hati-hati diangkat dari tulang di dasar sinus tersebut. Saat
inferior sinus, di bawah, dan di eksternal dari membran sinus. Bahan allogenik,
kemungkinan terjadi pada prosedur ini, sehingga bila sampai terjadi maka dapat
dilakukan penutupan pada membran sinus yang perforasi dengan bahan yang
bergigi. 7
5. Resorpsi graft
BAB IV
KESIMPULAN
pada dasarnya merupakan suatu usaha yang dilakukan agar gigi tiruan yang
dihasilkan mampu menciptakan suatu retensi dan stabilisasi yang tinggi. Usaha ini
membutuhkan kerja sama yang baik antara ahli bedah dan prostodontis agar
tujuan yang ingin dihasilkan dapat tercapai dengan baik. Kasus-kasus yang
prosedur yang ada dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar sebelum proses
pembuatan gigi palsu dilakukan, untuk itu kerjasama dengan pasien pun mutlak
diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Roldan, LO. 2010. Current Status of the Torus Palatinus and Torus
3. Firas, AM., Ziad, N., Al-Dwairi. 2006. Torus palatinus and torus
Practice. Mei:(7);2.p.112-19.
EGC;1996.p.119-46.
5. Hupp, JE., Ellis E., Tucker MR. Contemporary Oral and Maxillofacial
Periodontol 2007:78:377-8.
India:JAYPEE.2008.p.428