DISUSUN
Oleh kelompok 12
Berkat Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puji syukur
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya pada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul PERAWATAN COLOSTOMY. Makalah ini telah
kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu , kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya, oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini .
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita terimakasih.
Penulis
Kelompok 12
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan........................................................................................ 1
BAB 3 PENUTUP
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Operasi kolostomi dilakukan untuk berbagai penyakit dan kondisi. Beberapa kolostomi
dilakukan karena keganasan (kanker). Pada anak-anak, mereka mungkin dibuat karena cacat
lahir. Kolostomi dapat bersifat sementara atau permanen. Beberapa kolostomi tampak besar,
yang lain kecil. Beberapa ada di sisi kiri perut, beberapa di sebelah kanan, dan beberapa di
tengah.
Kolostomi dibuat ketika sebagian usus besar diangkat atau dilewati. Bagian yang tersisa
dari usus besar berfungsi (usus besar) dibawa melalui dinding perut, menciptakan stoma. Ini
menghasilkan perubahan normal fungsi tubuh untuk memungkinkan penghapusan isi usus
setelah penyakit, cedera, atau kelahiran cacat.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui cara perawatan kolostomi yang baik dan benar sesuai prosedur
1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian
Colostomy merupakan Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada
dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991) dalam Blackley,Patricia
(2004)
Colostomy adalah Pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus besar melalui
dinding perut untuk mengeluarkan feses (Randy, 1987) dalam Sudoyo, W. A., dkk (2006)
Colostomy ialah Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke dalam kolon iliaka
untuk mengeluarkan feses (Evelyn, 1991, Pearce, 1993) dalam Smeltzer & Bare (2002)
1. Atresia Ani
kelainan congenital anus dimana anus tidak mempunyai lubang untuk mengeluarkan
feces karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang terjadi saat kehamilan. Walaupun
kelainan lubang anus akan mudah terbukti saat lahir, tetapi kelainan bisa terlewatkan bila
tidak ada pemeriksaan yang cermat atau pemeriksaan perineum.
Terjadi karena kotoran menumpuk dan menyumbat usus di bagian bawah yang membuat
tak bisa BAB. Penumpukan kotoran di usus besar ini akan membuat pembusukan yang
akhirnya menjadi radang usus.
2
3. Tidak memiliki anus (imperforata anus)
Kelainan ini biasanya diketahui sejak lahir. Diduga karena terjadi infeksi saat ibu hamil
yang membuat konstruksi usus ke anus tidak lengkap hingga atau karena kelainan
genetik.
4. Hirschsprung
yaitu kelainan bawaan sejak lahir karena kondisi saraf di usus besar yang tidak berfungsi
normal. Akibatnya kotoran akan menumpuk di usus bawah karena fungsi saraf yang
mendorong kotoran keluar tidak berjalan. Kondisi ini membuat penderitanya terutama
bayi tidak bisa BAB selama berminggu-minggu yang akhirnya timbul radang usus.
Bagian usus yang tak ada persarafannya ini harus dibuang lewat operasi.
Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada
beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat secara permanen
maupun sementara. Berdasarkan lamanya, kolostomi dibedakan menjadi dua:
Kolostomi Permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak
memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan,
atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak memungkinkan feses
melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan
satu ujung lubang)
Kolostomi temporer/ sementara
Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan
feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen
ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan
melalui abdomen yang disebut kolostomi double barrel.
3
Sedangkan, berdasarkan letaaknya kolostomi dibedakan menjadi 4, yaitu:
Kolostomi Ascending
pembuatan lubang stoma di kolon ascenden (di sebelah kanan abdomen). Stool yang
keluar dari stoma berbentuk cair
Kolostomi Transverse
pembuatan lubang stoma di kolon transversum (disebelah atas abdomen kearah tengah
atau sisi kanan)
Kolostomi Descending / sigmoid
pembuatan lubang stoma di kolon desenden dan sigmoid ( di sebelah kiri bawah
abdomen).
Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupa mukosa kemerahan yang
disebut stoma. Pada minggu pertama post kolostomi biasanya masih terjadi pembengkakan
sehingga stoma tampak membesar.
Perawat harus segera mengganti kantong kolostomi jika kantong kolostomi telah terisi
feses atau jika kontong kolostomi bocor dan feses cair mengotori abdomen. Perawat juga harus
mempertahankan kulit pasien disekitar stoma tetap kering, hal ini penting untuk menghindari
terjadinya iritasi pada kulit dan untuk kenyamanan pasien. Kulit sekitar stoma yang mengalami
iritasi harus segera diberi zink salep atau konsultasi pada dokter ahli jika pasien alergi terhadap
perekat kantong kolostomi. Pada pasien yang alergi tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk
memodifikasi kantong kolostomi agar kulit pasien tidak teriritasi.
4
2.5 Tipe kantong Colostomy
Jenis kantong kolostomi bervariasi sesuai dengan ukuran dan bentuk. Kantong kolostomi
harus ringan dan kedap bau. Beberapa kantong juga mempunyai filter arang yang dapat
melepaskan gas secara perlahan dan membantu mengurangi bau.
5
yang telah terisi faeces di ambil dan diganti dengan kantong baru kemudian kantong
baru dihubungkan ke face plate. Kantong baru tidak perlu dilengketkan kembali
kekulit setiap kali pergantian kantong,cukup di hubungkan kembali dengan face
plate, sehingga sistem ini sangat menolong untuk pasien dengan kulit sensitive
3. Jenis kantong berdasarkan warna kantong
a. Clear Pounch/transparent pounch : kantong kolostomi transparan / bening, cocok di
gunakan untuk post operasi karena dapat mengobservasi kondisi stoma.
b. Opaque Pounch /white pounch : kantong berwarna coklat/putih
Definisi:
Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma , dan mengganti kantong kolostomi secara
berkala sesuai kebutuhan.
Tujuan:
Persiapan pasien :
6
Persiapan Alat
Prosedur kerja
Pre interaksi
Tahap orientasi
7
Tahap kerja
1. Mencuci tangan
2. Menggunakan sarung tangan
3. Meletakkan perlak atau pengalas di bagian kanan/ kiri pasien sesuai letak stoma
4. Meletakkan bengkok diatas perlak didekatkan dengan klien
5. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, bau dll)
6. Membuka kantong kolostomi secara hati- hati dengan menggunakan pinset dan tangan
kiri menekan kulit klien
7. Membersihkan kulit sekitar stoma dengan kapas NaCl/ kaps basah (air hangat)
8. Membersihkan stoma dengan sangat hati- hati menggunakan kapas NaCl/ kapas basah,
hindari terjadinya perdarahan.
9. Mengeringkan kulit sekitar stoma dengan kasa steril
10. Observasi stoma dan kulit sekitar stoma
11. Memberikan zink salep/ zink oil (tipis- tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma
12. Mengukur stoma dan membuat lubang kantong kolostomi sesuai ukuran stoma
13. Membuka salah satu sisi (sebagian) perekat kantong kolostomi
14. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertikal / horizontal sesuai kebutuhan
15. Menggunakan pinset untuk mempermudah memasukkan stoma melalui lubang kantong
kolostomi
16. Membuka sisa perekat indari masuknya udara ke dalam kantong kolostomi
17. Merapikan klien
18. Melepas sarung tangan
Tahap terminasi
1. Mengevaluasi tindakan yang baru saja dilakukan (subjektif dan objektif), hasil
pembalutan: mudah lepas dapat mengganggu peredara darah, mengganggu gerakan dan
lain- lain.
2. Merapikan dan kembalikan alat
3. Mencuci tangan
4. Melakukan dokumentasi
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kolostomi merupakan salah satu pilihan tindakan pembedahan pada kanker. kolorektal
yang dapat menimbulkan komplikasi dan perubahan konsep diri pasien. Kolostomi dibagi
menjadi dua yaitu permanen dan sementara. perawatan pasien dengan kolostomi yang perlu
diperhatikan meliputi cara dan waktu mengganti kantong kolostomi, membersihkan stoma dan
kulit peristomal, memantau kondisi stoma, dan melakukan irigasi kolostomi. Hal lain yang juga
perlu dilakukan ialah memberikan edukasi terkait diet yang dibutuhkan pasien yang memiliki
stoma,serta kebutuhan aktivitas pasien.
9
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer & Bare. (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah. (Penerjemah: Waluyo, A.).
Jakarta: EGC
Sudoyo, W. A., dkk. (2006). Ilmu penyakit dalam. Edisi IV. Jakarta : Pusat penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI
10