Anda di halaman 1dari 9

PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR

(Fatikhu Yatuni Asmara)

Penampilan Umum
1. Postur
Bayi matur: fleksi ektremitas atas dan bawah
Bayi postmatur: postur lemas dan ekstensi
2. Warna
a. Pink, merah saat menangis atau BAB
b. Sianosis
1) Akrosianosis: sianosis akral (gangguan sirkulasi perifer ketika bayi
kedinginan)
2) Circumoral sianosis: sianosis sekitar mulut ketika menangis atau minum,
menunjukkan gangguan jantung
c. Jaundice, kuning yang tampak di kulit, sclera dan mukosa.
1) Fisiologis: timbul setelah 24 jam pertama, berkurang setelah bayi minum
2) Patologis: timbul dalam 24 jam pertama, karena gangguan system hematology
atau konjugasi bilirubin
3. Penampilan kulit
a. Turgor elastis
b. Kulit tebal, vena tidak terlihat
c. Ekimosis dan peteki pada persalinan sulit dan tindakan
d. Verniks kaseosa
Substansi seperti krim keju, putih, tebal pada kehamilan lebih dari 36 minggu,
ditemukan di aksila. Verniks bias diabsorbsi oleh kulit atau hilang saat mandi
e. Milia
Papula putih, kesil di hidung dan dagu, hilang dengan sendirinya.
f. Lanugo
Rambut halus yang ditemukan di bahu, punggung, lengan atas, hilang saat ganti
baju atau gesekan dengan sprei
g. Tanda lahir
Pigmented (lebih gelap daripada kulit), mengandung melanin
Vascular nevi, berisi pembuluh darah, warna kemerahan
4. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah saat lahir: 80/46 mmHg, setelah 1-3 hari turun menjadi 65/41
mmHg
b. Pernapasan: 30-60 kali permenit
c. Nadi: 120-160 kali permenit, saat tidur 100 kali permenit, saat menangis 180 kali
permenit. Pengukuran nadi dilakukan di ictus cordis, mid clavicula 3-4
d. Pulse dapat ditemukan di brachial, radial, femoral, popliteal, pedis
e. Capillary refill time: kurang dari 3 detik
f. Suhu: 36,4-37,2oC; tempat pengukuran di aksila, anus/rectal, timpani
5. Berat badan
Pengukuran dilakukan saat bayi telanjang dan posisi supine. BB menurun 5-10% pada
hari 4-5 peningkatan berat bayi minimal 30 gr/hari
6. Panjang
Diukur dari fontanel anterior ke tumit
7. Lingkar kepala
Diukur dari atas alis, ke atas pinna telinga dan oksiput yang paling menonjol, nilai
normal 35,5 cm, 2 cm lebih panjang dari lingkar dada
8. Lingkar dada
Diukur dari atas nipple sampai batas bawah scapula, nilai normal 33 cm

Detail
1. Kepala
a. Molding (penumpukan sutura) hilang dalam beberapa hari
b. Paralise wajah saat menangis
c. Hipertelorisme, jarak antara kantus dalam lebih dari 3 cm
d. Fontanel
1) Anterior atau bregma, bentuk seperti belah ketupat, menutup setelah 12-18
bulan
2) Posterior, bentuk segitiga, menutup setelah 8-12 minggu
e. Caput succedenum, karena tekanan antara presentasi dan servik saat persalinan,
hilang 24-48 jam
f. Cephal hematoma, darah antara periosteum dan tulang kepala
2. Mata
Adanya edema kelopak, pupil simetris, berkedip, strabismus dan nistagmus
3. Hidung
Perjalanan udara, secret, adanya cuping hidung
4. Mulut
Simetris, cleft lip, palatum durum dan mole, uvula, gigi, sariawan
5. Telinga
Letak terpotong oleh garis imaginer dari kantus luar, telinga luar terisi verniks dan
darah
6. Leher
Pendek, menopang pergerakan kepala sehingga tidak jatuh
Webbing, biasanya ditemukan pada bayi dengan kelainan kromosom
7. Dada
a. Terdapat breast engorgement (terdapat bendungan ASI) karena hormon maternal,
hilang setelah 2-3 hari
b. Pernapasan
1) Saat tidur bayi bernapas tenang, irregular, mulut tertutup dan udara melalui
hidung tanpa kembang kempis
2) Ada pergerakan dada yang berlawanan dengan perut
3) Auskultasi dada dan punggung, mungkin bunyi napas dan bising usus
tercampur
4) Tidak ada retraksi dan napas abnormal
c. Bunyi jantung
Terdengar jelas di apeks, murmur di bunyi jantung I dan II normal selama 6-12
jam pertama setelah lahir
8. Abdomen
a. Rounded atau protuberant karena kelemahan otot
abdomen, bentuk scapoid karena hernia diafragma
b. Kaji umbilicus, kemungkinan adanya tanda-tanda infeksi
9. Genetalia
a. Female: labia bengkak karena pengaruh hormon
maternal, terdapat vaginal discharge yaitu blood tinged (pseudomens) karena
putus estrogen saat lahir
b. Male: kemungkinan terdapat hipospadi, epispadi, spina
bifida, cryptorchidism (undesendent testis), hidrokel
10. Backs (punggung)
Vertebrae harus lurus, spina bifida, atresia ani
11. Ekstremitas atas dan bawah
Fleksi, polidaktili dan sindaktili

Refleks
1. Rooting dan Sucking, meletakkan objek di sudut
mulut, bayi akan mengikuti dan dihisap
2. Grasping, menggenggam objek yang diletakkan di
tangan
3. Moro, refleks simetris untuk respon terhadap kejutan
berupa ekstensi dengan tangan terbuka, diikuti fleksi dan adduksi
4. Startle, proteksi suara keras atau gerakan tiba-tiba
berupa abduksi dan fleksi semua ekstremitas disertai menangis
5. Stepping, gerakan melangkah jika bayi diberdirikan
6. Tonik, pada saat tidur, ekstremitas yang
dihadap/dimana kepala bayi menoleh, ekstensi sedang ekstremitas lainnya sebaliknya
7. Reflek proteksi: berkedip, batuk, bersin, menguap
PENGKAJIAN BAYI BERDASARKAN UMUR KEHAMILAN

Pengkajian ini dilakukan untuk membedakan usia kehamilan pada saat bayi
dilahirkan, apakah bayi dilahirkan premature, matur atau postmatur, disesuaikan usia
kehamilan matur adalah 40 minggu. Pengkajian ini harus dilakukan segera setelah bayi
lahir karena lingkungan ekstrauterin dapat mengubah karakteristik bayi premature.
A. Karakteristik Fisik
1. Kulit dan verniks
Kulit bayi premature tipis, pink dan lembut hampir transparan (tampak pembuluh
darah terutama di abdomen) dan tertutup oleh verniks yang tebal. Dengan
bertambah umur kulit menjadi lebih tebal dan padat. Bayi postmatur tidak
memiliki verniks dengan kulit yang pecah-pecah.
2. Lanugo
Lanugo mulai tumbuh pada bayi dengan usia gestasi 20 minggu dan menghilang
mulai dari muka, badan dan ekstremitas. Pada bayi matur lanugo hanya ditemukan
di bahu.
3. Garis telapak kaki
Garis telapak kaki pada bayi premature tampak banyak dan dalam, hampir
menutup 2/3 permukaan telapak kaki. Dengan bertambahnya umur kehamilan,
garis ini akan menghilang sampai ke tumit. Pada bayi postmatur, garis telapak
kaki menjadi lebih dalam disertai pengelupasan.
4. Payudara dan areola
Nipple terbentuk di awal kehamilan, tetapi areola baru muncul setelah umur
kehamilan mencapai 34 minggu. Bayi yang dilahirkan kurang dari 36 minggu
tidak memiliki jaringan di payudaranya. Pada umur kehamilan 36 minggu terdapat
nodul 1-2 mm.
5. Bentuk telinga dan kartilago
Bayi yang dilahirkan saat usia kehamilan kurang dari 33 minggu memiliki telinga
yang datar. Namun kaena bentuk telinga yang bervariasi pada masing-masing
individu, maka kartilago lebih akurat untuk menentukan umur kehamilan.
Kartilago mulai terbentuk saat usia kehamilan mencapai 32 minggu dan pada usia
40 minggu telinga dapat berdiri tegak menjauhi kepala.
6. Genetalia
Pada bayi wanita yang premature, klitoris tampak karena labia mayora kecil dan
terpisah dari labia minora. Pada bayi laki-laki, testis mungkin masih dalam
abdomen atau belum turun ke kantong skrotum, karena testis turun ke kantong
skrotum setelah usia kehamilan 37 minggu dan turun lengkap setelah kehamilan
40 minggu.
7. Rambut
Rambut tampak seperti ikatan dan bergulung mirip kain wool pada bayi
premature. Dibandingkan dengan bayi matur, rambutnya lebih halus dan rata
tanpa ikatan. Pengkajian rambut perlu dibersihkan dari verniks untuk mengetahui
variasi tekstur dan karakteristik rambut.
8. Kuku
Sekitar umur kehamilan 20 minggu, kuku mulai tumbuh bertahap hingga menutup
tempat kuku di jari. Kuku yang panjang melebihi batas jari merupakan
karakteristik bayi postmatur.
9. Bentuk tulang tengkorak
Tulang tengorak teraba lunak terutama daerah fontanel dan sutura. Pada bayi
matur, sutura akan sulit untuk berpindah atau berubah.
B. Perkembangan Neuromuskular (Ballard
Scale)
1. Postur istirahat
Postur istirahat bayi baru lahir dapat menunjukkan status neuromuscular nya.
Postur istirahat pada bayi premature sedikit fleksi pada ekstremitas atas dan
bawah. Pada umur kehamilan sekitar 30 minggu, terdapat fleksi ringan pad kaki
dan lutut. Fleksi pada panggul menyebabkan posisi katak yang khas pada bayi
premature.
2. Fleksi pergelangan tangan dan kaki
Pada bayi premature, jika pergelangan kaki didorsofleksikan maka antara tungkai
bawah dan punggung kaki akan membentuk sudut 45-90o. pada bayi matur dalam
kondisi yang sama, punggung kaki bisa menyentuh tungkai bawah. Begitu juga
halnya dengan pergelangan tangan jika diplantarfleksikan, akan menyentuh
lengan bawah pada bayi matur dan tidak menyentuh pada bayi premature.
3. Tanda scraf
Yaitu pengkajian dengan menarik tangan melewati tubuh ke arah yang
berlawanan. Pada bayi matur, siku tidak akan melewati garis tengah sedangkan
pada bayi premature siku melewati garis tengah
4. Tumit ke telinga
Berupa pengkajian dengan menarik tumit ke telinga tanpa paksaan. Pada bayi
premature, tumit akan mencapai telinga karena tahanan minimal dan tungkai akan
fleksi tetapi pada bayi matur tumit tidak mencapai telinga.
5. Sudut popliteal
Bayi premature memiliki sudut popliteal lebih besar dibandingkan bayi matur
karena memiliki tonus otot yang kurang.

6. Posisi ventral
Jika bayi diposisikan tengkurap dengan disangga pada dada dan abdomen maka
bayi matur akan ditemukan ekstensi kepala, punggung tegang dan fleksi lengan
dan kaki. Sedangkan pada bayi premature ditemukan sebaliknya.
7. Kekuatan leher
Ketika posisi bayi supine dan didudukkan maka bayi matur akan menegakkan
kepalanya dan pada bayi premature sebaliknya.
8. Refleks
Banyak refleks yang lebih lemah atau tidak ada
MEMANDIKAN BAYI DAN PERAWATAN TALI PUSAT
(Ns. Fatikhu Yatuni Asmara, SKep)

Alat:
 Waskom berisi air hangat
 Handuk kering
 Washlap
 Sabun dan shampoo bayi
 Pakaian bersih
1. Mata
a. Gunakan kapas atau washlap bersih untuk masing-masing mata untuk mencegah
kontaminasi antar mata
b. Usap/bersihkan dari kantus dalam keluar untuk mencegah mikroorganisme masuk
ke dalam saluran air mata.
c. Observasi adanya kemerahan, bengkak, pengeluaran
2. Wajah
Bersihkan wajah dengan air bersih, gunakan kapas atau washlap
3. Hidung dan telinga
a. Gunakan cotton bud kecil yang lembut dan basah untuk mengeluarkan kotoran
hidung. Hal ini boleh tidak dilakukan karena bayi memiliki reflek protektif
dengan bersin untuk mengeluarkan kotoran hidung.
b. Cotton bud yang sama dapat juga digunakan untuk membersihkan bagian luar
telinga, tidak boleh memasukkan apapun ke dalam telinga dan hidung
4. Kepala
a. Selimuti bayi dengan handuk atau selimut dan gendong dalam posisi football.
b. Gunakan shampoo atau sabun yang sama untuk mandi.
c. Cuci kepala dengan washlap basah atau basuh kepala bayi di atas waskom.
d. Keringkan segera
e. Basuh kepala tiap kali bayi dimandikan untuk mencegah terjadinya cradle cap
(dermatitis pada bayi berupa substansi tebal, kuning, dan berlemak)
f. Hindari memberikan minyak pada rambut bayi karena dapat menyebabkan
munculnya cradle cap
5. Badan dan ekstremitas
a. Perhatikan daerah khusus seperti di bawah dagu, telapak tangan antara jari dan
jempol serta area lain dimana kulit ssling bersentuhan
b. Cuci dan keringkan dengan baik, terutama area-area tersebut
6. Genitalia
a. Pada bayi laki-laki yang belum disirkumsisi , penis harus dibersihkan seperti
bagian lain
b. Jika kulit luar retraksi maka tidak boleh didorong kecuali jika mudah, dan harus
dikembalikan lagi untuk menutup gland penis
c. Pada bayi laki-laki yang disirkumsisi, bersihkan penis dengan lembut,
menggunakan kapas lembut dengan air hangat. Jelly petroleum steril dapat
dioleskan di sekitar penis
d. Observasi adanya perdarahan
e. Untuk bayi wanita, bersihkan labia dengan lembut dengan menggunakan kapas
lembut dari depan ke belakang dan tiap bagian labia menggunakan kapas yang
berbeda
7. Perawatan tali pusat
Alat: kassa, alcohol
Cara: bersihkan umbilikus dan kulit sekitarnya dengan kassa yang dibasahi alkohol,
keringkan. Bungkus umbilikus dengan kassa kering dan diikat dengan ikatan di
samping

Referensi:
Pillitteri A. Maternal and child health nursing: care of the childbearing and
childrearing family. 3rd edition. Philadelphia: Lippincott. 1999

Reeder SJ, Martin L, Koniak-Griffin D. Maternity nursing: family, newborn, and


women’s health care. Philadelphia: Lippincott. 1997.

Wong DL. Maternal child nursing care. 2nd edition. St. Louise: Mosby. Inc. 2002

Anda mungkin juga menyukai