DOSEN PEMBIMBING
Menyatakan bahwa makalah yang telah kami buat ini adalah sah dan asli hasil
diskusi yang kami kerjakan sebaik – baiknya. Dengan ini kami kelompok 1 Program
Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2019 menyatakan makalah ini pada :
Hari : Senin
Tanggal : 25 November 2019
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
1. Klarifikasi Istilah..................................................................................................
2. Daftar Masalah.....................................................................................................
3. Analisis Masalah..................................................................................................
4. Pohon Masalah.....................................................................................................
5. Sasaran Belajar.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. SKENARIO (LBM)
Seorang perempuan usia 57 tahun dirawat di Rumah Sakit Provinsi dengan status
rujukan dari Puskesmas Kabupaten. Pasien dirawat di bangsal bedah 1 hari pasca
laparatomy dengan indikasi tumor abdomen. Pengkajian yang dilakukan oleh perawat
didapatkan data: pasien dengan status kesadaran kompos mentis., luka operasi
nampak kering dan tidak ada tanda infeksi, tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi
nadi 140x/menit teraba cepat dan lemah, frekuensi nafas 40x/menit, suhu 36C,
capillary refille time lebih dari 2 detik, turgor kulit kering, terdengar stridor ketika
dilakukan auskultasi, klien mengatakan badannya lemas dan merasa lemah saat
mencoba bergerak.
Anak pasien mengatakan ibunya mengalami perubahan pola tidur selama dirawat
di rumah sakit, sering terdengar suara seperti mengorok saat ibunya tidur, padahal
tidak mempunyai riwayat mengorok di rumah. Perawat ingin mengangkat diagnosa
keperawatan yang berkenaan dengan kondisi pasien untuk melaksanakan asuhan
keperawatan.
B. ANALISA KASUS
1. Klarifikasi Istilah
c) Capillary refille time : durasi kembali warna kuku setelah dipencet, biasanya
untuk pasien dehidrasi
2. Daftar Masalah
3) Apakah ada hubungan frekuensi nafas dengan frekuensi nadi dengan penyakit
tumor abdomen?
3. Analisis Masalah
3) Hubungan antara frekuensi nafas dan frekuensi nadi dengan penyakit tumor
abdomen yaitu karena pasien sudah melakukan pasca laparatomi (berupa
pembedahan di bagian perutnya untuk menghilangkan tumor abdomennya)
sehingga nafas dan nadinya tidak normal.
4) Pasien merasa lemah saat mencoba untuk bergerak karena pasien sebelumnya
mengalami laparatomi sehingga sulit untuk melakukan mobilisasi atau
keterbatasan gerak karena jahitan pasca laparatominya.
- pengaruh obat-obatan
6) Frekuensi nafas 40x/menit dan frekuensi nadi 140x/menit tidak bisa dikatakan
normal. Normalnya frekueni nafas yaitu 12-20x/menit, sedangkan frekuensi nadi
dewasa 60-100x/menit.
7) Ukuran normalnya capillary refille time yaitu apabila kurang dari 2 detik.
Tumor Abdomen
Komplikasi Etiologi
TTV
ASKEP
5. Sasaran Belajar
1) Masalah umur pada pasien yang tua apakah berpengaruh pada lemas?
5) Apakah pasien yang mengalami tumor abdomen bisa sembuh total dan
bagaimana asuhan keperawatannya?
10) Dari hasil pengkajian dalam kasus masalah, diagnosa apa yang ditemukan?
Pertanyaan yang belum terjawab
PEMBAHASAN
A. PASCA LAPARATOMI
Tumor merupakan pertumbuhan sel-sel yang tidak normal dalam tubuh yang
tumbuh secara terus-menerus, tidak terbatas, dan tidak terkoordinasi dengan
jaringan di sekitarnya, serta tidak berguna bagi tubuh. Tumor Abdomen adalah
pembengkakan atau adanya benjolan yang disebabkan oleh neoplasma dan infeksi
yang berada di abdomen berupa massa abnormal di sel-sel yang berpoliferasi
yang bersifat autonom (tidak terkontrol), progresif (tumbuh tidak beraturan),
tidak berguna. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembang biakannya, sel
tumor dapat membentuk suatu massa dari jaringan yang ganas dan kemudian
dapat menjadi dan dapat bermetastasis keseluruh tubuh sehingga dapat
menyebabkan kematianTumor abdomen disebabkan oleh pola makan yang tidak
sehat seperti konsumsi makanan yang diasinkan, diasapi dan jarang
mengkonsumsi buah-buahan serta sayuran.
Gejala pada penyakit Tumor abdomen sangat sulit untuk dideteksi karena
sangat sedikit gejala yang terjadi. Gejala tumor abdomen dapat dideteksi
cenderung pada saat mencapai stadium lanjut seperti nafsu makan menurun,
penurunan berat badan, cepat kenyang, mules atau gangguan pencernaan, mual,
muntah darah, pembengkakan pada perut karena penumpukan cairan, dan anemia.
D. ETOLOGI
Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yangabnormal.
Pembedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentukdan
fungsi aotonomnya dalam pertumbuhan, kemampuanya mengadakan infiltrasi
danmenyebabkan metastasis. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya tumor antara lain :
1) Karsinogen
a. Kimiawi
Bahan kimia dapat berpengrauh langsung (karsinogen) atau
memerlukan aktivasi terlebih dahulu (ko-karsinogen) untuk
menimbulkan neoplasi. Bahan kimia ini dapat merupakan bahan
alami atau bahan sintetik/semisintetik. Benzopire suatu pencemar
lingkungan yang terdapat di mana saja, berasal dari pembakaran tak
sempurna pada mesin mobil dan atau mesin lain (jelaga dan ter) dan
terkenal sebagai suatu karsinogen bagi hewan maupun manusia.
Berbagai karsinogen lain antara lain nikel arsen, aflatoksin,
vinilklorida.
b. Fisik
Radiasi gelombang radioaktif seiring menyebabkan keganasan.
Sumber radiasi lain adalah pajanan ultraviolet yang diperkirakan
bertambah besar dengan hilangnya lapisan ozon pada muka bumi
bagian selatan. Iritasi kronis pada mukosa yang disebabkan oleh
bahan korosif atau penyakit tertentu juga bisa menyebabkan
terjadinya neoplasma.
c. Viral
Dapat dibagi menjadi dua berdasarkan jenis asam
ribonukleatnya: virus DNA serta RNA. Virus DNA yang sering
dihubungkan dengan kanker antara human papiloma virus (HPV),
Epstein-Barr virus (EPV), hepatiti B virus (HBV), dan hepatitis C
virus (HCV). Virus RNA yang karsonogenik adalah human T-cell
leukemia virus I (HTLV-I) .
2) Hormon
Hormon dapat merupakan promoter kegananasan.
3) Faktor gaya hidup
Kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan- makanan
yang kurang berserat. Asupan kalori berlebihan, terutama yang berasal
dari lemak binatang, dan kebiasaan makan makanan kurang serat
meningkatkan risiko berbagai keganasan, seperti karsinoma payudara dan
karsinoma kolon.
4) Parasit schistosoma hematobin yang mengakibatkan karsinoma
planoseluler.
5) Genetik, infeksi, trauma, hipersensivitas terhadap obat
E. PATOFISIOLOGI
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh
mutasiganetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan
berpopliferasi secarabnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam
lingkungan sekitar seltersebut.Sel-sel neoplasma mandapat energi terutama dari
anaerob karena kempuan sel untukoksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim
yang lengkap untuk oksidasi.Susunanenzim sel uniform sehingga lebih
mengutamakan berkembang biak yang membutuhkan energi unruk anabolisme
daripada untuk berfungsi yang lmenghasilkan energi dengan jalan
katabolisme.Jarinagan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk
protioplasma danenergi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat
mengalahkan sel-sel normal dalmmendapatkan bahan-bahan tersebut.(Kusuma, Budi
drg. 2001).
Ketika dicapai suatu tahap diman sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan terjadi
perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar da
n memperolehakses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah
tersebut sel-sel dapatterbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase
(penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain.Meskipun penyakit ini dapat
diuraikan secara umumn seperti yang telah digunakan,namun tumor bukan suatu
penyakit tunggal dengan penyebab tunggal : tetapi lebih kepadasuatu kelompok
penyakit yang jelas denagn penyebab, metastase, pengobatan dan prognosayang
berbeda.(Smelstzer, Suzanne C.2010).
F. TANDA-TANDA VITAL
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki
(head to toe) pada setiap sistem tubuh yang memberikan informasi objektif tentang
klien dan memungkinkan kita sebagai seorang perawat untuk membuat penilaian
klinis. Pemeriksaan fisik dilakukan pada klien secara keseluruhan atau hanya bagian
tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan
komprehensif, memastikan/membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan
merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien. (Dewi Sartika, 2010).
Teknik pemeriksaan fisik yang kita gunakan ada 4 besar, yaitu: inspeksi (periksa
pandang), palpasi (periksa raba), perkusi (periksa ketuk), auskultasi (periksa dengar).
1. Inspeksi
3. Perkusi
4. Auskultasi
G. PENATALAKSAAN MEDIS
Komponen terbesar dalam tubuh adalah air. Air tubuh total (total body water,
TBW) jumlahnya bervariasi tergantung pada umur, jenis kelamin dan kandungan
lemak tubuh. Lemak pada dasarnya bebas air, sehingga lemak yang makin sedikit
akan mengakibatkan makin tingginya persentase air. Sebaliknya jaringan otot
memiliki kandungan air yang tinggi. Oleh karena itu dibandingkan dengan orang yang
kurus, orang yang gemuk mempunyai TBW yang relative lebih kecil dibandingkan
dengan berat badannya. Wanita pada umumnya secara proporsional mempunyai lebih
banyak lemak dan lebih sedikit otot jika dibandingkan dengan pria, sehingga jumlah
TBW juga lebih sedikit dibandingkan dengan berat badannya.1
Orang berusia tua juga mempunyai persentase lemak tubuh yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan orang muda. Pada bayi usia < 1 tahun cairan tubuh adalah
sekitar 80-85% berat badan dan pada bayi usia > 1 tahun mengandung air sebanyak
70-75 %. Air membentuk sekitar 60% berat badan seorang pria dan sekitar 50 % berat
badan wanita. Hal ini terlihat pada tabel berikut :
1.Cairan Intraseluler
Cairan Intraseluler adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang
dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada
rata-rata pria dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah
cairan intraselular.
Cairan intraseluler dipisahkan dari cairan ekstraseluler oleh membrane sel selektif
yang sangat permeable terhadap air, tetapi tidak permeabel terhadap sebagian besar
elektrolit dalam tubuh. Membran sel bagian luar memegang peranan penting dalam
mengatur volume dan komposisi intraseluler. Pompa membrane-bound ATP-
dependent akan mempertukarkan Na dengan K dengan perbandingan 3 : 2. Oleh
karena membran sel relatif tidak permeabel tehadap ion sodium dan ion potasium, ion
potasium akan dikonsentrasikan di dalam sel sedangkan ion sodium akan
dikonsentrasikan di ekstra sel. Akibatnya, potasium menjadi faktor dominan yang
menentukan tekanan osmotik intraseluler, sedangkan sodium merupakan faktor
terpenting yang menentukan tekanan osmotik ekstraseluler.
Impermeabilitas membran sel terhadap protein menyebabkan konsentrasi protein
intraseluler yang tinggi. Oleh karena protein merupakan zat terlarut yang nondifusif
(anion), rasio pertukaran yang tidak sama dari 3 Na dengan 2 K oleh pompa membran
sel adalah hal yang penting untuk pencegahan hiperosmolaritas relatif intraseluler.
Gangguan pada aktivitas pompa Na-K-ATPase seperti yang terjadi pada keadaan
iskemi akan menyebabkan pembengkakan sel.
2. Cairan Ekstraseluler
Cairan Ekstraseluler adalah cairan di luar sel. Ukuran relatif dari CES menurun
dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kira ½ cairan tubuh terkandung
didalam CES. Setelah 1 tahun, volume relatif dari CES menurun sampai kira-kira 1/3
dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70
kg). Dua komponen terbesar dari cairan ekstraseluler adalah cairan interstitial, yang
merupakan tiga perempat cairan ekstraseluler, dan plasma, yang hamper seperempat
cairan ekstraseluler, atau sekitar 3 liter.
Fungsi dasar dari cairan ekstraseluler adalah menyediakan nutrisi bagi sel dan
memindahkan hasil metabolismenya. Keseimbangan antara volume ekstrasel yang
normal terutama komponen sirkulasi (volume intravaskuler) adalah hal yang sangat
penting. Oleh sebab itu, secara kuantitatif sodium merupakan kation ekstraseluler
terpenting dan merupakan faktor utama dalam menentukan tekanan osmotik dan
volume. Perubahan volume cairan ekstraseluler berhubungan dengan perubahan
jumlah total sodium dalam tubuh. Hal ini tergantung dari sodium intake, ekskresi
sodium renal, hilangnya sodium ekstrarenal.
Tubuh mendapatkan cairan dari air minum sekitar 800-1700 ml, dari makanan
sekitar 500-1000 ml dan dari hasil sisa metabolisme (oksidasi) sekitar 200-300 ml.
Cairan tersebut dikeluarkan dari tubuh sebagai urine secara normal lebih dari 0,5-1
ml/kg/jam, sebagai feces sekitar 1-3 ml/kg/hari dan sebagai Insensible Water
Loss (IWS) 15 ml/kg/hari pada orang dewasa. Pada anak IWS sebesar : (30 dikurang
usia dalam th) ml/kg/hari.
KEBUTUHAN CAIRAN
· Kebutuhan air pada orang dewasa setiap harinya adalah 30-35 ml/kgBB/24jam
a. Fase I : plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi,
nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
b. Fase II : cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan
sel
c. Fase III : cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan
interstitial masuk ke dalam sel.
2. Jenis kelamin
Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, karena lebih
banyak mengandung lemak tubuh.
Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan lemak
tubuh.
4. Stres
Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan
glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini
dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine.
6. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga serum
albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan
dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya
rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat.
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl
melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di
lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L perhari.
8. Pengobatan
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. ANALISA DATA
DO:
CRT (Capillary
Reffile Time) = >2
detik
Turgor kulit kering
Bibir Kering
DS: Ganggan Kendala Lingkungan
Anak pasien Pola
mengatakan ibunya Tidur
mengalami
perubahan pola
tidur selama
dirawat di rumah
sakit
DO:
Frekuensi nadi
140x/menit
Teraba cepat
Teraba lemah
DS: Bersihan Pola nafas
Anak pasien Jalan abnormal (stridor)
mengatakan sering Nafas Takipnea
mendengar suara Tidak
seperti mengorok Efektif
saat ibunya tidur
Anak klien
mengatakan tidak
mempunyai
riwayat mengorok
dirumah
DO:
Terdengar Stridor
Frekuensi nafas
40x/menit
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3.IMPLEMENTASI
Faktor-faktor yang
berhubungan:
- Kehilangan
volume cairan
secara aktif
- Kegagalan
mekanisme
pengaturan
§
4. EVALUASI
Adapun sasaran evaluasi pada klien dengan tumor abdomen hasil post operatif
(pasca laparatomi) :
a) Tidak terjadi kekurangan volume cairan;
b) Pola tidur berkualitas;
c) Tidak terdapat tanda-tanda infeksi;
d) Nutrisi terpenuhi;
e) Tidak terdapat gangguan integritas;
f) Hilangnya suara tambahan/mengorok saat tidur;
g) Tidak ada tanda tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik; dan
h) Tanda-tanda vital kembali normal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tumor adalah pertumbuhan sel yang tidak normal sehingga terbentuk jaringan
baru atau sering kali oleh masyarakat awam disebut daging baru. Tumor terbagi
menajdi dua macam, yaitu tumor jinak dan ganas. Abdomen adalah bagian dari tubuh
yang terletak di inferior thorax. Batas atasnya sama dengan batas bawah thorax.
Abdomen dibagi menjadi sembilan region oleh garis melintang pertama melalui
vertebra lumbalis pertama dan garis melintang kedua di vertebra lumbalis keempat.
Sembilan region itu adalah epigastrium, region hypochodriaca kiri dan kanan, region
umbilicalis, region lateralis kiri dan kanan atau region lumbalis, region hypogastrica,
dan region iliaca kiri dan kanan. Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya
pembelahan sel yang abnormal. Perbedaan sifat sel tumor tergantung dari besarnya
penyimpangan dalam bentuk dan fungsi autonominya dalam pertumbuhan,
kemampuannya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis. Tumor adalah
proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh mutasi ganetik dari
DNA seluler. Kerusakan DNA yang menimbulkan peningkatan aktivitas, onkogen,
perubahan gen yang mengatur apoptosis, dan inaktivasi gen supresor tumor sehingga
sel terpacu untuk terus berpoliferasi, kehilangan kendali terhadap poliferasi sel,
kehilangan kemampuan menghentikan siklus sel, dan kemampuan apoptosis. tanda
dan gejala yang ditemukan pada pasien dengan tumor abdomen adalah: a) hiperplasia,
b) konsistensi tumor umumnya padat atau keras, c) kadang tampak hipervaskulari
disekitar tumor, d) edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi kepembuluh limfe, e)
nyeri, f) anoreksia, g) mual dan muntah, h) penurunan berat badan, i) perut yang
terasa penuh setelah makan sejumlah makanan, j) kelelahan, k) ketidakmampuan
mengeluarkan BAB, l) ketidakmampuan untuk buang air kecil.