Anda di halaman 1dari 68

jilid

1
FIQIH ISLAM
CARA MUDAH MEMAHAMKAN FIQIH KEPADA ANAK

Penyusun : Nurul Ihsan Berikut ini kutipan ketentuan


sanksi pidana atas
Narasumber ahli : DR. KH. Bakrun Syafi’i Lc. MA. pelanggaran Hak Cipta dalam
Editor : Arif Anggoro, S.S. Undang-Undang RI no. 19
tahun 2002.
Ilustrator : Uci Ahmad Sanusi & Wawan
Penata letak : Yuyus Rusamsi Ayat (1)
Barangsiapa dengan sengaja
Desain cover : Muchlis Umar dan tanpa hak melakukan
perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat
ISBN : 978-602-268-451-0 (jil.1)
(1) atau Pasal 49 ayat (1) dan
ayat (2) dipidana dengan
Penerbit : PT Luxima Metro Media pidana penjara masing-
masing paling singkat 1 (satu)
bulan dan/atau denda paling
sedikit Rp 1.000.000,00 (satu
juta rupiah), atau pidana
penjara paling lama 7 (tujuh)
tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 5.000.000.000,00
PT. Luxima Metro Media
(lima miliar rupiah).
Kantor Operasional :
Jl. Kalisari III No. 28a, Pasar Rebo, Jakarta Timur – 13790 Ayat (2)
Barangsiapa dengan sengaja
Telp. / Faks. : 021-29378394 menyiarkan, memamerkan,
www.penerbitluxima.co.id mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu
email : luxima_media@yahoo.co.id Ciptaan atau barang hasil
pelanggaran Hak Cipta atau
Hak Terkait sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
Cetakan Pertama : Februari 2019 dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).
PE NG A N TA R PE N U L I S

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Segala puji dan syukur kami panjatkan hanya ke hadirat Allah Azza wa Jalla. Shalawat serta
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw.

Alhamdulillah, hanya dengan izin-Nya, penulis, Penerbit Luxima Metro Media, tim kreatif
di studio jasa penerbitan buku anak www.cbmagency.com, bersama tim lainnya berhasil
mewujudkan salah satu mimpi besar kami, yaitu menerbitkan salah satu karya fenomenal
kami di tahun ini, seri buku Fiqih Islam: Cara Mudah Memahamkan Fiqih kepada Anak.

Buku ini adalah seri fiqih anak terlengkap pertama yang diterbitkan di Indonesia. Di dalam 24
buku seri ini, setiap pembahasannya dilengkapi dengan gambar yang dapat memudahkan
anak untuk memahami panduan-panduan fiqih.

Fiqih adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas
persoalan hukum di berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi,
bermasyarakat, maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya.

Buku fiqih Islam bergambar ini mengambil sumber utama dari kitab Fiqih Sunnah karya
Sayyid Sabiq yang kemudian kami olah dan proses sedemikian rupa menjadi rangkaian
buku berkonsep picture book dengan tampilan full color, full gambar, dan minor teks.

Dengan berbagai keunggulannya, kami berharap buku ini dapat bermanfaat dan
berkontribusi lebih maksimal untuk menambah khazanah literasi anak bertema fiqih yang
bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kami juga berharap buku ini bisa menjadi
salah satu panduan utama yang komprehensif bagi keluarga muslim di Indonesia untuk
memahami fiqih Islam dengan cara yang lebih mudah dicerna, ringan, ringkas, dan praktis.

Karya ini merupakan sekian langkah kecil sekaligus upaya pengabdian fil ilmi kami. Semoga
Allah swt. mencatatnya sebagai bagian amal saleh yang ikhlas. Hanya kepada Allah kami
bergantung dan Dialah sebaik-baik Zat untuk dimintai pertolongan.

Bandung, 28 Oktober 2018

Nurul Ihsan
Penyusun
iv daftar isi

Pengantar Penyusun ..................................................................................................................... iii


Daftar Isi ............................................................................................................................................ iv
Air Mutlak ......................................................................................................................................... 1
Air Musta’mal ................................................................................................................................... 6
Air Bercampur dengan Benda Suci ......................................................................................... 7
Air Terkena Najis ............................................................................................................................. 8
Sisa Air Minum di Tempat Minum ............................................................................................ 10
Najis .................................................................................................................................................... 15
Cara Menyucikan Najis ................................................................................................................. 30
Jika Benda atau Tubuh Kena Najis ........................................................................................... 36
Etika Buang Air Besar dan Kecil ................................................................................................ 42
Sunnah-Sunnah Fitrah ................................................................................................................. 55
Profil Tim Kreatif ............................................................................................................................. 61
Daftar Pustaka ................................................................................................................................. 63
AIR MUTLAK V
1

AIR HUJAN
Air hujan yang turun dari langit termasuk air mutlak.
Hukum air mutlak adalah thahur, artinya ‘suci dan
menyucikan’. Air hujan bisa dipakai untuk bersuci, seperti
berwudhu, mandi, atau membersihkan najis pada suatu
benda.

“Dan Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa


kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya
(hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang
sangat bersih.”
(al-Furqan [25]: 48)
2 AIR MUTLAK

AIR ES ATAU SALJU


Salju atau air es bisa digunakan untuk bersuci. Air salju
termasuk air mutlak yang suci dan menyucikan.

Kita bisa menggunakan salju yang sedang turun dari langit


atau salju yang sudah ada di tanah untuk bersuci,
seperti berwudhu, mandi, atau membersihkan najis pada
suatu benda.
AIR MUTLAK 3

AIR LAUT
Air laut termasuk air mutlak yang suci dan
menyucikan. Berwudhu, mandi, membersihkan najis,
atau bersuci lainnya bisa memakai air laut.

Abi Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa ada seseorang


bertanya kepada Rasulullah saw., ”’Ya Rasulullah, kami
mengarungi lautan dan hanya membawa sedikit air.
Kalau kami gunakan untuk berwudhu, pastilah kami
kehausan. Bolehkah kami berwudhu dengan air laut?`
Rasulullah saw. menjawab, `(Laut) itu suci airnya dan
halal bangkainya.”’ (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi,
Ibnu Majah, an-Nasa’i, dan Malik)
4 AIR MUTLAK

AIR ZAMZAM
Air zamzam termasuk air mutlak yang suci dan menyucikan.
Selain disunnahkan untuk diminum, air zamzam juga boleh
digunakan untuk bersuci. Air zamzam boleh digunakan
untuk wudhu, mandi, istinja atau menghilangkan najis dan
kotoran pada badan, pakaian, dan benda-benda.

Ali bin Abi Thalib r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw.


meminta seember penuh air zamzam. Beliau meminumnya
dan juga menggunakannya untuk berwudhu. (HR Ahmad)
AIR MUTLAK 5

AIR YANG BERUBAH WARNA


Air yang berubah warna karena tidak bergerak termasuk
air mutlak yang suci dan menyucikan. Begitu pula air
yang bercampur dengan sesuatu yang sulit dipisahkan
seperti air dan lumut atau dedaunan, masih termasuk air
mutlak.

Jadi air tersebut bisa digunakan untuk wudhu, mandi,


istinja, menghilangkan najis, dan bersuci lainnya.
6 AIR MUTLAKAIR MUSTA’MAL

AIR MUSTA’MAL
Hukum air musta’mal adalah thahur, suci dan menyucikan
seperti air mutlak.

Air musta’mal adalah air yang menetes atau mengalir dari


anggota tubuh orang yang berwudhu atau mandi besar.

Rubayyi’ binti Mu’awwidz meriwayatkan bahwa Rasulullah


saw. mengusap kepala beliau dengan air wudhu yang
tersisa di tangan.
AIR BERCAMPUR DENGAN BENDA SUCI 7

AIR YANG TELAH BERCAMPUR


DENGAN BENDA YANG SUCI
Air jenis ini hukumnya suci dan menyucikan ketika
bercampur dengan benda atau sesuatu yang suci, misalnya
sabun, tepung, kapur barus, getah, minyak, dan hal-hal lain
yang biasanya terpisah dari air.

Sabun, minyak, tepung, kapur barus, getah, atau sejenis


lainnya termasuk benda yang suci.
8 AIR TERKENA NAJIS

AIR YANG TERKENA NAJIS LALU


MENGUBAH RASA, WARNA, DAN
BAU
Jika air sudah terkena najis yang mengubah rasa, warna, dan
bau, airnya tidak lagi suci dan menyucikan.

Air jenis ini tidak bisa lagi digunakan untuk bersuci, wudhu,
mandi, istinja, atau membersihkan najis.
AIR TERKENA NAJIS 9

AIR YANG TERKENA NAJIS TANPA


MENGUBAH RASA, WARNA, DAN
BAU
Jika air sudah terkena najis tanpa mengubah rasa, warna,
dan bau, air tersebut tetap suci dan menyucikan, meskipun
jumlah air tersebut sedikit atau banyak.

Air jenis ini masih boleh digunakan untuk bersuci, wudhu,


mandi, istinja, atau membersihkan najis.
10 SISA AIR MINUM DI TEMPAT MINUM

SISA AIR MINUM MANUSIA


Hukum sisa air minum manusia adalah suci, baik orang itu
muslim, orang bukan muslim, maupun wanita sedang haid.

Aisyah r.a. menceritakan, “Aku pernah meminum sesuatu


ketika haid, lalu aku memberikannya kepada Nabi. Beliau
meminum dari tempat bekas aku minum.” (HR Muslim, an-
Nasa’i, dan Ahmad)
SISA AIR MINUM DI TEMPAT MINUM 11

SISA AIR MINUM BINATANG YANG


BOLEH DIMAKAN
Hukum sisa air minum binatang yang boleh dimakan
dagingnya adalah suci. Ludah binatang tersebut dihasilkan
dari daging yang suci, maka ludahnya pun suci.

Abu Bakar Ibnu al-Mundzir berkata, “Para ulama sepakat


bahwa sisa air minum binatang yang halal dagingnya boleh
diminum dan bisa dijadikan air wudhu.”

Kambing, domba, sapi, unta,
ayam, atau bebek adalah
binatang yang halal dan boleh
dimakan dagingnya, maka sisa air
minum binatang tersebut adalah
suci.
12 SISA AIR MINUM DI TEMPAT MINUM

SISA MINUM KELEDAI, BINATANG


BUAS, DAN BURUNG
Hukum sisa air minum keledai, binatang buas, dan burung
adalah suci.

Jabir meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah ditanya,


“Apakah kami bisa berwudhu dengan air sisa air minum
keledai?”

Rasulullah saw. menjawab,“Ya.


Begitu juga sisa air minum semua
binatang buas.”
SISA AIR MINUM DI TEMPAT MINUM 13

SISA AIR MINUM KUCING


Hukum sisa air minum kucing adalah suci.

Rasulullah bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia termasuk


binatang yang berkeliaran di antara kalian.” (HR Abu
Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Ali bin al-Hasan dan Anas meriwayatkan bahwa
suatu hari, Nabi menyuruh Anas menuangkan air ke
dalam bejana untuk wudhu. Namun, seekor kucing
datang dan menjilati air di bejana itu. Ternyata, Nabi
membiarkan kucing itu minum sampai kenyang.
Setelah itu, Nabi baru berwudhu. Nabi berkata,
“Wahai Anas, kucing termasuk perhiasan rumah
tangga. Kucing tidak kotor, bahkan tidak ada najis.”
14 SISA AIR MINUM DI TEMPAT MINUM

SISA AIR MINUM ANJING DAN BABI


Hukum sisa air minum anjing dan babi adalah najis dan
harus dijauhkan.

Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw.


bersabda, “Jika ada seekor anjing minum dari tempat
(minum) salah seorang di antara kalian, hendaklah ia
mencucinya sebanyak tujuh kali.” (HR Bukhari, Muslim, an-
Nasa’i, dan Ahmad)
NAJIS 15

APAKAH NAJIS ITU?


Najis adalah sesuatu yang kotor dan harus dibersihkan.

Seorang muslim harus berusaha menjauhkan diri dari najis.


Jika najis mengenai diri kita atau benda di sekitar kita, kita
harus segera mencucinya.
“...Sungguh, Allah menyukai orang
yang tobat dan menyukai orang yang
menyucikan diri.”
(al-Baqarah [2]: 222)

Rasulullah saw. bersabda, “Kesucian


adalah sebagian dari iman.”
(HR Muslim, Tirmidzi, Darami, dan
Ahmad)
16 JENIS-JENIS NAJIS

BANGKAI
Bangkai adalah binatang yang mati tanpa disembelih atau
disembelih tidak sesuai syariat Islam.

Tubuh binatang yang dipotong hidup-hidup ternyata


termasuk bangkai juga, lho.

Abu Waqid al-Laitsi meriwayatkan bahwa Rasulullah


saw. bersabda, “Apa yang dipotong dari tubuh binatang
yang masih hidup adalah bangkai.” (HR Abu Dawud, at-
Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, dan Baihaqi)
JENIS-JENIS NAJIS 17

BANGKAI IKAN DAN BELALANG


Bangkai ikan dan belalang adalah suci.

Ibnu Umar r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw.


bersabda, “Ada dua bangkai dan dua darah yang halal bagi
kita; kedua bangkai itu adalah ikan dan belalang; sedangkan
dua darah itu adalah hati dan jantung.”
(HR Ibnu Majah, Ahmad, dan Daruquthni)
18 JENIS-JENIS NAJIS

BANGKAI BINATANG YANG


DARAHNYA TIDAK MENGALIR
Semut dan tawon adalah contoh binatang yang darahnya
tidak mengalir.

Bangkai binatang yang darahnya tidak mengalir adalah suci.

Jika semut dan tawon jatuh di makanan dan minuman,


makanan dan minuman itu tetap suci dan tidak najis.
JENIS-JENIS NAJIS 19

TULANG, TANDUK, KUKU, BULU,


DAN KULIT BANGKAI BINATANG
Hukum tulang, tanduk, kuku, bulu, dan kulit dari bangkai
binatang adalah suci.

Imam az-Zuhri berkata, “Aku melihat beberapa orang dari


ulama-ulama terdahulu menggunakan gading gajah untuk
menyisir rambut mereka, menjadikannya tempat minyak
wangi, dan mereka tidak menganggapnya sebagai sebuah
dosa.

Rasulullah saw. bersabda, “(Bangkai) yang haram


itu hanya jika dimakan.”
(HR Bukhari, Abu Dawud, an-Nasa’i,
at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

20 JENIS-JENIS NAJIS

DARAH HAID DAN DARAH YANG


MENGALIR
Hukum darah yang najis adalah darah yang mengalir
(masfuh) dan darah haid. Contoh darah yang mengalir
adalah ketika binatang disembelih.

Ibnu Juraij berkata, “Kata masfuh mengandung arti darah


yang dialirkan. Jadi hukum darah yang ada di dalam tulang
adalah tidak najis.”
JENIS-JENIS NAJIS 21

DARAH YANG TIDAK MENGALIR


Darah yang sedikit hukumnya tidak najis, misalnya darah
yang keluar dari tubuh seekor nyamuk tidak najis.

Umar r.a. pernah shalat pada saat lukanya terus


mengucurkan darah.

Sementara Hasan berkata, “Kaum muslimin tetap shalat


meskipun sedang luka berdarah.”

Abu Hurairah r.a. berkata bahwa tidak ada masalah dengan


setetes dua tetes darah yang mengalir ketika melaksanakan
shalat.


22 JENIS-JENIS NAJIS

DAGING BABI
Daging babi adalah termasuk binatang yang najis dan
haram dimakan.

Allah berfirman, “...Tidak kudapati di dalam apa yang


diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan
memakannya bagi yang ingin memakannya, kecuali daging
hewan yang mati (bangkai), darah yang mengalir, daging
babi; karena semua itu kotor....” (al-An’am [6]: 145)
JENIS-JENIS NAJIS 17
23

MUNTAH, AIR KENCING, DAN


KOTORAN MANUSIA
Hukum muntah, air kencing, dan kotoran manusia adalah
najis. Namun muntah sedikit tidak termasuk najis. Air
kencing anak laki-laki yang masih kecil juga diringankan
hukumnya. Untuk membersihkannya cukup dengan
menyiramnya dengan air sedikit.

Ali r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah


saw. bersabda, “Kencing anak kecil laki-laki
hanya disiram, sedangkan kencing anak kecil
perempuan harus dicuci.”
(HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah,
dan Ahmad)

24 JENIS-JENIS NAJIS

AIR KENCING DAN KOTORAN


BINATANG YANG TIDAK HALAL
DIMAKAN DAGINGNYA
Hukum air kencing dan kotoran binatang yang tidak halal
dimakan dagingnya adalah najis. Ibnu Mas’ud menceritakan,
“Suatu ketika Rasulullah saw. hendak buang air besar. Beliau
memintaku untuk mencari tiga batu. Aku mendapatkan
dua batu. Ketika aku mencari satu batu lagi, aku tidak
mendapatkan batu itu. Aku pun mengambil kotoran
yang sudah kering. Rasulullah mengambil
batu itu dan membuang kotoran kering itu.
Kata Rasulullah, ‘Sesungguhnya (benda) itu
najis, (benda) itu adalah
kotoran keledai.’”
(HR Bukhari
dan Ibnu Majah)
JENIS-JENIS NAJIS 25

AIR KENCING DAN KOTORAN


BINATANG YANG TIDAK HALAL
DIMAKAN DAGINGNYA
Sebagian ulama menghukumi kotoran dan air kencing
kuda itu najis karena kuda termasuk binatang yang tidak
boleh dimakan. Kuda dilarang dimakan karena bermanfaat
sebagai alat angkut, perhiasan, dan alat perang.

26 JENIS-JENIS NAJIS

BINATANG PEMAKAN BENDA NAJIS


Binatang al-Jallalah adalah unta, sapi, kambing, atau
hewan lain yang memakan benda najis, sehingga aromanya
berubah. Binatang yang termasuk al-Jallalah dilarang
dinaiki, dimakan dagingnya, atau diminum susunya.

Ibnu Abbas r.a. berkata, “Rasulullah saw. melarang kita untuk


minum susu al-Jallalah.” (HR Abu Dawud, Ahmad, an-
Nasa’i, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
JENIS-JENIS NAJIS 27

APAKAH BINATANG PEMAKAN


BENDA NAJIS BISA MENJADI
HALAL?
Ternyata jika binatang al-Jallalah tersebut dikarantina
dan diberi makanan yang suci selama beberapa waktu, ia
akan kembali suci dan halal. Sebutan binatang al-Jalallah
pun tidak berlaku lagi. Daging dan air susunya halal untuk
dimakan dan diminum.


28 JENIS-JENIS NAJIS

KHAMAR ATAU MINUMAN KERAS


Menurut sebagian besar ulama, khamar atau minuman
keras yang beralkohol adalah najis.

“...Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk)


berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah
perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan....”
(al-Maidah [5]: 90)
JENIS-JENIS NAJIS 29

ANJING
Setiap benda yang dijilat anjing harus dicuci tujuh kali
dengan air, salah satunya air yang dicampur dengan tanah
hingga terlihat kotor.

Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,


“Tempat (minum) kalian akan suci, jika ada anjing yang
minum darinya, yaitu apabila kalian mencucinya sebanyak
tujuh kali, dan yang pertama dicampur dengan tanah”

30 CARA MENYUCIKAN NAJIS

CARA MENYUCIKAN TUBUH DAN


PAKAIAN
Bagaimana cara membersihkan tubuh atau pakaian yang
terkena darah atau najis lainnya yang bisa dilihat mata? Kita
wajib hukumnya untuk membuang dan membasuh najis itu
dengan air hingga najis itu hilang.
Jika najis yang mengenai tubuh atau pakaian
tidak bisa terlihat mata, misalnya air kencing,
najis itu cukup dibasuh sekali.
“Gosoklah (noda itu)
dengan jari-jari tangan,
lalu basuhlah dengan air,
setelah itu dia sudah bisa
memakainya untuk shalat.”
(HR Bukhari, Muslim, dan
Ahmad)
CARA MENYUCIKAN NAJIS 31

CARA MENYUCIKAN TANAH


Sirami tanah yang terkena kotoran atau najis yang berwujud
cair dengan air. Dengan begitu, tanah itu pun akan suci.

Abu Qilabah mengatakan, “Keringnya tanah akan


menandakan kesuciannya.”

Aisyah r.a. berkata, “Tanah menjadi suci jika ia kering.”

Sementara cara menyucikan najis yang berwujud padat


adalah dengan menghilangkan wujud najis itu atau bisa
juga memindahkan najis tersebut, kemudian menyiram
tempat itu dengan air.
32 CARA MENYUCIKAN NAJIS

CARA MENYUCIKAN MINYAK SAMIN


DAN SEJENISNYA
Maimunah r.a. menceritakan bahwa Rasulullah saw. pernah
ditanya tentang seekor tikus yang jatuh ke dalam minyak
samin. Rasulullah menjawab, ”Buanglah tikus itu, dan
buang juga daerah tempat tikus jatuh dan sekitarnya. Lalu
makanlah samin kalian.” (HR Bukhari)

Kesepakatan ulama menyatakan bahwa sesuatu yang padat


jika terkena bangkai, tempat yang terkena najis itu dan
sekitarnya harus dibuang.
CARA MENYUCIKAN NAJIS 33

CARA MENYUCIKAN KULIT


BANGKAI
Kulit bangkai binatang menjadi suci dengan proses samak,
yaitu dengan cara membuang bagian dalam kulit yang
lembek (seperti lemak dan daging) kemudian diberi zat
pengawet (atau menggunakan garam pada zaman dahulu)
sehingga menjadi kering (dijemur) dan tidak berbau lagi.

Ibnu Abbas r.a. menceritakan bahwa Rasulullah saw.


bersabda, ”Jika kulit sudah disamak, ia telah menjadi suci.”
(HR Muslim, Abu Dawud, Baihaqi, dan Bukhari)
34 CARA MENYUCIKAN NAJIS

CARA MENYUCIKAN CERMIN DAN


SEJENISNYA
Jika benda-benda licin yang mengilat terkena najis, cukup
dibersihkan dengan cara mengusapnya hingga najisnya
hilang.

Kaca, pisau, pedang, kuku, tulang termasuk benda-benda


licin yang mengilat.
CARA MENYUCIKAN NAJIS 35

CARA MENYUCIKAN SANDAL


Sandal atau sepatu musim dingin (khuf) jika terkena najis,
sandal dan sepatu itu akan menjadi suci jika bersentuhan
dengan tanah.

Abu Said r.a. menceritakan bahwa Rasulullah saw. bersabda,


”Jika salah seorang di antara kalian pergi ke masjid, maka
baliklah sandalnya. Perhatikan, jika ada kotoran (menempel)
di sana, maka usaplah dengan tanah....”
(HR Abu Dawud, Ahmad, dan Baihaqi)
36 JIKA BENDA ATAU TUBUH KENA NAJIS

JIKA RAGU TIDAK WAJIB BERTANYA


Jika seseorang terkena sesuatu, tetapi ia tidak tahu apakah
sesuatu itu suci atau najis, ia tidak wajib menanyakan hal itu.
Ia juga tidak wajib untuk membersihkan atau mencucinya.
JIKA BENDA ATAU TUBUH KENA NAJIS 37

TIDAK WAJIB MENCIUM AROMA


BENDA UNTUK MENCARI TAHU
Jika ada sesuatu yang tidak diketahui mengenai kaki atau
ujung baju seseorang pada malam hari, ia tidak wajib untuk
mencium aroma benda itu untuk mencari tahu.


38 JIKA BENDA ATAU TUBUH KENA NAJIS

BADAN ATAU PAKAIAN TERKENA


DEBU JALANAN
Debu-debu jalanan yang mengenai seseorang tidak wajib
untuk disucikan.

Kumail bin Ziyad berkata, ”Aku melihat Ali r.a. melewati


tanah becek akibat hujan, lalu masuk ke dalam masjid dan
melaksanakan shalat, tanpa terlebih dahulu membersihkan
kedua kakinya.”
JIKA BENDA ATAU TUBUH KENA NAJIS 39

ADA NAJIS DI BADAN ATAU


PAKAIAN KETIKA SHALAT
Jika ada seseorang selesai melaksanakan shalat, lalu ia
melihat ada najis mengenai tubuh atau pakaiannya, tetapi
ia tidak tahu, maka shalatnya tetap sah. Ia tidak perlu
mengulangi shalatnya lagi.

“...Dan tidak ada dosa atasmu jika kamu khilaf tentang itu....”
(al-Ahzab [33]: 5)


40 JIKA BENDA ATAU TUBUH KENA NAJIS

JIKA TIDAK TAHU LETAK NAJIS


MENGENAI PAKAIAN
Barang siapa yang tidak tahu letak najis yang mengenai
pakaiannya, maka ia wajib mencuci secara keseluruhan
pakaian itu. Dengan cara itu, ia akan yakin bahwa seluruh
bagian pakaiannya telah suci.
JIKA BENDA ATAU TUBUH KENA NAJIS 41

RAGU DENGAN KESUCIAN PAKAIAN


SAAT SHALAT
Jika seseorang ragu, manakah pakaian yang bersih dan
manakah pakaian yang najis, sebaiknya ia berhati-hati. Ia
boleh shalat memakai satu pakaian untuk satu kali shalat
saja, meskipun pakaian suci yang dimilikinya saat itu banyak
ataupun sedikit.


42 ETIKA BUANG AIR BESAR DAN KECIL

TIDAK MEMBAWA SESUATU


BERTULISKAN NAMA ALLAH SWT.
Kita tidak diperkenankan membawa sesuatu yang
bertuliskan nama Allah swt. ke dalam kamar mandi atau
toilet. Namun, kita masih diperbolehkan membawanya ke
dalam kamar mandi jika kita khawatir benda itu hilang.
ETIKA BUANG AIR BESAR DAN KECIL 43

MENJAUH DARI PANDANGAN


ORANG
Jika seseorang akan buang air besar atau air kecil, ia harus
menjauh dari pandangan orang. Buang air besar atau buang
air kecil tidak boleh di sembarang tempat dan sebaiknya di
toilet atau kamar mandi yang sudah tersedia.

Abu Dawud menceritakan, ”Setiap kali


Rasulullah saw. ingin buang air besar, beliau
akan pergi hingga tidak ada seorang pun
yang melihat beliau.” (HR Abu Dawud)
44 ETIKA BUANG AIR BESAR DAN KECIL

MEMBACA BASMALAH DENGAN


SUARA NYARING
Bacalah basmalah dengan suara nyaring, lalu mintalah
pertolongan kepada Allah jika kita akan masuk ke kamar
mandi atau toilet.

Anas r.a. berkata bahwa setiap kali Rasulullah akan


memasuki kamar kecil, beliau selalu berkata, ”Dengan
menyebut nama Allah. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu
dari segala godaan setan; laki-laki dan perempuan.”
(HR Bukhari, Muslim, Ibnu Majah,
Abu Dawud, dan at-Tirmidzi)
ETIKA BUANG AIR BESAR DAN KECIL 45

TIDAK BICARA JIKA TIDAK PENTING


Ketika kita ada di dalam kamar mandi, kita dilarang bicara,
menjawab salam, atau menjawab azan. Namun, kita boleh
bicara jika ada hal yang penting.

Ibnu Umar r.a. menceritakan bahwa ada seseorang yang


mengucapkan salam kepada Rasulullah saw. ketika beliau
sedang buang air kecil. Rasulullah tidak menjawab salam
orang itu.


46 ETIKA BUANG AIR BESAR DAN KECIL

TIDAK MENGHADAP ATAU


MEMBELAKANGI KIBLAT
Salah satu sikap terpuji untuk menghormati kiblat adalah
tidak menghadap atau membelakangi kiblat ketika kita
buang air besar atau buang air kecil.

Abu Hurairah r.a. menceritakan bahwa Rasulullah saw.


bersabda, ”Jika salah seorang dari kalian buang air,
janganlah menghadap atau membelakangi kiblat.”
(HR Muslim dan Ahmad)
ETIKA BUANG AIR BESAR DAN KECIL 47

MENCARI TEMPAT YANG LUNAK


DAN RENDAH AGAR TERHINDAR
DARI NAJIS
Abu Musa r.a. menceritakan bahwa Rasulullah saw. pergi
ke tempat yang rendah, di samping tembok, lalu buang air
kecil.

Rasulullah saw., bersabda, ”Jika salah seorang dari kalian


ingin buang air kecil, hendaklah mencari (tempat yang baik)
untuk melakukan hal itu.”
(HR Abu Dawud dan Ahmad)
48 ETIKA BUANG AIR BESAR DAN KECIL

TIDAK BUANG AIR DI AIR YANG


TIDAK MENGALIR
Rasulullah saw. melarang kita untuk buang air kecil di
tempat mandi, di air yang tidak mengalir, atau bahkan di air
yang mengalir.

Abdullah bin Mugaffal r.a.


menceritakan bahwa Rasulullah saw.
berkata, ”Janganlah salah seorang
dari kalian buang air kecil di tempat
pemandiannya, lalu ia berwudhu di
sana karena keragu-raguan (rasa
waswas) muncul di tempat itu.” (HR
Abu Dawud, an-Nasa’i, at-Tirmidzi,
Ibnu Majah, dan Ahmad)
ETIKA BUANG AIR BESAR DAN KECIL 49

TIDAK BUANG AIR KECIL SAMBIL


BERDIRI
“Berhati-hatilah dengan (perkara) buang air kecil karena
sebagian besar azab kubur datang dari hal itu.”
(HR Daruquthni)

Buang air kecil sambil berdiri bisa menyebabkan percikan-


percikan air kencing menyebar. Buang air kecil sambil berdiri
juga bertentangan dengan etika, sopan santun, dan adat-
istiadat.

Aisyah r.a. berkata, ”Janganlah percaya kepada


orang yang mengatakan bahwa Rasulullah
buang air kecil sambil berdiri. Rasulullah saw.
tidak pernah buang air kecil, kecuali sambil
duduk.”
(HR an-Nasai, Ibnu Majah,
dan Ahmad)
50 ETIKA BUANG AIR BESAR DAN KECIL

MEMBERSIHKAN DIRI SETELAH


BUANG AIR
Membersihkan diri setelah buang air besar dan buang air
kecil dengan air, batu, atau benda yang sejenisnya. Bisa juga
dengan benda padat yang suci dan tidak dimuliakan, serta
bisa menghilangkan najis.

Anas r.a. menceritakan bahwa Rasulullah saw. pergi ke


kamar kecil, dan aku (Anas r.a.) bersama seorang anak
sebayaku, membawakan seember air untuk Rasulullah saw.
Lalu beliau membersihkan diri dengan air itu.
(HR Bukhari dan Muslim)


ETIKA BUANG AIR BESAR DAN KECIL 51

TIDAK BERSUCI DENGAN TANGAN


KANAN SETELAH BUANG AIR KECIL
DAN BESAR
Untuk menjaga tangan dari kotoran, setelah buang air besar
atau buang air kecil, kita tidak boleh membersihkannya
dengan tangan kanan.

Abdurrahman bin Zaid menceritakan, ”Suatu ketika Salman


ditanya, ‘Nabi kamu telah mengajarkan segala hal, termasuk
kotoran.’ Kata Salman, ‘Benar. Rasulullah saw. melarang kami
untuk menghadap kiblat ketika buang air, bersuci dengan
tangan kanan, bersuci paling sedikit tiga batu, tidak bersuci
dengan benda najis, atau dengan tulang.’“
(HR Muslim, Abu Dawud, an-Nasa’i,
at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)


52 ETIKA BUANG AIR BESAR DAN KECIL

MEMBILAS TANGAN DENGAN


SABUN DAN SEJENISNYA
Membilas tangan setelah buang air besar dan buang air
kecil dengan sabun dan sejenisnya. Hal itu bertujuan untuk
menghilangkan bau dan kotoran.

Selain dengan sabun, bisa juga dibersihkan dengan tanah.

Abu Hurairah r.a. berkata, ”Setiap kali Rasulullah saw.


hendak buang air, aku membawakan beliau air dalam wadah
besi atau kulit. Beliau bersuci dengan air itu. Lalu beliau
membasuh tangan beliau dengan tanah.” (HR Abu Dawud,
an-Nasa’i, dan Ibnu Majah)
ETIKA BUANG AIR BESAR DAN KECIL 53

MEMBILAS KEMALUAN DAN


CELANA DENGAN AIR
Setelah buang air besar atau kecil, jangan lupa membilas
kemaluan dan celana atau pakaian dengan air. Hal ini
dilakukan untuk menghilangkan keragu-raguan.

Hakam bin Sufyan r.a. berkata, ”Jika Rasulullah saw. buang


air kecil, beliau lalu berwudhu dan menyirami (pakaian)
beliau dengan air. “
(HR Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah, Darami,
Baihaqi, dan Hakim)


54 ETIKA BUANG AIR BESAR DAN KECIL

MENDAHULUKAN KAKI KIRI KETIKA


KE KAMAR MANDI ATAU TOILET
Ketika masuk ke kamar mandi, Rasulullah saw.
mendahulukan kaki kiri beliau. Lalu ketika keluar kamar
mandi, Rasulullah saw. mendahulukan kaki kanan beliau.
Keluar dari kamar
mandi, Rasulullah
saw. selalu berkata
”Gufraanaka (Aku
memohon ampunan-
Mu.” (HR Abu
Dawud, at-Tirmidzi,
Ibnu Majah, dan
Ahmad)
SUNNAH-SUNNAH FITRAH 55

KHITAN
Khitan adalah proses pemotongan kulit yang menutupi
(ujung) kemaluan anak laki-laki. Khitan berguna untuk
menghindari kotoran-kotoran yang mengendap di dalam
kemaluan. Khitan juga akan mempermudah proses buang
air kecil dan proses bersuci.

Abu Hurairah r.a. menceritakan bahwa Rasulullah saw.


bersabda, ”Nabi Ibrahim, kekasih Allah, melakukan khitan
ketika berumur 80 tahun. Ia berkhitan dengan kapak. “
(HR Bukhari dan Ahmad)


56 SUNNAH-SUNNAH FITRAH

MENCUKUR KUMIS, BULU KETIAK,


BULU KEMALUAN, DAN MEMOTONG
KUKU
Mencukur bulu kemaluan, mencukur bulu ketiak, memotong
kuku, dan mencukur kumis dianjurkan setiap seminggu
sekali. Selain sebagai sunnah Rasulullah saw., mencukur dan
memotong semua itu bertujuan untuk menjaga kebersihan.

Abu Hurairah r.a. menceritakan bahwa Rasulullah saw.


bersabda, ”Ada lima hal yang merupakan fitrah; mencukur
buku kemaluan, khitan, mencukur kumis, mencabut bulu
ketiak, dan memotong kuku.” (HR Bukhari, Muslim, Abu
Dawud, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah)


SUNNAH-SUNNAH FITRAH 57

MEMANJANGKAN JANGGUT DAN


MEMBIARKANNYA TUMBUH LEBAT
Janggut dianjurkan untuk dipanjangkan dan dirawat sampai
batas-batas tertentu.

Ibnu Umar r.a. menceritakan bahwa Rasulullah saw.


bersabda, ”Berbedalah dengan orang-orang musyrik;
biarkanlah janggut dan cukurlah kumis. “
(HR Bukhari dan Muslim)


58 SUNNAH-SUNNAH FITRAH

MERAWAT RAMBUT DENGAN


MEMBERI MINYAK DAN
MENYISIRNYA
Abu Qatadah merawat dan meminyaki rambutnya dua kali
sehari karena perkataan Rasulullah saw, “...dan muliakanlah
rambutmu.” (HR Malik)

Abu Hurairah r.a. menceritakan bahwa Rasulullah saw.


bersabda, ”Barang siapa yang memiliki rambut, hendaklah
(rambut itu) diagungkan (dirawat).”
(HR Abu Dawud)


SUNNAH-SUNNAH FITRAH 59

MEMBIARKAN DAN TIDAK


MENCABUTI UBAN
Rasulullah saw. berpesan untuk membiarkan dan tidak
mencabuti uban. Uban bisa ada di rambut laki-laki dan
perempuan. Uban juga bisa ada di janggut laki-laki.
Amru bin Syua’ib r.a.
menceritakan bahwa Rasulullah
saw. bersabda, ”Janganlah
kalian mencabuti uban karena ia
merupakan cahaya bagi orang
muslim. Allah akan menuliskan
suatu kebaikan, meninggikan
derajat, dan mengampuni dosa
orang muslim yang rambutnya
ditumbuhi uban.“
60 SUNNAH-SUNNAH FITRAH

MEMAKAI MINYAK WANGI ATAU


PARFUM
Rasulullah saw. menganjurkan kepada kita untuk memakai
wangi-wangian, bisa pakai minyak kasturi atau minyak lain
yang sejenis.

Abu Hurairah r.a. menceritakan bahwa Rasulullah saw.


bersabda, ”Barang siapa yang diberi wewangian, janganlah
ditolak karena ia merupakan sesuatu yang ringan untuk
dibawa dan berbau wangi.” (HR Muslim, Abu Dawud, dan
an-Nasa’i)


pROFIL TIM KREATIF
61
PENYUSUN NASKAH
Buku seri Fiqih Islam: Cara Mudah Memahamkan Fiqih kepada Anak
ini didasarkan kepada buku Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq. Seri
ini disusun oleh Nurul Ihsan bersama tim di www.cbmagency.com,
sebuah studio jasa penerbitan buku anak di Bandung. Seri buku fiqih
Islam ini terdiri atas 12 jilid buku.
Praktisi senior buku anak dan kreator dari 500 judul buku anak ini
pernah meraih penghargaan Adikarya Ikapi IX di bidang ilustrasi
dan naskah buku. Berkarya sejak 1990, kini hasil buku-bukunya telah
menyebar di puluhan penerbit nasional dan internasional.
Nurul Ihsan merupakan founder dan ketua Sebaca Indonesia
Foundation (SIF) sekaligus inisiator social movement Gerakan Indonesia
Berbudi (Berbagi 1 Juta Buku Anak Digital) free read online di katabaca.
com dan ebookanak.com dengan visi merawat peradaban dan
melestarikan budaya baca untuk Indonesia cerdas literasi. Buku-buku
tersebut dapat diakses secara daring ataupun diunduh gratis di situs
perpustakaan digital www.katabaca.com dan www.ebookanak.com.

NARASUMBER AHLI
Otentifikasi semua materi di seri buku Fiqih Islam: Cara Mudah
Memahamkan Fiqih kepada Anak ini telah dikaji ulang bersama
narasumber ahli di bidang fiqih, yaitu KH. DR. Bakhrun Safi’i, Lc. M.A.
Aktif menjadi narasumber pada kajian-kajian Islam, termasuk bidang
kajian Fiqih Islam. Saat ini aktif sebagai pimpinan Pesantren Sains Al-
Qur’an Al-Abror Cilodong.
pROFIL TIM KREATIF
62

ILUSTRATOR
Sudah ribuan ilustrasi atraktif dan indah menghiasi lebih dari dua ratus
judul buku anak. Karya-karya ilustrasi bergaya anak-anak tersebut
dihasilkan oleh seorang ilustrator muda asal kota santri, Tasikmalaya
yang bernama Uci Ahmad Sanusi. Ia bersama tim ilustrasi cbmagency.
com lainnya menjadi tulang punggung untuk memperindah 24 buku seri
Fiqih Islam: Cara Mudah Memahamkan Fiqih kepada Anak. Seluruhnya
dengan ilustrasi-ilustrasi yang lucu dan menawan.

DESAINER DAN PENATA LETAK


Desainer senior dan sarat pengalaman di studio cbmagency.com ini
bertugas memperindah dan mempercantik semua halaman di seri buku
Fiqih Islam: Cara Mudah Memahamkan Fiqih kepada Anak ini. Dengan
sentuhan Yuyus Rusamsi buku 24 jilid ini menjadi lebih asyik dan
mudah untuk dibaca.

DESAINER SAMPUL
Rancangan sampul buku Fiqih Islam: Cara Mudah Memahamkan Fiqih
kepada Anak ini diolah oleh Muchlis Umar. Seorang desainer senior
di penerbitan buku Islam dan buku umum. Ia juga selama ini sudah
banyak menggarap desain sampul buku-buku anak terbitan Luxima
Metro Media.

EDITOR
Arif Anggoro memulai aktivitas di bidang media dan penerbitan sejak
1997 lalu dilanjutkan di Penerbit Gema Insani Press pada tahun 2002.
Editor senior ini telah banyak mengedit buku dengan beragam tema,
terutama buku agama Islam dan buku anak, termasuk di antaranya
buku Fiqih Sunnah, Fiqih Wanita, dan Fiqih Sunnah Wanita.
DAFTAR PUSTAKA 63
67
Az-Zuhaili, Wahbah. 2011. Fiqih Islam Wa Adillatuhu 1. Jakarta: Gema Insani Press.
____________. 2011. Fiqih Islam Wa Adillatuhu 2. Jakarta: Gema Insani Press.
____________. 2011. Fiqih Islam Wa Adillatuhu 3. Jakarta: Gema Insani Press.
____________. 2011. Fiqih Islam Wa Adillatuhu 4. Jakarta: Gema Insani Press.
____________. 2011. Fiqih Islam Wa Adillatuhu 5. Jakarta: Gema Insani Press.
____________. 2011. Fiqih Islam Wa Adillatuhu 6. Jakarta: Gema Insani Press.
____________. 2011. Fiqih Islam Wa Adillatuhu 7. Jakarta: Gema Insani Press.
____________. 2011. Fiqih Islam Wa Adillatuhu 8. Jakarta: Gema Insani Press.
____________. 2011. Fiqih Islam Wa Adillatuhu 9. Jakarta: Gema Insani Press.
____________. 2011. Fiqih Islam Wa Adillatuhu 10. Jakarta: Gema Insani Press.
Sabiq, Sayyid. 2010. Fiqih Sunah 1. Jakarta: Al-I’tishom.
____________. 2010. Fiqih Sunah 2. Jakarta: Al-I’tishom.
____________. 2010. Fiqih Sunah 3. Jakarta: Al-I’tishom.
Uwaidah, Syaikh Kamil Muhammad. 1998. Fiqih Wanita (Edisi Lengkap). Jakarta:
Al-Kautsar.
PT. Luxima Metro Media
Jl. Kalisari III No. 28a, Pasar Rebo, Jakarta Timur – 13790
Telp. / Faks. : 021-29378394
www.penerbitluxima.co.id
email : luxima_media@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai