Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
Kualitas air adalah suatu ukuran kondisi air dilihat dari karakteristik fisik,
kimiawi, dan biologisnya. Kualitas air juga menunjukkan ukuran kondisi air
relatif terhadap kebutuhan biota air dan manusia. Kualitas air seringkali menjadi
ukuran standar terhadap kondisi kesehatan ekosistem air dan kesehatan manusia
terhadap air minum.
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui nilai parameter kualitas air sungai Remu bagian hulu.
Untuk mengetahui parameter fisika & kimia masuk pada ambang batas baku
mutu PP nomor berapa.
1.3. Manfaat
Dapat mengetahui nilai parameter kualitas air sungai Remu bagian hulu.
Dapat mengetahui parameter fisika & kimia masuk pada ambang vatas baku
mutu PP nomor berapa.
BAB II
LANDASAN TEORI
Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan diuji
berdasarkan parameter parameter tertentu berdasarkan perundang-undangan yang
berlaku (Pasal 1 Kepmen Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003).
Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air.
b. Kecerahan/intensitas cahaya
c. Warna air (yang antara lain ditimbulkan oleh zat-zat koloid berasal dari
daun-daun tumbuhan yang terektrak).
c. Kedalaman
d. Konduktifitas
e. Salinitas
f. Kekeruhan/turbidity
Kekeruhan adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai
dasar untuk mengukur keadaan air baku dengan skala NTU (Nephelometrix
Turbidity Unit) atau JTU (Jackson Turbidity Unit) atau FTU (Formazin
Turbidity Unit). Kekeruhan dinyatakan dalam satuan unit turbiditas, yang
setara dengan 1 mg/liter SiO2. Kekeruhan ini disebabkan oleh adanya benda
tercampur atau benda koloid di dalam air. Hal ini membuat perbedaan nyata
dari segi estetika maupun dari segi kualitas air itu sendiri (Hefni, 2003).
Air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak keruh. Batas maksimal
kekeruhan air bersih menurut PERMENKES RI Nomor 416 Tahun 1990
adalah 25 skala NTU (Nephelometric Turbidity Unit). Kekeruhan air dapat
ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung
dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.
Dan akibatnya bagi budidaya perairan adalah dapat mengganggu masuknya
sinar matahari, membahayakan bagi ikan maupun bagi organisme makanan
ikan. Serta dapat mempengaruhi corak dan sifat optis dari suatu perairan.
Peningkatan konsentrasi padatan tersuspensi sebanding dengan
peningkatan konsentrasi kekeruhan dan berbanding terbalik dengan
kecerahan. Keberadaan total padatan tersuspensi di perairan mempengaruhi
intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam badan air. Dan dampaknya
bagi budidaya perairan adalah adanya absorsi cahaya oleh air dan bahan –
bahan terlarut, pembiasan cahaya yang di sebabkan oleh bahan–bahan yang
melayang. Nilai kecerahan suatu perairan berhubungan erat dengan penetrasi
cahaya matahari ke dalam badan air.
g. Warna
Warna air ditentukan karena prose salami, baik yang berasal dari
proses biologis maupun non-biologis. Produksi dari proses biologis dapat
berupa humus, gambut dan lain-lain. Sedangkan dari proses non-biologis
dapat berupa semyawa-senyawa kimia yang mengandung unsure-unsur Fe,
Co, Mn dan lain-lain. Selain itu warna air juga dapat ditentukan oleh jenis
plankton yang dominan.
Pada umumnya warna air yang dikehendaki adalah hijau yang
menunjukkan jenis plankton Ganggang Hijau (Chlorophytaceae). Tetapi
warna air yang bagus tidak selalu harus hijau, karena jika yang dominan pada
saat itu jenis plankton hewan, maka warna air biasanya berwarna coklat muda.
a. pH
c. Karbondioksida (CO 2)
d. Ferum (Fe)
Besi adalah unsur kimia dengan simbol Fe (dari bahasa Latin: ferrum)
dan nomor atom 26. Merupakan logam dalam deret transisi pertama. Ini
adalah unsur paling umum di bumi berdasarkan massa, membentuk sebagian
besar bagian inti luar dan dalam bumi. Besi adalah unsur keempat terbesar
pada kerak bumi. Kelimpahannya dalam planet berbatu seperti bumi karena
melimpahnya produksi akibat reaksi fusi dalam bintang bermassa besar, di
mana produksi nikel-56 (yang meluruh menjadi isotop besi paling umum)
adalah reaksi fusi nuklir terakhir yang bersifat eksotermal. Akibatnya nikel
radioaktif adalah unsure terakhir yang diproduksi sebelum keruntuhan hebat
supernova. Keruntuhan tersebut menghamburkan prekursor radionuklida besi
ke angkasa raya.
Seperti unsur golongan 8 lainnya, besi berada pada rentang tingkat
oksidasi yang lebar, −2 hingga +6, meskipun +2 dan +3 adalah yang paling
banyak. Unsur besi terdapat dalam meteorit dan lingkungan rendah oksigen
lainnya, tetapi reaktif dengan oksigen dan air. Permukaan besi segar tampak
berkilau abu-abu keperakan, tetapi teroksidasi dalam udara normal
menghasilkan besi oksida hidrat, yang dikenal sebagai karat. Tidak seperti
logam lain yang membentuk lapisan oksida pasivasi, oksida besi menempati
lebih banyak tempat daripada logamnya sendiri dan kemudian mengelupas,
mengekspos permukaan segar untuk korosi.
Logam besi telah digunakan sejak zaman purba, meskipun paduan
tembaga, yang memiliki titik lebur lebih rendah, yang digunakan lebih awal
dalam sejarah manusia. Besi murni relatif lembut, tetapi tidak bisa didapat
melalui peleburan. Materi ini mengeras dan diperkuat secara signifikan oleh
kotoran, karbon khususnya, dari proses peleburan. Dengan proporsi karbon
tertentu (antara 0,002% dan 2,1%) menghasilkan baja, yang lebih keras dari
besi murni, mungkin sampai 1000 kali. Logam besi mentah diproduksi
di tanur tinggi, di mana bijih direduksi dengan batu bara menjadi pig iron,
yang memiliki kandungan karbon tinggi. Pengolahan lebih lanjut dengan
oksigen mengurangi kandungan karbon sehingga mencapai proporsi yang
tepat untuk pembuatan baja. Baja dan paduan besi berkadar karbon rendah
bersama dengan logam lain (baja paduan) sejauh ini merupakan logam yang
paling umum digunakan oleh industri, karena lebarnya rentang sifat-sifat yang
didapat dan kelimpahan batuan yang mengandung besi.
Senyawa kimia besi memiliki banyak manfaat. Besi oksida dicampur
dengan serbuk aluminium dapat dipantik untuk membuat reaksi termit, yang
digunakan dalam pengelasan dan pemurnian bijih. Besi membentuk senyawa
biner dengan halogen dan kalsogen. Senyawa organologamnya antara
lain ferosen, senyawa sandwich pertama yang ditemukan.
Besi memainkan peranan penting dalam biologi, membentuk
kompleks dengan oksigen molekuler dalam hemoglobin dan myoglobin;
kedua senyawa ini adalah protein pengangkut oksigen dalam vertebrata. Besi
juga logam pada bagian aktif sebagian besar enzim redoks yang berperan
dalam respirasi seluler serta oksidasi dan reduksi dalam tumbuhan dan hewan.
e. ORP
1. Tempat Penelitian
2. Waktu penelitian
Penelitian ini di laksanakan tanggal 12 Desember 2019 pada pukul
06:28 ; 12:05 ; dan 17:47 WIT.
3. Hasil Penelitian
Pengambilan pada pukul 06:20 WIT
Jadi pada pengujian tersebut kami mengambil sampel air pada pukul
06:20, untuk setiap parameter yang diuji kami mengambil satu sampel air dari
setiap 3 titik air dari sungai yang di uji.
Dari sampel tersebut kami mendapatkan hasil uji dan kami rata-
ratakan yaitu untuk parameter Zat Besi (Fe) : 0 mg/L, pH : 6,3; TDS : 106
mg/L; Suhu : 26°C; DO : 3,03 mg/L; Konduktivitas : 154 μS; Salinitas : 12,6
Ppm; Kekeruhan(turbidity) : 1,3NTU; ORP : 124,6 mv.
Rata-rata
No. Parameter
Pukul 06:28 Pukul 12:05 Pukul 17:47
1. Fe 0 0 0
2. pH 6,3 6,73 6,9
3. TDS 106 93 94,6
4. Suhu 26 29,6 28
5. DO 3,03 3,03 3,4
6. Konduktivitas 154 25,6 135,6
7. Salinitas 12,6 79 68
8. Turbidity 1,3 0,41 2,9
9. ORP 124,6 129,3 150
Rata-rata PP RI NO 82 TAHUN 2001
Parameter Pukul Pukul Pukul
Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
06:28 12:05 17:47
Fe 0 0 0 0,3 - - -
1. PH
Dari grafik diatas nilai pH pada pengujian dari hari pertama sampai hari ketiga terus
meningkat secara konstan, namun masih dalam range kadar pH yang normal yaitu
6,3-6,9, namun hanya hari pertama yang hasil pH-nya rendah yaitu 6,3
2. TURBIDITY
disimpulkan bahwa nilai turbidity pada hari pertama sampai hari ketiga tidak terlihat
perbedaan yang signifikan.
TDS
Dari grafik diatas kita bisa simpulkan bahwa hasil parameter TDS dari hari pertama
sampai hari ketiga perbedaannya jauh. Dan masih dalam kategori tidak terganggu
atau tidak tercemar.
ORP
Pada grafik di atas hasil ORP pada hari kedua selisihnya jauh dengan hari ketiga.
Namun air masih masuk dalam standar baku mutu air dan kondisi air bagus
SALINITAS
Pada
grafik di atas hasil pengujian dari hari pertama ke hari kedua mengalami kenaikan
yang konstan sedangkan pada hari ketiga kembali mengalami penurunan. Namun air
masih dalam kategori air tawar.
KONDUKTIVITAS
Dari
grafik di atas kita bisa simpulkan kalau pada pengujian dari hari pertama sampai hari
ketiga hasil konduktivitasnya selisihnya cukup besar dan tidak stabil. Dan air ini
masih dalam kategori aman.
FE
Pada grafik di atas hasil kadar zat besi pada air tetap stabil di angka nol. Dengan
kadar besi pada angka nol maka air ini layak konsumsi karena tidak berbahaya bagi
tubuh.
BAB IV
DOKUMENTASI
BAB IV
PENUTUP
1.1. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian tersebut air pada daerah Water Pump HBM berdasarkan
PP nomor 82 tahun 2001 dapat dikategorikan air kelas 1 di mana pemanfaatannya
dapat digunakan sebagai air minum, mandi, mencuci dan untuk peruntukan lain yang
mempersyaratkan baku mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
1.2. SARAN.
Perlu untuk diadakan sosialisasi dan dukungan pada masyarakat untuk
memaksimalkan pengelolaan air di daerah sekitar Water Pump agar air di sekitar
daerah tersebut dapat berfungsi dengan maksimal dan sesuai kebutuhan masyarakat.