SISTEM PEMBAYARAN
JAWAB:
Kasus
Kasus lenyapnya uang sejumlah nasabah di Bali merambah ke BNI dan Bank Permata.
Setelah kasus di Bank Central Asia Cabang Kuta, sejumlah nasabah di kedua bank itu juga
melapor ke Kepolisian Daerah Bali.
"Jumlah nasabah yang menjadi korban mencapai 20 orang," ujar Kepala Polda Bali
Inspektur Jenderal Sutisna usai pembukaan acara sosialisasi Undang-Undang Lalu Lintas di
Kuta, Rabu (20/1).
Sementara Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Komisaris Besar Gde
Sugianyar Dwi Putra menambahkan, saat ini setidaknya ada lima laporan lenyapnya uang
nasabah yang masuk ke Kepolisian Sektor Kuta, satu kasus lenyapnya uang nasabah Bank
Permata di Polsek Ubud.
Mengenai jumlah kerugian para nasabah, kata Sugianyar, belum bisa dipastikan. Namun,
lanjutnya, ada seorang nasabah yang kehilangan uang hingga Rp 30 juta, padahal tidak
pernah melakukan transaksi. "Kejadian itu diduga berlangsung pada Sabtu dan Minggu
dengan sistem transfer melalui anjungan tunai mandiri," ujarnya.
Berdasarkan laporan polisi, selain nasabah orang lokal, ada juga nasabah orang asing di
Bank Permata Teuku Umar, Denpasar yang menjadi korban. Tercatat Dario Kovacic, 47
tahun, warga Rusia yang tinggal di Sanur, kehilangan uang hingga Rp 46 juta.
Dalam kasus ini ada kemungkinan terjadi pencurian identitas nasabah, mengingat kasus ini
menggunakan sistem transfer di anjungan tunai mandiri (ATM). Selain pencurian identitas
di ATM, pencurian identitas juga dapat dilakukan dengan cara phising (pengelabuan).
Dalam komputer, pengelabuan (phishing) adalah suatu bentuk penipuan yang dicirikan
dengan percobaan untuk mendapatkan informasi peka, seperti ID kartu KTP atau SIM, ID
keuangan anda (rekening, kartu kredit, nomor PIN), user name, password, dan informasi
personal lain yang bersifat rahasia.
Teknik umum yang sering digunakan oleh pelaku phishing antara lain sebagai berikut:
a. Melalui e-mail atau pesan instan, yang menggiring pengguna untuk meyakini
keabsahan email atau web site tersebut. Agar tampak meyakinkan, pelaku sering
menggunakan logo perusahaan atau merek dagang milik lembaga resmi, seperti
bank atau penerbit kartu kredit. Pemalsuan ini dilakukan untuk memancing
korban menyerahkan data pribadi, seperti password, PIN atau nomor kartu
kredit.
b. Membuat situs palsu yang sama persis dengan situs resmi, atau pelaku phishing
mengirimkan email yang berisikan link ke situs palsu tersebut.
c. Membuat hyperlink ke website palsu atau menyediakan form isian yang
ditempelkan pada e-mail yang dikirim.
a. Selalu hati-hati dan mawas diri dalam melakukan interaksi di dunia nyata maupun di
dunia maya. Tidak ada salahnya perilaku ekstra hati-hati diterapkan di sini
mengingat informasi merupakan aset yang berharga yang dimiliki oleh organisasi
atau perusahaan.
b. Organisasi atau perusahaan mengeluarkan sebuah buku saku berisi panduan
mengamankan informasi yang mudah dimengerti dan diterapkan oleh pegawainya,
untuk mengurangi insiden-insiden yang tidak diinginkan.
c. Belajar dari buku, internet, televisi, seminar, maupun pengalaman orang lain agar
terhindar dari berbagai penipuan dengan menggunakan modus social engineering.
d. Pelatihan dan sosialisasi dari perusahaan dan unit-unit terkait mengenai pentingnya
mengelola keamanan informasi melalui berbagai cara dan kiat.
Di Indonesia sendiri telah ada aturan atau Undang-Undang yang mengatur tentang
kasus pencurian Identitas atau menggunakan data identitas orang lain tanpa
sepengetahuan pemilik data tersebut. Semua telah diatur di UU Nomor 11 Tahun 2008
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, oleh karena itu telah banyak tersangka
dalam kasus pencurian identitas dan pemanfaatan identitas seseorang untuk menipu dan
melakukan tindakan melawan hukum. Orang yang melakukan kejahatan berupa pencurian
identitas inilah yang harus bertanggung jawab atas perbuatannya
Banyaknya pengguna internet yang tidak begitu memperhatikan tentang privasi data
mereka. Selain itu kurangnya edukasi tentang pentingnya menjaga privasi data pribadi.
Efek dari Identiti theft ini adalah Kerugian Finansial, Berikut ini beberapa contoh
identitas maya saat ini yang sebenarnya harus dijaga di antaranya Alamat Email, Akun
media sosial (Twitter, Google(g+) Facebook), Nomor Handphone, dan lain sebagainya
yang terdapat di dunia maya, karena dengan bermodalkan data dari internet (nama, foto,
data dari media social) para pencuri data dapat saja membuat akun baru di media social
lain dengan data tersebut, setelah itu mereka dapat saja membujuk orang lain untuk
menjadi teman yang kemudian dijadikan pembenaran bahwa kita adalah orang yang
bersangkutan. Cara lain lagi adalah dengan Reset Password dan mengambil alih akun
orang lain.
JAWAB:
Pernah, pengalaman saya pada sistem pembayaran yaitu pada bank umum di Indonesia
adalah pelayanannya yang sangat rumit dan merepotkan. Yang pertama, adalah proses antri
yang sangat lama sehingga memakan waktu saya seharian hanya untuk menunggu saja.
Yang kedua adalah saya harus sangat berhati hati dalam penggunaan internet banking. Jangan
pernah salah memasukkan identitas akun berkali-kali (3x) karena jika tidak akunmu akan
langsung di ban dan dalam pengalaman saya untuk mengembalikannya lagi butuh proses
yang sangat rumit. hal itu membuat penggunaan e-money menjadi terasa kurang nyaman
JAWAB:
E-WALLET
Terdapat dua bentuk uang elektronik. Pertama, e-money, yakni uang elektronik berbasis kartu
(chip based). Kedua, e-wallet, yaitu uang elektronik berbasis aplikasi (server based).
e-wallet memiliki keunggulan penting pada segi keamanan. Sebab, penggunaannya
berdasarkan nomor ponsel si pengguna dan dilengkapi dengan fitur keamanan berupa kode
pin.
Lain halnya dengan kartu e-money yang tanpa dilengkapi fitur keamanan. Sehingga apabila
terjadi kehilangan maka isi saldo tidak akan bisa dibekukan dan bisa dengan mudah
digunakan oleh orang lain. Kenyataan ini, rupanya menjadi poin lebih bagi penyelenggara e-
wallet seperti TCASH.
e-wallet atau dompet elektronik merukan sistem pembayaran non tunai terbaru dan semakin
berkembang pesat. Beberapa dompet elektronik yang merajai revolusi finansial di Indonesia
adalah;
Pembayaran melalui dompet elektronik sendiri digunakan untuk tujuan spesifik, misalnya
saja untuk pembelanjaan online, pembayaran transportasi online, membeli pulsa, membayar
pintu tol, parkir hingga untuk membeli makanan.
Kemudahan inilah yang kemudian banyak masyarakat yang mengadopsi metode pembayaran
digital melalui dompet elektronik.
Akan tetapi, dibalik kemudah tersebut ada hal lain yang mendorong minat masyarakat untuk
menggunakan sistem tersebut.
Dari survey yang dilakukan oleh Jakpat, sebanyak 80% respon memilih menggunakan
pembayaran digital dikarenakan banyaknya promo berupa diskon, insetif produk, undian
berhadiah hingga bonus yang diberikan oleh penyedia layanan pembayaran digital.
Mendorong Pertumbuhan Perekonomian di Indonesia
Pembayaran digital sejatinya tidak hanya memudahkan masyarakat dalam bertransaksi. Dari
sisi pemiliki usaha, pembayaran digital juga memberikan keuntungan yang berlimpah untuk
bisnisnya. Dua keuntungan tersebut adalah:
Menghadirkan pembayaran digital tentunya akan meningkatkan pelayanan yang ada pada
bisnis Anda.
Baik pelanggan tidak perlu repot dalam menghitung uang yang harus dibayar ataupun
dikembalikan sehingga proses transaksi pembayaran menjadi lebih cepat dan menghemat
waktu Anda.
Keuntungan yang paling terlihat dari pembayaran digital adalah keamanan yang lebih terjaga
karena baik pelanggan ataupun pemilik usaha tidak perlu menyediakan banyak uang.
Tidak hanya itu, dengan melakukan pembayaran dalam bentuk dompet elektronik tentunya
akan transaksi akan lebih akurat.
Adanya revolusi pembayaran terutama pada industri eknonomi juga didukung oleh
pemerintah dan juga Bank Indonesia.
Hal ini karena menurut Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, pemanfaatan
pembayaran digital di Indonesia telah mendorong pertumbuhan perkonomian di hingga
mencapai 7% di tahun 2017.
Tidak perlu khawatir akan keamanannya karena pemerintah dan Bank Indonesia sendiri telah
menjamin dan menunjukkan dukungannya terhadap sistem pembayaran ini.
Di sepanjang tahun 2018, sekitar 18% transaksi masih dilakukan dengan uang kartal (tunai).
Namun dalam dua tahun ke depan, angka tersebut diprediksi akan semakin turun seiring
dengan semakin banyaknya cara pembayaran non tunai, mulai dari penggunaan kartu hingga
mobile apps. Warga Swedia bisa menggunakannya secara bebas.
Laporan dari Sputnik, masih ada sekitar 97% menerima pembayaran via transaksi tunai
namun hanya sekitar 18% saja transaksi yang terjadi. Lebih lanjut, sebagian besar bank
cabang di Swedia sudah tidak lagi menerima penarikan ataupun penabungan uang tunai
lantaran hal itu tidak berlakukan lagi.
Cashless memang mulai menjadi bagian dari hidup warga di Swedia. Uniknya, warga disana
lebih banyak menggunakan kartu dibandingkan mobile apps. Hal itu tentunya sangat
berbanding terbalik dengan tren di dunia yang lebih banyak membayar via smartphone
mereka.
Di Indonesia
Indonesia jelas tidak mau tertinggal dibandingkan negara-negara lain. Saat ini, sudah ada
banyak sekali aplikasi pembayaran digital yang ada dan dimanfaatkan dengan baik oleh para
konsumen. Sayangnya, persebaran itu kurang merata ke semua pihak.
Tidak semua pedagang bisa mendapatkan akses istimewa itu sehingga penggunaan
metode cashless terkendala. Padahal, apabila sebuah aplikasi transaksi online bisa menyasar
ke pasar target menengah ke bawah, mungkin mereka bisa memenangkan kompetisi yang
semakin besar.
Sejauh ini, Gopay dari Gojek memang masih memimpin pasar di Indonesia. Pada awalnya,
Gopay hanya bisa digunakan untuk melakukan pembayaran dengan mitra namun saat ini,
mereka telah bekerjasama dengan ratusan ribu pedagang sehingga transaksi online bisa
dicapai.
4. Silahkan tonton film Hacker (2016). Review dengan bahasa Anda sendiri mengenai
film tersebut dan kaitkan dengan teori sistem pembayaran yang sudah Anda pelajari.
JAWAB:
REVIEW
Film hacker(2016) adalah film mengenai seorang pria bernama alex yang ahli dalam
computer programming. Sejak usia muda dia sudah mulai berselancar di dunia internet untuk
mencari uang untuk biaya perkuliahannya nanti. Namun takdir berkata lain, uang yang
dikumpulkan malah digunakan untuk membantu keluarganya yang sedang kesusahan dalam
urusan finansial
Alex yang semakin dewasa terus mencari cara untuk mencari uang dengan berselancar
didunia internet. Banyak sekali cara yang bisa dilakukan, alex semakin tergiur untuk mencari
cara agar mendapatkan uang yang lebih banyak lagi. Sampai akhirnya dia menemukan
partenr yaitu sye dan kira untuk membantunya.
Namun cara yang digunakan oleh alex untuk mencari uang tergolong sangat kotor dan
termasuk perbuatan kriminal. Demi kepuasan semata alex terus melakukan cara licik ini
mulai dari credit card palsu hingga membobol sebuah bank yang dulu pernah memecat
ibunya. Kejahatannya terus berlanjut sampai ia masuk dalam organisasi gelap yang dipimpin
oleh seseorang bernama Zed.
Perbuatan alex termasuk perbuatan Cybercrime karena berusaha mencuri uang dengan cara
kotor yaitu pembobolan atau hacking. Pembobolan tersebut tergolong sangat berbahaya
karena mereka mencuri dengan cara yang tidak biasa seperti pencurian kartu kredit, hacking
beberapa situs, menyadap transmisi data orang lain, misalnya email, dan memanipulasi data
dengan cara menyiapkan perintah yang tidak dikehendaki kedalam programmer computer.
Tindakan hacking yang seperti ini adalah tipe hacking berbahaya dengan kegiatan illegal dan
buruk. Mencuri uang dengan hacking termasuk pelanggaran hukum dan wajib ditindak
pidana sesuai undang-undang yang berlaku.
Adanya cybercrime sendiri telah menjadi ancaman stabilitas, sehingga pemerintah sulit
mengimbangi teknik kejahatan yang dilakukan dengan teknologi computer, khususnya
jaringan internet dan intranet. Dengan kemajuan teknologi ini, bagi para investigator menjadi
hal yang sulit di masa depan karena tantangan untuk melakukan investigasi membutuhkan
keahlian khusus disebabkan semakin canggihnya jenis dan mode kejahatan yang akan
dihadapi.