Anda di halaman 1dari 37

PAPER

“ Pengaruh alternatif pengambilan keputusan terhadap


kemajuan perusahaan”
(studi kasus PT Amar Bank Indonesia Tbk)

Nama : Irma Elchyana

Nim : 20171100049

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ( STIE )


MUARA TEWEH
2020

1
BAB I
PENDAHULAN

A. LATAR BELAKANG

pengambilan keputusan merupakan hal yang tidak bisa dipungkiri dalam


berbagai peristiwa. Pengambilan dapat dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran
dari prose mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan pemilahan suatu jalur
tindakan diantar beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan
selalu menghasilkan satu pilihan final.
Menurut Dermawan “2004” Definisi pengambilan keputusan menurut
Dermawan ialah suatu proses yang dipengaruhi oleh banyak kekuatan termasuk
lingkungan organisasi dan pengetahuan, kecakapan dan motivasi. Pengambilan keputusan
merupakan ilmu dan seni pemilihan alternatif solusi atau tindakan dari sejumlah alternatif
solusi dan tindakan yang berguna menyelesaikan masalah. Sedangkan Menurut Kamus
Besar Ilmu Pengetahuan Definisi pengambilan keputusan menurut Kamus Besar Ilmu
Pengetahuan ialah pemilihan keputusan atau kebijakan yang didasarkan atas kriteria
tertentu, proses ini meliputi dua atau lebih, alternatif karena seandainya hanya ada satu
alternatif tidak ada keputusan yang diambil.
Menurut Baron Dan Byre “2008” Definisi pengambilan keputusan menurut
Baron dan Byrne ialah suatu proses melalui kombinasi individu atau kelompok dan
mengintegrasikan informasi yang ada dengan tujuan memilih satu dari berbagai
kemungkinan tidankan. Ada juga Menurut Simon “1993” Definisi pengambilan
keputusan menurut Simon ialah suatu bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan
yang mungkin dipilih yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan akan
menghasilkan suatu keputusan yang terbaik.
Menurut Terry “2003” Definisi pengambilan keputusan menurut Terry pemilihan
alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih tindakan untuk memecahkan masalah
yang dihadapi melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang memungkinkan.
Sedangkan Menurut Wang Dan Ruhe “2007” Definisi pengambilan keputusan menurut
Wan dan Ruhe ialah proses yang memilih pilihan yang lebih disukai atau suatu tindakan
dari antara alternatif atas dasar kriteria atau strategi yang diberikan.
2
Dasar Pengambilan Keputusan Menurut Terry dalam Sanusi “2000:16”
menyatakan pada umumnya pengambilan keputusan seseorang memiliki dasar antara lain
yaitu Intuisi Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat
subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat
subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu Pengambilan
keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan. Keputusan intuitif lebih
tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
Tahap pengambilan keputusan ada beberapa tahapan yang sering di gunakan
oleh para pemimpin, Kewenangan Tanpa Diskusi (Authority Rule Without Discussion)
Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik
atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu
cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk
memutuskan apa yang harus dilakukan.Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat
diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-
persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para
anggotanya. Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering
digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak
percayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya,
karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat
secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok,daripada keputusan
yang diambil secara individual
Pendapat Ahli (expert opinion)Kadang-kadang seorang anggota organisasi oleh
anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki
kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini
akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota organisasi yang dianggap ahli tersebut
memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota
lainnya.

Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah
masalah yang sederhana, karenasangat sulit menentukan indikator yang dapat mengukur
orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli
adalah orang yang memiliki kualitas terbaik; untuk membuat keputusan, namun
3
sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya,
menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang
rumit.

Kesepakatan atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu
organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini
memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat
meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para
anggota dalam mendukung keputusan tersebut.

Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan
persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks. Namun demikian, metode pengambilan
keputusan yang dilakukan melalui kesepakatn ini, tidak lepas juga dari kekurangan-
kekurangan. Yang paling menonjol adalah dibutuhkannya waktu yang relatif lebih
banyak dan lebih lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan
mendesak atau darurat.

Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang


singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan
keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan
keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya
dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh
satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.

Pengalaman Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan


mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan
semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip pengambilan keputusan yang berupa
dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau Jika ternyata permasalahan tersebut
pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut
sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat
menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam
menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat
bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang

4
menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu
dalam memudahkan pemecaha masalah.
Fakta Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung
oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah
data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis
dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan
demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar
pengambilan keputusan. Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi
yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk
mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.
Wewenang Banyak sekali keputusan yang diambil karena
wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi
mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan
kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan.
Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki
otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih
permanent sifatnya. Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan
menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan
berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan
yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
Rasional Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah-
masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional.
Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam
masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat
dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.
Proses Keputusan yang terus menerus (continue),kalau tidak adanya suatu proses
yang berkesinambungan bearti tidak adanya hubungan dengan keputusan tersebut. Apabila
tidak ada tindakan lebih lanjut maka keputusan itu tidak mempunyai arti. Sifat daripada
pengambilan keputusan ini dapat dipertimbangkan dengan faktor waktu yang dapat dibagi
menjadi Pertimbangan waktu yang lampau, di mana masalah itu timbul dan informasi
dapat dikumpulkan, Waktu sekarang di mana keputusan itu dibuat. Waktu yang akan
datang di mana keputusan dilaksanakan, dan diadakan penilaian. Rangkaian keputusan
tersebut diambil oleh sejumlah individu yang berbeda. Faktor waktu ditambah dengan
5
rangkaian sifat-sifat adalah merupakan suatu komponen daripada proses, yang merupakan
dasar daripada pengambilan keputusan.
Ikhtisar data keuangan penting Perseroan yang disusun berdasarkan laporan posisi
keuangan dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain Perseroan untuk
periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2019 dan untuk tahun-tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018, 2017 dan 2016. Laporan keuangan untuk
periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2019 telah diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik Imelda & Rekan dan ditandatangani oleh Elisabeth Imelda sebagai Akuntan
Publik dengan opini tanpa modifikasian dan tambahan paragraf hal lain mengenai ,
laporan laba rugi, penghasilan komprehensif lain dan laporan arus kas Perseroan untuk
periode enam bulan yang berkahir pada tanggal 30 Juni 2018 tidak diaudit,laporan
keuangan Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018,
2017 dan 2016 diaudit oleh auditor independen lain, laporan keuangan yang diterbitkan
kembali untuk menyesuaikan dengan peraturan pasar modal yang berlaku, laporan
keuangan diterbitkan dengan tujuan untuk dicantumkan dalam prospektus sehubungan
dengan rencana penawaran umum saham perdana Perseroan di Bursa Efek Indonesia,
serta tidak ditujukan, dan tidak diperkenankan untuk digunakan untuk tujuan lain.
Laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018,
2017 dan 2016
Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melaui pelaksanaan atau tindakan
seperti halnya PT Bank Amar Indonesia sukses melantai di Bursa Efek Indonesia pada
Kamis 9 Januari 2020 dengan melepas 1.206.068.500 saham melalui penawaran umum
perdana atau initial public offering (IPO) dengan kode saham “AMAR”, dengan nominal
saham Rp100 per saham dan harga penawaran umum sebesar Rp174 per saham. Jumlah
Nilai Penawaran Umum Perdana Saham secara keseluruhan adalah sebanyak
Rp209.855.919.000.
Adapun saham sebesar 80.351.000 (delapan puluh juta tiga ratus lima puluh satu
ribu) saham biasa atas nama atau 1,00% (satu koma nol persen) dari saham Perseroan
yang tidak dicatatkan pada Bursa Efek sesuai dengan PP No. 29 adalah saham yang
dimiliki oleh Ghansham Jivatram sebesar 50.000.000 (lima puluh juta) saham biasa atas
nama, Krishna Kumar Agrawal sebesar 30.100.000 (tiga puluh juta seratus ribu) saham
biasa atas nama, dan A Henry Mixson Lumban Batu sebesar 251.000 (dua ratus lima
puluh satu ribu) saham biasa atas nama yang merupakan Warga Negara Indonesia.

6
Seluruh Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran
Umum ini bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua data, kejujuran
pendapat, keterangan dan laporan yang disajikan dalam Prospektus ini sesuai dengan
bidang tugas masing-masing berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam wilayah Negara
Republik Indonesia dan kode etik, norma serta standar profesinya masing-masing.
Sehubungan dengan Penawaran Umum ini, setiap pihak yang Terafiliasi dilarang
memberikan keterangan dan/atau membuat pernyataan apapun mengenai data yang tidak
tercantum dalam prospektus ini tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu
dari Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek. PT UOB Kay Hian Sekuritas selaku
Penjamin Pelaksana Emisi Efek, serta para Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal
dalam Penawaran Umum ini dengan tegas menyatakan tidak mempunyai hubungan
afiliasi dengan Perseroan baik langsung maupun tidak langsung sebagaimana dimaksud
dalam UUPM.
PT Bank Amar Indonesia juga melakukan Konsep Ikatan dalam pengambilan
keputusan yang menyangkut sejumlah besar orang-orang, maka hal yang penting adalah
kemampuan untuk menghadapi reaksi dan menyesuaikan perbedaan-perbedaan dengan
kedua belah pihak itu. Hasil daripada syarat-syarat yang telah ditentukan dalam
keputusan yang baik dapat digambarkan sebagai suatu kesimpulan: keputusan itu akan
sukses apabila menimbulkan suatu ikatan antara pengambil keputusan dengan
keputusannya. Berhasil atau tidaknya suatu organisasi disebabkan karena cara bekerjanya
keputusan itu sendiri. Ikatan akan timbul karena orang-orang di dalam organisasi
berusaha untuk menyesuaikan dan melaksanakan keputusan itu. Keputusan itu bersifat
berkesinambungan karena adanya unsur dinamis dan pengharapan-pengharapan daripada
orang-orang yang ada di dalam organisasi itu. Keputusan itu juga sering menimbulkan
perubahan antara satu bidang yang akan mempengaruhi terhadap bidang lain.
Faktor penilaian juga sangat di dalam pengambilan keputusan dapat dibedakan
atas 2 Pimpinan (pengambil keputusan) menghadapi suatu pertanyaan pilihan antara
dua atau lebih alternatif, Masalah daripada hasil keputusan itu sendiri yang telah diambil.
Pemilihan daripada pengambil keputusan (pimpinan) tidak atas dasar pertimbangan,
tetapi atas dasar beberapa alternatif yang oleh pengambil keputusan dianggap penting.
Adapun yang merupakan pertimbangan pokok bagi Pimpinan dalam pengambilan
keputusan tidak hanya didasarkan kepada pribadinya, pengalamannya, pengabdiannya
dan kecakapannya, tetapi sebagai unsur yang penting ialah pertimbangan dari
orang-orang yang membantunya (sifatnya) dalam memberikan saran-sarannya.
7
Dengan demikian maka terdapat dua unsur yang mempengaruhi terhadap
keputusan itu yaitu Kepentingan pribadinya, dan Kepentingan organisasi yang akan
bersama-sama menjadi pertimbangan, sekalipun dua faktor penilaian itu sangat
kompleks. Dalam menghadapi masalah ini Pimpinan harus mengadakan penilaian
daripada keputusan-keputusan yang lampau dan mengadakan penilaian pula terhadap
hal-hal yang relelvan dalam waktu yang sekarang ini, dan meneliti akibat yang akan
timbul dalam waktu yang akan datang.
Setiap penilaian dalam pemilihan alternatif tersebut di atas harus dibandingkan
satu sama lain dengan hasil daripada pemilihan yang diharapkan dari salah satu alternatif
yang penting, yaitu yang berhubungan dengan maksud dan tujuan organisasi, baik dalam
jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Maksud dan tujuan organisasi, merupakan
suatu standar untuk mengadakan penilaian daripada kemungkinan hasil
tindakan-tindakan yang berbeda-Sifat daripada pengambilan keputusan ini dapat
dipertimbangkan dengan faktor waktu yang dapat dibagi menjadi Pertimbangan waktu
yang lampau, di mana masalah itu timbul dan informasi dapat dikumpulkan, Waktu
sekarang di mana keputusan itu dibuat, Waktu yang akan datang di mana keputusan
dilaksanakan, dan diadakan penilaian. Rangkaian keputusan tersebut diambil oleh
sejumlah individu yang berbeda. Faktor waktu ditambah dengan rangkaian sifat-sifat
adalah merupakan suatu komponen daripada proses, yang merupakan dasar daripada
pengambilan keputusan.
Fungsi Pengambilan Keputusan Berikut ini terdapat beberapa fungsi pengambilan
keputusan, terdiri atas Awal dari semua aktivitas manusia yg sadar dan terarah, baik
secara individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara
organisasional. Suatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari
depan, masa yg akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.
Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan atas dua, yaitu Tujuan yang
bersifat tunggal, terjadi apabila keputusan yg dihasilkan hanya menyangkut satu masalah,
artinya bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada kaitannya dgn masalah lain. Tujuan yang
bersifat ganda, terjadi apabila keputusan yg dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu
masalah, artinya bahwa satu keputusan yg diambil itu sekaligus memecahkan dua
masalah atau lebih, yang bersifat tidak kontradiktif.
PT Bank Amar Indonesia Tbk. atau disebut Amar Bank, didirikan pada 15 Maret
1991 di Surabaya. Sejak 2014, Amar Bank menjadi bagian dari Tolaram Group, dalam
beberapa tahun terakhir ini, Amar Bank mengalami transformasi digital dengan
8
mengandalkan financial technology bahkan menjadi fintech bank pertama di Indonesia
melalui produk digitalnya, Tunaiku. Tunaiku sendiri diluncurkan pada tahun 2014, dan
langsung menjadi produk unggulan Amar Bank hingga saat ini. Dengan mengusung
konsep financial technology, serta memanfaatkan teknologi internet, Tunaiku berikan
layanan produk personal loan.
Sejak awal, tujuan Tunaiku didirikan adalah memaksimalkan penggunaan
teknologi untuk meningkatkan taraf hidup seseorang, memberikan dampak sosial yang
positif, dan meningkatkan inklusi keuangan masyarakat Indonesia terutama mereka yang
underserved atau atau kurang terlayani oleh perbankan. Sejak diluncurkan pada tahun
2014, Tunaiku sebagai pionir fintech di Indonesia tentunya memiliki prinsip kehati-
hatian dalam penyaluran kredit. Maka dari itu, Tunaiku menggunakan credit scoring
yang telah dikembangkan sejak 2014, yang hingga saat ini kinerjanya telah teruji.
Dalam melakukan analisa kreditnya, Tunaiku menggunakan sebuah algoritma
dan predictive analysis, dan juga tetap melakukan proses Know Your Customer melalui
berbagai cara, seperti penggunaan verifikasi kartu identitas KTP dan pertemuan secara
langsung antara debitur dengan tim customer experience. Melalui mekanisme ini,
Tunaiku membuka kesempatan bagi masyarakat yang sebelumnya masuk ke dalam
kategori underserved untuk dilayani oleh Amar Bank. Untuk Tunaiku sendiri telah
menyalurkan kredit lebih dari Rp3 triliun sejak diluncurkan di tahun 2014. Maka dari itu,
Tunaiku berhasil meraih penghargaan di ajang Indonesia Best Brand Awards 2019 dan
Financial Awards 2019 Kategori Millennial's Admirable Brand in Brand Awareness dari
RRI.
Amar Bank menjadi Bank Buku 2 dengan total ekuitas Rp1 triliun. Amar Bank
merupakan Bank dengan pertumbuhan yang sangat pesat, hal ini terlihat dari data yang
ada, di mana per Desember 2018 aset Amar Bank baru mencapai Rp1,86 triliun.
Sedangkan, per November 2019 telah mencapai Rp3,4 triliun yang menjadikan Amar
Bank meraih penghargaan TOP Bank Awards 2019, TOP CEO 2019, TOP Deposito
2019 dari Majalah Top Business dan juga Indonesia Best Bank Award 2019 dua tahun
berturut-turut dari Warta Ekonomi. Selain itu, Amar Bank juga mendapatkan
penghargaan sebagai Bank Performance with Predicate "Excellent" dari Majalah
Infobank karena telah membuktikan pertumbuhan total funding per November 2019 yang
mencapai Rp2.2 triliun.
Berbagai penghargaan juga diraih seiring meningkatnya kinerja Amar Bank, di
antaranya; per November 2019 total penyaluran kredit mencapai Rp1,9 triliun yang
9
mengantarkan Amar Bank meraih penghargaan sebagai Bank Berkinerja Sangat Prima
dalam Pembiayaan UMKM, yang diberikan oleh Majalah Peluang dan penghargaan
Indonesia Most Admired CEO 2019 dari Warta Ekonomi untuk Strategi Ekspansi
Pembiayaan UMKM. Adapun total profit sebelum pajak mencapai Rp98 miliar dengan
pendapatan bunga sebesar Rp570 miliar. Sementara itu, hingga November 2019 Net
Interest Margin sebesar (NIM) 18,83 PERSEN.
Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan sedang terlibat dalam perkara
perdata di Pengadilan Negeri Surabaya, namun perkara tersebut tidak bersifat material dan
tidak dapat mempengaruhi kegiatan usaha dan kelangsungan usaha Perseroan. Perseroan
tidak sedang terlibat dalam perkara pidana, perdata, perpajakan, tata usaha negara,
hubungan industrial, kepailitan, penundaan kewajiban pembayaran utang, persaingan
usaha dan perkara arbitrase di muka badan peradilan di Indonesia yang bersifat material
dan dapat mempengaruhi kegiatan usaha dan kelangsungan usaha Perseroan.
Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, anggota Direksi dan Dewan Komisaris
Perseroan tidak sedang terlibat dalam suatu perkara pidana, perdata, perpajakan, tata usaha
negara, hubungan industrial, kepailitan, penundaan kewajiban pembayaran utang,
persaingan usaha dan perkara arbitrase di muka badan peradilan di Indonesia dan/atau
menerima somasi atau klaim yang bersifat material dan dapat mempengaruhi kegiatan
usaha dan kelangsungan usaha Perseroan dan rencana penawaran umum perdana saham
ini.
Dengan performa yang sangat baik ini, pada masa penawaran umum saham
Amar Bank menarik banyak peminat. Saham Amar Bank mengalami oversubscribed
(kelebihan permintaan) selama masa penawaran umum pada 2-6 Januari 2020. Managing
Director Amar Bank Vishal Tulsian dalam rilis yang diterima Tirto, Senin (13/1/2020)
mengatakan, “Amar Bank memiliki keunggulan sebagai Bank pertama yang memasuki
sektor fintech yang didukung dengan teknologi yang mumpuni.
Kami akan fokus dengan berbagai layanan produk digital untuk melayani
masyarakat yang kurang terlayani oleh layanan perbankan." Vishal menambahkan,
"Seiring tumbuh pesatnya perkembangan dunia digital yang sangat dinamis
pergerakannya, tentunya kami akan terus mengikuti perkembangan tersebut.
Para pemegang saham lama yang berasal Penawaran Umum Perdana ini akan
memperoleh hak-hak yang sama dan sederajat dengan pemegang saham lama Perseroan,
termasuk hak untuk menerima dividen. Berdasarkan Undang-undang No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas, pembagian dividen dilakukan berdasarkan keputusan Rapat
10
Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS Tahunan). Sebelum berakhirnya tahun
keuangan, dividen interim dapat dibagikan sepanjang hal itu diperbolehkan oleh
Anggaran Dasar Perseroan dan pembagian dividen interim tidak menyebabkan aset
bersih Perseroan menjadi kurang dari modal ditempatkan dan disetor penuh dan
cadangan wajib Perseroan.
Pembagian dividen interim tersebut ditetapkan oleh Direksi setelah mendapat
persetujuan dari Dewan Komisaris. Jika setelah berakhirnya tahun keuangan dimana
terjadi pembagian dividen interim Perseroan mengalami kerugian, maka dividen interim
yang telah dibagikan tersebut harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada
Perseroan. Dewan Komisaris serta Direksi akan bertanggung jawab secara tanggung
renteng untuk pengembalian dimaksud jika dividen interim tidak dikembalikan oleh
pemegang saham. Setelah Penawaran Umum Perdana Saham, Manajemen Perseroan
memiliki kebijakan untuk membayarkan dividen dengan rasio sebanyak-banyaknya 50%
(lima puluh persen) dari laba tahun berjalan Perseroan tahun buku 2019 dalam bentuk
uang tunai kepada seluruh pemegang saham Perseroan sekurang-kurangnya sekali dalam
setahun, namun dengan tetap memperhatikan posisi keuangan atau tingkat kesehatan
Perseroan dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. Dividen kas akan dibayarkan
dalam Rupiah. Pemegang saham pada recording date akan memperoleh hak atas dividen
dalam jumlah penuh dan dikenakan pajak penghasilan yang berlaku dalam ketentuan
perpajakan di Indonesia. Dividen kas yang diterima oleh pemegang saham dari luar
Indonesia akan dikenakan pajak penghasilan sesuai dengan ketentuan perpajakan di
Indonesia.
B. TUJUAN
Dari uaraian penjelasan diatas tujuan dari paper ini sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui apa itu konsep dasar pengambilan keputusan
b. Untuk mengetahui pengambilan keputusan PT Amar Bank indonesia Tbk
c. Untuk mengetahui perkara material yang sedang dihadapi perseroan PT Amar
Bank indonesia Tbk
d. Untuk mengetahui pencatatan perseroan PT Amar Bank Indonesia di BEI

11
12
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan adalah suatu hasil atau keluaran dari proses mental
atau kognitif yang mengusung pada pemilihan jalur perbuatan antara beberapa pilihan
yang tersedia. Definisi lain dari pengambilan keputusan atau Decision Making yaitu
suatu proses pemikiran dalam pemulihan dari beberapa alternatif atau kemungkinan
yang paling sesuai dengan nilai atau tujuan individu untuk mendapatkan hasil atas
solusi tentang prediksi kedepan.
1`. Pengertian Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli
Adapun pengertian pengambilan keputusan menurut para ahli yang
diantaranya sebagai berikut :
a. Menurut Dermawan “2004”
Menurut Dermawan “2004” Definisi pengambilan keputusan menurut
Dermawan ialah suatu proses yang dipengaruhi oleh banyak kekuatan termasuk
lingkungan organisasi dan pengetahuan, kecakapan dan motivasi. Pengambilan
keputusan merupakan ilmu dan seni pemilihan alternatif solusi atau tindakan
dari sejumlah alternatif solusi dan tindakan yang berguna menyelesaikan
masalah.
b. Menurut Kamus Besar Ilmu Pengetahuan
Menurut Kamus Besar Ilmu Pengetahuan Definisi pengambilan keputusan
menurut Kamus Besar Ilmu Pengetahuan ialah pemilihan keputusan atau
kebijakan yang didasarkan atas kriteria tertentu, proses ini meliputi dua atau
lebih, alternatif karena seandainya hanya ada satu alternatif tidak ada keputusan
yang diambil.
c. Menurut Suharnan “2005”
Menurut Suharnan “2005” Definisi pengambilan keputusan menurut Suharnan
ialah proses memilih atau menentukan berbagai kemungkinan diantara situasi-
situasi yang tidak pasti.
d. Menurut Baron Dan Byre “2008”
Menurut Baron Dan Byre “2008” Definisi pengambilan keputusan menurut
Baron dan Byrne ialah suatu proses melalui kombinasi individu atau kelompok

13
dan mengintegrasikan informasi yang ada dengan tujuan memilih satu dari
berbagai kemungkinan tidankan.
e. Menurut Simon “1993”
Menurut Simon “1993” Definisi pengambilan keputusan menurut Simon ialah
suatu bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih
yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan akan menghasilkan
suatu keputusan yang terbaik.
f. Menurut Terry “2003”
Menurut Terry “2003” Definisi pengambilan keputusan menurut Terry
pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih tindakan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi melalui pemilihan satu diantara alternatif-
alternatif yang memungkinkan.
g. Menurut Wang Dan Ruhe “2007”
Menurut Wang Dan Ruhe “2007” Definisi pengambilan keputusan menurut
Wan dan Ruhe ialah proses yang memilih pilihan yang lebih disukai atau suatu
tindakan dari antara alternatif atas dasar kriteria atau strategi yang diberikan.
2. Dasar Pengambilan Keputusan
Menurut Terry dalam Sanusi “2000:16” menyatakan pada umumnya
pengambilan keputusan seseorang memiliki dasar antara lain yaitu :
a. Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat
subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain.
Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu:
• Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk
memutuskan
• Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat
kemanusiaan
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu
yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada
umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan
kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya
karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan
pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga
hal-hal yang lain sering diabaikan.
14
b. Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan
mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi.
Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip pengambilan
keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau.
Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka
pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak
dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat
menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul
hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam
menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat
bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk
memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah
penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.
c. Fakta
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan
didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu
dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah
dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah
hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu
menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang
cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk
mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.
d. Wewenang
Banyak sekali keputusan yang diambil karena
wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan
organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan
dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang
efektif dan efisien.
Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan.
Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh
bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang
yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
15
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan
menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial.
Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering
melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau
kurang jelas.
e. Rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah-
masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan
rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih
bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur
apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai
masyarakat yang di akui saat itu.
3. Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Syamsi menyatakan terdapat beberapa faktor yang menjadi pengaruh dalam


pengambilan keputusan antara lain:

• Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun
yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
• Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan
organisasi.
• Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus
lebih mementingkan kepentingan organisasi.
• Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-
alternatif tandingan.
• Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus
diubah menjadi tindakan fisik.
• Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
• Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik.

16
4. Proses Pengambilan Keputusan

Menurut W.H. Newman pengambilan keputusan ini menyangkut 4 (empat)


langkah/tahap pokok :

1. Menentukan diagnosa dari masalah yang sebenarnya (Diagnose the problem


properly);
2. Pikirkan satu atau lebih pemecahan yang baik (conceive of one or more good
solution);
3. Proyeksikan dan bandingkan konsekwensi daripada alternatif itu(Project and
compare the consequences of such alternative);
4. Berilah penilaian perbedaan dari sejumlah konsekwensi itu dan pilihlah
langkah tindakannya (Evaluate these different sets of consequences and select
a course of action).

Menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada


hakekatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu:

• Kegiatan Intelijen, menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan yang


diperlukan bagi keputusan.
• Kegiatan Desain, tahap ini menyangkut pembuatan pengembangan dan
penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan.
• Kegiatan Pemilihan, pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari alternative
yang tersedia.

5. Tahapan Pengambilan Keputusan

Dalam proses pengambilan keputusan ada beberapa tahapan yang sering di


gunakan oleh para pemimpin, yaitu :

• Kewenangan Tanpa Diskusi (Authority Rule Without Discussion)

Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para


pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki
beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika organisasi tidak
mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus
dilakukan.Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau

17
pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-
persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan
persetujuan para anggotanya.

Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering


digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya
ketidak percayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan
pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang
lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan
seluruh anggota kelompok,daripada keputusan yang diambil secara individual.

• Pendapat Ahli (expert opinion)

Kadang-kadang seorang anggota organisasi oleh anggota lainnya diberi


predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan
dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini
akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota organisasi yang dianggap
ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam
hal tertentu oleh anggota lainnya.

Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut


bukanlah masalah yang sederhana, karenasangat sulit menentukan indikator
yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang
berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas
terbaik; untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang
yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah
seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.

• Kewenangan Setelah Diskusi (authority rule after discussion)

Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila


dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule
after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota
organisasi dalam proses pengambilan keputusan.

18
Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan
mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga
munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan
sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas.
Dengan perkataan lain, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan dalam
proses pembuatan keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan,
kelompok masih berpengaruh.

Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu


pada anggota organisasi akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau
pembuat keputusan. Artinya bagaimana para anggota organisasi yang
mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan, berusaha
mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan.

• Kesepakatan (consensus)

Kesepakatan atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari


suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan
keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh
anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil,
sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan
tersebut.

Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang


berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks. Namun
demikian, metode pengambilan keputusan yang dilakukan melalui kesepakatn
ini, tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangan. Yang paling menonjol
adalah dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama,
sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak
atau darurat.

19
6. Fungsi Pengambilan Keputusan

Berikut ini terdapat beberapa fungsi pengambilan keputusan, terdiri atas:

• Awal dari semua aktivitas manusia yg sadar dan terarah, baik secara
individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara
organisasional.

• Suatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari depan,
masa yg akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup
lama

7. Tujuan Pengambilan Keputusan

Berikut ini terdapat beberapa tujuan pengambilan keputusan, terdiri atas:

1. Tujuan yang bersifat tunggal, terjadi apabila keputusan yg dihasilkan hanya


menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada
kaitannya dgn masalah lain.
2. Tujuan yang bersifat ganda, terjadi apabila keputusan yg dihasilkan itu
menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan yg
diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih, yang bersifat
tidak kontradiktif.

20
B. Bank
Pengertian Bank secara singkat atau pendek adalah tempat menyimpan uang
atau menabung, dan juga tempat untuk meminjam uang. Pada artikel ini akan dibahas
mengenai pengertian bank secara lengkap, mulai asal kata bank, pengertian bank
secara umum, dan pengertian bank menurut udang-undang pemerintah. Asal dari kata
bank adalah dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran uang.Secara
umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang umumnya
didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang,
dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Sedangkan pengertian
bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998
Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dari pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 1998 dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga
kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank
lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok
bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan
menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang
menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat agar lebih
senang menabung. Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada
masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung
kelancaran kegiatan utama tersebut.
C. Sejarah PT Bank Amar Indonesia
PT. Bank Amar Indonesia leih dikenal dengan Amar Bank dahulu PT
Anglomas International Bank lebih dikenal dengan Amir Bank didirikan pada 15
maret 1991 oleh keluarga almarhum Noto Suhardjo (Lioe KiemTjauw) dan Hartini
Wibisono (Tan Sioe Ing) di surabaya. Kepercayaan yang diberikan nasabah selama ini
menjadi pilar utama untuk terus tumbuh dan berkembang dalam menjalankan
fungsinya sebagai lembaga intermediasi.

21
Sejak awal beroperasi, bank berusaha mengukuhkan eksistensinya dalam dunia
perbankan nasional dan pada akhir 2014 Bank telah memlikii 4 jaringan kantor yang
siap melayani nasabah di wilayah Jawa Timur dan DKI Jakarta. Dengan fokus pada
segmen retail, Bank berusaha memenuhi kebutuhan finasial nasabah.
a. Produk Amar
1. Nasabah personal
• ASTER Bonus (Aman Sejahtera Terjamin)
• Amar Cemerlang
• Amar Giro
• Amar Deposito
• Kredit Konsumsi
2. Nasabah UKM
• Kredit Amar Modal Kerja
• Kredit Amar Investasi
3. Kredit personal Multiguna
• Tunaiku
4. Jasa
• Sistem Kliring Nasional (SKN)
• Transfer dana
• Transfer via RTGS
• Inkaso
• Kliring antarkota (Intercity)
D. Pengambilan keputusan PT Amar Bank Indonesia
PT Bank Amar Indonesia Tbk ( yang selanjutnya disebut” persoran”) telah
menyampaikan peryataan pendaftaran sehubungan dengan penawaran umum ini
kepada Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan surat No. 604/DIR/VIII/2019
perihal surat pengantar untuk peryataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum
saham perdana persoran tertanggal 17 september 2019 sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan oleh undang-undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 tentang
pasar modal, yang dimuat dalam lembaran Negara Republik Indonesia No. 64 tahun
1995, tambahan lembaran Negara Republik Indonesia No. 3608 dan peraturan
pelaksanaannya (‘UUPM”) dan peraturan pelaksanaannya serta perubahan-
perubahannya, antara lain peraturan OJK No. 7/POJK.04/2017 tentang dokumen

22
peryataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum efek bersifat ekuitas, efek
bersifat uang dan /atau sukuk dan peraturan OJK No. 8/POJK.04 /2017 tentang bentuk
dan isi prospektus dan propestus ringkas dalam rangka penawaran umum efek bersifat
ekuitas.
Saham-saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini direncanakan
akan dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia (“BEI”) sesuai dengan Surat Persetujuan
Prinsip Pencatatan Efek dari BEI No.S-06767/BEI.PP1/10-2019 tanggal 23 Oktober
2019 perihal Persetujuan Prinsip Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas Perseroan. Apabila
syarat-syarat pencatatan saham di BEI tidak terpenuhi, maka Penawaran Umum ini
batal demi hukum dan uang pemesanan yang telah diterima dikembalikan kepada para
pemesan sesuai dengan ketentuan UUPM dan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.A.2
tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum. Sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 29 tahun 1999 tentang Pembelian
Saham Bank Umum sebagai pelaksanaan dari Undang-Undang No. 10 tahun 1998
tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan,
ditetapkan bahwa:
a. Jumlah kepemilikan saham bank oleh Warga Negara Asing dan/atau Badan
Hukum Asing yang diperoleh melalui pembelian secara langsung melalui Bursa
Efek sebanyak-banyaknya adalah 99% (sembilan puluh sembilan persen) dari
jumlah saham bank yang bersangkutan (Pasal 3);
b. Pembelian saham oleh Warga Negara Asing dan/atau Badan Hukum Asing
melalui Bursa Efek dapat mencapai 100% (seratus persen) dari jumlah saham
bank yang tercatat di Bursa Efek (Pasal 4 ayat 1);
c. Bank hanya dapat mencatatkan saham Bank di Bursa Efek sebanyak-banyaknya
99% (sembilan puluh sembilan persen) dari jumlah saham bank yang
bersangkutan (Pasal 4 ayat 2);
d. Sekurang-kurangnya 1% (satu persen) dari saham bank sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat 2 yang tidak dicatatkan di Bursa Efek harus tetap dimiliki oleh
Warga Negara Indonesia dan/atau Badan Hukum Indonesia (Pasal 4 ayat 3).
Ketentuan tersebut di atas adalah dengan memperhatikan persyaratan dan
ketentuan sebagaimana diatur di dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.
56/POJK.03/2016 tentang Kepemilikan Saham Bank Umum dan sesuai dengan
pengumuman PT Bursa Efek Indonesia No. Peng-10/BEJ-DAG/U/05 1999 tanggal 20
Mei 1999 (“Pengumuman Bursa Efek”) perihal Porsi Kepemilikan Saham Perbankan
23
oleh Pemodal Asing, ditetapkan porsi kepemilikan saham perbankan yang tercatat di
Bursa Efek oleh pemodal asing akan dibatasi sebesar 99,00% (sembilan puluh
sembilan koma nol persen) sampai dengan dipenuhinya Pasal 4 ayat 2 dan ayat 3
dalam PP No. 29 tersebut di atas.
Adapun saham sebesar 80.351.000 (delapan puluh juta tiga ratus lima puluh
satu ribu) saham biasa atas nama atau 1,00% (satu koma nol persen) dari saham
Perseroan yang tidak dicatatkan pada Bursa Efek sesuai dengan PP No. 29 adalah
saham yang dimiliki oleh Ghansham Jivatram sebesar 50.000.000 (lima puluh juta)
saham biasa atas nama, Krishna Kumar Agrawal sebesar 30.100.000 (tiga puluh juta
seratus ribu) saham biasa atas nama, dan A Henry Mixson Lumban Batu sebesar
251.000 (dua ratus lima puluh satu ribu) saham biasa atas nama yang merupakan
Warga Negara Indonesia.
Seluruh Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka
Penawaran Umum ini bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua data,
kejujuran pendapat, keterangan dan laporan yang disajikan dalam Prospektus ini
sesuai dengan bidang tugas masing-masing berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam
wilayah Negara Republik Indonesia dan kode etik, norma serta standar profesinya
masing-masing.

Sehubungan dengan Penawaran Umum ini, setiap pihak yang Terafiliasi


dilarang memberikan keterangan dan/atau membuat pernyataan apapun mengenai data
yang tidak tercantum dalam prospektus ini tanpa memperoleh persetujuan tertulis
terlebih dahulu dari Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek. PT UOB Kay
Hian Sekuritas selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek, serta para Lembaga dan
Profesi Penunjang Pasar Modal dalam Penawaran Umum ini dengan tegas
menyatakan tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan baik langsung
maupun tidak langsung sebagaimana dimaksud dalam UUPM.
E. Kegiatan Usaha Perseroan
Maksud dan tujuan Perseroan adalah berusaha dalam bidang usaha bank
umum swasta non devisa. Untuk mencapai maksud dan tujuan, Perseroan dapat
melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu
24
b. Memberikan pinjaman baik jangka panjang, jangka menengah atau pinjaman
dalam bentuk yang pada umumnya diberikan dalam usaha perbankan
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang
d. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan
dan atas perintah nasabah
e. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah
f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada
bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun
dengan wesel atas unjuk, cek atau sarana lainnya
g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak ketiga
h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang-barang dan surat berharga
i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu
kontrak
j. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk
surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek
k. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat
l. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan (selanjutnya
disingkat ”OJK“) atau instansi yang berwenang lainnya
m. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang
keuangan, seperti perusahaan sewa guna usaha, perusahaan modal ventura,
perusahaan efek, perusahaan asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan
penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
atau OJK atau instansi yang berwenang lainnya
n. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat
kegagalan kredit, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan
memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia atau OJK atau instansi
yang berwenang lainnya
o. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun, sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan perundang- undangan dana pensiun yang
berlaku; dan

25
p. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan perundangundangan dan peraturan yang berlaku, termasuk
antara lain tindakan dalam rangka restrukturisasi atau penyelamatan kredit antara
lain membeli, melalui pelelangan atau dengan cara lain, agunan, baik semua
maupun sebagian, dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank,
dengan ketentuan agunan yang dibeli wajib dicairkan secepatnya.
Selain kegiatan usaha utama sebagaimana dimaksud sebelumnya, Perseroan
dapat melakukan kegiatan usaha penunjang sebagai berikut: - meminjam dana dari
pihak ketiga untuk disalurkan sebagai pinjaman yang pada umumnya diberikan dalam
usaha perbankan dan; - melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang undangan yang berlaku,
khususnya di bidang perbankan.

F. Keunggulan Kompetitif
Perseroan meyakini bahwa kekuatan kompetitif sebagaimana berikut ini akan
mendukung Perseroan dalam melaksanakan strateginya dan memberikan keunggulan
kompetitif dibandingkan para pesaingnya
• Dukungan penuh dari pemegang saham
• Pionir Produk FinTech di Industri Perbankan
• Tingginya Net Interest Margin
• Manajemen Operasional yang Berkompetensi
• Infrastruktur Teknologi Informasi Mutakhir
• Hubungan Baik dengan Berbagai Pihak

G.. Strategi Usaha


Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan menerapkan beberapa
strategi bisnis yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Strategi Permodalan Pada awal tahun 2019, status Perseroan telah meningkat
menjadi Bank BUKU II.
2. Strategi Perhimpunan Dana
• Menambah jaringan kantor (termasuk melakukan relokasi kantor apabila
diperlukan);

26
• Menyusun beberapa rencana pemasaran dan branding, baik secara online
maupun offline;
• Meluncurkan layanan perbankan digital untuk lebih meningkatkan minat
menabung masyarakat dan menciptakan komunitas yang inklusif terhadap
jasa dan layanan keuangan;
• Meluncurkan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) untuk
Meningkatkan skala usaha Perseroan;
• Melakukan pengkajian ulang secara periodik terhadap produk-produk yang
telah ada. 3. Strategi Penyaluran Dana
• Menyalurkan kepada Sektor Produktif dengan proporsi minimal sebesar 60%
dari total kredit, dimana minimal 20% dari total kredit tersebut akan
disalurkan ke Segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah;
• Menyalurkan kredit kepada Sektor Usaha Mikro melalui produk bank yaitu
Tunaiku;
• Meningkatkan optimalisasi dari kelonggaran tarik fasilitas kredit yang
diberikan kepada debitur;
• Menjaga portofolio kredit dalam kualitas yang baik, salah satunya dengan
take-over kredit;
• Manajemen likuiditas dan penempatan dana yang efektif;
• Meningkatkan pengawasan atas seluruh aset produktif sehingga kualitas aset
terjaga sesuai dengan riskappetite Perseroan
. H. Strategi Manajemen
• Mengoptimalkan fungsi teknologi sistem informasi dalam proses internal;
• Melakukan upaya peningkatan pengelolaan Manajemen Sumber Daya Manusia
dalam seluruh aspek, meliputi aspek pengadaan, pelatihan, dan pemeliharaan
karyawan
I. Keunggulan Kompetitif
Perseroan meyakini bahwa kekuatan kompetitif sebagaimana berikut ini akan
mendukung Perseroan dalam melaksanakan strateginya dan memberikan keunggulan
kompetitif dibandingkan para pesaingnya.
• Dukungan penuh dari pemegang saham
• Pionir Produk FinTech di Industri Perbankan
• Tingginya Net Interest Margin

27
• Manajemen Operasional yang Berkompetensi
• Infrastruktur Teknologi Informasi Mutakhir
• Hubungan Baik dengan Berbagai Pihak
J. Faktor Risiko
Berikut adalah risiko-risiko yang disusun berdasarkan bobot risiko yang
dihadapi Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya:
a. Risiko Terkait Kegiatan Usaha Perseroan Risiko Utama Perseroan adalah Risiko
Kredit
b. Risiko Terkait Dengan Kegiatan Usaha Perseroan:
• Risiko Operasional
• Risiko Likuiditas
• Risiko Persaingan
• Risiko Pasar
• Risiko Stratejik
• Risiko Reputasi
• Risiko Kepatuhan
c. Risiko Umum:
• Kondisi perekonomian secara makro atau global
• Tuntutan atau gugatan hukum
• Kebijakan pemerintah
• Ketentuan negara lain atau peraturan internasional
d. Risiko Terkait Investasi Saham Perseroan:
• Harga Saham Perseroan mungkin mengalami fluktuasi yang signifikan di
kemudian hari
• Likuiditas Saham Perseroan
• Kemampuan Perseroan untuk membayar dividen di kemudian hari
• Kepentingan Pemegang Saham Pengendali dapat bertentangan dengan
kepentingan pembeli Saham Yang Ditawarkan Seluruh faktor risiko yang
dihadapi oleh Perseroan dalam melaksanakan kegiatan usaha telah
diungkapkan dan disusun berdasarkan bobot dan dampak masing-masing
risiko terhadap kegiatan usaha dan keuangan Perseroan

28
K. Kebijakan Dividen
Para pemegang saham lama yang berasal Penawaran Umum Perdana ini akan
memperoleh hak-hak yang sama dan sederajat dengan pemegang saham lama
Perseroan, termasuk hak untuk menerima dividen. Berdasarkan Undang-undang No.
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, pembagian dividen dilakukan berdasarkan
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS Tahunan). Sebelum
berakhirnya tahun keuangan, dividen interim dapat dibagikan sepanjang hal itu
diperbolehkan oleh Anggaran Dasar Perseroan dan pembagian dividen interim tidak
menyebabkan aset bersih Perseroan menjadi kurang dari modal ditempatkan dan
disetor penuh dan cadangan wajib Perseroan.
Pembagian dividen interim tersebut ditetapkan oleh Direksi setelah mendapat
persetujuan dari Dewan Komisaris. Jika setelah berakhirnya tahun keuangan dimana
terjadi pembagian dividen interim Perseroan mengalami kerugian, maka dividen
interim yang telah dibagikan tersebut harus dikembalikan oleh pemegang saham
kepada Perseroan. Dewan Komisaris serta Direksi akan bertanggung jawab secara
tanggung renteng untuk pengembalian dimaksud jika dividen interim tidak
dikembalikan oleh pemegang saham. Setelah Penawaran Umum Perdana Saham,
Manajemen Perseroan memiliki kebijakan untuk membayarkan dividen dengan rasio
sebanyak-banyaknya 50% (lima puluh persen) dari laba tahun berjalan Perseroan
tahun buku 2019 dalam bentuk uang tunai kepada seluruh pemegang saham Perseroan
sekurang-kurangnya sekali dalam setahun, namun dengan tetap memperhatikan posisi
keuangan atau tingkat kesehatan Perseroan dan keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham. Dividen kas akan dibayarkan dalam Rupiah. Pemegang saham pada recording
date akan memperoleh hak atas dividen dalam jumlah penuh dan dikenakan pajak
penghasilan yang berlaku dalam ketentuan perpajakan di Indonesia. Dividen kas yang
diterima oleh pemegang saham dari luar Indonesia akan dikenakan pajak penghasilan
sesuai dengan ketentuan perpajakan di Indonesia.
L. Perkara Material Yang Sedang Dihadapi Oleh Perseroan
Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan sedang terlibat dalam
perkara perdata di Pengadilan Negeri Surabaya, namun perkara tersebut tidak bersifat
material dan tidak dapat mempengaruhi kegiatan usaha dan kelangsungan usaha
Perseroan. Perseroan tidak sedang terlibat dalam perkara pidana, perdata, perpajakan,
tata usaha negara, hubungan industrial, kepailitan, penundaan kewajiban pembayaran
utang, persaingan usaha dan perkara arbitrase di muka badan peradilan di Indonesia
29
yang bersifat material dan dapat mempengaruhi kegiatan usaha dan kelangsungan
usaha Perseroan.
Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, anggota Direksi dan Dewan
Komisaris Perseroan tidak sedang terlibat dalam suatu perkara pidana, perdata,
perpajakan, tata usaha negara, hubungan industrial, kepailitan, penundaan kewajiban
pembayaran utang, persaingan usaha dan perkara arbitrase di muka badan peradilan di
Indonesia dan/atau menerima somasi atau klaim yang bersifat material dan dapat
mempengaruhi kegiatan usaha dan kelangsungan usaha Perseroan dan rencana
penawaran umum perdana saham ini.
M. Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting Perseroan yang disusun berdasarkan laporan
posisi keuangan dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain Perseroan
untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2019 dan untuk tahun-
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018, 2017 dan 2016. Laporan
keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2019 telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik Imelda & Rekan dan ditandatangani oleh Elisabeth
Imelda sebagai Akuntan Publik dengan opini tanpa modifikasian dan tambahan
paragraf hal lain mengenai
a. laporan laba rugi, penghasilan komprehensif lain dan laporan arus kas Perseroan
untuk periode enam bulan yang berkahir pada tanggal 30 Juni 2018 tidak diaudit,
b. laporan keuangan Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2018, 2017 dan 2016 diaudit oleh auditor independen lain,
c. laporan keuangan yang diterbitkan kembali untuk menyesuaikan dengan
peraturan pasar modal yang berlaku, laporan keuangan diterbitkan dengan tujuan
untuk dicantumkan dalam prospektus sehubungan dengan rencana penawaran
umum saham perdana Perseroan di Bursa Efek Indonesia, serta tidak ditujukan,
dan tidak diperkenankan untuk digunakan untuk tujuan lain. Laporan keuangan
untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018, 2017 dan 2016
N. Pencatatan Saham Perseroan Di Bei
Bersamaan dengan pencatatan Saham Yang Ditawarkan dalam
Penawaran Umum Perdana Saham ini, Perseroan juga akan mencatatkan
sebanyak 6.723.931.500 (enam miliar tujuh ratus dua puluh tiga juta sembilan
ratus tigas puluh satu ribu lima ratus) saham biasa yang dimiliki oleh Tolaram

30
Group Inc. dan 24.749.000 (dua puluh empat juta tujuh ratus empat puluh
sembilan ribu) saham yang dimiliki oleh A Henry Mixson Lumban Batu.
Dengan demikian, jumlah seluruh saham Perseroan yang akan
dicatatkan di BEI adalah 7.954.749.000 (tujuh miliar sembilan ratus lima puluh
empat juta tujuh ratus empat puluh sembilan ribu) saham yang merupakan 99%
(sembilan puluh sembilan persen) dari seluruh modal ditempatkan dan modal
disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham. Sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1999 tentang Pembelian Saham Bank Umum
dan sebagaimana disetujui dalam Akta 277/2019, Perseroan tidak akan
mencatatkan 1% dari seluruh modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan
setelah Penawaran Umum Perdana Saham, yakni sebagai berikut :
1. 50.000.000 (lima puluh juta) saham Perseroan yang dimiliki oleh Ghansham
Jivatram;
2. 30.100.000 (tiga puluh juta seratus ribu) saham Perseroan yang dimiliki oleh
Krishna Kumar Agrawal; dan
3. 251.000 (dua ratus lima puluh satu ribu) saham Perseroan yang dimiliki oleh A
Henry Mixson Lumban Batu.
Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum ini direncanakan
akan dicatatkan di BEI sesuai dengan Surat Persetujuan Prinsip Pencatatan Efek
Bersifat Ekuitas Perseroan dari BEI No.S-06767/BEI.PP1/10-2019 tanggal23
Oktober 2019 perihal Persetujuan Prinsip Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas
Perseroan apabila memenuhi persyaratan pencatatan yang ditetapkan oleh BEI
antara lain mengenai jumlah pemegang saham baik perorangan maupun lembaga
di BEI dan masing-masing pemegang saham memiliki sekurang-kurangnya 1
(satu) satuan perdagangan saham.
Apabila syarat-syarat pencatatan saham tersebut tidak terpenuhi,
Penawaran Umum batal demi hukum dan uang pemesanan yang telah diterima
dikembalikan kepada para pemesan sesuai dengan ketentuan UUPM dan
Peraturan No. IX.A.2. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang
Saham Perseroan No. 88 tanggal 29 Mei 2019, dibuat di hadapan Anita
Anggawidjaja, S.H., Notaris di Surabaya (“Akta 88/2019”), A Henry Mixson
Lumban Batu memperoleh sebanyak 2.500 (dua ribu lima ratus) saham, masing-
masing di harga nominal per saham pada saat itu yakni Rp1.000.000 (satu juta
Rupiah) yang berasal dari saham portepel Perseroan.
31
Mengingat perolehan saham Perseroan oleh A Henry Mixson Lumban
Batu tersebut dilakukan pada harga yang lebih rendah dari Harga Penawaran dan
terjadi dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebelum Pernyataan Pendaftaran
dalam rangka Penawaran Umum, maka dalam jangka waktu 8 (delapan) bulan
setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif, A Henry Mixson Lumban Batu
tidak dapat mengalihkan baik sebagian maupun seluruh sahamnya di Perseroan
sebagaimana Surat Pernyataan tertanggal 8 Oktober 2019 yang ditandatangani
oleh Bapak A. Henry Mixson Lumban Batu selaku pemegang saham Perseroan.

32
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Konsep pengambilan keputusan sangat penting sebab Pengambilan keputusan
adalah suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang
mengusung pada pemilihan jalur perbuatan antara beberapa pilihan yang
tersedia. Definisi lain dari pengambilan keputusan atau Decision Making yaitu
suatu proses pemikiran dalam pemulihan dari beberapa alternatif atau
kemungkinan yang paling sesuai dengan nilai atau tujuan individu untuk
mendapatkan hasil atas solusi tentang prediksi kedepan
2. PT Bank Amar Indonesia Tbk ( yang selanjutnya disebut” persoran”) telah
menyampaikan peryataan pendaftaran sehubungan dengan penawaran umum
ini kepada Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan surat No.
604/DIR/VIII/2019 perihal surat pengantar untuk peryataan pendaftaran dalam
rangka penawaran umum saham perdana persoran tertanggal 17 september
2019 sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh undang-undang
Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, yang dimuat dalam
lembaran Negara Republik Indonesia No. 64 tahun 1995, tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia No. 3608 dan peraturan pelaksanaannya
(‘UUPM”) dan peraturan pelaksanaannya serta perubahan-perubahannya,
antara lain peraturan OJK No. 7/POJK.04/2017 tentang dokumen peryataan
pendaftaran dalam rangka penawaran umum efek bersifat ekuitas, efek bersifat
uang dan /atau sukuk dan peraturan OJK No. 8/POJK.04 /2017 tentang bentuk
dan isi prospektus dan propestus ringkas dalam rangka penawaran umum efek
bersifat ekuitas.
Saham-saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini direncanakan
akan dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia (“BEI”) sesuai dengan Surat
Persetujuan Prinsip Pencatatan Efek dari BEI No.S-06767/BEI.PP1/10-2019
tanggal 23 Oktober 2019 perihal Persetujuan Prinsip Pencatatan Efek Bersifat
Ekuitas Perseroan. Apabila syarat-syarat pencatatan saham di BEI tidak
terpenuhi, maka Penawaran Umum ini batal demi hukum dan uang pemesanan
yang telah diterima dikembalikan kepada para pemesan sesuai dengan
33
ketentuan UUPM dan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.A.2 tentang Tata
Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum. Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 29 tahun 1999 tentang Pembelian Saham
Bank Umum sebagai pelaksanaan dari Undang-Undang No. 10 tahun 1998
tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan,
ditetapkan bahwa:
e. Jumlah kepemilikan saham bank oleh Warga Negara Asing dan/atau
Badan Hukum Asing yang diperoleh melalui pembelian secara langsung
melalui Bursa Efek sebanyak-banyaknya adalah 99% (sembilan puluh
sembilan persen) dari jumlah saham bank yang bersangkutan (Pasal 3);
f. Pembelian saham oleh Warga Negara Asing dan/atau Badan Hukum
Asing melalui Bursa Efek dapat mencapai 100% (seratus persen) dari
jumlah saham bank yang tercatat di Bursa Efek (Pasal 4 ayat 1);
g. Bank hanya dapat mencatatkan saham Bank di Bursa Efek sebanyak-
banyaknya 99% (sembilan puluh sembilan persen) dari jumlah saham
bank yang bersangkutan (Pasal 4 ayat 2);
h. Sekurang-kurangnya 1% (satu persen) dari saham bank sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 yang tidak dicatatkan di Bursa Efek harus
tetap dimiliki oleh Warga Negara Indonesia dan/atau Badan Hukum
Indonesia (Pasal 4 ayat 3).
Ketentuan tersebut di atas adalah dengan memperhatikan persyaratan dan
ketentuan sebagaimana diatur di dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.
56/POJK.03/2016 tentang Kepemilikan Saham Bank Umum dan sesuai dengan
pengumuman PT Bursa Efek Indonesia No. Peng-10/BEJ-DAG/U/05 1999
tanggal 20 Mei 1999 (“Pengumuman Bursa Efek”) perihal Porsi Kepemilikan
Saham Perbankan oleh Pemodal Asing, ditetapkan porsi kepemilikan saham
perbankan yang tercatat di Bursa Efek oleh pemodal asing akan dibatasi
sebesar 99,00% (sembilan puluh sembilan koma nol persen) sampai dengan
dipenuhinya Pasal 4 ayat 2 dan ayat 3 dalam PP No. 29 tersebut di atas.
Adapun saham sebesar 80.351.000 (delapan puluh juta tiga ratus lima puluh
satu ribu) saham biasa atas nama atau 1,00% (satu koma nol persen) dari
saham Perseroan yang tidak dicatatkan pada Bursa Efek sesuai dengan PP No.
29 adalah saham yang dimiliki oleh Ghansham Jivatram sebesar 50.000.000
(lima puluh juta) saham biasa atas nama, Krishna Kumar Agrawal sebesar
34
30.100.000 (tiga puluh juta seratus ribu) saham biasa atas nama, dan A Henry
Mixson Lumban Batu sebesar 251.000 (dua ratus lima puluh satu ribu) saham
biasa atas nama yang merupakan Warga Negara Indonesia.
Seluruh Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka
Penawaran Umum ini bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua
data, kejujuran pendapat, keterangan dan laporan yang disajikan dalam
Prospektus ini sesuai dengan bidang tugas masing-masing berdasarkan
ketentuan yang berlaku dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan kode
etik, norma serta standar profesinya masing-masing. Sehubungan dengan
Penawaran Umum ini, setiap pihak yang Terafiliasi dilarang memberikan
keterangan dan/atau membuat pernyataan apapun mengenai data yang tidak
tercantum dalam prospektus ini tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih
dahulu dari Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek. PT UOB Kay Hian
Sekuritas selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek, serta para Lembaga dan
Profesi Penunjang Pasar Modal dalam Penawaran Umum ini dengan tegas
menyatakan tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan baik
langsung maupun tidak langsung sebagaimana dimaksud dalam UUPM.
3. Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan sedang terlibat dalam
perkara perdata di Pengadilan Negeri Surabaya, namun perkara tersebut tidak
bersifat material dan tidak dapat mempengaruhi kegiatan usaha dan
kelangsungan usaha Perseroan. Perseroan tidak sedang terlibat dalam perkara
pidana, perdata, perpajakan, tata usaha negara, hubungan industrial, kepailitan,
penundaan kewajiban pembayaran utang, persaingan usaha dan perkara
arbitrase di muka badan peradilan di Indonesia yang bersifat material dan
dapat mempengaruhi kegiatan usaha dan kelangsungan usaha Perseroan.
4. Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, anggota Direksi dan Dewan
Komisaris Perseroan tidak sedang terlibat dalam suatu perkara pidana, perdata,
perpajakan, tata usaha negara, hubungan industrial, kepailitan, penundaan
kewajiban pembayaran utang, persaingan usaha dan perkara arbitrase di muka
badan peradilan di Indonesia dan/atau menerima somasi atau klaim yang
bersifat material dan dapat mempengaruhi kegiatan usaha dan kelangsungan
usaha Perseroan dan rencana penawaran umum perdana saham ini. Bersamaan
dengan pencatatan Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana
Saham ini, Perseroan juga akan mencatatkan sebanyak 6.723.931.500 (enam
35
miliar tujuh ratus dua puluh tiga juta sembilan ratus tigas puluh satu ribu lima
ratus) saham biasa yang dimiliki oleh Tolaram Group Inc. dan 24.749.000
(dua puluh empat juta tujuh ratus empat puluh sembilan ribu) saham yang
dimiliki oleh A Henry Mixson Lumban Batu. Dengan demikian, jumlah
seluruh saham Perseroan yang akan dicatatkan di BEI adalah 7.954.749.000
(tujuh miliar sembilan ratus lima puluh empat juta tujuh ratus empat puluh
sembilan ribu) saham yang merupakan 99% (sembilan puluh sembilan persen)
dari seluruh modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan setelah
Penawaran Umum Perdana Saham. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.
29 tahun 1999 tentang Pembelian Saham Bank Umum dan sebagaimana
disetujui dalam Akta 277/2019, Perseroan tidak akan mencatatkan 1% dari
seluruh modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan setelah Penawaran
Umum Perdana Saham, yakni sebagai berikut :
a. 50.000.000 (lima puluh juta) saham Perseroan yang dimiliki oleh
Ghansham Jivatram;
b. 30.100.000 (tiga puluh juta seratus ribu) saham Perseroan yang dimiliki
oleh Krishna Kumar Agrawal; dan
c. 251.000 (dua ratus lima puluh satu ribu) saham Perseroan yang dimiliki
oleh A Henry Mixson Lumban Batu.
Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum ini direncanakan akan
dicatatkan di BEI sesuai dengan Surat Persetujuan Prinsip Pencatatan Efek
Bersifat Ekuitas Perseroan dari BEI No.S-06767/BEI.PP1/10-2019 tanggal23
Oktober 2019 perihal Persetujuan Prinsip Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas
Perseroan apabila memenuhi persyaratan pencatatan yang ditetapkan oleh BEI
antara lain mengenai jumlah pemegang saham baik perorangan maupun
lembaga di BEI dan masing-masing pemegang saham memiliki sekurang-
kurangnya 1 (satu) satuan perdagangan saham. Apabila syarat-syarat pencatatan
saham tersebut tidak terpenuhi, Penawaran Umum batal demi hukum dan uang
pemesanan yang telah diterima dikembalikan kepada para pemesan sesuai
dengan ketentuan UUPM dan Peraturan No. IX.A.2. Berdasarkan Akta
Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No. 88 tanggal 29 Mei
2019, dibuat di hadapan Anita Anggawidjaja, S.H., Notaris di Surabaya (“Akta
88/2019”), A Henry Mixson Lumban Batu memperoleh sebanyak 2.500 (dua
ribu lima ratus) saham, masing-masing di harga nominal per saham pada saat itu
36
yakni Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) yang berasal dari saham portepel
Perseroan. Mengingat perolehan saham Perseroan oleh A Henry Mixson
Lumban Batu tersebut dilakukan pada harga yang lebih rendah dari Harga
Penawaran dan terjadi dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebelum Pernyataan
Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum, maka dalam jangka waktu 8
(delapan) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif, A Henry
Mixson Lumban Batu tidak dapat mengalihkan baik sebagian maupun seluruh
sahamnya di Perseroan sebagaimana Surat Pernyataan tertanggal 8 Oktober
2019 yang ditandatangani oleh Bapak A. Henry Mixson Lumban Batu selaku
pemegang saham Perseroan.
B. SARAN
Dari hasil paper studi kasus yang dilakukan terhadap PT Amar Bank Indonesia

Tbk penulis memberi saran yang perlu untuk dipertimbangkan guna pengembangan

perusahaan dimasa yang akan datang :

1. Bank Indonesia hendaknya terus meningkatkan sarana dan prasarana untuk

mendukung terlaksananya proses transaksi yang lancar, nyaman dan

aman. Seperti dengan meningkatkan teknologi perbankan yang dapat

memperlancar proses ttransaksi tersebut.

2. Tetap menjaga hubungan baik demi kelancaran perusahaan perseroan.

37

Anda mungkin juga menyukai