Anda di halaman 1dari 7

Mahluk Ghaib Menurut Pandangan Agama Islam

Makhluk ghaib, yang disebut juga Makhluk halus, Makhluk yang tak kasat mata, atau
Makhluk astral adalah istilah yang digunakan untuk menyebut makhluk hidup yang
eksistensinya tidak dapat dijangkau oleh panca indera Manusia. Kata makhluk berasal dari
kata bahasa Arab yang berarti “yang diciptakan” dan “Ghaib” yang artinya “tidak
tampak”. Sehingga ghaib disini maksudnya adalah apabila dilihat dari sudut pandang
(indera) Manusia terhadap makhluk-makhluk tersebut
Di dalam akidah Islam istilah ghaib mencakup banyak hal seperti kematian, rejeki, jodoh, ruh
manusia, hari kiamat, Surga, dll. Beriman kepada yang ghaib adalah salah satu ciri muslim
yang bertakwa. Termasuk kedalam hal ghaib adalah makhluk (ciptaan) yang tidak dapat
dijangkau indera manusia seperti dari bangsa Malaikat dan Jin.
Di dalam keyakinan Islam dinyatakan keberadaan makhluk-makhluk ghaib tersebut, bahkan
sebelum manusia pertama diciptakan, makhluk dari kalangan jin telah terlebih dahulu
menghuni bumi. Akan tetapi dikarenakan perbuatannya yang merusak, sebagian besar dari
golongan Jin tersebut dihancurkan oleh para Malaikat bersama Iblis (yang sebenarnya juga
dari golongan Jin). Kemudian Allah menciptakan manusia untuk menjadi khalifah di bumi, yang
dikemudian waktu Manusia dan Jin hidup berdampingan di bumi bersama hewan, tumbuhan,
dan benda.

Karakteristik Makhluk ghaib


Karateristik Makhluk ghaib dan perbandingannya dengan Manusia, diantaranya:

o Malaikat diciptakan sebelum Jin, dan Jin diciptakan sebelum Manusia.

o Malaikat diciptakan dari cahaya, Jin dari Api, dan Manusia dari tanah, ketiganya memiliki jasad

(jasmani).

o Malaikat, Jin, dan Manusia sama-sama berakal, memiliki tingkatan, kedudukan, ilmu dan

amalan yang berbeda-beda dan bertingkat-tingkat.

o Malaikat tidak memiki syahwat, tidak berjenis kelamin, tidak makan, sedangkan Jin dan

Manusia sama-sama memiliki syahwat, berjenis kelamin, makan dan minum, berkeluarga,

bereproduksi, bekerja dan istirahat, dll.

o Malaikat memiliki kekuatan fisik dan kecepatan yang jauh lebih kuat daripada Jin, sedangkan

Jin lebih kuat daripada manusia. Jin mampu terbang hanya sebatas langit dunia sementara

Malaikat sampai ke Surga. Mampu mengerjakan sesuatu yang dianggap besar oleh manusia

dalam waktu singkat, kurang dari semalam atau sekejap mata misalnya membangun bangunan

atau pola raksasa di ladang).


o Para Malaikat lebih utama dari para jin baik dari sisi penciptaan, bentuk, perbuatan maupun

keadaan.

o Populasi Malaikat memiliki jumlah yang sangat banyak melebihi jumlah Jin, Manusia dan

Hewan.

o Malaikat diciptakan dengan tabiat selalu taat dan tidak pernah bermaksiat kepada Allah dan

disifati dengan sifat-sifat yang terpuji. Sedangkan Jin dan Manusia diberikan pilihan dan

kehendak (free will) untuk taat atau ingkar. Jin sebagaimana Manusia diperintakan untuk

menjalankan syariat Agama mengikuti nabi yang diutus, sehingga didapati ada Jin yang

muslim, kafir juga atheis, ada yang baik dan ada yang jahat.

o Komunitas Jin serupa dengan Manusia, memiliki bahasa dan negara masing-masing, memiliki

Raja dan bawahan, memiliki teknologi dan bangunan-bangunan.

o Para Malaikat tinggal di langit, sementara Jin dan Manusia di bumi

o Jin seperti Manusia merasakan sakit, takut, kuat, lemah, lahir dan mati. Malaikat, Jin dan

Manusia akan mengalami kematian, Malaikat peniup Sangkakala adalah yang paling akhir mati

dihari kiamat, dan juga yang pertama kali dibangkitkan dari kematiannya untuk meniup

kembali sangsakala pada tiupan kebangkitan bagi makhluk yang lain. Bagi Jin dan Manusia

akan dihitung (hisab) amal perbuatannya dikala hidup di dunia, yang beriman masuk surga

yang ingkar ke neraka

o Malaikat, Jin dan Manusia tidak mengetahui perkara ghaib, seperti ajalnya, masa depan, hari

kiamat, dll.

o Para Nabi dan Rasul seluruhnya dari bangsa Manusia, bukan dari kalangan Jin dan Malaikat.
Interaksi Makhluk ghaib dengan Manusia
o Para Malaikat bertugas mengurusi urusan Manusia, Jin, Hewan dan apa saja yang

diperintahkan padanya.

o Setiap Manusia memiliki Qarin, yaitu pendamping dari kalangan Jin dan Malaikat.
o Malaikat mampu melihat Jin disetiap waktu, sedangkan Jin tidak dapat melihat mereka kecuali

setelah Malaikat tersebut berubah menjadi bentuk lain (shapesifhting) yang dapat dijangkau

oleh indera Jin.Sedangkan Manusia tidak dapat melihat Malaikat dan Jin dalam bentuk asli

mereka kecuali mereka berubah menjadi bentuk yang dapat dijangkau Indera manusia, seperti

berubah menjadi Hewan, suara, cahaya, api, Hantu, Benda terbang tak dikenal, bahkan meniru

rupa manusia (doppleganger) yang sudah meninggal maupun yang masih hidup, dalam alam

nyata maupun alam mimpi. Keledai dan Anjing mampu melihat bentuk asli Jin di malam hari.

o Jin mampu menzalimi, mencuri harta, membalas dendam, menculik, dan membunuh manusia,

sebagaimana manusia juga bisa menyakiti dan membunuh Jin. Jin menjadi lebih lemah ketika

menampakkan diri sehingga manusia dapat melihatnya, yang berarti juga dapat memukulnya,

bahkan membunuhnya.
Kesalahan pemahaman
o Di dalam aqidah Islam tidak dikenal adanya Roh gentayangan, Arwah penasaran maupun

indera keenam. Diyakini bahwa setelah perginya para pelayat, mayit di dalam kuburnya akan

ditanyai Tiga pertanyaan Kubur oleh malaikat, manusia yang jahat mengalami siksa kubur,

sedangkan yang baik mengalami nikmat kubur. Roh orang yang telah meninggal tetap berada

di dalam kuburnya menanti datangnya hari kebangkitan. Hal ini kadangkala dimanfaatkan oleh

Jin untuk meniru wujud si mayit untuk mengambil keuntungan ataupun sekadar

mempermainkan manusia.

o Begitu pula tentang Indera keenam, bahwasanya Jin tidak dapat dilihat manusia kecuali Jin

tersebut sendiri yang menampakkan dirinya. Hanya saja Jin melihat dan memilih orang-orang

tertentu untuk dia tampaki, kadang secara reguler. Tujuannya supaya manusia mengira dan

meyakini bahwa dia mampu melihat hal ghaib dan mulai menyatakan kepada khalayak bahwa

dia mampu mengetahui hal ghaib. Pada akhirnya Jin akan berkomunikasi dengan manusia

tersebut dan menipunya, mengaku sebagai arwah orang yang telah mati, atau menawarkan
manusia tersebut mencari harta, atau bahkan mengajak kepada perdukunan dan kesyirikan

(seperti berkurban binatang untuk selain Allah sebagai syarat terpenuhi hajatnya), dll.
Fakta Tentang Mahluk Ghaib
 

o “Para malaikat diciptakan dari cahaya, Jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari

apa yang disifatkan kepada kalian.” (HR. Muslim no.2996 di dalam kitab Az-Zuhd dan Ahmad di

dalam Al-Musnad dari Aisyah Ra., juga Al-Qur’an surah Al-A’raf: 12 dan Ar-Rahman: 15.

o Disebutkan dalam Al-Qur’an tentang Jin yang mampu membawa singgasana ratu Saba di

Yaman kepada Kerajaan Nabi Sulaiman di Syam (kini Suriah, Palestina, Yordan dan Libanon)

dalam sekejap: “Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu

dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu;

sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya”. Berkatalah

seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu

sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di

hadapannya, ….” (QS. An Naml: 39-40). Juga pada ayat “…Para jin itu membuat untuk

Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan

piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku).”

(QS. Saba’: 13). Juga ayat “Dan kami tundukkan pula untuknya (Sulaiman) setan-setan,

semuanya ahli bangunan dan penyelam. Demikian pula setan lain yang terikat dalam belengu.”

(QS. Shaad:37-38).

o Pada malam itu para malaikat dan malaikat jibril turun dengan ijin Rabb mereka,…” (QS. Al-

Qadr: 4).

o “Dan (ingatlah) hari diwaktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (dan Allah berfirman):

“Hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia”,… Allah

berfirman: “Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau
Allah menghendaki (yang lain)”. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha

Mengetahui.” (QS. Al-An’am: 128).

o “…mereka (Malaikat) menjawab: “Maha suci engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari

apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami…” (QS. Al-Baqarah: 32) juga lihat hadits Jibril

o “…Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui

yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan. (QS. Saba: 14)

dan “Dan hanya di sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib. Tak ada yang mengetahuinya

kecuali Dia sendiri,…” (QS. Al-An’am: 59) juga Al-Qur’an surah Hud:31, Al-A’raf:188, Luqman:

34, Al-Jin: 26-27, Ali-Imran: 179

o Ibnu Katsir berkata: “Tidak ada rasul dari kalangan jin seperti yang telah dinyatakan Mujahid

dan Ibnu Juraij serta yang lainnya dari para ulama salaf dan khalaf (Tafsir Al-Qur’anul Azhim

2/188).

o Disebutkan dalam surah: “Yang menyertai dia (qarin) berkata pula: ‘Ya Tuhan kami, aku tidak

menyesatkan tetapi dialah (manusia) yang berada dalam kesesatan yang jauh…” (QS Qaaf:

27). Juga dalam hadits dari Aisyah ra mengatakan: “Rasulullah   keluar dari rumah pada

malam hari, aku cemburu karenanya. Tak lama ia kembali dan menyaksikan tingkahku, lalu ia

berkata: “Apakah kamu telah didatangi syetanmu?” “Apakah syetan bersamaku?” Jawabku,

“Ya, bahkan setiap manusia.” Kata Nabi Muhammad  . “Termasuk engkau juga?” Tanyaku

lagi. “Betul, tetapi Allah menolongku hingga aku selamat dari godaannya.” Jawab Nabi (HR

Ahmad).

o Malaikat merupakan hal ghaib bagi jin sehingga Jin diperintahkan untuk beriman kepada

malaikat.

o “Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak

bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf: 27).


o Seperti Malaikat yang berubah wujud menjadi sosok manusia yang bertamu kepada Nabi

Ibrahim, Nabi Luth, dan Maryam, juga saat datangnya Nabi Jibril pada hadits Jibril.

o Rasulullah   berkata: “Barang siapa melihatku dalam mimpi, maka dia benar-benar telah

melihatku. Sesungguhnya setan tidak dapat menjelma menyerupaiku.” (Shahih

Muslim No.4206 dari Abu Hurairah).

o Rasulullah   bekata: “Apabila kalian mendengar gonggongan anjing dan ringkikan keledai

pada malam hari, maka mintalah perlindungan (ta’awwudz) kepada Allah, karena mereka

melihat sesuatu yang tidak kalian lihat.” (HR. Ahmad 3/306 dan 355; Al-Bukhari dalam al-Adab

al-Mufrad, no. 1234; Abu Dawud 2/748, no. 5103; Ibnu Hibban no. 5517 dan 5518; ath-Thabrani

dalam ad-Du’a` no. 2008; al-Hakim 4/283; al-Baghawi no. 3060 dari Jabir Ra.).

o Misalnya dengan santet (memasukan benda berbahaya kedalam tubuh manusia), merasuki

(kesurupan), sihir atau membakar rumah; Rasulullah   berkata: “Apabila kalian tidur,

matikanlah (api) lampunya, karena syaithan seringkali berwujud seekor tikus.” (HR. Abu Dawud

dengan sanad shahih dari Ibnu Abbas).

o Kadang disebut Roh dengan urusan yang belum selesai, Arwah balas dendam atau Orang yang

mati sebelum waktunya. Bahkan dalam keyakinan Islam orang yang mati bunuh diripun adalah

orang yang mati pada waktunya, tidak ada orang yang mati di luar rencana Tuhan (takdir

kauniyah) dengan mendahului ajalnya atau sebaliknya menghindari maut, meskipun pelaku

telah berdosa karena melanggar larangan Allah untuk membunuh dirinya sendiri.

o Karena Jin tidak dapat melihat Malaikat, sehingga Malaikat adalah makhluk ghaib bagi bangsa

Jin.

o “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa,

(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib…” QS. Al-Baqarah: 2.

o Seluruh Jin dan derivasinya dengan berbagai nama dan jenis yang disematkan kepada mereka

diseluruh dunia, misalnya: Hantu, Alien, Makhluk legenda, Monster, Peri, Kurcaci, atau
Penunggu hutan. Iblis termasuk ke dalam golongan Jin, sedangkan Setan (syaithan) adalah

kata sifat yang mencakup golongan Jin dan manusia yang durhaka, lihat QS. Al-An’am: 112.

o “…maka sujudlah mereka kecuali Iblis, Dia adalah dari golongan Jin.” (QS. Al-Kahfi: 50)

o “Dan Kami telah menciptakan Jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al-Hijr:

26-27)

https://islamislami.com/2016/06/25/mahluk-ghaib-menurut-pandangan-agama-islam/

Anda mungkin juga menyukai