TUGAS ESSAI
1. Ultrasonografi
a. Apa saja persiapan pasien sebelum pemeriksaan USG
b. Indikasi, kelebihan dan kekurangan pemeriksaan USG
c. Sebutkan Jenis-jenis pemeriksaan USG
d. Basic dan prinsip pemeriksaan USG sehingga bisa didapatkan suatu imaging
JAWABAN
1. Ultrasonografi
a. Apa saja persiapan pasien sebelum pemeriksaan USG
Persiapan Pemeriksaan
Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan USG adalah:
1. Pencegahan infeksi
Cuci tangan sebelum dan setelah kontak langsung dengan pasien,
setelah kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya, dan setelah melepas
sarung tangan, telah terbukti dapat mencegah penyebaran infeksi. Epidemi
HIV/AIDS telah menjadikan pencegahan infeksi kembali menjadi perhatian
utama, termasuk dalam kegiatan pemeriksaan USG dimana infeksi silang
dapat saja terjadi. Kemungkinan penularan infeksi lebih besar pada waktu
pemeriiksaan USG transvaginal karena terjadi kontak dengan cairan tubuh dan
mukosa vagina.
Resiko penularan dibagi menjadi tiga macam, yakni
Risiko penularan Tinggi
Terjadi pada pemeriksaan USG intervensi (misalnya punksi
menembus kulit, membran mukosa atau jaringan lainnya);
peralatan yang dipakai memerlukan sterilisasi (misalnya dengan
autoklaf atau etilen oksida) dan dipergunakan sekali pakai dibuang.
Risiko penularan sedang
Terjadi pada pemeriksaan USG yang mengadakan kontak
dengan mukosa yang intak, misalnya USG transvaginal; peralatan
yang dipakai minimal memerlukan desinfeksi tingkat tinggi (lebih
baik bila dilakukan sterilisasi).
Risiko penularan ringan
Terjadi pada pemeriksaan kontak langsung dengan kulit intak,
misalnya USG transabdominal; peralatan yang dipakai cukup
dibersihkan dengan alkohol 70% (sudah dapat membunuh bakteri
vegetatif, virus mengandung lemak, fungisidal, dan tuberkulosidal)
atau dicuci dengan sabun dan air.
2. Persiapan alat
Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga
tetap baik. Mesin USG diletakkan disebelah kanan tempat tidur pasien, bila
pemeriksa bertangan kiri, maka mesin diletakkan disisi kiri pasien. Hidupkan
peralatan USG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat
peralatan tersebut. Panduan pengoperasian peralatan USG sebaiknya
diletakkan di dekat mesin USG, hal ini sangat penting untuk mencegah
kerusakan alat akibat ketidaktahuan operator USG.
Perhatikan tegangan listrik pada kamar USG, karena tegangan yang
terlalu naik-turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak. Bila perlu
pasang stabilisator tegangan listrik dan UPS (uninterrupted power supply).
Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan USG, bersihkan semua
peralatan dengan hatihati, terutama pada transduser (penjejak) yang mudah
rusak. Bersihkan transduser dengan memakai kain yang lembut dan cuci
dengan larutan anti kuman yang tidak merusak transduser (informasi ini dapat
diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin USG).
Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya, rapikan dan
bersihkan kabelkabelnya, jangan sampai terinjak atau terjepit. Setelah semua
rapih, tutuplah mesin USG dengan plastik penutupnya. Hal ini penting untuk
mencegah mesin USG dari siraman air atau zat kimia lainnya.
Agar alat ini tidak mudah rusak, tentukan seseorang sebagai
penanggung jawab pemeliharaan alat tersebut.
3. Persiapan pasien
Sebelum pasien menjalani pemeriksaan USG, ia sudah harus
memperoleh informasi yang cukup mengenai pemeriksaan USG yang akan
dijalaninya. Informasi penting yang harus diketahui pasien adalah harapan dari
hasil pemeriksaan, cara pemeriksaan (termasuk posisi pasien), akurasi
ketepatan diagnostik, perlu tidaknya pemeriksaan USG 3D, dan berapa biaya
pemeriksaan.
Caranya dapat dengan memberikan brosur atau leaflet atau bisa juga
melalui penjelasan secara langsung oleh dokter pemeriksa. Sebelum
melakukan pemeriksaan USG, pastikan bahwa pasien benar-benar telah
mengerti dan memberikan persetujuan untuk dilakukan pemeriksaan USG atas
dirinya
Bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal, tanyakan
kembali apakah ia seorang nona atau nyonya ?, jelaskan dan perlihatkan
tentang pemakaian kondom yang baru pada setiap pemeriksaan (kondom
penting untuk mencegah penularan infeksi).
Pada pemeriksaan USG transrektal, kondom yang dipasang sebanyak
dua buah, hal ini penting untuk mencegah penyebaran infeksi.
Terangkan secara benar dan penuh pengertian bahwa USG bukanlah
suatu alat yang dapat melihat seluruh tubuh janin atau organ kandungan, hal
ini untuk menghindarkan kesalahan harapan dari pasien.
4. Persiapan pemeriksa
Pemeriksa diharapkan memeriksa dengan teliti surat pengajuan
pemeriksaan USG, apa indikasinya dan apakah perlu didahulukan karena
bersifat darurat gawat, misalnya pasien dengan kecurigaan kehamilan ektopik.
Tanyakan apakah ia seorang nyonya atau nona, terutama bila akan melakukan
pemeriksaan USG transvaginal.
Selanjutnya cocokkan identitas pasien, keluhan klinis dan pemeriksaan
fisik yang ada; kemudian berikan penjelasan dan ajukan persetujuan lisan
terhadap tindak medik yang akan dilakukan. Persetujuan tindak medik yang
kebanyakan berlaku di Indonesia saat ini hanyalah bersifat persetujuan lisan,
kecuali untuk tindakan yang bersifat invasif misalnya kordosintesis atau
amniosintesis.
Setiap mesin mempunyai konfigurasi tampilan tombol-tombol yang
berbeda, sehingga setiap pemeriksa harus menyesuaikan dengan peralatan
yang dipakainya serta mengenali semua lokasi dan fungsi tombol-tombol yang
tersedia.
Transduser dipegang oleh tangan yang terdekat dengan tubuh pasien,
hal ini untuk mencegah terjatuhnya transduser tersebut. Sebaiknya pemeriksa
duduk dikursi ergonomis yang dapat bergerak, berputar, dan dapat diatur
ketinggiannya agar posisi tangan sama tinggi dengan dinding perut pasien
(pemeriksaan USG transabdominal) atau duduk di depan perineum pada saat
melakukan pemeriksaan USG transvaginal. Mesin USG harus dapat dijangkau
oleh tangan kiri pemeriksa agar pemeriksaan tersebut dapat optimal dan tidak
membuat lekas lelah.
Pemeriksa juga harus berlatih dengan baik agar dapat merasakan
bahwa transduser tersebut merupakan kepanjangan dan bagian dari tangannya
(terutama transduser transvaginal) sehingga adanya tahanan, konsistensi masa,
atau perlekatan dapat dirasakan. Jangan memegang transduser terlalu kaku dan
kuat karena akan menimbulkan cedera pada lengan dan bahu. Pemeriksa juga
harus mengetahui program pencegahan infeksi universal.
Selain itu, pemeriksa diharapkan selalu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya dengan cara membaca kembali buku teks atau literatur-
literatur mengenai USG, mengikuti pelatihan secara berkala dan mengikuti
seminar-seminar atau pertemuan ilmiah lainnya mengenai kemajuan USG
mutakhir (continuing professional development / CPD). Kemampuan
diagnostik seorang sonografer dan sonologist sangat ditentukan oleh
pengetahuan, pengalaman dan latihan yang dilakukannya.
Selain itu, USG sangat cocok untuk pemeriksaan dalam manajemen penyakit
kronis dan untuk penyaringan, karena bebas risiko, nyaman untuk pasien dan
lebih murah daripada modalitas pencitraan lainnya.
Indikasi pemeriksaan USG merupakan salah satu prasyarat penting yang harus
dipenuhi sebelum pemeriksaan USG dilakukan. Pemeriksaan USG janganlah
dilakukan secara rutin atau setiap melakukan pemeriksaan pasien, terutama bila
pasien hamil. Banyak panduan yang telah diterbitkan, misalnya dari ISUOG
(International Society of Ultrasound in Medicine), AIUM (American Institute of
Ultrasound in Medicine), atau ASUM (Australian Society of Ultrasound in
Medicine).
Dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan teknis dan bukti ilmiah baru
telah menyebabkan spektrum aplikasi sonografi yang semakin meluas untuk
penyakit: lesi dinding dada dapat digambarkan efusi pleura dan paru perifer.
konsolidasi telah menjadi jendela sonik yang berguna. Meskipun gambar
sonografi tidak memberikan gambaran lengkap dada, berguna untuk indikasi
tertentu:
Gejala:
nyeri dada
dyspnoea
demam
Makanan sulit masuk ke mulut
Pemeriksaan fisik:
massa teraba
kekusuhan atau redaman perkusi
Selain sinar-X, CT dan pencitraan resonansi magnetik (MRI):
diferensiasi padatan dan cairan
infiltrasi pleura atau dinding dada
vaskularisasi
dinamika pernapasan.
Kelebihan USG
1. Pasien dapat diperiksa langsung tanpa persiapan dan memberi hasil
yang cepat.
2. Bersifat non invasif (tidak terjadi efek samping) sehingga dapat
dilakukan pula pada anak-anak. Aman untuk pasien dan operator,
karena tidak tergantung pada radiasi ionisasi.
3. Memberi informasi dengan batas struktur organ sehingga memberi
gambaran anatomis lebih besar dari informasi fungsi organ.
4. Semua organ kecuali yang mengandung udara dapat ditentukan bentuk,
ukuran, posisi, dan ruang interpasial.
5. Dapat membedakan jenis jaringan dengan melihat perbedaan interaksi
dengan gelombang suara.
6. Dapat mendeteksi struktur yang bergerak seperti pulsasi fetal
7. Dapat juga mendeteksi kanker payudara.
8. Tidak memiliki kontraindikasi
9. Bersifat non infasif
Kekurangan USG
1. Dapat ditahan oleh kertas tipis
2. Antara tranducer (probe) dengan kulit tidak dapat kontak dengan baik
(interface) sehingga bias terjadi artefak sehingga perlu diberi jelly
sebagai penghantar ultrasound.
3. Bila ada celah dan ada udara, gelombang suara akan dihamburkan.
c. Sebutkan Jenis-jenis pemeriksaan USG
1. Payudara
Pencitraan USG pada payudara menghasilkan gambaran struktur internal
payudara. USG payudara dapat dilakukan untuk mengevaluasi benjolan di
payudara atau area nyeri atau nyeri tertentu. Salah satu alasan paling umum untuk
melakukan USG payudara adalah untuk melihat apakah terdapat benjolan, apakah
merupakan kista sederhana atau sesuatu yang berpotensi lebih serius. Kista
payudara sederhana sangat umum dan bukan kanker atau prekanker. Jika benjolan
ditampilkan mewakili kista sederhana, maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut. Jika benjolan padat, biopsi mungkin disarankan untuk mengecualikan
kemungkinan keganasan. Meskipun banyak lesi padat adalah fibroadenoma jinak,
dalam banyak kasus satu-satunya cara untuk secara pasti mengecualikan kanker
adalah dengan biopsi massa padat.
2. Abdomen
USG Abdomen menghasilkan gambaran organ dan struktur lain di perut
bagian atas. Pencitraan USG Abdomen dilakukan untuk mengevaluasi:
Ginjal
Hepar
Kantong empedu
Pankreas
Limpa
Aorta abdominalis dan pembuluh darah abdomen lainnya
USG digunakan untuk membantu mendiagnosis berbagai kondisi, seperti:
Nyeri perut atau distensi.
Fungsi abnormal pada hepar
Pembesaran organ abdomen
Batu di kantong empedu atau ginjal.
Aneurisma di aorta.
3. Pelvis
Ultrasonografi panggul memberikan gambar struktur dan organ di perut
bagian bawah abdomen atau panggul. Ada tiga jenis USG panggul:
Transabdominal
Transvagina, Endovaginal
Transrektal
5. Skrotum
Pencitraan USG skrotum memberikan gambar testis dan jaringan di sekitarnya
dari seorang pria atau anak laki-laki. Ultrasonografi skrotum dapat dilakukan
karena berbagai alasan termasuk mengevaluasi benjolan atau massa skrotum,
nyeri skrotum, atau testis yang tidak turun.
6. Patella
Ultrasonografi dapat digunakan untuk mengevaluasi struktur di belakang lutut
untuk menentukan apakah ada kista Baker.
7. Mata
USG mata digunakan untuk melihat bagian belakang mata (retina). Ini sering
digunakan ketika pasien memiliki katarak yang menyebabkan mata sulit dinilai.
Tes ini dapat membantu mendiagnosis ablasi retina. Ini juga dapat membantu
dalam prosedur operasi katarak.
d. Basic dan prinsip pemeriksaan USG sehingga bisa didapatkan suatu imaging
Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang
suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh
transducer yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan
dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus
menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam pantulan sesuai
dengan jaringan yang dilaluinya.
Pantulan gema yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur
transducer dan akan ditangkap oleh transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa
listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar
monitor. Gelombang ini kemudian diteruskan ke tabung sinar katoda melalui recevier
seterusnya ditampilkan sebagai gambar di layar monitor. Secara rinci dapat
dinyatakan sebagai berikut:
Generator pulsa ( oscilator ) berfungsi sebagai penghasil gelombang
listrik, kemudian oleh transducer diubah menjadi gelombang suara yang
diteruskan ke medium.
Apabila gelombang suara mengenai jaringan yang memiliki nilai akustik
impedansi, maka gelombang suara akan dipantulkan kembali sebagai
echo.
Di dalam media (jaringan) akan terjadi atenuasi, gema (echo) yang lebih
jauh maka intensitasnya lebih lemah dibandingkan dari echo yg lebih
superficial.
Pantulan gema akan ditangkap oleh transducer dan diteruskan ke amplifier
untuk diperkuat. Gelombang ini kemudian diteruskan ke tabung sinar
katoda melalui recevier seterusnya ditampilkan sebagai gambar di layar
monitor.