Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN AGROHIDROLOGI

ACARA II CROPWATER (KEBUTUHAN AIR TANAMAN)

NAMA : WIYANTO ARDY


NIM : 1803015058
DOSEN :

UNIVERSITAS MULAWARMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGROEKOTEKNOLOGI
2019
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik dikehidupan dunia maupun kehidupan diakhirat kelak,
sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah
dan penuh manfaat. Berkat nikmat dan karunia-Nya sertadorongan dari semua
pihak, kami (Kelompok 18) dapat menyelesaikan penulisan “Laporan Pratikum
Agrohidrologi Acara II Mata kuliah Agrohidrologi.”
Kami menyadari sekali, di dalam penulisan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangannya, baik dari segi tata Bahasa maupun
dalam hal pengkondisian kepada dosen serta teman-teman sekalian. Harapan yang
paling besar dari kami, mudah-mudahan apa yang kami tulis ini bermanfaat bagi
pembaca sekalian.

Samarinda,07 Desember 2019

Penulis
Daftar Isi
Cover………………………………………………………………….
Kata pengantar……………………………………………………………………….
Daftar isi……………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang……………………………………………………………
2. Tujuan……………………………………………………………………..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB III METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat…………………………………………………………
3.2 Alat dan Bahan…………………………………………………………….
3.3 Cara kerja………………………………………………………………….
BAB IV HASIL
4.1 Hasil pengamatan…………………………………………………………
4.2 Pembahasan……………………………………………………………….
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………..
5.2 Saran……………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Air merupakan unsur yang sangat penting bagi kehidupan tanaman. Air
yang dibutuhkan tanaman  ialah air yang terdapat di dalam tanah yang
ditahan oleh partikel tanah. Kebutuhan air tanaman atau kebutuhan air
irigasi adalah suatu gambaran besarnya kebutuhan air untuk keperluan
tanaman mulai dari pembibitan hingga tanaman siap panen. Kebutuhan air
harus dipertimbangkan sesuai dengan jenis tanaman, jenis tanah,
ketersediaan media tanam, sifat- sifat tanah, cara pemberiaan air,
pengelolaan tanah, iklim, waktu tanaman bulanan, pemakaian air konsumtif,
dan perkolasi. Kebutuhan air tanaman dan irigasi sangat penting diketahui
guna menentukan jadwal irigasi yang akan diberikan pada lahan tersebut.
Jadwal irigasi ditentukan oleh jenis tanaman yang ditanam pada lahan
tersebut serta data iklim yang ada di daerah tersebut.
Terdapat berbagai macam jenis perangkat lunak computer dalam bidang
teknik tanah dan air yang telah disusun oleh berbagai lembaga untuk
bermacam – macam keperluan, termasuk untuk menentukan kebutuhan air
dan irigasi tanaman. Salah satu perangkat lunak dalam bidang irigasi adalah
CropWat yang disusun oleh FAO. CropWat merupakan suatu program
komputer yang berguna untuk menghitung kebutuhan air tanaman dan
kebutuhan air irigasi berdasarkan data iklim dan data tanaman. Program ini
dapat membantu dalam menentukan perhitungan standar untuk desain dan
manajemen skema irigasi. Untuk mempermudah penentuan pola tanam dan
skema irigasi pada suatu lahan di wilayah dan waktu tertentu. Selanjutnya
pola tanam dan skema irigasi akan menentukan kebutuhan air tanaman dan
kebutuhan air irigasi yang ada. Penggunaan program CropWat akan
mempermudah dan mendukung kegiatan tersebut. Data iklim yang
digunakan biasanya data iklim selama satu tahun. Dikarenakan
menggunakan data iklim tersebut, maka penentuan pola tanam dengan
menggunakan CropWat disebut juga dengan penentuan pola tanam secara
tidak langsung.
B.       Tujuan
Dapat menggunakan program komputer CropWat untuk menentukan
kebutuhan air tanaman dan kebutuhan irigasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan salah satu unsur terbesar bagi tanaman. Air yang dibutuhkan
tanaman ialah air yang terdapat di dalam tanah yang ditahan oleh butir-butir tanah,
selain itu juga air hujan atau air irigasi. Air yang dibutuhkan tidak hanya
banyaknya, tetapi juga pembagiannya yang merata. Tanpa pembagian yang merata,
kehidupan tanaman tidak akan stabil (Aak, 1883). Kebutuhan air tanaman adalah
banyaknya yang dibutuhkan tanaman untuk membentuk jaringan tanaman,
diuapkan, perkolasi, dan pengolahan tanah. Kebutuhan air irigasi tanaman
ditentukan oleh faktor-faktor seperti pengolahan tanah, penggunaan konsumtif
tanaman, perkolasi, pergantian lapisan air, dan hujan efektif.
Air irigasi sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Di daerah
tropik walaupun pada musim hujan sering terjadi suatu periode kering sampai tiga
minggu. Pada situasi tersebut diperlukan air irigasi untuk menjamin pertumbuhan
tanaman yang baik. Perbedaan jumlah kebutuhan air irigasi setiap musim tanam
tidak terlepas dari faktor iklim dan curah hujan. Semakin tinggi curah hujan dan
jumlah evapotranspirasi kecil, maka jumlah kebutuhan air irigasi akan semakin
sedikit, begitu sebaliknya (Yanti, 2015).
Kegiatan budidaya tanaman di Indonesia saat ini masih bergantung pada air hujan.
Menyiasati hal tersebut, pengelolaan air harus diusahakan secara optimal, yaitu
tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat sasaran sehingga upaya peningkatan
produktivitas maupun perluasan areal tanam dan peningkatan intensitas
pertanaman dapat dilakukan secara efisien. Pengelolaan air perlu disesuaikan
dengan sumber daya fisik alam (tanah, iklim, sumber air) dan biologi dengan
memanfaatkan berbagai disiplin ilmu untuk membawa air ke perakaran tanaman
sehingga mampu meningkatkan produksi. Sasaran dari pengelolaan air yaitu (1)
efisiensi penggunaan air dan produksi tanaman yang tinggi, (2) efisiensi biaya
penggunaan air, (3) pemerataan penggunaan air atas dasar sifat keberadaan air
yang selalu ada tapi terbatas dan tidak menentu kejadian serta jumlahnya, dan (4)
tercapainya keberlanjutan sistem penggunaan sumber daya air yang hemat
lingkungan (Aqil et al.,2008).
Dalam perencanaan pengairan, yang perlu mendapat perhatian ialah kebutuhan air
atau evapotranspirasi tanaman. Evapotranspirasi (ET) adalah jumlah air air total
yang dikembalikan lagi ke atmosfer dari permukaan tanah, badan air, dan vegetasi
oleh adanya pengaruh faktor-faktor iklim dan fisiologis vegetasi. ET merupakan
gabungan antara evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses penguapan
yaitu perubahan dari zat cair menjadi uap air atau gas dari semua bentuk permukaa
kecuali vegetasi. Transpirasi adalah perjalanan air dalam jaringan vegetasi (proses
fisiologis) dari akar tanaman ke permukaan daun dan akhirnya menguap ke
atmosfer. Besarnya laju transpirasi kurang lebih sama dengan laju evaporasi
apabila pori-pori daun (stomata) terbuka. Proses pembukaan pori-pori daun
tampaknya dikendalikan oleh besarnya pembukaan diameter pori-pori daun. Ketika
daun menutup, proses transpirasi tetap berlangsung tetapi dengan laju yang sangat
lambat (Wanielista, 1990 cit. Asdak, 1995).
CropWat for Windows v.4.3 merupakan software aplikasi untuk perencanaan dan
pengelolaan irigasi yang dikembangkan oleh beberapa ilmuan. Fungsi utamanya
yaitu untuk menghitung evapotranspirasi acuan, kebutuhan air dan irigasi tanaman,
membuat dan mengembangkan jadwal irigasi serta skema pasokan air pada kondisi
manajemen yang bervariasi, serta untuk memperkirakan produksi pada lahan
kering dan tadah hujan. CropWat merupakan metode yang perlu dipertimbangkan
untuk mendukung pembuatan keputusan terkait dengan perencanaan dan
manajemen irigasi, rencana jadwal irigasi, serta perkiraan produksi pada kondisi
air irigasi yang melimpah dan defisit (Stancalie et al.,2010).  Menurut Kinasih et
al. (2015), CropWat 8.0 merupakan program komputer untuk perhitungan
kebutuhan air tanaman dan kebutuhan air irigasi berdasarkan data iklim, tanaman,
dan tanah. Permodelan menggunakan CropWat dapat menakar dengan tepat
penurunan lahan akibat tekanan air dan dampak iklim yang membuat model ini
menjadi sarana terbaik untuk perencanaan dan manajemen irigasi.
CropWat v.5.6 merupakan pengembangan dari versi sebelumnya termasuk dalam
metode penentuan evapotranspirasi tanaman yang mengacu pada pendekatan
Penman- Monteith sebagai rekomendasi dari ahli konsultasi FAO yang berdiri pada
bulan Mei 1990 di Roma. CropWat v.5.7 ialah pengembangan dari CropWat v.5.6
yang dilengkapi dengan fasilitas yang terhubung dengan program Climwat yang
berupa database dari sumber data klimat dari 3261 stasiun 144 negara-negara di
seluruh Asia, Afrika, Timur Tengah, Eropa Selatan, Amerika Tengah dan Amerika
Selatan (Smith, 1992).
Fungsi utama CropWat yaitu untuk menghitung evapotranspirasi acuan, kebutuhan
air dan irigasi tanaman, membuat dan mengembangkan jadwal irigasi serta skema
pasokan air pada kondisi manajemen yang bervariasi, serta untuk memperkirakan
produksi pada lahan kering dan tadah hujan. CropWat merupakan metode yang
perlu dipertimbangkan untuk mendukung pembuatan keputusan terkait dengan
perencanaan dan manajemen irigasi, rencana jadwal irigasi, serta perkiraan
produksi pada kondisi air irigasi yang melimpah dan defisit (Stancalie et al.,2010).
CropWat praktis digunakan untuk pengembangan jadwal irigasi dan sebagai
evaluasi curah hujan dan pelaksanaan irigasi berdasarkan dari kadar kelengasan
tanah tiap harinya dengan menggunakan berbagai variasi pilihan untuk kebutuhan
air dan kondisi manajemen irigasi (Smith, 2002).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Acara II yang berjudul  Cropwat dilaksanakan pada hari
Jum’at,tanggal 06 desember 2019 bertempat di Gedung Peternakan ruang
518,fakultas pertanian,universitas Mulawarman.

3.2 Alat dan bahan


Alat yang digunakan adalah Sebuah unit laptop/computer. Sedangkan bahan
yang diperlukan adalah data curah hujan dalam 1 tahun dan data tanaman
3.3 cara kerja
Cara kerja pada praktikum ini adalah dengan menganalisa data iklim yang
ada untuk menentukan nilai evapotranspirasi standar (Eto). Setelah itu dapat
menentukan kebutuhan air irigasi dengan periode irigasi tertentu. Untuk dapat
memasukkan data iklim dapat memilih input data → climate → enter/modify.
Lalu akan muncul suatu bar data klimat bulanan. Pada bar tersebut
pilih calculate Eto untuk menghitung Eto pada bulan yang diinginkan. Untuk
melanjutkan ke bulan yang selanjutnya, dapat dipilih Next>. Setelah selesai
data dapat disimpan dengan mengklik save atau dapat juga disimpan dalam
bentuk file teks dengan mengklik report. Setelah semua selesai pilih OK. Untuk
memasukkan data Eto akan secara otomatis muncul bardata Eto bulanan
dengan cara memilih menu input data climate enter/modify. 
Retrieve berfungsi untuk mengambil file Eto. Save berfungsi untuk
menyimpan data dalam bentuk file *.pnm. Reportberfungsi menyimpan file
dalam bentuk file teks. Setelah itu dapat memilih OK. Untuk memasukkan data
curah hujan dengan memilih menu input data → rainfall → enter/modify dan
akan muncul bar  data curah hujan bulanan. Untuk memasukkan data koefisien
tanaman dengan cara memilih menu input data → crops → crops coefficient →
enter/modify maka akan munculbar data tanaman. Untuk memasukkan data
pola tanaman dapat memilih menu input data → crops → crops pattern →
enter/modify dan akan muncul bar perencanaan pola tanam. Terdapat
pilihan number of staggered blocks yang menyatakan jumlah petak yang akan
ditanami dan jarak antara penanaman antara 1 blok dengan blok lainnya
diisikan pada time interval between planting of blocks.
Untuk mengisi data tanah dapat dipilih menu input data → soil →
enter/modify maka akan muncul bar data tanah. Untuk mengambil data iklim,
Eto, tanaman, dan tanah dari file dapat memilih input data kemudian jenis data
dan yang terakhir pilih retrieve. Setelah semua data masuk, maka jika
jendela data status di maximize akan muncul bar status data. Untuk dapat
melihat tabel data dapat memilih menu tables, kemudian pilih jenis tabel yang
akan dilihat. Tabel yang dapat dilihat antara lain, tabel iklim Eto, tabel
kebutuhan air tanaman, dan tabel jadwal irigasi. Untuk melihat grafik dapat
dipilih menu graph kemudian pilih jenis grafik yang akan ditampilkan. Jenis
grafik tersebut adalah grafik iklim dan Eto, grafik curah hujan, grafik pola
penanaman, grafik kebutuhan air tanaman, dan grafik jadwal irigasi. Untuk
menentukan metode perhitungan dapat memilih menu schedule → criteria.
Digunakan untuk mengubah metode perhitungan standar yang telah digunakan
dalam program ini baik dalam pembuatan tabel maupun grafik. Metode
perhitungan ini dapat diubah adalah Eto, curah hujan, curah hujan efektif, dan
penjadwalan irigasi.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil
Data curah hujan kota samarinda
Stasiun Iklim : Temindung
Kota : Samarinda
Koordinat : 117o 09’ 12” BT, 0o 29’ 33” LS
TMean RH
Bulan n/N (%) Kec. Angin CH (mm)
(oC) mean(%)

Januari 27.17 82 36 Low 244

Februari 27.59 81 43 Low 177

Maret 27.47 81 39 Low 260

April 27.57 84 41 Low 266

Mei 27.70 84 44 Low 223

Juni 27.21 83 39 Low 145

Juli 26.99 83 44 Low 186

Agustus 26.97 81 46 Low 106

September 27.89 81 39 Low 148

Oktober 27.65 83 41 Low 187

November 24.76 83 38 Low 243

Desember 24.77 83 33 Low 227


4.2 Pembahasan
Berdasarkan data curah hujan diatas dapat dimasukkan kedalam software
Cropwater

Rata rata temperature dalam dari bulan janurari sampai bulan desember
adalah 27 oC. kelembapan udara adalah sebanyak 80%,kecepatan angin termasuk
dalam kategori low yakni 1 m/s,intesitas matahari(lama penyinaran ) adalah
sebanyak 40%

Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan Pada bulan januari curah hujan
sebanyak 244 mm, febuari 177mm. maret 260 mm,April 266, mei 223,juni 145,juli
186 agustus 106 mm, September 148, oktober 187 mm,November 243, dam bulan
desember 227 mm rata rata curah hujan pertahun adalah 2412 mm. Dari gambar
diatas terdapat perbedaan yakni pada bulan januari-mei dan November-desember
curah hujan lebih tinggi berarti masuk kedalam musim penghujan sedangkan pada
bulan juni -oktober curah hujan lebih rendah yang dimana pada bulan bulan ini
terjadi musim kemarau.

Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan pada saat penanaman tidak


terlalu membutuhkan banyak air, kemudian pada fase petumbuhan kebutuhan air
meningkat lalu pada saat mendekati masa panen kebutuhan air menurun.

Tanah yang akan ditanami berjenis Red Loamy dengan maksimum kapasitas
infiltarsi 30mm/hari, dengan maksimum kedalaman akar 900 cm
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dalam perencanaan pengairan, yang perlu mendapat perhatian ialah
kebutuhan air atau evapotranspirasi tanaman. Evapotranspirasi (ET)
adalah jumlah air air total yang dikembalikan lagi ke atmosfer dari
permukaan tanah, badan air, dan vegetasi oleh adanya pengaruh faktor-
faktor iklim dan fisiologis vegetasi. ET merupakan gabungan antara
evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses penguapan yaitu
perubahan dari zat cair menjadi uap air atau gas dari semua bentuk
permukaa kecuali vegetasi
CropWat merupakan software aplikasi untuk perencanaan dan
pengelolaan irigasi yang dikembangkan oleh beberapa ilmuan. Fungsi
utamanya yaitu untuk menghitung evapotranspirasi acuan, kebutuhan air
dan irigasi tanaman, membuat dan mengembangkan jadwal irigasi serta
skema pasokan air pada kondisi manajemen yang bervariasi, serta untuk
memperkirakan produksi pada lahan kering dan tadah hujan.
5.2 Saran
Sebaiknya pratikum yang dilakukan tidak ditunda tunda agar
mahasiswa/I bias dengan mudah menyesuaikan waktu . dan juga
pratikum sebaiknya dilakukan lebih dari sekali agar mahasiswa/I bias
lebih memahami dalam menggunakan software Cropwat
DAFTAR PUSTAKA
Asdak. 1998.Hidrologi dan Pengaturan DAS.UGM Press. YogyakartaKartosapoetro,
Sutedjo. 1997.
Herliyani at al, 2012. Identifikasi Saluran Primer Dan Sekunder Daerah Irigasi Kunyit
Kabupaten Tanah Laut. Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Banjarmasin.
Jurnal Intekna, Tahun Xii, No. 2: 132 - 139 
Notohadiprawiro, T. 1992. Sawah Dalam Tata Guna Lahan. Fakultas Pertanian
UPN.Yogyakarta.
Gordon, Judit R.1993. A Diagnostic Approach to Organizational Behavior Boston: Allyn
and Bacon.
Suwardji. 2004b. Menuju kedaulatan pangan untuk petani miskin di lahan kering melalui
LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture): Position Paper yang
disampaikan pada pertemuan VECO-Indonesia dan Partner se Indonesia di Sindu
Beach, Sanur Bali. 19-22 Agustus 2004.
Sinclair, L. 1987. Agriculture must be ecologically sustaiable to feed the earth, says New
World Resource Institute,. Ambio 16 (5) : 278-279.
Squires, V. Dan P. Tow. 1991. Dryland Farming: A system Approach. Sydney University
Press.
Sudjarwadi, 1990. Teori dan Praktek Irigasi. Pusat Antar Universitas Ilmu Teknik, UGM,
Yogyakarta.
Suyana, at al.1999. Evaluasi Sumbangan Hara dan Kualitas Air dari Irigasi Bengawan
Solo. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Negeri Sebelas Maret.
Surakarta.
Wirawan. 1991. Pengembangan dan Pemanfaatan Lahan Sawah Irigasi, hal 141- 167.
dalam E. Pasandaran (edt). Irigasi di Indonesia Strategi dan Pengembangan.
LP3ES. Jakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai