Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Pre, Intra, Dan Post Operasi
Pasien Ca Mamae Di Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUD Banyumas

Oleh:
Amalia Paramita RD, S.Kep

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2011
ASUHAN KEPERAWATAN PRE, INTRA, DAN POST OPERASI PASIEN CA
MAMAE PRAKTEK PROFESI DI ISNTALASI BEDAH SENTRAL
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM PROFESI NERS UNSOED

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Umur / jenis klamin : 43 tahun/ Perempuan
Alamat : Sirau 02/03 Purbalingga
Status : Menikah
Agama : Islam
Tanggal operasi :12 Juli 2011.
Diagnosa medis : Ca Mamae

B. PENGKAJIAN
DI RUANG PERSIAPAN OPERASI: (TAHAP PRE OPERASI)
Data Fokus:
Keluhan utama saat masuk RS:
Klien mengeluhkan ada benjolan di payudara sebelah kirinya, kadang terasa sakit.
RPS:
Sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu klien mengeluhkan adanya benjolan di payudara sebelah
kirinya dan sering merasakan sakit, awalnya bejolan tersebut berukuran kecil kemudian
semakin hari semakin membesar, sampai pada akhirnya pasien dan keluarga memutuskan
untuk memeriksakannya kedokter, oleh doktrer disarankan untuk melakukan operasi. Pasien
datang ke RSU Banyumas pada tanggal 09 Juli dan dirawat di ruang Edelwais, oleh dokter
yang menangani pemeriksaan dan di putuskan akan dilakukan operasi untuk mengambil
benjolanya pada tanggal 12 Juli.
RPD:
Data Subyektif :
Klien dan keluarga mengatakan tindakan operasi kali ini merupakan tindakan operasi yang
pertama di alami oleh pasien, klien dan keluarga mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
lain, seperti hipertensi, DM, jantung, atau penyakit kejiwaan lainya. Klien dan keluarga juga
mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit yang sama seperti yang sekarang di lami oleh
klien.
Data obyektif:
 Klien dengan dan dijadwalkan operasi jam 09.30 WIB.
 Kesadaran: CM, KU: baik, Muka cemas.
 BB: 50 kg
 Nadi 89 x/m, R 24 x/m, suhu: 360C, TD : 140/90 mmHg.
 Dada : simetris, KG (-), retraksi (-)
Jantung : S1 > S2 konstan, iktus kordis tidak terlihat, suara jantung reguler, tidak ada
peningkatan JVP.
 Paru : sonor, ves (+) ST (-), RBK -/-.
 Abd : supel, peristaltik (+), bising usus normal.
 Ekstremitas : tidak terjadi udema, perfusi jaringan baik.
 Hasil pemeriksaan :
Rontogen thoraks
Bercak infiltrate (-) , para cardial sinus dan diafragma baik, besar paru normal.
EKG
- irama reguler - Hipertropi (-)
- Iskemik (-) - HR 77
- Normo aksis

Analisa Data

No Data Masalah Penyebab


1. Ds : Klien dan keluarga mengatakan tindakan Cemas Kurangnya
operasi kali ini merupakan tindakan operasi informasi tentang
yang pertama di alami oleh pasien, pasien tindakan operasi
merasa cemas dengan tindakan operasi yang yang akan
akan dilakukan dilakukan.
Do : - Muka cemas
- Nadi 89 x/m, R 24 x/m, suhu: 360C, TD
: 140/90 mmHg.
Asuhan keperawatan

Dx kep./ Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi


mslh
kolaborasi
Cemas NOC: kontrol NIC: Penurunan -
b.d. kecemasan dan coping, kecemasan Mendampingi S: Klien
kurangnya setelah diberi Aktifitas: klien sebelum mengatakan
informasi penjelasan selama 5 1. Bina masuk kamar merasa
tentang menit diharapkan klien Hub. Saling operasi senang
tikndakan mampu mengatasi percaya - O: ditemani.
operasi cemas dg: 2. Prosedur Menjelaskan Klien
yang akan Indikator: 3. Hargai prosedur terlihat
dilakukan. Ps mampu: pengetahuan tindakan lebih santai.
 Mengungkapkan pasien kepada klien Klien
cara mengatasi cemas tentang - A: terlihat
 Mampu penyakitnya Menganjurkan melaukan
menggunakan coping 4. Bantu klien untuk dzikir
 Klien tidak pasien untuk berdzikir/berd P: Masalah
tampak tegang dan mengefektif oa agar klien teratasi
ketakutan kan sumber merasa lebih sebagian
support. tenang dan Pindahkan
5. Menjela pelaksanaan klien ke
skan tujuan operasi juga OK
dan prosedur berjalan
tindakan dengan lancar.
operasi. -
Memotivasi
klien.

DI RUANG OPERASI: (TAHAP INTRA OPERASI)


Laporan intra operasi:
 Persiapan:
- Alat-alat disiapkan
- Pasien dipindahkan dari brancard ke meja operasi
- Dipasang infus pada tangan kanan
- Dipasang DC
- Dipasang negatif plate pada bokong
- Klien dipasang monitor: TD 120/80 mmHg, nadi 86 x/m, RR 20 x/m,
SaO2 97%
- Instrumentator dan operator mencuci tangan secara steril lalu mengenakan
jas operasi dan sarung tangan.
 Pelaksanaan operasi mulai jam 09.30,
- Klien diintubasi dengan ET kemudian dilakukan general anestesi.
- Klien nafas spontan, RR 20 x/m, pemeliharaan dipasang O2 nasal kanul 1-
2 liter/menit.
- Klin diposisikan miring ke kanan.
- Dalam stadium anastesi dilakukan aseptik dan antiseptik medan operasi:
diolesi aseton → hibitan 0,5 % → alkohol 79 % → betadin 10 % →digambar untuk
memberikan tanda yang akan dilakukan insisi.
- Dipasang linen (doek biasa) pada 4 sisi, difiksasi dengan doek klem
selanjutnya ditutup/dipasang doek lubang besar.
- Operasi dimulai dengan melakukan insisi pada area mamae sebelah kiri.
- Dilakukan pengikatan shunt antara aorta dan arteri pulmonalis.
- Control perdarahan → perdarahan disuction, jumlah perdarahan + - 50 cc.
- Dilakukan pengambilan/ pengangkatan terhadap benjolan pada payudara
sinistra pasien.
- Kontrol VVT T: 110/80 mmHg à 100/90 mmHg à 110/80 mmHg,
- Instrumen, kassa dan jarum bekas pakai dihitung untuk memastikan tidak
ada yang tertinggal dalam tubuh klien.
- Luka operasi dijahit lapis demi lapis
- Daerah area operasi dibersihkan dengan Nacl 0,9%
- Doek lubang diangkat, doek klem dilepaskan, 4 doek biasa diangkat.
- Luka bekas operasi diolesi betadin → diberi sufratul → ditutup dengan
kasa steril → diplester.
- TD 110/90 mmHg, nadi 86 x/m, RR 23 x/m, Sao2 100 %
 Jam 11.00 WIB
- Operasi selesai, mesin anestesi dimatikan dan ET dilepaskan
- Klien dipindahkan ke brancard dan di bawa ke ruang pemulihan.
- Program terapi :
o Oksigen NK 1-2 l/mnt o Lasik 2 x 1g
o Injeksi Cefotaksin 2 x 1g o Captrofil 2 x 1g
o Ketorolac 3 x 1g
Analisa Data

No Data Masalah Penyebab


1 Ds: - Resiko infeksi Prosedur invasif:
Do: pembedahan, infus, DC
 Dilakukan insisi di daerah intra
costa 3-4
 Dipasang infuse pada lengan
kanan
 Dipasang DC

2 Ds: - Resiko cedera Gangguan persepsi


Do: sensori karena anestesi
 Dilakukan anestesi general

3 Ds: - PK: perdarahan -


Do:
 Dilakukan insisi pada area sekitar
mamae
4. Ds: - Pk: Syok -
Do:
 Keadaan intra operasi

Asuhan keperawatan

Dx kep./ mslh Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi


kolaborasi
Resiko infesi, NOC: Kontrol Jam 09.30 S: -
dengan faktor infeksi NIC: kontrol infeksi - O: prinsip steril
resiko: Selama intra operasi Mencuci tangan dipertahanka
Prosedur dilakukan Aktifitas: secara steril, A: n
invasif: tindakan operasi 1. gunakan mengenakan masalah
pembedahan, tidak terjadi pakaian khusus gaun steril dan P: tidak terjadi
infus, DC transmisi agent ruang operasi sarung tangan Lakukan
infeksi. 2. Pertahankan steril perawatan
Indikator: prinsip aseptic dan - luka operasi
 Alat dan antiseptik Memastikan dan tindakan
bahan yang daerah operasi invasive lain
dipakai tidak telah secara steril
terkontaminas dilakukan
i disinfektan
-
Menampung
cairan sisa
dan darah
pada
tempatnya
Resiko cedera NOC: control NIC: surgical - S: -
dengan faktor resiko precousen Mengamankan O: instrumen,
resiko: Indicator: tidak Aktifitas: klien pada jarum dan
Gangguan terjadi injuri 1. Tidurkan klien meja operasi kassa yang
persepsi pada meja operasi sesuai digunakan
sensori dengan posisi kebutuhan berjumlah
karena sesuai kebutuhan - sama dengan
anestesi 2. Monitor Menghitung yang
penggunaan instrumen, dipersiapkan
instrumen, jarum jarum dan A: Tidak terjadi
dan kasa kassa yang injuri.
3. Pastikan tidak digunakan P: Cegah injuri
ada instrumen, post operasi
jarum atau kasa
yang tertinggal
dalam tubuh klien
PK: Perawat akan 1. Pantau jumlah - S: -
perdarahan menangani atau perdarahan yang Memantau O: jumlah
mengurangi keluar melalui jumlah perdarahan
komplikasi dari daerah pembedahan perdarahan ±50 cc.
perdarahan 2. Pantau TTV yang keluar A: Tidak terjadi
secara teratur melalui komplikasi
terutama TD dan pembedahan. perdarahan
nadi - P: Lanjutkan
Memantau TTV pemantauan
secara teratur perdarahan
post operasi

PK: syok  Perawat 1. Pantau - S: -


menangani pemasukan dan Bersama anestesi O: TD: 110/90
dan pengeluaran cairan memantau mmHg,
meminimalka 2. Pantau aliran infuse N 86x/m,
n terjadinnya tanda dan gejala - RR 23x/m,
syok syok seperti Memantau TTV SaO2 100%
peningkatan nadi secara teratur. A: Tidak ada
disertai TD atau - tanda-tanda
sedikitnya Memantau syok.
menurun, keluarnya P: Lanjutkan
peningkatan RR, perdarahan pemantauan
sianosis, penurunan melalui luka post operasi
SaO2 operasi.
3. Pantau
tempat pembedahan
terhadap
perdarahan
DI RUANG PULIH SADAR (RR): (TAHAP POST OPERASI)
Data Fokus:
Klien tiba di RR jam 11.10. klien masih dalam pengaruh anestesi, belum sadar penuh GCS:
E3 V3 M6. klien dapat menggerakkan tangan atas perintah, bisa bernafas dalam, tensi stabil,
kesadaran mulai pulih (dapat dibangunkan), warna kulit pucat, score post anestesi 7.
Score Post Operasi: 7
Analisa Data

No Data Masalah Penyebab


1 Ds: - Resiko cedera Gangguan
Do: persepsi sensori
 Klien belum sadar penuh, GCS: 12 karena anestesi
2 Ds: - Resiko hipotermi Berada diruangan
Do: yang dingin
 Suhu ruang 20-240 C

Asuhan keperawatan

Dx kep./ Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi


mslh
kolaborasi
Resiko NOC: control resiko NIC: surgical Tgl 12-7-2011 Tgl 12-7-2011
cedera Indicator: tidak precousen Jam 11.15 Jam 11.27
dengan terjadi injuri Aktifitas: - S: -
faktor 1. Te Menempatkan O: TD:117/75
resiko: mpatkan klien klien pada mmHg,
Gangguan pada brancard brancard N 85x/m,
persepsi dengan posisi dengan posisi RR 24x/m, SaO2
sensori yang nyaman yang nyaman 98%
karena 2. Pa - A: Tidak terjadi injuri
anestesi sang restrain Memasang Lanjutkan
di sisi kanan restrain di sisi P: pemantauan
kiri klien kanan kiri pasien sampai
untuk menjaga klien untuk pengaruh anestesi
keamanan menjaga hilang
klien keamanan
klien
Resiko NOC: control NIC: pengaturan - S: -
hipotermi temperature temperature: Menyelimuti O: Klien tidak
dengan Criteria: intraoperatif tubuh klien menggigil.
faktor  Temperature Aktivitas: - A: Hipotermi tidak
resiko: ruangan nyaman  Atur suhu Memantau terjadi
Berada  Tidak terjadi ruangan yang kondisi klien P: Lanjutkan
diruangan hipotermi nyaman dari pemantauan post
yang dingin  Lindungi kedinginan. operasi
tubuh pasien
dari kedinginan

Anda mungkin juga menyukai