Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I

MATERI DAN ENERGI

1. Pengertian
- Materi : ialah segala sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang. Pada
temperatur kamar materi dapat terwujud : (1) padat (mis. : besi, kapur); (2) cair
(mis. : air, alkohol) dan (3) gas (mis. : udara, CO2)
- Energi : adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Terdapat berbagai bentuk
energi, yaitu :
(1) energi panas (mis. : BBM yang dibakar)
(2) energi listrik (mis. : lampu yang dinyalakan)
(3) energi sinar (mis. : sinar matahari yang menyebabkan terjadinya proses
fotonsintesis)
(4) energi kimia (mis. : campuran gas H2 dan O2 yang menghasilkan ledakan)
- Setiap materi mempunyai energi. Hal ini dapat dibuktikan apabila kita terkena
hujan es, akan terasa sakit di kulit.
- Energi digolongkan menjadi 2 bagian ;
(1) Energi Kinetik ; - berhubungan dengan gerak (kecepatan) misalnya : air
mengalir, angin berhembus, dst.
Makin besar kecepatan gerak suatu materi, makin besar pula energi kinetiknya.
(2) Energi Potensial
- Ialah energi yang berhubungan dengan letak (ketinggian ; misalnya air
terjun atau komposisi zatnya, misalnya daya bakar solar (atom C-nya lebih
banyak) lebih rendah daripada bensin (atom C nya lebih sedikit).

- Sifat Fisika dan Sifat Kimia

- Sifat fisika – ialah sifat materi yang dapat dikenali melalui indera. Misalnya ;
logam : mempunyai permukaan yang halus ; alkohol : mudah menguap dsb.
- Sifat kimia – ialah sifat yang dapat dikenali setelah zat tersebut mengalami
perubahan. Misalnya alkohol yang lebih mudah terbakar daripada air ; logam
besi yang lebih mudah berkarat daripada tembaga ; gas oksigen (O2) yang
menghidupkan bara api, sedangkan gas CO2 yang mematikan api, dsb.

Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia


- Perubahan fisika ialah perubahan materi yang tidak menyebab perubahan zat, tapi
hanya menyebabkan perubahan fase. Misalnya : air (cair) menjadi uap air (gas) ;
(H2O()  H2O(g) besi (padat) menjadi leburan besi (cair) karena dipanasi (Fe(s)
 Fe () dsb.
- Perubahan kimia ialah perubahan materi yang menyebabkan perubahan komposisi
zat. Misalnya : besi berkarat (Fe  Fe2O3) ; air dielektralisis (H2O  H2(g) + O2(g) ;
pembakaran BBM (CxHy + O2  CO2 + H2O) dsb.
- Setiap perubahan materi (fisika maupun kimia) menyangkut perubahan energi.
Pada perubahan fisika es (H2O padat) menjadi air (H2O cair) memperoleh
tambahan energi panas sebesar 342 j/g dan untuk berubah menjadi uap air (H 2O
gas) memperoleh tambahan energi lagi sebesar 2678 j/g.
2

Pada perubahan Kimia ; kapur gamping akan melepas (kekurangan) energi panas
apabila dimasukkan ke dalam air (CaCO3 + H2O  Ca(OH)2 + CO2 + panas).

2. Penggolongan Materi
(1) Unsur dan Senyawa
a. Pada elektrolisis garam dapur (NaCl) diperoleh logam natrium (Na padat)
yang melekat pada logam katode dan gas klor (Cl2) yang berbau khas seperti
kaporit di bagian anoda. Zat Na dan Cl2 tidak dapat diuraikan menjadi zat lain,
sedangkan NaCl dapat diuraikan (dengan bantuan elektrolisis) menjadi Na dan
Cl2.
Proses tersebut dapat dituliskan secara kimia sebagai berikut :

listrik
2NaCl(s) 2Na(s)+ Cl2(g)
b. Elektrolisis air (H2O cair) menghasilkan gas hidrogen (H2) di katode dan gas
oksigen (O2) di anode. Kedua gas ini tidak berbau dan berasa, tetapi H 2
mematikan bara, sedangkan O2 menyalakan bara. Proses ini dituliskan sebagai
berikut :

listrik
2H2O() 2H2(g) + O2(g)

Pada kedua proses di atas NaCl dan H2O dapat diuraikan menjadi zat-zat lain,
sedangkan Na, Cl2, H2 dan O2 tidak dapat diuraikan menjadi materi yang lebih
sederhara.
Maka NaCl dan H2O disebut senyawa sedangkan Na(S), Cl2(g), H2(g) dan O2(g) masing-
masing disebut unsur.
Jadi : senyawa ialah materi yang dapat diuraikan menjadi materi (zat) lain, sedangkan
unsur ialah materi yang dengan reaksi sederhana tidak dapat diuraikan menjadi zat
(materi) lain. Secara kimia senyawa merupakan gabungan (poli) atom yang heterogen,
misalnya CO2(g), NH3, H2O, CaCO3 dsb, sedangkan unsur dapat merupakan satu atom
(Na, Fe dsb.) atau poliatom homogen (N2, P4, O2, O3 dsb.).
Senyawa merupakan gabungan dari 2/lebih unsur dengan perbandingan berat tertentu
dan sifat senyawa berbeda dengan sifat unsur-unsur penyusunnya.
Contoh Campuran 7 g besi (coklat) dengan 4 g belerang yang dipanasi (kuning)
menghasilkan 11 g besi-belerang (hitam).
Apabila berat besi ditambah menjadi 9 g sedangkan belerangnya tetap 4 g, akan
dihasilkan 11 g besi belerang dan tersisa 2 g besi. Peristiwa tersebut dapat dituliskan
sebagai berikut.

Fe(s) + S(s) FeS(s)


Munas
7 g, soklat 4 g, kuning 11 g, hitam
9g 4g 11 g (sisa Fe 2g)
Unsur dan senyawa disebut juga sebagai zat tunggal.

(2) Campuran
3

Sirop (manis) : Kadar gula dalam sirop dapat divariasi tergantung selera,
kebutuhan/permintaan.
Gula dan air dalam sirop dapat diperoleh kembali apabila sirop diuapkan secara
perlahan-lahan (tersisa kristal gula dan uap air diembunkan kembali).
Jadi campuran merupakan percampuran dari dua/lebih materi yang tidak tertentu
beratnya dan dapat diperoleh kembali komponen-komponennya dengan cara
sederhana.
Sifat salah satu materi masih terdapat dalam campuran (ini juga merupakan hal
yang membedakan antara campuran dan senyawa).
Campuran dibedakan menjadi 2 macam :
a) Campuran homogen (serba sama disetiap bagiannya)
Misalnya : Sirop, udara. Emas 20 karat dsb.
b) Campuran heterogen (tidak serba sama)
Misalnya : air sungai (makin ke hilirmakin keruh) ; Campuran air dan minyak,
dsb.

3. Pemisahan Campuran

Komponen-komponen dalam campuran dapat diperoleh kembali (dipisahkan) dengan


berbagai cara berdasarkan sifat fisika/kimia serta keadaan campuran tersebut sebagai
berikut.
a) Campuran homogen
(1) Cair-cair (mis. : alkohol kompres)
- dipanasi ; berdasarkan perbedaan titik didihnya (alkohol menguap lebih
dulu)
- kromatografi (mis. : campuran klorofil) ; berdasarkan perbedaan kekuatan
daya ikat terhadap zat lain.
- Ekstraksi (penarikan dengan pelarut lain)
Misalnya zat warna dalam sirop ; berdasarkan perbedaan kelarutan.
(2) Gas-gas (misalnya udara ; H2 = 80 bagian dan 20 bagian O 2). Dipisahkan
dengan cara penguapan (setelah dicairkan) berdasarkan perbedaan titik
didihnya.
(3) Padat-padat (besi dengan belerang) ; berdasarkan sifat fisiknya (sifat magnit,
sedangkan belerang tidak atau “ditampi” berdasar perbedaan massa jenisnya.
b) Campuran heterogen
(1) padat-padat (beras dan pasir), seperti a.3.
(2) padat-cair (koloid)
- disaring/disentrifus (dipusingkan) ; berdasarkan ukuran partikel / massanya.
(3) Cair-cair (camp minyak-air) ; didiamkan ; berdasarkan massa jenisnya.

Anda mungkin juga menyukai