Anda di halaman 1dari 3

Work From Home (Kerja Dari Rumah)

Setelah WHO mengumumkan bahwa virus Covid-19 sebagai pandemi di


dunia Presiden Indonesia, Joko Widodo menginstruksikan masyarakat Indonesia
untuk mengurangi kegiatan di luar rumah yang tidak penting. Termasuk menerapkan
sistem kerja work from home dan sekolah serta kuliah secara online. Hal tersebut
merupakan langkah strategis yang diambil pemerintah untuk pencegahan wabah
virus corona yang semakin meluas di Indonesia saat ini.

Kebijakan ini banyak menuai pro dan kontra terutama bagi para pekerja. Work
from home bagi sebagian bidang pekerjaan memang belum bisa dilakukan, apalagi
dari kesiapan perusahaan belum tentu semua siap dengan sistem WFH ini.
Rekomendasinya bagi para perusahaan dan bisnis bisa menggunakan
beberapa aplikasi untuk menunjang aktivtas work from home agar hasilnya
maksimal.

Work from home adalah suatu istilah bekerja dari jarak jauh, lebih tepatnya
bekerja dari rumah. Jadi pekerja tidak perlu datang ke kantor tatap muka dengan
para pekerja lainnya. Work from home ini sudah tidak asing bagi para pekerja
freelancer, namun istilahnya mereka lebih sering menyebutnya dengan kerja remote
atau remote working. Work from home dan remote working sebenarnya tidak ada
bedanya hanya istilah saja, yang membedakan hanyalah peraturan perusahaan
mereka bekerja saja. Ada yang menerapkan working hours normal 8 pagi sampai 4
sore atau jam kerja bebas asal pekerjaan beres dan komunikasi selalu fast respon.

Masalah work from home (“WFH”) atau bekerja di rumah di tengah wabah


corona dapat dikaitkan dengan ketentuan Pasal 86 ayat (1) huruf a Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”),
di mana setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja.
 
Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi Provinsi DKI Jakarta sendiri
telah menerbitkan Surat Edaran Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi
Provinsi DKI Jakarta Nomor 14/SE/2020 Tahun 2020 tentang Himbauan Bekerja di
Rumah (Work From Home) (“SE 14/2020”) yang menindaklanjuti Instruksi Gubernur
Provinsi DKI Jakarta Nomor 16 Tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan
Terhadap Risiko Penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19).
 
Menurut SE 14/2020, para pimpinan perusahaan diharapkan dapat
mengambil langkah pencegahan terkait risiko penularan infeksi COVID-19
dengan melakukan pekerjaan di rumah.
 
Langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil dikelompokkan menjadi tiga
kategori:
a. Perusahaan untuk sementara waktu dapat menghentikan seluruh kegiatan
usahanya.
b. Perusahaan untuk sementara waktu dapat mengurangi sebagian kegiatan
usahanya (sebagian karyawan, waktu, dan fasilitas operasional).
c. Perusahaan yang tidak dapat menghentikan kegiatan usahanya, mengingat
kepentingan langsung yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan,
kebutuhan bahan-bahan pokok, dan bahan bakar minyak (BBM).
 
Pengambilan langkah-langkah kebijakan di atas, agar melibatkan para pekerja/buruh
dan/atau serikat pekerja/serikat buruh di perusahaan.
 
Selanjutnya, pimpinan perusahaan diminta melaporkan pengambilan langkah
kebijakan tersebut pada Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi serta Suku
Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi di lima wilayah kota administrasi DKI
Jakarta dan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.
 
Perlu diketahui, Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Bencana Nomor 13.A Tahun 2020 tentang Perpanjangan Status Keadaan Tertentu
Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia sendiri telah
menetapkan pada poin kedua bahwa status keadaan tertentu darurat terkait wabah
corona diperpanjang selama 91 hari, terhitung sejak tanggal 29 Februari 2020
sampai dengan tanggal 29 Mei 2020.
 

WFH bagi Aparatur Sipil Negara


Sedangkan pada instansi pemerintahan sendiri, kebijakan WFH dirumuskan
dalam Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 19 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil
Negara dalam Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19 di Lingkungan Instansi
Pemerintah (“SE 19/2020”). Terbitnya SE 19/2020 ini dilatarbelakangi peningkatan
penyebaran COVID-19 di Indonesia serta memperhatikan pernyataan resmi World
Health Organization (WHO) yang menyatakan COVID-19 sebagai pandemi global,
pernyataan Presiden Republik Indonesia tentang penyebaran COVID-19 sebagai
bencana nasional (bencana non-alam), dan arahannya terkait penyesuaian sistem
kerja Aparatur Sipil Negara (“ASN”).
 
Sehingga SE 19/2020 dimaksudkan sebagai pedoman bagi ASN pada
instansi pemerintah  untuk bekerja di rumah/tempat tinggalnya (WFH) dalam
melaksanakan tugas kedinasan. Hal ini sebagai upaya mencegah dan
meminimalisasi penyebaran COVID-19.
 
ASN yang berada di lingkungan instansi pemerintah dapat menjalankan tugas
kedinasan dengan bekerja di rumah/tempat tinggalnya (WFH). Namun, pejabat
pembina kepegawaian harus memastikan terdapat minimal dua level pejabat
struktural tertinggi untuk tetap melaksanakan tugasnya di kantor agar
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat tidak terhambat.
 
ASN yang sedang melaksanakan WFH, harus berada dalam tempat tinggalnya
masing-masing, kecuali dalam keadaan mendesak. Misalnya untuk memenuhi
kebutuhan terkait pangan, kesehatan, ataupun keselamatan, dan harus
melaporkannya kepada atasan langsung.
 
Jika terdapat rapat/pertemuan penting yang harus dihadiri, ASN yang sedang
melaksanakan tugas kedinasan di rumah/tempat tinggalnya (WFH) dapat mengikuti
rapat tersebut melalui sarana teleconference dan/atau video conference dengan
memanfaatkan sistem informasi dan komunikasi ataupun media elektronik.
 
Pelaksanaan WFH ini akan dilakukan sampai dengan tanggal 31 Maret 2020 dan
akan dievaluasi lebih lanjut, sesuai dengan kebutuhan.
 
Dasar Hukum:
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan;
2. Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13.A
Tahun 2020 tentang Perpanjangan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana
Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia;
3. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 19 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil
Negara dalam Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19 di Lingkungan Instansi
Pemerintah;
4. Instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 16 Tahun 2020 tentang
Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi Corona Virus
Disease (COVID-19);
5. Surat Edaran Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Provinsi DKI
Jakarta Nomor 14/SE/2020 Tahun 2020 tentang Himbauan Bekerja di Rumah (Work
From Home).

Sumber:

https://qwords.com/blog/apa-itu-work-from-home/

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5e7326fd25227/ketentuan-
pelaksanaan-i-work-from-home-i-di-tengah-wabah-corona

Anda mungkin juga menyukai