Anda di halaman 1dari 19

Tugas Manajemen Pemasaran

BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) ABON PATIN


DIDAERAH DESA TANGKIT BARU KECAMATAN SUNGAI GELAM
KABUPATEN MUARO JAMBI

DISUSUN OLEH KELOMPOK III


1. RANDIKA HERMAWAN 4. RD. RICO TAMPATI
2. NURMI D. MANURUNG 5. LUHUR BUDI SETIAWAN
3. RIFDA FALJRIYANI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGROBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
I. PENDAHULUAN

1.1 Identifikasi Masalah


Seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan jumlah penduduk  maka tingkat
konsumsi masyarakat akan pangan semakin meningkat pula, baik pangan nabati maupun
pangan hewani. Ikan sebagai salah satu sumber pangan hewani tingkat konsumsinya
semakin meningkat tiap tahunnya. Menurut data dari Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Jambi (2009), produksi ikan patin di Provinsi Jambi pada tahun 2008  meningkat
sebesar 31,44 % dibandingkan dengan tahun 2006. Namun dari disisi konsumsi,
peningkatannya hanya sebesar 22,79 %. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya kelebihan
produksi  (over supplay) ikan patin sebesar 97,3 ton pada tahun 2008. Perlu adanya
penanganan masalah ini, berupa pengolahan ikan patin lebih lanjut seperti agroindustri
abon ikan patin.
Abon ikan patin adalah makanan yang yang terbuat dari serat daging ikan patin.
Penampilannya biasanya berwarna cokelat terang hingga kehitam-hitaman dikarenakan
dibumbui kecap. Abon tampak seperti serat-serat kapas, karena didominasi oleh serat-serat
otot yang mengering yang disuwir-suwir. Karena kering dan nyaris tak memiliki sisa kadar
air, abon biasanya awet disimpan berminggu-minggu hingga berbulan-bulan dalam
kemasan yang kedap udara. Abon Ikan Patin merupakan salah satu produk yang sangat
digemari khususnya oleh masyarakat Kota Jambi. Abon Ikan Patin merupakan olahan
yang bergizi tinggi. Daerah penghasil abon ikan patin dapat kita jumpai di Kasang Pudak
Kabupaten Muaro Jambi dan Desa Senaning Kabupaten Batanghari. Produk ini dapat kita
jumpai pula di supermarket dan unit-unit pemasaran.
Harga jual tinggi dari suatu komoditas memang menjadi daya tarik untuk
mengusahakannya. Iming-iming mendapat keuntungan tebal kadang membuat pelaku
bisnisnya melupakan stategi usaha. Hal seperti ini pernah terjadi pada bisnis ikan patin di
Kab. Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Tahun lalu harga ikan patin di Jambi sempat anjlok
sampai setengah dari harga biasanya yang sebesar Rp12.000 per kg. Penyebabnya
overproduksi sehingga harganya jatuh. Karena kurang koordinasi, petani serempak tebar
benih, jadi panen berbarengan,”. Dengan menurunnya harga ikan patin membuat
agroindustri patin membeli ikan patin dengan jumlah besar dan memproduksi abon dalam
jumlah besar. Namun dampak dari over produksi adalah menumpuknya abon digudang
penyimpanan. Karena produsen tidak mau merugi maka harus dibuat strategi pemasaran
yang baik untuk memasarkan produknya secara efektif dan efisien. Maka sebagai pendidik
kami melakukan tujuan  penelitian ini adalah untuk meneliti dan mencoba menggunakan
ilmu manajemen pemasaran dengan teori bauran pemasaran (marketing mix). Dalam
materi bauran pemasran ada 4 P yang digunakan untuk mengerjakan bauran pemasaran
yang efektif dan efisien dan 4 P itu adalah Product, Price, Promotion dan Place. Maka
kami mengambil contoh produk dan melakukan penelitian dari abon patin T & TRI yang
berada didaerah Kasang Pudak Kabupaten Muaro Jambi apakah sudah menerapkan bauran
pemasaran dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
1) Strategi apakah yang cocok diterapkan untuk pemasaran abon ikan patin yang berada
didaerah kasang pudak?
2) Strategi apa yang digunakan produsen abon patin selama proses pemasaran
berlangsung?
3) Bagaimana bauran pemasaran tentang harga yang terjadi di abon patin T & TRI?
4) Bagaimana bauran pemasaran tentang produk yang terjadi di abon patin T & TRI?
5) Bagaimana bauran pemasaran tentang promosi yang terjadi di abon patin T & TRI?
6) Bagaimana bauran pemasaran tentang place (tempat) yang terjadi di abon patin T &
TRI?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan Penelitian
a. untuk mengetahui dan menganalisis strategi pemasaran abon patin di Kumpe Ulu
b. untuk mengetahui kelayakan abon patin sebagai usaha yang layak untuk
dikembangkan
c. Mengetahui bauran pemasaran yang dijalankan ibu Triwarni dalam memasarkan abon
ikan patin nya.
2. Manfaat Penelitian
a. hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi masyarakat
terutama masyarakat Kumpe Ulu dalam mengkaji lebih lanjut tentang usaha abon ikan
patin.
b. hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan akademik khususnya
mahasiswa pertanian dalam menambah literatur dan kajian pustaka mengenai strategi
pemasaran abon ikan patin.
c. hasil penelitian ini diharapkan menjadi pedoman dan bahan masukan bagi pihak-pihak
yang berkepentingan untuk mengetahui strategi pemasaran abon ikan patin.
II. TINJAUN PUSTAKA

2.1 Pengertian Abon


Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging
(sapi, kerbau, ikan laut) yang disuwir-suwir dengan berbentuk serabut atau
dipisahkan dari seratnya. Kemudian ditambahkan dengan bumbu-bumbu
selanjutnya digoreng. Dalam SNI 01-3707-1995 disebutkan abon adalah suatu
jenis makanan kering berbentuk khas, dibuat dari daging, direbus disayat-sayat,
dibumbui, digoreng dan dipres. Abon sebenarnya merupakan produk daging awet
yang sudah lama dikenal masyarakat. Data BPS (1993) dalam Sianturi (2000)
menunjukan bahwa abon merupakan produk nomor empat terbanyak diproduksi.
Abon termasuk makanan ringan atau lauk yang siap saji. Produk tersebut sudah
dikenal oleh masyarakat umum sejak dulu. Abon dibuat dari daging yang diolah
sedemikian rupa sehingga memiliki karakteristik kering, renyah dan gurih. Pada
umumnya daging yang digunakan dalam pembuatan abon yaitu daging sapi atau
kerbau (Suryani et al, 2007).
Abon ikan adalah jenis makanan awetan yang terbuat dari ikan laut yang
diberi bumbu, diolah dengan cara perebusan dan penggorengan. Produk yang
dihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau khas, dan mempunyai daya
simpan yang relatif lama. Menurut Suryani (2007) Abon ikan merupakan jenis
makanan olahan ikan yang diberi bumbu, diolah dengan cara perebusan dan
penggorengan. Produk yang dihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau
khas, dan mempunyai daya simpan yang relatif lama. Karyono dan Wachid (1982)
menyatakan, abon ikan adalah produk olahan hasil perikanan yang dibuat dari
daging ikan, melalui kombinasi dari proses penggilingan, penggorengan,
pengeringandengan cara menggoreng, serta penambahan bahan pembantu dan
bahan penyedap terhadap daging ikan. Seperti halnya produk abon yang terbuat
dari daging ternak, abon ikan cocok dikonsumsi sebagai pelengkap makan roti
ataupun sebagai lauk-pauk.
Abon sebagai salah satu produk industri pangan yang memiliki standar
mutu yang telah ditetapkan oleh Departemen Perindustrian. Penetapan standar
mutu merupakan acuan bahwa suatu produk tersebut memiliki kualitas yang baik
dan aman bagi konsumen. Para produsen abon disarankan membuat produk abon
dengan memenuhi Standar Industri Indonesia (SII).
Faktor-faktor yang mempengaruhi standar mutu abon antara lain :
1. Kadar air – berpengaruh terhadap daya simpan dan keawetan abon.
2. Kadar abu – menurunkan derajat penerimaan dari konsumen.
3. Kadar protein – sebagai petunjuk beberapa jumlah daging/ikan yang digunakan untuk
abon.
4. Kadar lemak – berhubungan dengan bahan baku yang digunakan, ada tidaknya
menggunakan minyak goreng dalam penggorengan.

2.2 Pengertian Bauran Pemasaran (Marketing Mix)


Pengertian marketing Mix Secara bahasa adalah Bauran Pemasaran, sedangkan
menurut istilah marketing Mix adalah strategi pemasaran yang di laksanakan secara
terpadu atau strategi pemasaran yang di lakukan secara bersamaan dalam menerapkan
elemen strategi yang ada dalam marketing Mix itu sendiri.
Pengertian Marketing Mix menurut pakar marketing dunia yaitu Kotler dan Amstrong
pada tahun 1997 berbunyi :
“ Marketing mix as the set of controllable marketing variables that the firm bleads
to produce the response it wants in the target market”
Bahasa indonesianya kurang lebih : ” Marketing Mix adalah sekumpulan variable –
variabel pemasaran yang dapat dikendalikan, yang digunakan oleh perusahaan untuk
mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam target pemasaran“
Marketing Mix sendiri didalamnya terdapat beberapa elemen marketing kalau jaman
dahulu dikenal dengan unsur 4P , namun seiring berkembangnya jaman makin modern
kini ada yang mengatakan marketing mix ada 7P artinya ada penambahan Tiga strategi
lagi. bukan perkara salah atau benar dari kedua pendapat di atas tapi yang namanya
strategi menurut saya kita bebas menambahkan selama apa yang ditambahkan bisa
menjadikan strategi pemasaran yang kita lakukan semakin hebat.
Apa saja unsur – unsur marketing Mix baik 4P atau 7P tersebut, berikut disebutkan :
1. Produk 5. Partisipant/ People
2. Price 6. Proses
3. Promotion 7. Physical Evidence
4. Place
1. Marketing Mix Product :
Produk sendiri terbagi dua yaitu produk nyata bisadilihat dan produk tidak nyata atau jasa
hanyabisa di rasakan tapi tidak bisa di lihat. Dalam hal produk perlu di perhatikan kualitas,
layanan, dll karena konsumen ketika membeli bukan hanya sekedar ingin tapi juga
membutuhkan dan harus kita perhatikan kepuasan konsumen terhadap produk yang kita
tawarkan.

2. Marketing Mix Price :


Strategi dalam menentukan harga yang kita tawarkan kepada konsumen , karena harga
juga penentu apakah konsumen mau membeli produk kita atau tidak.

3. Marketing Mix Promotion / Promosi :


Merupakan strategi dalam mengkomunikasikan informasi produk atau jasa dari penjual
kepada pembeli, dalamhal ini kita harus pandai – pandai menyusun strategi promosi agar
produk kita bisa dikenal olehkonsumen.

4. Marketing Mix Place:


Sering juga di sebut saluran distribusi, yang berarti keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk
memindahkan produk disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke konsumen akhir
atau pemakai.

5. Marketing Mix Partisipant or People :


Partisipant atau people yang di maksud adalah mereka yang ikut berpartisipasi dalam
startegi pemasaran produk atau jasa, misal dalam usaha restoran maka yang di maksud
adalah para kasir, pelayan, dan penjual sayur dll.baik yang terlibat langsung mau pun
tidak.

6. MarketingMix Procces :
Kegiatan marketing mix yang menunjukan bagaimana proses pelayanan yang di berikan
kepada konsumen pada saat melakukan pembelian produk atau jasa yang kita tawarkan.
7. Marketing Mix Physical Evidence / Lingkungan Fisik :
merupakan Lingkungan fisik yang berkaitan dengan keadaan atau kondisi yang di
dalamnya juga termasuk suasana. Karakteristik lingkungan fisik merupakan segi paling
jelas dan nampak dalam kaitannya dengan situasi pemasaran . maksud dari situasi ini
adalah keadaan atau situasi dan kondisi secara geografi, lingkungan institusi, dekorasi dari
ruangan, adanya suara, aroma fisik , cahaya yang terpancar , cuaca yang baik, peletakan
dan layout yang nampak atau situasi lingkungan yang penting sebagai obyek stimuli hal
ini di kemukakan oleh Belk 1974 dalam Assael 1992.
Dari 7 bauran pemasaran yang ada dibuku yang telah dikembangkan namun saat
ini yang nantinya akan digunakan adalah 4 bauran pemasaran saja yaitu Product,place,
promotion dan price.
III. METODE PELAKSANAAN

1.1 Tempat Penelitian


Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tentang Bauran Pemasaran Marketing
Mix Abon Ikan Patin. Maka lokasi yang akan dikunjungi sebagai objek penelitian adalah
agroindustri ikan patin yang berada di Desa Tangkit Baru, Kecamatan Sungai Gelam,
Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Nama kemasan olahan agroindustri ikan patin
ini bernama ”T & TRI” yang dimiliki ibu Tri. Selain dilokasi pembuatan Agroindustri
Abon Ikan patin kami juga melakukan penelitian dilokasi penjualan seperti minimarket
maupun warung kecil dan langsung turun ke masyarakat untuk menanyakan secara
langsung tentang produk abon patin ini yang nantinya akan berhubungan dengan
pemilihan salah satu strategi kompetitif pemasaran yang baik yang bisa gunakan untuk
abon ikan patin.
1.2 Profil Usaha
Bentuk kegiatan : Pembuatan Abon Ikan Patin Pokhlasar Tunas Baru Desa Pudak
Kec. Kumpeh Ulu Kab. Muaro Jambi
Nama Produk : T & TRI
Struktur Organisasi : Ketua Triwarni, Sekretaris Sumarni, Bendahara Sumirah
1.3 Waktu penelitian
Waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal penelitian yang diberuikan program
studi Diploma III Agrobisnis serta izin dari dosen Manajemen Pemasaran.
Waktu yang digunakan untuk pelaksanaan nya adalah:
Hari/Tanggal : Jumat 5 Desember 2014
Pukul : 08.00 – 09.00 WIB

1.4 Sumber penulisan


1. Penulisan ini didapat dari sumber buku yang relevan yang membahas tentang
pemasaran dan beberapa buku tentang produk ikan patin
2. Didapat informasi dari petani ikan patin,produsen abon ikan patin, masyarakat yang
mengkonsumsi abon ikan patin serta pasar yang menampung abon ikan patin
3. Penulisan ini juga dibantu dari teman-teman yang saling berdiskusi dan para pakar
yang mengetahui tentang pemasaran dan dibantu oleh dosen
IV. PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan


Perusahaan abon patin T & TRI berdiri tahun 2004 dengan diketuai oleh ibu
Triwarni dan beranggotakan 12 orang. Alasan berdirinya usaha pengolahan abon patin
adalah dikarenakan panen ikan patin yang over produksi pada tahun 2004 di Desa Pudak..
over produksi ini menyebabkan harga ikan patin turun karena produksi lebih besar
daripada permintaan pasar. Karena kurang koordinasi, petani serempak tebar benih, jadi
panen berbarengan,”. Permintaan pasar tidak sebanding dengan hasil panen dampaknya
adalah banyak ikan patin yang terjual murah dan tidak laku dipasaran. Maka ibu Triwarni
membuat pemikiran untuk mengolah ikan patin segar menjadi bahan olahan agrobisnis
yaitu abon ikan patin. Petama-tama ibu Triwarni membuat kelompok usaha kemudian
mengolah ikan patin segar menjadi abon patin. Dana yang didapatkan dari KUR ( Kredit
Usaha Rakyat) KKPI dan lain-lain.Desa Kumpe Pudak merupakan sentra penghasil ikan
patin terbesar di Jambi, dimana berdasarkan survey yang dilakukan bahwa petani
mengahasilkan ikan patin segar sebanyak 20 ton/hari. saat ini pemasaran ikan patin sudah
mulai meluas selain digunakan sebagai bahan dasar pembuatan abon patin , ikan patin
segar sudah mulai dipasarkan keluar Jambi. Misalnya, ke medan petani melakukan
pengiriman ikan patin segar sebanyak 16 ton sekali pengiriman, ke Jakarta 8 ton dan
selebihnya akan dipasarkan di Jambi. Pada awalnya T&Tri banyak mengalami kesulitan,
keberhasilan seperti sekarang ini tidak mudah mereka dapatkan. Pada tahun 2008 karena
pemasaran abon patin sulit untuk dikembangkan maka fasilitator petani meminta bantuan
dan solusi dari pemerintah agar masyarakat lebih banyak yang mengenal produk olahan
makanan ini. Maka pemerintah memberikan solusi dengan cara menjual abon patin secara
door to door dimana pihak T&Tri diminta untuk menjual produk ke kantor-kantor instansi
pemerintahan. Tetapi solusi tersebut bukannya membuahkan hasil malah makin
menambah masalah, dimana pihak T&Tri di tuding melakukan eksploitasi dengan
melibatkan pihak pemerintahan. Akan tetapi hal tersebut tidak membuat pihak T&Tri
menyerah begitu saja mereka terus melakukan perbaikan produk dan berusaha
menciptakan manajemen pemasaran yang baik. Pengolahan abon ikan patin ini
dikerjakan 1 minggu 4 kali bahkan bisa 5-6 hari tergantung permintaan dari pasar. Setelah
beberapa tahun berdiri maka usaha ini telah beredar keluar daerah Jambi, bahkan telah
sampai kedaerah Pulau Jawa dan sekarang sedang berusaha memasarkan kedaerah luar
negeri seperti Malaysia. Usaha Abon Patin Ibu Triwarni mengalami kemajuan yang cukup
pesat dikarenakan menggunakan manajemen dan system pemasaran yang baik, system
bauran yang dilakukan antara lain:

4.2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)


4.2.1 Price ( Harga )
Untuk menentukan harga abon ikan patin ini pertama-tama harus ditentukan
dengan kondisi ekonomi masyarakat Jambi agar seluruh masyarakat menengah kebawah
bisa juga menikmati olahan abon patin ini. Kondisi ekonomi masyarakat Jambi pada
umumnya adalah masyarakat menengah kebawah maka harga yang ditentukanpun harus
murah. Harga yang dibuat untuk kemasan ukuran 100 gram adalah Rp 15.000 ,-.
Perbandingan pengolahan ikan patin menjadi abon patin yaitu 5:1 , dimana dari 5 kg ikan
patin segar akan menghasilkan abon patin 1 kg. Dalam pengolahan ikan patin menjadi
abon patin membutuhkan beberapa bahan penolong seperti bumbu, santan, penyedap rasa.
Selain itu biaya yang diperlukan yaitu biaya transportasi. Maka setelah dilakukan kalkulasi
biaya , ditetapkanlah harga yang sesuai dengan biaya yang dikeluarkan yaitu
Rp 15.000,00.
Dalam penetapan harga usaha Abon Patin ini mendapat pengawasan dan
keterlibatan pemerintah. Usaha Abon patin ini untuk di Jambi masih 3 home industry yang
menekuninya maka untuk persaingan T & Tri masih minim dan masih bisa dikondisikan.
Mengingat diantara 3 indusrti ini T & Tri merupakan salah satu yang masih menjaga
eksistensinya di usaha home industry abon patin.
Untuk harga abon ikan patin dengan ukuran 1 gram dikenakan biaya Rp 15.000
sedangkan untuk kemasan keluar kota seperti Jakarta dan beberapa bandara yang menjual
oleh-oleh khas Jambi menggunakan kemasan dengan ukuran 50 gram untuk harga nya
adalah Rp 8.000,-. Konsumen juga bisa membeli abon ikan patin yang belum dikemas
menggunakan ukuran plastic 100 gram. Untuk harga yang belum dilakukan pengemasan
dijual dengan harga Rp 130.000 – 140.000. namun untuk pembelian dalam jumlah besar
dengan pembelian tidak dikemas perusahaan membatasi pembelian dan membatasi
konsumen, konsumen yang dipilih adalah orang-orang yang telah dipercaya. hal ini
dilakukan untuk tetap menjaga kualitas dan keamanan dari produk abon patin itu sendiri.
4.2.2 product (produk)
Abon ikan patin adalah salah satu produk (olahan) makanan yang berbahan dasar
ikan patin. Desa Pudak Kumpe Ulu adalah salah satu penghasil ikan patin terbesar di
Jambi. Dimana sampai saat ini berdasarkan informasi yang kami dapatkan Desa Pudak
menghasilkan ikan patin segar sebanyak 20 ton/ hari. maka untuk mengantisipasi
kelebihan hasil ikan patin segar maka petani mempunyai ide untuk mengolah ikan patin
menjadi abon ikan patin. Pengolahan ikan patin segar menjadi abon ikan patin memiliki
perbandingan 5:1 maka dari 5 kg ikan patin segar akan menghasilkan 1 kg abon patin.
Kapasitas produksi abon ikan patin sekali produksi yaitu 300 bungkus (3 kg abon patin )
dimana, 1 bungkus berisi 100 gram abon ikan patin.
Pengolahan abon ikan patin memiliki bahan tambahan/bahan penolong sebagai berikut:
- Lengkuas
- Gula
- Kelapa
- Bawang merah
- Penyedap rasa
- Santan
Dalam pembuatan ikan patin yang digunakan yaitu hanya dagingnya saja jadi kulit dengan
durinya tidak digunakan tetapi limbah tersebut diolah kembali menghasilkan kerupuk ikan
patin. sehingga industry T & Tri ini memiliki 2 produk olahan yaitu abon patin dengan
kerupuk patin.
Untuk bungkus produk yang terbuat dari plastic sebagai wadah abon ikan patin di
dapatkan dari luar Provinsi Jambi yaitu tepatnya adalah didaerah Cengkareng. Untuk
pemesanan dilakukan selama 1 bulan sekali atau sesuai dengan kebutuhan plastic saat
produksi dengan arti bisa dilakukan pemesanan 2 kali dalam 1 bulan. Untuk wadah abon
patin dalam jumlah besar seperti kertas karton didapatkan dari Surabaya. Pemesanan
kardus dilakukan dalam jumlah banyak untuk stock kebutuhan dirumah. Pemesanan
dilakukan 2 bulan 1 kali.
Produk ikan patin milik T & TRI sudah memiliki izin dari dinas kesehatan Badan
Pengawasan Obat dan Makanan ( BPOM). Abon patin ini juga sudah diteliti di labor
Tekhnologi Hasil Pangan milik Universitas Jambi sehingga sudah terjamin kualitas
produk nya. Produk abon patin ini juga sudah memiliki kode barang (Barcode) sehingga
memudahkan melakukan pemasaran untuk ke swalayan dan yang terpenting untuk took
oleh-oleh yang ada di Bandara, Carefour dan beberapa minimarket yang ada diluar
provinsi Jambi. Kode barang sangat berfungsi untuk mengetahui cirri produk dan harga
yang tertera. Selain adanya barcode Abon patin T & TRI juga sudah memiliki label halal,
komposisi alamat lengkap produksi dan lain-lain. Dengan adanya keterangan diatas
sehingga memudahkan konsumen lebih bijak dalam memilih dan lebih mudah dikenal oleh
masyarakat.

4.2.3 Promotion (promosi )


Promosi adalah langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh produsen setelah
tahap pengolahan produk selesai. Promosi merupakan suatu tahap yang sangat penting
yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan. Kegiatan promosi adalah kegiatan
memperkenalkan produk kepada masyarakat sehingga kita lebih mudah dalam
menentukan sasaran pasar yang akan kita tuju nantinya. Semua perusahaan baik barang/
jasa harus melakukan promosi, demikian juga untuk usaha home industry T & Tri . T &Tri
melakukan promosi dengan cara mengunjungi beberapa pameran yang ada baik yang ada
di Jambi maupun di luar Provinsi Jambi . Dalam pameran tersebut T & Tri
memperkenalkan produk dengan cara menjual Abon Ikan Patin dengan harga yang relative
lebih murah daripada harga normalnya. Tujuannya supaya para konsumen tertarik
sehingga mau membeli. Selain itu promosi juga dilakukan dengan cara memasukkan
produk abon patin ke swalayan-swalayan yang ada di Jambi misalnya, di Abadi, Mandala,
Sungai Kambang dll.
Selain dengan cara yang disebutkan beberapa diatas, T & Tri juga meminta
bantuan dan solusi kepada pemerintah supaya ikut terlibat untuk memasarkan produk abon
patin ini. Mereka meminta supaya di Bandara khusus untuk calon jemaah diberikan abon
patin sebagai salah satu makanan yang bisa mereka bawa dan konsumsi nantinya pada saat
melakukan perjalanan ke Arab Saudi. T & Tri berharap pada tahun 2015 rencana sudah
bisa terealisasi sehingga Jambi dikenal oleh masyarakat dan masyarakat tahu bahwa Jambi
memiliki suatu icon yang membanggakan. Pada saat dilakukan promosi melalui pameran
dibeberapa tempat harga nya tidak sama seperti harga dipasaran biasanya. Untuk harga
dipasaran biasanya T & TRI menjual dengan harga Rp 15.000/ 1 gram sedangkan pada
waktu pameran dilakukan penjualan dengan harga Rp 13.000/ 1 gram. Dengan penjualan
dengan harga lebih murah Rp 2.000 dari harga biasanya perusahaan T & TRI tetap
mendapatkan keuntungan Rp 30.000 – 35.000 / Kg.
4.2.4 Place (Tempat )
T & Tri berlokasi di Desa Pudak Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi
yang berada 15 km dari pusat kota atau tempat penjualan abon ikan patin.

Dalam keputusan place (tempat) meliki 3 aspek yang harus diperhatikan yaitu:
1.Sistem transportasi perusahaan
Karena pemasaran abon patin sudah memiliki sasaran pasar di Jambi jadi
perusahaan tidak lagi kewalan mencari pasar. Beberapa swalayan sudah memiliki stok
yang telah ditetapkan. Untuk transportasi sendiri perusahaan home industry T & Tri
menggunakan mobil pribadi untuk mengantarkan produk abon patin ke beberapa swalayan
yang sudah menjadi langganannya. Untuk daerah luar jambi seperti Jakarta, Medan,
Batam T & Tri melakukan pengiriman barang yang sudah dipaketkan melalui transportasi
darat karena berdasarkan kalkulasi biaya yang sudah dibuat pengiriman melalui
transportasi darat lebih ekonomis dibandingkan melalui udara. Maka untuk perusahaan ini
sudah memiliki system trasportasi yang sudah tergolong baik karena setiap pesanan dari
konsumen di Luar Jambi bisa dilayani dengan baik. Untuk distribusi dalam kota
perusahaan menggunakan mobil pribadi untuk mengurangi pengeluaran. Sedangkan untuk
keluar kota seperti Medan dan Jakarta perusahaan menggunakan jasa ekspedisi dan Jasa
antar paket barang TIKI JNE. Untuk harga transportasi melalui jalur ekspedisi adalah
sebesar Rp 6.000/Kg. dalam satu kali pengiriman melalui ekspedisi T & TRI menyiapkan
produksi sampai 100 Kg abon ikan patin. maka jika ditotal cost yang dikeluarkan untuk
pengiriman melalui jalur ekspedisi ini adalah Rp 600.000,-. Namun kelemahan dari jalur
ekspedisi ini barang yang dipesan bisa sampai kelokasi pemasaran adalah membutuhkan
waktu yang cukup lama yaitu 3 hari. untuk mengantisipasi keterlambatan barang yang
datang melalui jalur ekspedisi, T & TRI melakukan produksi dan pengiriman 1 minggu
sebelum tanggal yang ditetapkan oleh pasar. Sedangkan untuk jalur cepat yang
menggunakan waktu selama 1 X 24 Jam perusahaan T & TRI menggunakan jasa antar
paket TIKI JNE. Kelemahan dari TIKI JNE adalah harganya yang mahal. Untuk 1 kg
barang dikenakan biaya sebesar Rp 35.000 maka untuk satu kali pengiriman dalam jumlah
100 kg T & TRI harus mengeluarkan cost sebesar Rp. 3.500.000,- . Untuk paket melalui
TIKI JNE perusahaan T & TRI hanya melakukan beberapa kali saja dengan alasan harga
nya yang sangat mahal. Distribusi melakukan TIKI JNE dilakukan apabila kebutuhan
pasar diluar kota sangat mendesak dan biasanya biaya yang dikeluarkan untuk distribusi
dibantu oleh pasar yang berada diluar kota dengan perbandingan cost 70:30 dimana 70 %
ditanggung oleh pasar yang ada diluar kota.

2.Sistem penyimpanan
T & Tri memilki penyimpanan/gudang untuk menyimpan hasil olahannya.
Karena penumpukan olahan jarang terjadi maka penyimpanan dilakukan di
ruangan yang sekaligus pembuatan olahan ikan patin. system penyimpana yang
dimiliki T & TRI sangat terjamin kehiginisannya karena dilakukan penyimpanan
diruangan yang tertutup dan terhindar dari sinar matahari secara langsung. Bahan
yang telah diolah juga sudah dikemas menggunakan plastic kedap udara dan
ditumpuk dikertas karton.

3. Pemilihan saluran distribusi


Untuk saluran distribusi perusahaan ini memilih saluran distribusi yang relative
singkat karena melakukan disrtibusi ke swalayan jadi tidak terhubung langsung ke
konsumen. Tetapi pihak swalayan yang melakukan konsep penjualan kepada konsumen.
Produk abon ikan patin ini dapat ditemui dibeberapa minimarket seperti:
 Supermarket Abadi
 Supermarket Mandala
 Toko oleh-oleh khas Jambi, Hardi Rasa
 Counter Dekranasda Provinsi Jambi
 Counter Produk Khas Jambi di Bandar Udara Sultah Thaha.
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Jika dilihat dari aspek kelayakan usaha yang dijalankan oleh Ibu Triwarni ini termasuk
kedalam kategori yang layak untuk dikembangkan karena belum memiliki banyak pesaing
dan permintaan pasar juga termasuk banyak. Dari 4 system bauran pemasaran yang
dijalankan yaitu Price, Product, Place dan Promotion terdapat beberapa keunggulan dan
kelemahan yang mesti diperbaiki guna memperoleh pasar yang lebih baik. Untuk Promosi
yang dilakukan T & TRI masih sangat rendah karena hanya melakukan promosi dengan
mengharapkan beberapa event yang sehingga masyarakat banyak yang belum mengenal
produk abon patin. Selain itu juga ada dan terdapat kelemahan dari product yang belum
memiliki cirri khas nya untuk lebih mudah dikenal dan diingat oleh masyarakat. Untuk
Place nya juga sudah baik dapat memilih pasar yang memiliki kesempatan penjualan yang
strategis dan system distribusi yang efektif dan efisien. Untuk pricenya juga sudah baik
karena dapat menjual dengan harga yang terjangkau sehingga dapat memudahkan
konsumen menengah kebawah untuk membeli abon ikan patin T & TRI.

5.2. Saran
a. Saran dari kami sebagai mahasiswa yang telah melakukan kunjungan lapangan adalah
dengan memperbanyak promosi kepada masyarakat melalui media cetak, elektronik
dan dunia maya.
b. Menambah pemasaran dengan begitu lebih banyak dan sering melakukan produksi
pengolahan abon ikan patin
c. Memiliki ciri khas produk sehingga lebih gampang dikenal dan diingat oleh
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Susanto, MS dkk.2003. Dasar-dasar Pemasaran. Yogyakarta: Tim Mitra Bestari

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/konsep-bauran-pemasaran-marketing-mix.html

http://www.lebahmaster.com/tips-dan-trik/tips-marketing/pengertian-marketing-mix
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai