Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Nutrisi pada manusia adalah proses ketika manusia memperoleh makanan dan
menggunakan makanan tersebut untuk pertumbuhan, metabolisme, dan perbaikan
tubuhnya. Nutrien adalah makanan, zat kimia, atau zat yang dibutuhkan oleh
organisme untuk dapat hidup dan tumbuh. Nutrien terdiri dari karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, serat, mineral dan air (Merrill, 2014).Keadaan obesitas
pada wanita dan pria dapat menyebabkan gangguan reproduksi.

Pelecehan seksual adalah segala macam bentukperilaku yang berkonotasi


seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang
menjadi sasaran hingga menimbulkan reaksi negatif: rasa malu, marah,
tersinggung dan sebagainya pada diri orang yang menjadi korban pelecehan.
Pelecehan seksual bias terjadi di mana saja dan kapan saja, seperti di bus, pabrik,
supermarket, bioskop, kantor, hotel, trotoar, dsb baik siang maupun malam.
Pelecehan seksual di tempat kerja sering kali disertai dengan janji imbalan
pekerjaan atau kenaikan jabatan.

1.2 RumusanMasalah
1. Apa itu obesitas ?
2. Apa saja etiologi pada obesitas?
3. Apaepidemiologipadaobesias ?
4. Apasaja diagnosis padaobesitas ?
5. Bagaimana strategi pencegahan obesitas ?
6. Apa itu pelecehan seksual ?
7. Bagaimana solusi dan cara pencegahan pelecehan seksual ?
1.3 Tujuan
1. Agar mengetahui apa pengertian dariobesitas
2. Agar mengetahui apa etiologi dari obesitas
3. Agar mengetahui apa epidemiologinya obesitas

1
4. Agar mengetahui diagnosisnya
5. Agar mengetahui bagaimana pencegahannya
6. Agar mengetahui pengertian dari pelecehan seksual
7. Agar mengetahui bagaimana solusi dan cara pencegahan pelecehanseksual

1.4 Manfaat

Mahasiswa dapat mengetahui pengertian obesitas, etiologinya, epidemiologinya


dan bagaimana cara pencegahannya. Mahasiswa juga dapat mengetahui
pengertian pelecehan seksual dan bagaimana solusi dan cara pencegahannya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Obesitas

2.1.1 Pengertian Obesitas

Nutrisi pada manusia adalah proses ketika manusia memperoleh makanan dan
menggunakan makanan tersebut untuk pertumbuhan, metabolisme, dan perbaikan
tubuhnya. Nutrien adalah makanan, zat kimia, atau zat yang dibutuhkan oleh
organisme untuk dapat hidup dan tumbuh. Nutrien terdiri dari karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, serat, mineral dan air (Merrill, 2014).

Malnutrisi adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh asupan makanan yang tidak
tepat atau tidak adekuat sehinggga tubuh tidak mendapat vitamin, mineral dan
nutrien lain dalam jumlah yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi organ
dan jaringan yang sehat. Malnutrisi terjadi pada orang yang kekurangan dan
kelebihan nutrisi (Merrill, 2014).

Kekurangan nutrisi terjadi jika nutrien esensial hanya sedikit dikonsumsi atau jika
nutrien esensial diekskresikan lebih cepat dibandingkan penggantiannya di dalam
tubuh. Kelebihan nutrisi adalah tipe malnutrisi yang terjadi akibat asupan nutrien
yan melebihi kebutuhan untuk pertumbuhan, perkembangan dan metabolisme
tubuh yang normal (Merrill, 2014).

Obesitas secara fisiologik didefinisikan sebagai suatu kondisi akumulasi lemak


yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adipose sampai kadar tertentu
sehingga dapat mengganggu kesehatan. Pengertian obesitas menurut WHO (1998)
adalah suatu keadaan dimana terjadi timbunan lemak yang berlebihan atau
abnormal pada jaringan adipose, yang akan mengganggu kesehatan. Sesorang
dikatakan obesitas apabila Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥ 25 kg/m².

3
2.2.2 Etiologi (faktor penyebab) Obesitas

1. Penyebab Kelebihan Nutrisi (Obesitas)

Obesitas menjadi salah satu masalah gizi yang serius. Penyebab obesitas pada
seseorang antara lain :

1. Gaya hidup tidak aktif dapat dikatakan sebagai penyebab utama obesitas.
Aktivitas fisik dan latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan massa
otot dan mengurangi massa lemak tubuh, sedangkan aktivitas fisik yang
tidak adekuat dapat menyebabkan pengurangan massa otot dan
peningkatan adipositas.
2. Perilaku makan yang tidak baik. Perilaku makan yang tidak baik pada
masa anak-anak sehingga terjadi kelebihan nutrisi juga memiliki
kontribusi dalam obesitas, hal ini didasarkan karena kecepatan
pembentukan sel-sel lemak yang baru terutama meningkat pada tahun-
tahun pertama kehidupan, dan makin besar kecepatan penyimpanan lemak,
makin besar pula jumlah sel lemak. Oleh karena itu, obesitas pada anak-
anak cenderung mengakibatkan obesitas pada dewasanya nanti (Guyton,
2007).
3. Faktor genetik obesitas dipercaya berperan menyebabkan kelainan satu
atau lebih jaras yang mengatur pusat makan dan pengeluaran energi dan
penyimpanan lemak serta defek monogenik seperti mutasi MCR-4,
defisiensi leptin kogenital, dan mutasi reseptor leptin (Guyton, 2007).
4. Faktor metabolit juga berperan dalam obesitas. Metabolit, termasuk
glukosa, dapat mempengaruhi nafsu makan, yang mengakibatkan
hipoglikemi yang akan menyebabkan rasa lapar.
5. Dampak/sindroma dari penyakit lain. Penyakit-penyakit yang dapat
menyebabkan obesitas adalah hypogonadism, Cushing syndrome,
hypothyroidism, insulinoma, craniophryngioma, gangguan lain pada
hipotalamus.

2. Penyebab kekurangan nutrisi

4
Kekurangan nutrisi menjadi salah satu masalah gizi yang serius. Penyebab
kekurangan nutrisi pada seseorang antara lain :

1. Kekurangan makanan pada golongan berpenghasilan rendah dan tuna


wisma.
2. Hilangnya nafsu makan. Penyebab umum kehilangan nafsu makan
termasuk kanker, tumor, depresif penyakit dan lain penyakit mental,
penyakit hati atau ginjal, infeksi kronis dll.
3. Orang-orang dengan pengetahuan yang terbatas tentang gizi cenderung
mengikuti diet yang tidak sehat dengan tidak cukup gizi, vitamin dan
mineral dan beresiko kekurangan gizi.
4. Mereka yang penyalahgunaan obat atau pecandu alkohol kronis.
5. Orang-orang dengan gangguan makan seperti anorexia nervosa mengalami
kesulitan mempertahankan gizi yang memadai.
6. Orang-orang dengan penyakit pencernaan seperti ulcerative colitis atau
penyakit Crohn atau malabsorption sindrom mengalami kesulitan dalam
asimilasi nutrisi dari makanan dan mungkin menderita kekurangan gizi.
7. Beberapa obat cenderung mengubah kemampuan tubuh untuk menyerap
dan mengurai nutrisi dan mengambil ini dapat mengakibatkan kekurangan
gizi.
8. Permintaan energi dari makanan melebihi jumlah makanan yang diambil.
Ini termasuk orang-orang yang telah menderita cedera serius, membakar
atau setelah prosedur bedah utama. Ini juga termasuk wanita hamil dan
anak-anak pertumbuhan dan kebutuhan untuk bayi belum lahir yang
menyebabkan peningkatan permintaan untuk nutrisi dan kalori yang
mungkin kurang dalam diet biasa (Mandal, tanpa tahun).

2.2.3 Hubungan Masalah Gizi dengan Kesehatan Reproduksi

1. Obesitas dengan Kesehatan Reproduksi

Keadaan obesitas pada wanita dan pria dapat menyebabkan gangguan reproduksi.
Pada wanita, beberapa studi menunjukkan bahwa wanita yang kelebihan berat

5
badan atau obesitas akan mengalami peningkatan risiko amenore, masalah
fertilitas, komplikasi kehamilan, keguguran, dan defek lahir jika dibandingkan
dengan wanita yang berat badannya normal. Berdasarkan data dari Nurses’s
Health Study, wanita yang obesitas memiliki risiko infertilitas sebesar 2,7 kali
lipat dibandingkan dengan wanita normal (Merrill, 2014).

Sebuah studi menunjukkan bahwa wanita obesitas yang menjalani pengobatan


infertilitas memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk hamil melalui metode
inseminasi buatan dan jika wanita tersebut hamil maka ia memiliki risiko yang
lebih besar untuk keguguran di awal kehamilan (Merrill, 2014).

Wanita yang mengalami obesitas memiliki resiko tingi keguguran. Dalam studi
yang dilakukan oleh Hamilton-Fairley, risiko keguguran sebelum melahirkan anak
pertama sebesar 25% sampai 37% lebih tinggi pada wanita obesitas. Wanita
obesitas yang sedang hamil dapat mengalami diabetes gestasional yang dapat
berkembang menjadi diabetes tipe II; dan hipertensi yang dapat memperbesar
risiko penyakit jantung pada ibu (Merrill, 2014).

Ibu yang obesitas cenderung mengalami kehamilan disertai defek tuba neural,
spina bifida, anomali kardiovaskuler, anomali septum, bibir sumbing dan celah
palatum, atresia anorektal, hidrosefalus, serta cacat ekstremitas (Merrill, 2014).

Pada pria, obesitas telah dikaitkan dengan hitung sperma yang berkurang dan
disfungsi ereksi. Di Amerika Serikat, hitung sperma mengalami penurunan hingga
sekitar 1,5% tiap tahunnya. Perubahan spermatogenesis dan disfungsi ereksi
memiliki peran penting terhadap kemampuan pasangan untuk bereproduksi
(Merrill, 2014).

2. Kekurangan Nutrisi Selama Kehamilan dan Kesehatan

Kelaparan menyebabkan ibu yang kurang nutrisi memlahirkan anak yang kurang
nutrisi. Malnutrisi maternal dapat membahayakan baik pada ibu maupun bayinya.
Bentuk malnutrisi yang paling sering terjadi diseluruh dunia adalah defisiensi zat

6
besi yang diperkirakan mempengaruhi 2 milyar orang. Defisiensi zat besi
dikaitkan dengan anemia selama kehamilan yang berdampak pada morbiditas,
kelahiran prematur dan berat bayi lahir rendah (BBLR) (Merrill, 2014).

Defisiensi yodium adalah penyebab utama retardasi mental dan kerusakan otak.
Sekitar 1,9 milyar orang di seluruh dunia berisiko mengalami defisiensi yodium,
yang dapat dicegah dengan cara menambahkan yodium pada garam (Merrill,
2014).

Kebutuhan asam folat dan zat besi pada wanita hamil meningkat 50% atau lebih.
Kebutuhan asam folat berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) pada wanita
tidak hamil sebesar 400 mikrogram, sedangkan pada wanita hamil sebesar 800
mikrogram. Asam folat dibutuhkan oleh tubuh pada saat sebelum dan selama
minggu pertama kehamilan untuk mengurangi defek tuba neural yang akan
mempengaruhi otak dan medula spinalis. Defek ini disebut anensefali dan spina
bifida (Merrill, 2014).

Insufisiensi vitamin B12 pada populasi yang mendapatkan asam folat yang
difortifikasi juga telah menunjukkan peningkatan risiko defek tuba neural
(Merrill, 2014).

Pajanan kekurangan nutrisi selama masa awal gestasi dikaitkan dengan gangguan
toleransi glukosa, perilaku adiktif di masa depan, hipertensi pada usia paruh baya,
gangguan antisosial dan penyakit kardiovaskuler, gangguan metabolik,
peningkatan lemak, obesitas, kanker payudara dan obesitas berat di masa depan
(Merrill, 2014).

2.2.4 Epidemiologi Obesitas

1. Distribusi Berdasarkan Orang

7
Wanita dan pria akan lebih cenderung mengalami masalah reproduksi jika mereka
kelebihan berat badan atau obesitas. Menurut WHO (2011) pada tahun 2008,
sekitar 1,5 milliar dewasa (20+) adalah overweight dan lebih dari 200 juta laki-
laki dan sekitar 300 juta wanita adalah obesitas. WHO juga memprediksi bahwa
pada tahun 2015, sekitar 2.3 milliar dewasa akan mengalami overweight dan lebih
dari 700 milliar akan obesitas.

Berdasarkan survei representatif yang dilakukan di 37 negara, orang dewasa yang


berpendapatan atau berpendidikan rendah lebih sering menderita kelebihan berat
badan atau obesitas.

Anemia pada wanita hamil memperbesar kekurangan zat besi pada saat
kehamilan. Keadaan anemia mencapai 21,7% secara nasional. Berdasarkan
pengelompokan umur, didapatkan bahwa anemia pada balita cukup tinggi, yaitu
28,1% dan cenderung menurun pada kelompok umur anak sekolah, remaja sampai
dewasa muda (34 tahun), tetapi cenderung meningkat kembali pada kelompok
umur yang lebih tinggi. Berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa proporsi
anemia pada perempuan lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki (RISKESDAS
2013).

2. Distribusi berdasarkan waktu

Menurut laporan RISKESDAS 2013, Prevalensi penduduk laki-laki dewasa


obesitas (>18 tahun) pada tahun 2013 sebanyak 19,7%, lebih tinggi dari tahun
2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%). Sedangkan prevalensi obesitas perempuan
dewasa (>18 tahun) pada tahun 2013 sebanyak 32,9%, naik 18,1 persen dari tahun
2007 (13,9%) dan 17,5 persen dari tahun 2010 (15,5%)

3. Distribusi berdasarkan tempat

8
Prevalensi obesitas di Asia, Afrika Utara dan Amerika Latin adalah sebesar dua
sampai lima kali lipat lebih banyak dari Amerika Serikat. Pergeseran obesitas
terjadi secara global dengan tingkat kelebihan berat badan terkini di negara
Meksiko, Mesir, dan Afrika Selatan di angka setara dengan atau lebih tinggi dari
Amerika Serikat. Selain itu, angka perubahan kejadian obesitas semakin
meningkat di negara berpendapatan tinggi. Di Amerika Serikat dan negara Eropa,
peningkatan prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas pada wanita dan pria
yang terjadi tiap tahun masing-masing sebesar 0,25 (Merrill, 2014).

Prevalensi obesitas berhubungan dengan urbanisasi dan mudahnya mendapatkan


makanan serta banyaknya jumlah makanan yang tersedia. Urbanisasi dan
perubahan status ekonomi yang terjadi di negara-negara yang sedang berkembang
berdampak pada peningkatan prevalensi obesitas pada populasi di negara-negara
ini, termasuk Indonesia (Sugondo, 2006).

Prevalensi kekurangan nutrisi yodium lebih tinggi didaerah pegunungan dari pada
dataran rendah. Hal ini diakibatkan karena kandungan yodium yang rendah pada
tanah dataran tinggi.

Anemia pada populasi ibu hamil menurut kriteria anemia yang ditentukan WHO
dan pedoman Kemenkes 1999, adalah sebesar 37,1 persen dan prevalensinya
hampir sama antara bumil di perkotaan (36,4%) dan perdesaan (37,8%). Hal ini
menunjukkan angka tersebut mendekati masalah kesehatan masyarakat berat
(severe public health problem) dengan batas prevalensi anemia ≥40 persen
(RISKESDAS,2013).

2.2.5 Diagnnosis Obesitas

9
1. Diagnosis obesitas

Wanita atau pria dewasa yang memiliki nilai BMI antara 25-29,9 dianggap
kelebihan berat badan, dan mereka yang memiliki nilai BMI lebih dari 30
dianggap obesitas. Salah satu cara yang sering digunakan untuk mendiagnosia
obesitas adalah dengan cara mengukur antropometri sebagai tindakan skreening.

Menentukan lemak tubuh dapat digunakan berbagai cara seperti CT, MRI,
Electrical inpedance densitometry, skin-flod thickenes, waist-to-hip ratio, IMT,
dan Waist Circumference (Flier et al, 2005). Akan tetapi tak semua pengukuran
tersebut mudah dan murah dilakukan. Oleh karena itu pengukuran IMT, waist-to-
hip ratio, dan Waist Circumference yang lebih lazim dilakukan.

a. IMT

IMT tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, tapi hasil riset telah
menunjukan bahwa IMT berkorelasi dengan pengukuran lemak tubuh
secara langsung. IMT adalah metode yang tidak mahal dan gampang untuk
dilakukan untuk memberikan indikator atas lemak tubuh dan digunakan
untuk screening berat badan yang bisa mengakibatkan problema
kesehatan.

b. Waist Circumference

IMT memiliki korelasi positif dengan total lemak tubuh, tetapi IMT bukan
merupakan indikator terbaik untuk obesitas Selain IMT, metode lain untuk
pengukuran antropometri tubuh adalah dengan cara mengukur lingkar
pinggang. Pengukuran lingkar pinggang ini boleh dikatakan berguna
dalam penentuan obesitas sentral. Lingkar pinggang menggambarkan
lemak tubuh di antaranya tidak termasuk berat tulang (kecuali tulang
belakang) atau massa otot yang besar yang mungkin akan bervariasi dan
memperngaruhi hasil pengukuran (Sugondo,2006).

c. Waist-to-hip ratio (Flier et al, 2005)

10
Selain IMT dan lingkar perut, rasio antara lingkar perut dan lingkar
pinggul merupakan alternative klinis yang praktis. Lingkar perut dan rasio
lingkar perut dengan lingkar pinggul berhubungan dengan besarnya resiko
untuk terjadinya gangguan kesehatan.

2. Diagnosis kekurangan nutrisi


Kekurangan nutrisi dapat didiagnosis dengan berbagai cara, antara lain :

a. Body mass index (BMI)

Ini dihitung oleh berat dalam kilogram dibagi dengan ketinggian di meter
persegi. BMI sehat untuk orang dewasa biasanya terletak antara 18,5 dan
24,9. Orang-orang dengan BMI antara 17 dan 18,5 bisa agak kurang gizi,
orang-orang dengan BMIs antara 16 dan 18 bisa cukup gizi dan orang-
orang dengan BMI kurang dari 16 bisa mengalami kekurangan gizi
(Mandal, tanpa tahun).

b. Tes darah rutin

Hal ini dilakukan untuk menilai anemia dan lain vitamin dan mineral
kekurangan. Mungkin ada dehidrasi, gula darah rendah dan tanda-tanda
infeksi berat seperti yang jelas dengan mengangkat sementara sel darah
penting (Mandal, tanpa tahun).

c. Diameter Mid-Upper lengan

Pertengahan lengan atas diameter dapat digunakan pada anak-anak.


Lengan atas lingkar kurang dari 110 mm juga digunakan untuk
mendefinisikan parah kekurangan gizi anak-anak. Pada anak-anak
ketebalan lipatan kulit juga diukur. Dengan kekurangan gizi ada
kehilangan lemak di bawah kulit yang disebut lemak subkutan. Ini
mengarah ke lipatan kulit tipis (Mandal, tanpa tahun).

2.2.6 Strategi pencegahan Obesitas

11
1. Pencegahan primordial

a. Memberlakukan pola hidup sehat dan diet seimbang setiap hari.


b. Rajin melakukan aktifitas fisik dan latihan fisik yang baik, benar, terukur
dan teratur.
c. Adanya fasilitas umum yang bersih dan aman untuk pejalan kaki,
bersepeda, tempat bermain untuk anak dan orang dewasa untuk
berolahraga
d. Adanya kebijakan untuk menstabilkan harga sayur dan buah-buahan yang
terjangkau oleh masyarakat untuk menunjang gizi seimbang
e. Meningkatkan PHBS keluarga
f. Kementerian Kesehatan menganjurkan agar ibu hamil mengonsumsi
paling sedikit 90 pil zat besi selama kehamilannya.
g. Adanya kebijakan bahwa rumah tangga wajib menggunakan garam yang
beryodium.

2. Pencegahan primer

a. Memberikan pendidikan kesehatan/penyuluhan kepada masyarakat tentang


obesitas dan dampaknya terhadap kesehatan.
b. Memberikan pendidikan kesehatan/penyuluhan kepada masyarakat tentang
pola makan sehat dengan gizi seimbang.
c. Memberikan pendidikan kesehatan/penyuluhan tentang aktifitas fisik dan
latihan fisik serta manfaatnya bagi kesehatan.
d. Memberikan pendidikan kesehatan/penyuluhan tentang pemenuhan nutrisi
saat kehamilan

3. Pencegahan sekunder

a. Melakukan deteksi dini obesitas dengan cara :

1) Melakukan penilaian secara visual dan anamnesa, yang meliputi :


adanya keluhan, riwayat gaya hidup, riwayat keluarga, dan riwayat
mengkonsumsi obat-obatan untuk menggemukkan badan.

12
2) Pengukuran Antropometri (Berat Badan/BB, Tinggi Badan/TB dan
Lingkar Perut/LP).
3) Pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan lanjutan dilakukan jika mempunyai
riwayat keluarga atau dicurigai telah terdapat penyakit penyerta.
Pemeriksaan lanjutan berupa pemeriksaan : tekanan darah, gula darah,
trigliserida, kolesterol High Density Lipoprotein (HDL), kolesterol Low
Density Lipoprotein (LDL) dan asam urat.
4) Melakukan pemeriksaan pada saat kehamilan atau rutin melakukan
ANC di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.

b. Pengobatan. Pengobatan dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti :

1) Melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke fasilitas pelayanan kesehatan


untuk mengetahui penyakit penyerta obesitas pada pasien. Penyakit-
penyakit yang berhubungan dengan obesitas adalah : diabetes mellitus
tipe 2, penyakit kandung empedu, dislipedemia, sindrom metabolic,
hipertensi, osteoarthritis lutut dan panggul, asam urat, kanker,
abnormal hormone reproduksi, polikistik ovarium syndrome,
perlemakan hati dan low back pain.
2) Melakukan bedah gastrointestinal atau bypass gastric pada orang
dewasa.
3) Pemberian terapi obat dipertimbangkan setelah pengaturan makan,
aktivitas fisik tidak memberikan hasil maksimal dalam menurunkan
berat badan. Pemberian obat harus dibawah pengawasan dokter yang
kompeten di fasilitas kesehatan yang resmi.
4) Pemberian tambahan nutrisi pada ibu hamil seperti suplemen zat bezi,
asam volat dan vitamin B12.

4. Pencegahan tersier

a. Mengubah pola makan dengan cara membuat jadwal makan yang terdiri
dari 3 kali makan utama dan 2 kali selingan berupa buah-buahan dan tidak

13
mengkonsumsi makanan lainnya selain yang tercantum di dalam jadwal
makan dan pola makan sehat tersebut.
b. Pemberian motivasi kepada pasien pasca pengobatan agar dapat merubah
perilaku makan sebelumnya.
c. Pemberian motivasi pada ibu hamil agar dapat melahirkan bayi yang sehat.

2.2 Pelecehan Seksual

2.2.1 Pengertian

Pelecehan Seksual Pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang
berkonotasi seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh
orang yang menjadi sasaran hingga menimbulkan reaksi negatif: rasa malu,
marah, tersinggung dan sebagainya pada diri orang yang menjadi korban
pelecehan.

14
Pelecehan seksual terjadi ketika pelaku mempunyai kekuasaan yang lebih dari
pada korban. Kekuasaan dapat berupa posisi pekerjaan yang lebih tinggi,
kekuasaan ekonomi, "kekuasaan" jenis kelamin yang satu terhadap jenis kelamin
yang lain, jumlah personal yang lebih banyak, dsb. Rentang pelecehan seksual ini
sangat luas, meliputi: main mata, siulan nakal, komentar yang berkonotasi seks,
humor porno, cubitan, colekan, tepukan atau sentuhan di bagian tubuh tertentu,
gerakan tertentu atau isyarat yang bersifat seksual, ajakan berkencan dengan
iming-iming atau ancaman, ajakan melakukan hubungan seksual sampai
perkosaan.

Pelecehan juga dapat berupa komentar/perlakuan negatif yang berdasar pada


gender, sebab pada dasarnya pelecehan seksual merupakan pelecehan gender,
yaitu pelecehan yang didasarkan atas gender seseorang, dalam hal ini karena
seseorang tersebut adalah perempuan. Seperti: " Tugas perempuan kan di
belakang....", "Tidak jadi dinikahi, karena sudah tidak perawan lagi....". Pelaku
kekerasan seksual yang biasanya merupakan keluarga dekat, misalnya: teman
dekat, kekasih, saudara, ayah (tiri maupun kandung), guru, pemuka agama, atasan,
dan sebagainya.Menurut data statistik kejahatan seksual WHO 1993, 60-78%
pelaku tindak kekerasan seksual adalah orang yang dikenal korban.

Dalam banyak kasus lainnya, perkosaan dilakukan oleh orang-orang yang baru
dikenal dan semula nampak sebagai orang baik-baik yang menawarkan bantuan,
misalnya mengantarkan korban ke suatu tempat.Pelecehan seksual bisa terjadi di
mana saja dan kapan saja, seperti di bus, pabrik, supermarket, bioskop, kantor,
hotel, trotoar, dsb baik siang maupun malam. Pelecehan seksual di tempat kerja
seringkali disertai dengan janji imbalan pekerjaan atau kenaikan jabatan. Bahkan
bisa disertai ancaman, baik secara terang-terangan ataupun tidak. Kalau janji atau
ajakan tidak diterima bisa kehilangan pekerjaan, tidak dipromosikan, dimutasikan,
dsb.

Pelecehan seksual bisa juga terjadi tanpa ada janji atau ancaman, namun dapat
membuat tempat kerja menjadi tidak tenang, ada permusuhan, penuh tekanan,

15
dsb.Hampir semua korban pelecehan seksual adalah perempuan tidak memandang
status sosial ekonomi, usia, ras, pendidikan, penampilan fisik, agama, dsb.

Ada beberapa pasal dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang
dapat menjerat seseorang pelaku pelecehan seksual:

1. Pencabulan pasal 289-296.

2. Penghubungan pencabulan pasal 295-298 dan pasal 506.

3. Persetubuhan dengan wanita di bawah umur pasal 286-288.

2.2.2 Pelecehan dan Kekerasan Seksual Pada Remaja Putri Remaja

Pelecehan Dan Kekerasan Seksual Pada Remaja Putri Remaja adalah aset
berharga suatu bangsa. Mereka yang nantinya dharapkan menjadi penerus
kelangsungan suatu negara dalam segala hal. Dari data proyeksi populasi remaja
di Indonesia yang dilakukan BKKBN ternyata untuk setiap 5 tahun ke depan
populasi usia ini diperkirakan akan terus mengalami kenaikan jumlah. Upaya
menyejahterakan remaja salah satunya adalah dengan melindungi usia ini dari
segala bentuk kekerasan dan pelecehan terhadap hak asasi mereka sebagai
manusia sehingga nantinya mereka akan siap sebagai manusia dewasa yang
sejahtera secara fisik, mental dan spiritual.

Kekerasan yang termasuk sering dialami usia remaja, terutama remaja wanita,
adalah kekerasan seksual. Hal ini mencakup segala perlakuan mulai dari
pelecehan sampai perkosaan. Menurut data statistik kejahatan seksual WHO tahun
1993, korban kejahatan seksual di mayoritas negara-negara di dunia adalah usia di
bawah 15 tahun, berkisar di antara 36-62%.Data di Indonesia belum dapat
disimpulkan karena laporan yang sangat sedikit. Namun wacana di banyak media
massa cukup dapat menyimpulkan bahwa kekerasan seksual pada remaja wanita
di Indonesia sangat memprihatinkan.

16
2.2.3 Pelecehan dan Kekerasan Seksual Pada Anak Menurut WHO (2004
dalam Lidya, 2009)

Kekerasan terhadap anak adalah suatu tindakan penganiayaan atau perlakuan


salah pada anak dalam bentuk menyakiti fisik, emosional, seksual, melalaikan
pengasuhan dan eksploitasi untuk kepentingan komersial yang secara nyata
ataupun tidak dapat membahayakan kesehatan, kelangsungan hidup, martabat,
atau perkembangannya, tindakan kekerasan diperoleh dari orang yang
bertanggung jawab, dipercaya, atau berkuasa dalam perlindungan anak tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kekerasan terhadap anak adalah


perilaku salah baikdari orang tua, pengasuh, dan lingkungan dalam bentuk
perlakuan kekerasan fisik, psikis, maupunmental yang termasuk didalamnya
eksploitasi, mengancam, dan lain-lain terhadap anak. Azevedo & Viviane
mengklasifikasikan bentuk kekerasan psikologis pada anak:

1. Kekerasan anak secara fisik Kekerasan anak secara fisik adalah penyiksaan,
pemukulan, dan penganiayaan terhadap anak, dengan atau tanpa menggunakan
benda-benda tertentu, yang menimbulkan luka-luka fisik atau kematian kepada
anak. Bentuk luka dapat berupa lecet atau memar akibat persentuhan atau
kekerasan benda tumpul, seperti bekas gigitan, cubitan, ikat pinggang atau rotan.
Dapat pula berupa luka bakar akibat bensin panas atau berpola akibat sundutan
rokok atau setrika.

Lokasi luka biasanya ditemukan pada daerah paha, lengan, mulut, pipi, dada,
perut, punggung atau daerah bokong. Terjadinya kekerasan terhadap anak secara
fisik umumnya dipicu oleh tingkah laku anak yang tidak disukai orangtuanya,
seperti anak nakal atau rewel, menangis terus, minta jajan, buang air, kencing atau
muntah disembarang tempat, memecahkan barang berharga.

2. Kekerasan anak secara psikis Kekerasan anak secara psikis meliputi


penghardikkan, penyampaian kata-kata kasar dan kotor, memperlihatkan buku,
gambar atau film pornografi pada anak. Anak yang mendapatkan perlakuan ini

17
umumnya menunjukkan gejala perilaku maladaftif, seperti menarik diri, pemalu,
menangis jika didekati, takut keluar rumah dan takut bertemu orang lain.

3. Kekerasan anak secara seksual

Kekerasan anak secara seksual dapat berupa perlakuan prakontak seksual antara
anak dengan orang yang lebih besar (melalui kata, sentuhan, gambar visual,
exhibitionism), maupun perlakuan kontak seksual secara langsung antara anak
dengan orang dewasa (incest, perkosaan, eksploitasi seksual). Pemukulan pada
daerah “bokong” anak dapat menumbuhkan perasaan nikmat seksual secara dini.

Mereka tidak dapat mengerti mengenai perasaan tersebut. Setelah dewasa mereka
melakukan keanehan seksual ini biasanya mereka mencari pelacur. Selain itu anak
korban pemukulan merasa dirinya tidak berharga, karena terbiasa merasa sakit
karena pukulan, anak-anak ini akan mudah menyerahkan tubuhnya untuk
diperlakukan secara tidak senonoh setelah dewasa, sehingga ia mudah menjadi
korban pelacuran.

4. Kekerasan anak secara sosial Kekerasan anak secara sosialdapat mencakup


penelantaran anak dan eksploitasi anak. Penelantaran anak adalah sikap dan
perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses
tumbuh kembang anak. Misalnya anak dikucilkan, diasingkan dari keluarga, atau
tidak diberikan pendidikan dan perawatan kesehatan yang layak. Eksploitasi anak
menunjuk pada sikap diskriminatif atau perlakuan sewenang-wenang terhadap
anak yang dilakukan keluarga atau masyarakat. Sebagai contoh, memaksa anak
untuk melakukan sesuatu demi kepentingan ekonomi, sosial atau politik tanpa
memperhatikan hak-hak anak untuk mendapatkan perlindungan sesuai dengan
perkembangan fisik, psikis dan status sosialnya.

2.2.4 Contoh Kasus Pelecehan Seksual

Contoh Kasus Pelecehan Seksual Yang Terjadi Kasus Pertama :

Sepanjang tahun 2010menurut laporan , terjadi 125 kasus pelecehan seksual.


Tahun sebelumnya, hanya terjadi 90 kasus. Dari 125 kasus, 20 kasus di antaranya

18
berlanjut ke meja hijau. Namun tak disebutkan apakah kasus perkosaan oleh
mantan presiden Moshe Katsav masuk dalam angka ini.

Direktur Jenderal Association of Rape Crisis Centers Israel, Michal Rozin,


menyatakan tingginya angka ini karena banyak korban dalam kasus ini mau
bersuara dan mencari keadilan. Kasus serupa Katsav muncul tahun 2010 saat
seorang PNS, Orly Innes melaporkan dirinya dilecehkan secara seksual oleh
seorang dirjen di Kementerian Keamanan Publik, Hagai Peleg.Laporan dari

Komisi Pegawai Negeri Sipil, yang baru-baru ini diberikan kepada Departemen
Kehakiman, menunjukkan bahwa Departemen Pendidikan mencatatkan jumlah
keluhan terbesar pada tahun 2010. Rozin mengatakan kasus pelanggaran seksual
melibatkan figur publik seperti kasus Katsav atau mantan menteri Haim Ramon
juga menunjukkan tren meningkat. Kasus Kedua: Perekam video cabul yang
melibatkan siswi SMP di Jakarta Pusat. Video pelecehan seksual menyebar di
kalangan siswa SMP 4 di Jakarta Pusat.Video ini berisi pemaksaan lima siswi
SMP kepada rekannya wanitanya dan seorang laki-laki adik kelasnya untuk
beradegan seks.Kasus dugaan pelecehan ini muncul ketika salah seorang siswi
SMP di Jakarta Pusat membuat laporan di Polres Jakarta Pusat pada Minggu
(13/10) lalu.Saat itu siswi kelas IX itu mengaku dipaksa oleh salah orang
temannya untuk melakukan seks oral kepada adik kelasnya yang masih duduk di
kelas VIII. Adegan tersebut disaksikan dan direkam video oleh 5 orang
perempuan lain yang juga merupakan teman seangkatan korban.Korban bahkan
diancam dengan menggunakan senjata tajam jika menolak permintaan keenam
temannya tersebut. Merasa terancam, korban terpaksa menuruti kemauan bejat
teman-temannya itu. Kejadian ini terjadi pada 13 September lalu. 2.4 Dampak

Dari Pelecehan Seksual Banyak akibat yang ditimbulkan oleh kekerasan seksual.
Sebagai remaja yang masih berkembang, hal ini akan sangat membekas dan
meninggalkan efek lama baik secara fisik atau mental. Angka bunuh diri pada
wanita yang mengalami kekerasan seksual dari pria yang tinggal bersamanya 5
kali lebih besar dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami hal tersebut.

19
Berbagai penyakit menular seksual dapat ditularkan melalui kekerasan seksual.
Walaupun organ reproduksi remaja wanita sudah berkembang, kekerasan seksual
yang dialami mulai dari manipulasi organ seksual sampai pemerkosaan dapat
melukai organ reproduksi dan menimbulkan infeksi, penyakit organ reproduksi
lainnya, kehamilan yang tidak diinginkan bahkan aborsi. Rasa takut dan malu
korban akibat intimidasi dan budaya masyarakat menyebabkan tidak terdeteksinya
penyakit dan kehamilan sehingga kadang ditemukan dalam keadaan
lanjut.Problem kesehatan mental yang dihadapi oleh remaja putri yang mengalami
pelecehan dan kekerasan seksual bisa berupa depresi atau kecemasan yang
berlangsung lama, atau sindrom stress pasca trauma. Beberapa menunjukkan
mekanisme mengingkari dengan beralih pada alkohol atau obat terlarang untuk
menghilangkan rasa sakit. Kebanyakan dari mereka mengisolasi diri mereka dan
menarik diri dari lingkungan.

Di antara dampak sosial yang dilami korban adalah menurunnya prestasi


sekolah/kerja, lebih sering absen, tidak mengambil mata kuliah yang diajarkan
dosen tertentu, nilai di menurun, mendapat balas dendam dari pelaku atau teman
si pelaku, kehilangan kehidupan pribadi karena menjadi “yang bersalah”, menjadi
objek pembicaraan, kehancuran karakter/reputasi, kehilangan rasa percaya pada
orang dengan tipe/posisi yang serupa pelaku, kehilangan rasa percaya pada
lingkungan yang serupa, mengalami stress luar biasa dalam berelasi dengan
partner, dikucilkan, pindah universitas/fakultas; kehilangan pekerjaan dan
kesempatan mendapat referensi, kehilangan karir. Di samping itu juga terdapat
dampak psikologis/fisiologis, yaitu: depresi, serangan panik,kecemasan, gangguan
tidur, penyalahan diri, kesulitan konsentrasi, sakit kepala, kehilangan motivasi,
lupa waktu, merasa dikhianati, kemarahan dan hingga pikiran bunuh diri.

2.2.5 Solusi dan Cara Pencegahannya

Solusi Dalam Mencegah Kekerasan Dan Pelecehan Seksual Cara-cara mencegah


pelecehan seksual:
1. Pelajari persoalan pelecehan seksual.

20
2. Mampu bertindak asertif dan berani mengatakan tidak (menolak).
3. Menyebarkan informasi tentang pelecehan seksual.
4. Mau bertindak sebagai saksi.
5. Membantu korban.
6. Membentuk kelompok solidaritas.
7. Mengkampanyekan jaminan keamanan, khususnya bagi perempuan.
8. Mengkampanyekan penegakan hukum bagi hak-hak perempuan.

Berikut ini adalah peran penting dalam mencegah terjadinya kekerasan dan
pelecehan seksual:

1. Orang Tua Para orang tua seharusnya lebih memperhatikan kehidupan anaknya.
Orang tua dituntut kecakapannya dalam mendidik dan menyayangi anak-anaknya.
Jangan membiarkan anak hidup dalam kekangan, mental maupun fisik. Sikap
memarahi anak habis-habisan, apalagi tindakan kekerasan (pemukulan
danpenyiksaan fisik) tidaklah arif, karena hal itu hanya akan menyebabkan anak
merasa tidak diperhatikan, tidak disayangi. Akhirnya anak merasa trauma, bahkan
putus asa.

2. Guru Peran seorang guru dituntut untuk menyadari bahwa pendidikan di


Negara kita bukan saja untuk membuat anak pandai dan pintar, tetapi harus juga
dapat melatih mental anak didiknya. Peran guru dalam memahami kondisi siswa
sangat diperlukan.Sikap arif, bijaksana, dan toleransi sangat diperlukan. Idealnya
seorang guru mengenal betul pribadi peserta didik, termasuk status sosial orang
tua murid sehingga ia dapat bertindak dan bersikap bijak.

3. Masyarakat Anak-anak kita ini selain bersentuhan dengan orang tua dan guru,
mereka pun tidak bisa lepas dari berbagai persinggungan dengan lingkungan
masyarakat dimana dia berada. Untuk itu diperlukan kesadaran dan kerjasama dari
berbagai elemen di masyarakat untuk turut memberikan nuansa pendidikan positif
bagi anak-anak.Salah satu elemen tersebut adalah pihak pengelola stasiun TV.
Banyak risetmenyimpulkan bahwa pengaruh media (terutama TV) terhadap
perilaku anak cukup besar. Berbagai tayangan kriminal di berbagaisatsiun TV,

21
tanpa kita sadari telah menampilkan potret-potret kekerasan yang tentu
akanberpengaruh pada pembentuk mental pribadi anak dan terhadap kejahatan
seksual.

4. Pemerintah Dan Sosial Worker Pemerintah adalah pihak yang bertanggung


jawab penuh terhadap kemashlahatanrakyatnya, termasuk dalam hal ini adalah
menjamin masa depan bagianak-anak kita sebagai generasi penerus.Pemerintah
dirasa sangat perlu memperbaiki undang-undang, terutama mengenai hak-hak
wanita dan anak-anak, memperberat hukuman bagi pelaku dan memberikan
pendidikan mengenai kekerasan seksual pada wanita dan remaja putri sehingga
paradigma kekerasan dan pelecehan seksual sebagai sesuatu yang lumrah menjadi
hilang. Masyarakat perlu menggalang kekuatan yang dapat menekan pemerintah
untuk segera mengatasi masalah ini dengan melibatkan pekerja sosial atau dunia
internasional yang peduli pada masalah kekerasan terhadap wanita dan anak-anak.
Para pekerja sosial yang peduli dalam masalah kekerasan seksual pada remaja
dapat menyelenggarakan penggalangan kesadaran akan pentingnya mengetahui
hak-hak asasi wanita dan anak-anak. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan
penyuluhan mengenai kiat-kiat mencegah pelecehan seksual.Peran penyedia
layanan kesehatan terutama dokter sangat penting. Peran pemerintah dalam
memberikan rasa aman yang kurang sangat berpengaruh terhadap adanya
kekerasan seksual. Beberapa negara masih mengabaikan perlindungan terhadap
wanita dan anak-anak karena budaya dan paradigma yang telah mengakar pada
masyarakat mengenai derajat wanita yang masih rendah, tidak menganggap isu ini
penting, atau tidak memiliki perangkat hukum yang baik dalam melindungi hak
wanita dan anak-anak.

Beberapa langkah untuk menjaga diri dari perkosaan:


1. Menunjukkan sikap tegas terhadap segenap bentuk perilaku yang
mencurigakan.
2. Selalu bersikap waspada.

22
3. Tidak boleh berjalan di tempat gelap dan sunyi.
4. Berpakaian sewajarnya.
5. Sediakan selalu senjata di dalam tas, seperti misalnya korek api, deodoran
semprot, dan sebagainya.
6. Jika pergi ke suatu tempat asing, bawa alamat lengkap, denah dan jalur
kendaraan sehingga tidak terlihat bingung. Bertanyalah ke tempat-tempat resmi,
seperti kantor polisi.
7. Jangan mudah menerima ajakan untuk bepergian atau menginap di tempat yang
belum dikenal.
8. Jangan mudah menumpang kendaraan orang yang belum dikenal.
9. Berhati-hati jika diberi minum orang.
10. Pastikan selalu jendela, pintu kamar, rumah, mobil, sudah terkunci dengan
baik.
11. Belajar beladiri praktis untuk mempertahankan diri ketika diserang.

BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

3.1.1. Obesitas

23
Obesitas 3 kali lebih banyak dijumpai pada wanita, keadaan ini disebabkan
karena metabolisme pada wanita lebih rendah apalagi pada paska
menopause. Paska menopause dimana sudah tidak ada ovulasi, sehingga
sudah tidak ada fase luteal, merupakan salah satu alasan menurunnya
metabolisme pada wanita. Obesitas mempengaruhi fungsi reproduksi wanita
akibat adanya kadar leptin dan insulin yang tinggi. Kadar leptin yang tinggi
mempengaruhi steroidogenesis di ovarium. Leptin menghambat kerja
follicle stimulating hormone (FSH) dan insulin like growth factor-1 (IGF-I)
di folikel, sehingga mengganggu sintesis estrogen di ovarium/folikel, tetapi
tidak pada sintesis progeste-rone. Wanita yang mengalami obesitas memiliki
resiko tingi keguguran. Dalam studi yang dilakukan oleh Hamilton-Fairley,
risiko keguguran sebelum melahirkan anak pertama sebesar 25% sampai
37% lebih tinggi pada wanita obesitas. Wanita obesitas yang sedang hamil
dapat mengalami diabetes gestasional yang dapat berkembang menjadi
diabetes tipe II; dan hipertensi yang dapat memperbesar risiko penyakit
jantung pada ibu

3.1.2. Pelecehan Seksual

Pelecehan Seksual adalah perilaku atau tindakan yang mengganggu,


menjengkelkan dan tidak diundang yang dilakukan seseorang atau
sekelompok orang terhadap pihak lain, yang berkaitan langsung dengan jenis
kelamin pihak yang diganggunya dan dirasakan menurunkan martabat dan
harkat diri orang yang diganggunya.
Pelecehan Seksual terjadi disebabkan karena factor-faktor tertentu,
diantaranya: faktor gaya hidup dan hubungan, pelecehan seksual tidak akan
terjadi apabila seseorang bisa menjaga dirinya baik itu dari hal hubungan
ataupun gaya hidup bahkan media masa dan pergaulan antar sesama pun bisa
mengakibatkan terjadinya pelecehan seksual.

3.2. Saran
3.2.1. Obesitas

24
Untuk masyarakat, diharapkan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya
kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah obesitas.

Untuk pemerintah, diharpkan agar mengambil langkah serius untuk


menanggulangi atau minimal mengurangi prevalensi penderita obesitas di
Indonesia dengan mengadaptasikan berbagai program penanggulangan
obesitas di negara maju.

3.2.2 Pelecehan Seksual


Dari berbagai informasi yang telah kita dapatkan bahwa pelecehan seksual
sangat berbahaya karena akan menimbulkan efek yang sangat berbahaya
mulai dari beban mental yang diderita oleh korban, penyakit yang akan
diderita oleh pelaku dan juga oleh korban dan lain sebagainya. Maka dari itu
kita harus bisa menjaga diri dengan cara mendekat diri kepada yang Maha
Kuasa,pertebal iman kita supaya kita selalu dilindungi-Nya.

Daftar Pustaka

Anonim.2013.Laporan Riskesdas 2013.Bakti Husada. Diakses pada tanggal 22


april 2015

25
Mandal, Ananya. Tanpa tahun. Penyebab Kekurangan Gizi. http://www.news-
medical.net/health/Causes-of-malnutrition-(Indonesian).aspx. Diakses pada
tangga 4 Mei 2015
Merrill, Ray M. 2014. Epidemiologi Reproduktif. Penerbit buku kedokteran EGC
Kristina, ni nyoman. 2014. Pengemdalian
obesitas. http://www.diskes.baliprov.go.id/id/PENGENDALIAN-OBESITAS2.
Diakses pada tanggal 2 mei 2015

26

Anda mungkin juga menyukai