Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

* Program Studi Profesi Dokter / April 2020


** Pembimbing / dr. Chairunnisa, Sp.Rad

TUGAS ESSAI

Ardi Al Rachman Raaqa Anasta, S.Ked (G1A219121)*


dr. Chairunnisa, Sp.Rad**

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN RADIOLOGI


RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
PERTANYAAN

1. Ultrasonografi
a. Apa saja persiapan pasien sebelum pemeriksaan USG
b. Indikasi, kelebihan dan kekurangan pemeriksaan USG
c. Sebutkan Jenis-jenis pemeriksaan USG
d. Basic dan prinsip pemeriksaan USG sehingga bisa didapatkan suatu imaging

JAWABAN

1. Ultrasonografi
a. Apa saja persiapan pasien sebelum pemeriksaan USG

Persiapan Pemeriksaan
Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan USG adalah:
1. Pencegahan infeksi
Cuci tangan sebelum dan setelah kontak langsung dengan pasien,
setelah kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya, dan setelah melepas
sarung tangan, telah terbukti dapat mencegah penyebaran infeksi. Epidemi
HIV/AIDS telah menjadikan pencegahan infeksi kembali menjadi perhatian
utama, termasuk dalam kegiatan pemeriksaan USG dimana infeksi silang
dapat saja terjadi. Kemungkinan penularan infeksi lebih besar pada waktu
pemeriiksaan USG transvaginal karena terjadi kontak dengan cairan tubuh dan
mukosa vagina.
Resiko penularan dibagi menjadi tiga macam, yakni
 Risiko penularan Tinggi
Terjadi pada pemeriksaan USG intervensi (misalnya punksi
menembus kulit, membran mukosa atau jaringan lainnya);
peralatan yang dipakai memerlukan sterilisasi (misalnya dengan
autoklaf atau etilen oksida) dan dipergunakan sekali pakai dibuang.
 Risiko penularan sedang
Terjadi pada pemeriksaan USG yang mengadakan kontak
dengan mukosa yang intak, misalnya USG transvaginal; peralatan
yang dipakai minimal memerlukan desinfeksi tingkat tinggi (lebih
baik bila dilakukan sterilisasi).
 Risiko penularan ringan
Terjadi pada pemeriksaan kontak langsung dengan kulit intak,
misalnya USG transabdominal; peralatan yang dipakai cukup
dibersihkan dengan alkohol 70% (sudah dapat membunuh bakteri
vegetatif, virus mengandung lemak, fungisidal, dan tuberkulosidal)
atau dicuci dengan sabun dan air.

Panduan di bawah ini dapat membantu mencegah penyebaran infeksi :


1. Semua jeli yang terdapat pada transduser harus selalu
dibersihkan, bisa memakai kain halus atau kertas tissue halus.
2. Semua peralatan yang terkontaminasi atau mengandung
kotoran harus dibersihkan dengan sabun dan air. Perhatikan
petunjuk pabrik tentang tatacara membersihkan peralatan USG.
3. Transduser kemudian dibersihkan dengan alkohol 70% atau
direndam selama dua menit dalam larutan yang mengandung
sodium hypochlorite (kadar 500 ppm10 dan diganti setiap hari),
kemudian dicuci dengan air mengalir dan selanjutnya
dikeringkan.
4. Transduser harus diberi pelapis sebelum dipakai untuk
pemeriksaan USG transvaginal, bisa memakai sarung tangan
karet, atau kondom.
5. Pemeriksa harus memakai sarung tangan sekali pakai (tidak
steril) pada tangan yang akan membuka labia sebelum
transduser vagina dimasukkan. Perhatikan jangan sampai
sarung tangan tersebut mengotori peralatan USG dan tempat
pemeriksaan.
6. Setelah melakukan pemeriksaan, kondom atau sarung tangan
harus dimasukkan pada tempat khusus untuk mencegah
penyebaran infeksi, dan kemudian pemeriksa mencuci tangan
7. Pada pemeriksaan USG invasif, misalnya ovum pick-up
persiapan yang dilakukan sama seperti akan melakukan
tindakan operasi, misalnya peralatan yang dipakai harus steril,
operator mencuci tangan dengan larutan mengandung
khlorheksidine 3%, memakai sarung tangan dan masker, serta
memakai kacamata. Kulit dibersihkan dengan memakai etil
alkohol 70%, isopropil alkohol 60%, khlorheksidin alkohol,
atau povidone iodine. Transduser dibersihkan dan dilakukan
desinfeksi, kemudian dibungkus dengan plastik khusus yang
steril. Membran mukosa vagina dibersihkan dengan larutan
yang mengandung khlorheksidin 0,015% ditambah larutan
cetrimide 0,15%.

2. Persiapan alat
Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga
tetap baik. Mesin USG diletakkan disebelah kanan tempat tidur pasien, bila
pemeriksa bertangan kiri, maka mesin diletakkan disisi kiri pasien. Hidupkan
peralatan USG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat
peralatan tersebut. Panduan pengoperasian peralatan USG sebaiknya
diletakkan di dekat mesin USG, hal ini sangat penting untuk mencegah
kerusakan alat akibat ketidaktahuan operator USG.
Perhatikan tegangan listrik pada kamar USG, karena tegangan yang
terlalu naik-turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak. Bila perlu
pasang stabilisator tegangan listrik dan UPS (uninterrupted power supply).
Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan USG, bersihkan semua
peralatan dengan hatihati, terutama pada transduser (penjejak) yang mudah
rusak. Bersihkan transduser dengan memakai kain yang lembut dan cuci
dengan larutan anti kuman yang tidak merusak transduser (informasi ini dapat
diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin USG).
Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya, rapikan dan
bersihkan kabelkabelnya, jangan sampai terinjak atau terjepit. Setelah semua
rapih, tutuplah mesin USG dengan plastik penutupnya. Hal ini penting untuk
mencegah mesin USG dari siraman air atau zat kimia lainnya.
Agar alat ini tidak mudah rusak, tentukan seseorang sebagai
penanggung jawab pemeliharaan alat tersebut.
3. Persiapan pasien
Sebelum pasien menjalani pemeriksaan USG, ia sudah harus
memperoleh informasi yang cukup mengenai pemeriksaan USG yang akan
dijalaninya. Informasi penting yang harus diketahui pasien adalah harapan dari
hasil pemeriksaan, cara pemeriksaan (termasuk posisi pasien), akurasi
ketepatan diagnostik, perlu tidaknya pemeriksaan USG 3D, dan berapa biaya
pemeriksaan.
Caranya dapat dengan memberikan brosur atau leaflet atau bisa juga
melalui penjelasan secara langsung oleh dokter pemeriksa. Sebelum
melakukan pemeriksaan USG, pastikan bahwa pasien benar-benar telah
mengerti dan memberikan persetujuan untuk dilakukan pemeriksaan USG atas
dirinya
Bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal, tanyakan
kembali apakah ia seorang nona atau nyonya ?, jelaskan dan perlihatkan
tentang pemakaian kondom yang baru pada setiap pemeriksaan (kondom
penting untuk mencegah penularan infeksi).
Pada pemeriksaan USG transrektal, kondom yang dipasang sebanyak
dua buah, hal ini penting untuk mencegah penyebaran infeksi.
Terangkan secara benar dan penuh pengertian bahwa USG bukanlah
suatu alat yang dapat melihat seluruh tubuh janin atau organ kandungan, hal
ini untuk menghindarkan kesalahan harapan dari pasien.

4. Persiapan pemeriksa
Pemeriksa diharapkan memeriksa dengan teliti surat pengajuan
pemeriksaan USG, apa indikasinya dan apakah perlu didahulukan karena
bersifat darurat gawat, misalnya pasien dengan kecurigaan kehamilan ektopik.
Tanyakan apakah ia seorang nyonya atau nona, terutama bila akan melakukan
pemeriksaan USG transvaginal.
Selanjutnya cocokkan identitas pasien, keluhan klinis dan pemeriksaan
fisik yang ada; kemudian berikan penjelasan dan ajukan persetujuan lisan
terhadap tindak medik yang akan dilakukan. Persetujuan tindak medik yang
kebanyakan berlaku di Indonesia saat ini hanyalah bersifat persetujuan lisan,
kecuali untuk tindakan yang bersifat invasif misalnya kordosintesis atau
amniosintesis.
Setiap mesin mempunyai konfigurasi tampilan tombol-tombol yang
berbeda, sehingga setiap pemeriksa harus menyesuaikan dengan peralatan
yang dipakainya serta mengenali semua lokasi dan fungsi tombol-tombol yang
tersedia.
Transduser dipegang oleh tangan yang terdekat dengan tubuh pasien,
hal ini untuk mencegah terjatuhnya transduser tersebut. Sebaiknya pemeriksa
duduk dikursi ergonomis yang dapat bergerak, berputar, dan dapat diatur
ketinggiannya agar posisi tangan sama tinggi dengan dinding perut pasien
(pemeriksaan USG transabdominal) atau duduk di depan perineum pada saat
melakukan pemeriksaan USG transvaginal. Mesin USG harus dapat dijangkau
oleh tangan kiri pemeriksa agar pemeriksaan tersebut dapat optimal dan tidak
membuat lekas lelah.
Pemeriksa juga harus berlatih dengan baik agar dapat merasakan
bahwa transduser tersebut merupakan kepanjangan dan bagian dari tangannya
(terutama transduser transvaginal) sehingga adanya tahanan, konsistensi masa,
atau perlekatan dapat dirasakan. Jangan memegang transduser terlalu kaku dan
kuat karena akan menimbulkan cedera pada lengan dan bahu. Pemeriksa juga
harus mengetahui program pencegahan infeksi universal.
Selain itu, pemeriksa diharapkan selalu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya dengan cara membaca kembali buku teks atau literatur-
literatur mengenai USG, mengikuti pelatihan secara berkala dan mengikuti
seminar-seminar atau pertemuan ilmiah lainnya mengenai kemajuan USG
mutakhir (continuing professional development / CPD). Kemampuan
diagnostik seorang sonografer dan sonologist sangat ditentukan oleh
pengetahuan, pengalaman dan latihan yang dilakukannya.

b. Sebutkan indikasi, kelebihan dan kekurangan pemeriksaan USG


 Indikasi Pemeriksaan
Semua bagian tubuh yang tidak terletak di belakang bentangan tulang atau
yang mengandung udara, seperti paru-paru, dapat diakses oleh USG transkutan.
Permukaan tulang (fraktur, lesi osteolitik) dan permukaan paru-paru juga bisa.
Pemeriksaan melalui tulang yang tipis dan rata dimungkinkan pada frekuensi yang
lebih rendah.
Dimungkinkan juga untuk melewati rintangan dengan endoprobe
(endoskopi sonografi). Dengan demikian, USG transkutan terutama digunakan
untuk mengevaluasi:
o Leher: kelenjar tiroid, kelenjar getah bening, abses, pembuluh darah
(angiologi);
o Dada: dinding, pleura, kelainan paru yang terletak di tepi, tumor
mediastinum dan jantung (ekokardiografi);
o perut, retroperitoneum dan panggul: organ parenkim, struktur yang
mengandung cairan, saluran pencernaan, pembuluh darah besar dan
kelenjar getah bening, tumor dan pengumpulan cairan abnormal; dan
o ekstremitas (sendi, otot dan jaringan ikat, pembuluh darah).

INDIKASI SECARA UMUM:


o Keberadaan, posisi, ukuran dan bentuk organ;
o Disfungsi organ dan struktur berongga;
o Diagnosis tumor dan diferensiasi lesi fokal;
o Penyakit radang;
o Penyakit metabolik yang menyebabkan perubahan organ makroskopik;
o Pengumpulan cairan abnormal di rongga atau organ tubuh, termasuk
yang dipandu USG intervensi diagnostik dan terapeutik;
o Mengevaluasi transplantasi;
o Diagnosis cacat bawaan dan malformasi.

Selain itu, USG sangat cocok untuk pemeriksaan dalam manajemen penyakit
kronis dan untuk penyaringan, karena bebas risiko, nyaman untuk pasien dan
lebih murah daripada modalitas pencitraan lainnya.

Indikasi pemeriksaan USG merupakan salah satu prasyarat penting yang harus
dipenuhi sebelum pemeriksaan USG dilakukan. Pemeriksaan USG janganlah
dilakukan secara rutin atau setiap melakukan pemeriksaan pasien, terutama bila
pasien hamil. Banyak panduan yang telah diterbitkan, misalnya dari ISUOG
(International Society of Ultrasound in Medicine), AIUM (American Institute of
Ultrasound in Medicine), atau ASUM (Australian Society of Ultrasound in
Medicine).

Untuk mempermudah memilah indikasi pemeriksaan tersebut penulis


menyarankan pembagian indikasi sebagai berikut :
1. Indikasi USG Leher:
 penyakit pada kelenjar tiroid
 diduga adenoma paratiroid
 limfoma ganas, pementasan dan tindak lanjut
 massa teraba (kelenjar getah bening, tumor, kista serviks)
 abses.
2. Indikasi USG Thorax:

Dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan teknis dan bukti ilmiah baru
telah menyebabkan spektrum aplikasi sonografi yang semakin meluas untuk
penyakit: lesi dinding dada dapat digambarkan efusi pleura dan paru perifer.
konsolidasi telah menjadi jendela sonik yang berguna. Meskipun gambar
sonografi tidak memberikan gambaran lengkap dada, berguna untuk indikasi
tertentu:

Gejala:
 nyeri dada
 dyspnoea
 demam
 Makanan sulit masuk ke mulut

Pemeriksaan fisik:
 massa teraba
 kekusuhan atau redaman perkusi
 Selain sinar-X, CT dan pencitraan resonansi magnetik (MRI):
 diferensiasi padatan dan cairan
 infiltrasi pleura atau dinding dada
 vaskularisasi
 dinamika pernapasan.

3. Indikasi USG Rongga Abdomen dan Retroperitoneum:


 massa alpable
 Rasa sakit
 fistula
 asites
 dugaan perforasi (udara bebas dapat ditunjukkan?)
 hernia
 limfoma ganas (pementasan, tindak lanjut)
 aneurisma aorta
 kongesti vena
 trauma tumpul
 dugaan komplikasi pasca operasi
4. Indikasi USG Hepar:
 pembesaran hati (hepatomegali)
 diduga abses hati
 penyakit kuning
 trauma perut
 asites
 kecurigaan metastasis di hati
 massa hati yang dicurigai
 Nyeri perut kanan atas
 penyaringan untuk echinococcosis endemik.
5. Indikasi USG Kandung Kemih dan Duktus Koledokus
 Nyeri di perut kanan atas (menimbulkan kecurigaan batu empedu atau
kolesistitis)
 penyakit kuning
 Massa perut kanan atas teraba
 gejala ulkus peptikum berulang
 demam yang tidak diketahui asalnya.
6. Indikasi USG Pankreas
 nyeri perut bagian tengah atas, akut atau kronis
 penyakit kuning
 massa perut bagian atas
 demam persisten, terutama dengan nyeri perut bagian atas
 diduga penyakit ganas
 pankreatitis kronis berulang
 dugaan komplikasi pankreatitis akut, terutama pseudokista atau abses
 penyakit ginjal polikistik dengan kista di hati atau limpa
 Trauma abdominal langsung, terutama pada anak-anak.
7. Indikasi USG pada Splen
 splenomegali (limpa yang membesar);
 massa perut kiri;
 trauma perut tumpul;
 sakit perut bagian atas kiri (rontgen perut tegak, termasuk kedua sisi
diafragma, juga diperlukan jika perforasi usus dicurigai);
 dugaan abses subfrenik (pireksia yang asalnya tidak diketahui);
 penyakit kuning dikombinasikan dengan anemia;
 echinococcosis (penyakit hidatid);
 Asites atau cairan intra-abdominal terlokalisasi;
 dugaan keganasan, terutama limfoma atau leukemia.
8. Indikasi USG Oesophagus
Tidak ada indikasi yang jelas untuk ultrasonografi esofagus untuk
kondisi patologis, karena bagian utama tidak dapat diakses oleh USG
transkutan. Dalam beberapa situasi, kesulitan menelan mungkin merupakan
indikasi untuk memeriksa bagian serviks dan perut esofagus (dan perut), jika
endoskopi pemeriksaan tidak segera mungkin dilakukan.
9. Indikasi USG Lambung
 Nyeri di perut bagian atas
 disfagia dan muntah
 Massa teraba di perut bagian atas
 dugaan disfungsi (mis. Dugaan neuropati pada diabetes)
 diduga tumor submukosa (gastroskopi)
 lipatan raksasa (gastroskopi).

10. Indikasi USG Usus


 obstruksi usus
 sakit perut
 dugaan apendisitis
 diare berlangsung lebih lama dari beberapa hari (komplikasi?)
 divertikulitis
 kolitis pseudomembran (di unit gawat darurat)
 penyakit radang usus kronis (diagnosis dan manajemen)
 TBC ekstrapulmoner
 limfoma ganas.

Secara umum, USG tidak cocok untuk mendiagnosis karsinoma usus


besar, karena hanya tumor tingkat lanjut yang dapat divisualisasikan. Namun,
mungkin berguna untuk menemukan Tumor (lanjut), terutama limfoma, di
usus kecil, yang tidak mudah dapat diakses dengan endoskopi. Modalitas
pencitraan seperti ultrasound tidak diperlukan untuk mendiagnosis atau
mengelola enterokolitis infektif akut tetapi bermanfaat dalam mencari
komplikasi atau lainnya gangguan pada kasus dengan perjalanan yang tidak
biasa (lama).

11. Indikasi USG Ginjal


 sakit ginjal atau ureter
 diduga massa ginjal (ginjal besar secara klinis)
 ginjal tidak berfungsi pada urografi
 hematuria
 infeksi saluran kemih berulang
 trauma
 diduga penyakit polikistik
 pireksia yang tidak diketahui asalnya
 gagal ginjal yang asalnya tidak diketahui
 schistosomiasis, tuberkulosis genitourinari
 diduga memiliki kelainan bawaan
 massa panggul, tidak termasuk hidronefrosis

12. Indikasi USG Ureter


 Untuk menentukan tingkat obstruksi ureter dan, jika mungkin, untuk
menentukannya menyebabkan, USG adalah metode pencitraan yang
buruk, karena banyak dari panjangnya biasanya dikaburkan dengan
melapisi usus dan struktur lainnya. Ini jauh lebih rendah daripada CT
atau intravena urografi. Meskipun demikian, pemeriksaan ureter
seringkali merupakan bagian penting dari studi USG ginjal, yang
sering memberikan informasi yang cukup tentang mereka, sehingga
tidak perlu dilanjutkan ke CT atau urografi intravena.
13. Indikasi USG Kandung Kemih
 mencari tumor dalam kasus hematuria makroskopik;
 mencari penyebab predisposisi infeksi saluran kemih, seperti kalkulus,
divertikulum atau pengosongan yang buruk
14. Indikasi USG Skrotum
Indikasi untuk ultrasonografi skrotum kompleks; apakah pemeriksaan USG
dijamin atau tidak akan tergantung pada sumber daya yang tersedia dan sikap
lokal. Ada beberapa indikasi yang mungkin untuk studi ultrasonografi
skrotum, mulai dalam kekuatan dari absolut ke sangat lemah. Sampai relatif
baru, semua patologi skrotum dikelola berdasarkan gejala dan tanda-tanda
saja. Namun, pengenalan frekuensi tinggi transduser bagian kecil
memungkinkan skrotum untuk dicitrakan lebih besar detail. Aplikasi USG
telah meningkat pesat, sehingga sekarang di banyak pusat hampir semua
pasien dengan dugaan patologi skrotum adalah dipindai. Jika sumber daya
tidak terbatas, ini akan menjadi kebijakan yang masuk akal. Kesehatan sumber
daya, bagaimanapun, terbatas di mana-mana, terutama di negara-negara
berkembang, dan sangat penting untuk tidak menyia-nyiakannya. Indikasi
untuk pemindaian skrotum, oleh karena itu, perlu
untuk dirasionalisasi dan diklasifikasikan menurut kepentingannya.
15. Indikasi ginekologi onkologi: kecurigaan terhadap tumor seperti miomauteri
dan kistoma uteri
16. Indikasi endokrinologi reproduksi: seperti untuk melihat keadaan genitalia
interna pada pasien-pasien infertile

 Kelebihan USG
1.  Pasien dapat diperiksa langsung tanpa persiapan dan memberi hasil
yang cepat.
2. Bersifat non invasif (tidak terjadi efek samping) sehingga dapat
dilakukan pula pada anak-anak. Aman untuk pasien dan operator,
karena tidak tergantung pada radiasi ionisasi.
3. Memberi  informasi dengan batas struktur organ sehingga memberi
gambaran anatomis lebih besar dari informasi fungsi organ.
4. Semua organ kecuali yang mengandung udara dapat ditentukan bentuk,
ukuran, posisi, dan ruang interpasial.
5. Dapat membedakan jenis jaringan dengan melihat perbedaan interaksi
dengan gelombang suara.
6. Dapat mendeteksi struktur yang bergerak seperti pulsasi fetal
7.  Dapat juga mendeteksi kanker payudara.
8. Tidak memiliki kontraindikasi
9. Bersifat non infasif

 Kekurangan USG
1. Dapat ditahan oleh kertas tipis
2. Antara tranducer (probe) dengan kulit tidak dapat kontak dengan baik
(interface)    sehingga bias terjadi artefak sehingga perlu diberi jelly
sebagai penghantar ultrasound.
3. Bila ada celah dan ada udara, gelombang suara akan dihamburkan.
c. Sebutkan Jenis-jenis pemeriksaan USG

Pemeriksaan ultrasonografi dapat membantu mendiagnosis berbagai kondisi


dan menilai kerusakan organ akibat suatu penyakit. Ultrasonografi digunakan untuk
membantu mengevaluasi gejala seperti:
 Rasa sakit
 Pembengkakan
 Infeksi

Jenis USG yang di gunakan adalah:

1. Payudara
Pencitraan USG pada payudara menghasilkan gambaran struktur internal
payudara. USG payudara dapat dilakukan untuk mengevaluasi benjolan di
payudara atau area nyeri atau nyeri tertentu. Salah satu alasan paling umum untuk
melakukan USG payudara adalah untuk melihat apakah terdapat benjolan, apakah
merupakan kista sederhana atau sesuatu yang berpotensi lebih serius. Kista
payudara sederhana sangat umum dan bukan kanker atau prekanker. Jika benjolan
ditampilkan mewakili kista sederhana, maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut. Jika benjolan padat, biopsi mungkin disarankan untuk mengecualikan
kemungkinan keganasan. Meskipun banyak lesi padat adalah fibroadenoma jinak,
dalam banyak kasus satu-satunya cara untuk secara pasti mengecualikan kanker
adalah dengan biopsi massa padat.

Selama pemeriksaan USG payudara, ahli sonografi atau dokter yang


melakukan tes dapat menggunakan teknik Doppler untuk mengevaluasi aliran
darah atau kurangnya aliran dalam massa payudara apa pun. Dalam beberapa
kasus ini dapat memberikan informasi tambahan tentang penyebab massa.

2. Abdomen
USG Abdomen menghasilkan gambaran organ dan struktur lain di perut
bagian atas. Pencitraan USG Abdomen dilakukan untuk mengevaluasi:
 Ginjal
 Hepar
 Kantong empedu
 Pankreas
 Limpa
 Aorta abdominalis dan pembuluh darah abdomen lainnya
USG digunakan untuk membantu mendiagnosis berbagai kondisi, seperti:
 Nyeri perut atau distensi.
 Fungsi abnormal pada hepar
 Pembesaran organ abdomen
 Batu di kantong empedu atau ginjal.
 Aneurisma di aorta.

3. Pelvis
Ultrasonografi panggul memberikan gambar struktur dan organ di perut
bagian bawah abdomen atau panggul. Ada tiga jenis USG panggul:

 Transabdominal
 Transvagina, Endovaginal
 Transrektal

Pada pemeriksaan USG Ginekologi (Transvagina,Endovaginal) biasa di


gunakan untuk mendiagnosa pertumbuhan tumor ovarium, rahim dan tuba
uterina. Bisa di gunakan pada wanita yang tidak sedang mengandung dengan
indikasi:

 Nyeri perut bagian bawah


 Kista ovarium
 Fibroid uterus
 Pertumbuhan uterus atau uterus yang membesar
 Endometriosis
4. Tiroid
Ultrasonografi tiroid menghasilkan gambaran kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid
terletak di depan leher dan berbentuk seperti kupu-kupu, dengan dua lobus di
kedua sisi leher yang dihubungkan oleh pita jaringan yang sempit. Tiroid adalah
salah satu dari sembilan kelenjar endokrin yang terletak di seluruh tubuh yang
yang berfungsi mengirim hormon ke aliran darah.
Terkadang biopsi diperlukan untuk menentukan lesi yang signifikansi dan
teridentifikasi pada kelenjar tiroid. Ultrasonografi sering digunakan untuk
memandu biopsi tiroid untuk memastikan area yang benar dalam kelenjar tiroid
dibiopsi. USG dapat mempermudah memastikan bahwa jarum yang digunakan
untuk biopsi berada di area yang benar untuk mengambil sampel lesi yang
menarik. Biopsi tiroid adalah prosedur rawat jalan yang relatif kecil yang
dilakukan dengan anestesi lokal yang biasanya melibatkan sedikit atau tidak ada
rasa tidak nyaman pada pasien.

5. Skrotum
Pencitraan USG skrotum memberikan gambar testis dan jaringan di sekitarnya
dari seorang pria atau anak laki-laki. Ultrasonografi skrotum dapat dilakukan
karena berbagai alasan termasuk mengevaluasi benjolan atau massa skrotum,
nyeri skrotum, atau testis yang tidak turun.
6. Patella
Ultrasonografi dapat digunakan untuk mengevaluasi struktur di belakang lutut
untuk menentukan apakah ada kista Baker.
7. Mata
USG mata digunakan untuk melihat bagian belakang mata (retina). Ini sering
digunakan ketika pasien memiliki katarak yang menyebabkan mata sulit dinilai.
Tes ini dapat membantu mendiagnosis ablasi retina. Ini juga dapat membantu
dalam prosedur operasi katarak.

d. Basic dan prinsip pemeriksaan USG sehingga bisa didapatkan suatu imaging
Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang
suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh
transducer yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan
dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus
menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam pantulan sesuai
dengan jaringan yang dilaluinya.
Pantulan gema yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur
transducer dan akan ditangkap oleh transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa
listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar
monitor. Gelombang ini kemudian diteruskan ke tabung sinar katoda melalui recevier
seterusnya ditampilkan sebagai gambar di layar monitor. Secara rinci dapat
dinyatakan sebagai berikut:
 Generator pulsa ( oscilator ) berfungsi sebagai penghasil gelombang
listrik, kemudian oleh transducer diubah menjadi gelombang suara yang
diteruskan ke medium.
 Apabila gelombang suara mengenai jaringan yang memiliki nilai akustik
impedansi, maka gelombang suara akan dipantulkan kembali sebagai
echo.
 Di dalam media (jaringan) akan terjadi atenuasi, gema (echo) yang lebih
jauh maka intensitasnya lebih lemah dibandingkan dari echo yg lebih
superficial.
 Pantulan gema akan ditangkap oleh transducer dan diteruskan ke amplifier
untuk diperkuat. Gelombang ini kemudian diteruskan ke tabung sinar
katoda melalui recevier seterusnya ditampilkan sebagai gambar di layar
monitor.

Anda mungkin juga menyukai