GASTRITIS
DOSEN PEMBIMBING :
RENI CHAIRANI, S.Kep., MKM
DI SUSUN OLEH :
1
LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS
A. Defenisi
Pengertian gastritis Gastritis pada lansia adalah suatu peradangan mukosa
lambung yang dapat bersifat kronis, difus atau lokal ( Soepaman,1998)
Gastritis adalah : Suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub
mukosa lambung.( Mizieviez)
Gastritis adalah : inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999)
yang sering terjadi pada lansia: dua jenis gastritis yang paling sering terjadi :
gastritis superfisial akut dan gastritis atropik kronik
Klasifikasi
Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa bagian
berdasarkan :
1. Manifestasi klinis
2. Gambaran hispatologi
3. Distribusi anatomi
4. Kemungkinan pathogenesis gastritis
2. Distribusi anatomi
a. Gastritis kronis korpus ( gastritis tipe A)
Sering dihubungkan dengan proses autoimun dan berlanjut menjadi
anemia pernisiosa karena terjadi gangguan absorpsi vitamin B12
2
dimana gangguan absorpsi tersebut disebabkan oleh kerusakan sel
parietal yang menyebabkan sekresi asam lambung menurun.
c. Gastritis tipe AB
Anatominya menyebar keseluruh gaster dan penyebarannya meningkat
seiring bertambahnya usia.
Gastritis Eosinofilik yaitu Infeksi virus dan jamur bisa terjadi sebagai
akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi cacing gelang.
2. Gastritis Kronik
Gastritis kronis korpus atau tipe a Perubahan histopatologik terjadi pada
korpus dan kardia lambung. Tipe ini sering dihubungkan dengan proses
autoimun dan dapat berlanjut menjadi anemia pernisiosa.
Gastritis kronis Antrum atau tipe b merupakan tipe yang paling sering
dijumpai, biasanyan merupakan akibat dari infeksi oleh Helicobacter
3
pylori bakteri yang tumbuh dalam sel penghasil lendir di lapisan lambung.
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui.Gastritis ini
merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum
alkohol, dan merokok.
C. Patofisiologi
Keadaan klinis yang berat belum diketahui benar. Aspirin dan obat
anti inflamasi non steroid merusak mukosa lambung melalui beberapa
mekanisme. Prostaglandin mukosa merupakan salah satu faktor defensif
mukosa lambung yang amat penting. Selain menghambat produksi
prostaglandin mukosa, aspiran dan obat aninflamasi topikal terjadi karena
kandungan asam dalam obat tersebut bersifat korosif sehingga dapat merusak
sel-sel epitel mukosa. Pemberian aspirin dan obat antiflamasi non steroid
juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung,
sehingga kemampuan faktor defensif terganggu.
4
D. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik yang biasa muncul :
1. Gastritis Akut
Manifestasi klinis dari gastritis akut dapat bervariasi dari keluhan
abdomen yang tidak jelas, seperti anorexia, mual, muntah, sampai gejala
lebih berat seperti nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada
hematemesis melena, pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan
kelainan, kecuali mereka yang mengalami perdarahan yang hebat
sehingga menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang
5
nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai
gangguan kesadaran. Klien juga mengeluh kembung, rasa asam di mulut.
2. Gastritis Kronik
Sedangkan manifestasi klinis dari gastritis kronik ; gejala defisiensi B12,
sakit ulu hati setelah makan, bersendawa rasa pahit dalam mulut, mual
dan muntah dan keluhan anemia dan pada pemeriksaan fisik tidak di
jumpai kelainan.
E. Komplikasi
Komplikasi Komplikasi pada gastritis akut adalah :
F. Penatalaksanaan
6
1. Gastritis akut
Factor utamanya adalah dengan menghilangkan etiologinya. Diet lambung
dengan porsi kecil dan sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur
sekresi asam lambung, berupa antagonis reseptor H2 , inhibitor pompa
proton, antikolinergik dan antacid. Juga ditujukan sebagai sitoprotektor,
berupa sukralfat dan prostaglandin. Keluhan akan mereda bila agen-agen
penyebab dapat dihilangkan. Obat antimuntah dapat diberikan untuk
meringankan mual dan muntah, jika keluhan diatas tidak mereda maka
koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit dengan IVFD. Pemberian
penghambat H2 ( ranitidine), antacid dapat berfungsi untuk mengurangi
sekresi asam.
2. Gastritis kronis
Pengobatannya bervariasi tergantung pada penyebab yang dicurigai
a. Pemberian vitamin B12 dengan cara parenteral pada kasus anemia
pernisiosa
b. Eradikasi Helicobacter pylori pada gastritis tipe B dengan pemberian
kombinasi penghambat pompa proton dan antibiotic ( tetrasiklin,
metronidasol, kolitromisin, amoxicillin)
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Kultur : untuk membuktikan adanya infeksi Helicobacter pylori
b. CLO ( Rapid ureum test) : untuk menegakkan diagnosisH.pylori
c. Pemeriksaan serologi untuk H.pylori : sebagai diagnosis awal
d. Analisis cairan lambung : untuk memperjelas diagnosis
2. Pemeriksaan radiologi
a. Endoskopi : meliputi topografi dan gambaran endoskopinya dimana
gambaran
b. Eritematous / eksudatif
c. Erosi flat, erosi raised, atrofi, hemoragik, hyperplasia rugae.
7
d. Hispatologi dengan melakukan biopsy pada semua segmen lambung
dimana hasilnya meliputi :
e. Etiologi
f. Menyebutkan ada tidaknya bakteri Helicobacter Pylor
g. Topografi
h. Meliputi gastritis kronis antrum, korpus atau gastritis dengan
predomonasi antrum atau korpus.
i. Morfologi
j. Menerangkan tentang inflamasinya, aktivitas radang, metaplasia
intestinal, Helicobacter pylori.
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a.Riwayat atau adanya faktor resiko
Riwayat garis perama keluarga tentang gastritis
Penggunaan kronis obat yang mengiritasi mukosa lambung
Perokok berat
Pemajanan pada stres emosi kronis
b. Pengkajian fisik
Nyeri epigastrik. Nyeri terjadi 2 – 3 setelah makan dan sering
disertai dengan mual dan muntah. Nyeri sering digambarkan
sebagai tumpul, sakit, atau rasa terbakar, sering hilang dengan
makanan dan meningkat dengan merokok dan stres emosi,
Penurunan berat badan, Perdarahan sebagai hematemesis dan
melena bila berat.
c. Kaji diet khusus dan pola makan selama 72 jam perawatan dirumah
sakit
8
e. Kaji metode pasien dalam menerima peristiwa yang
menimbulkanstres dan persepsi tentang dampak penyakit pada gaya
hidup
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut b.d iritasi mukosa lambung
b. Perubhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d menurunnya
nafsu makan,mual,
muntah
c. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya (factor penyebab,
proses, dan terapi diet) b.d kurang terpaparnya dengan informasi
9
DAFTAR PUSTAKA
10