Anda di halaman 1dari 4

I.

JUDUL PRAKTIKUM : Persilangan Monohibrid


II. TUJUAN :
1. Memahami hukum segregasi mendel
2. Melakukan simulasi persilangan monohibrid dan dihibrid untuk
membuktikan hukum segregasi mendel.
III. TINJAUAN TEORITIS
Gregor Mendel merupakan pencetus berbagai prinsip dasar genetika. Pada akhir abad
ke-19, beliau mengenali adanya unit informasi yang diwariskan untuk pembentukan sifat yang
diamati pada organisme. Ini merupakan konsep pertama gen (Brensick, 2003).
Awalnya mendel mempelajari beberapa jenis tumbuhan, namun akhirnya ia memilih
tanaman ercis karena tanaman ini ternyata memiliki dua kriteria penting yang mendukung
pemikirannya. Yang pertama ada beberapa ciri yang diwariskan berulang kali dari induk
tanaman itu kepada generasi selanjutnya. Yang kedua tanaman itu mempunyai mekanisme
perbungaan yang dilengkapi pelindung atau mudah untuk melindungi guna mencegah terjadinya
pembuahan oleh serbuk sari yang dikehendaki (Wels, 1991).
Individu yang bervariasi dipengaruhi oleh adanya peristiwa persilangan dua DNA
melalui perkawinan dua organisme. Beberapa ciri tampak menyatu, tetapi seringkali hilang, dan
muncul pada generasi berikutnya. Ada individu yang tampak sama dengan individu asal, tetapi
adapula individu yang sama sekali berbeda dengan individu asal. Misteri Ilmu Genetika tersebut
berhasil diungkap oleh seorang pastur bernama Gregor Mendel pada tahun 1865 (Raven, 1996).
Hukum Mendel 1 dikenal dengan istilah hukum segregasi, hal ini disebabkan karena
pada hukum ini dinyatakan bahwa alel memisah (segregasi) satu dari yang lain selama
pembentukan gamet dan diwariskan secara rambang kedalam gamet-gamet yang sama
jumlahnya. Sebagai dasar segregasi satu pasang alel terletak pada lokus yang sama pada
kromosom homolog. Kromosom homologini memisah secara bebas pada anafase I meiosis dan
tersebar kedalam gamet-gamet yang berbeda (Crowder, 2006).

Persilangan monohibrid adalah persilangan yang hanya menggunakan satu macam gen
yang berbeda atau menggunakan satu sifat beda. Dalam pembuktiannya, Mendel malaukukan
percobaan dengan menyilangkan tanaman kacang ercis dengan mengambil satu sifat beda yaitu
tanaman ercis berbiji kuning dan tanaman ercis berbiji hajau. Hasil perkawinan pertamanya
menghasilkan biji berwarna kuning seluruhnya. Kemudian tanaman ercis dikawinkan lagidan
menghasilkan keturunan dari persilangan kedua yaitu tiga biji kuning berbanding satu biji hijau
(Abdurrahman, 2008).
Mendel mempelajari beberapa pasang sifat pada tanaman kapri. Masing-masing sifat
yang dipelajari adalah: tinggi tanaman, warna bunga, bentuk biji, dan lain-lain yang bersifat
dominan dan resesif. Mula-mula Mendel mengamati dan menganalisis data untuk setiap sifat,
dikenal dengan istilah monohibrid. Selain itu Mendel juga mengamati data kombinasi antar
sifat, dua sifat (dihibrid), tiga sifat (trihibrid) dan banyak sifat (polihibrid) (Bima,2008).
Menentukan apakah suatu fenomena yang diamati sesuai atau tidak dengan teori
tertentu, perlu dilakukan suatu pengujian dengan melihat besarnya penyimpangan nilai
pengamatan terhadap nilai harapan. Selanjutnya besarnya penyimpangan tersebut dibandingkan
terhadap kriteria model tertentu. Dalam percobaan persilangan akan dibandingkan frekuensi
genotipe yang diamati terhadap frekuensi harapannya dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
X2 hitung = ∑(Oi-Ei)2 /Ei
Keterangan:     Oi = nilai pengamatan fenotipe ke – i
Ei = nilai harapan fenotipe ke-i
Suatu percobaan, jarang ditemukan hasil yang tepat betul, karena selalu saja ada
penyimpangan.Yang menjadi masalah ialah berapa banyak penyimpangan yang masih bisa kita
terima.Menurut perhitungan para ahli statistik tingkat kepercayaan itu adalah 5% yang masih
dianggap batas normal penyimpangan. Untuk percobaan genetika sederhana biasanya dilakukan
analisis Chi-squrae (Nio, 1990).
Persilangan monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu
sifat beda. Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang
disebut dengan hukum segresi. Hukum ini berbunyi, “Pada pembentukan gamet untuk gen yang
merupakan pasangan akan disegresikan kedalam dua anaka” (Yatim,1986)
Mendel pertama kali mengetahui sifat monohybrid pada saat melakukan percobaan
penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Sampai saat ini di dalam persilangan
monohybrid selalu berlaku hukum Mendel I. Sesungguhnya di masa hidup Mendel belum
diketahui sifat keturunan modern, belum diketahui adanya sifat kromosom dan gen, apalagi
asam nukleat yang membina bahan genetik itu. Mendel menyebut bahan genetic itu hanya factor
penentu (determinant) atau disingkat dengan faktor (Yatim,1986)
Ciri-ciri yang dapat diamati (secara kolektif, fenotipenya) suatu organisme dikendalikan
oleh suatu faktor penentu yang disebut dengan gen. Setiap sifat fenotipik pada organisme
diploid dikendalikan setidak-tidaknya satu pasang gen, satu anggota gen pasangan tersebut
diwariskan dari setiap tetua. Suatu organisme dengan sepasang alele yang berbeda, sebagai
heterozigot. Gamet-gamet yang terbentuk karena meiosis, maka pasangan-pasangan gen akan
menjadi terpisah-pisah dan didistribusikan satu-satu kepada setiap gamet dikenal sebagai hukum
segregasi Mendel (hukum Mendel I). Mendel menemukan bahwa pewarisan satu pasangan gen
sama sekali tidak bergantung pada pewarisan pasangan lainnya (hukum pemilahan
bebas=hukum Mendel II). Keadaan ini hanya dapat terjadi bila dua pasang gen yang
bersangkutan terdapat pada kromosom-kromosom yang terpisah atau agak berjauhan (Kimball,
1992)
Sifat keturunan yang dapat kita amati (warna, bentuk, ukuran) dinamakan fenotipe. Sifat
dasar yang tidak tampak dan tetap (artinya tidak berubah-ubah oleh lingkungan) pada suatu
individu dinamakan genotipe. Fenotipe dari suatu individu  dapat sama tetapi genotipenya
berbeda, hal ini terjadi pada kondisi semidominansi atau intermediet. Hasil perkawinan antara
dua individu yang mempunyai sifat beda dinamakan hibrid. Perkawinan yang melibatkan satu
sifat beda dinamakan monohibrid, dua sifat beda dinamakan dihibrid, tiga sifat beda dinamakan
trihibrid dan seterusnya (Suryo, 1984).

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Deden, et al. 2008. Biologi Kelompok Pertanian. Grafindo Media Pratama,

Bandung..

Brensick, S. 2003. Intisari Biologi. Hiprokates, Jakarta.

Campbell, Neil A. 2004. Biologi. Erlangga, Jakarta


Crowder, L.V. 2006. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.,Yogyakarta.

Dwijoseputro. 1997. Pengantar Genetika. Bharata, Jakarta.

Kimball, J. W. 1992. BiologyJilid I. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Nio, Tjan kwiauw. 1990. Genetika Dasar. ITB Press, Bandung

Suryo. 1984. Genetika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Raven dan Johnson, 1996. Biology Fourth Ed . WBC McGraw-Hill Companies,Inc, New

York.

Rocmah, dkk. 2009. Biologi. Dep. Pend. Nasional, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai