PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Nutrisi pada manusia adalah proses ketika manusia memperoleh makanan dan
menggunakan makanan tersebut untuk pertumbuhan, metabolisme, dan perbaikan
tubuhnya. Nutrien adalah makanan, zat kimia, atau zat yang dibutuhkan oleh
organisme untuk dapat hidup dan tumbuh. Nutrien terdiri dari karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, serat, mineral dan air (Merrill, 2014).Keadaan obesitas
pada wanita dan pria dapat menyebabkan gangguan reproduksi.
1.2 RumusanMasalah
1. Apa itu obesitas ?
2. Apa saja etiologi pada obesitas?
3. Apaepidemiologipadaobesias ?
4. Apasaja diagnosis padaobesitas ?
5. Bagaimana strategi pencegahan obesitas ?
6. Apa itu pelecehan seksual ?
7. Bagaimana solusi dan cara pencegahan pelecehan seksual ?
1.3 Tujuan
1. Agar mengetahui apa pengertian dariobesitas
2. Agar mengetahui apa etiologi dari obesitas
3. Agar mengetahui apa epidemiologinya obesitas
1
4. Agar mengetahui diagnosisnya
5. Agar mengetahui bagaimana pencegahannya
6. Agar mengetahui pengertian dari pelecehan seksual
7. Agar mengetahui bagaimana solusi dan cara pencegahan pelecehanseksual
1.4 Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Obesitas
Nutrisi pada manusia adalah proses ketika manusia memperoleh makanan dan
menggunakan makanan tersebut untuk pertumbuhan, metabolisme, dan perbaikan
tubuhnya. Nutrien adalah makanan, zat kimia, atau zat yang dibutuhkan oleh
organisme untuk dapat hidup dan tumbuh. Nutrien terdiri dari karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, serat, mineral dan air (Merrill, 2014).
Malnutrisi adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh asupan makanan yang tidak
tepat atau tidak adekuat sehinggga tubuh tidak mendapat vitamin, mineral dan
nutrien lain dalam jumlah yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi organ
dan jaringan yang sehat. Malnutrisi terjadi pada orang yang kekurangan dan
kelebihan nutrisi (Merrill, 2014).
Kekurangan nutrisi terjadi jika nutrien esensial hanya sedikit dikonsumsi atau jika
nutrien esensial diekskresikan lebih cepat dibandingkan penggantiannya di dalam
tubuh. Kelebihan nutrisi adalah tipe malnutrisi yang terjadi akibat asupan nutrien
yan melebihi kebutuhan untuk pertumbuhan, perkembangan dan metabolisme
tubuh yang normal (Merrill, 2014).
3
2.2.2 Etiologi (faktor penyebab) Obesitas
Obesitas menjadi salah satu masalah gizi yang serius. Penyebab obesitas pada
seseorang antara lain :
1. Gaya hidup tidak aktif dapat dikatakan sebagai penyebab utama obesitas.
Aktivitas fisik dan latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan massa
otot dan mengurangi massa lemak tubuh, sedangkan aktivitas fisik yang
tidak adekuat dapat menyebabkan pengurangan massa otot dan
peningkatan adipositas.
2. Perilaku makan yang tidak baik. Perilaku makan yang tidak baik pada
masa anak-anak sehingga terjadi kelebihan nutrisi juga memiliki
kontribusi dalam obesitas, hal ini didasarkan karena kecepatan
pembentukan sel-sel lemak yang baru terutama meningkat pada tahun-
tahun pertama kehidupan, dan makin besar kecepatan penyimpanan lemak,
makin besar pula jumlah sel lemak. Oleh karena itu, obesitas pada anak-
anak cenderung mengakibatkan obesitas pada dewasanya nanti (Guyton,
2007).
3. Faktor genetik obesitas dipercaya berperan menyebabkan kelainan satu
atau lebih jaras yang mengatur pusat makan dan pengeluaran energi dan
penyimpanan lemak serta defek monogenik seperti mutasi MCR-4,
defisiensi leptin kogenital, dan mutasi reseptor leptin (Guyton, 2007).
4. Faktor metabolit juga berperan dalam obesitas. Metabolit, termasuk
glukosa, dapat mempengaruhi nafsu makan, yang mengakibatkan
hipoglikemi yang akan menyebabkan rasa lapar.
5. Dampak/sindroma dari penyakit lain. Penyakit-penyakit yang dapat
menyebabkan obesitas adalah hypogonadism, Cushing syndrome,
hypothyroidism, insulinoma, craniophryngioma, gangguan lain pada
hipotalamus.
4
Kekurangan nutrisi menjadi salah satu masalah gizi yang serius. Penyebab
kekurangan nutrisi pada seseorang antara lain :
Keadaan obesitas pada wanita dan pria dapat menyebabkan gangguan reproduksi.
Pada wanita, beberapa studi menunjukkan bahwa wanita yang kelebihan berat
5
badan atau obesitas akan mengalami peningkatan risiko amenore, masalah
fertilitas, komplikasi kehamilan, keguguran, dan defek lahir jika dibandingkan
dengan wanita yang berat badannya normal. Berdasarkan data dari Nurses’s
Health Study, wanita yang obesitas memiliki risiko infertilitas sebesar 2,7 kali
lipat dibandingkan dengan wanita normal (Merrill, 2014).
Wanita yang mengalami obesitas memiliki resiko tingi keguguran. Dalam studi
yang dilakukan oleh Hamilton-Fairley, risiko keguguran sebelum melahirkan anak
pertama sebesar 25% sampai 37% lebih tinggi pada wanita obesitas. Wanita
obesitas yang sedang hamil dapat mengalami diabetes gestasional yang dapat
berkembang menjadi diabetes tipe II; dan hipertensi yang dapat memperbesar
risiko penyakit jantung pada ibu (Merrill, 2014).
Ibu yang obesitas cenderung mengalami kehamilan disertai defek tuba neural,
spina bifida, anomali kardiovaskuler, anomali septum, bibir sumbing dan celah
palatum, atresia anorektal, hidrosefalus, serta cacat ekstremitas (Merrill, 2014).
Pada pria, obesitas telah dikaitkan dengan hitung sperma yang berkurang dan
disfungsi ereksi. Di Amerika Serikat, hitung sperma mengalami penurunan hingga
sekitar 1,5% tiap tahunnya. Perubahan spermatogenesis dan disfungsi ereksi
memiliki peran penting terhadap kemampuan pasangan untuk bereproduksi
(Merrill, 2014).
Kelaparan menyebabkan ibu yang kurang nutrisi memlahirkan anak yang kurang
nutrisi. Malnutrisi maternal dapat membahayakan baik pada ibu maupun bayinya.
Bentuk malnutrisi yang paling sering terjadi diseluruh dunia adalah defisiensi zat
6
besi yang diperkirakan mempengaruhi 2 milyar orang. Defisiensi zat besi
dikaitkan dengan anemia selama kehamilan yang berdampak pada morbiditas,
kelahiran prematur dan berat bayi lahir rendah (BBLR) (Merrill, 2014).
Defisiensi yodium adalah penyebab utama retardasi mental dan kerusakan otak.
Sekitar 1,9 milyar orang di seluruh dunia berisiko mengalami defisiensi yodium,
yang dapat dicegah dengan cara menambahkan yodium pada garam (Merrill,
2014).
Kebutuhan asam folat dan zat besi pada wanita hamil meningkat 50% atau lebih.
Kebutuhan asam folat berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) pada wanita
tidak hamil sebesar 400 mikrogram, sedangkan pada wanita hamil sebesar 800
mikrogram. Asam folat dibutuhkan oleh tubuh pada saat sebelum dan selama
minggu pertama kehamilan untuk mengurangi defek tuba neural yang akan
mempengaruhi otak dan medula spinalis. Defek ini disebut anensefali dan spina
bifida (Merrill, 2014).
Insufisiensi vitamin B12 pada populasi yang mendapatkan asam folat yang
difortifikasi juga telah menunjukkan peningkatan risiko defek tuba neural
(Merrill, 2014).
Pajanan kekurangan nutrisi selama masa awal gestasi dikaitkan dengan gangguan
toleransi glukosa, perilaku adiktif di masa depan, hipertensi pada usia paruh baya,
gangguan antisosial dan penyakit kardiovaskuler, gangguan metabolik,
peningkatan lemak, obesitas, kanker payudara dan obesitas berat di masa depan
(Merrill, 2014).
7
Wanita dan pria akan lebih cenderung mengalami masalah reproduksi jika mereka
kelebihan berat badan atau obesitas. Menurut WHO (2011) pada tahun 2008,
sekitar 1,5 milliar dewasa (20+) adalah overweight dan lebih dari 200 juta laki-
laki dan sekitar 300 juta wanita adalah obesitas. WHO juga memprediksi bahwa
pada tahun 2015, sekitar 2.3 milliar dewasa akan mengalami overweight dan lebih
dari 700 milliar akan obesitas.
Anemia pada wanita hamil memperbesar kekurangan zat besi pada saat
kehamilan. Keadaan anemia mencapai 21,7% secara nasional. Berdasarkan
pengelompokan umur, didapatkan bahwa anemia pada balita cukup tinggi, yaitu
28,1% dan cenderung menurun pada kelompok umur anak sekolah, remaja sampai
dewasa muda (34 tahun), tetapi cenderung meningkat kembali pada kelompok
umur yang lebih tinggi. Berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa proporsi
anemia pada perempuan lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki (RISKESDAS
2013).
8
Prevalensi obesitas di Asia, Afrika Utara dan Amerika Latin adalah sebesar dua
sampai lima kali lipat lebih banyak dari Amerika Serikat. Pergeseran obesitas
terjadi secara global dengan tingkat kelebihan berat badan terkini di negara
Meksiko, Mesir, dan Afrika Selatan di angka setara dengan atau lebih tinggi dari
Amerika Serikat. Selain itu, angka perubahan kejadian obesitas semakin
meningkat di negara berpendapatan tinggi. Di Amerika Serikat dan negara Eropa,
peningkatan prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas pada wanita dan pria
yang terjadi tiap tahun masing-masing sebesar 0,25 (Merrill, 2014).
Prevalensi kekurangan nutrisi yodium lebih tinggi didaerah pegunungan dari pada
dataran rendah. Hal ini diakibatkan karena kandungan yodium yang rendah pada
tanah dataran tinggi.
Anemia pada populasi ibu hamil menurut kriteria anemia yang ditentukan WHO
dan pedoman Kemenkes 1999, adalah sebesar 37,1 persen dan prevalensinya
hampir sama antara bumil di perkotaan (36,4%) dan perdesaan (37,8%). Hal ini
menunjukkan angka tersebut mendekati masalah kesehatan masyarakat berat
(severe public health problem) dengan batas prevalensi anemia ≥40 persen
(RISKESDAS,2013).
9
1. Diagnosis obesitas
Wanita atau pria dewasa yang memiliki nilai BMI antara 25-29,9 dianggap
kelebihan berat badan, dan mereka yang memiliki nilai BMI lebih dari 30
dianggap obesitas. Salah satu cara yang sering digunakan untuk mendiagnosia
obesitas adalah dengan cara mengukur antropometri sebagai tindakan skreening.
Menentukan lemak tubuh dapat digunakan berbagai cara seperti CT, MRI,
Electrical inpedance densitometry, skin-flod thickenes, waist-to-hip ratio, IMT,
dan Waist Circumference (Flier et al, 2005). Akan tetapi tak semua pengukuran
tersebut mudah dan murah dilakukan. Oleh karena itu pengukuran IMT, waist-to-
hip ratio, dan Waist Circumference yang lebih lazim dilakukan.
a. IMT
IMT tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, tapi hasil riset telah
menunjukan bahwa IMT berkorelasi dengan pengukuran lemak tubuh
secara langsung. IMT adalah metode yang tidak mahal dan gampang untuk
dilakukan untuk memberikan indikator atas lemak tubuh dan digunakan
untuk screening berat badan yang bisa mengakibatkan problema
kesehatan.
b. Waist Circumference
IMT memiliki korelasi positif dengan total lemak tubuh, tetapi IMT bukan
merupakan indikator terbaik untuk obesitas Selain IMT, metode lain untuk
pengukuran antropometri tubuh adalah dengan cara mengukur lingkar
pinggang. Pengukuran lingkar pinggang ini boleh dikatakan berguna
dalam penentuan obesitas sentral. Lingkar pinggang menggambarkan
lemak tubuh di antaranya tidak termasuk berat tulang (kecuali tulang
belakang) atau massa otot yang besar yang mungkin akan bervariasi dan
memperngaruhi hasil pengukuran (Sugondo,2006).
10
Selain IMT dan lingkar perut, rasio antara lingkar perut dan lingkar
pinggul merupakan alternative klinis yang praktis. Lingkar perut dan rasio
lingkar perut dengan lingkar pinggul berhubungan dengan besarnya resiko
untuk terjadinya gangguan kesehatan.
Ini dihitung oleh berat dalam kilogram dibagi dengan ketinggian di meter
persegi. BMI sehat untuk orang dewasa biasanya terletak antara 18,5 dan
24,9. Orang-orang dengan BMI antara 17 dan 18,5 bisa agak kurang gizi,
orang-orang dengan BMIs antara 16 dan 18 bisa cukup gizi dan orang-
orang dengan BMI kurang dari 16 bisa mengalami kekurangan gizi
(Mandal, tanpa tahun).
Hal ini dilakukan untuk menilai anemia dan lain vitamin dan mineral
kekurangan. Mungkin ada dehidrasi, gula darah rendah dan tanda-tanda
infeksi berat seperti yang jelas dengan mengangkat sementara sel darah
penting (Mandal, tanpa tahun).
11
1. Pencegahan primordial
2. Pencegahan primer
3. Pencegahan sekunder
12
2) Pengukuran Antropometri (Berat Badan/BB, Tinggi Badan/TB dan
Lingkar Perut/LP).
3) Pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan lanjutan dilakukan jika mempunyai
riwayat keluarga atau dicurigai telah terdapat penyakit penyerta.
Pemeriksaan lanjutan berupa pemeriksaan : tekanan darah, gula darah,
trigliserida, kolesterol High Density Lipoprotein (HDL), kolesterol Low
Density Lipoprotein (LDL) dan asam urat.
4) Melakukan pemeriksaan pada saat kehamilan atau rutin melakukan
ANC di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.
4. Pencegahan tersier
a. Mengubah pola makan dengan cara membuat jadwal makan yang terdiri
dari 3 kali makan utama dan 2 kali selingan berupa buah-buahan dan tidak
13
mengkonsumsi makanan lainnya selain yang tercantum di dalam jadwal
makan dan pola makan sehat tersebut.
b. Pemberian motivasi kepada pasien pasca pengobatan agar dapat merubah
perilaku makan sebelumnya.
c. Pemberian motivasi pada ibu hamil agar dapat melahirkan bayi yang sehat.
2.2.1 Pengertian
Pelecehan Seksual Pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang
berkonotasi seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh
orang yang menjadi sasaran hingga menimbulkan reaksi negatif: rasa malu,
marah, tersinggung dan sebagainya pada diri orang yang menjadi korban
pelecehan.
14
Pelecehan seksual terjadi ketika pelaku mempunyai kekuasaan yang lebih dari
pada korban. Kekuasaan dapat berupa posisi pekerjaan yang lebih tinggi,
kekuasaan ekonomi, "kekuasaan" jenis kelamin yang satu terhadap jenis kelamin
yang lain, jumlah personal yang lebih banyak, dsb. Rentang pelecehan seksual ini
sangat luas, meliputi: main mata, siulan nakal, komentar yang berkonotasi seks,
humor porno, cubitan, colekan, tepukan atau sentuhan di bagian tubuh tertentu,
gerakan tertentu atau isyarat yang bersifat seksual, ajakan berkencan dengan
iming-iming atau ancaman, ajakan melakukan hubungan seksual sampai
perkosaan.
Dalam banyak kasus lainnya, perkosaan dilakukan oleh orang-orang yang baru
dikenal dan semula nampak sebagai orang baik-baik yang menawarkan bantuan,
misalnya mengantarkan korban ke suatu tempat.Pelecehan seksual bisa terjadi di
mana saja dan kapan saja, seperti di bus, pabrik, supermarket, bioskop, kantor,
hotel, trotoar, dsb baik siang maupun malam. Pelecehan seksual di tempat kerja
seringkali disertai dengan janji imbalan pekerjaan atau kenaikan jabatan. Bahkan
bisa disertai ancaman, baik secara terang-terangan ataupun tidak. Kalau janji atau
ajakan tidak diterima bisa kehilangan pekerjaan, tidak dipromosikan, dimutasikan,
dsb.
Pelecehan seksual bisa juga terjadi tanpa ada janji atau ancaman, namun dapat
membuat tempat kerja menjadi tidak tenang, ada permusuhan, penuh tekanan,
15
dsb.Hampir semua korban pelecehan seksual adalah perempuan tidak memandang
status sosial ekonomi, usia, ras, pendidikan, penampilan fisik, agama, dsb.
Ada beberapa pasal dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang
dapat menjerat seseorang pelaku pelecehan seksual:
Pelecehan Dan Kekerasan Seksual Pada Remaja Putri Remaja adalah aset
berharga suatu bangsa. Mereka yang nantinya dharapkan menjadi penerus
kelangsungan suatu negara dalam segala hal. Dari data proyeksi populasi remaja
di Indonesia yang dilakukan BKKBN ternyata untuk setiap 5 tahun ke depan
populasi usia ini diperkirakan akan terus mengalami kenaikan jumlah. Upaya
menyejahterakan remaja salah satunya adalah dengan melindungi usia ini dari
segala bentuk kekerasan dan pelecehan terhadap hak asasi mereka sebagai
manusia sehingga nantinya mereka akan siap sebagai manusia dewasa yang
sejahtera secara fisik, mental dan spiritual.
Kekerasan yang termasuk sering dialami usia remaja, terutama remaja wanita,
adalah kekerasan seksual. Hal ini mencakup segala perlakuan mulai dari
pelecehan sampai perkosaan. Menurut data statistik kejahatan seksual WHO tahun
1993, korban kejahatan seksual di mayoritas negara-negara di dunia adalah usia di
bawah 15 tahun, berkisar di antara 36-62%.Data di Indonesia belum dapat
disimpulkan karena laporan yang sangat sedikit. Namun wacana di banyak media
massa cukup dapat menyimpulkan bahwa kekerasan seksual pada remaja wanita
di Indonesia sangat memprihatinkan.
16
2.2.3 Pelecehan dan Kekerasan Seksual Pada Anak Menurut WHO (2004
dalam Lidya, 2009)
1. Kekerasan anak secara fisik Kekerasan anak secara fisik adalah penyiksaan,
pemukulan, dan penganiayaan terhadap anak, dengan atau tanpa menggunakan
benda-benda tertentu, yang menimbulkan luka-luka fisik atau kematian kepada
anak. Bentuk luka dapat berupa lecet atau memar akibat persentuhan atau
kekerasan benda tumpul, seperti bekas gigitan, cubitan, ikat pinggang atau rotan.
Dapat pula berupa luka bakar akibat bensin panas atau berpola akibat sundutan
rokok atau setrika.
Lokasi luka biasanya ditemukan pada daerah paha, lengan, mulut, pipi, dada,
perut, punggung atau daerah bokong. Terjadinya kekerasan terhadap anak secara
fisik umumnya dipicu oleh tingkah laku anak yang tidak disukai orangtuanya,
seperti anak nakal atau rewel, menangis terus, minta jajan, buang air, kencing atau
muntah disembarang tempat, memecahkan barang berharga.
17
umumnya menunjukkan gejala perilaku maladaftif, seperti menarik diri, pemalu,
menangis jika didekati, takut keluar rumah dan takut bertemu orang lain.
Kekerasan anak secara seksual dapat berupa perlakuan prakontak seksual antara
anak dengan orang yang lebih besar (melalui kata, sentuhan, gambar visual,
exhibitionism), maupun perlakuan kontak seksual secara langsung antara anak
dengan orang dewasa (incest, perkosaan, eksploitasi seksual). Pemukulan pada
daerah “bokong” anak dapat menumbuhkan perasaan nikmat seksual secara dini.
Mereka tidak dapat mengerti mengenai perasaan tersebut. Setelah dewasa mereka
melakukan keanehan seksual ini biasanya mereka mencari pelacur. Selain itu anak
korban pemukulan merasa dirinya tidak berharga, karena terbiasa merasa sakit
karena pukulan, anak-anak ini akan mudah menyerahkan tubuhnya untuk
diperlakukan secara tidak senonoh setelah dewasa, sehingga ia mudah menjadi
korban pelacuran.
18
berlanjut ke meja hijau. Namun tak disebutkan apakah kasus perkosaan oleh
mantan presiden Moshe Katsav masuk dalam angka ini.
Komisi Pegawai Negeri Sipil, yang baru-baru ini diberikan kepada Departemen
Kehakiman, menunjukkan bahwa Departemen Pendidikan mencatatkan jumlah
keluhan terbesar pada tahun 2010. Rozin mengatakan kasus pelanggaran seksual
melibatkan figur publik seperti kasus Katsav atau mantan menteri Haim Ramon
juga menunjukkan tren meningkat. Kasus Kedua: Perekam video cabul yang
melibatkan siswi SMP di Jakarta Pusat. Video pelecehan seksual menyebar di
kalangan siswa SMP 4 di Jakarta Pusat.Video ini berisi pemaksaan lima siswi
SMP kepada rekannya wanitanya dan seorang laki-laki adik kelasnya untuk
beradegan seks.Kasus dugaan pelecehan ini muncul ketika salah seorang siswi
SMP di Jakarta Pusat membuat laporan di Polres Jakarta Pusat pada Minggu
(13/10) lalu.Saat itu siswi kelas IX itu mengaku dipaksa oleh salah orang
temannya untuk melakukan seks oral kepada adik kelasnya yang masih duduk di
kelas VIII. Adegan tersebut disaksikan dan direkam video oleh 5 orang
perempuan lain yang juga merupakan teman seangkatan korban.Korban bahkan
diancam dengan menggunakan senjata tajam jika menolak permintaan keenam
temannya tersebut. Merasa terancam, korban terpaksa menuruti kemauan bejat
teman-temannya itu. Kejadian ini terjadi pada 13 September lalu. 2.4 Dampak
Dari Pelecehan Seksual Banyak akibat yang ditimbulkan oleh kekerasan seksual.
Sebagai remaja yang masih berkembang, hal ini akan sangat membekas dan
meninggalkan efek lama baik secara fisik atau mental. Angka bunuh diri pada
wanita yang mengalami kekerasan seksual dari pria yang tinggal bersamanya 5
kali lebih besar dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami hal tersebut.
19
Berbagai penyakit menular seksual dapat ditularkan melalui kekerasan seksual.
Walaupun organ reproduksi remaja wanita sudah berkembang, kekerasan seksual
yang dialami mulai dari manipulasi organ seksual sampai pemerkosaan dapat
melukai organ reproduksi dan menimbulkan infeksi, penyakit organ reproduksi
lainnya, kehamilan yang tidak diinginkan bahkan aborsi. Rasa takut dan malu
korban akibat intimidasi dan budaya masyarakat menyebabkan tidak terdeteksinya
penyakit dan kehamilan sehingga kadang ditemukan dalam keadaan
lanjut.Problem kesehatan mental yang dihadapi oleh remaja putri yang mengalami
pelecehan dan kekerasan seksual bisa berupa depresi atau kecemasan yang
berlangsung lama, atau sindrom stress pasca trauma. Beberapa menunjukkan
mekanisme mengingkari dengan beralih pada alkohol atau obat terlarang untuk
menghilangkan rasa sakit. Kebanyakan dari mereka mengisolasi diri mereka dan
menarik diri dari lingkungan.
20
2. Mampu bertindak asertif dan berani mengatakan tidak (menolak).
3. Menyebarkan informasi tentang pelecehan seksual.
4. Mau bertindak sebagai saksi.
5. Membantu korban.
6. Membentuk kelompok solidaritas.
7. Mengkampanyekan jaminan keamanan, khususnya bagi perempuan.
8. Mengkampanyekan penegakan hukum bagi hak-hak perempuan.
Berikut ini adalah peran penting dalam mencegah terjadinya kekerasan dan
pelecehan seksual:
1. Orang Tua Para orang tua seharusnya lebih memperhatikan kehidupan anaknya.
Orang tua dituntut kecakapannya dalam mendidik dan menyayangi anak-anaknya.
Jangan membiarkan anak hidup dalam kekangan, mental maupun fisik. Sikap
memarahi anak habis-habisan, apalagi tindakan kekerasan (pemukulan
danpenyiksaan fisik) tidaklah arif, karena hal itu hanya akan menyebabkan anak
merasa tidak diperhatikan, tidak disayangi. Akhirnya anak merasa trauma, bahkan
putus asa.
3. Masyarakat Anak-anak kita ini selain bersentuhan dengan orang tua dan guru,
mereka pun tidak bisa lepas dari berbagai persinggungan dengan lingkungan
masyarakat dimana dia berada. Untuk itu diperlukan kesadaran dan kerjasama dari
berbagai elemen di masyarakat untuk turut memberikan nuansa pendidikan positif
bagi anak-anak.Salah satu elemen tersebut adalah pihak pengelola stasiun TV.
Banyak risetmenyimpulkan bahwa pengaruh media (terutama TV) terhadap
perilaku anak cukup besar. Berbagai tayangan kriminal di berbagaisatsiun TV,
21
tanpa kita sadari telah menampilkan potret-potret kekerasan yang tentu
akanberpengaruh pada pembentuk mental pribadi anak dan terhadap kejahatan
seksual.
22
3. Tidak boleh berjalan di tempat gelap dan sunyi.
4. Berpakaian sewajarnya.
5. Sediakan selalu senjata di dalam tas, seperti misalnya korek api, deodoran
semprot, dan sebagainya.
6. Jika pergi ke suatu tempat asing, bawa alamat lengkap, denah dan jalur
kendaraan sehingga tidak terlihat bingung. Bertanyalah ke tempat-tempat resmi,
seperti kantor polisi.
7. Jangan mudah menerima ajakan untuk bepergian atau menginap di tempat yang
belum dikenal.
8. Jangan mudah menumpang kendaraan orang yang belum dikenal.
9. Berhati-hati jika diberi minum orang.
10. Pastikan selalu jendela, pintu kamar, rumah, mobil, sudah terkunci dengan
baik.
11. Belajar beladiri praktis untuk mempertahankan diri ketika diserang.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
3.1.1. Obesitas
23
Obesitas 3 kali lebih banyak dijumpai pada wanita, keadaan ini disebabkan
karena metabolisme pada wanita lebih rendah apalagi pada paska
menopause. Paska menopause dimana sudah tidak ada ovulasi, sehingga
sudah tidak ada fase luteal, merupakan salah satu alasan menurunnya
metabolisme pada wanita. Obesitas mempengaruhi fungsi reproduksi wanita
akibat adanya kadar leptin dan insulin yang tinggi. Kadar leptin yang tinggi
mempengaruhi steroidogenesis di ovarium. Leptin menghambat kerja
follicle stimulating hormone (FSH) dan insulin like growth factor-1 (IGF-I)
di folikel, sehingga mengganggu sintesis estrogen di ovarium/folikel, tetapi
tidak pada sintesis progeste-rone. Wanita yang mengalami obesitas memiliki
resiko tingi keguguran. Dalam studi yang dilakukan oleh Hamilton-Fairley,
risiko keguguran sebelum melahirkan anak pertama sebesar 25% sampai
37% lebih tinggi pada wanita obesitas. Wanita obesitas yang sedang hamil
dapat mengalami diabetes gestasional yang dapat berkembang menjadi
diabetes tipe II; dan hipertensi yang dapat memperbesar risiko penyakit
jantung pada ibu
3.2. Saran
3.2.1. Obesitas
24
Untuk masyarakat, diharapkan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya
kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah obesitas.
Daftar Pustaka
25
Mandal, Ananya. Tanpa tahun. Penyebab Kekurangan Gizi. http://www.news-
medical.net/health/Causes-of-malnutrition-(Indonesian).aspx. Diakses pada
tangga 4 Mei 2015
Merrill, Ray M. 2014. Epidemiologi Reproduktif. Penerbit buku kedokteran EGC
Kristina, ni nyoman. 2014. Pengemdalian
obesitas. http://www.diskes.baliprov.go.id/id/PENGENDALIAN-OBESITAS2.
Diakses pada tanggal 2 mei 2015
26