Anda di halaman 1dari 40

SISTEM KERJA SINAR-X PADA TABUNG RONTGEN

DI CV. SEHAT SEJAHTERA YOGYAKARTA

Laporan Praktek Kerja Lapangan II

Disusun oleh:

Nama : Germano Monteiro Moniz

Nim : 15210033

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2020
SISTEM KERJA SINAR-X PADA TABUNG RONTGEN

DI CV. SEHAT SEJAHTERA YOGYAKARTA

Laporan Praktek Kerja Lapangan II

Disusun oleh :

Germano Monteiro Moniz


(15210033)
Telah disetujui oleh :

Pembimbing Lapangan, Pembimbing,

Tanggal : Tanggal :

Djoko Sukwono, S.T Evrita Lusiana Utari, S.T., M.T


NIDN : 05029047901

Mengetahui :
Ketua Program Studi Teknik Elektro
Tanggal :

Yudianingsih, S.T.,M.T
NIK : 451310001

i
SISTEM KERJA SINAR-X PADA TABUNG RONTGEN

DI CV. SEHAT SEJAHTERA YOGYAKARTA

Laporan Praktek Kerja Lapangan II

Disusun oleh :

Germano Monteiro Moniz


(15210033)

Telah dipertahankan pada seminar Praktek Kerja Lapangan II dan di depan Tim
Penguji Program Studi Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Respati Yogyakarta

Pada tanggal :

Pembimbing, Penguji,

Evrita Lusiana Utari, S.T., M.T


NIDN : 05029047901

Mengetahui :
Ketua Program Studi Teknik Elektro

Yudianingsih, S.T.,M.T
NIK : 451310001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan perlindungan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja

Lapangan II yang berada di CV. SEHAT SEJAHTERA YOGYAKARTA.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

mendukung dan membimbing penulis dalam menyelesaikan Praktek Kerja

Lapangan II dan laporan dengan baik dan tepat waktu. Kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Evrita Lusiana Utari, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing PKL II yang

selalu memberikan bimbingan dan motivasi dalam pelaksakan PKL II dan

penyusunan laporan.

2. Mama, papa dan ulianti yang sudah turut memberikan motivasi dan

semangat serta memfasilitasi selama masa pelaksaan PKL dan penyusunan

laporan.

3. Bapak Djoko Sukwono, S.T selaku pembimbing PKL II yang telah

memberikan kesempatan untuk melaksanakan PKL II di CV. SEHAT

SEJAHTERA YOGYAKARTA.

Semoga semua bantuan dan didikan yang telah diberikan kepada penulis

dapat bermanfaat bagi penulis untuk dijadikan ilmu dan modal bagi penulis

dimasa yang akan datang. Dan semoga semua kebaikan yang telah diberikan

penulis dapat menjadi pintu berkah dalam mendapatkan rejeki dan pahala yang

lebih baik. Namun penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih

i
banyak kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang

membangun sangat penulis harapkan guna menjadi pelajaran dan bermanfaat bagi

kita semua.

Yogyakarta,

Penulis,

Germano Monteiro Moniz

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Halaman Pengesahan........................................................................................ i

Halaman Persetujuan........................................................................................ ii

Kata Pengantar.................................................................................................. iii

Daftar Isi........................................................................................................... v

Daftar Gambar.................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1.Latar Belakang………………………………………………………….... 1

1.2.Rumusan Masalah………………………………………………………... 2

1.3. Batasan Masalah……………………………………………………….... 3

1.4. .Tujuan Praktek Kerja Lapangan……………………………………….... 3

1.5. .Manfaat Praktek Kerja Lapangan……………………………………….. 4

1.6..Metode Pengumpulan Data……………………………………………… 4

1.7. Sistematika Penulisan…………………………………………………… 5

BAB II TINJAUAN CV. SEHAT SEJAHTERA......................................... 6

2.1.Sejarah CV. Sehat Sejahtera....................................................................... 6

2.2.Lokasi CV. Sehat Sejahtera 7..................................................................... 7

2.3.Tinjauan CV. Sehat Sejahtera..................................................................... 8

2.4. Struktur Organisasi CV. Sehat Sejahtera................................................... 11

BAB III SISTEM KERJA SINAR-X PADA TABUNG RONTGEN......... 13

i
3.1.Sejarah Sinar-X........................................................................................... 13

3.2. Pengertian Sinar-X.................................................................................... 15

3.3.Bagian-bagian Tabung Sinar-X beserta fungsinya..................................... 17

3.4.Spesifikasi Tabung Sinar-X ....................................................................... 21

3.5.Mekanime terjadinya Sinar-X pada Tabung Rontgen................................ 22

3.6.Blog Diagram Pesawat Rongten ................................................................ 24

3.7.Sifat-sifat Sinar-X....................................................................................... 25

3.8.Faktor-faktor penyerapan Sinar-X.............................................................. 26

3.9.Cara Pengoperasian Alat............................................................................. 27

3.10. Pemeliharaan alat..................................................................................... 28

BAB IV PENUTUP......................................................................................... 29

4.1.Kesimpulan................................................................................................. 29

4.2.Saran........................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bangunan CV. Sehat Sejahtera…………………………………….6

Gambar 2.2 Lokasi CV. Sehat Sejahtera………………………………………...7

Gambar 2.3 Alat Radiologi……………………………………………………... 8

Gambar 2.4 Jasa Konsultasi…………………………………………………….. 9

Gambar 2.5 Jasa Perbaikan…………………………………………………….. 9

Gambar 2.6 Jasa Training……………………………………………………….10

Gambar 2.7 Produksi Ecorad Control………………………………………….10

Gambar 2.8 Struktur Organisasi CV. Sehat Sejahtera…………………………..11

Gambar 3.1 Alat Rontgen……………………………………………………….13

Gambar 3.2 Pembangkit pada Sinar-X…………………………………………..14

Gambar 3.3 Bagian-bagian Tabung Sinar-X…………………………………….17

Gambar 3.4 Katoda Tabung Sinar-X…………………………………………….18

Gambar 3.5 Anoda Tabung Sinar-X……………………………………………..18

Gambar 3.6 Focussing Cup Filamen Tabung Sinar-X……………………….. …19

Gambar 3.7 Tabung Sinar-X……………………………………………………. 21

Gambar 3.8 Simulasi Terjadinya Sinar-X pada Tabung Rontgen………………..22

Gambar 3.9 Hasil Rontgen……………………………………………………… 24

Gambar 3.10 Pengoperasian pada Alat Nuklir………………………………….. 25

Gambar 3.11 Pemeriksaan Keamanan di Bandara……………………………….25

Gambar 3.12 Analisa Proses Rontgen dalam Tubuh……………………………..26

Gambar 3.13 Mengamati Proses Pertumbuhan pada Tanaman………………..27

i
Gambar 3.14 Kerukan Tabung Filamen………………………………………….30

Gambar 3.15 Anoda Yang Rusak………………………………………………..31

Gambar 3.16 Pengaturan kV Dan mA pada Sistem Kontrol…………………….32

Gambar 3.17 Perbaikan Alat Sistem Kontrol……………………………………33

i
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini telah mengalami

perkembangan yang semakin maju. Hal ini perlu diimbangi dengan adanya

sumber daya manusia yang siap dan mampu menghadapi era globalisasi yang

penuh dengan persaingan. Banyak persaingan yang timbul baik di lingkungan

masyarakat ataupun dalam dunia kerja. Perkembangan tersebut membawa dampak

positif terutama di bidang kesehatan di mana teknologi menciptakan peralatan

medik yang semakin canggih sehingga memudahkan para tenaga medis untuk

mendiagnosa, mencegah, maupun mengobati suatu penyakit secara cermat, tepat,

dan teliti.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan khususnya

di bidang kesehatan yang semakin modern, maka dibutuhkan tenaga-tenaga Ahli

Elektromedik yang lebih profesional baik dalam perawatan, pemasangan,

pengoprasian, pengkalibrasian, maupun perbaikan agar peralatan medik dapat

difungsikan secara maksimal.

Untuk menghasilkan tenaga Ahli Elektromedik seperti yang diharapkan,

diperlukan penanganan, pembinaan, serta pengelolaan secara menyeluruh, terarah,

dan terpadu didukung upaya mahasiswa sebagai pelaku utama untuk memajukan

proses belajar mengajar.

i
Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah memberikan pengalaman

belajar di lapangan yang

sesungguhnya serta mandiri dalam menerapkan hasil proses belajar mengajar

kepada mahasiswa dalam bentuk nyata.

Untuk mengembangkan dan merealisasikan semua itu, Program Studi

Teknik Elektro konsentrasi Elektromedik Universitas Respati Yogyakarta

mewajibkan Praktik Kerja Lapangan bagi mahasiswa agar mengerti dan

mengetahui macam macam dan fungsi peralatan medik. Salah satu alat elektro

medik yang dapat dipelajari pada saat Praktik Kerja Lapangan adalah alat

Rontgen.

Sinar Rontgen atau X- ray, yang di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan

rontgen, ditemukan oleh fisikawan Jerman bernama Wilhelm Conrad Rontgen,

tepatnya pada tanggal 8 November 1895. Sinar ini mampu menembus bagian

tubuh manusia tanpa dilakukan pembedahan sehingga dunia kedokteran sangat

terbantu dengan penemuan ini. Berkat prestasinya, Rontgen dianugerahi Nobel

pada tahun 1901. Pemanfaatan Sinar-X untuk rontgen merupakan salah satu

pemeriksaan penunjang dari penegakan diagnosis di samping pemeriksaan

laboratorium. Rontgen dilakukan untuk melihat patah atau retak tulang,

memantau perkembangannya dan menentukan jenis pengobatan yang akan

diberikan.

i
1.2 Rumusan masalah

Dalam mengamati prinsip kerja sinar-X pada Tabung Rontgen tersebut

penulis dirumuskan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana sistem kerja sinar-X pada tabung Rontgen ?

b. Apa saja bagian-bagian tabung Sinar-X ?

1.3 Batasan Masalah

Sesuai rumusan masalah diatas adapun batasan masalahnya yang dikaitkan

dengan pengamatan yaitu :

a. Mengamati mekanisme proses terjadinya sinar-X pada tabung

Rontgen.

b. Tabung Rontgen yang digunakan ialah tabung Rontgen yang ada di

CV. Sehat Sejahtera.

1.4 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Tujuan Praktek Kerja Lapangan dapat dijabarkan menjadi tujuan umum

dan khusus, yaitu :

a. Tujuan umum :

1. Memperoleh pengalaman pribadi yang nyata, konkret, dan

edukatif.

2. Memahami tentang struktur dan proses yang terjadi di lapangan.

i
3. Terbinanya minat dan perhatian lapangan pekerjaan yang harus

dihadapi nanti.

4. Lebih tanggap terhadap fenomena-fenomena yang terjadi

dilapangan

b. Tujuan Khusus :

1. Memperoleh kesempatan untuk melatih diri dalam menerapkan dan

juga dapat mengintegrasikan informasi pelajaran yang diperoleh

selama mengikuti tugas pelajaran Teknik Elektromedik dan sarana

kesehatan secara lebih luas.

2. Memahami lebih mendalam masalah pemeliharaan peralatan

Elektromedik dan sarana kesehatan.

3. Memperoleh informasi baru sebagai bahan persepsi atau kerangka

untuk mendalami masalah-masalah teknik lebih lanjut.

1.5 Manfaat Praktek Kerja Lapangan

Adapun manfaat Praktek Kerja Lapangan yaitu :

1. Mengenal lingkup dunia kerja sebagai ahli teknik Elektromedik.

2. Memperoleh informasi baru sebagai bahan masukan bagi

mahasiswa untuk mendalami masalah-masalah teknik.

3. Memahami dan mengerti tentang nama dan fungsi peralatan

elektromedik dan saran kesehatan yang dengan baik.

4. Terbina mitra dan perhatian terhadap lapangan pekerjaan yang

harus di hadapi pada nantinya.

i
1.6 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan tiga
metode yaitu :
a. Metode WawancaraBerdasarkan permasalahan yang diteliti, maka

untuk mengumpulkan data membutuhkan komunikasi wawancara

oleh mahasiswa dengan pembimbing lapangan.

b. Metode Analisis

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka metode dan jenis

penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan cara peninjauan

langsung pada alat yang akan diteliti. Penunjauan dilaksanakan

dengan tujuan untuk mengetahui kondisi dan pengamatan langsung

pada alat yang akan diamati.

1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan praktek kerja lapangan, manfaat praktek lapangan, metode

pengumpulan data, dan sistematika penulisan.

Bab II. Tinjauan Perusahaan

i
Pada bagian ini berisi sejarah umum, tujuan, manajemen, dan

struktur organisasi yang ada di perusahaan CV Sehat Sejahtera.

Bab III. Prinsip kerja Sinar-X pada tabung rontgen.

Berisi tentang pengertian tabung rontgen dan Prinsip Kerja Sinar-X

pada Tabung Rontgen.

Bab IV. Penutup

Pada bagian ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang

didapatkan selama Praktek Kerja Lapangan.

i
BAB II

TINJAUAN PERUSAHAAN

2.1 Sejarah CV Sehat Sejahtera

CV Sehat Sejahtera merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam

bidang peralatan Radiologi dan proteksi radiasi. CV Sehat Sejahtera dulunya

adalah bengkel tepatnya pada tahun 1997 yang digunakan untuk memberdayakan

pemuda yang ada disekitarnya. Pada tahun 2002, CV ini mulai bergelut dalam

dunia radiologi dan memulai memproduksi alat. Awalnya, hanya sebagai

customer yang bernaung di bawah CV Hanif Sejahtera. CV Sehat Sejahtera

didirikan oleh seorang pengusaha lulusan UGM yang berasal dari Pati Jawa

Tengah, Djoko Sukwono, S.T, yang kini masih mendalami tentang peralatan

radiologi. CV Sehat Sejahtera bergerak di bidang produksi, distributor peralatan,

jasa konsultasi, jasa perbaikan, dan jasa training radiografi. Berikut ini merupakan

gambar bangunan CV. Sehat Sejahtera

i
Gambar 2.1

Bangunan CV.

Sehat Sejahtera

2.2 Lokasi CV.

Sehat

Sejahtera

CV Sehat

Sejahtera yang beralamatkan di Perum Asri Blok B No 2, Sambiroto,

Purwomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55571.

Berikut merupakan

peta lokasi CV Sehat

Sejahtera.

i
Gambar 2.2 Lokasi CV. Sehat Sejahtera

CV Sehat Sejahtera mempunyai batasan-batasan wilayah, yaitu sebagai berikut :

Sebelah Utara : Pusat Perbelanjaan Cristal X

Sebelah Timur : Jl. Raya Purwomartani

Sebelah Selatan : Toko Nanda Mita

Sebelah Barat : RS Paguyuban Bina Warga H. Yahya

2.3 Tinjauan CV. Sehat Sejahtera

CV. Sehat Sejahtera merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam

bidang peralatan Radiologi. Adapun usaha yang digerakkan pada bidang

Radiologi adalah sebagai berikut :

1. Distributor Peralatan

X-Ray Machine dan alat penunjangnya untuk dipasarkan di seluruh

Indonesia. Berikut merupakan alat radiologi yang siap dipasarkan.

i
Gambar 2.3 Alat Radiologi

2. Jasa Konsultasi

Perencanaan pembuatan ruang radiologi yang termasuk jasa pembuatan

proteksi radiasinya. Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan radiologi

khususnya radiologi diagnostik, maka dibuat pedoman pelayanan

pembuatan proteksi radiasi di CV. Sehat Sejahtera sebagai acuan bagi

sarana pelayanan kesehatan dalam melakukan pelayanan radiologi dan

untuk keperluan pembinaan. Pelayanan dapat diwujudkan jika ada standar

dan dipatuhi memberi yang terbaik bahkan melebihi adanya terobosan untuk

memuaskan pelanggan. Berikut merupakan jasa konsultasi alat radiologi

3. Jasa Perbaikan

Pesawat X-ray dan penunjangnya serta maintenance peralatan radiologi.

Berikut merupakan jasa perbaikan alat radiologi.

4. Jasa Training Radiografi

Untuk penyegaran dan penambahan aplikasi keilmuan radiografi baik rumah

sakit maupun perorangan. Berikut merupakan jasa Training alat radiologi.

i
5. Produksi

Memproduksi peralatan pendukung radiologi yang bekerja sama dengan

sentra teknik NURUSSALAM. Berikut merupakan hasil produksi alat

radiologi.

Gambar 2.7Ecorad Control

Gambar 2.7 merupakan produk yang sudah diproduksi sendiri oleh CV Sehat

Sejahtera. Ecorad Control adalah sistem kontrol pada X – Ray. Ecorad Control

ini telah di-upgrade yang digunakan untuk sistem kontrol Rontgen dengan daya

yang lebih rendah dan menggunakan sistem Android jarak jauh.

2.4 Struktur Organisasi CV. Sehat Sejahtera

Berikut adalah struktur organisasi CV Sehat Sejahtera.

STRUKTUR ORGANISASI CV SEHAT SEJAHTERA

i
DIREKTUR

DIVISI PRODUKSI DIVISI MARKETING DIVISI TEKNIK

STAFF PRODUKSI STAFF MARKETING STAFF TEKNISI

Gambar 2.8 Struktur Organisasi CV Sehat Sejahtera

1. Direktur

Direktur mempunyai wewenang dalam mengawasi, mengatur, serta

mengkoordinasi aktifitas dalam struktur organisasi sehingga berjalan sesuai

dengan tujuan dari perusahaan.

2. Divisi Produksi

Melaksanakan dan merencanakan produksi pembuatan alat, melakukan

strategi pemeriksaan mutu komponen/bahan dan mutu produk dari perakitan

alat.

3. Divisi Teknik

Bertanggung jawab dalam proses instalasi, service dan perbaikan dari alat,

dan produk perusahaan.

4. Divisi Marketing

i
Berperan dalam mengawasi proses pemasaran dan bertanggung jawab untuk

melaksanakan setiap perencanaan penjualan dan melaporkan hasil penjualan

kepada direktur.

5. Staf Produksi

a. Mengelola kegiatan di bidang perencanaan produksi, perencanaan dan

penyediaan bahan, serta pengendalian produksi.

b. Merencanakan produksi yang akan dilaksanakan dan menyusun langkah-

langkah atau ketentuan dalam proses produksi, serta menganalisa

kembali waktu penyelesaian produksi.

c. Menyusun jadwal rencana dan target produksi tahunan.

6. Staf Marketing

a. Melakukan penelitian terhadap potensi pasar dan pengembangannya bagi

kelanjutan produksi.

b. Mengevaluasi hasil penjualan untuk mengetahui tingkat pembelian.

c. Memberikan gambaran mengenai hasil yang diperoleh dari produk yang

dipasarkan.

7. Staf Teknisi

a. Bertanggung jawab dalam proses instalasi dan service alat atau produk

dari perusahaan.

b. Membuat standar operasional dan pemeliharaan alat atau produk.

c. Melakukan pengawasan pada proses produksi untuk menjaga kualitas

BAB III

SISTEM KERJA SINAR-X PADA TABUNG RONTGEN

i
3.1 Sejarah Sinar-X

Sinar-X ditemukan pertama kali oleh Wihlem C. Roentgen pada tahun

1895 dari Universitas Worzburg Jerman. Penemuan ini pemberian beda potensial

antara katoda dan anoda hingga beberapa kilovolt pada tabung sinar-X. Perbedaan

potensial yang besar ini mampu menimbulkan arus elektron sehingga elektron-

elektron yang dipancarkan akibat pemanasan filamen akan dipercepat menuju

target hampa udara. Berikut pada Gambar 3.1 merupakan Alat Rontgen :

Gambar 3.1 Alat Rontgen (sumber : http://www.saranahusada.com)


Pada saat Rontgen menyalakan sumber listrik tabung untuk penelitian sinar

katoda, beliau mendapatkan bahwa ada sejenis cahaya berpendar pada layar yang

terbuat dari barium platina sianida yang kebetulan berada di dekatnya. Jika

sumber listrik dipadamkan, maka cahaya pendar pun hilang. Rontgen segera

menyadari bahwa sejenis sinar yang tidak kelihatan telah muncul dari dalam

i
tabung sinar katoda. Karena sebelumnya tidak pernah dikenal, maka sinar ini

diberi nama Sinar-X.

Dalam perkembangan berikutnya, Sinar-X dibangkitkan dengan jalan

menembaki target target logam dengan elektron cepat dalam suatu tabung vakum

sinar katoda. Elektron sebagai proyektil dihasilkan dari pemanas filamen yang

juga berfungsi sebagai katoda. Elektron dari filamen dipercepat gerakannya

menggunakan tegangan listrik berorde 102-106 volt. Berikut Gambar 3.2

merupakan pembangkit Sinar-X :

Gambar 3.2

Pembangkit

pada Sinar-X.

(sumber : foto pribadi)

Elektron yang bergerak sangat

cepat itu akhirnya ditumbukkan ke target logam bernomor atom tinggi dan suhu

lelehnya juga tinggi. Target logam ini sekaligus juga berfungsi sebagai anoda.

Ketika elektron berenergi tinggi itu menabrak target logam, maka Sinar-X akan

terpancar dari permukaan logam tersebut.

3.2 Pengertian Sinar-X

i
Sinar-X merupakan salah satu bentuk radiasi elektromagnetik yang

mempunyai energi antara 200 eV sampai 1 MeV dengan panjang gelombang

antara 0.5 sampai 2.5 Å. Sinar-X dihasilkan dari tumbukan elektron berkecepatan

tinggi dengan logam sasaran. Oleh karena itu, suatu tabung Sinar-X harus

mempunyai suatu sumber elektron, voltase tinggi, dan logam sasaran. Selanjutnya

elektron-elektron yang ditumbukkan ini mengalami pengurangan kecepatan

dengan cepat, dan energinya pun diubah menjadi foton.

Pada dasarnya pesawat sinar-X terdiri tiga bagian utama, yaitu tabung

sinar-X, sumber tegangan tinggi yang mencatu tegangan listrik pada kedua

elektrode dalam tabung sinar-X, dan unit pengatur. Sinar-X merupakan pancaran

gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang sangat pendek panjang

gelombang Sinar-X 10-9– 10-13m, dan mempunyai frekuensi 3x 1017 – 3x 1021 Hz

dengan energi 103-107 eV. Energi Sinar-X yang digunakan untuk keperluan

diagnostik antara 30 kV sampai dengan 150 kV yang dihasilkan dari Energi

kinetik (EK) elektron yang menumbuk target (anoda) dengan kecepatan tinggi

Interaksi antara elektron dengan atom akan memproduksi sinar-X bremstrahlung

dan sinar-X karakteristik.

Sinar-X diproduksi sebagai konversi energi kinetik ke dalam radiasi

elektromagnetik suatu beda-potensial listrik yang besar diterapkan diantara dua

elektroda dalam tabung Sinar-X (anoda dan katoda), katoda bermuatan negatif

adalah sumber elektron katoda mengalami emisi termionik yaitu terbentuknya

awan elektron akibat katoda dipanasi dengan arus (mA) tertentu yang

menyebabkan terkumpulnya elektron-elektron bebas karena adanya tegangan

i
tinggi (dalam orde kV) maka elektron dari katoda bergerak menuju target anoda

bermuatan positif, berfungsi sebagai target elektron dimana Sinar-X diemisikan ke

segala arah dengan sifat sinar divergen.

Jika kV rendah maka akan menghasilkan Sinar-X dengan gelombang yang

panjang dan sebaliknya dengan kV tinggi maka panjang gelombang Sinar-X akan

semakin pendek, penyerapan Sinar-X oleh suatu bahan juga tergantung pada

susunan obyek yang dilaluinya, sedangkan susunan obyek tergantung pada nomor

atom unsur, misalnya nomor atom aluminium lebih rendah dari nomor atom

tembaga.

Ketebalan dan kerapatan suatu unsur bahan juga berpengaruh terhadap

penyerapan Sinar-X. Bahan yang tebal akan lebih banyak menyerap Sinar-X

dibanding dengan bahan yang tipis, tentunya pada unsur yang sama. Tubuh

manusia dibentuk oleh unsur-unsur yang sangat komplek. Oleh sebab itu,

penyerapan Sinar-X oleh tubuh pada proses Rontgen tidak sama, misalnya tulang

akan lebih banyak menyerap Sinar-X dibanding dengan otot atau daging. Bagian

tulang yang sakit atau daging akan lebih besar menyerap Sinar-X dibanding

kondisi normal. Usia juga akan menjadi penyebab perbedaan penyerapan Sinar-X.

Tulang orang tua yang telah kekurangan kalsium, maka penyerapan Sinar-X akan

berkurang dibanding tulang anak muda.

3.3 Bagian-bagian Tabung Sinar-X beserta fungsinya

Berikut ini Gambar 3.3 merupakan bagian-bagian dari tabung sinar-X :

i
Gambar 3.3 Bagian-bagian Tabung Sinar-X

a. Katoda
Katoda adalah sisi negative dari tabung sinar-X. Fungsi katoda adalah

untuk menhasilkan awan termionik,melakukan tengangan tinggi ke antara

katoda dan anoda, dan menfokuskan aliran tron listrik saat menuju anoda.

Katoda adalah perangkat yang kompleks dan dapat disebut sebagai

perakitan katoda. Rakitan ini terdiri dari filament atau filament, cup focus

dan kabel terkait. Berikut Gambar 3.4 merupakan gambar dari katoda

tabung Sinar-X :

Gambar 3.4 Katoda tabung sinar-X (sumber : foto pribadi)

i
b. Anoda
Anoda terdiri dari beberapa logam yang berbeda, masin-masin dirancang

untuk menberikan kontribusi maksimun pada keseluruhan fungsi anoda.

Anoda stasioner terdiri dari tungsten paduan-renium yang tertanam di

ujun 45° dari batang tembaga. Disk anoda berputar berkisar dari dari 5-13

cm dengan diameter dari molybdenum. Fungsi anoda sebagai sumber

foton x-ray dan sebagai perangkat konduksi termal utama ditingkatkan

dengan mengunakan tungsten paduan-renium sebagai bahan trek fokus:

Gambar 3.5 Anoda tabung sinar-X (sumber : foto pribadi)

c. Filamen dan Focussing cup


Filamen adalah gulungan kecil dari kawat tungsten tipis bertori. Tebal

kawat sekitar 0,1 – 0,2 mm dan lebar kumparan 1- 2 mm dengan panjang

7 – 15 mm. Sudah diatur dalam rakitan katodadi dalam cawan focus.

i
Gambar 3.6 Focussing Cup Filament Tabung Sinar-X (sumber : foto

pribadi)

d. Focussing cup
Adalah depresi dangkel dalam, rakitan katoda yang dirancang untuk

menampun filament yang terbuat dari nikel dan tujuannya adalah

menpersempit awan termionik saat didorong ke anoda. Karena semua

electron memiliki muatan negatif kecenderungannya beberbeda daripada

bergerak dalam garis lurus. Cawan pemfokusan dilemkapi dengan potensi

negative rendah yang, karena geometrinya, menfokuskan electron satu

sama lain dalam pola konvergensi. Sebagian besar tabung x-ray memiliki

cawan fokus dengan potensi yang sama dengan filamen. Dimungkinkan

untuk mengurangi ukurang titik focus dengan dengan menggunakan cup

focus yang bias. Gelas pemfokusan menpertahankan cawan pada tegangan

yang lebih negative dari pada filamen. Hal ini menyebabkan bekas

electron yang keluar difokuskan ke aliran yang lebih sempit saat menuju

anoda. Dalam tabung x-ray mamografi ,biasing cup digunakan ketika titik

focus kecil dipili. Ketika semankin banyak electron menunpuk di area

i
filamen muatan negatifnya mulai emisi electron tambahan. Fenomena

yang berlawanan ini disebut efek muatan ruang dan menbatasi tabung

sinar-X hingga rentang mA maksimum 1.000 – 1.200.

e. Tabung Sinar – X
Pada umumnya dilapisi timah hitam (Pb) untuk menahan berkas Sinar-X

yang tidak searah dengan window. Terdapat window yang juga berfungsi

sebagai filter untuk menahan energi rendah radiasi Sinar-X. Sebagai

tempat sumber daya ( power source ) untuk tabung jenis anoda putar.

Terdapat terminal tegangan tinggi dan isolator terhadap tegangan tinggi.

Dapat dipasangkan secara tepat dengan pelindung tabung ( tube protectors

), dapat dipasangkan peralatan kolimator berisi minyak pendingin (cooling

oil) untuk menyerap panas tinggi selama proses pembangkitan.

f. Target
Target merupakan bagian dari anoda yang terbuat dari bahan yang

mempunyai Z (nomor atom) tinggi agar efisiensi produksi sinar-X sebaik

mungkin. Walaupun efisiensinya tinggi, kurang dari 1% energi elektron

berubah menjadi sinar-X. Selebihnya berubah menjadi panas sehingga

target harus mempunyai titik lebur yang tinggi juga harus dapat

menghilangkan panas. Ini diperoleh dengan membuat anoda dari tembaga

yang membuat konduktivitas panas tinggi, dengan sebuah target terbuat

dari tungsten yang ditempelkan berhadapan dengan katoda.

g. Pendingin
Pendingin pada tabung Sinar-X adalah oil. Oil adalah komponen yang

cukup penting di tabung Sinar-X karena saat elektron-elektron menabrak

i
target pada anoda, energi kinetik elektron yang berubah menjadi Sinar-X

hanyalah 1% selebihnya berubah menjadi panas mencapai 2000oc, jadi

disinilah peran oli sebagai pendingin tabung Sinar-X.

3.4 Spesifikasi Alat

Sesuai dengan hasil pengamatan Tabung Rontgen dari Praktek Kerja

Lapangan, dapat digambarkan spesifikasi sebagai berikut :

Gambar 3.7 Tabung Rontgen (sumber : foto pribadi)

Berikut merupakan spesifikasi alat Tabung Rontgen :

a. Nama Alat : Tabung Rontgen

b. Merk : PHILIPS

c. Model/Type : XO 11O/15°

d. Nomor Seri : 472558

e. Arus Tabung : 80 mA

f. Kapasitas tersedia : 110 kVp, 80 mA

g. Kapasitas biasa terpakai : 110 kVp, 80 mA

i
3.5 Mekanisme Terjadinya Sinar-X pada Tabung Rontgen

Dalam tabung Sinar-X terdapat 2 bagian utama, yaitu anoda dan katoda.

Pada katoda sisi negatif tabung Sinar-X berfungsi mengeluarkan energi elektron

dirangkain listrik dan memfokuskan menuju anoda. Pada anoda target akan

ditembaki oleh eletron. Berikut Gambar 3.8 merupakan mekanisme atau simulasi

terjadinya Sinar-X pada tabung Rontgen :

Gambar 3.8 Simulasi terjadinya sinar-X pada tabung Rontgen (sumber :

www.xray.id)

Filamen dipanaskan sampai menyala dengan mengalirkan listrik yang

berasal dari transformator sehingga elektron-elektron dari katoda terlepas.

Tegangan yang masuk ke katoda meliputi 2 – 5 volt dan 3 ampere, tegangan

tersebut didapat dari filament circuit agar tegangan yang dibutuhkan sesuai

dengan kebutuhan filamen. Sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan

tinggi (high tension circuit), elektron-elektron akan dipercepat gerakannya menuju

anoda dan dipusatkan ke alat pemusat. Katoda dibuat relatif negatif terhadap

sasaran atau target dengan memilih potensial tinggi, awan-awan elektron

mendadak dihentikan pada sasaran (target) sehingga terbentuknya panas ( >99% )

dan Sinar-X ( <1% ). Pelindung atau perisai timah akan mencegah keluarnya

i
Sinar-X dari tabung, sehingga Sinar-X yang terbentuk hanya dapat keluar melalui

jendela. Panas yang tinggi pada sasaran atau target akibat benturan elektron

ditiadakan oleh radiator pendingin. Jumlah Sinar-X yang dilepaskan setiap satuan

waktu dapat dilihat pada alat pengukur (mA), sedangkan jangka waktu pemotretan

dikendalikan oleh alat pengukur waktu. Untuk dapat menghasilkan sinar-X maka

diperlukan bagian-bagian tabung sinar-X dan faktor pendukung dalam proses

pembangkitan.

3.6 Blog diagram Pesawat Rongten.

Berikut ini adalah gambar 3.9 blok diagram pesawat Rongten.

i
Gambar 3.9 Blok diagram Pesawat Rongten.

Sebuah sumber tegangan tinggi dari 20 – 200 kV diperlukan untuk

menghasilkan sinar-x pada tabung sinar-x. Penentuan waktu durasi tegangan

tinggi yang dipakai pada tabung harus dibatasi dengan hati-hati supaya pasien

tidak menerima dosis yang berlebihan, film tidak menjadi terlalu hitam, dan

tabung sinar-x tidak terlalu panas. Selama tabung sinar-x dioperasikan dalam

batas termalnya, intensitas sinar-x diatur oleh arus filamen. Sebagai sebuah

proteksi terhadap kelebihan panas, temperatur anoda dimonitor oleh pendeteksi

temperatur. Jika temperaturt anoda melebihi nilai tertentu, kelebihan panas akan

dideteksi dan suplai tegangan tinggi akan mati secara otomatis. Sebagian besar

anoda tabung sinar-x diputar oleh motor induksi untuk membatasi daya sinar-x

pada satu titik dan membantu pendinginan anoda. Sumber tegangan tinggi pada

gambar 2.2 dihasilkan oleh sebuah trafo tengangan tinggi ke tingkat 20 – 200 kV.

Tegangan tinggi kemudian disearahkan dan dihubungkan ke tabung sinar-x yang

akan melewatkan arus konvensional hanya dalam satu arah dari anoda ke katoda.

Produksi sinar-x oleh anoda merupakan radiasi bremstrahlung yang terdiri dari

sebaran frekuensi. Sinar-x dengan frekuensi rendah tidak memiliki kontribusi

yang berarti dalam data diagnostik tetapi akan meningkatkan dosis yang diterima

pasien. Untuk mereduksi sinar-x frekuensi rendah digunakan filter aluminium

sedangkan kolimator digunakan untuk membatasi luas paparan radiasi sinar-x

3.7 Sifat-sifat Sinar-X

Adapun sifat-sifat sinar-X antara lain :

i
a. Daya tembus
Sinar-X dapat menembus bahan atau masa yang padat dengan daya tembus

yang sangat besar.

b. Hamburan

Apabila berkas Sinar-X melalui suatu bahan atau suatu zat, berkas sinar

tersebut akan bertebaran ke seluruh arah, menimbulkan radiasi sekunder

(radiasi hambur) pada bahan atau zat yang dilalui.

c. Penyerapan

Sinar-X dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat

atom atau kepadatan bahan zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau

berat atomnya, maka makin besar penyerapannya.

d. Fluoresensi

Sinar-X menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungstat atau

zink sulfide memendarkan cahaya.

e. Ionisasi

Efek primer dari Sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau zat dapat

menimbulkan ionisasi partikel-partikel zat tersebut.

f. Efek biologi

Sinar-X akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan.

Efek biologi ini dapat dipergunakan dalam pengobatan radioterapi.

i
3.8 Faktor-faktor Penyerapan Sinar-X

Penyerapan Sinar-X oleh suatu bahan tergantung pada tiga faktor sebagai
berikut :

a. Panjang gelombang Sinar-X


Jika kV rendah maka akan dihasilkan Sinar-X dengan gelombang yang

panjang dan sebaliknya dengan kV tinggi maka panjang gelombang Sinar-

X akan semakin pendek.

b. Susunan obyek yang terdapat pada alur berkas Sinar-X


Penyerapan Sinar-X oleh suatu bahan juga tergantung pada susunan obyek

yang dilaluinya, sedangkan susunan obyek tergantung pada nomor atom

unsur, misalnya nomor atom aluminium lebih rendah dari nomor atom

tembaga. Ternyata penyerapan Sinar-X aluminium lebih rendah dari

penyerapan Sinar-X oleh tembaga. Timah hitam mempunyai nomor atom

yang besar, maka daya serap terhadap Sinar-X juga besar.

c. Ketebalan dan kerapatan obyek


Bahan yang tebal akan lebih banyak menyerap Sinar-X dibanding dengan

bahan yang tipis, tentunya pada unsur yang sama. Penyerapan Sinar-X

oleh tubuh manusia pada proses foto Rontgen dapat dijelaskan sebagai

berikut. Tubuh manusia dibentuk oleh unsur-unsur yang sangat komplek.

Oleh sebab itu, penyerapan Sinar-X oleh tubuh pada proses Rontgen tidak

sama, misalnya tulang akan lebih banyak menyerap Sinar-X dibanding

dengan otot atau daging. Bagian tulang yang sakit atau daging akan lebih

besar menyerap Sinar-X dibanding kondisi normal. Usia juga akan

menjadi penyebab perbedaan penyerapan Sinar-X. Tulang orang tua yang

i
telah kekurangan kalsium, maka penyerapan Sinar-X akan berkurang

dibanding tulang anak muda.

3.9 Cara Pengoperasian Alat

Adapun cara pengoperasian dari alat tabung Sinar-X sebagai berikut :

1. Diputar tombol ON yang ada pada panel kontrol pesawat rontgen

2. Ditempatkan kaset yang sudah terisi X-Ray film dibalik bagian tubuh

pasien yang akan diperiksa

3. Diatur jarak sumber terhadap obyek

4. Diatur luas lapangan kolimasi

5. Diatur besaran kV dengan memutar pilihan pengaturan yang ada di panel

kontrol

6. Diatur besaran s dengan menekan pilihan s pada panel kontrol

7. Ditekan hand switch setengah, hingga unit berada pada posisi reday

8. Saat lampu reday menyala ditekan tombol ekspose untuk X-Ray

9. Diturunkan semua faktor eksposi yang ada pada pesawat Rontgen pada

keaadan terendah dalam penggunaan pesawat

10. Ditekan tombol OFF yang ada pada panel kontro

3.10 Pemeliharaan Alat

Adapun pemeliharaan alat dari tabung Sinar-X sebagai berikut :

1. Dikontrol dan dibersihkan bagian bagian alat rontgen seluruhnya

2. Diusahakan pemkaian X-Ray antara pasian pertama dan pasian selanjutnya

di beri selisih waktu 5 menit agar tabung X-Ray tidak terlalu panas

i
3. Dikontrol gerakan dan pengunci tabung X-Ray, perbaiki bila perlu

4. Dikontrol fungsi kolimator, perbaiki bila perlu.

5. Dikontrol fungsi panel selektor Kv, mA, mAs, dan tombol ekspose.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan penelitian pkl di CV. Sehat Sejahtera, dapat di

simpulkan sebagai berikut :

Prinsip kerja pada tabung sinar-X adalah didalam tabung sinar-X terdapat

anoda dan katoda. Untuk mengahasilakan elektron filamen harus dipanaskan

dengan cara mengalirkan arus listrik pada filament. Setelah filamen berpijar, maka

akan membentuk awan-awan elektron disekitar filamen tersebut. Elektron-

elektron yang ditembakan akan menumbuk target dan akan berinteraksi dengan

atom-atom dari target, maka interaksi elektron dengan inti akan menyebabkan

arah pergerakan elektron menjadi berubah dan terjadi pengurangan energi kinetik

pada elektron tersebut. Perubahan pada arah dari sinar-X tersebut akan disertai

dengan pemancaran foton sinar-X yang disebut sebagi sinar-X. Bagian-bagian

dari tabung sinar-X yaitu : Anoda, Katoda, Filamen, Foccusing cup, Window,

Tabung sinar-X, Target, Pendingin.

i
4.2 Saran

Dari hasil pengamatan dan analisa, dalam laporan ini dapat diberikan saran

sebagai pengembangan kedepannya, sebagai berikut :

1. Perlunya pengujian ulang segi bahan (kaca), dan desain dari tabung

X-ray portable ini, dikarenakan rawannya tabung ini mengalami

keretakan maupun pecah baik saat penggunaan yang dapat dipindah-

pindahkan maupun saat pengiriman tabung.

2. Diharapkan ketika memindahkan Rotgen Portable pengguna lebih

berhati-hati, dihindari benturan maupun bantingan pada pesawat

rontgen, dikarenakan tabung pada Rotgen Portable ini rawan pecah.

Begitu juga pada saat pengiriman tabung, diharapkan pengiriman

tabung sertai pelapis yang dapat menahan benturan dan goncangan

yang terjadi saat perjalanan pengiriman.

Daftar Pustaka

Suriani, A., 2014, Fisiologi Manusia, Alat ukur proteksi radiasi, pesawat sinar
x 25, Mei 2014
Suzuka, M., 2017, Sejarah sinar-X sebagai penemu tak disengaja, penerbit
ARK21 RECORDS
Suyatno, F., 2008, Aplikasi Radiasi sinar x-ray di bidang kedokteran untuk
menujang masyarakat, Penerbit Teknologi Nuklir, Yogyakarta.

i
i

Anda mungkin juga menyukai