Anda di halaman 1dari 109

Rita Irma

Prodi D-III Gizi Poltekkes


Kendari 2020
 Pengertian KEP pd Anak
 NCP KEP pd anak (Assessment, Diagnosa,
Intervensi & Monev
 Studi kasus KEP pd anak
 Pengertian & Klasifikasi
Anemia
 NCP pd Anemia
(Assessment, Diagnosa,
Intervensi & Monev)
 Studi kasus Anemia
KURANG ENERGI PROTEIN
(KEP)
Keadaan kurang gizi ← rendahnya konsumsi energi &
Protein dlm jangka waktu lama.

UNDERWEIGHT :
o Berat badan : < 10 % BBI
o Body fat : 80% total cadangan energi
o Glikogen sbg simpanan energi: 1100 kkal
o Protein sbg simpanan energi : 40000 kkal 
jaringan otot (kehilangan 30-50% 
berbahaya
Marasmik
Kwashiorkor

Marasmus KEP Kwashiorkor


Peny. Kelaparan
akibat kekurangan BERAT Peny. akibat
kekurangan protein
energi didlm tubuh dlm waktu lama
A. Identitas Pasien
 Nama Pasien
 Sex
 Umur
 Pekerjaan
 Pendidikan terakhir
 Alamat
 Suku/Bangsa
 No.registrasi
 Tgl MRS
 Diagnosa Medis
 Ruang rawat
B. Antropometri

KEP  WHO NCHS  < - 3 SD


BB:7kg
Umur:1t
h

BB/U : -3 SD
PB:70cm
Umur:1th

PB/U : -3 s/d-2 SD
BB:7kg
PB:70cm

BB/PB : -3 s/d -2 SD
C. Biokimia
 LED → ↑ (N = laki2 : 0-8 mm/jam ;
perempuan : 0-15 mm/jam)
 Leukosit → ↑ (N = Bayi/anak : 9000-12.000/mm3
 Kadar Hemoglobin →  (N = Anak : 10-16 gr/dl )
 HCT →  (N = Anak : 33-38/vol%)
 Albumin serum   (N = Anak 4,0-5,8 r/dl)
 Protein total → 
 GDP  Hipoglikemia (N = anak : 60-100 mg/dl)
 GD2jPP  Hipoglikemia (N= anak : < 120 mg/dl)
 dan lain-lain......,
C. Fisik & Klinis (Marasmus)
Cengeng, Old Sangat Tdk bercahaya,
rewel face Kurus kusam

Diare kronik /
Kulit keriput, konstipasi
subkutis tdk ada
C. Fisik & Klinis (Kwashiorkor)

Rambut Tipis, Jarang,


Apatis, Cengeng mudah tercabut
Rewel
Sayu
Moon face
Infeksi, diare,
anemia
Hepatomegali

Hipotrofi
Oedema

Dermatosis
Tanda-Tanda Vital

 Suhu → Hipotermia
 Tekanan darah
 Nadi
 Pernapasan
Your Topic Here
• Your Description Goes Here
 Riwayat pemberian makan :
 Asupan  baik kualitas & kuantitas dlm
jangka waktu lama
 Riwayat terlambat PMT
 Riwayat penyapihan mendadak
 Konsumsi susu formula terlalu encer /
tdk higienis
E. RIWAYAT PERSONAL

 Usia  Bayi (marasmus) ; Balita 2-3 thn,


(Kwashiorkor)
 Sosek keluarga  Penghasilan, pendidikan,
Jumlah Anggota keluarga, Pola Asuh
 Pengetahuan gizi keluarga/ibu kurang
 Riwayat penyakit ex. Sering kena infeksi
 Riwayat Kehamilan & kelahiran
 Riwayat Imunisasi, pemberian Vitamin A
 Riwayat Tumbang
Your Topic Goes Here
 Your Subtopics Go Here
Contoh Diagnosa Gizi kasus KEP :

P E S
(NI.5.2) Malnutrisi Disebabkan Ditandai dgn BMI <
Protein energi kekurangan asupan 18,5, Albumin ,
yang nyata asupan < kebutuhan
(NB.1.1) Disebabkan Ditandai dgn
Pengetahuan kurang kurangnya informasi ketidakmampuan ibu
menyiapkan makanan
anak.
TATA LAKSANA DIET GIZI BURUK
Melalui 3 fase :
1. Fase Stabilisasi (kegawatan)  Penderita biasax
mengalami Hipoglikemia, Hipotermia, dehidrasi.

2. Fase Transisi (peralihan)  Kegawatan mulai teratasi,


Nafsu makan/minum mulai ada.

3. Fase Rehabilitasi (tumbuh kejar) Penyakit penyerta


umumnya sdh teratasi, Nafsu makan baik.
A. Tujuan Diet

• Mencegah penurunan BB lebih lanjut


• Kwashiorkor  mengkoreksi def. protein, edema dan
perlemakan hati
• Marasmus  Meningkatkan asupan energi
• Mencegah komplikasi (sepsis, overfeeding  hiperglikemia),
CHF)
• Mencegah risiko dari “refeeding syndrome:
B. Syarat Diet
 Jumlah E, P, sesuai  fase
 BB < 7 kg  Kembali ke mak. Bayi
 BB > 7 kg  berikan mak. Anak scr bertahap
 ASI terus diberikan
 Formula sesuai keadaan Px :
• Intoleransi lemak  Formula low/free fat
• Intoleransi Laktosa  Formula low/free lactosa
• Intoleransi berbagai zat gizi  Formula Hidrolisat
 Porsi kecil tapi seri
 Suplementasi Vitamin & Mineral  defisiensi.
C. Kebutuhan Gizi
ZAT GIZI FASE
STABILISASI TRANSISI REHABILI
(H ke1-2) (H ke 3 – 7) TASI
(Mggu 2-6)
Energi 80-100 125 – 150 > 150
(kkal/kgBB)
Protein 1 - 1,5 2–3 4–6
(g/kgBB)
Cairan 130 150 150 - 200
(ml/kgBB) 100 ml 
oedema berat
Formula F 75 / Modisco F100 / F 135 /
1/2 Modisco I / II Modisco III
C. Kebutuhan Gizi .....
ZAT GIZI STABILISASI TRANSISI REHABILI
(H ke1-2) (H ke 3 – 7) TASI
(Mggu 2-6)
Fe Beri setiap hari
 Tablet besi/ selama 4
Folat minggu
(Fe SO4 200 untuk anak
mg+ 0,25 mg umur
asam folat) 6 bln – 5 Thn
 Sirup besi (Fe
SO4 150 ml)
1-3 mg
elemental
C. Kebutuhan Gizi .....
ZAT GIZI STABILISASI TRANSISI REHABILI
(H ke1-2) (H ke 3 – 7) TASI
(Mggu 2-6)
Vitamin A Umur Dosis

< 6 bln 50.000 SI (1/2


kapsul biru) Penderita
6 – 11 bln 100.000 SI (1
Xerophthalmia
kapsul biru)
1 – 5 thn 200.000 ( 1
kapsul merah)
Vitamin Lain
Vitamin C BB < 5 kg : 50 mg/hr (1 tablet)
BB > 5 kg : 100 mg/hr (2 tablet)
C. Kebutuhan Gizi .....

ZAT GIZI STABILISASI TRANSISI REHABILI


(H ke1-2) (H ke 3 – 7) TASI
(Mggu 2-6)
Asam Folat 5 mg/hari pada hari pertama, selanjutnya 1
 Vit. B mg/hari
Komplek
Mineral Mix* *) Diberikan dalam bentuk larutan
 Zink elektrolit/mineral, pemberiannya
 Kalium dicampurkan kedalam Resomal, F-75 dan
 Natrium F-100 (dosis pemberiannya lihat cara
membuat Cairan ReSoMal dan Cara
 Magnesium
membuat larutan mineral mix.
 Cuprum
D. Pemesanan Diet

1. Gizi Kurang
 Modisco  ½, I, II, III

2. Gizi Buruk (KEP)


 Formula WHO  75,100, 135
Modisco
(Modified Dried Skim milk and coconut oil)

BAHAN Modisco 0,5 Modisco 1


Susu Skim 10 g 10 g
Gula pasir 5 g 5g
Minyak jagung 2,5 g 5g
Air 100 cc 100 cc
Energi 77 99,4
Protein 3,6 3,6
Lemak 2,6 5,1
HA 9,9 9,9
Kalium/Natrium 150/47 150/47
Modisco
(Modified Dried Skim milk and coconut oil)

BAHAN Modisco 2 Modisco 3


Susu Skim 10 g FCM 12 g
Gula pasir 5 g 7,5 g
Margarin 5 g 5g
Air 100 cc 100 cc
Energi 90,4 115
Protein 3,6 3
Lemak 4,15 7,65
HA 9,9 9,1
Kalium/Natrium 151/36,5 141/95
Cara Pemberian Makan
Tahap 3. Intervensi Edukasi

 Tujuan: memberikan konseling gizi untuk


meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan
memperbaiki perilaku gizi keluarga
 Topik : Makanan bagi anak gizi buruk
 Materi :
Jumlah, jenis, frekuensi pemberian makanan
Promosikan ASI (bagi anak < 2 thn)
Berikan contoh menu / demonstrasi praktek
memasak makanan pd ibu / pengasuh (jika
di masyarakat)
Tahap 3. Intervensi Edukasi

 Sasaran : keluarga pasien /


ibu
 Alat bantu : Leaflet, food
model
 Waktu : 30-60 menit
 tempat : ruang rawat atau
poli gizi
1 3
Timbang
BB &
Evaluasi
per
minggu

2
Biokimia 4
Darah
(leukosit,
Albumin,
Protein, HB,
Ht, GD, dll) Asupan/hari
KENAIKAN BB
FASE REHABILITASI

 Baik : > 10 g/kg BB/hari


 Sedang : 5-10 g/kg BB/hari
 Kurang : < 5g/kg BB/hari

pemberian makan tdk


adekuat ; infeksi tdk
terdeteksi ; dll
Identitas Pasien
 Nama : An. AB
 Umur : 13 bulan
 Sex : laki-laki
 Agama : Islam
 Tgl MRS : 4 September 2007
 Tgl kasus : ......
 Ruang/kamar : IKA / Kls 2 kmr 2
 Diagnosa Medis : Marasmik Kwashiorkor +
Dehidrasi berat
Tahap 1. Pengkajian Gizi
(Antropometri)

 BB : 5,2 kg
 PB : 58 cm
 Z-score : BB/U = <-3 SD (buruk)
:PB/U = < -3 SD (pendek)
Tahap 1. Pengkajian Gizi (Biokimia)

 Leukosit : 19.700/ul (↑)


 Trombosit : 303.000 (N)
 LED : 25 mm/jam (↑)
 Albumin : 2,6 gr/dl ()
 Protein total : 4,8 gr/dl ()
 Hb : 9,8 gr/dl ()
Tahap 1. Pengkajian Gizi
(Fisik & Klinis)
 Ku : lemah, Compos mentis,
 Oedema anasarka (+)
 Diare
 Rambut jarang mudah tercabut (+)
 Apatis, respirasi kusmaul, akral hangat
 turgor kulit > 2 detik
 Mata agak cowong
 Tidak ada nafsu makan
 Nadi 145x/m
 Suhu 35,3 C
Tahap 1. Pengkajian Gizi
(Dietary)

 RG dahulu : px diberi ASI sejak lahir hingga usia 7 bulan,


namun sejak usia 3 bulan px sdh diberi makan berupa bubur
nasi 2-3x/hari, pisang kerik sejak usia 1 bulan. Saat usia 4
bulan px beberapa kali mengalami diare.
 RG sekarang : Px diberi formula Modisco ½ di RS dan F75
(@ 200 cc) melalui NGT sebab sama sekali tdk mau makan,
dgn hasil recall 24 jam sbb :
E = 565 kkal (108 %), P = 8,3 gr (106 %), L = 4,5 gr (31,25
%), KH 57,2 gr (63,7%).
Tahap 1. Pengkajian Gizi
(Dietary)

 Tidak ada pantangan/alergi terhadap makanan


 Pengetahuan keluarga/ibu : dari hasil anamnesa diketahui
bahwa pengetahuan gizi ibu rendah.
Tahap 1. Pengkajian Gizi
(ETC)

 Sosek : An. AB. Adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara, ayah


seorang petani dan ibu hanya ibu rumah tangga biasa, namun
sesekali menjadi buruh cuci untuk membantu perekonomian
keluarga
 Riwayat Kesehatan & Penyakit : An. AB memiliki riwayat
imunisasi kurang lengkap, tidak ada kenaikan BB sejak usia 6
bulan, sering mengalami batuk, diare dan demam sejak usia 5
bulan. Dibawa ke puskesmas dan didiagnosa ISPA.
Tahap 1. Pengkajian Gizi
(ETC)

 Pengobatan : Ketika terdiagnosa ISPA, An. AB diberi obat


dari puskesmas.
Identifikasi Masalah
 Diagnosa medis Marasmis Kwashiorkor + Dehidrasi berat
 Antropometri  Status gizi buruk
 Biokimia  Leukosit & LED (↑), Albumin, Protein total
& Hb ()
 Fisik / Klinis  lemah, Oedema anasarka, Diare
rambut jarang & mudah tercabut, apatis, turgor
kulit > 2 detik, mata cowong, nadi ↑, suhu rendah
 MP-ASI Dini, pengetahuan ibu rendah,
 Sosek rendah, riwayat ISPA, imunisasi tidak
lengkap.
Tahap 2. Diagnosa Gizi
 NI.3.1 : kekurangan intake cairan disebabkan adanya diare,
apatis yang ditandai dengan dehidrasi, turgor kulit > 2 detik
 NI.5.2 : Malnutrisi energi protein yang nyata disebabkan
rendahnya asupan zat gizi dalam jangka yang lama ditandai
status gizi buruk
 NB.1.5 : Pengetahuan kurang (ibu) disebabkan rendahnya
sosek, kurang mendapat informasi gizi ditandai dengan
pemberian MP ASI Dini, Imunisasi tidak lengkap
Tahap 3. Intervensi Gizi
(Terapi Diet)
 Tujuan Diet
Memberikan asupan makanan sesuai dengan fase gizi buruk
(stabilisasi), mengatasi dehidrasi, mencegah “refeeding
syndrome”

 Syarat Diet
 Energi diberikan 80-100 kkal/kgBB
 Protein diberikan 1-1,5 gr/kgBB
 Lemak cukup 20-25% dari total kalori
 KH sisa dari kebutuhan protein & KH dan sebagai sumber
energi utama
Tahap 3. Intervensi Gizi
(Terapi Diet)
 Vitamin cukup sesuai kebutuhan, mineral sesuai kebutuhan
kecuali Fe tidak diberikan (pd fase stabilisasi)
 Cairan 130 ml/kgBB  perhatikan oedema
 Bentuk makanan cair
 Diberikan melalui NGT, jika sdh mulai ada nafsu makan
dpt dikombinasikan melalui oral.
Tahap 3. Intervensi Gizi
 Cara Pemesanan Makanan
Formula 75 atau Modisco ½

 Kebutuhan Gizi (fase stabilisasi)


Energi = 100 kkal x 5,2 = 520 kkal
Protein = 1,5 gr x 5,2 = 7,8 gr (6 %)
Lemak = 25% x 520/9 = 14,4 gr
KH = 69% x 520/4 = 89,7 gr
Tahap 3. Intervensi Gizi
(Terapi Edukasi)
 Tujuan
Memberikan pengetahuan dan pemahaman gizi kepada
keluarga pasien (ibu) guna memperbaiki perilaku gizi
 Topik
Makanan sehat bagi balita dan bagi anak gizi buruk.
 Pokok Bahasan
- Tahapan pemberian makan bagi balita
- Kebutuhan gizi anak gizi buruk
- Formula gizi buruk
Tahap 3. Intervensi Gizi
(Terapi Edukasi)
 Sasaran
Ibu & keluarga pasien
 Waktu
30-60 menit
 Tempat
Ruang rawat px / poliklinik gizi
 Alat bantu
food sample, leaflet, flip chart
 Evaluasi
- Menanyakan kembali (post test) scr lisan
Tahap 4. Monev Gizi
 Monitoring
 Berat badan
 Biokimia : Hb, Hct, Leukosit, LED, Albumin, Protein, GD
 setiap hari/per 3 hari
 KU, perubahan Oedema, turgor kulit, mata, BAB,
nadi, suhu, pernapasan  setiap hari
 Asupan makan, nafsu makan  setiap hari
 Evaluasi
Membandingkan data A,B,C,D,E sebelum &
sesudah apakah terdapat perubahan/tidak.
Pengertian

Penyakit yg
diakibatkan
oleh rendahnya
kadar Hb darah
A. Defisiensi  Umumnya
A. Defisiensi berhubungan dgn
besi As. folat malnutrisi.
 Aktivitas asam folat ()
 Umumx perdarahan
bila :
kronik
o Kekurangan
 Indonesia 
konsumsi makanan
Ankilostomiasis
o Gangguan absorbsi
 Diet yg tdk
o Obat yg bersifat
mencukupi
antagonis dgn asam
 Absorbsi menurun
folat
 Kebutuhan (↑) 
kehamilan, laktasi
 Perdarahan sal.
Cerna, menstruasi, A. Defisiensi
donor darah Vit. B12
 Hemoglobinuria
 Penyimpanan besi
yg berkurang, spt  Dpt terjadi krn :
pd Hemosiderosis o Kerusakan penyerapan  A. Pernisiosa
paru o Post op. didaerah lambung  A.
megaloblastik
o Kurang asupan Vit. B12.
Tahap 1. Pengkajian Gizi
Antropometri
 Jika px dapat berdiri /
bangun dari t4 tidur 
timbang BB, ukur TB  IMT
 status gizi  cenderung
kurang

 Jika px bed rest/tdk dpt


diukur  estimasi TL/ arm
spam  BBI, dan LILA 
status gizi
Tahap 1. Pengkajian Gizi
Biokimia

 Darah lengkap : HB, HT, eritrosit , MCV, MCH  (),


LED (↑)  adanya reaksi inflamasi, misal :
peningkatan kerusakan sel darah merah atau
penyakit malignasi.
 Folat serum dan vitamin B12 
mendiagnosa anemia sehubungan dengan
defisiensi masukan/absorpsi
 Feritin serum (↑)
Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
Tahap 1. Pengkajian Gizi
Nilai standar Biokimia Darah org Dewasa
Pemeriksaan Laki-laki Perempuan
HB (gr/dl) 14-18 12-16
HT (vol/%) 40-58 37-43
Eritrosit ( Jt/mm3) 4,6-6,2 4,2-5,4
MCV (U3) 80-90
MCH (Ug/pg) 27-34
LED (mm/jam) 0-8 0-15
Feritin (Ug/L) 40-130 14-150
Masa perdarahan (menit) 3-7
Folat (Ug/L) 3,0-15,0
Folat SDM (Ug/L) 160-640
Vitamin B12 serum (Ug/L) 160-925
Tahap 1. Pengkajian Gizi
Fisik & Klinis
 Letih, lemah,lesu, malaise umum
 Sakit kepala, pusing
 Kehilangan produktivitas ;
penurunan semangat untuk bekerja.
 Mual, muntah, anoreksia
 Kelemahan otot /penurunan
kekuatan
 Letargi, Apatis, pucat
 Rambut kering, mudah putus,
menipis.
Tahap 1. Pengkajian Gizi
Fisik & Klinis

 Nadi (↑)
 Suhu
 Pernapasan  takipnea/dispnea baik waktu
bekerja atau istirahat
 Tekanan darah  peningkatan sistolik dgn
diastolik stabil dan tekanan nadi melebar,
hipotensi postural.
Tahap 1. Pengkajian Gizi
Dietary
A. Riwayat Gizi
 Asupan makan kurang, masukan diet protein
hewani rendah/masukan produk sereal tinggi,
asupan makanan sumber folat/Vit. B12 kurang
 Pantangan / alergi terhadap BM sumber
protein tertentu.

B. Pengetahuan/kesadaran gizi  kurang


pengetahuan ttg gizi
Tahap 1. Pengkajian Gizi
ETC
1. Sosek
 Pendapatan kurang / kelas ekonomi bawah

2. Riwayat kesehatan
 Riwayat gangguan menelan/mengunyah
 Pasca operasi lambung → dumping syndrome 
Anemia megaloblastik (def. Vit. B12)
 Riwayat perdarahan, kecelakaan, kehamilan,
pasca melahirkan, dll
 Sering infeksi, riwayat kanker,

3
Tahap 1. Pengkajian Gizi
ETC

3. Riwayat pengobatan
 Transfusi darah sebelumnya
 (NI.5.1) Peningkatan kebutuhan zat
besi (Fe) disebabkan anemia ditandai
dengan kadar Hb < normal .
Tahap 3.
Intervensi Gizi
(Rencana Diet)

Tujuan Diet
Memberikan makanan yg dpt
meningkatkan & memperbaiki keadaan
Anemia baik pemasukan maupun
penyerapan.
Tahap 3.
Intervensi Gizi
(Rencana Diet)
 Energi diberikan sesuai kebutuhan.
 Protein (↑) > 15% total kalori atau > 1,2
gr/kgBB/hari  pembentukan Hb.
 Lemak 20-25% sesuai kebutuhan/normal.
 KH cukup / sisa dr keb. Protein & lemak.
Syarat  Vitamin & mineral cukup terutama vit. C, utk
Diet membantu penyerapan Fe, Fe diberikan
tinggi melalui makanan atau suplemen (bila
perlu).
 Cairan cukup.
 Bentuk & cara pemberian makanan sesuai
keadaan pasien.
Tahap 3.
H Intervensi Gizi
(Rencana Diet)

Cara pemesanan / Jenis Diet

TKTP

Perhitungan Keb. Gizi


♂ : BEE = 66,5 + (13,5 x BBA) + (5 x TB) – 6,78 x U
Rumus ♀ : BEE = 655,1 + (9,66 x BBA) + (1,85 x TB) – 4,68 x U
Harris

Bennedict
TEE = BEE X FA X FS
Tahap 3.
Intervensi Gizi
(Rencana Edukasi)

1. Tujuan
Memberikan pengetahuan sekaligus sbg motivasi
agar px dapat menjalani diet sesuai yang
dianjurkan & merubah kebiasaan makan yang
salah
2. Materi
Diet TETP
3. Isi Materi
• Pengertian diet TETP
• BM yg boleh & tdk boleh
• Kebutuhan Gizi px
Tahap 3.
Intervensi Gizi
(Rencana Edukasi)

4. Sasaran : Pasien & keluarga


5. Metode : Konseling
6. Alat peraga : Leaflet
7. Waktu :  30 menit
8. Tempat : Ruang perawatan
9. Evaluasi : Membandingkan asupan
makan px sebelum & sesudah
konseling.
Tahap 4. Monev Gizi
A. Monitoring

 Antropometri  BB, TB, LILA  Status Gizi


 Biokimia  Darah lengkap (Leukosit, HB, Hct,
MCV, MCH,MCHC, asam folat serum, dll) 
berkala
 Fisik & Klinis  KU, kesadaran, abdomen, kulit,
tekanan darah, suhu, Nadi, RR )  setiap hari
 Dietary  perkembangan asupan makan dari
hari kehari
Tahap 4. Monev Gizi
B. Evaluasi
 Antropometri  Status Gizi  bandingkan dgn
sebelum intervensi gizi
 Biokimia  Darah lengkap  bandingkan dgn
sebelum intervensi gizi
 Fisik & Klinis  KU, kesadaran, abdomen, kulit,
tekanan darah, suhu, Nadi, RR )  bandingkan
dgn sebelum intervensi gizi
 Dietary  bandingkan dengan sebelum
intervensi
Identitas Pasien
 Nama : Nn. DA
 Sex : Perempuan
 Umur : 22 tahun
 Pekerjaan : Mahasiswa
 Pendidikan : PT
 No. Reg : .....
 Ruang : Irna I K. 2/b.3
 Diagnosa : Anemia Gizi
Tahap 1. Pengkajian Gizi
ANTROPOMETRI

 TB : 155 cm
 BB : 52 kg
 IMT : 52/1,55(2) = 21,6 → st, Gizi normal)
 LILA : 24,5 cm
=LILA Ukur /LILA Standar
= 24,5/27,2 x 100 = 90% →st. gizi
baik
Tahap 1. Pengkajian Gizi
BIOKIMIA

 Hb : 9,2 gr/dl ()


 HT : 28,4% ()
 MCV : 72,3 /u3 ()
 MCH : 20,2 Ug/pg ()
 Leukosit : 7500/UL (N)
 Trombosit : 280.000/UL (N)
 Albumin : 3,7 gr/dl (N)
Tahap 1. Pengkajian Gizi
FISIK & KLINIS

 KU lemah, CM, mual, pusing, pucat, ikterus


anemis, tidak ada gangguan menelan,
mengunyah.
 Tensi : 120/90 mmHg (N)
 Suhu : 36,8 C (N)
 Nadi : 90x/m (N)
 RR : 24x/m (N)
Tahap 1. Pengkajian Gizi
DIETARY
 Riwayat Gizi Dahulu : sejak dibangku SMA
Nn.DA terbiasa sarapan dengan roti/snack/sereal,
@ 1-2 ptg, makan siang dirumah/kantin sekolah :
nasi @1 sdk nasi, lauk hewani hanya ikan 2-
3x/minggu@1 ptg sdg, tdk mengkonsumsi daging
dgn alasan takut gemuk, ayam kadang-kadang,
nabati kadang2, sayur hampir setiap hari jika
dirumah @ 2 sdk sayur, buah jeruk & apel tpi tdk
setiap hari.
Tahap 1. Pengkajian Gizi
DIETARY
 Riwayat Gizi Dahulu : Jika dikantin
rumah/kampus senang mengkonsumsi bakso
atau pangsit @ 1 porsi. Selingan biskuit/coklat
kadang-kadang. Minuman teh sangat jarang,
kopi tidak pernah, soft drink kadang-kadang.
Tidak ada pantangan/alergi terhadap BM
tertentu.
 Riwayat Gizi sekarang : Nafsu makan
berkurang dan mendapatkan diet RS dengan
asupan : E = 1055 kkal (51%), P= 39,7 gr
(50,8%), L = 27,2 gr (47%), KH =163,1 gr (53%)
Tahap 1. Pengkajian Gizi
DIETARY
 Pengetahuan Gizi : Sudah pernah
mendapatkani infomasi gizi dari membaca
maupun mendengar dimedia ttg gizi bagi
remaja namun masih sulit utk menjalankannya
dgn alasan sibuk kuliah & beraktifitas lain
 Aktifitas Fisik : DA. Terbiasa bangun antara
pukul 05.00-06.00 pagi, lalu mempersiapkan
keperluan sekolah/kampus. Aktif kegiatan2
kampus
Tahap 1. Pengkajian Gizi
ETC

 Riwayat Klien : DA. Anak ke 2 dari 4


bersaudara, Ayah bekerja sebagai PNS,
sedangkan ibu hanya IRT.
 Riwayat kesehatan/Penyakit : -
 Riwayat Obat-obatan : -
Identifikasi Masalah

 Anemia gizi besi


 Biokimia → Hb, HT, MCH,MCV ()
 Fisik/klinis → Lemah, pucat, pusing, mual.
 Intake makan sekarang kurang, Pola makan
dahulu kurang teratur, Sibuk dengan
kegiatan2, tidak mengikuti pola makan yg baik
bagi remaja
Tahap 2. Diagnosa Gizi

 (NI. 1.4) kekurangan intake energi disebabkan karena


lemah, mual, pusing ditandai dgn recall Energi rendah.
 (NI.52.1) kekurangan intake protein disebabkan karena
lemah, mual, pusing ditandai dgn recall protein rendah.
 (NI. 51.1) kekurangan intake lemak disebabkan karena
lemah, mual, pusing ditandai dgn recall lemak rendah.
 (NI. 53.1) kekurangan intake KH disebabkan karena
lemah, mual, pusing ditandai dgn recall KH rendah.
Tahap 2. Diagnosa Gizi

 (NI. 5.1) Peningkatan kebutuhan Fe disebabkan karena


Anemia ditandai dengan kadar Hb, HCT < normal
 (NB. 1.3) Belum siap melakukan perubahan diet
disebabkan karena kesibukan ditandai dengan penolakan
terhadap perubahan anjuran makan.
Tahap 2. Diagnosa Gizi

 (NI. 5.1) Peningkatan kebutuhan Fe disebabkan karena


Anemia ditandai dengan kadar Hb, HCT < normal
 (NB. 1.3) Belum siap melakukan perubahan diet
disebabkan karena kesibukan ditandai dengan penolakan
terhadap perubahan anjuran makan.
Tahap 3. Intervensi Gizi
Tujuan Diet
Memberikan makanan yang adekuat guna meningkatkan asupan
zat gizi, meningkatkan kadar Hb darah & mempertahankan
status gizi.

Tujuan Diet
 Energi diberikan sesuai kebutuhan dan aktifitas fisik
 Protein diberikan tinggi 1,5 gr/kgBB untuk membantu
pembentukan hemoglobin darah.
 Lemak diberikan cukup 20% dari kebutuhan utamanya lemak
tidak jenuh.
Tahap 3. Intervensi Gizi
Tujuan Diet
 KH sisa dari protein & lemak sebagai sumber energi utama
• Vitamin cukup sesuai kebutuhan terutama vit. C untuk
membantu penyerapan Fe. Mineral terutama Fe utk
meningkatkan kadar Hemoglobin
 Cairan cukup sesuai kebutuhan yakni  2 liter/hari
 Bentuk makanan biasa
 Rute pemberian melalui oral.

Pemesanan Diet  TETP


Tahap 3. Intervensi Gizi
Kebutuhan Gizi

BEE = 665 + (9,6 x BB) + (1,7 x TB) – (4,7 x U)


= 655 + 9,6 x 52 + (1,7 x 155) – (4,7 x 22)
= 655 + 499,2 + (263,9) – (103,4)
= 1418,1 – 103,4
= 1314,7
TEE = BEE x FA x FS
= 1314,7 x 1,3 x 1,2
= 2050,9 kkal
Tahap 3. Intervensi Gizi
Kebutuhan Gizi

 Protein = 1,5 x 52 = 78 gr  (15%)


 Lemak = 25% x 2050,9/9 = 56,9 gram
 KH = 60% x 2050,9/4 = 307,7 gram
Tahap 3. Intervensi Gizi

Edukasi Diet
1. Tujuan
Memberikan pengetahuan sekaligus
sbg motivasi agar px dapat menjalani
diet sesuai yang dianjurkan & merubah
kebiasaan makan yang salah
2. Materi
Diet TETP
3. Isi Materi
• Pengertian diet TETP
• BM yg boleh & tdk boleh
• Kebutuhan Gizi px
Tahap 3. Intervensi Gizi

4. Sasaran : Pasien & keluarga


5. Metode : Konseling
6. Alat peraga : Leaflet, food
model
7. Waktu :  30 menit
8. Tempat : Ruang perawatan
9. Evaluasi : Membandingkan
asupan makan px
sebelum & sesudah
konseling.
Tahap 4. Monev Gizi

Status Gizi Evaluasi

Biokimi
Asupan / a (Hb,
hari Ht,Prote
in, dll)

Fisik &
Klinis/hari
Fungsi Vitamin A
Berperan dlm berbagai faali tubuh :
1. Penglihatan  mencegah Hemeralopia & Xerophtalmia
2. Memelihara struktur & fungsi normal dr jaringan
epitel
3. Kekebalan tubuh
4. Tumbuh kembang
5. Reproduksi
6. Turut berperan dlm dlm pembentukan sel darah
merah.
Xeroftalmia

 Istilah yg menerangkan gangguan


kekurangan vitamin A pd mata,
termasuk terjadinya kelainan
anatomi bola mata dan gangguan
fungsi sel retina yg berakibat
kebutaan.
 Kata Xeroftalmia (bahasa latin)
berarti “mata kering”, karena
terjadi kekeringan pada selaput
selaput lendir (konjungtiva) dan
selaput bening (kornea) mata
Tanda-Tanda & Gejala Klinis KVA pd mata

- XN : Night Blindness (rabun senja)


- XIA : Xerosis Conjuntiva (selaput kering)
- XIB : Bitot spot
- X2 : Xerosis Cornea
- X3A : Ulkus Cornea < 1/3 permukaan kornea
- X3B : Ulkus Cornea > 1/3 permukaan kornea]
- X5 : Cornea Scar/Cycatrix (jaringan parut)
- XF : Xerpphtalmia Fundus
- X3A menurun bisa sembuh
Buta Senja = Rabut Senja = Rabun Ayam = XN

a. Terjadi akibat gangguan pada sel batang retina


b. Pada keadaan ringan, sel batang retina sulit
beradaptasi di ruang yg remang-remang setelah lama
berada di cahaya terang
c. Penglihatan menurun pada senja hari.
Xerosis Konjungtiva = XIA

Selaput lendir bola mata


tampak kurang mengkilat
atau terlihat sedikit
kering, berkeriput, dan
berpigmentasi dengan
permukaan kasar dan
kusam
Xerosis Konjungtiva dan Bercak Bitot = X1B

Bercak putih seperti busa


sabun atau keju terutama di
daerah celah mata sisi luar.
a. Tampak kekeringan
meliputi seluruh permukaan
konjunctiva
b Konjungtiva tampak
menebal, berlipat-lipat dan
berkerut
c. Orang tua mengeluh mata
anaknya tampak bersisik
Xerosis Kornea = X2

 Kekeringan pada
konjungtiva berlanjut
sampai kornea
 Kornea tampak suram dan
kering dengan permukaan
tampak kasar
 Keadaan umum anak
biasanya buruk (gizi buruk
dan menderita, penyakit
infeksi dan sistemik lain)
Xeroftalmia Scar (XS) = sikatriks (jaringan
parut) kornea

 Kornea mata tampak menjadi putih atau bola mata


tampak mengecil.
 Bila luka pada kornea telah sembuh akan
meninggalkan bekas berupa sikatrik atau jaringan
parut.
 Penderita menjadi buta yang sudah tidak dapat
disembuhkan walaupun dengan operasi cangkok
kornea.
Penyebab Xeroftalmia
Bila ditinjau dari konsumsi makanan sehari-hari penyebab KVA
 Konsumsi makanan yg tdk mengandung cukup vitamin A atau pro-
vitamin A untuk jangka waktu yg lama.
 Bayi tidak diberikan ASI Eksklusif
 Menu tidak seimbang (kurang mengandung lemak, protein, seng/Zn
atau zat gizi lainnya)  penyerapan vit.A & penggunaan vit. A dlm
tubuh
 Gangg. penyerapan vit. A atau pro-vitamin A spt pd : penyakit pancreas,
diare kronik, KEP, dll  kebutuhan vitamin A meningkat.
 Adanya kerusakan hati, spt pd kwashiorkor, hepatitis kronik,  gangg.
pembentukan RBP dan pre-albumin  penyerapan vitamin A.
Tujuan Diet

Memberikan makanan
yg banyak
mengandung Vitamin
A untuk membantu
proses penyembuhan
Intervensi Gizi
 Individu KVA yg telah berdampak pada kerusakan organ mata
 tidak mudah disembuhkan.
 Pencegahan  pemberian dosis kapsul vitamin A pd anak yg
disesuaikan dgn kebutuhan dan umurnya  2 kali/tahun 
program nasional penanggulangan KVA
No Umur Vitamin A
(bulan)
1 6-8 Kapsul Vit. A Biru (100.000 SI)
2 9 - 11
3 12 - 23 Kapsul Vit. A Merah (200.000
4 24- 59 SI) atau 2 kapsul biru
Syarat Diet
a. Kalori dan zat-zat gizi lainnya sesuai
kebutuhan
b. Memberikan makanan yang banyak
mengandung kadar vitamin A tinggi,
seperti : Kuning telur, susu,
menyega, hati, sayur & buah
berwarna
Intervensi Edukasi
 Tujuan  memberikan informasi
/pengetahuan pada Individu
/masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku
tentang gizi seimbang.
 Materi  Pola makan seimbang
 Pokok bahasan  Pengertian gizi
seimbang, pentingnya gizi seimbang
dalam kehidupan sehari-hari khususnya
bagi balita, kebutuhan gizi bagi balita,
contoh gizi seimbang,dll.
 Alat bantu  Poster / Leaflet/ flip
chart/ food model / buku foto,dll.

Anda mungkin juga menyukai